Disusun oleh :
NOBAL ARDHINATA RAHADIAN
10/301352/TK/36943
MUKHLIS NUR AFIFI
10/305223/TK/37420
Disusun oleh :
NOBAL ARDHINATA RAHADIAN
10/301352/TK/36943
MUKHLIS NUR AFIFI
10/305223/TK/37420
i
[bukti pelaksanaan kerja praktik]
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wataala
atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kerja praktek dan dapat menyusun laporan pelaksanaan kerja
praktek dengan judul Studi pengaruh arus urutan nol dan negatif untuk
mendeteksi gangguan tanah pada motor menggunakan Relay GE Multilin
Indonesia Power UBP Suralaya Unit 5-7. Laporan ini disusun sebagai hasil akhir
kerja praktek yang dilaksanakan mulai tanggal 16 September 2013 sampai dengan
16 Oktober 2013.
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi S1 pada Jurusan Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Melalui kerja
praktek ini penulis dapat melihat dan merasakan secara langsung atmosfir dunia
kerja
Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada yang telah membantu pelaksanaan dan
penyususnan
Laporan Kerja Praktek ini, khususnya kepada
1. ALLAH SWT yang telah membimbing dan meridhoi hamba sehingga kerja
praktek di Indonesia Power UBP Suralaya dapat berlangsung dengan baik dan
dimudahkan
2. Bapak Drs. Sulistyo dan Dra. Retno Wulaningsih selaku orang tua yang telah
mendukung dan menyemangati sehingga kerja praktek di Indonesia Power
UBP Suralaya dapat terlaksana dengan sangat baik
3. Bapak Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
iii
5. Bapak Budiharjo selaku supervisor senior
6. Bapak Didik sebagai supervisor rele, meter dan telkom yang juga sebagi
mentor kami.
7. Bapak Herdiansyah sebagai teknisi rele, meter, dan telkom yang telah
memberi kita motivasi
8. Mas Hamdan sebagai teknisi rele, meter, dan telkom yang telah mengajak dan
membimbing kita saat survei lapangan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
1 BAB I ........................................................................................................ 1
2.3 Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power ........... 11
2.4 Budaya perusahaan, Lima filosofi Perusahaan dan Tujuh nilai Perusahaan
PT. INDONESIA POWER (IP-HaPPPI) ................................................ 13
4 BAB IV ................................................................................................... 47
vi
4.5.2 Analisa hubungan antara unbalance relay dan ground fault relay . 63
5 BAB V .................................................................................................... 65
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Indonesia Power UBP PLTU Tambak Lorok, Semarang ................... 7
viii
Gambar 3.6 Arus urutan positif dan negatif pada kondisi fasa terbuka
dengan dan tanpa beban statis ............................................................. 45
Gambar 4.7 Grafik hubungan ketidakseimbanga fasa terhadap arus urutan nol,
urutan positif dan uruta nol untuk Unbalance alarm ....................... 58
Gambar 4.8 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance alarm ... 58
Gambar 4.9 Grafik hubungan ketidakseimbangan fasa terhadap arus urutan nol,
urutan positif dan uruta nol untuk Unbalance trip .......................... 59
Gambar 4.10 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance trip ..... 60
Gambar 4.11 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance alarm . 62
Gambar 4.12 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance trip ..... 63
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Hasil perhitungan untuk mendapati unbalance alarm itu bekerja ......... 57
Tabel 4.3 Hasil perhitungan untuk mendapati unbalance trip itu bekerja............. 59
x
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga,
seperti PLTU, PLTN, PLTA, dan lain-lain. Bagian utama dari pembangkit listrik
ini adalah generator, yakni mesin berputar yang mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar
listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber
energi yang sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit listrik. PLTU adalah suatu
pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar
oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan air yang
dipanaskan oleh bahan bakar di dalam ruang bakar (boiler). Salah satu jenis PLTU
adalah PLTU berbahan bakar batubara. PLTU berbahan bakar batubara sangat
fital penggunaannya di Indonesia maupun di dunia. PLTU batubara merupakan
sumber utama energi di dunia. Dimana 60 % pasokan listrik dunia masih
bertumpu pada PLTU berbahan bakar batubara. PLTU merupakan suatu sistem
yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kebutuhan
listrik di Indonesia merupakan sesuatu yang vital bagi rakyat Indonesia.
Kebutuhan listrik paling banyak di Indonesia dihasilkan oleh 2 pembangkit listrik
tenaga uap, PLTU Suralaya dan PLTU Paiton. Dan kebutuhan ini semakin
meningkat setiap tahunnya. Hal ini karena energi listrik telah menjadi kebutuhan
primer di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman dan berkembangnya
teknologi berbanding lurus dengan kebutuhan energi listrik. Dan hampir seluruh
aspek kehidupan diIndonesia bergantung pada ketersediaan energi listrik
3
2 BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Sebagai dampaknya, pada tahun 1994, PLN dirubah statusnya dari Perum
menjadi PERSERO.Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN
(Persero) membentuk dua anak perusahaan yang bertujuan untuk memisahkan
misi sosial dan misi komersial yang diemban badan usaha milik Negara (BUMN)
tersebut. Salah satu dari anak usaha PLN tersebut adalah PT Pembangkitan
Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. PLN PJB
I ini adalah anak perusahaan PT PLN (Persero) yang focus pada usaha komersial
pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.
4
Kemudian pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahun
PLN PJB I yang kelima, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan
perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini
merupakan upaya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis
ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan. Bisnis
utama PT Indonesian Power adalah pengoperasian pembangkit listrik di Jawa dan
Bali yang tersebar di 8 lokasi. Unit usaha pembangkitan PT Indonesia Power
diberi nama Unit Bisnis Pembangkitan (UBP). Delapan UBP itu antara lain :
6
6. UBP Semarang, mengoperasikan PLTU Tambak Lorok, Semarang unit 1,2, dan
3. PLTGU Tambak Lorok blok I dan II, serta PLTG Cilacap
7
Selain UBP, PT Indonesia Power juga mempunyai unit bisnis yang khusus
bergerak di bidang jasa Operation and Maintenance (O&M), yakni Unit Bisnis
Operasi dan Pemeliharaan (UBOH). PT Indonesia Power juga memiliki anak
perusahaan yang bergerak di bidang trading batubara yaitu PT Artha Daya
Coalindo dan PT Cogindo Daya Bersama yang bergerak di bidang co-generation
dan energy outsourcing.
2.1 Pendahuluan
Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam
kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Sebagaimana
telah diketahui untuk memperoleh energi listrik ini harus melalui suatu proses
yang panjang dan rumit, namun mengingat sifat dari energi listrik ini yang mudah
disalurkan dan mudah untuk dikonversikan (convertible) ke dalam bentuk energi
lain seperti menjadi energi cahaya, energi kalor, energi kimia, energi mekanik,
suara, gambar (visual), dan sebagainya. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas
telah digunakan untuk keperluan rumah tangga, komersial, instansi instansi
pemerintah, industri, dan sebagainya. Karena kebutuhan manusia terhadap listrik
yang begitu besar, maka dibangunlah pembangkit listrik. Pembangkit listrik dapat
dibedakan menjadi :
PLTU merupakan salah satu dari jenis pembangkit tenaga listrik yang
digunakan di Indonesia. Khususnya, PLTU batubara merupakan jenis pembangkit
yang sangat cocok digunakan mengingat potensi kekayaan sumber daya alam di
Indonesia dalam hal ini batubara tersedia sangat banyak di beberapa pulau di
Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Oleh karena itu
prospek PLTU batubara di Indonesia sangat cerah dan sangat strategis karena
bangsa ini dapat memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan batubara untuk
pembangkit tenaga listrik.
Suralaya 3400,00
Priok 1.444,08
Saguling 797,36
Kamojang 360,00
Mrica 306,44
Semarang 1.414,16
Perak-Grati 864,08
Bali 335,07
Jawa-Bali 6756
10
2.3 Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power
Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia dan dalam
rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power
mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power
telah melakukan langkah langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang
ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha usaha lainnya yang berkaitan,
berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. Dalam pengembangan usaha
penunjang di dalam bidang pembangkit tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah
membentuk anak perusahaan yaitu PT. Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha
Daya Coalindo. PT. Cogindo Daya Bersama bergerak dalam bidang jasa
pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration, energy
outsourcing, energy efficiency assessment package dan distributed generation.
Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo bergerak dalam bidang perdagangan
batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan bakar lainnya yang diharapkan
menjadi perusahaan trading batubara yang menangani kegiatan terintegrasi di
dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan lainnya yang bernilai tambah, baik
sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain yang mempunyai potensi sinergis.
1. Visi
Visi yang ingin dicapai oleh PT Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan Suralaya adalah
Menjadi Perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabat dengan lingkungan.
11
PT PJB PT Indonesia Power 1.1.1.1 IPP
Tanpa
Bidding 1.5 bidding
PT PLN (Persero)
1.2 Single Buyer
Energi
Energi
Energi
1.3 Transmisi Energi
PLN P3B
Energi
12
industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
3. Motto
Motto yang digunakan oleh PT Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan Suralaya adalah BERSAMA KITA MAJU
4. Tujuan
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang
berwawasan lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
5. Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
13
a. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu
keyakinan akan nilai-nilai atau filosofi.
b. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang
dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya
perusahaan tersebut. Di PT Indonesia Power, nilai ini disebut
dengan Filosofi Perusahaan.
c. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara
seseorang menilai sesuatu.
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan
perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut,
filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT.
INDONESIA POWER (IP-HaPPPI).
2. Lima filosofi Perusahaan
Lima filosofi perusahaan yang dimiliki oleh PT Indonesia
Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya adalah
a. Mengutamakan pasar dan pelanggan.
Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan
yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan.
b. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.
Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia,
teknologi financial dan proses bisnis yang handal dengan
semangat untuk memenangkan persaingan.
c. Memelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara optimal.
d. Menjunjung tinggi Memberi etika bisnis.
Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis
internasional.
e. penghargaan atas prestasi.
Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai
kinerja perusahaan yang maksimal.
14
3. Tujuh Nilai Perusahaan PT. Indonesia Power (Ip-Happpi) :
Tujuh nilai perusahaan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan
Suralaya antara lain :
a. Integritas
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang
terbaik kepada perusahaan.
b. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai
bidang.
c. Harmoni, serasi, selaras, seimbang, dalam :
- Pengembangan kualitas pribadi,
- Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
- Hubungan dengan lingkungan hidup
d. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stake holder.
e. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta
memelihara lingkungan sekitar.
f. Pembelajar
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan
kemudian berbagi dengan orang lain.
g. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru
dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik
proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.
15
2.5 Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi
Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan
dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit
beban dasar dengan biaya murah.
b. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun
biaya pemeliharaan.
c. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
d. Meningkatkan keandalan pola pembangkit.
e. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
Adapun mengenai program kerja di bidang produksi :
a. Mengoptimalkan kemampuan produksi.
b. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit :
- Efisiensi thermal
- Efisiensi pemeliharaan
- Pengawasan volume dan mutu bahan bakar
c. Melakukan optimasi biaya bahan bakar.
d. Meningkatkan keandalan pembangkit.
e. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan.
16
1. Bentuk
a. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar
jenis huruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD
menandakan font yang kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan
TENAGA LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama
perusahaan.
c. Titik / bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
2. Warna
a. Merah
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi
tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
b. Biru
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :
- Berteknologi tinggi
- Efisien
- Aman
- Ramah lingkungan
17
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi
primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun
dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alasan
mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah:
a. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut
dipandang tidak produktif untuk pertanian.
b. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal
ini baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan bahan baku,
dan ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses.
c. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar
pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang
masih di impor dari luar negeri.
d. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada
jalan namun dengan kondisi yang belum begitu baik.
e. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit
sehingga tidak perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna
pemasangan saluran transmisi kelistrikan.
f. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya
memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat.
g. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari
sisa penbakaran batu bara.
h. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan
pembangunan.
i. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan
laut.
j. Menimbang kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan beban
terbesar, maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan
daya yang besar di Pulau Jawa.
Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya memiliki kapasitas
daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di Indonesia. PLTU
Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :
18
Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-
masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya
dimulai pada bulan Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985
dan telah beroperasi sejak tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4
April 1984 untuk unit 1 dan 26 Maret 1985 untuk unit 2.
Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-
masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya
dimulai paada bulan Juni 1985 dan berakhir sampai dengan
bulan Desember 1989. dan telah beroperasi sejak 6 Februari
1989 untuk unit 3 dan 6 Nopember 1989 untuk unit 4.
Tahap III : Membangun tiga unit PLTU, yaitu 5,6, dan 7 yang masing-
masing berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak
bulan Januari 1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober
1996 untuk unit 5. untuk unit 6 pada bulan April 1997 dan
Oktober 1997 untuk unit 7.
Tabel 2.2 Periode Pembangunan UBP Suralaya
No. Item Unit I Unit II Unit III Unit IV Unit V Unit VI Unit VII
Konstruksi
1. 1980 1984 1994
dimulai
19
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek
Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing
dari Montreal Engeneering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4
sedangkan untuk Unit 5 s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI)
Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya
dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.
Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit listrik
Tenaga Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England.
PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu daya sebagai penggerak
peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi black out pada sistem kelistrikan Jawa-
Bali.
20
Gambar 2.12 Lokasi PLTU Suralaya
Luas area PLTU Suralaya adalah 254 ha, yang terlihat pada Tabel 2.3
A Gedung Sentral 30
B Ash Valley 8
C Kompleks Perumahan 30
D Coal Yard 20
Jumlah 254
21
Gambar 2.13 Denah PLTU Suralaya
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara
umum dapat dikatakan, strutur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula. PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya,
secara struktural pucuk pimpinannya dipegang oleh seorang General Manajer
yang dibantu oleh Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. ( terlampir )
22
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi
peralatan antara lain :
23
3 BAB III
DASAR TEORI
25
Hubung singkat yang paling banyak terjadi pada sistem tenaga adalah
hubung singkat satu fasa ke tanah, sekitar 85% dari keseluruhan kejadian hubung
singkat. Hubung singkat fasa ke fasa sekitar 8%, dua fasa ke tanah 5%, dan tiga
fasae ke tanah kira-kira 2%. Bagian sistem tenaga yang paling banyak mengalami
hubung singkat adalah saluran udara, kira-kira 50% sedangkan pada kabel hanya
10%. Switchgear dan transformator berturut-turut sekitar 15% dan 12%. Sisanya
13% terjadi pada bagian lainnya.
26
Metode untuk membedakan dan melokalisir gangguan dapat dikelompokkan
menjadi dua, pertama yang didasarkan pada lokasi gangguan, dan kedua pada
jenis gangguan.
1) Metode yang didasarkan pada lokasi gangguan, bertolak dari jawaban atas
pertanyaan:
a) Apakah gangguan itu berada di dalam atau di luar zone proteksi?
b) Apakah berada di dalam zone utama atau zone backup?
c) Apakah gangguan berada di sebelah depan atau belakang?
Keadaan tersebut dibedakan berdasarkan hal-hal berikut:
1) Pembedaan dengan waktu pelepasan gangguan
2) Pembedaan dengan besar arus gangguan
3) Pembedaan dengan waktu dan arah gangguan
4) Pembedaan dengan jarak gangguan
5) Pembedaan dengan gabungan waktu dan besar arus, atau
6) Pembedaan dengan gabungan waktu dan jarak gangguan
7) Pembedaan dengan keseimbangan arus
8) Pembedaan dengan arah aliran daya
9) Pembedaan dengan sudut fasa
Metode yang didasarkan pada jenis gangguan, apakah itu gangguan ke
tanah, dan itu gangguan unbalance.
Hal tersebut dibedakan menggunakan:
1) Rangkaian urutan nul, untuk gangguan ke tanah,
2) Rangkaian urutan negatif, untuk gangguan unbalance
27
Dalam skema sederhana dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1
28
generator sangat tidak dikehendaki karena sangat mengganggu sistem, terutama
generator yang berdaya besar.
Dan juga karena letaknya di hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah
trip tetapi juga harus aman bagi generator, walaupun didalam sistem banyak
terjadi gangguan. Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka
dilengkapilah generatordengan peralatan-peralatan proteksi. Peralatan proteksi
generator harus betul-betul mencegah kerusakan generator, karena
kerusakan generator selain akan menelan biaya perbaikan yang mahal juga
sangat mengganggu operasi sistem. Proteksi generator juga harus
mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya,
karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.
2. Thermal Loading
Pembebanan yang berlebih pada generator akan mengakibatkan kenaikan
temperatur gulungan stator (overheating) sampai isolasi menjadi rusak, sehingga
usia pemakaiannya menjadi lebih pendek. Temperatur naik juga disebabkan oleh
adanya kegagalan sistem pendingin. Pada generator besar biasanya di pasang
thermocouple pada slot stator dan sistem pendingin. Overcurrent Protection
29
dipasang untuk mengamankan generator dan di setel pada harga tertinggi beban
lebih yang masih dapat di tanggung.
Arus yang tak seimbang 3 fasa akan menghasilkan flux memotong rotor
dengan kecepatan dua kali kecepatan putar. Karena itu arus frekuensi ganda di
induksikan ke rotor, bodi dan gulungan peredam (damper winding). Oleh adanya
arus eddy yang besar pada rotor ini akan menaikkan temperatur rotor dengan
cepat sehingga mengakibatkan overheating.
Arus stator tak seimbang juga akan menimbulkan vibrasi besar dan
memanaskan stator. Proteksi yang digunakan untuk mendeteksi beban tak
seimbang pada generator besar digunakan Negative Squence Protection. Untuk
generator kecil dipasang Overload Protection.
30
bukanlah jalan yang membantu memperbaiki keadaan, sebabnya e.m.f di
induksikan ke gulungan stator sendiri. Yang termasuk ganguan stator adalah:
31
5. Gangguan Belitan Medan (Field Winding atau rotor)
Gangguan rotor, termasuk gangguan antar gulungan rotor dan konduktor ke
tanah umumnya disebabkan mekanikal atau temperature stress. Sistem medan
umumnya tidak di hubungkan ke tanah sehingga gangguan tanah yang tunggal
umumnya tidak memberikan kenaikkan arus gangguan.
Gangguan tanah yang kedua akan menghubung singkat sebagian belitan dan
menghasilkan sistem medan tak simetris, memberikan gaya tak seimbang pada
rotor.
Gaya yang semacam ini akan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada
bantalan dan distorsi poros, dan rotor akan bergetar. Proteksi rotor hubung tanah
menggunakan relay arus searah. Relay bekerja apabila salah satu (kutub positif
atau negatif) dari rangkaian penguat, hubung tanah. Untuk mendeteksi ini
digunakan Rotor Earth Fault Protection yaitu pada generator besar dan rotor
temperature indikator untuk mendeteksi overheating karena beban tak seimbang.
Jika circiut breaker medan terbuka, maka beban penuh generator akan
hilang dalam waktu 1 detik, tetapi generator akan tetap berputar sebagai induction
generator, yang menarik daya reaktif dari bus. Untuk menghindari ini generator
dirancang harus trip apabila circuit medan terbuka.
Jika generator paralel dengan generator lain, mesin akan terus berjalan
sebagai generator induksi. Menarik arus eksitasi (arus pemagnetan ) dari busbar,
32
damper winding beraksi sebagai sangkar tupai. Arus pemagnetan yang di suplai
dari unit lain akan mempengaruhi stabilitas unit-unit itu.
Hal ini akan menyebabkan overheating belitan stator dan rotor. Medan
(field) harus di pulihkan atau mesin harus di shut down sebelum kestabilan sistem
hilang. Output daya ini harus di kurangi sambil berjalan sebagai generator induksi.
Arus stator mungkin bertambah sampai di atas arus rating normal selama beraksi
sebagai generator induksi. Arus yang tinggi ini dapat menyebabkan tegangan jatuh
dan overheating belitan stator. Proteksi yang di berikan generator adalah Field
Failure Protection atau Loss of Field Protection.
Sewaktu beraksi sebagai motor, daya mengalir dari busbar ke mesin dalam
kondisi tiga fasa seimbang. Reverse power protection diberikan untuk
mengatasinya. Reverse power relay cukup mendeteksi satu fasa saja.
A. Gangguan Internal
1. Incipient Faults
Incipient Faults adalah gangguan kecil yang apabila tidak segera terdeteksi
akan membesar dan akan menyebabkan yang lebih serius seperti :
Terjadinya busur api (arc) yang kecil dan pemanasan local yang akan
disebabkan oleh :
34
Gangguan ini tidak dapat terdeteksi dari terminal transformator karena
keseimbangan arus tegangan tidak berbeda dengan kondisi normal .
Pada umumnya gangguan ini dapat segera terdeteksi karena akan selalu
timbul arus/tegangan yang tidak normal /tidak seimbang . Jenis gangguan ini
antara lain :
C. Gangguan eksternal
35
akan terjadi pembebanan lebih. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang
berlebih. Kondisi ini mungkin tidak akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila
berlangsung secara terus menerus akan memperpendek umur isolasi.
D. Gelombang Surja
Gelombang surja dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang menyambar
jaringan transmisi dan kemudian akan merambat ke gardu terdekat dimana
transformator tenaga terpasang. Walaupun hanya terjadi dalam kurun waktu
sanggat singkat (beberapa puluh mikrodetik), akan tetapi karena teganggan
puncak yang dimiliki cukup tinggi dan energi yang dikandungnya besar, maka ini
dapat menyebabkan kerusakan pada transformator tenaga. Betuk gelombang dari
petir yang dicatat dengan sebuah asilograf sinar katoda (berupa tegangan sebagai
fungsi waktu).
36
gangguan yang lebih besar dari arus pengasutan motor rotor terkunci, kecuali
untuk gangguan antar belitan.
Arus gangguan mengalir diantara belitan, namun hanya sedikit bukti
dapat dirasakan pada terminal rotor sampai gangguan tersebut berubah menja
di gangguan antar fasa atau atara fasa ke tanah.
Motor merupakan peralatan yang terhubung pada bagian akhir dari suatu
sistem tenaga elektrik, oleh karena itu rele instantaneous dapat digunakan dan
tidak ada masalah dalam hal koordinasi. Konstribusi motor induksi sebagai
sumber gangguan pada sistem relatif kecil (1/X d + offset) dan akan menghilang
dengan cepat dalam beberapa siklus,jadi tidak dibutuhkan rele arah. Ratio CT
yang dipilih sebagai masukan rele dipilih sehingga arus maksimum motor disisi
sekunder berkisar antara 4 dan 5A. Rele fasa instantaneous harus diset berada
diatas arus unsimetri rotor terkunci namun masih dibawah arus gangguan
minimum.
37
Gambar 3.2 Relay Diferensial
a). dengan ring toroidal dan rele arus lebih seketika;
b). dengan CT konvensional dan rele Diferensial
38
3.4.3.3 Proteksi Gangguan Tanah
Sebagaimana pada proteksi fasa, rele arus lebih seketika digunakan pula
untuk proteksi gangguan tanah. Apabila dimungkinkan, metode yang disediakan
adalah menggunakan CT tipe Ring, dengan ketiga konduktor motor dilewatkan
melalui jendela CT. Hal ini memberikan suatu penjumlahan magnetik dari ketiga
arus fasa sehingga keluaran sekunder CT ke rele adalah arus urutan nol (3I0).
Umumnya 50:5, tidak tergantung ukuran motor, sedangkan CT
konvensional pada Fasa
harus seukuran beban motor. Keuntungannya adalah sensitivitas tinggi dan
sekuritas baik, tetapi dibatasi oleh ukuran konduktor yang dapat dilewatkan pada
jendela CT. Seperti disebut pada seksi sebelumnya, tipikal sensitivitas adalah 5A
primer.
Untuk motor dan konduktor ukuran besar, rele gangguan tanah pada netral
harus digunakan seperti pada gambar 3.3.b. Meskipun beban mempengaruhi ratio
CT, rele gangguan tanah dapat disetel lebih sensitif dan baik dibawah beban
39
motor. Rele 50N, harus diset diatas setiap kesalahan arus residual yang dapat
ditimbulkan karena untuk kerja dengan nilai CT yang sama pada
arus asut offset dengan perbedaan tinggi. Hal ini sangat sulit untuk diketahui,
kemungkinan munculnya masalah sangat kecil bilamana burden fasa seimbang
dan tegangan CT yang disebabkan oleh arus pengasutan maksimum tidak lebih
dari 78% tegangan klas akurasi CT. Tap rele 50N, rendah dan konsekuensinya
burden menjadi tinggi, dapat dibantu dengan memaksa ketiga CT untuk jenuh
berulang kali. Tahanan pada sirkit netral dapat pula membantu. Hal ini menaikkan
burden, namun tidak boleh terlalu tinggi sehingga mengurangi sensitivitas rele.
Hal yang menjadi poin terakhir ini dapat diperbaiki selama proses start
up. Penundaan waktu harus digunakan sampai arus offset hilang/menurun,
tetapi penundaan ini putus untuk gangguan aktual. Dengan pembatasan gangguan
tanah, seperti umumnya pada sistem pensuplai Motor, arus gangguan tanah akan
lebih kecil dari gangguan fasa. Jika digunakan pentanahan resistansi tinggi, arus
gangguan tanah dalam orde 1 - 10 A. Proteksi pada gambar 3.3.b dapat
memberikan sensitivitas yang dapat diterima untuk sistem tersebut bilamana
arus gangguan tanah lebih besar dari 5A. Sensitivitas yang lebih baik dapat
dicapai bila digunakan rele Pengali (32N). Tipe ini telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Untuk penggunaan disini, sebuah rele dengan suatu koil arus dan
koil tegangan dapat dipakai.
Rele beroperasi pada perkalian tegangan dan arus.
sistem pentanahan resistansi tinggi, torka maksimum terjadi bilamana arus me
ndahului tegangan sebesar 450. Koil arus dihubungkan pada netral CT pada
tempat rele 50N, koil tegangan menyeberangi resistor pentanahan dan
paralel dengan rele 59G pada gambar sebelumnya. Polaritas dimana rele akan
beroperasi bilamana arus urutan nol mengalir menuju Motor, untuk sistem
pentanahan tinggi, arus pada tahanan pentanahan akan kecil, tetapi tegangan
urutan nol menjadi besar. Tipikal pick-up untuk rele arus lebih pengali adalah
berkisar 7 - 8 mA, dengan tegangan 69,5V. Harga ini jauh dibawah level gangguan
tanah, yaitu 1 - 10A.
40
3.4.3.4 Proteksi Thermal dan Rotor Terkunci
Proteksi ini melibatkan aplikasi rele yang sedekat mungkin cocok dengan
kurva termal dan rotor terkunci motor pada gambar 3.4. Sekali lagi perlu diingat
bahwa kurva termal Motor adalah pendekatan dari representasi zona kerusakan
termis untuk operasi umum atau normal. Rele harus beroperasi sebelum batasan
ini tercapai atau terlampaui. Selama ini keinginan tersebut dicapai dengan
menggunakan rele termis untuk proteksi termis, dan rele arus lebih waktu terbalik
untuk proteksi rotor terkunci. Proteksi ini didesain dan dikemas dalam berbagai
cara, memberikan proteksi yang baik untuk kebanyakan Motor.
Rele Termis tersedia dalam beberapa bentuk:
1. Tipe Replica dimana karakteristik pemanasan motor dekat dengan elemen
bimetal diantara unit arus pemanas. Rele ini beroperasi hanya karena arus saja.
2. Operasi rele berasal dari koil eksplorasi.
Biasanya berupa tahanan pengindera temperatur bahasa aslinya disingkat
RTD, disatukan dalam beliatan motor.
Rele beroperasi hanya karena temperatur belitan dan pengindera dileta
kkan pada motor oleh desainer pada titik panas yang paling mungkin atau pada
areal yang berbahaya. Hal ini biasanya dipakai pada Motor-Motor 250 HP
keatas, dan mungkin pula tidak terpasang pada Motor ukuran tertentu, kecuali
dinyatakan.
3. Rele yang beroperasi berdasarkan kombinasi arus dan temperatur.
41
Gambar 3.4 Tipikal proteksi beban lebih, rotor terkunci dan gangguan pada motor
Perbandingan antara kurva pengasutan Motor dan kurva rele arus lebih
waktu terbalik yang diplot bersama seperti gambar di atas ini pada gambar 3.4
dapat memberikan informasi yang salah. Hal ini dapat terjadi dimana ruang antara
arus pengasutan dan batas arus rotor terkunci sangat sempit, yang umum terdapat
pada motor-motor yang dapat dikatakan memiliki daya yang besar atau motor
besar.Seringkali pada kasus ini,kelihatannya mungkin untuk menyetel rele
arus lebih sehingga karakteristiknya diatas kurva pengasutan motor dan dibawah
batasan arus rotor terkunci, hanya untuk menemukan pada pelayan bahwa rele arus
lebih beroperasipada saat pengasutan normal dilakukan. Sesungguhnya, kurva
pengasutan motor dan operasi rele adalah dua kurva karakteristik yang sedikit
berbeda. Kurva pengasutan motor adalah penggambaran dari perubahan arus
terhadap waktu mulai dari saat rotor terkunci atau kondisi pengasutan sampai
arus operasi motor. Karakteristik operasi rele menyatakan waktu operasi untuk
berbagai harga arus konstan. Dengan rele arus lebih di setel pada 1,5 kali arus
rotor terkunci atau lebih kecil, yang akan mulai beroperasi pada waktu motor
energise, kecuali arus pengasutan turun dibawah arus pick-up sebelum waktu
kerja rele tercapai, hal ini akan menginisiasi pemutusan yang tidak diinginkan.
42
Waktu operasi rele tidak langsung tersedia dari karakteristiknya. Hal ini
merupakan perhitungan yang komplek, namunpabrik telah mengembangkan
kriteria bagi penggunaan rele individu.
Dimana Rr1 dan Rr2 adalah resistansi urutan positif dan negatif dari rotor
motor. ILR arus rotor terkunci dalam pu. Persamaan di atas menunjukkan bahwa
komponen urutan negatif mempengaruhi kenaikan temperatur motor. Jaringan
komponen simetris untuk satu fasa terbuka ditunjukkan pada gambar 3.5.
Ini adalah sirkit yang merupakan penyederhanaan dari suatu sistem yang
direpresentasikan dengan sebuah sumber dengan impedansinya ZS1 = ZS2.
Untuk dapat diekspansi untuk menunjukkan detail yang ada dari sumber atau
beban. Transformator dapat direpresentasikan berupa reaktansinya, XTR atau XT
Untuk keadaan fasa terbuka antara transformator dan motor, XT harus
ditambahkan secara seri dengan impedansi sumber sebagai harga ekivalen ZS1
43
dan ZS2. Bilamana fasa terbuka terjadi diantara sistem dan transformator, XT
tidak termasuk dalam ekivalen sumber, tetapi ditambahkan secara seri dengan
impedansi motor. Sirkit ini untuk motor yang tidak ditanahkan, seperti umumnya
dipakai. Jaringan urutan nol tidak terlibat pada keadaan satu fasa terbuka, kecuali
kedua sisi sistem maupun Motor ditanahkan.
Gambar 3.6 Arus urutan positif dan negatif pada kondisi fasa terbuka dengan dan
tanpa beban statis
(a). Fasa terbuka tanpa beban statis;
(b). Arus urutan dengan bebanstatis pada bus Motor pada keadaan
fasa terbuka disisi sistem Motor dan beban;
(c). Arus urutan dengan beban statis pada bus Motor, pada keadaan
fasa terbuka antara Motor dan beban
Apabila beban statik terhubung paralel dengan motor seperti dalam gambar 3.5,
dan dihitung dalam contoh pada gamabr 3.6.b. Putaran motor yang masih
berkelanjutan akan membangkitkan tegangan pada fasa terbuka. Hal ini sama
saja dengan memberikan tegangan secara kontinyu pada beban yang terhubung
pada fasa tersebut. Daya yang dialihkan sepanjang celah udara motor akan
mengurangi daya shift motor sehingga terjadi hentakan. Satu contoh
45
memperlihatkan bahwa motor akan menarik 20% dari rating beban dengan beban
statis tiga kali lebih besar dari beban motor atau pada 50% dari rating beban
dengan beban statis sama dengan beban motor. Dengan kata lain, rendahnya
impedansi urutan negatif motor berarti bahwa bagian terbesar dari arus urutan
negatif mengalir ke Motor yang mengakibatkan kenaikan pemanasan. Distribusi
ini ditunjukkan dalam gambar 3.6.b. Arus urutan negatif motor dapat saja lebih
rendah, seperti dalam gambar 3.6.c, hanya apabila beban statis adalah beban
satu fasa.
Hal mendasar dalam fasa terbuka adalah bahwa arus urutan positif dan
negatif sama dan berlawanan sepanjang arus urutan nol tidak terlibat. Hal ini
sangat berguna untuk mengembangkan/membangkitkan arus tidak seimbang
melalui bank transformator hubungan delta - wye. Hal tersebut, seperti halnya
perhitungan pada gambar 3.6 adalah untuk kondisi sesaat setelah fasa terbuka dan
sebelum motor melambat, stall, atau impedansi internal berubah, dan seterusnya.
Arus untuk keadaan fasa terbuka pada sisi primer Transformator wye - delta yang
mensuplai motor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7Arus tidak seimbang mengalir melalui bank Transformator delta - wyei
menuju Motor pada kondisi salah satu fasa terbuka disisi sumber
46
4 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Komponen Proteksi Relay Motor Fan 3,3 kW
47
Sehingga didapat
dan
dan
maka pada percabangan B didapat persamaan arus yang mengalir ke trip coil
sebesar
Yang menghasilkan arus 0 pada coil, sehingga tidak trip apabila fasa imbang.
sehingga didapat
dan
48
dan
maka pada percabangan B didapat persamaan arus yang mengalir ke trip coil
sebesar
Inilah arus yang menandakan bahwa fasa sedang tak imbang , ditunjukan dengan
adanya arus urutan nol.
sehingga didapat
dan
dan
maka pada percabangan B didapat persamaan arus yang mengalir ke trip coil
sebesar
ampere
karena pada hubung delta arus urutan nol tidak terdeteksi maka , agar relay tidak
mendeteksi ground leakage current CT akan dihubung delta sebagai inputannya.
Akan tetapi apabila muncul fasa yang tak imbang , arus yang terdeteksi ialah arus
urutan nol terlebih dahulu sesuai persamaan nya
50
4.1.3 Relay GE MULTILIN 269 Plus
Motor AC tiga gase telah menjadi standar dalam industri modern . Motor
ini umumnya bagus dan sangat handal bila digunakan dalam batas-batas mereka
dinilai. Motor baru, bagaimanapun, cenderung dirancang untuk berjalan lebih
dekat ke batas-batas operasional dan dengan demikian ada sedikit margin yang
tersedia untuk semua jenis pasokan normal, beban ,atau kondisi operasi .
51
satu dari berbagai sinyal output untuk metering pengontrol yang dapat diprogram
lampiran
52
Sedangkan kurva Rele GE Multilin 269 Plus terdapat pada Gambar 4.6
Ketidakseimbangan terburuk terjadi ketika salah satu fasa terjadi ketika salah satu
fasa terbuka (misalnya saat satarting atau ketika beban penuh) atau kontaktor yang
53
sudah aus. Kondisi ketika salah satu fasa putus , dengan arus beban imbang 5A
(1)
(2)
(3)
54
Jika menggunakan GE 269 Plus multilin semuanya sudah masuk jadi satu, tapi
untuk lebih spesifik ke arah negative sequence current unbalance.
Phase CT Secondary : 5
55
4.4.1 Kalkulasi kondisi trip saat Unbalaced
Untuk Kalkulasi unbalance di sesuaikan dengan data yang sudah ada dalam
peengukuran motor fan 3,3 kW pada saat over haul.
Untuk itu seperti contoh semisal ada ketidak seimbangan fasa antara ketiganya,
dapat di gambarkan diagram fasornya :
Di dapati bahwa :
56
Maka di dapati unbalace |-0,1534|x 100% = 15,34 %. Maka karna di setting 15 %
harus trip maka , relay unbalance harus memerintahkan CB untuk Trip.
Tabel 4.2 Hasil perhitungan untuk mendapati unbalance alarm itu bekerja
Deviasi antar
Ir Is It I0 I1 I2 I2/I1 fase
3,95 3,95 5,2614 0,55 4,5 0,55 10,01% 1,332
2,5 2,5 3,33 0,33 2,83 0,33 10,01% 1,332
1 1 1,332 0,133 1,13 pos 10,01% 1,332
57
Gambar 4.7 Grafik hubungan ketidakseimbanga fasa terhadap arus urutan nol,
urutan positif dan uruta nol untuk Unbalance alarm
Gambar 4.8 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance alarm
58
2. Unbalanced Trip (15% TD : 3 sec)
Tabel 4.3 Hasil perhitungan untuk mendapati unbalance trip itu bekerja
Deviasi antar
Ir Is It I0 I1 I2 I2/I1 fase
3,95 3,95 6,05456 0,76 4,71 0,76 15,08% 1,5328
2,5 2,5 3,832 0,483 2,98 0,483 15,08% 1,5328
1 1 1,5328 0,2 1,2 0,2 15,08% 1,5328
Gambar 4.9 Grafik hubungan ketidakseimbangan fasa terhadap arus urutan nol,
urutan positif dan uruta nol untuk Unbalance trip
b Deviasi perbedaan fasa seperti di bawah ini :
59
Gambar 4.10 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance trip
Besar arus agar kedua kondisi dapat terjadi secara bersamaan dapat dihitung dari
persamaan berikut:
sehingga:
1. 10 % dari perbandingan arus urutan negatif dan arus urutan positif untuk
membunyikan ALARM.
2. 15 % dari perbandingan arus urutan negatif dan arus urutan positif untuk
memberi komando pada CB untuk TRIP
Pada Relay GE Multilin 269 , pada beban yang rendah (arus rendah) maka ratio
antara arus urutan negatif dan arus urutan positif akan meningkat dikarenakan arus
urutan positif itu berbanding lurus dengan beban. Dapat di simpulkan bahwa
unbalanced relay
Pada hasil kalkulasi di dapati bahwa perbandingan arus urutan negatif dan arus
urutan positif dikalkulasi pada sisi sekunder CT. Karena arus itulah yang nantinya
dapat di deteksi oleh relay.
Pada kalkulasi di pilih nilai dari 1 Ampere 3,95 A(full load current). Dengan
membuat salah satu fasa-nya di naikkan. Percobaan ini seolah olah dibuat
gangguan single line to ground. Hal ini di capai untuk mendapati
61
ketidakseimbangan fasa yang akan membuat unbalace relay itu membunyikan
alarm atau memerintahkan CB untuk trip.
1. Unbalanced Alarm
Gambar 4.11 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance alarm
Dari grafik di atas menyatakan bahwa pada titik berapapun asal rasio deviasi
dari salah fasa tidak lebih dari 133,2% , mialnya 1A; 1A ; 1,332 A maka relay
tidak akan mendeteksinya sebagai gangguan fasa tak imbang. Sehingga nilai
133,2 % dapat dikatakan sebagai batas dari ketidakseimbangan fasa yang
menyebabkan relay membunyikan alarm. Kondisi simulasi diatas berdasarkan
asumsi gangguan satu fasa ketanah yang mana ditunjukan dengan meningkatnya
arus pada salah satu fasa. Kondisi itu juga yang sering terjadi dilapangan dengan
rasio tingkat terjadinya kejadian sekitar 85% dari total kejadian gangguan.
Kondisi diatas juga serig terjadi akibat tahanan isolasi yang menurun , atau
menurunnya impedan di salah satu fasa akibat usia, uap air , pengotor dan lain-
lain.
62
2. Unbalance Trip
Gambar 4.12 Grafik hubungan deviasi perbedaan fase untuk Unbalance trip
Seperti penjelasan pada alarm relay unbalance akan trip ketika pada kondisi
salah satu fasanya meningkat sebesar 153.238 % , yang mana akan menghasilkan
rasio arus urutan negatif dibanding arus urutan negatif sebesar 15%. Kondisi
diatas disimulasikan sebagai kondisi single fase to ground fault. Nilai tersebut di
gunakan dapat digunakan untuk menguji ketidakseimbangan fasa dengan
menaikkan salah satu fasanya agar relay itu TRIP.
4.5.2 Analisa hubungan antara unbalance relay dan ground fault relay
Agar pada saat pengujian trip unbalance dan trip ground fault bekerja secara
serempak maka diperlukan inputan-inputan arus yang tepat.Supaya arus gangguan
tanah dan fasa tak imbang dapat dideteksi secara bersamaan , maka CT tidak
boleh dihubung delta , atau Z CT harus ditanahakan.
Settingan Relay :
1. Settingan Fasa Tak Imbang :
20% (I2/I1)
2. Settingan Gangguan Tanah
1 A sekunder CT GF
63
Besar arus agar kedua kondisi dapat terjadi secara bersamaan dapat
dihitung dari persamaan berikut:
sehingga dapat diketahu bahwa arus urutan nol , positif dan negatif masing
masing adalah
J ika diterapkan pada moto ini tentu saja tidak bisa karena FLC heanya 3,95
A . Akan tetapi jika pada saat pengujian relai settigan tersebut dapat diterapkan
sebagai pembuktian rip yang disebabkan unbalance dan gangguan tanah secara
bersamaan
64
5 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Relay GE Multilin 269 dapat di gunakan untuk proteksi motor secara
keseluruhan
6. Saat ketidakseimbangan fasa itu semakin tinggi maka pada nilai tertentu
akan bekerja relay Ground Fault Relay
5.2 Saran
1. Pengujian ketidakseimbangan fasa dapat di uji dengan single line to
ground fault dengan menaikkan salah satunya pada nilai :
65
66
67