BAB X
ALAT BANTU
10.1 K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti
sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat
regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap
manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu
tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Luce Neni (2005)
mengatakan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada
orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan
secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil
yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut
jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan
utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan
dan keberadaan sumber daya manusia.
Kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan
pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau
peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi
pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja. Keselamatan kerja berarti proses
merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja
(Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Prabu Mangkunegara (2001)mendefinisikan kesehatan
kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan lingkungan kerja.
a. Peraturan Undang Undang
1. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
b. Alat Pelindung Diri
1. Masker
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1
ALAT BANTU
ALAT BANTU
ALAT BANTU
jenis kecelakaan yang akan dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas,
terkena bahan kimia, terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya
Harus diingat bahwa memakai sarung tangan ketika bekerja pada mesin
pengebor, mesin pengepres dan mesin lainnya yang dapat menyebabkan
tertariknya sarung tangan kemesin adalah berbahaya. Sarung tangan juga sangat
membantu pada pengerjaan yang berkaitan dengan benda kerja yang panas,
tajam ataupun benda kerja yang licin. Sarung tangan juga dipergunakan sebagai
isolator untuk pengerjaan listrik
ALAT BANTU
ALAT BANTU
2. Ragum Putar
Ragum ini sama dengan ragum biasa, hanya ditambahkan pengatur sudut yang
terdapat dibawahnya, sehingga dapat diputar 360
ALAT BANTU
ALAT BANTU
ALAT BANTU
ALAT BANTU
10
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada
salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian ujung)
batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan
karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan
logam lainnya untuk keperluankeperluan khusus.
Bentuk kepala baut yang umum digunakan adalah :
a. Carriage Bolts
Bagian kepala carriage bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut berbentuk
empat persegi. Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk
empat persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan
ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai
ukuran yang memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.
ALAT BANTU
11
ALAT BANTU
12
ALAT BANTU
13
ALAT BANTU
14
untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar,
misalnya peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll.
Sambungan dengan paku keling sangat kuat dan tidak dapat dilepas kembali dan
jika dilepas maka akan terjadi kerusakan pada sambungan tersebut. Karena sifatnya
yang permanen, maka sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin untuk
menghindari kerusakan atau patah.
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat paku keling adalah baja, brass,
aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/beban yang diterima oleh
sambungan. Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought
iron.
Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper
(+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
Bagian utama paku keling adalah :
1.
2.
3.
4.
Kepala
Badan
Ekor
Kepala lepas
ALAT BANTU
15
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata
potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian tap no. 2
(Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap)
dipergunakan untuk penyelesaian. Untuk lebih jelasnya bias dilihat dari gambar
10.16
ALAT BANTU
16
ALAT BANTU
17
BAB II
POWER HACK SHAW
2.1 Prinsip Kerja Power Hack Saw
Gerakan putar dari motor listrik diubah menjadi gerakan lurus bolakbalik oleh mekanisme yang serupa dengan mesin sekrap. Gerakan bolak-balik
diteruskan oleh frame yang menjepit pemotong. Karena pada frame terdapat
pemberat, maka pada langkah bolak-balik terjadi perubahan posisi titik berat
frame yang mengakibatkan penekanan pada benda kerja. Untuk menjaga posisi
setelah penekanan, maka frame ditahan oleh sebuah mekanisme hidrolis. Posisi
frame akan turun terus ke bawah sampai panjang minimum dari lengan hidrolis
tercapai.
POWER HACK
SAW
18
Digunakan untuk mengurai tekanan pada mekanisme hidrolis,
sehingga frame dapat terangkat
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan
kedudukan pemotongan
7. Vise
Digunakan untuk menjepeit benda kerja. Vise dapat diputar jika
diinginkan pemotongan menyudut
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkraman vise
9. Coolant Hose
Digunkan untuk mengeluarkan coolant/pendingin dari penampungnya
10. Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberikan tekanan pada
coolant, sehingga dapat mencapai kedudukan benda kerja yang lebih
tinggi
11. Main Switch
Main switch
adalah
saklar
utama
yang
digunakan
untuk
menghidupkan/mematikan mesin
12. Ruler
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong
2.3 Fungsi Power Hack Saw
Mesin ini digunakan untuk memotong benda-benda dari logam ataupun
non logam dengan bentuk silindris maupun bentuk profil. Blade atau pisau
potong dapat diganti sesuai kebutuhan
POWER HACK
SAW
19
BAB III
SHAPING MACHINE
20
Keterangan :
1. Base
Adalah bagian dasar yang menopang mensin secara keseluruhan
2. Frame
Merupakan bagian vertical mesin yang berisi mekanisme penggerak dan
pengatur kecepatan gerak ram
3. Ram
Adalah bagian mesin yang bergerak horizontal bolak-balik pada proses
pemakanan
4. Tool Post
Merupakan bagian mesin yang digunakan untuk memegang pahat
5. Table
Digunakan sebagai dasar vise
6. Vise (ragum)
Digunakan untuk menjepit benda kerja
7. Motor Listrik
Digunakan sebagai penggerak utama mesin
8. Ram Clamp
Untuk mengunci kedudukan ram terhadap link dan lever
9. Gear Drive
Menghubungkan gerakan putar ke Crack Wheel
Kontrol utama mesin sekrap adalah :
A. Toolhead Slide Control
Digunakan untuk mengatur kedalaman pemakanan
B. Ram Positioning Control
Digunakan untuk mengatur kedudukan dan langkah pahat
C. Table Horizontal Position Handle
Digunakan untuk mengatur gerak table dalam arah horizontal
D. Table Vertical Position Handle
Digunakan untuk mengatur gerakan table dalam arah vertical
E. Speed Control Lever
Pengatur kecepatab gerakan pemakanan pada arm
3.3 Macam-macam Mesin Sekrap
1. Menurut cara kerjanya :
a. Mesin Sekrap Dataran atau Horizontal (Shaper)
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna terdiri
atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. Benda kerja
didukung padarel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk digerakkan
kearah menyilang atau vertical dengan tangan atau penggerak daya. Pada mesin
21
ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja melakukan
gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1.000 mm, cocok untuk
benda pendek dan tidak terlalu berat.
22
jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini bisa
dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.
Operasi dari bentu kini sering dijumpai pada pekerjaan cetakan, cetakan
logam dan pola logam. Selain itu juga digunakan untuk membuat alur pasak pada
roda gigi dan pully.
23
3. Mengetam Sudut
Jika mengetam bagian yang menyudut pada gerak penyayatan dilakukan dengan
memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai dengan besarnya sudut
yang diketam, pelat-pelat pahat dimiringkan secukupnya dan ditahan oleh suatu baji
(pasak) sehingga pahat tidak menggaruk permukaan benda kerja pada langkah ke
belakang.
24
4. Mengetam Alur
Alur yang dapat disekrap adalah :
a.
b.
c.
d.
25
26
BAB IX
MESIN PEMOTONG PELAT
9.1 Prinsip Kerja Mesin Pemotong Plat
Prinsip kerja mesin potong pelat yaitu mula-mula benda kerja yang berupa
lembaran pelat diberi garis atau diberi tanda terlebih dahulu supaya mudah saat
pemotongan dilakukan. Lalu, pelat dipasang dan ditempatkan pada posisi yang tepat di
bawah pisau pemotong lalu foot pedal diinjakdengan tekanan yang kuat.
Dengan menginjak foot pedal, maka akan menghidupkan motor listrik yang
selanjutnya menggerakkan roda gigi. Pada roda gigi tersebut dipasang engkol yang
berayun untuk menggerakkan cutting blade naik turun pada waktu putaran proses
engkol.
9.2 Bagian-bagian Mesin Pemotong Plat
Keterangan :
1. Bage Gage
Digunakan untuk mengukur panjang pemotongan pelat
2. Foot Pedal
Digunakan pada proses eksekusi pemotongan/menggerakkan pisau potong
3. Hold down Guard
Untuk menjepit benda kerja sehingga tidak bergerak saat dipotong
4. Control Panel
Untuk mengontrol mesin pelat (kontrol utama)
27
Kontrol Utama
28
BAB VIII
MESIN ROLL
8.1 Prinsip Kerja Mesin Roll
Prinsip kerja mesin roll sangat sederhana, benda kerja berupa pelat atau
logam berdiameter kecil dijapit antara upper roll dan lower roll. Dan diputar
sehinggga mencapai ukuran diameter yang diinginkan.
8.2 Bagian-Bagian Mesin Roll
29
5. Roda Pengunci
Digunakan
30
31
BAB VII
MESIN HYDRAULIC PRESS MACHINE
7.1 Prinsip Kerja Mesin Press
Prinsip kerja dari mesin press untuk melakukan proses pengepresan adalah
adanya gerakan langkah turun karena gaya tekan dari fluida hidrolik terhadap piston
yang diteruskan terhadap batang piston. Maka pencetak penekan bergerak turun untuk
melakukan pengepresan.Sementara itu bahan yang akan dipresster lebih dahulu berada
di dalam cetakan bawah untuk menerima penekanan dari pencetak penekan. Setelah itu
apabila proses penekanan terhadap benda kerja selesai, maka pencetak penekan
bergerak kembali naik dari posisi semula.
7.2 Bagian-bagian Mesin Press
32
7. Pengatur Penekan : untuk mengatur posisi penekan agar sesuai dengan letak benda
kerjanya.
7.3 Fungsi Mesin Press
Mesin press digunakan untuk pengepresan logam pada proses pengerjaan dingin
dan beberapa proses pengerjaan panas. Mesin press cocok digunakan untuk produksi
benda dari logam tipis yang tidak membutuhkan ketepatan tinggi.
7.4 Macam-macam Mesin Press
1. Press Brake Machine
Press brake machine diaktifkan dengan menekan saklar. Menekan rem yang
baik yaitu secara mekanis atau tenaga hidrolik, dan digunakan untuk menekuk
dan membentuk lembaran logam.
33
34
35
BAB V
MESIN LAS
5.1 Pengertian Pengelasan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya
disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler material)
Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara
4000 SM sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah,
teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik
penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis
pengelasan.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya
pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang
penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang
lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksikonsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas
ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi
yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las
memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam penngetahuan.
5.2 Klasifikasi Pengelasan
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang
digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam halhal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini
dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan(sumber
panas) dan klasifikasi berdasarkan cara kerja.
Ditinjau berdasarkan sumber panasnya klasifikasi pengelasan dapat dibedakan
tiga:
1. Mekanik
2. Listrik
3. Kimia
36
Ditinjau berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapat dibagi dalam
tiga kelas utama yaitu: pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja
lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini
juga berdasarkan cara kerja. Berdasarkan klasifikasi utama: pengelasan cair, pengelasan
tekan, dan pematrian.
1. Pengelasan cair
Adalah pengelasan dengan cara sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. Jenis jenis
pengelasan cair diantaranya :
Las gas
Las listrik terak
Las listrik gas
Las listrik termis
Las listrik elektron
Las busur plasma
2.
Pengelasan tekan
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan
hingga menjadi satu. Jenis jenis pengelasan tekan:
3.
Pematrian
Adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini
logam induk tidak ikut mencair.
5.3
Las SMAW
37
5.3.1 Prinsip Kerja Las SMAW
Las SMAW
(Shielded
Metal
Arc
Welding)
merupakan
proses
penyambungan dua buah keping logam yang sejenis atau lebih dengan mengunakan
sumber panas dari listrik berbentuk busur arus dan elektroda terbungkus sebagai
bahan
tambah
SMAW
digunakan untuk mengelas berbagai macam logam ferrous dan non ferrous,
termasuk baja karbon dan baja paduan rendah, stainless steel, paduan-paduan
nikel, cast iron, dan beberapa paduan tembaga.
2. Kelemahan
Meskipun SMAW adalah proses pengelasan dengan daya guna tinggi, proses
ini mempunyai beberapa karakteristik dimana laju pengisiannya lebih rendah
dibandingkan proses pengelasan semi-otomatis atau otomatis. Panjang elektroda
tetap dan pengelasan mesti dihentikan setelah sebatang elektroda terbakar
habis. Puntung elektroda yang tersisa terbuang, dan waktu juga terbuang untuk
menggantiganti elektroda. Slag atau terak yang terbentuk harus dihilangkan
dari lapisan las sebelum lapisan berikutnya didepositkan. Langkah-langkah ini
mengurangi efisiensi pengelasan hingga sekitar 50 %. Las ini menghasilkan
asap
pada
proses pengerjaannya
sehingga
mengganggu
jalannya
proses
38
pengelasan. Dibutuhkan juru las yang sangat terampil untuk dapat menghasilkan
pengelasan berkualitas radiography apabila mengelas pipa atau pelat hanya dari arah
satu sisi.
5.3.2 Bagian-bagian Utama Mesin Las SMAW
Lampu Indikator
Switch
on/off
Gambar 5.2 Lampu Sinyal dan Tombol Pemutar
Sumber: Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur I
Lampu indikator sebagai indikator apakah mesin sudah berfungsi
atau tidak.
Switch
(transformator).
on/off
berfungsi
untuk
menghidupkan
mesin
las
39
Kutub
Gambar 5.4 Kutub Positif dan Kutub Negatif
Sumber: Fadli (2008)
Kutub
(+)
akan dilas.
40
gas)
merupakan
sebuah
pengembangan
dari
pengelasan GMAW (gas metal arc welding). Las GMAW mempunyai dua tipe gas
pelindung yaitu inert gas dan aktif gas yang kemudian sering dikenal dengan sebutan
las MIG (metal inert gas) dan lasMAG (metal actif gas). GMAW (gas metal arc
welding) atau sering di sebut dengan las MIG (Metal Inert Gas) mulai dikenalkan
di dunia industri pada tahun 1940-an.
Las MIG (Metal Inert Gas) yaitu merupakan proses penyambungan dua material
logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan
elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan
menggunakan gas pelindung (inert gas). Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las
busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda
tersebut berupa gulungan kawat (rol) yang gerakannya diatur oleh motor listrik.
Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam
yang mencair dari pengaruh atmosfer.
1. Keuntungan dari las MIG:
Las MIG lebih cepat dari pada metode pengelasan tradisional dan
menghasilkan hasil yang lebih tahan lama, terus-menerus.
41
Karena gas inert, pengelasan MIG tidak dapat digunakan di daerah terbuka
karena angin akan menyebabkan gas lebih banyak bermasalah untuk tukang las
MIG.
42
a.
b.
c.
d.
3.
Welding gun
43
44
45
berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran
gas dari mesin las menuju stang las. Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke
benda kerja.
7. Stang las (welding torch)
berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan
perlindungan gas lindung selama dilakukan proses pengelasan
8. Elektroda tungste
berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan.
Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah
10.Assesories pilihan
dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat
kaki, dan pengatur waktu busur.
5.6 Las Titik
5.6.1 Prinsip Kerja Las Titik
Las titik adalah pengelasan memakai metode resistansi listrik dimana pelat
lembaran dijepit dengan dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi sambungan
las pada posisi jepitan. Siklus pengelasan titik dimulai ketika elektroda menekan pelat
46
dimana arus belum dialirkan. Waktu proses ini disebut waktu tekan. Setelah itu arus
dialirkan ke elektroda sehingga timbul panas pada pelat di posisi elektroda sehingga
terbentuk sambungan las.
2.
3.
4.
Electrode Arm
Berfungsi untuk mengelas benda kerja. Elektroda ini bergerak ke atas dan
ke bawah.
Electrode
Sama seperti elektroda nomor 1. Untuk mengelas benda kerja. Namun
elektroda ini tidak dapat bergerak.
Main Regulator
Terdapat kontrol utama, coling water, dll.
Foot Pedal
Untuk melakukan eksekusi pengelasan dengan cara di injak.
47
Elektroda adalah logam pengisi yang berperan dalam proses pengelasan.
Elektrode juga ikut menentukan kekuatan dari hasil lasan, karena itu jenis elektrode
harus dipilih sesuai dengan jenis material logam induk, karena elektrode ini akan
mencair dan menyatu dengan logam induk. Elektrode yang digunakan pada
proses las busur listrik adalah elektrode yang terbungkus oleh fluks, dan
mempunyai komposisi logam inti yang berbeda-beda. Standarisasi elektrode untuk
standart AWS didasarkan pada jenis fluks, posisi pengelasan dan arus las, seperti table
standarisasi elektroda untuk standar AWS didasarkan pada jenis fluks, posisi pengelasan
dan arus las Fluks
Tabel 5.1 Tabel Standarisasi Elektroda untuk Standar AWS
48
Gambar 5.15 Kodifikasi Elektroda Menurut AWS
Sumber : Anonymous 47 (2015)
Keterangan :
E60XX : Kuat tarik logam las 60.000 psi
E70XX : Kuat tarik logam las 70.000 psi
EXX10 : Semua posisi,DCEP,Selulosa,penetrasi dalam
EXX11 : Semua posisi,AC,DCEP,Selulosa
EXX12 : Semua posisi, AC, DCEN, Rutile
EXX13 : Semua posisi, AC, DC, Rutile
EXX14 : Semua posisi, AC, DC, IronPowder Rutile
EXX15 : Semua posisi, DCEP, Basic Hydrogen Rendah
EXX16 : Semua posisi, AC, DCEP, Basic Hydrogen Rendah + garam
potasium
EXX18 : Semua posisi, AC, DCEP, Basic Hidrogen Rendah + 30% Serbuk
besi
EXX20 : Posisi F,H,AC,DCEN,Mineral + oksidabesi/Silikat
EXX24 : Posisi F,H,AC,DC,Typical Mineral,Rutile,Serbuk besi
EXX27 : Posisi F,H,AC,DCEN,Mineral+Serbukbesi
EXX28 : Posisi F,H, AC, DC EP, Hydrogen Rendah, Basic + 50% Serbuk
besi
EXX30 : Posisi Fonly,Mineral+Serbuk besi/Silikat
EXX48 : Khusus Vertikal turun, AC, DC EP, Kalium Hydrogen Rendah,
Serbuk besi.
Fluks merupakan bahan kedua setelah elektrode yang digunakan dalam
pengelasan. Fungsi fluks yaitu :
a. Fluks memfasilitasi penyalaan busur dan meningkatkan intensitas dan stabilitas
busur
b. Fluks menimbulkan gas untuk melindungi busur, fluks akan terurai dan
menimbulkan gas (CO2,CO,H, dan sebagainya) yang mengelilingi busur.Hal ini
menjaga bentuk butiran logam dan cairan teroksidasi atau nitrasi yang disebabkan
oleh kontak dengan atmosfer.
c. Slag / terak melindungi logam las dan membantu pembentukan rigi, selama
pengelasan, fluks mencair menjadi terak yang melindungi cairan dan rigi las
dengan cara menutupinya.
d. Fluks menghaluskan kembali logam las dengan deoksi dasi,bila pengelasan
dilaksanakan pada udara terbuka, logam las tidak bisa terhindar dari oksidasi
walau penimbul gas dan pembentuk terak digunakan.
e. Fluks perlu ditambahi elemen campuran kelogam deposit, elemen campuran yang
tepat yang ditambahkan dari fluks untuk endapan logam akan meningkatkan
ketahanan terhadap korosi,panas dan abrasi.
f. Serbuk besi dalam fluks meningkatkan laju pengendapan dan efisiensi
pengoperasian.
49
g. Fungsi isolasi,fluks memberikan isolasi listrik yang baik.
Fluks terdiri dari biji alam, serbuk dan oksida perekat,karbonat,silikat, zat
organik dan berbagai zat bubuk lainnyakecuali untuk logam, dicampurkan pada
perbandingan yang spesifik. Campuran iniditempelkan/ disalutkan ke kawat inti
dengan menggunakan air kaca sebagai perekat dan dikeringkan.
Tabel 5.2 Komponen Utama Fluks dan Fungsinya
2.
Polaritas balik
jika benda kerja disambung dengan kutub negatif (-) sumber tenaga. Panas
terjadi pada elektroda tungsten sehingga diperlukan elektroda yang besar dengan
pendinginan air yang baik. Polaritas balik menghasilkan kolam cair yang lebar
50
tetapi dangkal. Metoda ini biasanya digunakan pada pengelasan untuk bahan yang
cenderung mudah teroksidasi seperti A1 atau Mg.
Gambar 5.16 Diagram Rangkaian Listrik dari Mesin Las Listrik TIG DC
(a) polaritas lurus, DC (-) (b) Polaritas balik, DC (+)
Sumber : Anonymous 49 (2015)
3. Arus bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik banyak digunakan pada sumber tenaga (power supply) yang
modern yang mempunyai kemampuan untuk membentuk square-wave AC (arus
bolak-balik gelombang persegi) dan wave balancing).
Keuntungan arus bolak balik gelombang persegi adalah untuk menghindari
terjadinya arus nol pada daerah transisi (+) ke (-) sehingga busur akan lebih stabil.
Pergeseran kurva sinusoidal baik pada daerah (+) maupun (-) dimaksudkan untuk tujuan
khusus, misalnya untuk penetrasi digunakan polaritas lurus sedangkan untuk
pembersihan digunakan polaritas terbalik.
51
Gambar 5.17 Hasil Pengelasan dari Polaritas Lurus dan Polaritas Terbalik
Sumber : Anonymous 50 (2015)
52
3. Posisi Vertikal
Pada pengelasan vertikal, benda kerja dalam posisi tegak dan arah pengelasan
dapat dilakukan keatas/ naik atau kebawah/ turun. Arah pengelasan yang dilakukan
tergantung kepada jenis elektroda yang dipakai. Elektroda yang berbusur lemah
dilakukan pengelasan keatas, elektroda yang berbusur keras dilakukan pengelasan
kebawah.
53
Sumber: Sri Widharto (2003)
54
Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas
bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih
cepat dan lebih ekonomis.
55
56
57
c) Jarak gap terlalu rapat
d) Elektroda yang terlalu tinggi
e) Sudut elektroda salah
58
59
Bentuk dan ukuran alur turut menetukan mutu lasan, dalam hal ini yang penting
adalah besarnya celah akar, yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
5.12 Tipe Sambungan Las
Sambungan las diklasifikasikan menurut konstruksi lasnya seperti butt joint, Tjoint, corner joint, split joint, lap joint, edge joint dan flange joint.
a. Sambungan Buntu (Butt joint)
Butt joint terdiri dari dua bagian logam yang disusun sejajar. Pada pengelasan
baja, sambungan dengan penetrasi penuh di celah sambungan disebut juga butt joint
walaupun posisi dua logam tidak sejajar pada bidang yang sama.
terdiri
dari
dua
bagian
yang
disambung
60
ini digunakan untuk membuat konstruksi kotak. Sambungan ini dapat
menggunakan tipe pengelasan fillet weld, groove weld, plug weld, seamweld.
(a)
(b)
Gambar 5.34 Sambungan (a) Lap joint dan (b) joggled lap joint
Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2012)
e. Sambungan Sisi (Edge joint)
Sambungan sisi terdiri dari lebih dari dua bagian yang dilas, bagian pinggir
sambungan dilas dengan ketebalan yang tipis. Sambungan ini dapat menggunakan
tipe las groove weld, flare groove weld, seam weld, edge weld.
61
62
Daerah las-lasan terdiri dari tiga bagian yaitu: daerah logam las, daerah
pengaruh panas atau heat affected zone disingkat menjadi HAZ dan logam induk yang
tak terpengaruhi panas.
a. Daerah logam las
Daerah logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan
mencair dan kemudian membeku. Komposisi logam las terdiri dari komponen
logam induk dan bahan tambah dari elektroda. Karena logam las dalam proses
pengelasan ini mencair kemudian membeku, maka kemungkinan besar terjadi
pemisahan komponen yang menyebabkan terjadinya struktur yang tidak homogen,
ketidakhomogennya struktur akan menimbulkan struktur ferit kasar dan bainit atas
yang menurunkan ketangguhan logam las. Pada daerah ini struktur mikro yang
terjadi adalah struktur cor. Struktur mikro di logam las dicirikan dengan adanya
struktur berbutir panjang (columnar grains). Struktur ini berawal dari logam induk
dan tumbuh ke arah tengah daerah logam las (Sonawan, 2004).
63
64
BAB VIII
MILLING MACHINE
8.1 Prinsip Kerja Mesin Milling
Prinsip kerja mesin milling adalah tenaga untuk pemotongan berasal dari
energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik,
selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi
untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
8.2 Bagian-Bagian Mesin Milling
8
5
6,7
3
2
1
Gambar 8.1 Mesin Milling
Sumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2014)
Bagian-bagian utama dari mesin milling adalah sebagai berikut :
1. Base
Adalah bagian yang menahan seluruh mesin, didalamnya terdapat bagian
penting mesin seperti speed gear box dan sistem pelumas.
2. Saddle
Saddle terletak antara knee dan table. Saddle berungsi untuk menggerakkan
benda kerja pada table secara transversal.
3. Table
65
Table terletak diatas saddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat benda kerja.
Table dapat digerakkan secara longitudinal.
4. Knee
Knee atau lutut adalah tempat kedudukan saddle, dan knee dapat digerakkan
kearah vertikal (naik/turun) dengan diatur oleh poros berulir yang menopangnya.
5. Overarm
Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan pada
mesin milling horisontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor pada
maksimum panjang arbor tersebut dan mengklemnya pada posisi yang diinginkan.
Overarm terletak diatas base secara horizontal.
6. Spindle
Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan menyalurkannya ke
arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.
7. Arbor
Arbor adalah tempat kedudukan pahat / pisau frais. Jenis-jenis arbor antara lain:
a) Drill chuck arbor
Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter kecil
dan memiliki bentuk tangkai silindris.
66
67
68
.
Gambar 8.9 Side Lock Arbor
Sumber: Aksesoris Mesin Milling. Andryanto (2009:22)
h) Boring head arbor
Digunakan untuk mencekam boring tools, dimana dalam boring head
biasanya disertai skala yang cukup teliti untuk pembuatan lubang yang memiliki
ukuran presisi.
69
70
adalah
proses
pengerjaan
benda
kerja
dengan
menggunakan mesin miling, dimana arah mata pahat dari pahat milling mengarah
keluar benda kerja. Benda yang dikerjakan dengan metode ini cenderung memiliki
permukaan yang kurang baik, tidak halus, karena chip yang dihasilkan oleh mata
pahat pertama terdorong mengarah ke depan sehingga berpotensi mengganggu
jalannya mata pahat itu sendiri. Selain itu dibutuhkan gaya yang lebih besar juga
ketimbang metode climb milling. Tapi kelebihan metode ini bisa digunakan di hampir
semua jenis mesin milling.
71
72
1. Pisau mantel (helical milling cutter), pisau jenis ini dipakai pada mesin frais
horisontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (roughing) dan
lebar.
73
Sumber : Praktikum Proses Manufaktur 2011 / Modul 4 Proses Frais
4. Pisau frais radius cekung (convex cutter), pisau jenis ini digunakan untuk membuat
benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
74
75
yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga
cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar
76
membuat gigi-gigi untuk roda gigi. Di dalam alat ini terdapat roda gigi cacing
yang bergigi 40 atau 60. Yang digunakan dalam praktikum ini adalah yang
bergigi 60. Roda gigi ini diputar oleh poros yang berulur cacing. Perbandingan
putaran antara poros dan roda gigi tersebut adalah 60:1, sehingga apabila poros
diputar 60 kali, maka roda gigi akan berputar 1 kali. Karena roda gigi ini
terpasang pada poros utama yang berhubungan langsung dengan benda kerja,
maka jumlah putaran roda gigi tersebut sama dengan jumlah putaran benda
kerja. Dengan demikian, jika poros berulir cacing berputar 1 kali, maka benda
kerja akan berputar 1/60 putaran
77
Selain piring pembagi, pada ujung ini dipasang pula suatu batang
pemutar dan sepasang kaki jangka. Pada batang pemutar ini dipasang punca
yang berpegas. Ujung punca akan masuk pada lubang yang terdapat pada piring
pembagi jika kedudukannya tepat. Batang pemutar ini dapat diatur
kedudukannya sehingga ujung punca akan masuk pada lubang yang terdapat
pada garis lingkaran yang dikehendaki. Sedangkan kaki jangka gunanya untuk
menentukan sudut dan kedudukan punca.
Contoh I, jika kita akan mengefrais suatu batang bulat panjang sehingga
menjadi segi empat sama sisi, maka batang pemutar index dividing head harus
diputar 60 : 4 = 15 putaran setiap pergantian pengefraisan. Karena hasilnya
bulat, yaitu 15, maka ujung punca dapat ditempatkan pada lubang mana saja,
asalkan setelah diputar 15 kali harus ditempatkan kembali pada lubang semula.
Contoh II. Bila batang tersebut akan difrais menjadi segi 12 sama sisi,
dengan index dividing head menggunakan wormwheel 40 gigi maka caranya
ialah:
a) Batang tersebut harus diputar 40:12 = 3 1/3 putaran setiap pergantian bagian yang
difrais.
b) Carilah salah satu angka pada piring pembagi itu yang dapat dibagi dengan 3,
misalnya 21. Aturlah batang pemutar itu sehingga ujung punca masuk pada lubang
yang terdapat pada baris lingkaran yang berangka 21.
c) 1/3 putaran = 1/3 x 21 = 7 bagian atau 8 lubang. Dengan demikian batang pemutar
tersebut harus diputar 3 kali diatambah 8 lubang.
78
Agar kelebihan putaran ini (8 lubang) tidak harus selalu dihitung atau
tidak terjadi kekeliruan setiap pergantian pembagian yang difrais, maka kaki
jangka diatur sehingga jarak kedua kaki tersebut 8 lubang. Setiap pergantian
bagian yang difrais, kaki jangka ini diputar sehingga kedudukan punca selalu
tetap pada jarak putaran yang telah ditentukan.
Ujung paksi index dividing head biasanya berulir dan berlubang tirus.
Pada paksi ini dipasang cekam atau senter guna memasang benda kerja yang
8.8
akan difrias.
Table Rotary
Table Rotary adalah alat mekanik pada rig pengeboran yang
menyediakan searah jarum jam ( dilihat dari atas) gaya rotasi ke string bor untuk
memudahkan proses pengeboran lubang bor . Rotary kecepatan berapa kali meja
putar membuat satu revolusi penuh dalam satu menit ( rpm )
79
arah gerak
pahat
putaran
spindle
benda kerja
80
BAB IX
DRILL MACHINE
9.1 Prinsip Kerja Mesin Bor
1. Main drive
Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin bor. Putaran
pada motor listrik ditransmisikan melalui porosnya ke mekanisme pengatur putaran
mesin berupa pasangan puli bertingkat yang dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli
bertingkat, putaran diteruskan ke spindle mesin. Pada spindle terdapat tool post
sebagai pemegang mata bornya.
2. Feed drive
Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda kerja. Gerakan
ini dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang sederhana dengan cara
memutar drilling lever sehingga mata bor bergerak kearah benda kerja.
81
1. Base (dudukan )
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat
karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
2. Column (tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur
atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
3. Table (meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan
yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada
ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa
diputar 360o dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi
pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang
dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang
diletakkan di atas meja.
4. Drill (mata bor)
Suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling sering
digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran serpih
(geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat
yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor.
Bidangbidang potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk
garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.
5. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang / mencekam
mata bor.
6. Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya.
7. Handle
Untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja
( memakankan).
8. Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indikator,
saklar on/off dan saklar pengatur kecepatan.
82
9.3 Macam-macam Mesin Bor
1.
83
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang
besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin
telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin. Pada mesin ini benda
kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda kerja, poros
utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui
perputaran batang berulir.
84
koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat
dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang
tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja
kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan
bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat
diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
85
Drilling
Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja yang
solid.
Step Drill
Proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter bertingkat.
Reaming
86
Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada
sebelumnya.
Counter boring
Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan.
Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan
kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut.
87
Tapping
Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik
oleh tangan atau oleh mesin.
4
5
Gambar 9.16 Macam-macam Mata Bor
Sumber : Yulia Darmala Sakti (2010)
1.
2.
plastik.
Mata bor untuk lubang yang dalam (deep hole drill)
Digunakan untuk membuat lubang yang relatif dalam.
4.
Mata bor skop (spade drill).
3.
88
Digunakan untuk material yang keras tetapi rapuh. Mata potong dapat digantiganti.
5.
Mata bor satelit
Digunakan untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bornya
mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas.
9.6 Jig & Fixture
Jig didefinisikan sebagai peralatan khusus yang memegang, menyangga atau
ditempatkan pada komponen yang akan dimesin. Alat ini adalah alat bantu produksi
yang dibuat sehingga ia tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja
tetapi juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi
dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas
potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang kecil tidak dibaut/dipasang pada meja kempa
gurdi (drill press table). Namun untuk diameter penggurdian diatas 0,25 inchi, jig
biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja. Jig bisa dibagi atas 2 kelas :
1. Jig Bor
Jig bor digunakan untuk mengebor lobang yang besar untuk digurdi atau
ukurannya aneh( pengkasaran ).
2. Jig Gurdi
Jig gurdi digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming),
mengetap, chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink. Jig
dasar umumnya hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya
dalam ukuran yang digunakan. Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu :
a. Jig tipe terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin
pada hanya satu sisi.
b. Jig tipe tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang dimesin lebih dari
satu sisi.
89
90
BAB X
LATHE MACHINE
10.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut
Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi listrik
menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak
mesin bubut
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor
listrik yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box
terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindel,
sehingga menghasilkan putaran pada chuck
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja
10.2 Bagian-bagian Mesin Bubut
a. Bagian lengkap mesin bubut
LATHE MACHINE
91
6. Chuck
7. Chuck Protector
8. Foot Breake
9. ON and Emergency Stop
b. Kontrol pada head stock
LATHE MACHINE
92
c. Kontrol pada appron
LATHE MACHINE
93
LATHE MACHINE
94
LATHE MACHINE
95
b. Mesin Bubut Lantai
LATHE MACHINE
96
2.
LATHE MACHINE
97
cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak
terdapat kepala lepas
LATHE MACHINE
98
LATHE MACHINE
99
segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang, dan
pemesinan dari suku cadang yang diameternya besar dan berat.Pada mesin ini
hanya dilakukan pekerjaan pencekaman
LATHE MACHINE
100
Gambar 10.16 Metode Penguncian Pahat untuk Memotong Ulir pada Mesin Bubut.
(A) Hantaran Lurus. (B) Hantaran pada Sudut. (C) Menggunakan Ukuran
Pusat untuk Mengunci Pahat Pengulir. (D) Metode Penguncian Mesin
Bubut untuk Memotong Ulir -V. (E) Piringan Pengulir
Sumber : Anonymous 85 (2014)
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat.
Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena
serangkaian potongan ringan seperti pada gambar 10.16A. Metode pemotongan
ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua
adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti gambar 10.16B dan
10.16D. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar
sebesar 29o dan pahat dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan
dilakukan pada sisi kiri dari pahat
2. Membubut Permukaan
Terdapat cara-cara untuk membubut. Berikut ini merupakan dasar-dasar
membubut, yaitu:
1. Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas waktu
mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan
2. Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan,
apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau
simetris, dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan
dan merusak mesin
3. Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat
pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat
menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model
perahu (American Tool Post).
LATHE MACHINE
101
LATHE MACHINE
102
Gambar 10.18 Proses Pembuatan Kartel Bentuk Lurus, Berlian, dan Alat Pahat Kartel
Sumber Anonymous 87 (2014)
LATHE MACHINE
103
Gambar 10.21 (a) Injakan Kartel yang Benar, (b) Injakan Kartel Ganda (Salah), dan
(c) Cincin yang Ada pada Benda Kerja Karena Berhentinya Gerakan
Pahat Kartel Sementara Benda Kerja Tetap Berputar
Sumber : Anonymous 90 (2014)
6. Membuat Alur
Benda kerja yang telah selesai dibubut diatas kemudian beri alur. Kita
menggunakan pahat alur
1. Ukurlah jarak antara ujung sampai batas alur dan berilah tanda
2. Jalankan mesin dan kenakan pahat tepat pada tanda
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI 1
LATHE MACHINE
104
3. Doronglah pahat sedikit demi sedikit dengan memutarkan supor melintang
sampai dalamnya alur tercapai
Catatan :
Untuk memotong maupun untuk pembubutan alur dapat kita lakukan selain
langsung didorong ke depan dengan menggerakkan supor atas, ke kiri dan ke
kanan demi untuk menghindari ujung pahat jangan sampai terjepit
7. Membuat Lubang Eksentrik
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam,
caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus, yaitu gerak jalan pahat
sejajar dengan poros benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini
pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju
dan mundur kearah melintang. Pahatnya punya bentuk tersendiri
8. Pengelasan Gesek
Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet,
mengemukakan hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat diubah
menjadi energi panas. Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang
bergerak menimbulkan banyak kerugian karena sebagian tenaga mekanik yang
dihasilkan berubah menjadi panas. Chudikov berpendapat, proses demikian
mestinya bias dipakai pada proses pengelasan. Setelah melalui percobaan dan
penelitian dia berhasil mengelas dengan memanfaatkan panas yang terjadi akibat
gesekan. Untuk memperbesat panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar
tetapi ditekan satu terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi.
Cara ini disebut las gesek (Friction Welding)
10.5 Pahat Bubut
Alat/pisau yang digunakan untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam
pekerjaan pembubutan salah satu alat potong yang sering digunakan adalah pahat bubut.
LATHE MACHINE
105
Digunakan untuk memotong benda kerja
3. Pahat kanan
Digunakan untuk pemakanan memanjang yg dimuai dari kiri ke kanan menuju
chuck
4. Pahat rata
Digunakan untuk meratakan benda kerja
5. Pahat radius
Digunakan untuk membentuk lingkaran pada benda kerja
6. Pahat alur
Digunakan untuk membuat alur pada benda kerja
7. Pahat ulir
Digunakan untuk membuat ulir pada benda kerja
8. Pahat muka
Digunakan untuk pemakanan penghalusan benda kerja (facing) yang dimulai
dari luar benda kerja menuju titil senter benda kerja
9. Pahat kasar
Digunakan untuk pengerjaan pembubutan memanjang, melintang, menyudut
maupun radius (luar atau dalam)
LATHE MACHINE
106
LATHE MACHINE
107
Chips atau yang lebih dikenal dengan geram adalah hasil dari pemakanan benda
kerja oleh mesin bubut maupun mesin milling
Chips dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Continous Chip
Geram yang bersambung biasanya terbentuk pada pemotongan berkecepatan
tinggi atau bila sudut potong besar
2. BUE Chip
BUE chip biasanya terbentuk pada ujung pahat potong selama proses
pemotongan berlangsung
3. Serrated Chip (Geram Bergerigi)
Beram dengan bentuk bergerigi merupakan beram yang semi kontinyu yang
terdiri dari zona regangan geser rendah dan zona regangan geser tinggi
4. Discontinous Chip (Geram yang Terputus-Putus)
Beram jenis ini adalah beram yang tidak bersambung dan langsung terputuspada
saat proses pemotongan. Beram jenis ini biasanya terjadi pada kondisi sebagai
berikut:
Bahan benda kerja yang dipotong bersifat getas dimana bahan getas tidak
memiliki sifat yang tahan terhadap regangan tinggi selama pemotongan
Kedalaman pemotongan yang terlalu besar dan sudut rake yang kecil
tersebut
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan
sehingga
pemilihan
penggunaannya harus dipertimbangkan dengan baik. Pada umumnya follower rest lebih
sering digunakan karena memasang maupun melepas bendakerja lebih cepat bila
dibandingkan dengan steady rest.
LATHE MACHINE
108
Penggunaan follower rest maupun steady rest dalam kenyataannya hanya
mampu menaikkan kekakuan bendakerja. Getaran yang terjadi akibat efek regeneratif
pada saat proses pemotongan berlangsung tidak mampu diredam oleh follower rest
maupun steady rest.
LATHE MACHINE
109
10.10 Center Drill
Selain mesin bor dapat pula mesin bubut untuk mengebor benda kerja terlebihlebih bila benda yang telah dibor itu akan langsung di bubut maka pengeboran di mesin
bubut itu lebih praktis. Pada umumnya pada mesin bubut itu di lakukan dengan cara,
bahwa benda keja yang dibor itu dijepit pada cekam, sedangkan bor itu sendiri dipasang
pada kepala lepas. Jadi dalam hal ini benda kerja diputar, sedangkan bor tidak.
Pemasangan bor pada kepala lepas dapat dilakukan dalam dua cara. Untuk bor yang
berukuran kecil, yang bertangkai lurus, dijepit pada penjepit bor, kemudian penjepit
dijepit pada penjepit bor, melainkan langsung dipasang pada kepala lepas.Sebelum
pengeboran itu dilangsungkan, pertama tama kita harus mengatur dahulu titik tengah
atau bagian yang akan dibor itu sehingga letaknya segaris dengan senter bubut
LATHE MACHINE
110
bubut, penekan itu hendaknya dilakukan dengan hati-hati, khususnya bor berukuran
kecil. Dalam hal ini kita haru memakai perasaan.penekanan yang tidak seimbang
dengan besarnya bor/dengan kecepata bornya akan memudahkan bornya itu cepat
tumpul atau patah makin besar ukuran bor itu maka makin lambatlah kecepatan
putarnya. Dalam pengeboran, pengeboran
seperti 28mm, 32mm/38mm, maka cara yang baik ialah di dahului dengan bor kecil
secara bertahap, misalnya dengan bor 9mm kemudian bor 19mm setelah itu barulah kita
menggunakan bor yang 28mm tahapan yang demikian ini akan memudah kan
pengeboran meringankan beban bor dan mesin serta tenaga yang kita gunakan tidak
terlalu besar
LATHE MACHINE
111
yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar tetapi ditekan satu terhadap yang lain.
Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi. Cara ini disebut las gesek (Friction Welding)
LATHE MACHINE