SPLN D3 19-2-2013 Spesifikasi Tiang Listrik Dan Lengkapannya Bagian 2 Tiang Beton Pratekan PDF
SPLN D3 19-2-2013 Spesifikasi Tiang Listrik Dan Lengkapannya Bagian 2 Tiang Beton Pratekan PDF
019-2: 2013
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 595.K/DIR/2013
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.019-2: 2013
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (Persero) No. 595.K/DIR/2013
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SPESIFIKASI TIANG LISTRIK DAN
LENGKAPANNYA
Bagian 2: Tiang Beton Pratekan
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi
Standardisasi
Keputusan Direksi PT PLN (Persero): No. 277.K/DIR/2012
Nara Sumber :
1. Ir. Djoko Rahardjo Abumanan
2. Buyung Sofiarto Munir, ST, MSc
3. PT Wijaya Karya Beton
4. PT Jaya Sentrikon
5. PT Kunango Jantan
SPLN D3.019-2: 2013
Daftar Isi
i
SPLN D3.019-2: 2013
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
ii
SPLN D3.019-2: 2013
Prakata
Standar Spesifikasi Tiang Listrik dan Lengkapannya, Bagian 2: Tiang Beton Pratekan ini
adalah revisi dari SPLN 93: 1991, Tiang Beton Pratekan untuk Jaringan Distribusi.
Salah satu materi revisi adalah menindaklanjuti penugasan Direktur Perencanaan dan
Pembinaan Afiliasi sesuai surat No. : 0050/11/Dir/2013, tanggal 15 April 2013 agar
membuat spesifikasi tiang beton tersegmentasi untuk penggunaan pada daerah dengan
daya dukung tanah tidak baik (gambut/rawa/pemukiman di atas air).
Tiang tersegmentasi juga dapat merupakan pilihan untuk mengatasi faktor kesulitan
transportasi tiang ke lokasi pemasangan dan terhadap kebutuhan tiang yang lebih tinggi
dalam mengantisipasi perkembangan beban gardu induk.
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN 93 : 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi.
iii
SPLN D3.019-2: 2013
iv
SPLN D3.019-2: 2013
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan spesifikasi tiang beton pratekan berpenampang bulat untuk
penggunaan pada saluran udara distribusi tegangan menengah dan tegangan rendah di
lingkungan PLN.
Standar ini juga mencakup tiang segmental untuk penggunaan khusus pada daerah
dengan daya dukung tanah rendah (gambut/rawa) dan untuk kemudahan transportasi.
2 Tujuan
Sebagai pedoman untuk pengadaan tiang beton pratekan serta petunjuk teknis
pemakaian bagi unit-unit PLN, ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk
pabrikan, lembaga penguji dan lembaga sertifikasi produk.
Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PLN dapat menetapkan spesifikasi lebih lanjut
sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman, namun tetap memperhatikan ketentuan
desain yang ditetapkan oleh standar ini.
3 Acuan Normatif
4.1 PLN
Komponen dari saluran udara tegangan rendah atau saluran udara tegangan menengah
yang mempunyai fungsi utama menyangga konduktor listrik.
1
SPLN D3.019-2: 2013
Tiang beton yang terdiri dari beberapa segmen yang disambungkan menjadi satu
kesatuan tiang.
Penyambungan dimaksudkan untuk mengatasi kendala transportasi, kendala
pemasangan dan kebutuhan tiang yang lebih tinggi.
Tiang yang dipasang pada permulaan penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja
adalah gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor.
Tiang yang dipasang pada akhir penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja adalah
gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor.
Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang berfungsi menyangga konduktor, dimana
gaya yang bekerja hanya berasal dari berat konduktor.
Tiang dimana arah saluran konduktor membelok sehingga gaya tarik bekerja dari dua
arah yang membentuk sudut kurang dari 180. Gaya yang bekerja adalah dari tarikan
konduktor dan gaya berat konduktor.
Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang dimaksudkan untuk memberikan
penegangan pada saluran konduktor. Gaya yang bekerja berasal dari dua arah
berlawanan.
Tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal, tiang akhir, tiang sudut dan tiang
penegang untuk mencegah tiang menjadi miring akibat gaya tarik konduktor.
2
SPLN D3.019-2: 2013
4.11 Beton
Bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen
portland dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.
Beton bertulang dimana telah diberikan tegangan-dalam untuk mengurangi tegangan tarik
potensial di dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
Baja lunak (mild steel) yang dipakai untuk memberikan bentuk penampang dan sebagai
pengikat tendon tiang beton.
Baja jenis lunak (mild steel) yang dipakai untuk tulangan beton yang memenuhi
persyaratan standar ini.
Baja berkekuatan tinggi (high tensile strength) yang memenuhi ketentuan standar ini
Tipe dari tiang yang dikenali dari kode pengenal tiang beton yang merupakan notasi dari
panjang dalam meter, beban kerja (dalam daN) dan diameter atas (dalam mm).
Batas dimana bagian bawah dari batas tersebut harus tertanam di dalam tanah pada saat
tiang terpasang.
Beban yang diijinkan bekerja terus menerus pada suatu tiang sehingga tiang tersebut
mampu mendukung dan menahan beban pada arah tegak lurus sumbu tiang.
3
SPLN D3.019-2: 2013
Pengujian yang bertujuan untuk memeriksa kesesuaian suatu tipe tiang yang diproduksi
oleh suatu pabrikan terhadap pemenuhan seluruh ketentuan yang ditetapkan standar ini.
Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan untuk tiang yang diproduksinya dalam rangka
memisahkan produk yang cacat.
Pengujian yang dilakukan secara sampling terhadap sejumlah tiang tipe tertentu dalam
rangka serah terima barang.
5 Persyaratan Bahan
Beton dalam pembuatan tiang harus mempunyai kekuatan tekan setelah berumur 28 hari
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Benda uji bentuk silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm : minimum 415 daN/cm 2;
- Benda uji bentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm : minimum 500 daN/cm 2.
- Untuk umur beton kurang dari 28 hari harus memenuhi faktor pengali seperti
yang tercantum pada Tabel 1.
Pabrikan harus melakukan pengujian terhadap agregat halus dan agregat kasar yang
digunakan untuk beton tersebut, meliputi:
4
SPLN D3.019-2: 2013
- Dimensi agregat;
- Kadar lumpur;
- Dan informasi lain sesuai ketentuan PBI.
5.2 Air
Air untuk adukan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan lain yang melebihi batas yang dapat merusak
beton dan atau baja tulangan.
Air untuk adukan dan perawatan beton adalah air bersih yang dapat diminum dan
dibuktikan dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium yang terakreditasi.
Air pencampur yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
5.3 Semen
Semen portland jenis 1 (tipe semen yang digunakan untuk konstruksi umum), yang harus
memenuhi syarat mutu sesuai dengan SNI 15-2049-1994.
Baja tulangan harus terbuat dari baja lunak (mild steel) BJTP 24 sesuai SNI 07-2052-
2002 dengan kuat tarik 39 kg/mm2, pemuluran minimum 20%.
Baja beton pratekan adalah baja berkekuatan tarik tinggi (high tensile steel) BJTPD
130/145 sesuai SNI 07-1050-1989 dengan kuat tarik minimum 145 kg/mm2 dan
pemuluran minimum 5%.
Dalam pengangkutan semen ke gudang penyimpanan harus dijaga agar semen tidak
menjadi lembab. Semen harus disimpan di dalam gudang, sedemikian sehingga terjamin
tidak rusak dan atau tercampur dengan bahan-bahan lain.
Pada pemakaian semen bungkusan, penyimpanan semen yang baru didatangkan tidak
boleh ditempatkan di atas timbunan semen yang sudah ada dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan maka sebelum dipakai
harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat sesuai
butir 5.3.
5
SPLN D3.019-2: 2013
Agregat harus disimpan sedemikian sehingga pengotoran oleh bahan-bahan lain dan
pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penyimpanan harus menggunakan bak
berlantai untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada saat pengambilan agregat.
Pada proses produksi, agregat harus selalu di bawah pengawasan seorang petugas
laboratorium lapangan sejak dari tempat pengambilan dan tempat penimbunan sampai
dengan pemakaiannya dengan membuat laporan harian.
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah. Batang-batang tulangan
harus diberi tanda yang jelas dan terpisah jenis satu dengan lainnya agar tidak saling
tertukar. Penempatan batang-batang tulangan di udara terbuka tidak diperbolehkan.
6 Persyaratan Mutu
Permukaan tiang beton harus terlihat baik, lurus dan tidak retak serta dilengkapi dengan
penandaan sesuai persyaratan pada butir 8.
Bagian-bagian tiang yang terbuat dari logam harus tertutup atau dilapisi bahan anti karat
sedemikian sehingga terhindar dari korosi.
Tiang harus dilengkapi konduktor pembumian yang terpasang kokoh dan terbuat dari
logam.
Dimensi tiang harus memenuhi ketentuan Tabel 2 dengan toleransi sesuai Tabel 3.
1 2 3 4 5 6
Panjang Beban kerja Diameter luar nominal [mm]
Tipe Fungsi
[m] [daN] Bagian atas Bagian bawah
9/100 (157) 9 100 157 277
9/200 (157) 9 200 157 277
9/350 (190) Tiang 9 350 190 310
11/200 (190) SUTR 11 200 190 337
11/350 (190) 11 350 190 337
11/500 (190) 11 500 190 337
12/200 (190) 12 200 190 350
12/350 (190) 12 350 190 350
12/500 (190) 12 500 190 350
12/800 (220) 12 800 220 380
12/1200 (220) 12 1200 220 380
13/200 (190) 13 200 190 363
13/350 (190) 13 350 190 363
Tiang
13/500 (190) 13 500 190 363
SUTM
13/800 (220) 13 800 220 393
13/1200 (220) 13 1200 220 393
14/200 (190) 14 200 190 377
14/350 (190) 14 350 190 377
14/500 (190) 14 500 190 377
14/800 (220) 14 800 220 407
14/1200 (220) 14 1200 220 407
CATATAN 1: Panjang tiang adalah tidak termasuk tutup atas
6
SPLN D3.019-2: 2013
CATATAN 2: Tiang SUTR pada Tabel di atas adalah untuk penggunaan saluran udara murni (tidak
bercampur antara SUTR dan SUTM)
CATATAN 3: Tiang 11 meter merupakan tipe khusus, dipakai untuk memenuhi jarak bebas (ground
clearance) 6 meter pada titik terendah andongan SUTR.
CATATAN 4: Tiang SUTM dengan panjang lebih tinggi dari 12 meter merupakan tipe khusus, dipakai untuk
memenuhi jarak bebas 7 meter pada titik terendah andongan SUTM
7 Persyaratan Konstruksi
Panjang tiang utuh harus sesuai dengan Tabel 2 kolom 3. Panjang pada Tabel ini
ditetapkan sebagai panjang dasar tiang pada standar ini.
Panjang yang lebih tinggi dari ketentuan Tabel 2 dapat diusulkan sepanjang tiang dapat
memenuhi persyaratan mutu pada butir 6 dan mendapat persetujuan dari pihak-pihak
PLN yang berkepentingan.
7
SPLN D3.019-2: 2013
Tiang tersegmental menjadi 2 segmen atau lebih dengan panjang total dari semua
segmen tiang harus memenuhi ketentuan Tabel 2.
Ketentuan konstruksi sama dengan tiang utuh dengan panjang dasar (lihat butir 7.1).
Penyambungan antar bagian segmen menggunakan pelat sambung (joint plate) yang
dihubungkan dengan cara pengelasan melingkar atau mur-baut.
Bidang luar pelat sambung setelah tiang terpasang harus dilapisi dengan cat anti karat
(Zinc-chromate) dengan tebal lapisan cat minimum 50 m.
a) Bentuk konstruksi;
b) Jenis dan komposisi bahan baja (kuat tarik, kuat leleh /yield strength, ketebalan pelat di
setiap bagian);
c) Ukuran mur-baut, torsi pengencangan dan informasi lain yang terkait dengan mutu
penyambungan (untuk penyambungan sistem mur-baut);
d) Metode pengelasan, jumlah dan tebal lapisan las, jenis elektroda, dan informasi lain
yang terkait dengan mutu penyambungan (untuk penyambungan sistem pengelasan).
Tiang terdiri dari segmen atas dengan panjang dasar 12 meter tersebut pada Tabel 2 dan
segmen dasar yang merupakan tiang pancang.
Ketentuan konstruksi segmen atas sama dengan tiang utuh dengan panjang dasar (lihat
buitr 7.1), sedangkan segmen dasar mengikuti ketentuan tiang pancang.
Penyambungan antar bagian segmen menggunakan pelat sambung (joint plate) yang
dihubungkan dengan cara pengelasan melingkar.
Bidang luar pelat sambung setelah tiang terpasang harus dilapisi dengan cat anti karat
(Zinc-chromate) dengan tebal lapisan cat minimum 50 m.
8
SPLN D3.019-2: 2013
c) Metode pengelasan, jumlah dan tebal lapisan las, jenis elektroda, dan informasi lain
yang terkait dengan mutu penyambungan (untuk penyambungan sistem pengelasan).
Notasi panjang dinyatakan dengan tinggi tiang dari tanah bila tiang telah terpasang:
Cara-cara pemasangan tiang pada tanah dengan daya dukung rendah dapat dilihat pada
Lampiran 4.
7.3 Kelurusan
Garis sumbu tiang harus dalam satu garis lurus. Deviasi kelurusan tiang maksimum 0,2 %
panjang tiang
Tiang beton untuk SUTM harus dilengkapi dengan fasilitas pembumian berupa konduktor
pembumian dan terminal pembumian.
9
SPLN D3.019-2: 2013
10
SPLN D3.019-2: 2013
Terminal pembumian terbuat dari baja dengan ukuran M12 (Metric) dan lubang untuk
pemasangan bautnya diisi dengan gemuk.
Baja beton pratekan dan baja tulangan harus diatur pemasangannya sehingga
letaknya simetris dan terbagi rata pada penampang tiang beton.
Baja spiral harus dipasang di sekeliling luar baja pratekan dan baja tulangan. Diameter
baja spiral tidak boleh kurang dari 2,7 mm dan jaraknya (pitch) tidak melebihi 150 mm.
Baja spiral boleh disambung dengan cara pengelasan.
11
SPLN D3.019-2: 2013
Tebal lapisan beton antara permukaan luar tiang dan baja beton pratekan (selimut luar
beton) minimum 15 mm.
Tutup atas tiang dianjurkan dipasang sebelum proses putar atau getar. Ujung batang
baja beton pratekan yang terlihat harus dilindungi dengan lapisan anti karat.
Tutup atas tiang yang dipasang sesudah proses putar tebalnya tidak boleh melebihi 30
mm.
Jumlah dan posisi lubang tembus harus ditentukan oleh sebelum pemesanan dan agar
diperhitungkan sedemikian sehingga tidak mengurangi kekuatan tiang.
8 Penandaan
AA
EEE-xxxx
Keterangan:
AA = Tipe tiang
Untuk tiang segmental dengan panjang dasar, panjang dinyatakan dalam
x+x
Untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, panjang
BBB = beban kerja dalam daN
CCC = diameter atas dalam mm
EEE = tanggal produksi (dd-mm-yy)
xxxxx = nomor seri produksi
Contoh :
12/200 (190) 6+6/200 (190)
29-05-2013/001 29-05-2013/13-001
Tanggal produksi dan nomor seri produksi dengan cat
Contoh: 12/200 (190) ; 6+6/200 (190)
12
SPLN D3.019-2: 2013
Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, tipe tiang ditambahkan notasi
EXT setelah notasi beban kerja
Penandaan harus ditempatkan pada ketinggian 4 meter dari batas tanam.
13
SPLN D3.019-2: 2013
Penandaan batas tanam tiang berupa garis lurus tebal warna hitam melingkari setengah
lingkaran.
Untuk tiang dengan panjang dasar, batas tanam adalah 1/6 panjang tiang dari bagian
pangkal tiang.
Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, batas tanam ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi.
Penandaan titik angkat berupa garis lurus tebal melingkari setengah lingkaran.
9 Pengujian
Pengujian jenis dilakukan oleh Laboratorium PT. PLN (Persero) atas permintaan pabrikan
dan dilakukan di lokasi pabrikan.
Pabrikan harus memiliki fasilitas uji untuk semua pengujian yang tercantum pada Tabel 5.
Jumlah sampel pada pengujian jenis adalah 3 (tiga) batang.
Suatu tipe tiang dinyatakan lulus pengujian jenis, jika ketiga sampel tersebut di atas dapat
memenuhi semua persyaratan pengujian yang tercantum pada Tabel 5 kolom 5.
Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan tiang harus menyerahkan kepada
Laboratorium, dokumen mengenai:
Gambar desain tiang;
Hasil uji bahan (air, semen, agregat halus, agregat kasar, baja tulangan dan baja
beton pratekan);
Mutu beton
Sertifikat kalibrasi dari alat-alat ukur (dinamo meter, mistar ukur, jangka sorong,
dll).
Laporan uji jenis dari tiang 12 meter untuk tipe XT
Tipe dan jumlah pc wire
Sertifikat pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe tiang yang diuji dan tidak berlaku untuk
tipe lainnya.
14
SPLN D3.019-2: 2013
Pengujian contoh dilakukan dan atau disaksikan oleh petugas PT. PLN (Persero).
Sampel diambil secara acak (random) dari kelompok tipe tiang yang sama dengan jumlah
sesuai tabel 4.
Tiang yang akan diserahterimakan dinyatakan memenuhi persyaratan standar jika seluruh
sampel yang diuji lulus pengujian yang tercantum pada Tabel 5 kolom 6.
Seluruh tiang tersebut dinyatakan diterima jika semua tiang lulus uji sesuai tabel 5 kolom
6 dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Jika satu sampel uji dari setiap sampel jenis tiang mengalami kegagalan, maka
dapat diambil satu buah sampel uji baru untuk diuji ulang, dan harus lulus uji.jika
sampel dari setiap sampel tiang itu mengalami kegagalan, tiang beton dinyatakan
ditolak/tidak lulus dan tidak ada uji ulang.
- Jika pengujian tekan benda uji kubus/silinder beton tidak memenuhi persyaratan,
dilakukan pengujian patah satu tiang yang diambil dari jumlah tiang terbanyak. Hasil
uji patah harus memenuhi persyaratan.
- Kriteria pengujian lentur sesaat dan lenturan permanen, untuk setiap jenis tiang
pada pengujian sampai dengan beban kerja, hasil nilai ujinya tidak lebih dari 115%
hasil rata-rata uji jenis.
15
SPLN D3.019-2: 2013
1 2 3 4 5 6
1) 1)
No. Mata uji Metoda uji / acuan R J C1)
16
SPLN D3.019-2: 2013
- Dynamo meter
- Alat penarik (tirfor atau takel)
- Penjepit tiang dengan pondasi yang kuat
- Mistar pengukur
- Jarum penunjuk simpangan
- Rol penyangga tiang
- Waterpass
Tiang dipasang seperti pada gambar di atas. Bagian dibawah batas tanam dijepit pada
pondasi. Rol penyangga tiang diatur sehingga sumbu tiang horizontal (waterpass) dan
beban gesekan antara rol dan landasannya sekecil mungkin. Pada ujung tiang, segaris
dengan sumbu tiang, dipasang jarum penunjuk simpangan. Jarum harus menunjuk pada
titik nol mistar pengukur.
Setelah itu tiang diputar untuk diperiksa dengan penglihatan pada sisi kiri atau sisi kanan
tiang yang menunjukkan penyimpangan kelurusan. Pada sisi dengan penyimpangan
maksimum tersebut ditarik benang dengan kedua ujung benang menempel pada kedua
ujung tiang.
Hasil pengukuran maksimum antara bagian luar tiang dan benang adalah besarnya
penyimpangan kelurusan.
17
SPLN D3.019-2: 2013
Titik penarikan adalah pada titik tangkap 250 mm dari ujung tiang. Tiang ditarik secara
horizontal dan tegak lurus terhadap sumbu tiang secara perlahan dari posisi 60%, 80%
dan 100% beban kerja tiang.
Pada saat dynamo meter menunjukkan beban kerja, periksa keretakan yang terjadi pada
tiang.
Setelah pengujian tersebut di atas, tiang dibebani dari nol sampai 120% beban kerja dan
dilakukan pengamatan keretakan, dan dilanjutkan sampai 150% beban kerja dan ditahan
pada beban itu selama 2 menit kemudian beban dibebaskan.
Penyimpangan ujung atas tiang menunjukkan lenturan permanen pada 150% beban kerja
dan diukur lebar retak yang terjadi.
Setelah selesai pengujian lentur, tiang dibebani dari nol sampai 120% beban kerja dan
kemudian dinaikkan secara perlahan dengan penambahan 10% beban kerja sampai
diperoleh beban rencana.
Besar lenturan sesaat pada setiap prosentase pembebanan dicatat dan beban dinaikkan
lagi sampai tiang patah atau telah mencapai 200% beban kerja.
Beban maksimum yang ditunjukkan oleh dynamo meter adalah beban patah tiang.
18
SPLN D3.019-2: 2013
Agregat halus dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang diperoleh dari alat
pemecah batu.
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-hutir agregat halus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan.
Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering yang
dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm.
Apabila melampaui 5 % maka agregat halus harus dicuci.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang apabila diayak harus memenuhi syarat-
syarat berikut :
- sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat
- sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat;
- sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat;
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus.
Agregat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan
atau berupa batu pecah yaag diperoleh dari pemecahan batu;
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat
yang reaktif alkali.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Butir-butir agregat
kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar harus tidak mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap) berat kering.
Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063
mm. Apabila melampaui 1% maka agregat tersebut terlebih dahulu harus dicuci sebelum
digunakan.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana uji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 ton, dan memenuhi syarat-syarat berikut:
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 -19 mm lebih dari 24% berat;
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22%.
Atau dengan mesin pengaus Los Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari
50%.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak, harus memenuhi gradasi yang disyaratkan PBI serta harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
- Ukuran agregat kasar tidak melebihi 25 mm;
19
SPLN D3.019-2: 2013
- Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat;
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimal 60 % dan minimal10 % berat.
20
SPLN D3.019-2: 2013
Sebelum baja beton pratekan dan baja tulangan dirakit dengan cara dijepit dan di ikat
pada kedudukan yang tepat, harus dibersihkan terlebih dahulu dari lapisan karat, minyak
dan kotoran lain yang mengganggu merekatnya campuran beton pada rakitan tersebut,
Sebelum tiang beton dicetak, dilakukan pemasangan baja beton pratekan dan baja
tulangan didalam cetakan dan kemudian beton dipadatkan dengan gaya putar. Sebelum
pengecoran beton dilaksanakan, baja beton pratekan harus diberi tegangan.
3.2. Beton
Perbandingan campuran bahan dasar beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
dihasilkan beton yang menghasilkan suatu hasil yang baik ditinjau dari cara pengerjaan
beton (campuran, penuangan, perataan dan pemadatan), mudah dimasukkan ke dalam
acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan terjadi pemisahan
antara agregat kasar dengan pasta semen beton (segregasi) dan atau terpisahnya air dari
semen (bleeding).
Perbandingan campuran beton termasuk faktor air semen, harus ditentukan berdasarkan
pengalaman lapangan dan atau campuran percobaan dengan bahan-bahannya akan
digunakan dilapangan.
Perbandingan campuran percobaan serta pelaksanaan produksinya harus didasarkan
pada teknik penakaran bobot (weight batching). Apabila terpaksa dilaksanakan dengan
penakaran volume harus didasarkan pada perbandingan campuran dalam bobot yang
dikonversikan kedalam volume melalui perhitungan bobot per satuan volume dari masing-
masing bahan.
Campuran beton harus diaduk sedemikian rupa sehingga tercapai adukan yang homogen
dan semua beton dikeluarkan sebelum mesin pengaduk diisi kembali.
Kuat tekan beton pada saat pemindahan gaya pratekan harus lebih kecil dari 1,7 kali
tegangan tekan beton akibat gaya pratekan pada titik beban dan harus lebih besar dari
1,3 kali tegangan tekan beton akibat gaya pratekan pada titik beban dan harus tidak boleh
lebih kecil dari 250 kg/cm2.
Tiang beton harus dirawat dengan cara yang dapat memberikan hasil yang baik.
Perawatan dengan uap air pada tekanan normal biasanya harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
- Uap harus dialirkan kedalam ruang perawatan sehingga suhu akan naik sama rata
di segala penjuru.
- Perawatan dengan uap air dilaksanakan paling lambat dua jam setelah beton
diputar.
- Suhu didalam ruang perawatan harus dinaikkan dengan kecepatan kurang dari
20 K/jam sampai mencapai suhu 75 oC, kemudian suhu dibiarkan turun secara
bertahap sampai mencapai suhu sekitar.
Tiang beton kemudian dikeluarkan dari ruang perawatan sesudah suhu ruang perawatan
turun kembali mendekati suhu sekitar.
22
SPLN D3.019-2: 2013
Dalam pemasangan fondasi diperlukan data sondir sehingga dapat menentukan pilihan
metode pemasangannya.
Pada daerah yang daya dukung tanahnya (bearing capacity) rendah, tiang beton
segmental tipe EXT pancang dipasang/disambungkan pada tiang pancang. Tiang
pancang ditanamkan hingga mencapai tanah keras, sehingga jumlahnya tergantung pada
kedalaman tanah keras.
Cara umpak diperoleh dengan membuat fondasi khusus dengan memasang kayu sebagai
cerucuk penumpu umpak. Kayu yang yang digunakan adalah jenis kayu tahan air dengan
panjang minimal 4 meter (lihat gambar 5).
Bahan umpak terbuat dari beton bertulang, dengan mengikuti ukuran sesuai kondisi
lapangan
23
SPLN D3.019-2: 2013
24
SPLN D3.019-2: 2013
Pemasangan cara ini dengan memasang fondasi khusus yang terbuat dari beton
bertulang berpenampang kecil (minipile). Dalam pemasangan tiang tumpu, panjang yang
dianjurkan adalah sampai dengan diperoleh daya dukung dan friksi yang ditentukan (lihat
gambar 7).
Setelah terpasang minipile pada bagian atas dibuat pile cap dari beton bertulang, ukuran
tersebut mengikuti dimensi dari jenis tiang beton pratekan yang akan dipasang.
25
Pengelola Standardisasi :