BAB I
ALAT BANTU
3. Sepatu Pengaman
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan-
kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki, paku-paku
atau benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pijar, larutan asam dan
sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang buatannya kuat dan baik cukup
memberikan perlindungan, tetapi terhadap kemungkinan tertimpa benda-benda
berat masih perlu sepatu dengan ujung berttutup baja dan lapisan baja didalam
solnya.
Untuk keadaan tertentu kadang-kadang harus diberikan kepada tenaga kerja
sepatu pengaman yang lain. Misalnya, tenaga pekerja yang bekerja dibidang
listrik harus mengenakan sepatu konduktor, yaitu sepatu tanpa paku dan logam,
atau tenaga kerja ditempat yang menimbulkan peledakan diwajibkan memakai
sepatu yang tidak menimbulkan loncatan bunga api
4. Sarung Tangan
Sarung tangan harus disediakan dan diberikan kepada tenaga kerja dengan
pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang diperlukan. Antara lain
syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan tangan. Macamnya tergantung pada
jenis kecelakaan yang akan dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas,
terkena bahan kimia, terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya
Harus diingat bahwa memakai sarung tangan ketika bekerja pada mesin
pengebor, mesin pengepres dan mesin lainnya yang dapat menyebabkan
tertariknya sarung tangan kemesin adalah berbahaya. Sarung tangan juga sangat
membantu pada pengerjaan yang berkaitan dengan benda kerja yang panas,
tajam ataupun benda kerja yang licin. Sarung tangan juga dipergunakan sebagai
isolator untuk pengerjaan listrik
5. Topi Pengaman
Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang mungkin
tertimpa pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain
yang bergerak. Topi pengaman harus cukup keras dan kokoh, tetapi ringan.
Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat cocok untuk keperluan ini
Topi pengaman dengan bahan elastis seperti karet atau plastik pada umumnya
dipakai oleh wanita, agar rambut tidak terbawa putaran mesin dengan cara
rambut diikat dan ditutup oleh penutup kepala
6. Pelindung Telinga
Alat ini digunakan untuk menjaga dan melindungi telinga dari bunyi-bunyi
yang yang bersumber atau dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara
yang cukup keras dan bising. Alat perlindungan telinga harus dilindungi
terhadap loncatan api, percikan logam, pijar atau partikel yang melayang.
Perlindungan terhadap kebisingan dilakukan dengan sumbat atau turup telinga
1.2 Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat,digergaji,di tap,di sney,dan lain lain.
Dengan memutar tangkai (handle) ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus
dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.
Mur dan Baut merupakan sistem sambungan dengan menggunakan Mur & Baut,
termasuk sambungan yang dapat di buka tanpa merusak bagian yang di sambung
serta alat penyambung ini sendiri. Penyambungan dengan mur dan baut ini paling
banyak digunakan sampai saat ini, misal nya sambungan pada konstruksi konstruksi
dan alt permesinan. Bagian bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir. Ulir
adalah suatu yang diputar disekeliling silinder dengan sudut kemiringan tertentu.
Sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua objek
bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi
gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus
suatu batang.
1.5 Palu
Palu adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda.
Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam
dan menghancurkan suatu objek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan
variasi dalam bentuk dan struktur. Bentuk umum palu terdiri dari gagang palu dan
kepala palu, dengan sebagian besar berat berada di kepala palu. Desain dasar palu
agar mudah digunakan, tetapi ada juga model palu mekanis yang dioperasikan untuk
keperluan yang lebih besar.
Snei adalah alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya
merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan
temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Pada proses
pembuatan uir, snei dipegang oleh tangkai snei. Snei yang biasanya digunakan untuk
pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei bercelah
BAB II
MESIN BUBUT
Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi listrik
menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak
mesin bubut. Pada dasarnya ada dua prinsip kerja mesin bubut, yaitu :
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor
listrik yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box terdapat
roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindle, sehingga
menghasilkan putaran pada chuck.
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.
8 7
5 6 9 10 12
2
11
4 1
17 13
14
3
15
19 20 18
16
21
Fungsinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional hanya saja benda
kerja yang dapat di bentuk lebih bervariasi.
Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja
sedang untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda kerja. Dalam pembubutan
yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur learah melintang. Cara
pembubutan lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana dalam pekerjaan
membubut.
b. Membubut tirus
Cara membubut tirus (diameter ujung yang satu dengan yang lain tidak sama)
dapat dilakukan dengan tiga cara :
a) Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang.
b) Dengan menggeser sekian derajat eretan atas ( penjepit pahat)
c) Dengan memasang perkakas pembentuk.
c. Membubut alur
Untuk pekerjaan membuat alur dipergunakan pahat bubut pengalur dan jenisnya
ada yang lurus, bengkok, berjenjang kekanan atau kekiri dan bentuk-bentuknya
sebagai berikut:
Keterangan Gambar:
a) Alur sudut
b) Alur lebar
c) Alur sempit
d) Alur akhir ulir
e) Penusukan
Gambar 2.13 : Pembubutan Alur
Sumber : Daryanto (1987)
Pemotongan sebuah benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan
sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja
yang dijepit diantara senter-senter tidak boleh diputus karena dapat melentur dan
menghimpit pahat.
Keterangan gambar :
a) Tusukan pemotongan dengan penyayat lurus
b) Tusukan pemotongan dengan penyayat yang membola
c) Tusukan pemotongan dengan penyayat miring
d) Tusukan pemotongan dengan dua penyayat yang berhadapan
e) Kedudukan penyayat terlampau rendah
Untuk memotong benda kerja yang pendek, sebaiknya benda kerja itu tidak
ditahan oleh senter.
f. Membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat gunakan pahat dalam,
caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus. Pahatnya juga mempunyai
bentuk tersendiri.
g. Membubut profil
Pada umumnya membubut dengan pahat profil tidak terdapat kesukaran, untuk
membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil
terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek ,pada
umumnya pahat bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur pemakaianya pendek.
Bila kita harus membubut bola secara teratur biasanya kita menggunakan alat
pembubut bola, juga untuk pembubutan cekung kita gunakan alat-alat bantu yang
dijepit pada eretan pahat.
h. Mengkartel
Mengkartel adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang
tersedia, kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukanya harus setinggi senter,
kerjanya kartel ini adalah menekan benda kerja buka menyayat seperti pahat bubut.
Untuk membuat ulir sekerup dengan mesin bubut digunakan pahat khusus yang
berbagai bentuk seperti : pahat ulir segitiga, segiempat, trapezium, bulat dan jenis
khusus lainya.
Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas mulai dari kiri ke kanan adalah :
1. Pahat sisi kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk rata memanjang yang pemakannya
dimulai dari sisi kiri ke kanan mendekati posisi cekam.
2. Pahat pinggul / champer kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat permukaan benda kerja
yang berbentuk semakin membesar ke arah kirinya.
3. Pahat sisi / permukaan kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan membentuk sisi pada
permukaan sebelah kiri.
4. Pahat sisi / permukaan kanan (lebih besar)
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan yang menghasilkan sisi
kana benda kerja menjadi lebih besar.
5. Pahat ulir segitiga kanan
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk pembubutan yang menghasilkan ulir
ke arah kanan.
6. Pahat alur
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat alur pada benda kerja.
7. Pahat alur (kanan kiri)
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat alur pada sisi kanan dan
kiri.
8. Pahat ulir segitiga kiri
Pahat ini pada umumnya digunakan untuk membuat ulir ke arah kiri.
Secara berurutan material tersebut akan dibahas mulai dari yang paling lunak
tetapi ulet sampai yang paling keras tetapi getas, yaitu:
a. Baja karbon ( High carbon steel; Carbon Tool Steels; CTS)
o Tungsten/Wolfram (W)
o Chromium (Cr)
o Vanadium (V)
o Molybdenum (Mo)
o Cobalt (Co)
a. HSS KONVENSIONAL
a) Molybdenum HSS
b) Tungsten HSS
b.HSS SPECIAL
d) Cast HSS
e) Powdered HSS
f) Coated HSS
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented
Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu rapuh
dan HSS menpunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu rendah.
Jenis material ini di bentuk secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang tidak
terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut geometri yang
dibutuhkan.
Paduan nonferro terdiri dari 4 macam eleman utama adalah sebagai berikut :
c) Tungsten / Wolfram (W) : (10% s.d 25%) sebagai pembentuk karbida menaikan
karbida secara menyeluruh
d) Karbon : (1% C membentuk jenis yang relative lunak sedang 3%C menghasilkan
jenis yang keras serta tahan aus.
d. Karbida
Jenis karbida yang disemen (Comented Carbides) merupakan bahan pahat yang
dibuat dengan cara menyinter (sintering) serbuk karbida (Nitrida,Oksida) dengan bahan
pengikat yang umumnya dari Cobalt (Co). dengan cara Carburizing masing-masing bahan
dasar (serbuk) Tungsten (Wolfram,W) Titanium (Ti), Tantalum (Ta) dibuat menjadi
karbida yang kemudian digiling (ball mill) dan disaring. Salah satu atau campuaran serbuk
karbida tersebut kemudian di campur dengan bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan
dengan memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering (1000C
pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering (1600C)
sehingga bentuk keeping (sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan ( Cold, atau HIP) akan
menyusut menjadi sekitar 80% dari volume semula.
Hot Hardness karbida yang disemen (diikat) ini hanya akan menurun bila terjadi
pelunakan elemen pengikat. Semakin besar prosentase pengikat Co maka kekerasannya
menurun dan sebaliknya keuletannya membaik.
c) Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang dilapis ( satu atau
beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih rapuh tetapi hot
hardnessnya tinggi.
e. Keramik
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan
nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah semua material selain metal atau
material organik, yang mencakup juga berbagai jenis karbida, nitride, oksida, boride dan
silicon serta karbon.
Keramik mempunyai kaarkteristik yang lain daripada metal atau polimer ( plastic,
karet ) karena perbedaan ikatan atom- atomnya, ikatannya dapat berupa ikatan kovalen,
ionic, gabungan kovalen & ionic maupun sekunder. Beberapa jenis keramik sebagai
perkakas potong ialah Keramik oksida, keramik oksida paduan, bahan tahan api dan masih
banyak lainnya.
f. CBN
Termasuk jenis keramik. Di buat dengan penekanan panas (HIP, 60kbar, 1500C)
sehingga bentuk grafhit putih nitride boron dengan strukrur atom heksagonal berubah
menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat dengan menyinter serbuk BN
tanpa atau dengan material pengikat TiN atau Co. hot hardness CBN ini sangat tinggi
dibanding dengan jenis pahat yang lain.
g. Intan
Sintered Diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan tiruan dengan
pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastik.
Sifat inidi tentukan oleh besar butir intan serta prosentase dan komposisi material
pengikat. Karena intan pada temperature tinggi akan berubah menjadi graphit dan mudah
terdifusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong
bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok untuk ultra high precision & mirror finish
cutting bagi benda kerja nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, Rubber).
e) Universal chuck
Dimana rahang-rahang dari chuck dapat bergerak maju/mundur secara
bersamaan.
f) Independent chuck
Dimana rahang-rahang dari chuck bergerak maju / mundur secara sendiri-sendiri.
Keuntungannya yaitu bisa mencekam benda kerja yang mempunyai bentuk tidak
teratur, eksentrik dan lebih kuat.
g) Magnetic chuck
Digunakan atau dirancang terutama untuk benda kerja berbahan logam-ferro.
Tersusun dari magnet permanen yang berpusat dan akurat.
Mekanisme Chuck
b. Chuck Magnetic
Benda kerja dapat dipegang pada gerinda permukaan dan mesin perkakas
yang lain dengan menggunakan pencekam magnetis. Pencekam magnetis
mempunyai daya magnet dengan jenis magnet permanen atau magnet yang
dibangkitkan arus listrik. Semua benda yang dipegang pada pencekam magnetis
harus didemagnetisasi setelah pekerjaan selesai.
2. Dead center
Sebaliknya untuk Dead Center (senter mati) untuk penggunaan pembubutan
diantara dua senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin namun ujungnya
tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah diberi lubang senter.
Walaupun tidak terjadi gesekan sebaiknya sebelum digunakan, ujung senter dan lubang
senter pada benda kerja diberi greace / gemuk atau pelumas sejenis lainnya.
BAB III
MESIN MILLING
a
g
f
d
h
Keterangan:
a. Panel
Sebagai pengontrol jalannya pengoprasian melalui tombol-tombol
pengoprasian.
b. Longitudinal Feed
Digunakan untuk menggerakan tabel dalam arah longitudinal.
Kontrol 2, 3, 4 disebut juga dengan tabletransverse handwheel.
c. Table
Table terletak diatas saddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat
benda kerja. Table dapat digerakan ke arah longitudinal.
d. Cross feed
Digunakan untuk menggerakan saddle ke arah melintang /
transversal.
e. Variable Speed control
Digunakan untuk mengatur kecepatan dari milling cutter.
f. Knee
Knee adalah tempat kedudukan saddle.
g. Motor listrik
Digunakan untuk menggerakkan gearbox.
h. Vertical feed
Digunakan untuk menggerakkan knee dalam arah vertikal.
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju
pada satu titik dari master.
1. Surface Milling
Untuk Manufaktur massal, kepala spindel dan cutterdinaikturunkan.
2. Tread Milling
Untuk pembuatan ulir.
3. Gear Milling
Untuk pembuatan roda gigi.
Up milling atau sering juga disebut conventional milling, alat potong berputar
berlawanan arah dengan gerakan feed. Benda kerja bergerak menuju ke arah sisi
dimana mata alat potong bergerak arah naik.
Pemotongan dengan cara up milling memiliki kelebihan sebagai berikut :
1) Kerja gigi tidak dipengaruhi oleh karakteristik permukaan benda kerja.
2) Kontaminasi/serpihan-serpihan kecil pada permukaan benda kerja tidak
mempengaruhi usia alat
3) Proses pemotongannya lembut, sehingga gigi pemotong tetap tajam
Selain itu, pemotongan up milling juga memiliki kekurangan, yaitu sebagai
berikut:
1) Ada kecenderungan peralatan gemeretak (karena longgar).
2) Ada juga kecenderungan benda kerja terangkat ke atas, sehingga
pengontrolan terhadap penjepit sangat penting.
b. Climbing Milling
Down milling sering juga disebut climbing milling (karena seperti gerakan
mendaki). Dalam down milling, cutter berputar dalam arah gerakan feed dari
benda. Benda kerja bergerak maju kearah cutter pada sisi dimana mata cutter
bergerak arah turun.
Pemotongan dengan down milling memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Tidak ada hentakan sehingga hasil permukaan halus.
2) Gerak potongnya menimbulkan gaya yang menahan benda kerja untuk
tetap berda di tempatnya.
3) Dapat digunakan untuk mengerjakan benda-benda tipis.
4) Putaran pahat memberi efek menggelinding searah dengan gerak
pemotongan atau dapat dinamakan juga proses pemotongan searah
5) Beban yang diterima oleh pahat akan lebih kecil dibandingkan dengan
metode up milling.
Kekurangannya adalah:
1) Pada saat gigi memotong benda kerja, terjadi resultan gaya impak yang
besar sehingga peralatan dalam operasi ini harus di set up dengan kuat.
2) Tidak cocok untuk permesinan benda kerja dengan permukaan kerja
dengan permukaan yang kasar (banyak serpihan), seperti logam yang di
kerjakan dengan hotworking, ditempa (forging), ataupun dicor (casting).
Karena serpihan-serpihan tersebut bersifat abrasif, sehingga
menyebabkan pemakaian yang berlebihan, merusak gigi pemotong
sehingga mempersingkat usia alat.
3. Penggurdian
Pada mesin frais horizontal dapat digunakan untuk pembuatan lubang
silindris.
5. Pengeboran
Mesin frais dapat melakukan sejumlah besar operasi, dari yang sederhana
misalnya pengeboran.
6. Membuat alur
Mesin frais adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan
pembuatan alur.
c. Cutter Modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat roda-
roda gigi.
f. Cutter Alur T
Alat ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya pada
meja mesin frais.
h. Cutter Endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar.
Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat
dipasang pada mesin frais vertical.
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau mengerjakan
benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut ada 4 cara pembagian yang merupakan
tingkatan, yaitu:
1. Pembagi langsung
2. Pembagi sederhana
3. Pembagi sudut
4. Pembagi differensial
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara
kedua dan seterusnya.
1. Definisi
Salah satu asesoris mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat
radius luar pada mesin Milling, pada saat proses penggerjaan biasanya ditambahkan
clamp + center pin untuk mencekam benda kerja. Rotari meja adalah ketepatan
bekerja posisi perangkat yang digunakan dalam metal working. Ini memungkinkan
operator bor atau memotong bekerja di interval yang tepat sekitar tetap ( biasanya
horisontal atau vertikal ) sumbu. Beberapa rotari meja memungkinkan penggunaan
indeks pelat untuk pengindeksan operasi, dan beberapa dapat juga dilengkapi dengan
membagi piring yang memungkinkan pekerjaan tetap posisi di divisi yang
pengindeksan piring tidak tersedia. Rotari fixture digunakan dalam mode ini lebih
tepat disebut membagi kepala ( pengindeksan kepala ).
2. Konstruksi
Rotary table yang diperlihatkan di atas adalah jenis yang dioperasikan secara
manual.. Rotari meja yang dibuat dengan dasar yang kuat, yang memiliki ketentuan
untuk penjepitan ke lain meja. Mesin ini dapat berputar dengan bebas, untuk
pengindeksan, atau di bawah kendali ( handwheel ), dengan roda cacing bagian yang
dibuat bagian dari meja yang sebenarnya. Tabel presisi tinggi didorong oleh reaksi
kompensasi dupleks cacing. Rasio antara cacing dan meja ini umumnya 40: 1, 72: 1
atau 90: 1 tetapi mungkin salah satu ratio yang dapat dengan mudah dibagi tepat
menjadi 360. Dalam hal ini, berguna untuk kemudahan penggunaan ketika
pengindeksan piring tersedia.
3. Penggunaan
Rotari meja yang paling sering dipasang datar , dengan meja yang
berputar di sekitar sumbu vertikal, di ruang yang sama dengan pisau pemotong dari
vertical penggilingan mesin. Seting alternatif adalah untuk rotari meja di akhir ('
datar ' pada 90 sudut piring ), sehingga berputar sekitar sumbu horisontal. Dalam hal
ini konfigurasi sebuah tailstock juga dapat digunakan, dengan demikian memegang
benda antara pusat. Dengan meja yang dipasang di sebuah meja, sekunder benda
adalah akurat berpusat di sekitar rotari meja sumbu, yang pada gilirannya berpusat di
sekitar alat pemotong sumbu. Ketiga sumbu tersebut adalah dengan dsumbu aksial.
Dalam hal ini meja sekunder dapat mengimbangi di baik x atau y arah untuk
mengatur pisau pemotong yang diinginkan jarak dari benda ke pusat. Hal ini
memungkinkan mesin konsentris operasi pada benda. Menempatkan benda eksentris
jarak dari pusat yang lebih kompleks maka kurva harus dipotong.
BAB IV
MESIN BOR
1. Puli bertingkat
Merupakan bagian utama sistem transmisi pada mesin bor, berfungsi
untuk mengatur kecepatan putar dan meneruskan daya dari motor listrik.
2. V- Belt
Digunakan untuk meneruskan daya dan putaran antara puli bertingkat
satu dengan yang lain.
2. Table
Merupakan tempat meletakkan benda kerja dan alat tambahan lain untuk
menjepit benda kerja, misal vise.
Keterangan :
1. Hood
2. Drilling Lever
Digunakan dalam proses pemakanan. Drilling Lever mengatur kedudukan
mata bor secara vertikal.
3. Drilling Depth Control
Bagian ini terdapat pada front plate.Drilling depth control digunakan
untuk mengetahui kedalaman pemakanan .
4. Driving Motor
5. Table
6. Base
7. Table Clamp
Table clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.
8. Spindle Head
9. Drilling Chart
10. Rack
11. Front Plate
5
1
4
2 3
Keterangan :
1. Main Switch
Merupakan saklar utama yang berfungsi menghidupkan / mematikan
mesin.
2. Two Speed Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan mesin sesuai posisi vee belt pada
puli bertingkat.
3. Emergency Push Button
Merupakan tombol darurat untuk mematikan mesin dengan cepat
4. Drilling Depth Scale
Merupakan skala pada sisi luar Drilling Depth Control, digunakan untuk
mengetahui kedalaman pemakanan.
2. Pembesaran Lubang
1. Masonry Bits
Dirancang untuk membuat lubang pada tembok, beton atau batu.Digunakan
dengan mesin bor pada setelan martil (gerakan bir bergetar seperti ketukan
martil) dan pada ujung mata bor terdapat logam keras sebagai pemotong.
Biasanya tersedia dalam 4-15mm dan mata bor lebih panjang daripada twist
bits (300 - 400mm).
2. Spur Bits
Dikenal sebagai mata bor kayu dengan ujung mata bor runcing pada bagian
tengahnya dan pisau pengiris pada bagian kelilingnya. Ujung runcing di
tengah berfungsi untuk menjaga agar mata bor tetap lurus sehingga lubang
yang dihasilkan presisi dan dengan yang sama.
Ukuran yang tersedia sekitar 6-15mm.
3. Countersink Bits
Mata bor ini bersudut 90 pada ujungnya dan berfungsi untuk membuat
lubang 45 terhadap permukaan kayu. Biasanya dipakai pada saat membuat
lubang untuk kepala sekrup agar permukaan sama rata dengan kayu. Mata bor
ini bisa berdiri sendiri dan ada juga yang terpasang langsung dengan mata bor
utama untuk membuat lubang sekrup.
1. Forster Bit
Mata bor yang berfungsi untuk membuat lubang engsel sendok.Paling baik
apabila dioperasikan dengan mesin bor duduk yang lebih stabil. Karena apabila
menggunakan mesin bor tangan akan sulit untuk mengendalikan kestabilan
posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan kurang berkualitas. Diameter yang
tersedia mengikuti standar diameter engsel sendok, dari 15, atau 35 mm.
(drill press table). Namun untuk diameter penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya
perlu dipasang dengan kencang pada meja. Jig bisa dibagi atas 2 kelas :
1. Jig Bor
Jig bor digunakan untuk mengebor lobang yang besar untuk digurdi atau
ukurannya aneh( pengkasaran ).
2. Jig Gurdi
Jig gurdi digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang
(reaming), tap, chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink. Jig
dasar umumnya hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya dalam
ukuran yang digunakan. Jig gurdi dibagi atas 2 tipe umum yaitu :
a. Jig tipe terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin
pada hanya satu sisi.
b. Jig tipe tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang dimesin lebih dari
satu sisi.
Fixture adalah sebuah alat khusus yang digunakan untuk menempatkan dan
menahan dengan kuat sebuah benda kerja dalam posisi yang tepat selama proses
manufaktur. Pada umumnya fixture disertai dengan alat untuk menahan dan menjepit
benda kerja. Selain itu, bisa juga memiliki perangkat untuk memandu alat sebelum atau
selama operasi. Dengan demikian, jig adalah jenis fixture yang berfungsi untuk
menahan alat untuk proses pengeboran dan operasi lainnya. Oleh karena itu, jig bor,
biasanya dilengkapi dengan kekuatan yang besar untuk menempatkan, memandu, dan
menahan perputaran alat potong.
1. Tujuan utama dari fixture adalah untuk menempatkan pekerjaan dengan cepat
dan akurat, menahan dengan benar dan aman, sehingga memastikan bahwa semua
bagian yang diManufaktur dengan fixture yang sama akan menghasilan batas-batas
yang ditentukan. Dengan cara ini ketepatan dean pertukaran bagian - bagian alat
tersedia.
2. Hal ini juga mengurangi waktu pengerjaan di berbagai tahapan operasi, pengaturan
dan pengerjaan penjepitan, dalam penyeuaian alat potong untuk ukuran yang
dibutuhkan, dan selama operasi pemotongan sendiri dengan membiarkan beban
berat karena dengan dukungan kerja yang lebih efisien.
3. Ini berfungsi untuk menyederhanakan operasi yang rumit sehingga lebih murah.
tenaga kerja tidak terampil dapat digunakan untuk melakukan operasi yang
sebelumnya dilakukan oleh mekanik yang terampi. Jig dan fixture memperluas
kapasitas peralatan mesin standar untuk melakukan operasi khusus, dan dalam
banyak kasus memungkinkan untuk menggunakan yang biasa atau
disederhanakan, dengan kata lain, mesin itu berubah dari peralatan mesin polos
dan sederhana menjadi alat Manufaktur tinggi dan mengkonversi mesin standar
menjadi mesin setara dengan peralatan khusus.
4. Dengan mempertahankan atau bahkan meningkatkan pertukaran bagian mesin,
fixture berpengaruh terhadap pengurangan yang signifikan dalam biaya
perakitan, pemeliharaan dan penyediaan berikutnya dari suku cadang.
BAB V
MESIN LAS
A. Mesin las
Sumber energi mesin MIG ( metal inert gas) dibagi dalam 2 golongan,
yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current) dan mesin las arus
searah (Direct Current), namun karena bahan yang di las yang kebanyakan
adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan MIG ( metal
inert gas) adalah menggunakan mesin las DC. Mesin las MIG umumnya
berkemampuan sampai 250 amper. Dilengkapi dengan sistem
kontrol,penggulung kawat gas pelindung, sistempendingin dan rangkaian lain.
Sumber tenaga untuk Las MIG ( metal inert gas) merupakan mesin las
bertegangan konstan. Tenaga yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri
sesuai dengan panjang busur. Panjang busur adalah jarak antara ujung
elektroda ke benda kerja. Panjang busur ini bisa disetel. Bila busur berubah
menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus bertambah dan
kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali semula.
Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang,
kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini,
yaitu mesin yang mengatur sendiri, maka panjang busur akan konstan dan
hasil pengelasan akan tetap baik.
Pada mesin las MIG arus DC, bisa digunakan dengan polaritas lurus
maupun terbalik sesuai dengan kebutuhan.
Pada dasarnya terdapat tiga jenis wirefeeder, yaitu jenis dorong, jenis tarik,
jenis dorong-tarik. Perbedaannya adalah dari cara menggerakkan elektroda
dari spool ke tourch. Kecepatan dari wirefeeder dapat diatur mulai dari 1
hingga 22 m/menit.
C. Welding gun
Welding gun merupakan bagian yang dipegang oleh operator las, yang akan
melakukan pengelasan. Pada welding gun terdapat tuas yang berfungsi
sebagai saklar untuk melakukan proses pengelasan.
E. Regulator gas
Fungsi dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk
pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2
diperlukan pemanas yang dipasang antara silinder gas dan regulator.Hal ini
diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang berakibat
terganggunya aliran gas.
F. Pipa kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat
dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang
bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut ke daerah kerja pengelasan.
Torch dihubungkan dengan sumber listrik pada mesin las dengan
menggunakan kabel. Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas
dan melakukan kontak listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang
dari pipa kontak sangat berpengaruh.
yang tinggi. Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk pengelasan dengan arus
listrik yang lebih kecil.
Keterangan :
1. Electrode arm
Berfungsi sebagai elektroda dalam pengelasan titik, elektroda ini bisa bergerak
untuk menekan benda kerja
2. Electrode
Sama seperti electrode arm tetapi tidak bisa bergerak
3. Main regulator
Merupakan bagian utama dimana terdapat transformator , control utama, dll
4. Foot pedal
Untuk melakukan eksekusi pengelasan, caranya dengan di injak dengan kaki,
maka electrode akan menjepit benda kerja dan mengalirkan arus.
Sumber terak / gas yang dapat melindungi logam cair terhadap udara di
sekeitarnya.
Sumber unsur unsur paduan.
Fluks terdiri dari bahan bahan tertentu dengan perbandingan unsur
pembentuknya yang telah diperhitungkan, dan memiliki fungsi utama sebagai
sumber terak dan memiliki fungsi tambahan sesuai komposisi
pembentukannya. Berikut macam dan fungsi bahan fluks.
electron bergerak dari kutub negatif ke positif. Hasil dari penetrasi akan
dangkal dan melebar. Panas yang dihasilkan 2/3 untuk elektroda dan 1/3
untuk benda kerja.
Terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga
benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi.
Penyebab nya adalah arus yang terlalu besar, busur las yang terlalu jauh,
dan elektroda yang menyerap uap.
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut
bila di dinginkan. Biasanya disebabkan karena pengisian pengelasan
kurang, pemanasan yang berlebih kesalahan persiapan kampuh.
Porositas
Porositas terjadi apabila rongga rongga gas kecil yang terperangkap selama proses
pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi atau busur nyala
yang panjang.
Bentuk dari kampuh las disesuaikan dengan tebal benda kerja, posisi
pengelasan, dan bahan yang dilas.
c. Logam Induk
Logam induk adalah bagian logam dasar di mana panas dan suhu
pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur
dan sifat. Disamping ketiga pembagian utama tersebut masih ada satu
daerah pengaruh panas, yang disebut batas las
BAB VI
POWER HACK SAW
Keterangan :
1. Base
Merupakan dasar dari komponen mesin
2. Frame
Berfungsi untuk memegang blade saat pemotongan
3. Blade
Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan
4. Speed Change Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan
5. Pressure Release Button
Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis, sehingga
frame dapat terangkat
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan
kedudukan pemotongan
7. Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar jika diinginkan
pemotongan menyudut
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle penyenkraman vise
9. Coolent House
Digunakan untuk mengeluarkan coolent / pendingin dari penampungnya.
10. Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada coolant,
sehingga dapat mencapai kedudukan benda kerja yang lebih tinggi.
11. Main Switch
Merupakan saklar utama yang digunakan untuk menghidupkan / mematikan
mesin.
12. Main Ruler digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dipotong
BAB VII
MESIN ROLL
3
2
6
4
5
Keterangan :
1. Lengan pemutar
Untuk memutar roll secara manual.
2. Upper roll
Roll yang mempunyai kedudukan tetap.
3. Rear roll
Untuk mengatur radius benda dengan mengubah posisi.
4. Lower roll
Untuk menyesuaikan dengan ketebalan benda kerja.
5. Roda Pengunci
Untuk mengatur dan mengunci kedudukan lower roll sehingga benda
kerja terjepit dengan erat.
Mesin roll hidrolik terbuat dari baja dan dilengkapi dengan sistem operasi
hidrolik. Mesin ini sangat kuat dan mudah untuk dikontrol.
BAB VIII
MESIN PRESS
Keterangan:
1. Tuas Penekan: digunakan dalam proses penekanan dengan
menggerakkan secara vertical bolak-balik.
2. Indikator tekanan: menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja
3. Kran Pengatur katup tekanan: untuk mengatur katup pada sistem hidrolik
sehingga tekanan dapat diberikan pada benda kerja
4. Lengan Penekan: untuk menekan benda kerja
5. Roda Pengatur lengan penekan: untuk mengatur panjang lengan penekan
yang dibutuhkan
6. Table berfungsi sebagai tempat benda kerja
7. Pengatur Penekan: untuk mengatur posisi penekan agar sesuai dengan letak
benda kerjanya
BAB IX
MESIN PEMOTONG PLAT
Prinsip kerja mesin pemotong pelat adalah seperti gerakan piston, saat mesin
dihidupkan , putaran motor listrik akan meggerakkan rantai untuk menggerakkan
poros engkol. Sehingga saat foot pedal diinjak , pelat akan terpotong sesuai ukuran
yang telah ditentukan sebelumnya pada back gage.
Keterangan :
1. Emergency Push Button
Berfungsi sebagai tombol darurat untuk mematikan mesin dengan cepat.
2. Cutting Mode Selector
Digunakan untuk memilih mode pemotongan (single/continous).
3. Pilot Lamp
Merupakan indikator power pada mesin.
4. Power Switch
Digunakan untuk menghidupkan mesin.
BAB X
MESIN SEKRAP
2.Feed Drive
Mekanisme ini berfugsi menggerakkan meja untuk menghasilkan pemotongan.
Sistem ini dapat digerakkan secara manual atau otomatis. Hasil pemotongan secara
otomatis akan lebih halus karena pergeseran benda kerja lebih konstan.
Keterangan gambar :
a) Pahat sekrap kasar lurus
b) Pahat sekrap kasar lengkung.
c) Pahat sekrap dasar
d) Pahat sekrap runcing
e) Pahat sekrap sisi
f) Pahat sekrap sisi kasar
g) Pahat sekrap sisi datar
h) Pahat sekrap profil
a) Pahat kasar
Pahat kasar dipakai untuk mengurangi bahan sebanyak mungkin
dalam waktu singkat, penampang chip yang memerlukan pahat yang
kuat.
- Pahat kasar lurus kiri
- Pahat kasar lurus kanan
- Pahat kasar bengkok kiri
- Pahat kasar bengkok kanan
b) Pahat finishing
Pahat finishing ini harus menghasilkan permukaan yang halus pada
benda kerja. Oleh sebab itu potongannya bisa terbentuk segi empat.
Pahat bebek bisa menahan lenturan benda kerja (dapat mengurangi
kerusakan pada benda kerja)
- Pahat finishing titik
- Pahat finishing dasar
- Pahat finishing lurus
- Pahat finishing bebek
c) Pahat profil
Bentuk pahat profil juga diperlukan untuk mengerjakan bentuk
yang kita inginkan pada benda kerja.
- Pahat groove
- Pahat sisi
- Pahat bengkok alur T
- Pahat Radi