IPAN
l.TIMUR
Ie[nologi
Pergolanan
Pangan
Dr. Teti Estiasih, S.TP., M.P.
Ir. Kgs Ahmadi, M.P.
Ie[nologi
Pengolahan
PanUfln
W-'CumteKSARd
BA 01.45.1842
TEKNOLOGIPENGOLAHANPANGAN --F.*-'r
nn rt
rr. Kgs Ahmadi, M.p. '''r^*-
\ H ,-Til ,..;,.,r;.
DiterbitkanolehPTBumiAksara l' nopf*i ijqli'* Indonesia sejak lama dikenal sebagai negara tropis agraris yang kaya dengan
ilffi"'5;fNo18 ffivvw( P l(h aneka hasil pertanian, baik pangan maupun nonpangan. Agroindustri yang
merupakan sektor pertanian hilir telah tumbuh cukup menggembirakan
M cli Indonesia. Pertumbuhan agroindustri yang sehat akan menjadi penghela
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak pertumbuhan sektor pertanian hulu sehingga percepatan pertumbuhannya
buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan
cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, amat penting bagi pertumbuhan sektor pertanian secara keseluruhan.
termasu( fotokopi, rekaman, dan lainlain tanpa izin tertulis
dari penerbit. Pengembangan agroindustri untuk berbagai komoditas menuntut
ketersediaan sumber daya manusia handal yang menguasai pengetahuan
Cetakan pertama, November 2009 'lTalaupun
dan teknologi yang terkait dengannya. saat ini sudah terbuka
Desain cover, Fahmi Shyhab
Dicetak oleh Sinar Grafika Offset luas kesempatan untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan dari berbagai
sirus di internet, namun sumber bacaan dasar yang berr,rpa buku masih
ISBN 978-979 -01,0-567 -6
clirasakan kurang. Ketersediaan buku-buku sebagai sumber ajar dalam
bidang agroindustri, khususnya dalam bidang pengolahan pangan, yang
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
berbahasa inclonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu, hadirnya
ESTIASIH, Teti; Kgs Ahmadi buku berjudul "Teknologi Pengolahan Pangan" yang ditulis oleh Dr. Teti
Teknologi pengolahan pangan/Teti Estiasih dan Ahmadi;
editor: Rini I{achmatika. - Ed. 1, Cet. 1. Estiasih, S.TP., M.P. dan Ir. Kgs Ahmadi, M.P. patut disambut clengan
--Jakarta: Bumi Aksara, 2009. baik dan akan menambah khazanah sumber ajar clalam bidang itu.
xvi,274 hlm.;23 cm.
Berbagai teori dasar yang termuat dalam buku ini akan sangat berguna
Bibliografi: hlm. 265
sebagairujukan bagi para mahasiswa, atau sebagai pegangan bagi para
rsBN 978-979 -01.0-567 -6
dosen dan pemerhati di bidang ilmu teknologi pangan atau teknologi
1. Teknologi Pengolahan Pangan' 2.Gizi. pengolahan hasil pertanian.
I. |udul. II. Rini Rachmatika'
Selamat membaca!
,*,
v
.U"
l'rrji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang atas
kchendak-Nya buku ini dapat cliselesaikan.
Buku ini dapat digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa program
srudi teknologi pangan, teknologi hasil pertanian, teknologi hasil
l,crikanan, serta disiplin ilmr-r lain yang relevan. Selain itu, buku ini pun
tllpat digunakan bagi peminat dalam bidang teknologi pengolahan
l)ll llgan.
Dalam buku ini ulasan dimulai dari pengolahan secara fisik yang
rrrcliputi proses termal (blansing, sterilisasi, pasteurisasi, pengeringan,
1,.'nclinginan dan pembekuan, ekstrusi, kristalisasi) dan proses nontermal,
,l ilanjutkan pengolahan secara kimiawi.
Diharapkan buku ini dapat memberi kontribusi buku teks berbahasa
lrr.lonesia, terutama bidang teknologi pengolahan pangan yang sampai
::urt ini jumlahnya masih sangat terbatas.
Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan
.,rrrubangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat kepada semua pembaca
irrng berminat dalam teknologi pengolahan pangan.
ffi
vii
w
Kata Pengantar.......... v
Prakata vll
Daftar Gambar
A. Pendahuluan 1
D. Optimasi Mutu .. 13
E. Ikhtisar 15
F. Soa1........... 18
BAB 2 8LANSING............. 19
A. Pendahuluan 19
B. Metode Blansing ZZ
C. Efek Blansing 78
D. Ikhtisar 33
E. Soal 35
.*.
ix
F. Proses Sterilisasi 56 BAB 7 EKSTRUSI .............. t46
U. Pengaruh Sterilisasi terhadap Karakteristik Produk A. Pendahuluan 146
Pangan 65 B. Bahan Baku......... 148
H. lkhtisar 68 C. Klasifikasi Bahan Berdasarkan Perannya dalam Pe-
10.3 Aktivitas Antioksidan Tokoferol dari Bahan Tidak Tersabun- 7.7 Diagram Alir Proses Blansing dengan Air Panas 23
kan dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit ........254 7.3 Tubul,ar Bl.ancher Z4
2.4 Tipe Bl.ancher Ulir Berputar Z5
2.5 Blancher Tipe Berputar............. Z5
2.6 Ulir pada Thermoscrew Bl"ancher Z6
2.7 Diagram Proses Blansing Kontinu dengan Menggunakan Uap
Air Panas Z6
2.8 Diagram Proses Blansing Kontinu dengan Menggunakan Gas
Panas Z7
)q Ikhtisar Proses Blansing 34
3.1 Contoh Retort Pouch.......... 38
3.2 Contoh Gelas Jrr............. 39
3.3 Kurva Pertumbuhan Mikroba 4r
3.4 Sterilisasi Tanpa Kemasan 56
3.5 Proses Sterilisasi dalam Kemasan 57
3.6 Retort untuk Proses Sterilisasi 59
3.7 Agitasi Kemasan dari Ujung ke Ujung 60
3.8 Plat Penukar Panas 64
3.9 Ikhtisar Sterilisasi Termal 70
4.t Skema HTST 79
4.2 Pasteurisasi Sistem Kontinu Menggunakan Terowongan
Pasteurisasi 80
4.3 Aliran Counter-Current ........... 8Z
4.4 Ikhtisar Proses Pasteurisasi 84
5.1 Skema Pengeringan Matahari ................ 9l
5.7 Pengering Udara Panas 9Z
-t
\I
l-
I PENDAHULUAN
"-.1
cita rasa, meningkatkan daya cerna protein dan gelatinisasi pati, serta
Teknologi
mendapatkan karakteristik organoleptik yang diinginkan (citarasa c{an I
Pengolahan Pangan
bau).
--r
Penggunaan uap Pengg u naan Pe ngg u naa n Penggunaan
airlair panas udara panas minyak panas energi radiasi
\ I KLAsrFrKAsr pRosEs TERMAL
I _.-
".
. Pemasakan Pemanggangan . Penggorengan Gelombang
Sebagian besar teknik pengolahan pangan menggunakan proses pinrlah . Blansing Penya ng ra ia n mikro
panas yang digunakan dalam proses berikut. . Pasteurisasi Pengeringa n Radiasi infra-
o Steriliasi merah
1. Proses pemanasan (proses termal) seperti pengalengan, pasteurisasi, . Evaporasi Radiasi
pemasakan, evaporasi, ekstrusi, dan blansing. o Ekstrusi ionisasi
Z. Penghilangan panas seperti pendinginan dan pembekuan.
3. Penghilangan air seperti pada pengeringan. Gambar 1.1 Klasifikasi Pengolahan pangan
Proses termal dapat dilakukan dengan berbagai teknik berikut ini. 1. Pemasakan
1. Penggunaan air panas atau uap air pada proses pemasakan, blansing,
Pemasakan merupakan proses termal dengan tujuan utama untuk
pasteurisasi, sterilisasi, evaporasi, dan ekstrusi.
meningkatkan cita rasa produk pangan. Proses pemasakan meliputi
Z. Penggunaan udara panas seperti pemanggangan, penyangraian, dan
berbagai proses termal yang umum dilakukan pada skala rumah rangga,
pengerlngan.
seperti perebusan, pemanggangan, penggorengan, penyangraian, dan
3. Penggunaan minyak panas seperti pada penggorengan.
metode lain yang menggunakan panas.
4. Penggunaan energi radiasi seperti gelombang mikro (microwave),
Pemasakan termasuk ke dalam metode pengawetan karena makanan
radiasi inframerah, dan radiasi ionisasi.
yang matang umumnya dapat disimpan lebih lama pada kondisi
pendinginan yang tepat dibandingkan bahan mentahnya. Pendinginan
yang tepat diperlukan untuk mencegah fgkgllTgsi atau kontaminasi
.Cx .d-,
2 Teknologi Pengolahan pangan Bab 1 Proses Termal J
kembali. Produk pangan siap saji hasil pemasakan saat ini tersedia di pengaturan pH atau kondisi penyimpanan produk, seperti pengemasan
pasaTan dalam kemasan vakum./,,_$ vakum dan pendinginan dapat mencegah pertumbuhan bakteri
Pemasakan dapat mendestruksi atau menurunkan jumlah mikroba pembusuk dan penyebab keracunan makanan.
dan menginaktivasi enzim-enzim yang tidak diinginkan. Selain itu, toksin Sterilisasi merupakan proses pemanasan, yaitu produk pangan diberi
tertentu yang secara alami terdapat dalam bahan pangan atau dari suhu dan lama proses pemanasan yang cukup untuk menghasilkan produk
mikroba kontaminan dapat didestruksi. Daya cerna meningkat karena yang steril secara komersial. Oleh karena itu, proses sterilisasi untuk produk
proses pemasakan. Perubahan lain yang terjadi adalah perubahan teksrur, pangan sering disebut sterilisasi komersial.
warna, dan cita rasa sesuai dengan yang diinginkan. Kerugian proses
Proses pemanasan yang diberikan mempertimbangkan aspek
pemasakan adalah kerusakan zavzat gizi yang tidak tahan panas.
ketahanan mikroba pembentuk spora terhadap panas. Selain itu,
kepekaan pertumbuhan mikroba pembentuk spora terhadap pH, oksigen,
Z. Blansing
dan suhu juga dipertimbangkan. Pembahasan mengenai proses sterilisasi
Blansing (blanclins) merupakan proses pemanasan suhu sedang dengan komersial yang lebih lengkap akan diulas pada Bab 3.
tujuan inaktivasi enzim-enzim oksidatif dalam buah dan sayrrran sebelum
diolah lebih lanjut seperti pengalengan, pembekuan, dan pengeringan. 4. Pasteurisasi
Enzim-enzim oksidatif tersebut dapat menyebabkan perubahan yang tidak
Pasteurisasi merupakan proses termal dengan suhu sedan g (mild heat
diinginkan, seperti perubahan warna, flavor, dan nilai gizi produk.
treatment)yang diberikan pada produk pangan. Tujuan pasteurisasi adalah
Selain inaktivasi enzim, blansing mempunyai fungsi lain, yaitu membunuh mikroba vegetatif tertentu terutama patogen dan inaktivasi
menghilangkan gas dalam jaringan yang dapat menjamin kondisi vakum enzim. Berhubung proses pasteurisasi tidak mematikan semua
pada pengalengan, meningkatkan suhu produk, pencucian, melemaskan mikroorganisme vegetatif dan hampir semua bakteri pembentuk spora,
tekstur sehingga memudahkan proses pengisian kaleng, dan dapat produk hasil pasteurisasi harus dikemas atau disimpan pada suhu rendah
memperbaiki warna hijau sayuran. dengan penambahan pengawet, pengemasan atmosfer termodifikasi
Suhu dan lama blansing bergantung pada jenis dan ukuran sayuran (MAP=Modified Atmosphere Packagyng), pengaturan pH, atau pengaruran
atau buah-buahan dan juga metode blansing yang digunakan. Sebagai aktivitas air untuk meminimumkan pertumbuhan mikroba.
contoh, blansing dengan menggunakan teknik kejut panas (heat shock Bergantung pada jenis produk, umur simpan produk bervariasi dari
rcchnique) memerlukan waktu 10 sampai 30 detik, sedangkan metode beberapa hari (seperti susu) sampai beberapa bulan (seperti jus buah).
blansing yang lain memerlukan waktu 1 sampai 5 menit. Berhubung suhu yang digunakan adalah suhu sedang, sifat sensori dan
nilai gizi produk hampir tidak berubah.
3. Sterilisasi
pada produk yang digoreng atau melapisi permukaan produk melalui pengurangan udara antarsel, pengurangan volume, dan inaktivasi
proses adsorpsi, penyerapan, atau reaksi kimiawi membentuk lapisan keras sebagian mikroba.
(crust) dengan sifat yang khas. Jumlah minyak yang teradsorpsi, terserap, o
b'
atogen. Suhu penggorengan dapat
Inaktiqt asi mikroba/ membunuh p
atau mengalami reaksi kimiawi untuk membentuk lapisan keras membunuh sebagian mikroba, dan beberapa proses penggorengan
bergantung pada sejumlah faktor, seperti jenis produk pangan yang dirancang untuk membunuh mikroba patogen. Departemen
'Waktu Pertanian Amerika Serikat telah mensyaratkan bahwa hamburger
digoreng, suhu dan waktu penggorengan, serta sifat kimia minyak.
yang dibutuhkan pada proses penggorengan beragam bergantung pada harus dipanaskan sampai suhu bagian dalamnya mencapai 71'C untuk
tingkat kematangan yang diinginkan, mulai dari 30 detik untuk proses mendestruksi enteropatogenik E. coli.
blansing sampai 20 menit untuk menggoreng ayam. h. Pindah pdnds. Minyak panas merupakan media pindah panas yang
Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses penggorengan adalah sangat baik.
sebagai berikut.
a. Perubahan rasa dan tekstur. Produk yang digoreng mempunyai rasa
6. Penyangraian
yang enak, bau yang sedap, rasa di mulut yang enak, dan tekstur Penyangraian merupakan proses pindah panas, baik tanpa media maupun
tertentu sesuai yang diinginkan. menggunakan media seperti pasir. Pasir digunakan pada pengolahan
b. Pelapisan. Produkpangan tertentu seperti nugget, atau kentanggoreng beberapa produk makanan tradisional seperti kerupuk. Penyangraian
seringkali diproses tidak sempurna menjadi produk setengah 1adi. digunakan pada pengolahan kopi, cokelat, kacangkacangan, dan lain-
Proses penggorengan pada produk.produk jenis ini berfungsi lain dengan tujuan tertentu.
membentuk lapisan yang renyah ketika produk-produk tersebut Tujuan penyangraian adalah mempermudah pengupasan kulit dan
mengalami penggorengan atau pemanasan lagi. membentuk aroma seperti pada penyangraian kacang-kacangan,
c. Pembentukan wdrna. Penggorengan menghasilkan warna cokelat membentuk cita rasa dan bau seperti pada penyangraian kopi dan cokelat,
keemasan yang diinginkan. atau membentuk tekstur yang diinginkan seperti pada penyangraian
d. Penambahnnminyak. Perendaman bahan yang digoreng dalam minyak kerupuk pasir. Pada proses penyangraian terjadi inaktivasi enzim,
menyebabkan minyak terserap pada produk. Minyak yang terserap mikroba, dan senyawa-senyawa antinutrisi seperti antitripsin. Inaktivasi
dapat beragam, mulai 1-27o untuk kacang goreng sampai 407o untuk senyawa antinutrisi akibat penyangraian terj adi pada kacang-kacangan.
,*n
Teknologi Pengolahan Pangan
Bab 1 Proses Termal I
6 t;
Di industri, penyangraian dilakukan dengan cara menghembuskan 8. Proses Termal yang Lain
gas/udara panas pada silinder yang berputar seperti patJa penyangraian
Selain ketujuh proses termal yang telah dijelaskan, proses termal juga
kopi clan cokelat. Biji kopi dan c.kelat dapat menyerap panas sehingga
mencakup evaporasi, ekstrusi, pengolahan gelombang mikro dan
air menguap. Ketika suhu biji meningkat, brii membengkak, t6 inframerah, serta pengeringan.
menyebabkan kulit biji menjadi pecah. pada proses penyangraian terjadi T
reaksi kimia yang kompleks. Senyawa-senyawa aroma terbentuk dari i Evaporasi merupakan proses pemanasan di mana air diuapkan dari
sejumlah senyawa prekursor. variasi kondisi penyangraian seperti suhu t bahan pangan yang bersifat cair pada kondisi vakum atau tekanan di
dan waktu penyangraian menyebabkan perbedaan aroma, cita rasa, dan ii bawah 1 atm. Contoh produk pangan yang menggunakan proses
warna yang terbentuk. oleh karena itu, pada proses pengolahan kopi evaporasi dalam pengolahannya adalah susu kental manis, gula pasir, dan
dan cokelat, penyangraian merupakan suatu seni yang prosesnya dapat permen. Tujuan evaporasi adalah sebagai berikut.
berbeda antartempat, hal itu menyebabkan perbedaan cita rasa dan aroma a. Mengentalkan produk untuk mempermudah pengeringan,
kopi dan cokelat yang dihasilkan. penyimpanan, atau transportasi.
b. Meningkatkan total padatan dan mengurangi aktivitas air.
7. Pemanggangan c. Meningkatkan perubahan warna dan fl"avor seperti pada proses
Pada proses pemanggangan, panas
pembuatan permen.
dipindahkan pada adonan melalui tiga
cara, yaitu radiasi, konveksi, dan konduksi. Ketiga proses tersebut berperan Pemasakan ekstrusi merupakan proses yang mengombinasikan
pada proses pemanggangan, tetapi proses yang paling dominan ditentukan beberapa unit pengoperasian seperti pengulenan, pengadukan,
oleh jenis rlan rancang bangun oven yang digunakan. pencampuran, pengeringan, aglomerasi, pemberian tekanan,
penggilingan, dan pencetakan.[kstruder, yaitu alat yang digunakan untuk
Adonan mengalami pemanasan cepat pada bagian permukaan dan
pemanasan lambat pada bagian dalarn. Suhu permukaan aclonan proses ekstrusi merupakan tempat reaksi kimia yang kompleks di mana
dapat
mencapai 150"c pada awal pemanggangan, c{an dapat mencapai lgo.c bahan diberi tekanan pada suhu tertentu melalui pergerakan ulir. Bahan
pada akhir pemanggangan. suhu bagian dalam adonan atau remah kemudian didorong melalui lubang yang disebut die pada ujung alat
(crumb) pada roti tidak melebihi 99.C. ekstruder. Proses ekstrusi dapat mengubah tekstur dan flauor bahan
pangan dan prosesnya tidak menghasilkan limbah.
Selama pemanggangan terjadi perubahan fisik dan kimiawi yang
kompleks, yaitu adonan berubah menjadi ringan, berpori, siap disantap, Pada proses pemanasan gelombang mikro (microwaue heating) dan
dan beraroma enak. Perubahan struktur adonan terjacli karena reaksi fisik, inframerah, panas dihasilkan pada frekuensi gelombang tertentu, yaitu
kimiawi, dan biokimiawi. Perubahan yang terjadi akibat pemanggangan 2540 dan 951 MHz. Panas dihasilkan dari hasil pergesekan molekul air
adalah pengembangan volume,. pembentukan kulit (crusr), inaktivasi pada pemanasan gelombang mikro, sedangkan pada pemanasan
mikroba dan enzim, koagulasi protein, dan gelatinisasi sebagian pati. inframerah diakibatkan energi diserap dan diubah menjadi panas.
Perubahan tersebut disertai dengan pembentukan senyawadenyawa cita Kedalaman penetrasi panas pada produk pangan bergantung pada kadar
rasa
dari gula yang mengalami karamelisasi, membentuk pirodekstrir-r dan air untuk proses gelombang mikro dan sifar permukaan dalam
melanoidin, serta pembentukan aroma dari senyawa-senyawa aromrtik yang mengabsorpsi energi untuk inframerah. Gelombang mikro digunakan
terdiri dari aldehid, keton, berbagai ester, asam, dan alkohol. untuk berbagai proses pengolahan, seperti pemanasan kembali,
{dEf"
Teknologi Pengolahan pangan
/Ft
8 Bab 1 Proses Termal
'ry U
9
pemasakan, thawing, pengeringan, penyangraian, dan pembentukan sifat Pada proses termal konvensional, sebagian besar enzim inaktif
renyah (crisping). sehingga enzim-enzim tahan panas tersebut diiadikan indikator kecukupan
Pengeringan merupakan proses pemanasan pada kondisi terkontrol proses dan sebagian besar proses inaktivasi mikroorganisme memerlukan
dengan tujuan menguapkan air dari produk. Pengeringan mengakibatkan suhu yang lebih rendah dibandingkan enzim tersebut. Beberapa enzim
perubahan pada tekstur dan nilai gizi produk dan penurunan aktivitas tersebut mempunyai ketahanan terhadap panas yang lebih tinggi
air. Penurunan aktivitas air ini menyebabkan daya simpan produk clibandingkan mikroorganisme. Nilai Z ttntuk enzim sekitar 30oC,
meningkat. Penjelasan rentang pengeringan yang lebih lengkap disajikan sedangkan mikroorganisme 10"C. Hal ini berarti jika produk dipanaskan
pada Bab 5. pacla suhu 100"C, clan suhu ditingkatkan menjadi 130"C maka kecepatan
inaktivasi enzim meningkat 10 kali, sedangkan inaktivasi mikroba 1000
kali.
diakibatkan gelatinisasi pati dan denaturasi protein. Selain itu, senyawa sengaja atau dapat dihindari, dan tidak dapat dihindari'
antinutrisi yang sensitif terhadap panas seperti antitripsin dapat Pada proses pengolahan, ada bagian tertentu dari bahan baku yang
kehilangan aktivitasnya. sengaja dihilangkan, seperti tulang dibuang dari daging, kulit dikupas
dari buah, dan bilibijian disosoh. Akibatnya, sebagian zat gizi yang
4. Sifat Organoleptik terkandung di dalam bagian yang dibuang tersebut menjadi hilang.
Pada proses termal dapat terjadi perubahan sifat organoleptik produk. Kehilangan zat giziyang tidak disengaja terjadi karena pengendalian
Perubahan sifat organoleptik merupakan akumulasi dari berbagai dan penanganan yang kurang baik. Contoh kategori kedua ini adalah
perubahan yang terjadi selama proses seperti denaturasi protein, perendaman dalam air yang terlalu lama sehingga vitamin'vitamin yang
pelelehan, dan restrukrurisasi lemak, serta gelatinisasi pati. perubahan larut dalam air banyak yang hilang.
komponen makromolekul tersebut menyebabkan perubahan tekstur clan
Kategori ketiga adalah kehilangan zat giziyang tidak dapat dihindari,
cita rasa produk. Perubahan lain yang terjadi seperti perubahan warna
terjadi karena rusaknya zatzat gizi yang tidak tahan terhadap panas.
dan flnvor juga berperan terhadap sifat organoleptik produk. selain itu,
Tingkat kerusakan zat gizt tersebut bergantung pada jenis proses termal,
reaksi yang terjadi selama proses termal, yaitu reaksi kimiawi dalam bahan
jenis bahan baku, dan proses pengolahan sebelum proses termal, seperti
pangan yang diinduksi panas seperti reaksi Maillard dan karamelisasi juga
pengirisan dan penggilingan. Pengirisan dan penggilingan menyebabkan
berperan terhadap perubahan cira rasa produk.
rasio permukaan terhadap volume bahan yang tinggi dapat
Intensitas perubahan yang terjadi bergantung pada lama dan suhu mengakibatkan peningkatan kerusakan zat giziyang labil terhadap panas.
proses pemanasan. Pada proses pemanasan yang berlebihan dapat terjadi
Vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat larut air rentan hilang selama
reaksi yang mengakibat cita rasa terlalu matang atau ouercooked yang tiiJak proses termal.
disukai konsumen. Untuk mencegah hal tersebut beberapa proses termal
penllrunan risiko kerusakan
Proses termal harus clititikberatkan pada
diikuti oleh proses penurunan suhu yang cepat seperti pendinginan pada
dan kehilangan zat gizi selama pengolahan dengan cara mengatur kondisi
proses sterilisasi dan pasteurisasi.
proses yang tepat, yaitu suhu, waktu, dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh, seperti pH. Proses termal optimum berarti perlakuan panas
yang minimum dibutuhkan untuk mendapatkan karakteristik produk
yang diinginkan dan steril. Proses termal yang lama berimplikasi pada
"&l Teknologi Pengolahan pangan
12 ",fib.
V Bab 1 Proses Termal 13
penurunan mutu dan biaya produksi yang tinggi. Tetapi perlu diingat,
kesterilan produk tetap harus diperhatikan, seperti pada proses sterilisasi,
IKHTISAR
pasteurisasi, dan blansing. E
Sebagai contoh, untuk produk pangan cair yang dipasteurisasi seperti Tabel 1.1 lkhtisar Proses Termal
susu, proses HTST dapat menghasilkan retensi zat giziyang maksimum.
Jenis Proses Definisi Tuj ua n Contoh
Pada susu HTST, peningkatan suhu dan waktu proses yang singkat
Proses termal Peng aweta n Mematikan Pem a sa ka n,
menyebabkan retensi zat gizi yang lebih baik, tetapi tetap dapat
pangan dengan mikroorganisme blansing,
menginaktifkan mikroba. Pada kondisi tertentu, suhu tinggi dapat mengg u na kan penye ba b pasteurisasi,
mendestruksi mikroba tetapi tidak dapat menginaktifkan enzim yang energi panas penyakit dan sterilisasi, peng-
kebusukan gorenga n,
terdapat secara alami dalam bahan pangan. oleh karena itu, proses termal
produk, serta penyangraian,
harus dioptimasi dengan cara menaikkan atau menurunkan suhu, sehingga mem pe rpa nja n g pemanggangan,
kecepatan destruksi enzim sebanding dengan kecepatan destruksi mikroba evapomsi, ekstrusi,
pengeri nga n,
yang diladikan dasar penentuan kondisi proses termal. Kisaran suhu ketika
radiasi gelombang
kecepatan destruksi mikroba sebanding dengan kecepatan destruksi mikro, dan
enzim, yaitu sebesar l3Z-143"C. inframerah
,*h
t4 Teknologi Pengolahan Pangan 1
Bab Proses Termal
!ry 15
il
Peng eri nga n Penghilangan Menurunkan Pengeringan
Sterilisasi Proses pema- Destru ksi Pengalengarr
kadar air kadar air produk bua h-buaha n,
nasan dengan mikroorganisme
sehingga daya bij i- bij ia n,
produk pangan
simpan kacang-kacangan,
diberi suhu dan
mening kat minuman
lama proses pe-
instan, susu
manasan yan9
bubuk
cukup untuk
menghasilkan
produk yang E kstru si Proses peng- Menda patka n Makanan ringan
olahan yang produk dengan yang berpori
steril secara
mengombinasikan tekstur tertentu (ekstrudat),
komersial
proses daging tiruan
pengad u ka n,
Penggorengan Proses termal Menda patka n Penggorengan penca m pu ra n,
dengan meng- cita rasa tertentu, kerupuk, ayam pengadonan, dan
gunakan minyak blansing produk, (deep fat penceta ka n
sebagai medium i ktivasi
na frying), dll
peng ha nta r m i kroba
panas Pemanasa n Pema nasa n Menurunkan
gelombang dengan meng- kadar air,
Penya ng ra ia n Proses pindah Menda patka n Penya ng ra ia n mikro atau gunakan energi in a ktiva si
panas baik tanpa cita rasa kerupuk, kopi, inf ra mera h gelomba ng mikroba dan
media maupun tertentu biji kakao mikro atau enzim, menda-
menggunakan inf ra mera h patkan cita rasa
media seperti tertentu
pasir
E soAL
8. Selain aktivitas mikroba dan entiry, faktor apa lagi yang harus
diperhatikan dalam penerapan proses termal pada pengolahan
panganl 1'
,#h, j ."qr"
18 Teknologi Pengolahan Pangan tg t9
w il 'qcrr
Bahan Pangan Segar dapat mengkatalisis reaksi oksidasi terhadap senyawa fenol yang
(Buah dan Sayuran)
mengakibatkan pembentukan warna cokelat yang tidak disukai konsumen.
Melalui proses blansing, enzim polifenolase diinaktifkan sehingga
perubahan warna akibat reaksi pencokelatan enzimatis tersebut dapat
BLANSING diminimumkan.
Fungsi blansing yang lain adalah mengurangi gas antarsel.
Pengurangan kadar oksigen antarsel penting dilakukan untuk mengurangi
perubahan oksidatif dan mendapatkan kondisi'head.space yang vakum pada
proses pengalengan.
Ina ktivasi Peng u ra nga n Penurunan Mempermudah Oleh karena blansing merupakan proses pemanasan, blansing
enzim gas antarsel jumlah mikroba pengisian kaleng
menyebabkan penurunan kadar mikroorganisme dan perbaikan tekstur.
Selain itu, blansing dapat mempermudah proses pengisian pada
pengalengan. Efek negatif blansing adalah kehilangan zatgiziyang sensitif
Pengolahan lanjutan terhadap panas, dan pada metode blansing dengan perebusan dapat terjadi
pelarutan zat gizi.
Beberapa enzim oksidatif dapat menjadi inaktif pada proses blansing,
Pembekuan/ Pengolahan lebih seperti peroksidase, katalase, polifenol oksidase, lipoksigenase, dan lain-
pendinginan lanjut menjadi sari lain. Inaktivasi peroksidase biasa digunakan sebagai indeks kecukupan
buah, sirup, dll. proses blansing karena enzim ini paling tahan terhadap panas'
Gambar 2.1 Skema Proses Blansing Pengendalian waktu dan suhu blansing memengaruhi keseragaman
kualitas produk, selain energi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika
sayuran memerlukan blansing sebelum dibekukan, penentuan waktu dan
Pada dasarnya, proses blansing bertujuan untuk menginaktifkan suhu blansing bergantung pada stabilitas enzim terhadap panas. Enzim
enzim-enzim yang menyebabkan perubahan kualitas bahan pangan. Proses yang dijadikan indikator adalah enzim yang paling berperan terhadap
ini diterapkan terutama pada bahan pangan segar yang mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan beku. Oleh karena itu, penentuan
kerusakan akibat aktivitas enzim yang tinggi. Contoh bahan pangan kecukupan proses blansing dengan didasarkan pada enzim peroksidase
tersebut adalah sayuran dan buah-buahan. Proses blansing harus kurang tepat karena enzim lipoksigenase merupakan enzim utama
menjamin bahwa enzim-enzim yang menyebabkan perubahan kualitas penyebab kerusakan selama pembekuan. Padahal enzim lipoksigenase
warna, bau, cita rasa, tekstur, dan gizi inaktif selama penyimpanan beku. lebih sensitif terhadap panas dibandingkan peroksidase. Akibatnya, jika
Sebagai contoh, pada proses pembuatan jus apel harus dilakukan blansing kecukupan proses didasarkan pada enzim peroksidase, penggunaan energi
karena pada jenis buah ini aktivitas enzim polifenolase sangat tinggi. untuk pemanasan menjadi berlebihan.
Akibatnya, selama penundaan proses sebelum pengolahan jus, enzim ini
& 2 Blansing ?
)) Teknologi Pengolahan Pangan Bab
Ada empat rancang bangun alat blansing menggunakan air panas I
(hot water blancher) yaitu alat blansing bentuk tabung (tubular blancher),
b. (Jlir Berputar (RotarY Screw Blancher)
ulir berputar (rotary screw bLancher), alat blansing berputar (rotary bl,ancher), Alat ini terdiri dari ulir pada bagian tengah alat yang berputar pada
dan ulir panas (thermoscrew bl"anc'her). kecepatan tertentu. Bahan yang akan diblansing bergerak akibat putaran
ulir tersebut dalam tabung atau tangki yang berisi air panas.
Pemilihan jenis alat blansing yang digunakan bergantung pada jenis
produk. Jenis alat blansing yang paling banyak digunakan adalah tipe
ulir berputar dan tipe berputar. Lama blansing untuk alat blansing
berputar mudah diatur dengan mengubah panjang tabung dan Ulir berputar
kapasitasnya dapat disesuaikan dengan lama blansing.
*L
Teknologi Pengolahan Pangan
U
24 Bab 2 Blansing t
d. Ulir PanN (Thermoscrew Blancher) Alat blansing dengan menggunakan uap air panas sebagian ada yang
Seperti rotarJ screw blancher, tetapi pada bagian tengah ulir terdapat lubang. r.lilengkapi dengan bagian pendinginan sehingga alat blansing ini terdiri
Lubang pada bagian tengah ulir tersebut berisi medium pemanas. ,.lari bagian untuk blansing dan bagian untuk mendinginkan produk.
Rancangan alat blansing yang lain telah dikembangkan untuk berbagai Keclua bagian ini dihubungkan oleh suatu konveyor atau ban berjalan.
jenis produk seperti counter current blanching tower. Pada alat ini bahan Alat ini dapat cligunakan untuk bahan pangan yang berbentuk partikulat
dan air panas bergerak dengan arah yang berlawanan untuk mempercepar seperti irisan wortel, tetapi tidak dapat digunakan untuk nonpartikulat
proses transfer panas. scperti sayuran berbentuk daun.
dengan air panas. Jenis alat blansing uap air panas yang pertama kali mengurangi kehilangan bahan akibat pelarutan (Leacfiine) dan mengurangi
dikembangkan adalah blansing cepat individual (IQB, Indintidual euick limbah cair. Kelemahan metode ini adalah pada proses blansing dapat
Blanching), yaitu proses blansing cepat untuk satu unit produk. Pada alat
terjadi pengeringan pada bagian permukaan bahan dan adanya oksigen
ini uap air diberikan pada lapisan irisan sayuran atau buah-buahan dapat menyebabkan proses oksidasi. Selain itu, biaya operasionalnya lebih
Gambar 2.7 Diagram Proses Blansing Kontinu dengan Menggunakan Uap Air panas Gambar 2.8 Diagram Proses Blansing Kontinu dengan Menggunakan Gas Panas
"-. .-.
26 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 2 Blansing 27
4. Blansing dengan Gelombang Mikro (Microwave) Nutrisi yang paling banyak diukur pada proses blansing adalah vitamin
C karena sifatnya yang sangat larut air, rentan terhadap oksidasi, dan
Blansing dengan gelombang mikro telah lama dipelajari untuk
mudah dianalisis. Kehilangan vitamin C dari bayam dapat mencapai 707o
mengurangi proses Leaching akibat perebusan dan pemanasan yang cepat
untuk blansing selama 3-5 menit. Kinetika reaksi kehilangan vitamin C
pada metode blansing yang lain, terutama untuk bahan pangan dengan
adalah kinetika reaksi orde pertama, yaitu kehilangan vitamin C
luas permukaan tinggi. Dari segi kualitas bahan, metode blansing ini
sebanding dengan lama blansing.
menguntungkan, tetapi biaya operasional tinggi sehingga tidak banyak
digunakan.
3. Senyawa Toksik
Selain terjadi proses pelarutan zat gizi, senyawa toksik yang secara alami
terdapat dalam bahan pangan dapat mengalami pelarutan juga. Sebagai
EFEK BLANSING
E contoh, kadar nitrat dalam bahan pangan telah menjadi perhatian karena
sifatnya yang toksik, dan kadar nitrat yang tinggi dapat menyebabkan
Beberapa pengaruh proses blansing terhadap bahan pangan adalah methemoglobinemia pada anakanak.
sebagai berikut.
Blansing dengan metode perebusan dapat menurunkan kadar nitrat
pada bayam sampai 50%. Perubahan nitrat menjadi nitrit karena proses
1. Berat Bahan
oksidasi dapat terjadi selama blansing, tetapi kadar nitrit juga mengalami
Pada beberapa bahan yang diblansing, terjadi penyusutan yang sangat penurunan.
besar sehingga menyebabkan kehilangan berat bahan yang cukup tinggi.
Jumlah kalsium yang diikat dari air pemblansing memengaruhi nisbah
Kehilangan berat ini dapat mencapai 19%. Kehilangan berat tersebut
oksalat yang larut dan tidak larut. Kadar garam yang tinggi dalam air
pada proses blansing dengan perebusan dapat terjadi melalui mekanisme
pemblansing menyebabkan penurunan kelarutan oksalat.
berikut ini.
Selain nitrat dan oksalat, senyawa toksik yang dapat dihilangkan
Pada suhu sekitar 50-55'c membran sitoplasma yang melindungi dengan proses blansing adalah logam berat. Logam berat umumnya larut
bagian dalam sel menjadi rusak dan menyebabkan kehilangan tekanan
air sehingga proses pelarutan selama blansing menyebabkan kadar logam
turgor. Keadaan ini menyebabkan terjadi kehilangan cairan dari bagian berat dapat mengalami penurunan.
dalam sel. Secara simultan atau bersamaan, kerusakan membran
menyebabkan difusi solut dari bagian dalam sel. Difusi yang terjadi terus- 4. MikroorganismeKontaminan
menerus selama proses blansing menyebabkan penyusutan lrerat.
Proses blansing dapat menurunkan kadar mikroba kontaminan.
Penurunan mikroba kontaminan penting dilakukan, terutama sebelum
2. ZatGizi
bahan pangan dibekukan atau dikeringkan. Sebagai contoh, perlakuan
Kerusakan beberapa nutrisi terjadi selama proses blansing, rcrrrl-ri cli antara blansing dengan air mendidih terhadap kecambah kedelai selama tiga
berbagai metode, metode perebusan menyebabkan kehilrrrrgan nutrisi menit dapat menurunkan total bakteri menjadi kurang dari 14.000,/g,
yang terbesar. Sebanyak 40o/o mineral dan vitamin, j5%, gtrll, rlan Z07o koliform kurang dari l0/g, dan Salmonella menjadi tidak terdeteksi.
protein rusak atau hilang pada proses perebusan.
.-, .Ir
Teknologi Pengolahan Pangan Bab 2 Blansing 29
28
U
Jumlah mikroba termodurik tidak dapat berkurang. Bakteri Penambahan natrium karbonat atau kalsium oksida atau alkalinisasi
termodurik Bacillus tlwrmophillu.s dapat diisolasi dari air pemblansing dengan natrium hidroksida pada air blansing dapat meningkatkan
kacang kapri bersuhu 90"C selama 5 menit. Berhubung proses blansing stabilitas warna klorofil. Penambahan kalsium klorida mempunyai
menyebabkan tekstur menjadi lebih empuk, penanganan bahan yang pengaruh sebaliknya, yaitu meningkatkan dekomposisi klorofil. Demikian
higienis pun diperlukan. pula adanya ion timbal dan besi menyebabkan dekomposisi klorofil,
Selain mikroba kontaminan, proses blansing dapat menurunkan sedangkan ion timbal dan tembaga mencegah dekomposisi. Klorofil b
kadar kontaminan seperti residu pestisida. Sebagai contoh, penurunan lebih tahan terhadap panas dibandingkan klorofil a.
kadar DDT (diklorodifenil tetrakloroetana) dapat mencapai 50% pada Pada bahan pangan yang mengandung karoten terjadi perubahan
proses blansing kacang hl1au. warna karoten. Karena adanya panas yang menginduksi perubahan
struktur konjugasi karoten, proporsi warna merah meningkat, sedangkan
5. Enzim proporsi warna kuning menurun. Perbedaan metode blansing
Enzim peroksidase sering digunakan sebagai indikator kecukupan proses menyebabkan perbedaan perubahan warna karoten. Perubahan tersebut
blansing karena enzim ini merupakan enzim yang paling resisten terhadap selain disebabkan oleh perubahan struktur konjugasi karoten juga
panas dan mudah diukur. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa disebabkan oleh perubahan kromoplas yang menyebabkan karoten
sejumlah aktivitas enzim peroksidase masih berlangsung setelah proses dibebaskan dan larut dalam lemak dan sebagian larut dalam air'
blansing dan penyimpanan yang lama. Aktivitas yang kurang dafi 5o/o
Penggunaan natrium asam pirofosfat dalam air pemblansing terutama
aktivitas enzim asal tidak menyebabkan perubahan mutu produk sayuran
untuk kentang dan bunga kol dapat mencegah perubahan warna selama
atau buah-buahan yang disimpan.
penyimpanan produk olahannya. Penyebab perubahan warna tersebut
Selain peroksidase, indikator kecukupan proses blansing adalah enzim adalah reaksi antara o-dihidroksifenol dengan ion ferro membentuk
hidrolase (misal palmitoil-Co,{hidrolase). Akan tetapi, enzim ini jarang pigmen dalam bentuk ferri selama proses oksidasi. Pirofosfat bersifat unik
digunakan sebagai indikator karena biaya analisisnya yang mahal. karena dapat mengkelat ion ferri secara kuat.
Penurunan aktivitas enzim dalam bahan pangan juga dipengaruhi Cita rasa (fl^ator) yang larut atau volatil dapat hilang selama proses
oleh ukuran bahan yang diblansing. Inaktivasi enzim biasanya meningkat blansing. Inaktivasi enzim dan penghilangan sejumlah oksigen dalam
dari pusat bahan ke permukaan. Semakin besar ukuran bahan, proses bahan pangan dapat membantu menahan cita rasa selama penyimpanan
inaktivasi menjadi lebih sulit. terutama penyimpanan beku.
.L
Teknologi Pengolahan Pangan Bab 2 Blanslng ^:.
31
30
U
te{adi kerusakan jaringan setelah proses blansing selama 3 menit pada pengalengan. Pada proses pengalengarr, headspace harus dipertahankan
suhu 100'C. Perubahan fisiologis dan kimia lebih berperan terhadap clalam kondisi vakum untuk mencegah pertumbuhan mikroba aerob'
perubahan kekerasan jaringan dlbandingkan perubahan fisik. Kerusakan
Penguapan gas juga dapat mencegah perubahan warna karena oksidasi
tekstur juga dapat terjadi akibat pembekuan.
rlapat dicegah.
Adanya pemanasan dan air dapat menyebabkan penggembungan
Pengukusan atalJ stedm blanching menyebabkan penguapan gas yang
dinding sel selama blansing. Penggembungan tersebut disebabkan oleh
lebih lambat dibandingkan perebusan atau hotwdterblanching. Pada proses
protopektin terekstrak dari bagian lamela tengah. Penggembungan
perebusan, transfer panas lebih cepat dari pengukusan.
tersebut terjadi jika proses blansing tidak tepat. Blansing yang tepat baik
suhu maupun lama proses dapat menjaga struktur sel tetap utuh.
*.
32 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 2 Blansing ?
mengalami inaktivasi selama proses blansing. Indikator kecukupar"r proses
blansing dapat diukur dari derajat inaktivasi enzim rerrenrlr. Adapun
warna, bau, cita rasa, dan tekstur bahan atau produk pangan dapat
Definisi
Proses pemanasan suhu mengalami perubahan akibat degradasi komponen tertentu atau
sedang pelarutan pada blansing air panas. Gas antarsel berkurang sehingga
memungkinkan kondisi vakum pada proses pengalengan dapat tercapai.
Tujuan
.
Metode
.
Jenis alat
.
Efek r-l
Inaktivasi Blansing air Tubular . Berat bahan \ e. I soAL
enzim-enzim
oksidatif .
panas
Blansing uap
blancer
. Rotary screw
.
.
Senyawa gizi
Senyawa
I
. Mengurangi air blancer toksi k
gas antarsel o Blansing o Rotary . Mikroba 1. Apa yang dimaksud dengan blansing?
. Mengurangi udara panas blancer kontaminan
jumlah . Blansing . Thermoscrew . Enzim
Z, Mengapa blansing harus dilakukan sebelum teknik pengolahan
mikroba awal gelombang bla ncer . pangan tertentul
Struktur dan
. Memudahkan mikro . Steam blancer tekstu r
pengisia n . Hot gai o Warna, cita 3. Produk atau bahan pangan apa yang harus diberi perlakuan blansingl
kaleng blancer rasa, bau
. Microwave . Gas antarsel 4. Teknik pengolahan apa yang memerlukan proses blansingl
blancer
5. Apa keuntungan dan kerugian blansing?
Gambar 2.9 lkhtisar proses Blansing 6. Dari berbagai metode blansing yang telah dijelaskan, metode mana
yang paling sesuai untuk bahan pangan berikur.
'Wortel
a.
b. Bayam merah
Proses blansing berpengaruh terhacrap berat bal-ran
, zat gizi,senyawa c. Ubi jalar ungu
toksik, mikroba kontaminan, enzim, warna, cita rasa, bau, tekstur,
gas antarsel. Berat bahan mengalami penyusutan,
dan d. Ubi jalar merah
terutama jika digunakan e. Kentang
metode blansing air panas. zat gizidan senyawa toksik dapat
penurunan akibat pelarutan jika digunakan metode blansing
mengalami {. Apel
air panas g. Nanas
atau degradasi termal. Mikroba kontaminan dapat berkurang
proses termal. Hal ini dibutuhkan jika pada proses
akibat h. Edamame
pengawetan selanjutnya
tidak terjadi pengurangan jumlah mikroba seperti pembekuan 7. Apakah proses pengalengan ikan memerlukan proses blansingl
dan
pendinginan. Demikian pula pengurangan mikroba konraminan Perlakuan apa pada proses pengalengan ikan yang menerapkan
diperlukan untuk proses termal rain seperti pengarengan. Enzim prinsip blansing? Apa tujuannya?
^-.
34 Teknologi pengolahan pangan ^-.
Bab 2 Blansing 35
8. Apa yang harus dilakukan untuk meminimumkan perubahan warna
sayuran selama proses blansing?
-t
\ a. I PENDAHULUAN
I
Sterilisasi merupakan salah satu metode untuk mematikan
mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam suatu bahan atau produk'
Sterilisasi pertama kali dikembangkan merupakan proses termal, seperti
pada proses pengalengan. Kelemahan sterilisasi dengan proses termal
adalah penggunaan suhu tinggi yang dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan dalam produk pangan, seperti kerusakan senyawa nutrisi,
pembentukan senyawa atau komponen yang bersifat toksik, dan
perubahan karakteristik produk. Perubahan karakteristik produk
memengaruhi daya terima konsumen terhadap produk pangan. Oleh
karena itu, untuk mengatasi kelemahan sterilisasi termal, saat ini teknik'
teknik sterilisasi nontermal telah dikembangkan yang akan dilelaskan
secara terinci pada Bab 9. Teknik sterilisasi nontermal antara lain
pengawetan kejut listrik, osilasi medan magnet, dan tekanan tinggi.
.*
Teknologi Pengolahan Pangan 37
36 U
dengar-r menggunakan panas saja atau dengan kombinasi clengan pH,
aktivitas air, atau pengawetan kimiawi. Kemasan yang dikemas secara
hermetis (tidak memungkinkan udara, mikroba, atau bahan-bahan lain
masuk) dapat menjaga produk tetap steril.
KARAKTERI'TIK MIKR,'RGANI'ME
E o)
o
C,
Hampir semua bahan pangan mentah mengandung mikroba yang dapat -o
o
menyebabkan kebusukan, kecuali jika mikroba tersebut didestruksi atau :E
L
2, Faktor Intrinsik
b. AktivitasAir
Untuk tumbuh dan berkembang biak, mikroorganisme memerlukan Jumlah air bebas dalam bahan pangan yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme dinyatakan dalam besaran aktivitas air (Aw=warer dctivitJ).
kondisi tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan intrinsiknya. Konclisi
Mikroorganisme memerlukan kecukupan air untuk tumbuh dan
tersehut berkaitan dengan keadaan substrat clan lingkungan rempat
berkembang biak. Seperti halnya pH, mikroba mempunyai nilai Aw
mikroba tumbuh dan berkembang biak.
minimum, maksimum, dan optimum untuk tumbuh dan berkembang
Faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan mikroorganisme untuk biak.
tumbuh dan berkembang biak disebut faktor intrinsik. Faktor intrinsik
Nilai Aw suatu bahan atau produk pangan dinyatakan dalam skala 0
tersebut meliputi konsentrasi ion hidrogen atau pH, kebutuhan air
(aktivitas air:Aw), kondisi ada arau tanpa oksigen (tekanan oksigen), sampai 1. Nilai 0 berarti dalam makanan tersebut tidak terdapat air bebas,
sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa bahan pangan tersebut hanya
kandungan zatgizi substrat, dan senyawa penghambat.
terdiri dari air murni. Di antara kapang, khamir, dan bakteri, ternyata
bakteri memerlukan nilai Aw yang paling tinggi untuk pertumbuhannya.
a, Nilai pH
Nilai Aw terenclah di mana bakteri clapat hidup aclalah 0,86. Bakteri-
Setiap mikroba mempunyai pH minimum, maksimum, dan optimum bakteri tertentu yang bersifat halofilik atau dapat tumbuh pada kadar
untuk berkembang biak. Makanan yang mempunyai claya awet tinggi garam tinggi dapat hidup pada nilai Aw yang lebih rendah, yaitu 0,75.
biasanya mempunyai pH lebih rendah dari 4,5 seperti sari buah, yoghurt, Sebagian besar makanan segar mempunyai nilai Aw = 0,99.
acar, dan minuman ringan. Pada nilai pH lebih besar dari 4,6 mikroba
pembusuk mempunyai peluang leblh besar untuk tumbuh dan Khamir membutuhkan nilai Aw yang lebih tinggi dari kapang, tetapi
lebih rendah dari bakteri. Kapang membutuhkan nilai Aw yang paling
berkembang biak sehingga makanan mudah menjadi busuk.
rendah dibandingkan bakteri dan khamir.
Makanan digolongkan berdasarkan nilai pH-nya. Makanan yang
Padaproduk pangan tertentu supaya lebih awet biasa dilakukan
mempunyai pH di bawah 4,5 termasuk ke dalam makanan berasam tinggi
(low acid food). Sebagian besar mikroba tumbuh baik iika kisaran pH penurunan nilai Aw. Cara menurunkan nilai Aw antara lain dengan
menambahkan suatu senyawa yang dapat mengikat air seperti garam,
makanan antara 4,5 -7,5 ; begitupun Clostridium botulinum, tumbuh baik
polisakarida pembentuk gel, gula, atau protein yang dapat mengalami gelasi.
pada kisaran pH tersebut. Makanan yang mempunyai kisaran pH 4,5-
.4qr .&.
42 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 3 Sterilisasi Termal
w 43
!ru'
c. Tekanan Ol<sigen (OxygenR eduction Potential) Oleh karena ittt, komposisi nutrisi substrat atau makanan tempat
Tekanan oksigen merupakan potensi oksidasi dan reduksi yang mikroba tumbuh berperan penting terhadap pertumbuhan dan
menunjukkan kemampuan suatu substrat untuk menangkap atau perkembangbiakan mikroba. Makanan yang kaya clengan nutrisi
melepaskan elektron (mengalami proses oksidasi). Karena pada proses merupakan media pertumbuhan mikroba yang baik, seperti susu dan
oksidasi-reduksi tersebut terjadi karena adanya oksigen, maka mikroba kaldu. Untuk produk pangan yar-rg kaya nutrisi, kerusakan mikrobiologis
digolongkan berdasarkan potensinya dalam proses mereduksi oksigen. umumnya cepat terjadi sehingga diperlukan pengawetan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba tersebut.
Pada umumnya, mikroba mempunyai kepekaan yang berbeda
terhadap tekanan oksigen dalam lingkungan tempat hidupnya. Besarnya
e. SenyawaAntimikroba
potensi tersebut dipengaruhi oleh jenis substrat, kemampuan untuk
menghambat perubahan oksidasi-reduksi, tekanan oksigen dalam substrat, Senyawa antimikroba merupakan senyawa yang dapat menghambat
dan tingkat hubungan substrat dengan lingkungan atmosfernya. pertumbuhan mikroba. Senyawa tersebut dapat berasal dari bahan atau
produk pangan itu sendiri atau ditambahkan dari luar. Beberapa senyawa
Mikroba yang mempunyai nilai O-R potential rendah disebut penghambat yang secara alami terdapat dalam produk pangan adalah
mikroaerofilik. Mikroba anaerobik adalah mikroba yang tidak mampu
lisozim pada telur, katekin pada teh, dan asam benzoat pada buah-buahan
tumbuh bila terdapat oksigen atau dapat hidup hanya pada lingkungan
tertentu.
dengan nilai O-R p otenti aL negatif. CLo stridium termasuk ke dalam golongan
mikroba ini. Gabungan dari kelima faktor tersebut (nilai pH, aktivitas air, O-R
potential, komposisi nutrisi, dan senyawa penghambat) memengaruhi
Mikroba yang dapat hidup pada kondisi O-R potential positif
kondisi pertumbuhan mikroba. Faktor-faktor tersebut j ika berkomb inasi
memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya dan disebut mikroba
secara sinergis menciptakan suatu kondisi yang secara intrinsik mendukung
aerobik. Beberapa jenis mikroba bersifat fleksibel dapat menyesuaikan
atau menghambat pertumbuhan mikroba. Jika faktor-faktor tersebut
diri dengan O-R potential. Mikroba tersebut dapat tumbuh pada keadaan
menghambat maka mikroba tidak dapat berkembang biak, sebaliknya
aerobik atau anaerobik sehingga disebut aerobik fakultatif atau anaerobik
jika mendukung maka mikroba akan terstimulasi untuk tumbuh. Oleh
fakultatif.
karena itu, faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam proses
pengalengan makanan.
d. KomposisiNurrisi Substrat
Mikroba memerlukan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang biak. 3. FaktorEkstrinsik
Mikroba memerlukan sumber energi seperti karbohidrat, sumber Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan
nitrogen sepefti protein atau asam amino, vitamin, dan mineral. Sumber mikroba untuk dapat tetap hidup. Yang termasuk ke dalam faktor
energi selain karbohidrat juga dapat berupa alkohol. Asam amino juga ekstrinsik adalah suhu, kelembaban udara, konsentrasi dan jenis gas, serta
dapat digunakan sebagai sumber energi. Mikroba tertentu kadang-kadang radiasi. Faktor ekstrinsik berkaitan dengan kondisi penyimpanan.
memerlukan jenis vitamin tertentu, terutama vitamin B bagi pertum-
buhannya.
nf?
Dr'f u'
tlh;
^*44 Teknologi Pengolahan Pangan "'l' .-
FroPi' 3 Sterilisasi Termal
U r 4s
a. Su/ru pertumbuhan mikroba. Pada kondisi suhu dan RH yang tepat, daya simpan
Mikroba dapat tumbuh dan berkembangblak dalam kisaran suhu yang bahan atau produk pangan dapat diperpanjang.
luas. Mikroba memiliki suhu maksimum untuk mempertahankan c. Jenis dan Konsentrasi Gas
hidupnya. Pada suhu di bawah atau di atas suhu maksimum tersebut
Gas tertentu seperti karbondioksida pada konsentrasi tertentu dapat
mikroba dapat mati. Kisaran suhu di mana mikroba mati disebut suhu
berfungsi sebagai bahan pengawet. Sebagai contoh, karbondioksida pada
letal (Letlul temperature) c{an merupakan kisaran suhu yang sempit. Dalam
konsentrasi 10% dalam sistem penyimpanan atmosfer terkendali dapat
kisaran suhu tersebut masih ada mikroba yang bertahan hidup, tetapi
memperpanjang umur simpan buah-buahan dan sayuran.
tidak mampu berkembang biak. Oleh karena itu, dibutuhkan kombinasi
suhu dan waktu yang tepat untuk membunuh semua mikroba.
d. Radiasi
Berdasarkan suhu pertumbuhannya, mikroba dikelompokkan
Radiasi pengion dapat merusak mikroba. Radiasi elektromagnetik biasa
menjadi berikut ini.
digunakan untuk mendestruksi mikroba dalam suatu proses yang disebut
1) Mikroba psikrofilik atau psikrotrofik, yaitu mikroba yang dapat sterilisasi dingin (col.d steril.ization) karena pada proses sterilisasi tersebut
tumbuh baik pada kisaran suhu -7- 10'C. Mikroba ini menyebabkan
tidak terjadi kenaikan suhu. Demikian pula ozonisasi merupakan salah
kebusukan produk pangan yang disimpan pada suhu rendah. Dari
satu teknik sterilisasi dingin yang telah diterapkan secara komersial pada
spesies C. botulinum ada satu strain yang dapat tumbuh pada suhu
pengolahan air minum dalam kemasan.
rendah, yaitu C. botulinum tipe E yang banyak terdapat pada hasil
perikanan. Semua faktor ekstrinsik tersebut menentukan kemampuan mikroba
untuk hidup dan berkembang biak. Adanya faktor ekstrinsik dan intrinsik
Z) Mikroba mesofilik, yaitu mikroba yang tumbuh baik pada kisaran
harus dipertimbangkan dalam mengawetkan produk pangan termasuk
suhu 25-40'C. Suhu pertumbuhan optimum antara 35-37'C.
proses sterilisasi komersial.
Sebagian besar mikroba yang tumbuh pada makanan tergolong
mesofilik.
3) Mikroba termofilik, yaitu mikroba yang dapat rumbuh pada suhu tinggi
mulai dari 45"C. Suhu pertumbuhan optimumnya antara 55-65"C.
KEBUSUKAN OLEH BAKTERI
Mikroba ini umumnya menjadi penyebab kebusukan makanan
kaleng yang mengakibatkan flat sour, yaitu isi kaleng menjadi asam
E
tanpa terbentuk gas. Laju pertumbuhan atau laju pembelahan sel
meningkat dengan meningkatnya suhu. Mikroba termofilik
1. Indikasi Kebusukan oleh Bakteri
berkembang biak secara cepat. Kebanyakan bakteri menghasilkan gas ketika tumbuh dalam makanan
kaleng. Pengecualian untuk bakteri pembentuk spora penghasil asam
b. KelembabanRelati{
yang tidak membentuk gas, tetapi menghasilkan asam dan menyebabkan
Kelembaban relatif atau RH (relarivelwmidity) ditentukan oleh lingkungan produk pangan menjadi asam tanpa menghasilkan gas sehingga kemasan
il
atmosfer di mana mikroba tumbuh. Pada RH tinggi, makanan akan kaleng tidak menjadi gembung (fl.atsour spore formingbacteria).
menyerap air, air yang diserap tersebut merupakan media bagi
,# ,&
46 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 3 Sterilisasi Termal 47
Indikator yang paling banyak digunakan untuk menanclakan acianya Adanya tekanan vakum dalam kaleng dapat mengakibatkan tekanan
kebusukan dalam kaleng adalah cembung pada kedua sisi atau saru sisi dalam kaleng yang berlebihan selama sterilisasi dalam retort (retorting)
kaleng. cembung rersebut menunjukkan bahwa dalam produk makanirn sehingga lipatan pada penutup kaleng (seam) rusak. Beberapa kemasan
kaleng tersebut telah tumbuh bakteri yang menghasilkan gas. oleh karena yang tidak tahan tekanan tinggi dapat pecah atau bocor sehingga tidak
itu, konsumen dianjurkan tidak mengosumsi makanan dalam kaleng jika dapat dipasarkan.
sisi kaleng tersebut telah cembung, walaupun cembung tersebut mungkin
bukan berasal dari bakteri pembentuk gas.
3. Kontaminasi Setelah Proses (Kebocoran)
Penampakan atau bau dari isi dalam kaleng dapat digunakan sebagai
Kebusukan akibat kebocoran dapat menyebabkan kontaminasi setelah
indikator kebusukan. Jika kaleng dibuka dan berbau apek atau jika larutan
sterilisasi. Sering kali dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai
gula atau garam dalam kaleng yang biasa jernih berubah menjadi keruh,
berminggu-minggu sampai timbul indikasi adanya kebocoran. Kebocoran
kemungkinan besar dalam makanan kaleng rersebut telah terjadi sering disebabkan oleh pelipatan tutup yang tidak sempurna, kerusakan
kebusukan. Pada kemasan gelas jar, endapan yang berwarna putih kadang
kemasan, atau air pendingin terkontaminasi oleh sejumlah besar
kadang dapat terlihat pada bagian bawah atau potongan produk. Endapan mikroba. Oleh karena itu, pada industri makanan kaleng, produk
putih tersebut tidak selalu menjadi tanda kebusukan karena kadang- makanan kaleng diinkubasikan selama beberapa waktu untuk mengecek
kadang pati yang mengendap dapat menimbulkan endapan warna putih ada tidaknya kebocoran.
pada sejumlah produk pangan.
Kebusukan oleh bakteri pada makanan kaleng dapat disebabkan oleh 4. Ketidakcukupan Pemanasan
beberapa hal berikut ini. Proses pemanasan untuk produk pangan ditujukan untuk membunuh
' Kebusukan pada bahan pangan sebelum dikalengkan (diakibatkan setiap mikroba yang berkaitan dengan keamanan produk pangan. Jika
oleh pertumbuhan bakteri sebelum pengalengan). proses pemanasan tidak mematikan C. bulinum, keamanan konsumen
menjadi terancam karena dapat menimbulkan keracunan.
' Kontaminasi setelah proses yang disebabkan kebocoran kemasan.
. Ketidakcukupan pemanasan. berikut ini.
Proses pemanasan dapat tidak cukup karena beberapa hal
2. Awal Kebusukan Sebelum Proses Pengalengan . Prosedur pemanasan tidak terpenuhi yang diakibatkan kesalahan
teknis atau kesalahan manusia.
Bahan pangan yang akan dikalengkan sering kali dibiarkan terlalu lama
sebelum dimasukkan kaleng dan disterilisasi. Penundaan proses dapat
5. Kebusukan oleh Bakteri Termofilik
mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang secara alami ada dalam bahan
pangan dan mengakibatkan proses kebusukan sebelum sterilisasi.
Spora dari bakteri termofilik biasanya mempunyai ketahanan terhadap
Jenis panas yang lebih tinggi dari spora bakteri mesofilik. Semakin tinggi suhu
kebusukan ini disebut sebagai awal kebusukan (incipien
t spoilage) dan dapat
mengakibatkan kerusakan produk. Tingkat kebusukan bergantung pada
di mana bakteri pembentuk spora dapat tumbuh maka akan
mengakibatkan ketahanan panas oleh spora tersebut lebih tinggi.
lama dan suhu selama penunclaan.
ffi"
Teknologi Pengolahan pangan Bab 3 Sterilisasi Termal
ry48 49
Spora bakteri termofilik sangat tahan terhaclap panas cli mana proses 1. Ketika tumbuh dapat menghasilkan toksin mematikan.
pemanasan yang dirancang untuk membunuh bakteri pembusuk Z. Tumbuh hampir cli semua lingkungan clan dapat diisolasi dari tanah
mesofilik tidak cukup untuk membunuh bakteri pembusuk termofilik, dan air.
kecuali produk disimpan dingin pada suhu perturnbuhan bakteri
psikrofilik. Pada produk seperti jagung, kapri, makanan bayi, cian daging, C.botu\inumdapat tumbuh pada kondisi tanpa udara atau oksigen dan
di mana bakteri pembusuk termofilik sering menjadi masalah, pemanasan mampu membentuk spora. Kemampuan membentuk spora memung'
yang dilakukan harus memastikan bahwa bakteri tersebut telah inaktif. kinkan bakteri ini untuk tumbuh pada berbagai kondisi termasuk adanya
panas dan bahan kimia. Spora bersifat seperti blli pada tanaman, yaitu
il
merupakan kondisi dorman pada siklus pertumbuhan organisme.
Tabel 3.1 Bakteri Pembentuk Spora yang Penting dalam Pembusukan Makanan
Beberapa strain C. botulinum menggunakan protein sebagai substrat
Keasaman Makanan pertumbuhannya dan sering disebut sebagai bakteri putrefaktif yang
Jenis dicirikan oleh bau yang dihasilkan ketika tumbuh. Bakteri ini tumbuh
Asam Rendah
baik pada suhu antara 30-37'C, walaupun pada kisaran suhu 4-38'C
3,7<pH<4,5 pH>4,5
juga dapat tumbuh. Beberapa strain menggunakan substrat katbohidrat
Termofilik (35-55oC) B. coagulans C. thermosaccharolyticum seperti gula dan pati tanpa menghasilkan bau. Beberapa strain hidup di
C. nigrificans laut dan mempunyai toleransi terhadap suhu di bawah 4'C.
B. stea rothermoph iII us
Berhubung spora C. boulinumdapat ditemukan di mana saja, berbagai
bahan pangan mentah dapat terkontaminasi spora bakteri ini. Pada fase
Mesofilik (10-40oC) C. butyricum C. botulinum A dan B
vegetatif bakteri ini tumbuh dan menghasilkan racun. Beberapa spora
C. pasteurianum C. sPorogenes
bakteri ini tahan terhadap suhu tinggi bahkan ketika direbus selama 5 jam
B. mascerans B. licheniformis
dalam air.'Walaupun spora bakteri ini tahan terhadap suhu, toksin yang
Psikrofilik (<5-35oC) dihasilkan sangat tidak tahan terhadap panas clan dapat didestruksi pada
C. botulinum tipe EI
suhu 100"C.
Sumber: Rawaswamy dan Abdelrahim (1992)
Botulisme merupakan keracunan yang disebabkan oleh bakteri Closuidium Ada tiga parameter mikrobiologi penting yang diperlukan untuk
botulinum. Bakteri ini telah menjadi perhatian para ahli pangan karena perhitungan proses termal, yaitu nilai D, Z, dan F. Variabel-variabel
dua hal. tersebut menunjukkan daya tahan mikroba terhadap panas serta
memberikan petunjuk besarnya pengaruh proses termal terhadap peluang
mikroba untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
dm\ r*.
50 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 3 Sterilisasi Termal 5t
w
a. NiIaiD Tabel 3.3 Kematian 90% Mikroba dari Awal Pemanasan Sampai Berjumlah 1
Resistensi mikroba terhadap panas biasa dinyatakan dengan wakru reduksi Log Jumlah yang Hidup
Jumlah yang Hidup
desimal (decimalreduction ame) atau nilai D. Nilai D menyarakan waktu
10.000 4
pemanasan yang dibutuhkan pada suhu tertentu untuk menurunkan
1 .000 3
jumlah mikroba sampai 90% (atau 1/10 dari jumlah awal). Nilai D
100 2
dipengaruhi oleh suhu. 10 1
1 0
Tabe! 3.2 Kematian Logaritmis dari Mikroba pada Suhu Tertentu
Sumber: Winarno (1992)
l(menit) Iumlah Hidup Jumlah Mati Total Mati o/o Mati
0 1.000.000 0 0 0 Pada suhu yang lebih tinggi, laju kematian meningkat tajam.
1 100.000 900.000 900.000 90 Implikasinya adalah pada suhu yang lebih tinggi, waktu yang diperlukan
2 10.000 90.000 990.000 99 untuk mencapai 907o pengurangan jumlah mikroba lebih pendek.
3 1.000 9.000 999.000 99.9
4 100 900 999.900 99.99
Tabel 3.4 Contoh Pengaruh Suhu terhadap Kematian Spora Mikroba
5 10 90 999.990 99.999
6 1 9 999.999 99.999 suhu ("F) A.F Harga D 3D
(3 siklus log = 99,9 o1o't
Sumber: Adopsi dari Winarno (1992)
232 10,0 30,0
1B
Dari contoh pada Thbel 3.2 dapat diketahui beberapa hal berikut. 250 1,0 3,0
1) Setiap menit jumlah mikroba berkurang 10 kali. 18
264 0,1 0,3
Z) Suatu perubahan 10 kali dari jumlah awal disebut peubah satu Log
Sumber: Winarno (1992)
cycle.
f-Bh"-;;;;-l
I prapemasakan I
+
f P""sil; k"-_l
I out". kalens I
+
t--r*g"h,.;-_-l
udara
I-------T------- I
t*,*O
l--
+
r-;*,*;--_.l
t
ffi [ =--------;;*_-_]
* +
Kemasan steril Susu steril fl"di,,.ji-,,;;;-l
+
Pengemasa n Produk sterilisasi
Aseptis dalam kemasan
Gambar 3.4 Sterilisasi Tanpa Kemasan Gambar 3.5 Proses Sterilisasi dalam Kemasan
Headspace
2. Sterilisasi Suhu Ultra Tinggi (Uruf, Ukrahigh Tbmperature)
Produk pangan Masalah utama pada sterilisasi produk pangan yang berwujud padat atau
kental adalah laju penetrasi panas yang rendah sehingga waktu proses
[ama. Hal ini berakibat pada kerusakan komponen nutrisi pada bagian
produk pangan yang terletak dekat permukaan kemasan. Metode untuk
meningkatkan laju pindah panas adalah penggunaan kemasan yang tipis
dan agitasi seperti yang telah dijelaskan. Peningkatan suhu retort iuga
menyebabkan waktu proses yang lebih pendek sehingga kerusakan nutrisi
dan perubahan sensori dapat dikurangi.
Suhu yang lebih tinggi dengan waktu proses yang lebih pendek dapat
Gambar 3.7 Agitasi Kemasan dari Ujung ke Ujung (adopsi dari Fellows, 1992)
dilakukan jika produk pangan disterilisasi sebelum dikemas dalam
kemasan yang telah disterilisasi. Metode ini merupakan dasar proses UHT
yang juga disebut pengolahan aseptis (ase1tic processing). Metode ini telah
Setelah sterilisasi, kemasan didinginkan dengan air. Uap air secara
cepat berkondensasi dalam retort, tetapi produk pangan mendingin lebih diterapkan untuk produk pangan berwujud cair, seperti susu, jus,
lambat dan tekanan dalam kemasan tetap tinggi. Pemberian udara konsentrat buah, dan krim; serta produk pangan yang mengandung
bertekanan tinggi dilakukan untuk mencegah kemasan menjadi penyok. partikulat diskret seperti makanan bayi, saus tomat, sayuran dan buah-
buahan, serta sup. Kualitas produk UHT setara dengan produk yang
diawetkan dengan iradiasi dan pendinginan. Akan tetapi, produk UHT
rl,
60 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 3 Sterilisasi Termal
,n
ry 6t
mempunyai umur simpan yang lebih pendek jika disimpan tanpa murah dari segi harga dan biaya distribusinya. Kemasan tersebut
pendinginan, yaitu kurang dari 6 bulan. disterilisasi terlebih dahulu dengan hidrogen peroksida. Mesin pengisi
dijaga steril melalui proses sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet dan
Keuntungan metode UHT yang lain dibandingkan pengalengan
adalah ukuran kemasan bebas, harga kemasan lebih murah, produktivitas udara di sekitar mesin dilaga steril dengan menggunakan penyaringan
udara.
tinggi karena dapat diproses secara otomatis, dan energi lebih efisien.
Metode UHT bersifat ekonomis untuk pengolahan susu karena berbeda c. Peralatan
dengan proses pasteurisasi yang akan diielaskan pada Bab 4, tidak
Secara teoretis prosesUHTyang ideal adalah pemanasan dilakukan secara
memerlukan sistem distribusi berpendingin.
cepat sampai suhu tertentu yang dibutuhkan, menahannya pada suhu
Keterbatasan utama metode UHT adalah biaya operasional yang tersebut, dan secara cepat didinginkan. Pada praktiknya, untuk mencapai
tinggi dan pengolahan lebih kompleks. Metode UHT harus dilengkapi hal tersebut bergantung pada kecanggihan pengendalian yang bergantung
dengan peralatan sterilisasi kemasan, termasuk tanki dan pipa-pipa yang pada peralatan yang digunakan, dan sifat produk pangan seperti viskositas,
harus dijamin steril, kondisi lingkungan pengolahan dan permukaan adanya partikulat, kepekaan terhadap panas, dan kecenderungan
mesin pengisi yang steril, dan keterampilan pekerja yang tinggi. mengalami deposisi pada permukaan yang panas.
a. TeoriUHT Peralatan yang digunakan untuk proses UHT mempunyai karak
Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan laju destruksi mikroba yang teristik sebagai berikut.
lebih tinggi dibandingkan destruksi komponen nurrisi dan sensori. 1) Pengoperasian di atas suhu I3ZC.
Perhitungan waktu proses kadangkadang didasarkan pada denaturasi 7) Volume aliran produk yang relatif kecil untuk mendapatkan luas
permukaan yang besar untuk mempermudah pindah panas.
enzim karena pada suhu di atas l3Z-143"C sejumlah enzim mempunyai
ketahanan panas yang lebih tinggi dibandlngkan mikroba kontaminan. 3) Dapat menjaga turbulensi produk ketika melewati permukaan
pemanas.
Berbeda dengan sterilisasi dalam kemasan, efek letal pada sterilisasi tanpa
kemasan biasanya terjadi pada akhir pemanasan dan awal pendinginan. $ Menggunakan pompa untuk menjaga aliran bahan yang tetap
Pada metode UHT, pemanasan produk pangan terjadi secara cepat sampai walaupun terjadi tekanan tinggi dalam plat penukar panas.
suhu tertentu (holding temperature), dan efek letal sebagian besar terjadi Berdasarkan metode pemanasan, peralatan UHT dikelompokkan
pada suhu tertentu tersebut. Metode UHT seperti halnya pengalengan menjadi beberapa sistem berikut ini.
termasuk ke dalam sterilisasi komersial. 1) Sistem langsung, seperti injeksi dan infusi uap air.
b, Pengolahan UHT Z) Sistem tidak langsung seperti plat penukar panas, tabung penukar
panas (tubular heat exchanger), dan scraped surface heat exchanger.
Produk pangan pada metode UHT dipanaskan dalam plat penukar panas
3) Sistem lain, seperti gelombang mikro, dielektrik, dan pemanasan
tipis dengan kendali suhu dan waktu sterilisasi yang ketat. Produk yang
induksi.
sudah disterilisasi didinginkan dalam plat penukar panas yang kedua atau
dalam wadah vakum(uacuum chamber)jika proses deaerasi juga diperlukan.
Kemasan yang digunakan dapat berupa karton berlaminasi yang lebih
deaminasi dan dekarboksilasi asam amino, degradasi, reaksi Maillard dan Pada susu, sedikit perubahan yang terjadi disebabkan oleh perubahan
karamelisasi karbohidrat membentuk furfural dan hidroksimetilfurfural, kappa kasein. Kappa kasein menjadi lebih peka terhadap kalsium sehingga
serta oksidasi dan dekarboksilasi lipid. Interaksi antarkomponen rersebut mudah mengalami koagulasi dan presipitasi.
menghasilkan lebih dari 600 senyawa cita rasa dan bau.
Pada pengolahan susu dan jus buah secara aseptis, viskositas tidak
Pada sayuran dan buah-buahan, perubahan rerjadi akibat reaksi berubah. Tekstur buah-buahan dan sayuran lebih lunak dibandingkan
kompleks yang mencakup degradasi, rekombinasi dan volatilisasi aldehid, yang tidak disterilisasi akibat pelarutan komponen pektin dan penurunan
keton, gu[a, lakton, asam amino, dan asam-asam organik. Pada susu, tekanan turgor dalam sel, tetapi lebih kaku dibandingkan buah-buahan
pembentukan cita rasa matan g (cooked flauor) disebabkan oleh denaturas i atau sayuran yang tidak dikalengkan. Pada proses pengalengan daging,
protein whey membentuk hidrogen sulfida dan pembentukan lakton dan waktu relatif lama dibutuhkan untuk hidrolisis kolagen dan suhu relatif
metilketon akibat oksidasi lipid. Pada proses UHT, perubahan tersebut rendah dibutuhkan untuk mencegah daging menjadi kaku.
lebih sedikit terjadi dan cita rasa serta bau alami produk dan bahan pangan
dapat dipertahankan.
4. Perubahan Nilai Gizi
3. Perubahan Tekstur dan Viskositas Faktor penting yang harus diperhatikan pada proses pengolahan adalah
perubahan nilai gizi. Pengalengan menyebabkan hidrolisis karbohidrat
Pada daging kaleng, perubahan tekstur disebabkan koagulasi dan
dan lipid, tetapi kedua komponen tersebut tetap mempunyai ketersediaan
penurunan daya ikat air dari protein. Akibatnya, terjadi pengerutan dan
hayati yang baik dan nilai gizinya tidak berubah. Protein terkoagulasi
daging menjadi kaku. Pelunakan terjadi akibat hidrolisis kolagen,
dan biasanya penurunan asam amino terjadi sebesar 10.70o/o. Penurunan
pelarutan gelatin yang terbentuk dari hasil hidrolisis kolagen, dan
kadar lisin setara dengan suhu yang digunakan. Penurunan kadar triptofan
pelelehan fraksi lemak yang terdispersi dalam jaringan daging. Polifosfat
dan metionin menurunkan nilai biologi protein sebesar 6-90/o.
biasa ditambahkan pada daging untuk meningkatkan daya ikat air.
Polifosfatase dapat mengurangi pengerutan dan meningkatkan Penurunan kadar vitamin terjadi terutama pada tiamin (50-75o/o),
keempukan daging. dan asam pantotenat (70-35y"). Pad:r buah-buahan dan sayuran kaleng,
penurunan vitamin terjadi pada hampir semua vitamin larut air terutama
asam askorbat. Penurunan tersebut beragam bergantung pada jenis
,fii,
Teknologi Pengolahan Pangan Bab 3 Sterilisasi Termal
-&.
66 67
produk pangan, kadar residu oksigen dalam kemasan, dan metode pemasaran, serta penyimpanan yang aseptis dan vakum, menyebabkan
preparasi sebelum pengalengan (misal pengupasan dan pengirisan, atau mikroba tersebut tidak dapat hidup clan berkembang biak.
blansing). Pada sejumlah produk, sejumlah vitamin larut dalam sirup atau
Sterilisasi termal merupakan unit pengolahan, yaitu produk pangan
medium lain yang juga dikonsumsi, sehingga tidak terjadi penurunan.
diberi perlakuan panas menggunakan suhu tinggi dan waktu tertentu untuk
Pada proses sterilisasi metode UHT, penurunan vitamin hanya sedikit
mendestruksi mikroba dan aktivitas enzim. Akibatnya, produk pangan hasil
terjadi.
sterilisasi mempunyai umur simpan yang lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Sterilisasi pada daging tiruan yang dibuat dari kedelai dapat Perlakuan panas yang ekstrem selama sterilisasi mengakibatkan perubahan
meningkatkan nilai gizinya berkaitan dengan inaktivasi komponen nutrisi dan sifat sensori produk pangan. Teknik sterilisasi terus
antitripsin. Antitripsin merupakan protein yang dapat berikatan dengan dikembangkan untuk mengurangi kerusakan nutrisi dan mutu sensori
enzim tripsin dalam pencernaan sehingga menurunkan ketersediaan produk pangan, termasuk pengembangan teknologi sterilisasi nontermal.
hayati protein.
Pada proses pengawetan pangan, mikroorganisme dikendalikan
sehingga sifat dari mikroba tersebut penting untuk diketahui. Faktor-
faktor yang memengaruhi kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh
-t
I x.l TKHTTsAR dan berkembang biak disebut faktor intrinsik. Faktor intrinsik tersebut
I _-- meliputi konsentrasi ion hidrogen atau pH, kebutuhan air (aktivitas
air=Aw), kondisi ada atau tanpa oksigen (tekanan oksigen), kandungan
Sterilisasi merupakan salah satu metode untuk mematikan zat gizi substrat, dan senyawa penghambat.
mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam suatu bahan atau produk.
Proses termal yang digunakan dalam pengalengan merupakan metode Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan
untuk mengawetkan makanan, yaitu produk pangan dan kemasannya kemampuan mikroba untuk dapat tetap hidup. Faktor ekstrinsik meliputi
dinyatakan sebagai steril secara komersial. Kemasan yang dikemas secara suhu, kelembaban udara, konsentrasi dan jenis gas, serta radiasi. Faktor
hermetis (tidak memungkinkan udara, mikroba, atau bahan-bahan lain ekstrinsik berkaitan dengan kondisi penyimpanan.
masuk) dapat menjaga produk tetap steril. Ada tiga parameter mikrobiologi penting yang diperlukan untuk
Sterilisasi komersial merupakan proses sterilisasi dengan tujuan perhitungan proses termal, yaitu nilai D, Z, dan F. Variabel-variabel
membunuh semua mikroorganisme yang dapat tumbuh pada produk tersebut menunjukkan daya tahan mikroba terhadap panas serta
pangan pada kondisi suhu ruang. Produk yang diproses melalui sterilisasi memberikan petunjuk besarnya pengaruh proses termal terhadap peluang
komersial, secara aseptis, dan dikemas secara hermetis biasa dikategorikan mikroba untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
sebagai produk kaleng walaupun kemasan yang digunakan tidak terbatas Berhubung destruksi mikroba secara termal didasarkan pada
pada kaleng saja, melainkan dapat berupa kemasan yang lain seperti rerort destruksi logaritmik, destruksi mikroba sempurna secara matematis
pouch. dan gelas jar. Berbeda dengan sterilisasi total yang biasa diterapkan bersifat tidak mungkin. Pada umumnya, pendekatan yang digunakan
dalam dunia medis atau kedokteran, sterilisasi komersial tidak sepenuhnya adalah penggunaan konsep 12D. Konsep lZD menggunakan dasar
membunuh mikroba karena masih terdapat beberapa mikroba yang masih destruksi mikroba C. botulinum untuk produk pangan berasam rendah.
dapat hidup setelah sterilisasi. Kondisi dalam kaleng selama distribusi,
dilakukan secara aseptis sehingga kontaminasi setelah sterilisasi tidak 1. Apa yang dimaksud dengan sterilisasi?
Oleh karena suhu yang digunakan adalah suhu sedang, sifat sensori
dan nilai gizi produk hampir tidak berubah. Suhu yang digunakan dan
lama proses bergantung pada jenis produk, seperti dapat dilihat pada
-t
I a. I PENDAHULUAN Tabel 4.1. Umur simpan produk dipengaruhi oleh jenis produk, nilai
l,- pH, resistensi mikroba dan enzim, kepekaan produk, serta suhu dan
metode pasteurisasi yang digunakan.
Pasteurisasi merupakan proses termal dengan suhu sedang (mild lwat
treatment) yang diberikan pada produk pangan, biasanya di bawah suhu Padaprodukyang bersifat heterogen seperti makanan siap saji, kondisi
100"C. Tujuan pasteurisasi adalah membunuh mikroba vegetatif tertentu, pertumbuhan mikroba untuk setiap bagian produk dapat bervariasi dan
terutama patogen dan inaktivasi enzim. Daya simpan produk pangan kemungkinan tidak terdistribusi merata pada seluruh produk. Oleh
yang diawetkan clerrgan pasteurisasi beragam, mulai dari beberapa hari karena itu, untuk produk semacam ini kecukupan pemanasan harus
seperti susu sampai beberapa bulan seperti jus buah. Pengawetan produk dipastikan untuk setiap bagian produk dengan mempertimbangkan
pangan terjadi akibat inaktivasi enzim dan destruksi mikroba yang peka penetrasi panas pada bagian dalam produk. Pada proses pasteurisasi
terhadap panas, seperti bakteri bukan pembentuk spora, kapang, dan terhadap produk semacam ini efek terhadap pemanasan biasanya dikaji
khamir. Metode pengawetan ini mempunyai pengaruh terhadap pada bagian produk yang menerima panas paling rendah.
perubahan karakteristik sensoris dan nutrisi produk yang minimum.
Bir Destruksi mikroba 65-6BoC selama 20 detik Pasteurisasi yang dilakukan untuk produk yang akan didinginkan
pembusuk (khamir, (dalam botol) harus mematikan bakteri vegetatii termasuk bakteri pembentuk toksin.
Lactobacillus, dan residu 72-75oC selama 7-4 Proses ini tidak mematikan bakteri pembentuk spora. Oleh karena itu,
Saccharomyces sp) menit,
untuk produk yang didinginkan karena pengemasan tidak selalu dalam
tekanan 900-1000 kPa
kondisi vakum, pertumbuhan bakteri pembentuk spora harus dicegah
Susu Destruksi patogen: 63oC selama 30 menit clengan pendinginan y.ang segera setelah produk dipasteurisasi.
Brucella aboritis, 7l,soc selama 15 detik
Pendinginan cepat dan menjaga suhu tetap rendah selama penyimpanan
Mycobacterium tuber-
culosis, Coxiella burnettii dan distribusi sangat diperlukan untuk mencegah germinasi spora dan
Telur cair Destruksi patogen pertumbuhan bakteri. Kontaminasi produk setelah pengolahan dapat
64,4oC selama 2,5 menit
Salmonella seftenburg 60oC selama 3,5 menit menyebabkan kontaminasi bakteri patogen atau pembusuk dalam produk,
dan harus diperhatikan untuk produk siap saji yang tidak memerlukan
Es krim Destruksi patogen 65oC selama 30 menit
pemanasan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
71oC selama 10 menit
BOoC selama 15 detik
tetap baik dengan rasa yang lezat. Produk ini biasanya dikemas dalam optimum
Pada proses pasteurisasi ketika suhu meningkat di atas suhu
retort pouch atau kemasan semikaku dengan kondisi vakum, dipasteurisasi, pertumbuhan mikroba, terjadi proses penghambatan pertumbuhan
dan umumnya disimpan serta dipasarkan pada kondisi dingin. Berhubung sampai mikroba letal. Resistensi mikroorganisme dalam produk pangan
terhadap suhu sangat bervariasi. Ketahanan terhadap panas biasanya
flfrr, dm\
76 Teknologi Pengolahan pangan Bab 4 Pasteurisasi 77
U {qre
Bakteri patogen seperti C. botulinum dan S. aureus rnenghasilkan dan waktu proses dapat lebih pendek (misal 88'C selama 1 detik, 94'C
toksin clalarn produk pangan yang berperan terhaclap keracunan selama 0,1 detik, atau 100'C selama 0,01 detik untuk susu). Metode ini
makanan. Toksin ini bersifat tahan terhadap panas clan tidak dapat disebut j.l:ga flash pasteuriTation atau uhra pasteuriTation.
didestruksi dengan proses pasteurisasi atau pemanasan ulang. Oleh karena
Untuk mendapatkan kecepatan destruksi mikroba yang tinggi dan
itu, perlu penanganan produk yang hati-hati untuk mencegah bakteri untuk menjaga cita rasa tidak berubah, proses pasteurisasi dilakukan pada
tersebut tumbuh sebelum dan sesudah pasteurisasi.
suhu yang sedikit lebih tinggi dan waktu yang sedikit lebih lama.
Katup
resirkulasi
Metocle pasteurisasi dirancang supaya produk dapat mencapai suhu ar.r tut*,
proses yang disyaratkan. Metodenya terbagi dua, yaitu barch dan suhu tinggi
waktu pendek (HTSI high temperah.tre short time). Metode lain yang digunakan
secara terbatas adalah panas tinggi waktu pendek (HHST, high heat shrnt time).
Sebagai contoh, waktu yang diperlukan untuk mempasteurisasi campuran es
krim (ice cream mix) dapat dilihat pada Tabel 4.3. Katup
pengeluaran
Tabel 4.3 Waktu dan Suhu yang Diperlukan untuk Pasteurisasi Campuran Es Krim
dipasteurisasi setelah dikemas. Air panas biasanya digunakan jika prociuk sejumlah zona pemanasan. Pada setiap zona, air disemprotkan dalam
dikemas dalam wadah gelas untuk menurunkan risiko kejut panas (thermal ukuran yang sangat kecil (atomisasi) untuk memanaskan atau
shock) terhadap kemasan seperti pecah dan retak akibat perubahan suhu mendinginkan. Produk yang diletakkan dalam konveyor dilewatkan
yang cepat. Perbedaan suhu maksimum antara pengemas dan air adalah melalui terowongan tersebut. Pada zona pemanasan pendahuluan
(preheating) dan pasteurisasi, air panas disemprotkan seperti dapat dilihat
20'C untuk pemanasan dan 10'C untuk pendinginan.'Wadah logam atau
plastik dipasteurisasi menggunakan campuran uap air dan udara atau air pada Gambar 4.7. Air dingin kemudian disemprotkan untuk
panas karena risiko kejut panas rendah. Pasteurisasi dengan metode air mendinginkan produk. Penghematan energi dan air dapat dilakukan
panas dapat bersifat batch atau kontinu. clengan menyirkulasikan air.
Pasteurisasi sistem batch yang sederhana terdiri dari penangas air Untuk produk pangan yang belum dikemas, pasteurisasi dilakukan
tempat kerat dari produk dalam kemasan dipanaskan selama waktu dengan menggunakan plat penukar panas untuk sistem kontinu atau
tertentu sesuai kebutuhan. Air dingin kemudian dipompakan untuk tanki pendidihan untuk sistem batch. Metode yang telah lama digunakan
mendinginkan produk. Pasteurisasi sistem batch dapatdilakukan dengan adalah batch pasteurizer berperan sebagai tempat pengadukan atau
dua metode. Metode lain adalah mirip dengan HTSTdengan memodifikasi pencampuran. Setelah campuran bahan dimasukkan ke dalam pasteuriTer,
sistem regenerasi dan pemanas sehingga suhu meningkat sesuai dengan air panas disirkulasikan melalui jaket atau selimut di dindlng wadah.
suhu pasteurisasi yang diinginkan. Campuran bahan kemudian ditahan Bergantung pada suhu air panas yang digunakan, suhu tertentu tercapai
dalam tangki selama waktu tertentu dan kemudian dipompakan pada pada produk dalam pasteuriTer. Setelah beberapa waktu tertentu yang telah
sistem pendinginan. ditetapkan, air dingin dislrkulasikan melalui jaket dan terjadi proses
pendinginan. Setelah suhu dingin tertentu tercapai, produk dipompakan
Zona pemanasan Zona Zona keluar dari pasteuriTer.
awal Pasteurisasi Pendinginan
Pacla pasteurisasi sistemkontinu, plat penukar panas terdiri dari suatu
seri plat nirkarat tipis yang diposisikan vertikal dan digabungkan satu
sama lain secara kuat dalam suatu bingkai logam. Plat membentuk saluran
paralel, dan produk pangan cair serta medium pemanas dipompakan
melalui saluran yang berbeda biasanya dalam arah yang berlawanan
(counter-current), tetapi dapat juga searah (co-current).
Pada proses pasteurisasi dapat terjadi sedikit kehilangan bau dan cita
rasa akibat penguapan. Bau masak (cooked flauor) clapat terbentuk akibat
METODE PENGERINGAN Z. Sifat bahan apakah sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu
E atau rentan terhadap degradasi panas, dan lain-lain.
3. Sifat produk akhir yang diinginkan dapat berupa bubuk, instan yang
Berdasarkan proses pengeringan yang terjadi atau sumber energi yang
mudah larut, atau bentuk tidak berubah.
digunakan untuk mengeringkan, metode pengeringan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tipe berikut ini. 4. Harga produk akhir balk murah, sedang, atau mahal. Jenis alat
pengering yang digunakan turut menentukan biaya produksi karena
1. Pengeringanmatahari.
Z. Proses pengeringan atmosferik, yaitu pengeringan pada kondisi masing-masing alat pengering mempunyai kapasitas, kecepatan
pengeringan, atau biaya operasional lain yang berbeda-beda sehingga
tekanan I atm tanpa diberikan perlakuan vakum. Contoh penge-
ringan yang menggunakan metode ini adalah: memengaruhi harga produk akhir atau produk kering yang dihasilkan.
dffi' de'
90 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 5 Pengeringan gl
w,
q
I
3. Pengeringan Udara Panas (Hot Air Drying) produk (counter current) atau satu arah (co.current). Pengering terowongan
mengeringkan produk secara cepat, produk yang dihasilkan seragam,
Metode ini menggunakan udara panas yang dihembuskan. Peralatan
tanpa menyebabkan kerusakan produk sehingga cocok digunakan untuk
pengering udara panas terdiri dari pembakar gas yang menghasilkan udara
mengeringkan buah.buahan.
panas. Udara panas tersebut dialirkan ke bagian atas a[at. Produk pangan
yang dikeringkan diletakkan pada rakyang tersusun dalam alat pengering.
Udara panas
N Heat Exchanger pressurizing, drying and circulating using external air
3I Heat Exchanger re-circulating & drying with internal air 1ft-<-ls-
I Moisture flush & air circulation characteristics
ffi Intake air
. Structure positive pressure
ffiffi rluia circutation
il tttigratins structure moisture
d Condensation as air cools
Konveyo r
Pada proses pengeringan semprot, cairan disemprotkan melalui nozel pada Produk kering
udara panas. Butiran halus cairan secara cepat mengering menghasilkan
produk kering yang bersifat bubuk. Proses pengeringan dengan pengering
semprot banyak digunakan untuk menghasilkan susu bubuk dan bubuk Gambar 5.4 Pengering Semprot
buah.
Ada dua tipe pengering semprot, yaitu tipe horizontal dan tipe
Pengeringan semprot untuk produksi susu bubuk dilakukan sebagai
vertikal. Konstruksi alat pengering semprot secara umum terdiri dari:
berikut: susu cair yang sudah dipekatkan sampai kadar total padatan 40o/o
a. Pemanas dengan satu atau lebih kipas untuk menghasilkan udara atau lebih dipompakan pada nozel atau atomizer pefigering semprot. Droplet
panas dengan suhu dan kecepatan tertentu.
cairan berukuran kecil yang terdispersi kemudian dikontakkan dengan
b. jet untuk menghasilkan partikel-partikel cairan
AtomiTer, nozel, atau udara panas. Droplet tersebut mengering secara cepat dan jatuh pada dasar
dengan ukuran tertentu. alat pengering, kemudian dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut.
c. Chamber atau wadah pengering di mana partikel-partikel cairan
kontak dengan udara pengering. 8. Pengeringan Drum (DrumDrying)
'Wadah penampung
d. untuk menampung produk yang sudah Pengering drum atau drum untuk berbagai produk pangan'
dryer sesuai
dikeringkan. Bahan yang dikeringkan harus dalam bentuk cairan, bubur (sluri), atau
puree.Padaproses pengeringan bahan berbentuk cairan, bubur, ata:u puree
tersebut dituangkan pada permukaan drum berputar yang panas
membentuk lapisan tipis. Lapisan tipis bahan tersebut mengalami
pengeringan ketika drum tersebut berputar. Lama bahan mengalami
pengeringan adalah dua sampai beberapa menit. Lapisan tipis bahan
diambil dari permukaan drum oleh suatu blade ataupisau pemotong pada
fungsional bahan pangan dapat dipertahankan. Buahluahan dan saluran dapat menurunkan biaya penyimpanan dan pengemasan dibandingkan
yang dikeringkan dengan teknik ini mempunyai kualitas yang baik. pembekuan biasa. Teknik pengeringan-pembekuan telah diterapkan pada
pengawetan buah-buahan.
Pengeringan gelombang mikro pada kondisi vakum menurunkan
titik didih air dalam bahan pangan sehingga suhu proses dapat lebih
rendah. Kombinasi pemanasan gelombang mikro dan vakum
mengakibatkan proses pengeringan lebih cepat dengan energi yang lebih
i'-I
D. I
FAKTOR.FAKTOR YANG MEMENGARUHI
I PRosEs PENGERTNGAN
besar dibandingkan pengeringan konvensional. Teknologi ini telah I
diterapkan pada pengeringan jamur kancing yang dapat mengurangi lama
Dalam pengeringan pangan umumnya diinginkan kecepatan pengeringan
proses 70-90o/o dibandingkan pengeringan udara panas (hot air drying)
yang maksimum. Berbagai cara dilakukan untuk mempercepat pindah
seperti pengeringan kabinet dan terowongan. Jamur kancing kering yang
panas dan pindah massa selama proses pengeringan. Faktor-faktor yang
dihasilkan mudah direhidrasi.
memengaruhi kecepatan pindah panas dan massa tersebut adalah luas
Pengeringan vakum gelombang mikro telah diterapkan pada permukaan, suhu, kecepatan pergerakan udara, kelembaban udara,
pengeringan konsentrat jus buah. Pada proses.pengeringan ini, konsentrat
tekanan atmosfer, penguapan air, dan lama pengeringan.
jus buah dipompakan pada wadah vakum. Konsentrat jus buah mengalami
proses pembuihan (foam) akibat pengaruh energi gelombang mikro. 1. Luas Permukaan
Produk kemudian dikeringkan dengan kenampakan mirip meringwe yang
Pada umumnya, bahan pangan yang akan dikeringkan mengalami
berongga. Kondisi pengeringan vakum gelombang mikro 48 k\r, 2.450
pengecilan ukuran, baik dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Proses
MHz selama 40 menit menghasilkan produk konsentrat jus buah kering
pengecilan ukuran dapat mempercepat proses pengeringan dengan
dengan kadar air Zo/o.
mekanisme sebagai berikut.
12. Pengeringan Pembekuan (Dehydro{reezing) a. Pengecilan ukuran memperluas permukaan bahan. Luas permukaan
bahan yang tinggi atau ukuran bahan yang semakin kecil
Metode pengeringan ini merupakan hasil kombinasi pengeringan dan
menyebabkan permukaan yang dapat kontak dengan medium
pembekuan. Metode ini terdiri dari pengeringan bahan pangan sampai
pemanas menjadi lebih banyak.
kadar air menurun menjadi 50% dari kadar air awal. proses kemudian
dilanjutkan dengan pembekuan yang cepar dengan metode pembekuan
b. Luas permukaan yang tinggi juga menyebabkan air lebih mudah
,4,
100 Teknologi Pengolahan pangan Bab 5 Pengeringan "C
lO1
$f
c. Ukuran yang kecil menyebabkan penurunan jarak yang harus 3. Kecepatan Pergerakan Udara
'ditempuh
oleh panas. Panas harus bergerak menuju pusat bahan Udara yang bergerak atau bersirkulasi akan lebih cepat mengambil uap
pangan yang dikeringkan. Demikian juga jarak pergerakan air dari air dibandingkan udara diam. Pada proses pergerakan udara, uap air dari
pusat bahan pangan ke permukaan bahan menjadi lebih pendek. bahan akan diambil dan terjadi mobilitas yang menyebabkan udara ticlak
terjadi dan bahan pangan tersebut masih dapat dikeringkan. Sebaliknya, Pada proses pengeringan, bahan yang dikeringkan setelah
jika kelembaban nisbi udara lebih tinggi dari kesetimbangan kelembaban pcngeringan selesai harus segera clikeluarkan dari alat pengering. Misalkan
nisbi bahan pangan, maka akan terjadi proses penyerapan uap air dari kita akan mengeringkan bahan dengan menggunakan pengering semprot
udara oleh bahan. Pada keadaan ini tidak terjadi pengeringan, justru 200'C (suhu inlet)
(spray dryer). Suhu udara masuk yang digunakan adalah
sebaliknya, terjadi peningkatan kadar air bahan. .lan suhu udara keluar (suhu outlet) 120"C. Maka suhu bahan pangan
yang dikeringkan tidak akan lebih dari 70"C. Apabila air dalam bahan
5, Tekanan Atmosfer pangan berkurang dan pengtrapan menjadi lambat, maka suhu bahan
pangan akan meningkat. Apabila dari bahan pangan tersebut tidak lagi
Pada tekanan udara 1 atm (760 cmHg) air mendidih pada suhu 100'C di
ketinggian 0 m dari permukaan laut. Jika tekanan udara lebih rendah terjadi penguapan, maka suhu bahan pangan akan menclekati suhu udara
masuk yang digunakan, yaitu 200'C.
dari 1 atm, air lebih cepat mendidih dan titik didih lebih rendah dari
100'c. Oleh karena itu, untuk bahan pangan yang peka terhadap panas
maka bahan tersebut harus segera dikeluarkan dari alat pengering
Jika pengeringan bahan pangan dilakukan pada suhu konstan dan
sebelum terjadi kenaikan suhu bahan. Pada alat pengering tertenttt, alat
tekanan diturunkan, maka kecepatan penguapan akan lebih tinggi.
Prinsip ini yang mendasari perancangan alat pengering subatmosferik, tlidesain sedemikian rupa sehingga bahan pangan yang dikeringkan berada
yaitu tekanan udara yang digunakan di bawah 1 atm. clalam alat tersebut dalam waktu singkat.
digunakan untuk proses pengeringan dapat lebih rendah. Suhu rendah buah-buahan yang dikeringkan adalah l5'Z5o/o. Pada penjemuran, kadar
dan kecepatan pengeringan yang tinggi diperlukan untuk mengeringkan air buah-buahan tidak bisa mencapai kurang dari l5o/o, sehingga umur
bahan pangan yang peka terhadap panas. simpan buah-buahan kering tidak bisa mencapai lebih dari satu tahun,
kecuali jika disimpan pacla suhu dingin. Oleh karena itu, pada
6. Penguapan Air pengeringan bua[-buahirn cliperlukan metode pengawetan lain, seperti
penambahan pengawet antikapang atau sulfitasi.
Penguapan atau evaporasi merupakan proses penghilangan air dari bahan
pangan yang dikeringkan sampai diperoleh prodrrk kering yang stabil.
7. Lama Pengeringan
Pada proses penguapan air dari permukaan bahan, terjadi proses
pengambilan energi dari bahan tersebut sehingga permukaan bahan Lama pengeringan menentukan lama kontak bahan dengan panas.
menjadi dingin. Proses pendinginan tersebut disebabkan oleh penyerapan Karena sebagian besar bahan pangan sensitif terhadap panas maka waktu
panas laten; perubahan fase cair menjadi uap, gas, atau panas penguapan
pengeringan yang digunakan harus maksimum, yaittt kadar air bahan
yang mengubah air menjadi uap air. Sumber panas yang digunakan adalah akhir yang cliinginkan telal-r tercapai clengan lama pengeringan yang
penclek.
udara pengering atau bahan pangan yang panas sehingga bahan pangan
tersebut menjadi dingin. Seperti halnya konsep HTST (Hish Temperdture Short Time) dalam
pasteurisasi dan sterilisasi, pada proses pengeringan konsep ini juga
,ffil ,ffi
to4 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 5 Pengeringan 105
ry
berlaku. Pe,geringan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang pendek
dapat lebih menekan kerusakan bahan pangan dibandingkan waktu
pengeringan yang lebih lama dan suhu lebih rendah. Misalnya jika kita
akan mengeringkan kacangkacangan, pengeringan dengan pengering Definisi :
kabinet pada suhu 80'c selama 4 jam akan menghasilkan kacang kering Pengawetan dengan
yang mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan penjemuran cara menurunkan
kadar air
selama Z hari.
Tuj ua n
. Menurunkan aktivitas enzim
-t I
lE. TKHTTsAR .
dan mikroba
Mengurangi berat dan volume
I __- . Diversifikasi produk
,,& sqkl
108 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 5 Pengeringan
,W 109
dikategorikan sebagai produk segar dan sehat. Perubahan sensori akibat
reaksi enzimatis atau aktivitas mikroba sangat sedikit terjadi. Demikian
pula kandungan nutrisi produk dapat dipertahankan atau hanya sedikit
BAB 6 mengalami perubahan. Oleh karena itu, produk yang diawetkan dengan
pendinginan atau pembekuan merupakan produk pangan dengan kualitas
tinggi.
I n. I PENDAHULUAN
I_- !-l I
Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengaweran pangan I e. PENDTNGTNAN
yang didasarkan pada pengambilan panas dari bahan. Teknik lain yang I __-
didasarkan pada prinsip ini adalah pengeringan beku seperti yang telah
dijelaskan pada Bab 5. Pengambilan suhu dari produk menyebabkan suhu Teknik pengawetan pangan clengan pendinginan merupakan teknik yang
produk menurun. Secara urnum, penurunan suhu mengakibatkan telah diterima baik oleh konsumen. Daya terima konsumen terhadap
penundaan seluruh perubahan yang dapat terjadi selama penyimpanan. produk hasil pendinginan sangat bergantung pada sistem distribusi yang
Akibatnya, reaksi biokimia dan perubahan akibat pertumbuhan mikroba memerlukan penyimpanan dingin, sistem transportasi berpendingin, dan
menjadi lambat atau menurun. Dampaknya adalah daya simpan produk penyajian produk di pengecer yang memerlukan sistem pendinginan.
menjadi lebih panjang. Semakin lama penyimpanan yang diinginkan, Permintaan konsumen terhadap proclukproduk yang didinginkan
penurLlnan suhu yang dibutuhkan semakin rendah. 'Walaupun suhu terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut berkaitan clengan
rendah dapat menghambat perubahan dalan-r produk, tetapi proses ini karakteristik produk pangan yang dianggap sel-rat karena tidak
bukan merupakan sterilisasi sehingga tidak menyebabkan inaktivasi menganclung pengawet dat-r bahan tambahan makanan yang lain.
mikroba. Oleh karena itu, diperlukan penanganan bahan secara hati. Demikian pula perubahan sosial konsumen yang mempunyai waktu lebih
hati sebelum penclinginan dan pembekuan. terbatas, mobilitas tinggi, dan peningkatan pendapatan rnenyebabkan
Keuntungan penclinginan dan pembekuan adalah perubahan perubahan penyiapan makanan menjadi ke arah yang lebih praktis. Hal
karakteristik prociuk yang clapat cli;aga serendah-renclahr-rya. Sebagian ini yang mendorong pasar untuk menyediakan berbagai produk pangan
konsumen menganggap bahwa procluk yang didinginkan clan dibek,kan siap saji dan siap santap yang disimpan dalam kondisi dingin, clar-r
-e"
110
* Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan T11
konsumen hanya membutuhkan sedikit persiapan sebelu.-r dikonsumsi. Pendinginan dapat clikombi nasikan clengan pengontrolan komposisi
Pasar pun berespons positif terhadap perubahan sosial tersebut dengan atmosfer selama penyimpanan melalui pengemasan atmosfer
menyediakan bahan pangan siap olah seperti bahan-bahan untuk cap termodifikasi atau kontrol atmosfer. Tujuan kombinasi ini adalah
cay atau mie goreng yang telah dikemas dan disiapkan sehingga konsumen memperpanjang daya simpan, terutama produk pangan segar yang masih
tinggal memasaknya. rnengalami respirasi selama pendinginan seperti buah-buahan dan
sayuran. Pada konclisi suhu rendah, sayuran clan buah-buahan masih
Produk pangan berasam rendah, seperti yang telah dilelaskan pada
mengalami respirasi walaupun lambat. Akibat respirasi tersebut terjacli
Bab 4, memerlukan penanganan yang hati-hati selama pendinginan. Jenis
peningkatan kadar karbondioksida dan penurunan kadar oksigen dalam
produk pangan ini sangat rentan terhadap kontaminasi mikroba patogen.
rLrang penyimpanan atau kemasan. Kombinasi ini akan dilelaskan lebih
Contoh produk yang tergolong pada produk pangan berasam rendah
rirrci.
adalah daging siap olah (precookerl meat), pizza, mie siap olah. Produk seperri
ini perlu ditangani clan dikemas dengan baik dalarn kondisi hiegienis. Penurunan suhu di bawah suhu minimum yang dibutuhkan untuk
pertumbr.rhan mikroba memperpanjang waktu yang dibutuhkan mikroba
Procluk pangan dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan
untuk berkembang biak sehingga dapat mencegah perubahan akibat
suhu yang dibutuhkan pada proses per-rdinginan, seperti dapat dilihar pacla
pertumbuhan mikroba. Berikut ini terdapat tiga kelompok mikroba
Tabel 6.1. Tidak semlra procluk atau bahan pangan sesuai diawetkan
berdasarkan suhu pertumbuhannya.
dengan pendinginan. Buah-buahan rropis dan beberapa jenis buah-
buahan subtropis dan dari daerah bersuhu sedang mengalami kerusakan
1. Termofilik, dengan kisaran suhu pertumbuhan 35-55"C.
Adapun umur simpan produk pangan olahan yang clidinginkan Kom presor
clitentukan oleh faktor-faktor berikut ini.
1. Jenis produk pangan.
Z. Tingkat clestruksi mikroba dan inaktivasi enzim selama pengolahan. Katup ekspansi
3. Pengendalian tingkat higienisitas selama pengolahan dan pengemasan.
4. Sifat dan jenis bahan pengemas.
5. Suhu clistribusi clan penyimpanan. Bagian tekanan rendah
744 CO, 78,5 352 Re nda h Rendah 60,23 < 1o/o Teknik pendinginan hembusan angin dapat digunakan untuk
Sumber: Fellows, 1992 berbagai kapasitas pendinginan. Alat penclinginan yang menggunakan
teknik ini adalah pendingin kabinet (cabinet cooler) dengan kapasitas relatif
kecil dan produk didinginkan clengan meletakkannya pada rak. Alat
Kriogen (cryogen) merupakan refrigerant yang mengalami perubahan pendingin dengan sirkulasi udara tetap (/ixed air cooler) memungkinkan
fase akibat menyerap panas laten dan pada proses penyerapan tersebut proses sirkulasi udara yang intensif.
terjadi pendinginan produk pangan. Penclingin kriogenik menggunakan
kriogen berupa karbondioksida (cor) padar (es kering) yang mengarnbil
panas laten akibar proses sublimasi (352kJ/kepada suhu -78"C). Kriogen
cair menyerap panas laten pada saat penguapan seperti pada nitrogen
cair (358 kJ/ke pacla -196"Q). Demikian pula untuk karbondioksida cair
yang mengalami panas laten akibat penguapan dengan panas yang diambll
sama dengan karbonclioksida padat.
hoPii,:'t
ffi,
tt6 Teknologi Pengolahan Pangan .ffi.
,W Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan rt7
ri
r=
Sistem
pendinginan kebutuhan. Kecepatan udara yang tinggi menyebabkan proses
meka n is pengambilan panas dari bahan yang cepat sehingga penclinginan juga
berjalan cepat. Laju kecepatan udara dingin juga clapat bervariasi
l)ergantung pada jenis bahan atau procluk. Misalnya untuk karkas
dibutuhkan laj:u2-3 m,/detik, untuk produk yang lebih kecil, dibutuhkan
Rak tempat
produk
l_1 laju 8-10 m/detik, clan laju sampai 16 m/detik untuk buah berry.
Alira n
Terowongan
pendingin
l::
Gambar 6.2 Alat Pendingin Kabinet
clibutuhkan untuk menghilangkan panas dalam jumlah besar pada produk Ruang pendingin digunakan untuk menjaga suhu bahan atau produk
pangan. Pendinginan kabinet mendinginkan produk pangan clengan pangan tetap rendah, tetapi tidak cocok jika cligunakan untuk proses
sistem barch. Sistem batch mempunyai kekurangan, yaitu jumlah produk pendinginan cepat. Udara dingin biasanya dihembuskan dari bagian atas
yang terbatas dan selama proses pendihginan dapat terjatli perubahan ruang pendingin dan bergerak menuju bagian bawah melewati rak'rak
suhr-r. Aclapun sistem pendinginan kontinu mempunyai keunggulan, yaitu yang berisi produk atau bahan pangan. Udara hangat akan dikembalikan
kapasitas produk yang lebih besar dan suhu relatif terap. Umumnya proses pada unit pendingin. Secara umum, laju pendinginan sangat rendah
ffi
Bab 6 Pendinglnan dan Pembekuan ffi
118 Teknologi Pengolahan Pangan "-W
akibat sirkulasi udara yang kurang memadai, terapi hal lni clapat c-liatasi
dengan penggunaan kipas clalam jumlah yang cukup.
f. Pendinginan dengan Es (Ice Slush dan lce Bank Chiiling)
I)lda teknik pendinginan ini, procluk climastrkkan ke clalam waclah clan
c. PendinginanKriogenik
trclara clingin ditiupkan melalui rak-rak yang berisi produk. Uclara clingin
Tekrrik pendinginan kriogenik saat ini populer seperti pencelupan pacla .lihasilkan clengan cara kontak dengan air dingin yang clihasilkar-r dari
nitrogen (Nr) atau karbonclioksida (cor) cair. Teknik penclinginan ini pencairan es atau oleh waclah (bank) berpendingin. Kebanyakan procluk
menghasilkan proses penclinginan yang sangat cepat. Akan tetapi, ranaman pangan dapat cliclinginkan dengan teknik ini. Sistem
pengendalian laju pendinginan sangat cliperlukan untuk mencegah penclinginan ini tepar digunakan untuk pendinginan jangka pendek atau
pembekuan. Teknik ini sesuai untuk menclinginkar-r pr.duk yang l"rangat per-rclinginan pendahuluan. Pacla industri sr.tsu, teknik pendinginan dengan
yang memerlukar-r penclinginan cepat. es ini digunakan r:ntuk menclinginkan procluk hasil homogenisasi dan
pasteurisasi. Keunggulan sistem penclinginan dengan es adalah laju
d. Pendinginan dengan Air (Hydrocooling) penclinginan lebih cepat dibandingkan ruang pendingin dan kelembaban
Pendinginan air cligur-rakan terutama untuk merrghilangkan panas setelah relatif produk clapat dipertahankan tanpa ada risiko pembekuan.
pernanenan untuk bual-r-buahan arau sayuran. Penclinginan air clilakukar-r
dengan cara perendaman, penyemprotan, atau pencelupan pacla air Z. Perubahan Selama Pendinginan
dingin. Proses per-rdinginan clapat bersifat kontinu dengan waktr.r
pendinginan berkisar antara 20 sampai 40 menit. Keunrungan teknik
a. PerubahanKarakteristik Sensori
pendinginan ini adalah clapat mencegah pembekuan, ticlak terjacli Procluk pangan clibeli konsumen jika kualitasnya memttaskan. Penilaian
penyusutan trerat, dan clapat memulihkar-r proc-luk yar-rg laytr. mutu produk pangan biasanya clidas:rrkan pada penampakan, aroma clan
Lrau, serta tekstur produk. Mutu sensttris cliter-rtukan oleh keadaan fisik
e. Pendinginan Vakum
dan kimiawi produk. Selama proses penclinginan, terjadi pertibahan
Penclinginan vakum digunakan untuk sayllran berclaun yang mernpu.yai fisikokimia atau mikrobiologis yang clapat mengakibatkan perubahar-r sifat
permukaan luas dan jumlah air bebas yang tinggi, seperti selacla. Sistem sensoris proc{uk.
pendinginan vakum ticlak sesuai untr-rk procluk ara, bahan pangan yang
Penampakan produk pangan dapat berubah akibat peruba[an warna,
bervolume besar (bulki), tebal, atau mempunyai perm,kaan berlilin.
perubahan kadar air, dan pemisahan fisik. Perubahan warna itu sendiri
Teknik penclinginan vakum clidasarkan pacla efek penclinginan akibar
clapat terjadi akibat pencokelatan enzimatis seperti pada irisan buah apel,
penguapan air pada rekanan rendah. Biasanya clilakukan clengan sisrem gksiclasi pigmen heme seperti pacla daging, pelayuan, atau perpir-rdahan
barch. Sebagai c.ntoh, selada dapat dic{inginkan sampai suhu z-3oc ketika
pigmen dari satu bagian ke bagian lain sepr.rti warn1 satts t6mat clari
konclisi vakum tercapai. Pendinginan vakum harus clikendalikan dengan
bagian topping ke roti. Selama penclinginan, produk pangan dapat
baik r-rntuk mencegah pernbekuan. Beberapa produk tanaman pangan
mengalami kehilangan air atau menyerap air sehingga terjadi pertrbahan
harus disemprot clengan air sebelurn cliclinginkan untuk meminimumkan
tekstur dan penampakan. Kehilangan air dapat menyebabkan penurunan
penyuslrtan berat. Pacla teknik pendinginan ini penyusutan berat sebesar
turgiclitas sepe.rti pacla buah-buahan potong, menurunkan kerenyahan
17o terjadi pacla setiap penurunan suhu 5"C.
produk, clan juga berperan tethaclap perubahan warna menjadi kusam
pada produk ur-rggas. Prodr-rk.prgcluk tertentu mengalami perubal-rar-r
-ffie,
120 Teknologi Pengolahan Pangan
W Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan ffi
spesifik selama penyimpanan dingin. Produk gel seperti puding dan jeli lebih lambat sehingga umur simpan menjadi lebih panjang. Akan tetapi
dapat mengalami sineresis selama penyimpanan. Demikian pula produk acla beberapa pengecualian, seperti pacla bahan pangan seperti t()mat,
yoghurt dapat mengalami sineresis sehingga terjadi perubahan rpel, dan buah-buahan tropis, pelrrlinginan menyebabkan luka pada
penampakan, yaitu produk memisah dan terbentuk lapisan air. jaringan (chilling injury). Akibatnya, te rjtrcli perubahan fisiologis yang
\il/alaupun penyimpanan dingin clapat mengurangi laju rnengakibatkan penurunan mutu. Penurunan mutu tersebut terjadi akibat
reaksi kimia
dan aktivitas mikroba, perubahan rersebut tetap terjadi dan proses pematangan yang tidak sempurna, penurunan integritas struktural,
mengakibatkan perubahan aroma dan cita rasa. sebagian besar buah- dan pembentukan aroma dan cita rasa yang tidak diinginkan.
buahan dan sayuran segar mengalami penurunan aroma dan cita rasa Mutu produk pangan yang diawetkan dengan teknik pendinginan
selama penyimpanan. Bergantung pada jenis produk pangan, perubahan clitentukan oleh warna, aroma dan cita rasa, tekstur, serta penampakan.
aroma dan cita rasa selama pengolahan (umumnya perrama kali dideteksi Konsumen menginginkan keempat faktor tersebut rnirip dengan produk
sebagai perubahan bau), terjadi akibat pemecahan sel melalui proses segarnya atau produk olahan yang masih baru. Perubahan kimiawi yang
autolisis. Misalnya, bau apek pada kol disebabkan oleh proses autolisis terjadi selama penyimpanan clingin bergantung pada faktor-faktor
tersebut. Demikian pula akibat proses oksidasi lemak terjacli perubahan intrinsik di clalam produk seperti kadar air, aktivitas enzim, clan
aroma dan cita rasa menjadi tengik pada daging ayam olahan yang ketersediaan substrat, serta pH. Faktor'faktor ekstrinsik juga turut
disimpan pada suhu dingin. Pada beberapa produk pangan, perubahan memengaruhi perubahan tersebut seperti cara penanganan bal-ran
ini dipacu oleh cahaya. mentah, proses pengolahan, dan kondisi selama penyimpanan.
Sebagian besar perubahan aroma dan cita rasa pada penyimpanan Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan kimiawi
dingin disebabkan oleh aktivitas mikroba. Perubahan rersebur sering kali dalam suatu prodr-rk pangan harus diketahui dan bersifat spesifik untuk
disertai oleh pertumbuhan mikroba yang dapat dllihat secara kasar mata. setiap jenis produk. Sebagai contoh, faktor penting yang menentukan
contohnya, bau asam yang ditimbulkan oleh pertumbuhan bakteri asam mutu daging segar adalah warna. Merah terang menunjukkan claging
laktat, clan bau amoniak yang berkairan dengan perrumbuhan masih segar, dan warna yang lebih gelap atau cokelat tidak clikehenclaki
Pseudomona.s. Demikian pula bau apek pada sejumlah produk pangan oleh konsumen. Dengan mengatur kondisi yang mendukung reaksi
disebabkan oleh pertumbuhan kapang. Pada kondisi penyimpanan ciingin pembentukan oksimioglobin (bentuk mioglobin yang berperan terhaclap
dikombinasikan dengan pengemasan atmosfer termodifikasi clengan pembentukan warna merah) seperti kadar oksigen yang tinggi clan
kadar oksigen rendah, konclisi anaerob menyebabkan timbulnya bau penekanan aktivitas enzim yang menggunakan oksigen melalui
alkohol pada sayuran dan buah-buahan arau bau keju pacla daging unggas. penyimpanan dingin, kesegaran tersebut dapat dijaga sampai satu minggu.
Pernilihan suhu pendinginan yang tepat untuk suaru produk atau bahan Sebagian spesies mikroba terdapat dalam bahan pangan sebagai bagian
pangan bergantung pada kepekaan enzim-enzim yang berperan dalam dari mikroflora alami dari bahan pangan yang digunakan pada proses
mengatalisis perubahan kimiawi dan biokimiawi. Secara umum, semakin pengolahan produk pangan. Mekanisme pengawetan produk pangan
rendah suhu yang digunakan maka laju reaksi enzimatis akan semakin didasarkan pacla teknik penghambatan atau pembatasan pertumbuhan
lambat. Akibatnya, perubahan kimiawi clalam produk pangan menjacli mikroba. Akan tetapi, sebagian mikroba tetap bertahan dalam produk
tI
ffi . ffi
IZZ Teknologi Pengolahan pangan Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan 03
tl
pengolahan. Produk atau bahan pangan tidak layak dikonsumsi secara
pangan selama penanganatr bahat-r segar dan pengolahan. Mikroba ini
mikrobiologis akibat pertumbuhan mikroba baik mikroba pembustrk
yang berperan terhadap proses pemL-,usukan procluk pang2rn.
araupun parogen. Mikroba pembusuk mengakibatkan perubahar-r yang
Prt>ses pembusukan mikroba bervariasi clan bergantung pacla jenis ticlak cliinginkan, sedangkan rnikroba patogen r-nenyebabkan procluk
mikroha yang tumbr.rh pacla baharr atau procluk pangan. Mikroba yang pangan rnenjadi tidak aman. Masalal] keamanau pangan ini perlu
berbeda menggunakan substrat yang berbecla dan rnempunyai perbedaan rnendapat perhatian khusus clatr seritts untuk menjamin bahwa produk
jalur metabolisme. Akibatnya, perubahan yang terjacli pada bahan atau atau bahan pangan yang diclinginkan alnan dikonsumsi'
produk pangan clapat berbecla. Sebagai contoh, proses pembusukan yang
Sejumlah mikroba parogen clapat mengakibatkan penyakit yang
terjadi pada daging yang disimpan secara aerob diakibatkan penggunaan
rlitularkan lewat makanan (/oodborne iilness). Mikroba penyebal' penyakit
glukosa, asarn laktat, Arlu.rllia, dan asatn glukonat secara bergirntian oleh
rersebut dapat digolongkan menjadi rnikroba penyebab infeksi dan
berbagai jenis rnikroba. Pacla akhirnya, Pseudomonas iragii tttmbtth clan
mikroba pembentuk toksin. Mikroba penyebab infeksi menginvasi tubuh,
menghasilkan trau nkibat terbentuk komponen bersulflrr dan bernitrogen
yang bersifat muclah menguap, seperti hiclrogen sulfida, atnonia, dan seperti Salmonella sp. Aclapun mikroba penyebab toksin menghasilkan
toks in yang dap-,at menyebabkan keracu nan' seperti Clostridium b otulinum'
trimetilamin. Pembentukan senyawa tersebut biasanya merupakan
petunjr-rk kebusukan. Perlu diingat, procluk pangan yar-rg telah ditumt-,uhi mikroba patogen
tidak selalu rnenunjukkan ciri'ciri pemtrusukan. Oleh karet-ra itu, protluk
Proses pembusukan menyebabkar-r perubahan karakteristik sensori
atau bahan pangan yang belum busuk br:kan merupakan petunjLrk trahwa
produk atau bahan pangan. Karakteristik sensori terselrut n-reliputi warnA,
pro.luk atau bahan pangan tersebut anan dikonsumsi'
bau, cita rasa, dan tekstur. Senyawa yang menyebabkan perubahan [-,au
bersifat mudah menguap yang cliakibatkan metabolisme proteir-r oleh Pengaruh pendinginan terhadap rnikroba adalah mempcrpanjaug
rnikroba. Bau .lan rasa asam tert-,entuk akibat pernber-rtukan asam oleh fase lag clal mengfiambat pertumbr-rhan atau menurltnkan kecepatan
mikrol-,a yang memetabolisrne karbohidrat. Perubahan tekstur terjacli pertumbuhan. Akibatnya, waktu yang clibutuhkan oleh rnikroba patogen
akibat perubahan substrat yang dimetabolisme oleh mikroba, atau atau pembusuk untuk tumbuh pada penyimpanan clingin lebi[ lama
dihasilkan senyawa akibat metabolisme mikroba seperti pembentukan dibandingkan penyimpanar-r pada suhu yang lebih tinggi. Waktu tersebut
polisakarirla yang rnengakibatkan terbentuknya lendir. Perubahan tekstur akan lebih lama jika strhu yang digunakan merutr-,akan suhu minimum
juga dapat rerjadi akibat perubahan sutrstrat oleh mikroba sehingga untuk pertumbuhar-r. Produk atau bahan pangan clirekomendasikan
tertrentuk jaringan yang bersifat ltrnak seperti pacla wortel yang bustrk. clisirnpan pada suhu cli bawah 10"C, biasanya 4"C, untuk mencegah
Perubahan secara visual akibat proses pembusukan oleh mikroba dapat pertumbuh:rn mikroba patogen dan pernbeutukan toksin. Sebagian besar
dilihat dari perubahan warna, pembentukan pigmen, pembentukan gas, mikroba patogen tidak clapat tumbuh pada suhu cli bawah 5o C, termasuk
pertumbuhan mikroba pada permukaan bahan atau produk pangan, serta mikroba penyebab keracunan seperti Salmonell.a, Camp."tlobdcter,
kekeruhar-r. Clostriclium perfringens, dan Smphllococcus auTeus. Perlu diingat, sejumlah
rnikroba patogen clapat tumbuh pacla suhu renclah clan termasuk ke dalam
3. Aspek Keamanan mikroba psikrotrofik. Mikroba tersebut antara lain Listerio nronoc)togenes,
Bahan atau produk pangan segar yang clisimpan tlapat mengandttng Yersinia enterocolitica, clan Aerom onas fu-tdropltilla yang ciapat tumbtrh pacla
sejumlah mikroba sebagai bagian clari mikroflora normal clalam bahan suhu -1 sampai +1'c. Juga sejrrrnlirh mikroba patogen penlbentuk spora
atau prodLrk pangan, atau akibat proses kontaminasi selama atar: setelah
Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan ffi
ffib
tz4 Teknologi Pengolahan Pangan w
if
dapat tumbuh pada suhu 3-5"C termasuk sejumlah strain Clostridium Bakteri pembentuk spora mampu tumbuh pada suhu rendah
botulinum dan Bacillus cereus. (sejumlah strain clari C. botulinum dan B. cereus). Bakteri tersebut dapat
tahan terhadap proses termal dan tumbuh pada penyimpanan dingin.
Listeria monocytogenes merupakan mikroba yang dapat menginvasi
Bottrlisme disebabkan oleh toksin Clostridiumbotulinumclan sejumlah strain
tubuh manusia dan menyebabkan keracunan. Pertumbuhan L.
nonproteolitik seperti tipe B, E, dan F dapat tumbuh dan menghasilkan
monocytogenes perlu mendapat perhatian khusus karena dapat tumbuh
pada suhu serendah -0,4' C. Penyimpanan dingin tidak dapat menghambat
toksin pada suhu 3,3-5"C. BaciLLw cere?.rs menyebabkan diare dan muntah-
pertumbuhannya. Oleh karena itu, proses pengolahan harus dipastikan muntah. Suhu minimum pertumbuhan B. cereus aclalah 10-12'C, tetapi
sejumlah strain psikrotrofik clapat turnbuh pada suhu l-4"C. Strain
dapat mendestruksi L. monoqtogenes. Demikian pula kontaminasi setelah
psikrotrofik tersebut pernah cliisolasi dari susu pasteurisasi clan krim.
pengolahan (post process ed contamination) harus diminimumkan, karena
sebagian besar penyebab kontaminasi L. monocJtogenes adalah kontaminasi Sebagai kesimpr-rlan, penyimpanan dingin tidak ditujukan untuk
setelah pengolahan. Per-rgendalian terhadap kondisi higienis sangat mencegah pertumbuhan mikroba patogen. Penggunaan suhu rendah
penting untuk mencegah kontaminasi setelah pengolahan. Produk clitujukan untuk memperlambat kecepatan pertumbuhan mikroba.
pangan yang pernalr menyebabkan penyakit akibat kontaminasi L. Pengaruh suhu rendah tersebut terlihat nyata jika suhu yang digunakan
monocJtogenes antara lain keju lunak dan susu pasteurisasi. menclekati suhu pertumbuhan minimum mikroba. Kombinasi
penyimpanan dingir-r dengan proses pengawetan yang lain seperti
mikroba lain yang clapat menginvasi
Yersinia enterocolitica merupakan
pengaturan pH, penambahan pengawet, dan pengaturan aktivitas air
tubuh manusia dan menyebabkan penyakit berupa diare, sakit perut,
clapat cligurrakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba.
demam, clan muntah-muntah. Invasi ini jarang menyebabkan kematian.
Beberapa produk pangan yang pernah terkontaminasi Y. enterocolitica
dan menyebabkan wabah adalah cokelat, tahu, dan susu pasteurisasi.
Seperti hanya L. monocltogenes, Y. enterocolitica ditemukan tumbuh pada
sejumlah bahan pangan seperti sayuran, susu, daging, unggas, dan ikan.
-t
I c. I PEMBEKUAN
I ,-
Suhu pertumbuhan minimum Y. enterocolitica adalah -1'C, dan selama
penyimpanan dingin mikroba tersebut dapat tumbuh. Oleh karena itu, Pembekuan merupakan proses pengolahan, yaitu suhu produk atau bahan
harus dipastikan bahwa Y. enterocoliricd dieliminasi clari bahan mentah, pangan diturunkan di bawah titik beku, dar-r sejumlah air berubah bentuk
diinaktivasi dengan pengolahan, dan tidak terjadi kor-rtaminasi setelah menjadi kristal es. Perubahan bentuk air menjacli es mengakibatkan
pengolahan. konsentrasi solut dalam bahan atau procluk pangan meningkat dan
'Walaupun mengakibatkan penurunan aktivitas air. Pengawetan bahan atau produk
belum terbukti menyebabkan wabah
A eromnonas lqdropllilla
pangan terjadi akibat suhu rendah, penurunan aktivitas air, clan pada
penyakit, tetapi mikroba ini digolongkan sebagai patogen. Mikroba ini
sejumlah produk pangan akibat perlakuan blansing.
diisolasi dari sejumlah prodr-rk pangan, termasuk produk pangan yang
clisimpan dingin dan dikemas dengan pengemasan atmosfer terkendali. Selama pembekuan, panas sensibel dari bahan atau procluk pangan
Mikroba ini clapat tumbuh pada suhu -0,1 sampai +1,4"C. dlambil untuk menurunkan suhu produk atau balran pangan sampai titik
beku. Pada bahar-r pangan segar, panas yang dihasilkan dari proses respirasi
d$ffiu
L26 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan t27
,W *uno*r*
juga diambil. Panas yang harus cliambil tersebut harus dihitung untuk
Enirm titik dari kurva pada Gambar 6.4 adalah sebagai berikut.
menentukan ukuran alat pembeku yang sesuai. Pacla proses pembekuan,
terbentuk. Panas laren
panas laten kristalisasi cliambil clari kristal es yang A-S Produk atau bnhan pangan didinginkan sampai suhr-r cli bawah titik
komponen pangan yang lain seperti lemak juga harus diambil sebelum beku 0 f (bergantung pada jenis trahan), clerrgan pengecualian air
lemak tersebut memadat. Sejumlah bahan pangan mengandung air clalam
murni, selalu di bawah 0"C. titik S, air tetap cair, walattpun
Pacla
jtrmlah besar, clan air lnempunyai panas spesifik yang tinggi (42001/Uf7 sr-rhu cli bawah titik beku. Gejala ini clisebut sebagai konclisi lewat
clingin clan biasanya 10'C tli bawah titik beku.
K). Oleh karena itu, energi yang cukup dibutul-rkan untuk pembekuar-r.
Energi tersebut dipenuhi clari er-rergi listrik yang digunakan untuk S-B Suhu meningkat secara cepat sampai titik beku kctika kristal es
mengkcrmpresi gas (refrigerant) pada alat pembeku mekanis atau dari hasil mulai terbentuk clan panas laten kristalisasi dilepaskan.
kompresi dan pendinginan kriogen pacla pembekuan kriogenik. B-C Panas dilepaskan dari procluk atau bahan pangan. Panas laten
cliambil clan es terbentuk, tetapi suhu tetap hampir konstan. Titik
Jika suhu clipantau pada pusat termal bahan atau produk pangan
(titik di rnana bagian tersebut paling lambat men-rbeku) ketika panas beku turun sebagai akibat peningkatan konsentrasi solut pacla cairan
yang tidak beku, akibatnya suhu sec-likit menurun. Pacla saat tersebut
diambil, kurva yang diperoleh akan seperti terlihat pada Gambar 6.4.
sebagian kristal es terbentuk.
C-D Saat sebagian solut menjacli lewat jenr-rh clan mer-rgkristal. Panas
laten kristalisasi dilepaskan dan suhu meningkat.
D-E Kristalisasi air dan solut berlanjut.'Waktu total yang clibutuhkan,
f
.C
f tf, ditentukan berdasarkan kecepatan pacla saat panas cliambil
a
E.F Suhu dari campuran air-es turun sampai suhu pembeku (/reezer).
Sebagian air tetap ticlak membeku pacla suhu yang digunakan pacla
pembekuan komersial, jumlahnya bergantung pada jenis clan
komposisi procluk atau bahan pangan dan suhu penyimpanan (misal
pada sr-rhu penyimpanan -20'C persentase es adalah 85% pada
claging kambing, 917o pacla ikan, dan 9j% pada albumin teltrr).
Waktu
Titik beku produk atau bahan pangan adalah suhu ketika sejumlal-r
Gambar 6.4 Hubungan Suhu dan Waktu Selama Proses Pembekuan (adopsi dari
kristal terbentuk clalr mencapai kesetimbangan dengan air di sekitarnya.
es
Fellow, 1992)
Akan tetapi, sebelum kristal es terbentuk, inti kristal es harus suclah
terbentuk. Periode lewat clingin bergantung pacla jenis procluk atau bahan
pangan dan kecepatan pengambilan panas. Kecepatan pinclah panas yang
tinggi menghasilkan sejumlah besar inti kristal. Molekul air bermigrasi
pacla inti kristal. Oleh karena itu, pembekuan cepat menghasilkan
sejumlah besar kristal es clengan ukuran kecil. Kecepatan pertumbuhar-r
kristal clikenclalikan oleh kecepatan pinclah panas. Adapun kecepatan
ffi
pinclah massa (molekul air berpinclah pada inti kristal dan solut berpindah Pemilihan peralatan pembeku harus memerhatikan faktor-faktor
dari kristal es) tidak memengaruhi kecepatan pertumbuhan kristal. berikut ini.
Peningkatan konsentrasi solut selama pembekuan menyebabkan a. Kecepatan pembekuan yang diinginkan.
perubahan pH, kekentalan, dan potensi reduksi-oksidasi dari cairan yang b. Bentuk, ukuran, dan kemasan produk pangan.
tidak beku. Ketika suhu menurun, masingmasing solut mencapai kondisi c. Cara pengoperasian, batch, atau kontinu, bergantung pada skala
produksi dan jenis produk.
lewat jenuh dan mengkristal.
Proses pembekuan juga clapat diklasifikasikan berdasarkan kecepatan
Selama pembekuan terjadi peningkatan volume. Volume es 9% lebih
pembekuan menjadir
besar dari volume air. Oleh karena itu, peningkatan volume produk atau
bahan pangan akibat pembekuan dapat diprediksi. Tingkat pengem-
a. Pembeku lambat, seperti ruang pendingin (cold store) dan pembeku
udara (still-air freezer).
bangan tersebut beragam bergantung pada faktor-faktor berikut.
1. Kadar air (kadar air tinggi menyebabkan perubahan volume yang tr. Pembeku cepat. (quick freezer) seperti pembeku hembusan udara (air
blast freezer) dan pembeku plat (plate freezer).
tinggi).
c. Pembeku sangat cepat (rapid freezer) seperti ftuidised bed freezer.
Z. Keteraturan susunan sel (bahan pangan nabati mempunyai ruang
d. Pembeku ulffa cepat (ul.tra rapid freezer) seperti pembeku kriogenik
antar sel yang dapat menyeimbangi peningkatan volume akibat (cryogenic freezer).
pembekuan akibatnya pengembangan volume tidak terlalu nyata).
3. Konsentrasi solut (konsentrasi yang tinggi menurunkan ririk beku).
a. Pembeku Udara Dingin (Cooled Air Freezer)
4. Suhu pembeku (suhu pembeku menentukan jumlah air yang tidak Bahan atau procluk pangan dibekukan menggunakan sirkulasi udara
membeku dan derajat pengembangan). Komponen-komponen yang dingin pacla suhu -20 sampai -30"C untuk chest freeTer. Chest freeTer jarang
mengkristal seperti es, lemak, dan solut, mengkerut ketika digunakan secara komersial karena laju pembekuan yang lambat. Ruang
didinginkan sehingga mengurangi volume. pendingin dapat dikategorikan sebagai chest freeTer. Umumnya alat
pembeku ini cligunakan untuk mernbekukan karkas daging, untuk
1. Metode Pembekuan menyimpan produk beku yang dibekukan dengan metode lain, dan
mengeraskan es krim. Udara biasanya disirkulasikan menggunakan kipas
Alat pembekt (freezer) secara
umum dikelompokkan sebagai berikut.
angin untuk mendapatkan distribusi suhu yang lebih merata, tetapi
a. Pendingin mekanis, menggunakan refrigeranr yang mengalami siklus
koefisien pindah panas rendah.
penguapan dan kompresi.
Pada alat blast freeTer, udara dingin yang digunakan bersuhu -30 sampai
b. Pembeku kriogenik (cryogenic freeTer).
-40'C dengan laju aliran 1,5-6,0 m/detik. Laju aliran udara yang tinggi
Pendingin mekanis menggunakan udara dingin, cairan dingin, atau dapat meningkatkan koefisien pindah panas. Pada sistem batch, alat ini
permukaan dingin untuk menghilangkan panas dari produk atau bahan dilengkapi dengan rak-rak untuk meletakkan bahan yang akan dibekukan.
pangan. Pembeku kriogenik menggunakan karbondioksida, nitrogen cair, Pada sistem kontinu, bahan atau produk pangan yang akan dibekukan
atau freon cair yang secara langsung kontak dengan bahan yang diletakkan dalam troli yang mempunyai rak atau menggur-rakan konveyor.
dibekukan. Tioli dar-r ban berjalan tersebut dilewatkan pada terowongan berinsulator.
Uclara kemudian dihembuskan melewati terowongan tersebut baik secara
ffi &
130 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 6 Pendinginan dan Pembekuan 131
pernbentukan lapisan es pada permukaan bahan (sltlzind dan pembekuan
vertikal malrplrn horizontal. Teknik pendinginan blast freeTing bersifat
clisempurnakan di tahap berikutnya pacla bed dengan keclalaman 12-15 cm.
ekonomis dan sangat fleksibel karena dapat membekukan produk atau
bahan pangan dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Pembentukan lapisan es penting untuk potongan buah-buahan atau
bahan yang jika dibekukan menjadi lengket satu sama lain. Bentuk dan
Kipas ketebalan bahan yang clibekukan menentukan keclalaman fluidised bed
clan kecepatan uclara yang diperlukan untuk fluidisasi. Keuntungan metode
Sistem
pembekuan fluidisetlbed adalah semua permukaan bahan dibekukan secara
pem bekua n
mekanis seragam dan simultan, koefisien pindah panas yang tinggi, waktu
pembekuan penclek, dehidrasi rendah untuk produk yang ticlak dikemas,
clan kapasitas produksi besar. Kelemahannya adalah bahan yang
Loya ng dibekukan terbatas pada produk atau bahan pangan clalam bentuk
tem pat partiklrlat seperti kacang polong, kernel jagung, udang, clan stroberi.
produk
Teknik pembekuan dengan fluidised bed sesuai untuk pembekuan cepat
secara indiviclual (lQF, ;nrliuidual quick freeTing).
I
i
I
i
ffi
\ Bahan
Bed spiral 25 L2- L9 Hamburger, ikan
15 Ikan
9A__Q0
mengalami pengendapan. Kedua faktor ini menyebabkan keterbatasan
e>3- e%
penerapan pembekuan untuk produk susu. Pacla produk roti-rotian,
sejumlah amilopektin dibutuhkan untuk mencegah retrogradasi pati dan
staling(roti mengeras) selama pembekuan lambat dan penyimpanan beku.
xiiliiiililiiiiiiiffi \
buah-buahan dan sayuran, struktur sel lebih kaku sehingga lebih mudah
t tiiiiiiiiiiiiiiiilN:ul I
rusak oleh kristal es. Tingkat kerusakan bergantung pada ukuran kristal \\ tiiijgtiiiiglii.lliiiiir,l..
Eiiiiiiiiiiiii::r:t!:+la /
l
es dan laju pindah panas. Perbedaan jenis dan keragaman bahan baku
\ "<lrlSlliliipf
dan perlakuan sebelum pembekuan berpengaruh besar terhadap kualitas
-l-,/
Gambar 6.7 Pengaruh Pembekuan Lambat terhadap Jaringan Tanaman (adopsi
produk atau bahan pangan yang dibekukan. dari Fellow, 1992)
Or>
uap air yang lebih rendah dibandingkan di dalam sel, sehingga air
berpinclah clari dalam sel menuju kristal yang sedang tumbuh. Akibatnya,
sel mengalami dehidrasi clan secara permanen mengalami kerusakan akibat
peningkatan konsentrasi solut.
Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengawetan pangan Selama proses pendinginan, terjadi perubahan fisikokimia atau
yar-rg diclasarkan pada pengambilan panas dari bahan. Penurunan suhu mikrobiologis yang clapat mengakibatkan perubahan sifat sensoris produk.
mengakibatkan penundaan seluruh perubahan yang dapat terjadi selama Perr-rbahankimiawi yang terjacli selama penyimpanan clingin bergantung
penyimpanan, sehingga memperlambat reaksi biokimia dan pada faktor-faktor intrinsik cli dalam procluk seperri kadar air, aktivitas
pertumbuhan mikroba. Akibatnya, daya simpan procluk menjadi lebih enzim dan ketersediaan substrat, serta pH. Fnktor-faktor ekstrinsik juga
-"l&
,M
Ekstn*si Ciri utama proses ekstrusi adalah sifatnya yang kontinu. Alat
ekstruder dioperasikan dalam kondisi keserimbangan dinamis, yairu input
setara dengan output, atau bahan yang masuk setara clengan produk yang
clihasilkan. Untuk mendapatkan karakteristik eksrudat tertentu, bahan
yang masuk dan kondisi pengoperasian harus diatur sedemikian rupa
sehingga perubahan kimia yang terjadi clalam barrel (tabung dalam
ekstruder) sesuai dengan yang cliinginkan.
I-ta. I PENDAHULUAN
I_-
Teknologi ekstrusi berperan penting cli ir-rdustri pangan karena
merupakan proses yang bersifat efisier-r. Ekstrusi adalah sllatu proses yang
mengombinasikan beberapa proses rneliputi pencampurln, pemasakan,
pengadonan, penghancuran, pencetakan, dan pembeurukan. Saat ini,
fungsi pengolahan clengan ekstrusi juga mencirkttp separasi, penclinginan fluida
Lelehan Tepung padat dan kompak Tepung yang mengalir
clan pemanasan, penghilar-rgan senyawa volatil clan penurunan kadar air, (melt tluid) (dense compacted powder) (free flowing powder)
pembentukan citarasa clan bau, enkapsulasi, serta sterilisasi.
Gambar 7.1 Perubahan Sifat Bahan Baku Selama Proses Ekstrusi (adopsi dari
Teknik ekstrusi dapat berr-rpa pengolahan suhu rendah seperti pada Guy,2001b)
pasta, atau pengolahan suhr-r tinggi seperti pacla per-rgolahan makanan
ringan. Tekanan yang digunakan clalam ekstrucler berfungsi
mengendalikan bentuk, menjaga air clalarn kondisi cair yang sangat panas,
Pemasakan ekstrusi menjadi popular akhir.akhir ini karena faktor-
faktor berikut.
dan meningkatkan pengaclukan. Tekanan yang cligunakan bervariasi
antara 15 sampai lebih dari 200 atm. Tujuan utama ekstrusi atlalah untuk 1. Keberagaman produk clalam kisaran luas yang kebanyakan tidak
meningkatkan keragaman jenis prodtrk pangan dalam berbagai bentuk, dengan mudah dihasilkan oleh metocle pengolahan lain, dapat
tekstur, warna, dan cita rasa. Pemasakan ekstrusi dengan proses suhu tinggi dihasilkan dengan mengubah bahan baku, kondisi pengoperasian,
waktu penclek (HTST, high temperature short rime) clapat mencegah dan cetakan.
kontaminasi rnikroba clan inaktivasi enzim.
ffi
r46 Bab 7 Ekstrusi r47
@f,Effi
Z. Biaya operasional ekstrusi yang lebih rendah clibandingkan metode ukuran partikel, kekerasan, sifat friksi, pelumasan bahan, dan plastisitas
pengolahan lain dengan produktivitas yang lebih tinggi. berperan lebih penting dibandlngkan proses pengolahan yang lain.
3. Procluktivitas tinggi karena ekstruder dapat dioperasikan secara Ciri lainnya yang membedakan pemasakan ekstrusi dari pengolahan
kontinu tanpa terputus. yang lain adalah penggunaan suhu tinggi, biasanya berkisar antara 100'
4. Menghasilkan produk berkualitas tinggi karena pemasakan ekstrusi 180"C. Dengan bertambahnya lama proses pengolahan, suhu yang
melibatkan suhu tinggi yang diberikan clalam wakru pendek sehingga digunakan mengalami penurunan. Perubahan atau transformasi bahan
berbagai komponen bahan pangan yang peka tidak mengalami baku menjadi bentuk yang cliinginkan berlangslrng selama 30-120 cletik.
kerusakan Hampir semua proses pemasakan ekstrusi diproses secara kontinu.
5. Ramah lingkungan karena merupakan proses dengan kaclar air Semua produk pangan mempunyai struktur dasar yang dibentuk dari
rendah dan pemasakan ekstrusi tidak menghasilkan limbah sehingga
komponen tertentu, seperti biopolimer clari karbohidrat dan protein pacla
clapat menurunkan biaya pengolahan air dan llmbah serta tidak produk yang dipanggang, atau lemak dan gula pacla permen. Struktur
menimbulkan potusi.
dasar terbentuk dari interaksi komponen penyusunnya membentuk
tekstur produk. Produk ekstrusi terbentuk dari biopolimer alami yang
berasal dari bahan baku seperti sereal, tepung umbi-umbian tinggi pati,
-t
\ e. I BAHAN BAKU
I ,-
lemak dari bijl kacang-kacang, dan protein dari sumber kaya protein.
Bahan baku yang paling umum digunakan adalah tepung terigu dan
tepung jagung, tetapi banyak bahan lain yang juga digunakan seperti
Procluk ekstrusi dibuat clari beragam bahan baku dalam kisaran luas. tepung beras, kentang, gandum hitam, barley, oat, sorgum, ketela pohon,
Komponen bahan pangan clengan sifat fungsional yang berbecla clapat tapioka, dan tepung kacang-kacangan.
cliolah menjadi produk ekstrusi. Perr-rbahan ber-rtuk clari bahan bakr-r selama
pengolahan merupakan faktor terpenting yang membedakar-r suatu pIOSes
pengolahan dengan proses lainnya. Ekstrusi panas (pemasakan ekstrusi) I'-I KLASIFIKASI BAHAN BERDASARKAN
meliputi pemanasan pacla suhu tinggi, pencampuran, clan pengaclukan, \! PERANNYA DALAM PEMASAKAN EKSTRUSI
sebelum pencetakan Ghaping) cli akhir proses ekstrusi.
Pemasakan ekstrusi rnerupakan proses unik yang clitujukan untuk Campuran bahan yang ada pada produk ekstrusi membentuk kompleks
mengubah bentuk bahan baku. Pacla proses ini kadar air bahan yang melalui interaksi antarkomponen. Klasifikasi peran bahan penyusun
digunakan relatif lebih rendah clibandingkan clengan kadar air bahan produk ekstrusi didasarkan pada fungsinya, dan dapat dikelompokkan
atau adonan pada pengolahan konvensional. Kaclar air normal yang berdasarkan pembentuk struktur, bahan pengisi yang terdispersi, pelicin
digunakan berkisar antara 10'40o/o basis berat basah. dan pelumas, padatan terlarut, pembentuk inti, pembenfttk warna, dan
'Walaupun pembentuk cita rasa.
kac{ar air yang rendah, tetapi rnassa bahan baku clapat
diubah menjadi bentuk cair yang mengalami sejumlah proses pengolahan lnteraksi antarkomponen dalam bahan baku dan parameter proses
clan pencampuran sehingga terbentuk produk ytrng sifatnya berbeda yang harus clikontrol dapat cliilustrasikan seperti skema pada Gambar 7.2.
clengan bahan baku. Pada proses ekstrusi, keadaan fisik bahan bakr-r seperti
*
.*t48
Teknologi Pengolahan Pangan Bab 7 Ekstrusi t49
Pati merupakan bahan baku ekstrudat yang baik, dan struktur selular
Parameter Proses: Profil suhu
yang dapat mengembang clengan baik dapat dibentuk dari setiap jenis pati
Konfigurasi ulir Profil tekanan
Kecepatan ulir Waktu distribusi dari sumber yang berbeda, seperti gandum, jagung, beras, atau kentang.
Kecepatan masuk bahan lumlah Peremukan Rata-rata ukuran polimer pati alami sebenarnya terlalu besar untuk
Kecepatan air menghasilkan pengembangan yang optimum. Polimer pati yang paling
Ukuran cetakan banyak di alam, yaitu amilopektin mempunyai berat molekul 108 Da yang
Kecepatan pemanasan Sifat fungsional produk:
Kecepatan rehidrasi mempunyai sifat alir yang buruk clan mempunyai sifat pengembangan
Kecepatan pendinginan
Nilai nutrisi yang rendah (l-Z ml/g). Akan tetapi, adanya pengadukan mekanis yang
Sifat organoleptik intensif selama pemasakan ekstrusi dapat mengllrangi berat molekul
ruta
Kel a n
amilopektin sampai kurang clari 106 Da. Pati alami dari jagung yang
Bahan baku: Kekerasan
mengandung amilosa tinggi mempunyai kemampuan pengem-bangan
lenis pati Tekstu r
Kerapatan bulki yang lebih tinggi dibandingkan dengan pati jagung biasa.
Kandungan protein
Kandungan lemak Tingkat kemasakan
Polimer pembentuk struktur harus mempunyai berat molekul
Kandungan air
minimum sehingga viskositas fluida cukup untuk mencegah atau
Absorpsi air
Ukuran partikel
mengendalikan pengerutan ekstrudat setelal-r ekstruclat mencapai
Form u I asi pengembangan maksimum dan sel-sel gas pecah. Jika ekstrudat terlalu
kental mirka akan terjadi pengerutan secara cepat mengakibatkan
Gambar 7.2 lnteraksi Sifat Bahan Baku, Variabel Proses, dan Karakteristik Produk pengembangan yang rendah. Hal ini terjadi jika polirner pati mengalami
(GuY, 2001b)
pengecilan ukuran sampai terbentuk maltodekstrin. Maltoclekstrin
mempunyai viskositas yang terlalu rendah pada kaclar air yang ada selama
proses ekstrusi sehingga menginduksi pemecahan sel udara. Ekstrudat
1. Pembentuk Struktur Ekstrudat
maltoclekstrin akan mengerut setelah pengembangan.
Strukttrr procluk ekstrusi terbentuk dari biopolimer yang meleleh dan
Protein dapat digunakan untuk membentuk struktur ekstrr-rdat pada
pengembangan gelembung uap air sehingga tedadi perubahan bentuk
konsentrasi tinggi. Sebagai contoh, protein kedelai clapat digunakan untuk
bahan menjadi berongga. Lapisan biopolimer harus dapat mengalir
menghasilkan sftuktur yang mengembang pada procluk daging tiruan,
clengan mudah pada permukaan gelembung udara sehingga jika kadarnya lebih dari 40o/o, c{engan kadar ilr 30-40o/o. Protein kedelai
memungkinkan gelembLlng memuai dan air menguap secara cepat pada
berbentuk globular dengan berat molekul 80-100 x lOr Da, jauh lebih
tekanan atmosfer ketika produk ekstrusi keluar dari ekstruder. Lelehan
kecil dibandingkan polimer pati. Akan tetapi, antarrantai .1apat salir-rg
cair dari biopolimer membenruk dinding sel gelembung udara dan
berikatan membentuk struktur yang lebih besar selama proses ekstrusi.
memungkinkan uclara tersebut untuk mengembang sampai maksimum.
Protein tersebut membentuk agregat dan membentuk kompleks dengan
Setelah pengembangan, penurunan suhu yang cepat menyebabkan
viskositas yang lebih tinggi. Juga berperan dalam pembentukan lapisan
pengLrapan. Peningkatan viskositas akibat penguapan air berakibat pada
clan menahan sebagian pemuaian uap air. Viskositasnya pada proses
pengerasan sffuktur sel. Peningkatan viskositas yang cepat diikuti clengan
pendinginan cukup untuk mencegah pengerutan clan membentuk
pembentr-rkan keaclaan gelas (glassy state).
struktur ekstrudat.
2. Bahan Pengisi yang Terdispersi 3. Bahan Pelicin (Plasticizer) dan Pelumas (Lubricant)
Pengamatan mikroskopis terhaciap produk ekstrusi seperti makanan Pada kadar air yang rendah yang digunakan pada proses ekstrusi, interaksi
ringan yang terbuat clari bahan tinggi pati, menunjukkan aclanya fase fisik ar-rtarbahan menyebabkan gesekan dan menimbulkan energi
kontinu dari polimer pati. Bahan-bahan terclispersi beracla di antara fase mekanis. Sumber energi tersebut berperan memanaskan massa adonan.
kontinu struktur pati tersebut. Contoh komponen dari fase terclispersi Kecepatan pemanasan sangat tinggi pada sistem dengan kaclar air rendah
tersebut adalah protein dan bahan-bahan berserat seperti selulosa. Protein tersebut, sehingga untuk bahan baku ekstruclat dengan kadar air sampai
dapat mempunyai beberapa bentuk bergantung pada bahan yang Z5o/o tidakcliperlukar-r sumber pemanasan eksternal unftrk mencapai suhu
digunakan seperti serealia, kacang'kacangan, atau protein hewan. Protein operasional ekstrusi sebesar 1 50'C.
juga dapat membentuk fase yang terpisah cli dalam fase kontinll pati' Penambahan air berperan untuk menurunkan interaksi dengan cara
Protein seperti gluten jika ditambahkan pada kadar <30y" mengalami memplastisisasi polimer dan mengubahnya dari bentuk padat menjadi
hidrasi dan membentuk adonan yang lunak. Jenis protein tersebut akan fluicla plastis yang dapat mengalami deformasi. Akan tetapi, peningkatan
mengalami penurunan ukuran sampai sebesar 5 m. Protein larut air seperti kadar air berlebih menyebabkan penurunan energi mekanis dan panas.
albumin akan me,Trgalami koagulasi pacla suhu tinggi dan kemuclian Partikel pati, serat, dan protein, secara mekanis dladuk oleh sistem
koagulum akan pecal-r dengan pola yang sama. ulir yang ada di dalam ekstrucler dan mengalami perubahan bentuk fisik.
di dalam bahan ekstrudat, seperti Intensitas pengaclukan clapat berkurang akibat aclanya minyak clan lemak.
Bahan berserat yang ada
kulit dan cledak bili-bi;iarr Bahan tersebut berperan sebagai pelumas, baik bagi komponen-
hemiselulosa, selulosa, dan lignin, berasal clari
komponen yang berinteraksi di clalam massa adonan maupun antara
serta kacang-kacangan. Komponen-komponen tersebut cenclerung tetap
permukaan logam ulir dan silinder ekstruder. Lemak dan minyak
stabi[ selama pengolahan dan tidak mengalami pengecilan ukuran selama
berpengaruh besar terhadap eksffusi pati pada kac{ar 1.27o, clan pada
proses ekstrusi.
kadar yang lebih tinggi dapat berperan mengurangi degradasi polimer
Adanya bahan-bahan penyusun fase terdispersi akan memengaruhi pati yang berakibat pada penghambatan pengembangan. Pada komposisi
proses ekstrusi melalui clua mekanisme. Keberaclaannya pada dinding sel tertentu, kadar pengaruh lemak dan minyak yang tinggi diturunkan
udara akan menurunkan kemampuan pengembangan lapisan pati karena clengan penambahan bahan yar-rg dapat menyerap lemak dalam struktur
mengganggu pemLrentLlkan struktur lapisan pati akibat berpenetrasi pada rongganya yang kaku seperti tepung tulang.
lapisan tersebut. Sebagai contoh, partikel bekatul pada konsentrasi rendah
l-2"/o hanya sedikit pengaruhnya, tetapi pada konsentrasi tinggi (8'9t/.) 4. Padatan Terlarut
berperan memengaruhi pengembangan sampai berkurang 50Yo.
Beberapa bahan dengan berat molekr-rl rendah, seperti gula atau garam
Mekanisme yang kedua adalah pengaruhnya terhadap pembentukan
clapat clitambahkan ke clalam ackrnan untuk memberikan cita rasa atau
struktur elastis ketika ekstrudat keluar dari ekstruder. Fluicla pati murni
ffi.
152 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 7 Ekstrusi t53
berperan sebagai humektan. Bahan yang bersifat larut dilarutkan dalam
air pada awal pencampuran. Pengaruhnya pada proses ekstrusi bergantung -t
\ o. I NrLAr NUTRrsr PRoDUK EKsrRUsr
I _.-
pada konsentrasi dan interaksinya clengan polimer pati atau protein.
Bahan yang meningkatkan pembentukan inti gelembung digunakan untuk seperti keclelai dan pangan nabati yang relatif tidak enak dapat dicampur
meningkatkan jumlah gelembung yang terbentuk dalarn fluida selama unruk menghasilkan produk baru. Produk pangan dengan kadar serat
proses ekstrusi. Bahan yang diketahui dapat meningkatkan jumlah rendah dapat clitambah serat pangan selama proses ekstrusi. Kadar
gelembung yang meningkatkan pengembangan ekstrudat aclalah kalsium senyawa antigizi menllrun selama ekstrusi sehingga produk pangan yang
karbonat dan kapur (magnesiurn silikat). Penambahan sejumlah kecil tepung dihasilkan lebih aman dan bergizi.
tersebut yang bersifat tidak larut dalam massa adonan menurunkan energi
yang diperlukan untuk pembentukan gelembung dan dapat meningkatkan
jumlahnya dari beberapa ratus sampai lebih dari 70 x 103 per ml.
\-te. I JENrs-JENrs EKsrRUsr
I _.-
6. Pembentuk Warna
r
Proses ekstmsi merupakan pengolahan dengan serangkaian proses yang
Beberapa bahan dapat ditambahkan ke dalam adonan untuk memberikan
terjadi secara bersamaan meliputi pencampuran, penghilangan gas,
warna ekstrudat. Bahan tersebut termasuk pewarna yang stabil terhadap
homogenisasi, penggilingan, pengadukan, gelatinisasi pati, denaturasi
panas dan prekursor pembentukan warna yang terjacli akibat reaksi
protein dan teksturisasi, inaktivasi enzim, pasteurisasi serta sterilisasi
termal. Beberapa pewarna terdapat secara alami clalam bahan baku,
mikroba pembusuk dan patogen, pemasakan termal, pencetakan produk,
seperti zeaxantin pada jagung.
aglomerasi, dan dehidrasi.
Ulir memiliki beberapa bagian, antara lain bagianpengumpan untuk Ulir pada eksruder ulir gancla berputar membentuk angka B c1i dalam
barrel. Ekstruder diklasifikasikan menun:t arah perputaran c{an lintasan
memadatkan partikel menjadi massa homogen; bagian pengaclon untuk
pada ulir yang saling bertauran. Perputaran ulir yang saling bertautan
rnemadatkan, mencampur, dan mengacluk rnenjacli bahan plastis; serta
banyak digunakan pada pengolahan makanan. Perputaran memindahkan
bagian pemasakan. Perjalanan bahan melalui ekstrucler ulir tunggal
bahan melalui ekstruder, clan pertautan memperbaiki pencampuran c{an
bergantung pada besarnya gesekan dengan permukaan barrel. Aliran
mencegah perputaran bahan clalam barrel.
bahan bergerak maju mengikuti gerakan ttlir sepanjang baneL. Tekanan
terjacli akibat tekanan antara die clan bahan yang bergerak di antara ulir Ekstrucler ulir gancla mempunyai beberapa keuntungan berikut.
dan barrel. a. Kecepatan pemasukan bahan dan flukruasi pada kecepatan produksi
cliatur clengan gerakan ulir berpindah secara positif.
Ekstrucler ulir tunggal digunakan secara luas untuk ekstrusi suhr.r tinggi
untlrk industri pengolahan makanan clan
(extrusion cooking) yang didesain b. Mesin ulir gar-rda clapat menangani bahan yang mengandung minyak,
pakan. Tipe ini termasuk ke dalam ekstruder basah karena air atau uap lengket atau sangat berair, atau procluk yang lengket pada ulir
air diinjeksikan ke clalam barrel selama pengolahan. Barrel dilengkapi tunggal.
bagian pemanas clan pendingin.
-,i&-
2,. Tekstur
-t
I c. I PRoDUK EKsrRUsr
I _-- Tekstur rnerupakan atribut sensoris penting untuk procluk ekstrusi.
Kecepatan penguapnn air membentr.rk klrakteristik tekstur produk
ekstrusi ketika lelehan pati keluar dari die ekstruder. Penurunan tekanan
Jenis produk pangan yang diproduksi harus memerhatikan keir-rginan
konsumen. Keinginan konsumen merupakan stanclar yang harus diikuti secara tiba-tiba dari tekanan tinggi clalam ekstruder ke tekanan atmosfer
91eh produsen. Procluk ekstrr.rsi yang diproduksi juga harus mengikuti ketika keluar dari die menyebabkan air berubah clari cair menjacli uap.
keinginan konsumen, seperti atribut sensoris (rasa, warna, tekstur, ukuran, Gelembung uap air keluar dari lelehan pati mengakibatkan procluk
dan bentuk), kepadatan strllktur procluk, clar-r mikroba kontaminan. mengembang, clan pembentukan t-nirtriks karena pendinginan akibat
,"i&
\-lr. I soAL
l,-
1. Apa yang dimaksucl clengan pengolal-ran ekstrusi?
Z. Jelaskan prinsip pengolahan ekstrr-rsi!
3. Apa tujuan pengolahan ekstrusil
4. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses ekstrusi!
5. Bagaimana sifat bahan baku yang clibutuhkan pada pengolahan
ekstrusil
6. Apa peran masingmasing komponen clalam bahan baku pac-la proses
ekstrusil
* Bab 7 Ekstrusi
ffi
ffi
.f. Bab 8 Kristalisasi
L66 *t67
Ketika suatu cairan atau larutan telah jenuh, terdapat termoclinamika
yang mendorong kristalisasi. Molekul-molekul cenderung membentuk
,/-l\
@ry
v
f#
kristal karena pacla bentuk kristal energi sistem mencapai minimum.
Selama nukleasi atau pembentukan inti kristal, molekul clalam wujud
&@#.ry cair mengattrr cliri kembali clan men-rbentuk klaster yang stabil clan
mengorganisasikan diri rnembentuk matriks kristal. Pembentukan kristal
sifat seperti padatan, suatu sifat yang diinginkan pacla produk pangan
tertentu.
lnti kristal yang terbentuk tumbuh menjadi ukuran besar jika
clapat
PRosEs KRrsrALrsAsr
E molekul-molekul pernbentuk kristal terseclia dalam larutan atau cairan.
Tingkat pertumbuhan tersebut bergantung pada tingkat lewat jenuh yang
terjadi setelah inti terbentuk. Pertumbul-ran kristalberlanjut sampai semua
Kristalisasi menunjukkan sejumlah fenomena yang berkaitan dengan
molekul membentuk kristal dan sistem mencapai kesetimbangan.
pembentukan sffuktur matriks kristal. Prinsip pembentukan kristal adalah
Kesetimbangan clipengaruhi oleh suhu clan komposisi sistem. Sebagai
sebagai berikut.
contoh, jika sirup gula konsentrasi tinggi clibiarkan mengkristal,
1. Kondisi lewat jenuh untuk suatu larutan seperti larutan gula atau konsentrasi gula pada sisa larutan akan menurun sampai tercapai
garam.
konsentrasi kesetimbangan (kelarutan) untuk suhu tertentu clan sistem
7. Kondisi lewat dingin untuk suatu cairan atau lelehan (melr) seperti
tersebut. Ketika konsentrasi kelarr-rtan tersebut tercapai, kristalisasi
air atau lemak.
terhenti clan sistem mencapai volume fase stabil.
Untuk membentuk kristal, fase cairan (Lilruid) harus melewati kondisi Ketika kesetimbangan telah tercapai, perubahan masil-r tetap clapat
kesetimbangan dan menjadi lewat jenuh (untuk larutan) atau kondisi terjacli pacla struktur kristalin selama penyirnpanan clalam waktu yang
lewat dingin (untuk lelehan). Kondisi tersebut dapat tercapai melalui lama. Hal ini sering terjacli pada produk pangan karena suhu clan
pendinginan di bawah titik leleh suatu komponen (misalnya air) atau kelernbaban relatif lingkungan produk pangan dapat berr-rbah-ubah selama
melalui penambahan sehingga dicapai kondisi lewat jenuh (misalnya 'Walaupun
transportasi, clistribtrsi, tlan perryimpanar-r. pacla suhu dar-r
garam dan gula). Pada kondisi tidak setimbang ini, molekul-molekul pada kelembaban relatif yang tetap, perubahan tetap dapat terjacli dalam
cairan mengatur diri dan membentuk sffuktur matriks kristal. Kondisi struktur kristal untr:k meminimumkan energi sistem. Proses ir-ri disebut
lewat jenuh atau lewat dingin pada produk pangan dapat diatur melalui rekristalisasi (atau pemeraman /ripening). Proses ini melibntkan perubahat-r
proses formulasi atau kondisi pengolahan.
Bab B Kristalisasi t69
168 Teknologi Pengolahan Pangan
KOM POSISI SIFAT REOLOGI/
pada energi internal dan pada permukaan produk. Contoh rekristalisasi
MEKANIS
pada produk pangan aclalah pernbentukan kristal es yang kasar untuk . Molekul pemben-
tuk kristal Storage
procluk pangan beku clan pembentukan fat bloom (pembentukan bercak . Pelarut . Rendemen modulus
putih akibat lemak mengkristal pa.la permukaan) pada produk cokelat. . Bahan lain . Ukuran kristal Loss modulus
.lumlah Viskosita s
o Bentuk Yiled stress
. Polimorfosis
. Jejaring
-t
\ c. I KRrsrALrsAsr DALAM pRoDUK pANGAN
l..-
. Suhu
. Laju pendinginan
. Profil pendinginan
. Glassy atau
amorf
.
.
Sensori
Daya terima
. Laju pengeringan STRUKTUR KRISTAL konsu men
. Agitasi . Daya simpan
Salah satu unsur pembentuk struktur clalam bahan atau produk pangan
KON DISI KUALITAS
adalah kristal. Berbagai produk pangan seperti produk permen clan cokelat
PENGOLAHAN
mengandung struktur dalam ber-rtuk kristal. Adanya kristal ini
memengaruhi mutu, tekstur, dan daya simpan procluk pangan. Gambar 8.3 Skema Hubungan Struktur Kristal dengan Kondisi Pengolahan dan
Komponen bahan pangan yang terutama berperan membentuk kristal Komposisi serta Kualitas Produk Pangan (Hartel, 2001)
adalah air (es), gula, gula alkohol, lemak, dan pati. Komponen lain yang
juga dapat membentuk kristal dalam bahan pangan antara lain
pengemulsi, garam, asam organik, dan protein. Elemen pembentuk Sebagai contoh, mikrostruktur mentega cokelat (cocoa butter) pada
procluk cokelat memengamhi sifat clapat clipatahkan G"aP). Perbedaan
sruktur dalam produk pangan seperti sel uclara, kristal, dan globula lemak,
berperan penting dalam menentukan umur simpan produk pangan. struktur kristal memengaruhi sifat tersebut. Cokelat juga mengandung
kristal gula dalam konsentrasi tinggi dan paclatan kokoa terdispersi clalam
Pengendalian pembentukan elemen struktural tersebut selama
pengolahan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas produk mentega cokelat sebagai fase kontinu. Sifat clispersi tersebut juga
pangan. Elemen struktural tersebut juga menentukan sifat reologi (seperti berpengaruh terhaclap mutu dan tekstur cokelat.
kekerasan, kekakuan, kerenyahan) dan berkontribusi terhadap sifat
organoleptik (seperti kecepatan leleh, efek pendinginan). Hubungan
sffuktur kristal .lengan komposisi dan konclisi pengolahan dapat dilihat
pada Gambar 8.3. -I
\ o. I MTKRosTRUKTUR KRrsrALrN
I _--
Kristalisasi clalam produk pangan berperan memberikan tekstur tertentu.
Dari berbagai elemen struktural, yang paling penting pada sebagian besar
produk pangan adalah fase kristal. Berbagai produk pangan, mulai dari
dari procluk permen sampai sereal, mengandung kristal yang berpengamh
terhadap mutu, tekstur, clan c{aya simpan. Komponen Lltama pembentuk
kristal adalah air (es), gr:la, gr-rla alkohol, lipid, dan pati. Komponen lain
.ffi ffi
ffi *ffi"
t74 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 8 Kristalisasi fi5
Tabel 8.3 Karakteristik Produk Pangan yang Memerlukan Kendali Kristalisasi P:rdn proclulcproduk lain, pengendaliar-r kristalisasi bertujuan untuk
mencegah kristalisasi terjacli, terutama jika procluk tersebut sangat mudah
Karakteristik yang Diinginkatl rnengalami kristalisasi. Pacla produkprocluk tersebut, kristalisasi clapat
mengakibatkan perr-rbahan sifat yang cliinginkan seperri penampakan,
Kendali jumlah ukuran, bentuk, dan polimorfosis tekstlrr, clan rasa. Contoh produk yang termasuk ke clalarn kategori keclua
Karamel Sukrosa atau Lembut dan tekstur Yang halus ini adalah permen keras (harcl canc\), karamel, sr-rsu bubuk dan tuhey bubuk,
Fondant Su krosa Tekstur lembut madu, dan es krim. Pnda produk tersebut, kristalisasi gula mengakibatkan
Produk permen Sukrosa Tekstur lunak tekstur yang ticlak cliinginkar-r, penrlrunan cita rasa, dan penampakan
Penyalut sereal Su krosa Pena m pa ka n yang buruk. Pen-rbentukan kristal kalsium laktat pada keju mengakibatkan
Gula murni Sukrosa, laktosa, dll Distribusi ukuran untuk seParasi
penan-rpakan yang tidak diir-rginkan.
Garam murni Natrium klorida Distribusi ukuran untuk seParasi
Asam organik Asam sitrat, dll Distribusi ukuran untuk seParasi Aspek terakhir pacla pengendalian kristalisasi pada produk pangan
Roti Pati Tekstu r terdapat pada penyimpanan. Perr-rbahan bentuk kristal selama
Pangan beku ES Mutu thawing penyimpanan kaclang.kadang menyebabkan perubahan yang ticlak
Frozen dessert Es Tekstur lembut c-liinginkan. Berhubr-rng ticlak acla satu pun prociuk pangan pacla kondisi
Ko n se ntrat ES Distribusi ukuran untuk seParasi kesetimbarrgan, perubahan sifat kristal clapat terjadi untuk mencapai
Cokelat Mentega cokelat Tekstur (mudah diPatahkan) dan
energi sis[em yang minimum. Sebagai contoh, kristal mentega cokelat
sifat kilap
pacla procluk cokelat menclekati keaclaan energi terer-rclah dengan
Mentega Lemak susu Tekstur dan sifat oles
perr.rbahan ber-rtuk kristal menjacli berbagai bentuk selama penyimpanan.
Margarin Lemak nabati Tekstur dan sifat oles
Tekstur dan sifat oles
Contoh lain aclalah kristal es pada es krim clan procluk pangan beku
Mentega kacang Lemak nabati
Fraksinasi lemak Minyak sawit, lemak Distribusi ukuran untuk seParasi mencapai energi yang lebih rendah selama penyimpanan. Kristalistrsi pari
susu, lemak sapi paclir roticlan procluk ekstrusi juga terjacli selama penyirnpanan.
Peru bahar-r tersebut clisebr-rt cl engan rekristalisas i.
Kendali untuk mencegah kristalisasi
l- \
\-ar.
Madu Glukosa Penampakan yang tidak diingin- KRrsrALrsAsr uNTUK sEPARAsT
kan, tekstur
Tepu ng Sukrosa, laktosa, dll Sifat alir
Es krim La ktosa Mencegah berpasir Kristalisasi lriasa cligur-rakan pacla pengolal-ran pangan yang ditujukan unruk
Keju Kalsium laktat Penampakan yang tidak diinginkan proses pemurnian. Untuk memurnikan sllatll komponen bahan pangan
Angg u r Kalium tartarat Penampakan yang tidak diinginkan
clari suatu catrlpuran, pemisal-ran clapat clilakr-rkan clengan cara kristtrlisasi.
clibentuk kristal. Cara kristalisasi yang cligur-rakan cukr-tp sederhana, yaitu sehingga dihasilkan MSG.
mernekatkan larutirn garam clalam air laut sehingga kondisi lewat jenuh Teknik kristalisasi pelarut clapat cligunakan Lrntuk membttat
tercapai. Cara pemekatan clengan cara penguapan melalui proses konsentrat asam lemak tu3 dari minyak ikan. Teknik ini cligunakan
penjemuran air laut clalam tambak-tambak garam. Setelah garam r.rntuk men-risahkan asam lemak cu3 tlengan asam lemak lain yang lebih
mengkristal, garam clapat diambll untuk cliproses lebih ltrnjut. jer-rul-r. Pacla suhtr rendah, asam lemak o>j tetap berwujucl cair, sedangkan
Contoh lain pemisahan clengar-r kristalisasi aclalah pacla proses asam lemak yang lebih jenr-rh membentuk kristal. Kristal lernak tersebut
pembuaran gula pirsir. Gula dipisahkan dari kornponen-komponen clipisahkan sehingga asam lemak o)3 terakumulasi pada fase cair.
pengotor clengan cara mengkristalkan gula sampai cliperoleh ukuran Kristalisasi pelarut diterapkan untuk mempermudah proses
tertentu sehingga gula clapat disaring atatt dipisahkan clengan cara kristalisasi. Dengan aclanya pelarut, kekentalan sistem n-renjacli lebih
sentrifugasi. Prinsip kristalisasi yang .literapkan sama dengan kristalisasi renclah sehingga pindnh panas clan massa yang cliperh-rkan pada proscs
garam, yaitu pemekatan untuk rnenclapatkan kor-rclisi lewat jenuh. kristalisasi menjacli lebih mrlclirh terjacli. Akibatnya, kristalyar-rg terbentuk
berukuran besar yang akan mempermuclah proses separasi. Komposisi
Tabel 8.4 Beberapa Komponen Bahan Pangan yang Dipisahkan dengan Kristalisasi asam lemak minyak ikan yang berhasil dibuat konsentrat asarn lemak o>3
Kategori
dari minyak hasil samping pengalengan ikan lemurtr (Ahmadi, 2006)
Komponen
dapat clllihat pacla Gambar 8.5.
Gu la Pemurnian gula (sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa)
Pemurnian poliol (sorbitol, laktitol, dll) 45
Gula alkohol
40
Garam Pemurnian (NaCl)
35
Lemak Fraksinasi lemak (minyak sawit, PKO, lemak susu, asam 30
E Yinyak ikan asal
lemak omega 3 25 ffi Konsentrat asam
Es Konsentrat beku (bir, cuka, jus jeruk, dll) 20 lemak (-l)-3
'9.).!o\^v$\v+Y
Monosoclium glutamat (MSG) atau vetsin clipisahkan cler-rgan C,)",)" f ao d-; i eo eo
"f #
kristalisasi clari meclia pertumbuhan bakteri penghasil asam glutamat
seperti Breuibacterium glutamicurn atall Corynebacterium glutamicum' Prinsip Jenis Asam Lemak
kristalisasi pacla pengolahan MSG aclalah asam glutamat yang clihasilkan
Gambar 8.5 Komposisi Asam Lemak Minyak Hasil Samping Pengalengan lkan
oleh bakteri tersebut dikristalkan clengan cara pengaturan pH. Pada pH Lemuru dan Konsentrat Asam Lemak Ol-3 Hasil Kristalisasi Pelarut
isoelektrik (pI) asam glutamat, asam glutamat membentuk kristal karena dengan Tingkat Pengayaan 1,84 kali (Ahmadi, 2006)
'menolak
mLlatan totalnya O sehingga ticlak terjacli gaya tolak
ffi"
8 Kristalisasi .{W
fig
1?8 ]:Irl9j:-m*%"kk*-Pi:931.-**"----," ... .* Bab
Hasil kristalisasi pelarut menunjukkan kaclar EPA clan DHA clalam b. Pembentukan Inti Kristal Tipe Heterogen
konsentrat meningkat 1,84 kali dibandingkan minyak ikan asal. Pada Inti kristal tipe heterogen tercliri dari beberapa senyawa yang berbetla,
proses kristalisasi sebagian besar asam lemak jenuh membentLlk kristal
senyawa tersebut clapat berupa senyawa pengotof. Pacl1 sebagian besar
sehingga clapat clipisahkan dari asam lemak tak jenuh lerutama asam sistem kristalisasi, pembentukan inti kristal heterogen berlangsung
lemak cu3. Mutu konsentrat yang clihasilkan cukup baik dan masih sebelum pembentukan inti kristal homggen. Adalya zat asing, seperti
memenuhi panduan mutu dari International Association o/ Fish MeaL and zat pengotor, bagi pember-rtukan kristal pacla tipe heterogen mampu
OiL Manuf actur er s (IFOMA). Sel ama proses kristalisasi, terj ad i aku mulasi
mengincluksi pembentr-rkan inti pada kondisi lewat clingin yang lebih
asam lemak bebas sel-ringga kadarnya clalam konsentrat lebih tinggi rer-rdah clibandingkan konclisi yang dibutuhkan pada pembentukan
dibandir-rgkan minyak ikan asal. Asam lernak bebas memplrnyai titik leleh inti hornogen.
yang umumnya lebih rendah dibandingkan bentuk trigliserida, sehingga
selama proses penclinginan tidak membentuk kristal dan terbawa clalam
c. Pembentukan Inti IGistaL Tipe Sekunder
konsentrat yang dihasilkan. Tipe pembenrukan inti kristal sekunder terjacli ketika kristalit
berukuran kecil dipinclahkan dari permukaan kristal yang telah
terbentuk dan berperan sebagai inti kristal yang baru. Beberapa
mekanisme untuk men.lapatkan inti kristal tipe sekunder antara lain
-t
\c. I TAHAPAN KRrsrALrsAsr
I _.- melalui kontak antara satu kristal dengan kristal lainnya melalui
pengadukan clalam tangki agitasi.
Secara Llmllm, pada proses kristalisasi terdapat cl-ra tahap yar-rg saling Selama proses kristalisasi jurnlah inti kristal yang cliinginkan
berhubungan, yaittt tal-rap pembentukan inti kristal cliikr-rti clengan tahap tergantllng clari tujuanrrya. Jika inti yang terbentuk banyak, ukttran kristal
pertumbul-ran kristal. ir-rti kristal merupakan kristal terkecil yang dapat akan kecil karena massa senyawa yang membentuk kristal berpinclah pacla
terbentr-rk clalarn larutan pacla konsentrasi clan suhu tertentu. inri yang jumlahnya balyak. Sebalikr-rya, jika inti seclikit, kristal yar.rg
terbentuk cenderung berukur:rn lebih besar.
1. Pembentukan Inti Kristal
Berikut ini terclapat beberapa parameter yallg memengarttfti
Selama kristalisasi, dapat terjacli tiga tipe pernbentr.rkan inti kristal, terbentuknya inti kristal pada proses kristalisasi.
yaitu:
a. Kondisi Lewat Dingin Larutan
cL. Pembentulnn lnti Kristal Tipe Homogen Pacla kondisi lewat clingin, minyak akan mempunyai mobilitas clalam
Pacla pembentukan inti kristal tipe homogen, molekttl dalam larutan larutan yang menurun dan mulai membentuk inti kristal. Sernakin
terl'rentrtk bersamaan, baik berupa molekul tunggal manpun berupa clingir-r larutan, waktu incluksi (waktu yang cliperlukan samtr'rai inti
unit molekul yang berikatan sebagai suatu gugtts. Gttgus tersebut kristal terbentuk) akan sernakir-r penc{ek. Fakt6r yang harr-ts
kemuclian terbentuk terus.menerus dan terdisosiasi clalam larutan cliperhatikan aclalah pacla proses pembentr.tkan ir-rti kristal, yaitr.r
lewat jenuh atau lewat dingir-r. Pembentukan inti kristal tipe ini terjacli perpinclahan milssa clirri pelarut tncnujr-t inti yang n-rulni
berlangsr-rng tanpa bantuan senyawa-senyawa :rsing cli clalam larutan. rerbentuk. Oleh karena itrr, pcrpinclahan massa harus cliusahakitrr
tetap terjacli clengan merljaga larlttau tetap ellcer.
meningkatr-rya konsentrasi larutan, proses pembentukan inti kristal intr-inti kristal dua dimerrsi yang relah terbentuk.
aktrn terbatasi. Hal ini c'lise'babkan oleh berkurangnya pergerakan c. Perwmbulwn Berdasorkan Pindah Ptrnas
molekul pembentuk inti kristal dan terhambatnya pinclah panas Ketika pertumbuhar-r pacla permukaarr kristal mengakibatkan
sebagai energi pembentukan inti kristal. peningkatan suhu, panas tersebut akan dibuang baik melalui kor-x,eksi
r,1. Kecepatan Penlinginun ke clalam lartrtan maupun konduksi melalui permukaan kristal.
Per-rdinginan yang cepat akan menghasilkan inti kristal yang lebih Faktor-fakt()r yang men-rengamhi pertumbuhan kristal yang harus
banyak dibancling pendinginan lambat.
cliperhatikan meliputi beberapa hal berikut.
c. Keccpatun Agitasi
a. KorrJisi Lcuat Dingin
Proses agitasi man-lpu rnenirrgkatkan laju pembentuktrn iuti kristal. Kondisi lewat dingin merupakan gaya.lalam proses kristrlisasi. Sarnpai
Agitasi menyebabkan pindah massa dan pir-rdah panas berjalan lebih pacla batas tertentu, meningkatnya gaya akan mernpercepat pertum-
efisien clibar-rdingkan tanpa agitasi.
buhan inti kristal.
f . BuhanTamL''ahan clan Pengotor
b. Viskositas
Beberirpa bahan ,-lapat clitambahkan ke clalam lartttan yang akan
Sc-n-rakinringgi r,,iskosita.s suatu sistem, pertukaran bahan antilrir
tlikristalisasi. Bahar-r-bahan tersebut dapat berperan baik untuk larutan clan permuktran kristal akan semakin sulit sehingga per.
rlembantu lnauL)un r-tntuk meughaurbat pembentukan inti kristal. tutnbuhan kristal terharnbat. Viskositas tidak hanya rnerupakan hasil
clari peningkirtan jumlal-r paclatan dalarn cairan, tetapi juga clipenga-
2. Pertumbuhan Kristal
rLrhi oleh clistribr-rsi ukuran kristal dan ir-rteraksi antara kristal-kristal
Kristal akan terus berkembang setelah intinya terlret-rtuk, selrrma sistem yang berbetla.
rnasih berada clalarn konclisi lewat clingin, ser'ta molekul-molekr:h-rya masih
c. Luju Agitasi
memiliki mobilitas yang mellcukupi untuk bergerak menujtt permukaan
Agitasi rnenir-rgkarkan laju pinclah rnassa baik bagi zat pembentuk
kristal dan ke clalarn kisi-kisinya. Mekanisme pertumbuhan kristal c{ibagi
kristal unnrk mendekati permukaan mauplrn bagi zat yang tidak
menjacli tiga kategori berikut ini.
dapat membentuk kristal untuk rnenjauh ciari pennukaan. Laju agitasi
o. Pertumbr.than Berdasarkan Pinclah Massa akan meningkatkar-r laju pertuml',uhan kristal sampai pacla titik cli
Pacla sistem yang clikristalisasi, terdapat graclien konsintrasi alltara mana pindah massa ticlak lagi membatasi pertumbuhan kristal.
larutarr clan permukaar-r kristal yang rnenyebabkalr terjadinya proses
.ffi Bab B Kristalisasi
r$ffi
182 Teknologi Pengolahan Pa nga n 183
d. Sumber Inti Kristal b. Sentrifugasi
lnti yang rerbenruk pada pembentukan tipe heterogen merniliki Pemisahan dengan sentrifugasi cliclasarktrn pada perbeclaan clensitas
kecenclerungar-r clislokasi distribusi densitas yang berbecla dirn tekanan antara fase padat dan fase cair. Densitas keclua fase tersebut clitentukan
internal lebih besar claripacla inti yar-rg terbentuk pacla tipe sekuncler. oleh jumlah cairan yang terjebak dalam massa kristal. Proses sentrifugirsi
yang baik tidak clapat dilakukan clengan mudah karena sedikitr-rya
e. Densitas Massa l(ristal
perbedaan clensitas fase cair clan f:rse padat serta tingginya resiclu fase
larutan
Jumlah kristal .lalam satLl unit volutne yang tertlapat dalam
cair yang terjebak dalam fase paclat .
akar-r berpengaruh pacla tilgkat pertttn1buftan setiap kristal. Pada
sebagiarr besar bahan paltgan, laju pertumbuhan kristal akan menurun c. Dekantasi
ketika kristal-kristal tersebut terlalu paclat. Dekantasi merupakan proses pemisahan partikel clalarn suatu sistem
dengan prinsip perbedaan berat partikel. Sistem yang akan dipisahkan
Perlakuan wng Diberikan
partikel-partikelnya disuspensikan ke clalam cairan atau gas. Setelah
Beberapa perlakuan yang clapat mer-ringkatkan proses kristalisasi pacll
beberapa saat, partikel yang lebih besar akan memisah melalui proses
kondisi terrentll aclalah pemberian arus listrik, magnetik, clan
penggendapan. Seperti halnya sentrifugasi, perbeclaan densitas fase
gelombang ultrasonik.
cair dan fase padat sangat sedikit. Hal ini menyebabkan proses
a B ah.an T amb ahan dan Kotor an pemisahan dengan clekantirsi tidak dapat clilakr-rkan dengan mudah.
Kotoran dapat menghirmbat pertumbuhan kristal melalui tiga cirra:
(1) pen-rbatasan pinclah massa molekul, baik menuju alau menjauhi
permukaan krisral yang seclang turnbr.rh; (2) aclsorpsi kgtoran pada
permukaan kristal yang seclang tumbul-r; (3) penggabungan kotoran
-t
I n. I TKHTTsAR
I __-
ke clalan-r klsi kristal yang kemr-rclian aktrn merr.rsak struktur kisi kristal.
Kristalisasi n-rerupakan istilah yang menunjukkan beberapa fenomena
3. Pemisahan yang berbecla berkaitan clengan peml,enntkarr strutktur kristal. Empat
tahap pada proses kristalisasi meliputi pembentukan konclisi lewat jenuh
Setelah kristal yang terbenruk turnbuh sampai ukuran yang optimum,
atau lewat clingin, nukleasi atau pembentukan inti kristal, pertumbuhan
yaitu ukuran kristal yar-rg ticlak bertambah lagi dengan meningkatnya
kristal, clan rekristalisasi atau pengatllrirn kembali sffuktur kristalin sampai
waktu, kristal kemucliar-r clipisahkan clari pelarr,rt atau cairan ir-rcluk.
mencapai energi terendah.
Beberapa metode yang clapat cligr-rnakan uutuk memisahkirn kristal clari
cairan incluk aclalah sebagai berikut. Kristalisasi clalam pror-luk pangan berperan n-remberikan tekstur
tertentu. Dari berbagai elemen struktural, yang paling penting pada
d. Penlaringun
sebagian besar produk pangan adalah fase kristal. Berbagai produk pangan,
Sebagian besar teknik penyaringan untuk memisahkan cairan induk
mtrlai clari procluk permen sampxi sereal, mengandung kristal yang
clari paclatan kristal yang terbentuk dilakukan dengan sistem vakum
berpengaruh terhaclap mlltu, tekstur, dan c{aya simpan. Komponen utanla
atau tekanan. pen-rbentuk kristal aclalal-r air (es), gula, gula alkohol, lipid, c-lar-r pati.
Komponen lain dapat mengalami kristrlisasi scperti garam, asam organik
seperti asam sitrat, protein, ,-lnn p'lct'rgetntrlsi.
Pada procluk-procluk lai n, pengenclalian kristal isasi bertu j uan untuk 6. Bagaimana tahapan kristalisasi/
mencegah kristalisasi terjacli, terutama jika produk tersebut sangat muclah 7. Faktor-faktor apa yang memengaruhi setiap tahap kristalisasil
mengalami kristalisasi. Pacla proclukprocluk tersebut, kristalisasi dapat 8. Sebutkan proses pengolahan pangan yang melibatkan tahap kristalisasi!
rnengakibatkan perubahan sifat yang cliinginkan seperti penampakan,
9. Apa peran kristalisasi clalam proses pemurnian clan separasil
tekstur, clan rasa. Contoh produk yang termasuk ke dalam kategori keclua
10. Bagaimana pengaruh kristalisasi terhadap karakteristik procluk
ini aclillah permen keras (hard candJ), karamel, susu bubltk clan whey
pangar-r?
bubuk, maclu, dan es krim.
11. Sebutkan contoh-contoh procluk pangan yang dibatasi ttmur
Aspek terakhir pada pengent'lirlian kristalisasi pada produk par-rgan
simpannya akibat pembentukan kristall
terclapat pacla penyimpanan. Perubahan bentuk kristal selama
12. Faktor-faktor apa yang memengartrhi kristalisasi yang harus
penyimpanan kadang-kadar-rg menyebabkan perubahan yang tidak
dlkenclalikan pada suatu produk atau bahan pangan?
cliinginkan. Berhubung tidak ada satu pun produk pangan pada kondisi
kesetimbangan, perubahan sifat kristal dapat terjacli untuk mencapai
energi sistern yang minimum. Perubahan tersebut disebut dengan
rekristalisasi.
,-*@
186 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 8 Kristalisasi 1gz
cliproses minimum, tetapi procluk pangan seperti ini umumnya bersifat
mudah rusak clan mempllnyai trrnur simpan yang pendek kecuali ilka
clibekukar-r, clan beberapa procluk pangan segar berisiko tinggi clari segi
keamanan pangnn.
BAB 9 Metode pengawetan pangan secara nontermal saal ini terus
dikembangkan sebagai alten-ratif ararl unrlrk rnelengkapi pengaweran
Pengawet*n, Noffermal pangan konvensional atau trirdisional. Pada pengolahan pangan
tradisior-ral, bahan pangan cliawetkan secara termal tlengan memberi
perlakuan suhu 60-100'C selama beberapa cletik atau menit. Selarna
proses pemanasan ini, sejr"rmlah er-rergi dipindahkan pacla makanan atau
bahan pangan. Elrergi panas tersebut dapat menyebabkar-r perubal-ran-
perr-rbahan yang ticlak dikehenciaki arau dapat terber-rtr-rk l-rasil sarnpingan.
Sebagai contoh, pacia proses pemanasan susu dapat terbentuk citarasa
matirng (cooked flauor) yang disertai proses penurunan kadirr vitamin clan
E
zat gizi penting. Kenyataan bahwa ticlak hanya claya simpar-r saja, tetapi
PENDAHULUAN mutu procluk pangan pun merupakan hal yang penting bagi konsumen,
telah mer-rdorong pengembangan metocle nontermal pacla proses
Sebagian besar teknologi pengawetan pangan diclasarkan pacla pengawetan pangan. Tujuan pengawetan nontermal adrilah meng-
penghambatan atau pencegahan pertumbuhan mikroba dengan hilangkan atau paling tidak meminimumkan penurllnan mr-rtu akibat
mengatur faktor-fakti,r yang memengaruhi pertumbuhan atau ketahanan pengolahan termal.
mikroba untuk hidup. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah
Selama pengolahan nontermal, suhu produk pangan cliperrahankar-r
suhu, aktivitas air, potensi oksiclasi-reduksi, pH, substrat, oksigen,
di bawah suhu yang biasa cliguntrkan untuk pengolahan terrnal. Oleh
konsentrasi solut, dan pengawet. Procluk pangan dapat diawetkan secara
karena itu, penunlnan mutu yang terjadi akibat suhu tinggi menjacli
termal menggunakan panas, atau secara nclntermal tanpa pemanasan.
minimum pada pengolahan nontermal. Senyawa gizi dan pencita rasa
Sebagian besar proses pengawetan produk pang:rn melibatkan panas,
diharapkan mengalami perr-rbahan ytrng minimum atall bahkan tidak
seperti pengeringan, sterilisasi, dan pasteurisasi, yang telah dijelaskan pada
berubah. Selain itu, pengolahan nonrermal menggunakan leblh secliklt
bab sebelumnya. Proses pemanasan tersebut selaln menginaktivasi
energi dibanclingkan pengolahan termal.
mikroba juga memengaruhi mutu.
Umumnya produk pangan cliolah secara nontermal menggunakan
Pengolahan termal mempunyai berbagai keuntungan dan telah
tekanan hiclrostatis, osilasi meclan magner, kejut meclan listrik, kejut sinar,
diterapkan secara luas clalam industri pangan, tetapi pengolahan termal
iradiasi, kimiawi, atau secara biokimiawi.'Walaupun metorle.metoc-le
tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Procluk pangan olahan
mengalami berbagai perubahan clirri bahan pangan l;"gor,"ty,, sehingga
tersebut telah lama cligunakan untuk inaktivasi mikroba dan/atau
mengawetkan makanan, tetapi istilah nontermal baru muncul untuk
mengakibatkan perubahan kenampakan, cita rasa, tekstttr, clan kanclungan
metode-metocle tersebut akhir-akhir ini.
zat gizi. Pada saat ini, konsumen lebih menyukai procluk pangan segar atau
ffih
Bab 9 Pengawetan Nontermal 189
188
Teknologi kombinasi ini ditujukan untuk mendapatkan proses
technology.
Masing-masing teknologi nontermal tersebut telah diterapkan secara
pengawetan yang efektif clengan menggabungkan beberapa teknologi
spesifik pacla jenis proc{uk pangan tertentu. Sebagai contoh, metode
pengawetan. Hurdle merupakan parameter fisik atau kimia yang dapat
tekanan hidrostatik, osilasi medan magnet, antimikroba, kejut sinar, dan
diatur untuk meningkatkan stabilitas terhaclap mikroba clan keamanan
kombinasi merode-metocle tersebut dapat digunakan untuk pengolahan,
produk pangan. Parameter tersebut meliputi suhu pengolahan clan
baik procluk pangan cair maupun padat. Misalnya, kejut medan listrik
penyimpanan, aktivitas air, pH, potensi recluksi-oksiclasi, clan pengawet
lebih sesuai untuk procluk pangan cair, seclangkan iradiasi sesuai untuk
yang digunakan clalam produk pangan. Teknologi kombinasi secara lebih
procluk pangan paclat. Kejut sinar sesuai r:ntuk pasteurisasai dan produk
lanjut akan clibahas pacla Bab 12.
pangan kemasan. Selain itu, produk pangan yang dikemas juga dapat
cliawetkan menggunakan metode iracliasi clan osilasi medan lnagnet' Teknologi pengawetan nontermal seperti halnya proses termal
sehingga clapat menurunkar-r risik() kontaminasi pascapengolahan atau ditujukan untuk inaktivasi mikroba patogen dan penyebab kerusakan
kontaminasi silang. Perlu diingat, tekn916gi pengawetan nontermal tic-lak produk pangan. Tekr-rologi tekanan tinggi cligunakan untuk inaktivasi
clapat diterapkan trnruk semua jenis protluk pangan. Masing-masing mikroba clan enzim, tetapi dapat mempertahankan mutu produk tetap
teknologi pengawetan nontermal mempunyai keunggulan dan baik. Pada tekanan 4000-9000 atm, enzim clan bakteri inaktif, tetapi rasa
keterbatasan. Pacla kebanyakar-r kasls, misalnya pacla inaktivasi spora clan cita rasa makanan tidak mengalirmi perubahan. Berhubung tekanan
mikrgtrir, diperlukar-r kombinasi beberapa metocle pengayeteln. cliberikan secara merata pada protlttk pangan, proses pengawetan menjadi
rata, tanpa acla bagian yang tidak kena clampak tekanan. Ticlak seperti
Pengawetan nontermal menyebabkan perr.rbahan mutu procluk
halnya pengawetan termal, pengawetan tekanan tinggi tidak hergantung
pangan yang sedikit akibat kerusakan pangan yang mir-rimum. Akan tetapi,
pacla waktu sehingga clapat menurunkan waktu pengolahan.
perr,rbahan sifat sensoris akibat metode ini masih terr-rs dikaji. Masalah
penting pac{a penerapan teknologi pengawetan nontermal secara PengarLrh tekanan hidrostatik tinggi terhadap mikroba yang acla
komersial aclalah regulasi yang berkaitan clengan keamanan pangan. clalam susu, daging, saylrran, dan buah-buahan pertama kali dipelajari
Procluk pangan yang cliproses secara termal atau nontermal hartts pacla tal-run 1899. Pengglrnaan tekanan 6800 atm pada jus anggur selama
memenuhi stanclar keamanan pangan dari len-rbaga yang berwenang 10 menit menyebabkan proses fermentasi terhambat. Buah pir dan persik
seperti Baclan Pengawasan Obat clan Makanan' yang cliberi tekanan 4100 atm selama 30 rnenit menunjukkan daya simpan
sampai 5 tahun. Akan tetapi, penggllnaan tekanan tinggi pacla tomat,
kacang kapri, dan buncis tidak berhasil mer-ringkatkan ttmur simpan.
-t
\ a. I JENrs-JENrs PENGAWETAN NoNTERMAL
I
Mctoclc kcjut meclan listrik dalam pengawetan pangan diclasarkan
pacla prinsip meclan listrik mengincluksi inaktivasi mikroba. Meclan listrik
dengan intensitas tinggi diberikan pada produk pangan c-lalam waktu
Seperti telah clisebtttkan sebelumnya, metocle pengawetan nclntermal penclek dapat menginaktivasi mikroba clan enzim. Adapun spora clapat
mencakup penggunaan tekanan hidrostatis, osilasi medan magnet, kejut cliinaktifl<an dengan metode kombinasi kejut meclan listrik, suhu, dan
meclan listrik, kejut sir-rar, iradiasi, kimiawi, atall secara $i.kimiawi. penggunaan enzim lisozim. lnaktivasi mikroba dipengarul-ri oleh inter-rsitas
Teknologi kombinasi clari beberapa metode pengawetan nontermal telah aliran listrik, lama proses, clan suhu. Mikroba yang berbecla mempunyei
dikembangkan yang dikenal clengan teknologi kombir-rasi *au hurdle
4lffi
ffi:i*lB$"
Teknologi Pengolahan Pangan
Bab 9 Pengawetan Nontermal lg1
190 W"
ketahanan terhaclap medan listrik yang berbeda pula. Secara umum, biokimiawi meliputi penggunaan
Pengawetan secara kimiirwi clan
bakteri gram positif clan khamir lebih tal-ran terhaclap aliran listrik antimikroba, antioksidan, humektan, sekuestral-I, dan bakteriosin.
,.li[.ranJingkrn l,akteri flrflm 1'r1r5i1if. Antirnikroba kemungkinan terdapat secara alami clalam produk pangan,
Teknologi kejr-rt sinar merupakan proses pengawetan dengan cara terbentuk akibat respon terhadap konclisi tertentll, atau ditambahkan
menyinari procluk pangan clengan sinar atau cahaya yang ticlak kohererr clengan tujuan mengawetkan. Enzim, seperti laktoperoksidase, protein
clalam waktu pendek (1 detik atau 0,1 detik). Pada teknologi ini cligtrnakan seperti kasein dan laktoferin, clan pigmer-r seperti antosianin yar-rg ada
sinar dengan energi tinggi (sekitar 0,01 sampai 50 J,/cni2) clrrrr penjang dalam bahan pangan bersifat sebagai antimikroba. Asam organik, seperti
gelombang 170-2600 nn-r. Teknologi kejut sinar ini clapat cliterapkan untuk asam sitrat, malat, sorbat, tartarat, propionat, clan benzoat merupakan
pasteurisasi pa.la pern-rukaan procluk pangan seperti permukaan tlaging, pengasam yang ditambahkan pada produk pangan dengan tttjuan
ikan, sayuran, buah-buahan, procluk roti'rotian (bakery), produk pangan meningkatkan claya simpan. Bakteriosin merupakan molekul yang
padat berbal-ran susLl, serta sterilisasi produk pangan cair clan bahan yang mengandung protein yang mempunyai kemtrmpuan menghambat
suclah clikemas clalar-n perrgolal-ran aseptis.
patogen. Contoh bakteriosin adalah kolisin yang dihasilkan E. coii, clan
nisin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat.
iradiasi merttpakan pengawetan llontermal tertua yang telah
cliterapkan secala komersial. Pirtla metocle iracliasi, procluk pangan
cliiracliasi clengan energi sampiri 10 kGy clan panjang gelombang sebesar
2OO0A" atau kurang. Sinar ttltraviolet, tleta, gltnma, X, clan gelombang
rnikro (microwave) termasuk ke clalam kisarirn par-rjang gelombang tersebut.
-t
\ c. I PENGAWETAN DENGAN TEKANAN TINGGI
I ,-
Salah satr-r hal yang menarik pacla teknik iracliasi ir-ri adalah kemtmpuatr-
Pengawetan pangan nontermal (seringkali dikornbinasikan) merupakan
nya untuk mempastettrisasi procluk pangan pacla keaclaau beku. WHO
(Wortcl Heakh OrganiTation) merryatakan penggtlllaar-r radiasi sampai closis alternatif pengolahan pangan traclisional yang menarik untuk
menghasilkan produk pangalr yang cliolah minimum (minimal\ processed
10 kGy sebagai arlan secara ticlak bersyarat unfttk kot-tsttmsi manttsia
(unconditional\ safe for human consumption). Racliasi telah disetujui foods),bebas pengawet, praktis, dan aman. Di antara berbagai pengawetan
pangan non termal, pengolahan tekanan tinggi (HPP : High Pressure
cligunr,rkan untuk procluk pangan di paling seclikit 43 negara, termasltk
Processing) merupakan pengawetan nontermal yang telah cliterapkar-r
An-rerika Serikat. Akan tetapi, baclan pengawasan o[-,at dan makanan
Arnerika Serikat (US-FDA, LJnited States Food and Drugs Administration)
secara komersial. Akan tetapi, pengawetan tekanan tinggi mempunyrri
kelemahan, yaitu keterbatasan dalam inaktivasi spora bakteri, terutama
menyatakan bahwa iradiasi merupakan bahan tambahan makanan atau
entlrspora pacla konclisi keasaman rendah. Pada keasaman rendah,
food. adclitives, bukan suatu proses, sehingga produk pangan
yang cliiradiasi
perturnbuhan Closrridium botulinLlm merupakan risiko yang harus
harus diberi label. Penerapan iracliasi mencakup pengawetan umbi-
tliperl-ratikan. [Jr-rtuk kasus produk pangan berasam rendah, pengawetan
umbian; disinfestasi rempah-rempah, buah'buahan, dan serealia;
termal merupakan salah satr-r cara untuk mer-ringkatkan claya simpan
menunda pematangan buah; memperbaiki sifat sensoris pr6duk pangan;
seperti pengalengan.
sterilisasi waclah clalam pengemasan ascptis. Iradiasi^berpotensi
menggantikan penggunaan bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan
pengawet.
ffi
toA Teknologi Pengolahan Pangan Bab 9 Pengawetan Nontermal D5
Reaksi yang dapat terjacli akibat tekanan tinggi aclalah pembentukan
ikatan hiclrogen.
Tekar-ran tinggi menyebabkan molekul proteiu mengalirmi
clenaturasi. Denaturasi protein akibat tekanan tinggi merupakan
Pengawetan
tekanan tinggi fenomena kompleks yang bergantLlng pac-la struktur protein, Ltesar
tekanan, suhu, pH, clan komposisi produk pangan. Protein oligomerik
mengalami disosiasi pacla tekanan rendah (2000 atm), seclangkan proteir-r
monomerik memerlukan tekauan yang lebih tinggi .lari 3000 atrn.
Denaturasi yar-rg diinduksi tekanan serir-rgkali bersifat reversibel, tetapi
proses renaturasi memerlukan waktu yang lama
Alat tekanan tinggi protein yang terbr:ka menyebabkan perubahar-r sifat fungsional protein.
tinggi, ikatan kovalen tetap tttuh, seclangkan
Pacla kor-rclisi tekanan
ikatan nonkovalen mengalami pemlltllsan. Akibatnya, tekzrnan tinggi
Gambar 9.1 Sistem Tekanan Tinggi untuk
Pengolahan Produk Pangan dalam
meningkatkan kedapatcernaan (cllgestibiiity) protein c-laging.
Kemasan (adopsi dari Barbosa-Canovas ef a/''
'l 998)
Enzim pacla sayuran umurnnya inaktif akibat proses blansing air panas
seperti telarl'r dijelaskar-r pada Bab 2. Kelcmahan blar-rsing sel',agai pr()scs
tekanan tinggi untuk
Thntangan terbesar pada penerapan pengawetan termirl aclalah kerusakirn akibat panas dan pelarutan zat nutrisi. Blansing
yang dapat metrangani
procluk pangan atlalal-r rekayasa alat tekanan tinggi menggunakar-r tekanan tinggi, keunggulanr-rya adalah ticlak terjacli
harus mempunyai
bahan clengan jumlah besar. Alat tekanan tinggi pelarutan zat nutrisi dan kerusakirn akibat proses termal.
mudah
karakteristik siklus proses yang penclek, mudah clibersihkan,
Selain itu' pengembangan Gelatinisasi merupakan fase transisi dalam granula pati dari kondisi
clioperasikan, clan kenclirli proses yang akurat'
rendah kristalin menuju fase mengembang. Pati dapat tergelatinisasi menggunakan
kontintt dengan biaya investasi dan operasional yang
proses yang
suhu atau tekanan. Tekanan yang c{ibutr-rhkan untttk n-renggelatinisasi pati
merupakan tantangan tersendiri'
bergantur-rg pacla sumber pati. Gelatinisasi dapat distimulasi dengan
peningkatan suhu. Tekanan tinggi juga mengakibatkan penir-rgkatan suhu
7. Perubahan Akibat Tekanan Tinggi
gelatinisasi sekitar 3-5o untuk setiap peningkatan 1000 atm. Tekanan lebih
perubahan biokimiawi terjadi akibat pengaruh tekanirn'tinggi yang tinggi clari 1500 atrn tidak meningkatkan suhu gelatinisasi lagi. Pengaruh
penurunan
berkaitan clengan perubahar-r volurne. Tekanan menyebabkan rekanan tinggi terhadap gelatinisasi diakibatkan stabilisasi ikatan hiclrogen
intet-rsitas interaksi'
ruang molekular yang terseclia atau peningkatan yang dapat mempertahankan granulir pati parla konclisi kristalin.
"ffi*, ,ffi
19g Teknologi Pengolahan Pangan Bab 9 Pengawetan Nontermal 199
imobilisasi pacla tekanan tinggi. Sebagai contoh pacla tekanan 100 atm Tabel 9.1 Waktu lnaktivasi yang Dibutuhkan pada Metode Tekanan Tinggi
E. coli masih memiliki flagela, tetapi pacla tekanan 400 atm flagela tersebut Tekanan Suhu Waktu
Mikroba (atm) ("c) (menit) viabilitas
ticlak ac-la. Perubahan motilitas tersebut bersifat reversibeI untr.rk bakteri.
Bakteri dalam 3000 5) 1800 Reduksi 1 log
Tekanirn seclang menurunkan kecepatan pertumbuhan mikroba clan susu mentah 2000 35 1800 Reduksi 4 log
10000 35 1800 Sedikit sel bertahan hidup
reprocluksinya. Aclapun tekanan tinggi menyebabkan mikroba n-renjadi
Bacillus anthracis 970 10 Sel vegetatif dan sejumlah
inaktif. Ambang batas tekanan untuk rnenghambat pertumbuhan spora mati
mikroba bergantung patla jenis mikroba clan spesiesnya. Sebagai conroh, Bacillus anthracis 2900 10 Sejumlah spora bertahan hidup
pertumbuhan clan perkembangbiakar-r E. coli tertuncla jika bakteri Bacillus substilis 5780-6800 5 Sel vegetatif mati
Spora Bacillus 1 9 3,6 60 Sterilisasi
tersebut cliberi tekanan 100-500 atm. Perkembangbiakan menurun sebagai
600 93.6 >240 Sterilisasi
akibat bakteri yang hidup berkurang. Ketika E. coli diinkLrbasikan pada c.qp!!g!,ae 4080-5440 5 Sterilisasi
tekanan 200 atm, pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Fase lag lebih E. coli 2900 25-30 10 Sebagian besar sel mati, tetapi
bukan sterilisasi
pirnjang pacla tekar-ran cli atas 400 atm, c{an pada 525 alm tidak terjadi
E. coli 1000 40 720 Sterilisasi
pertumbuhan. Pertumbrlhan mikroba sebagai pengaruh tekanar-r juga E. cg!i 1000 2 720 Sterilisasi
dipengaruhi oleh suhu. Sel mikroba lebih muc{ah inaktif pada tekanan Listeri a 2380-3400 20 106 CFU/ml menjadi kurang dari
s 10 CFU/ml
yang lebih renclah jika suhu lebih tinggi.
Pseudomonas 1935 720 Sterilisasi
Pengarr-rh sulnr clan tekanan terhaclap viabilitas rnikroba clapat dlhhat aery9l!9:!
Pseudomonas 2040-3060 20-2s 60 Sterilisas
pacla Tabel 9.1.
fluorescens
Saccharomyces 57 40 5 Sel mati
Resistensi bakteri pembentuk spora terhadap perlirkuan fisik dan kimia
cerevisiae
rnenyebabkan bakteri tersebut menjadi masalah utarna pacla inclustri S. albicans 37 40 - 40BO I +l rali
pangan. Bakteri pembentuk spora yang dapat tumbuh pacla procluk S. alprsgl: 2040-2,80 60 Sel mati
Salmonella 4080-5440 5 Sterilisasi
parrgarr a.lirlah Bucillus clan Clostritlium yl.ng rnenyebirbkan kebusukau
typhiry!,!!lury
clan perr.tbahan muttr sensoris proch-rk pangan. Dari segi kesehatan, keclua Salmonella 2380-3400 30 Reduksi 3 siklus log
jerris bakteri ciirpat rnenyebabkan penyakit, termasuk botulisrn yang typhimurium
Salmonella 2380-3400 30 Reduksi 3-5 siklus log
diakihatkan keracrrnan tt>ksin l)()tulin.
se!!enp9lg
Salah satu kekttrirngan pengawetan clengirn tekanan tinggi adalah Serratia 5780-6800 20-25 5 Sterilisasi
marcescens
kesulitan irraktivasi spora mikroba, walaupun inaktivasi spora dapat 2900 25-30 1U Sebagian sel mati, tetapi bukan
Staphylococcus
clilakr.rkan .lcngan proses tcnnal. Inaktivasi spora bakteri dengan panas aureus sterilisasi
terjacli karentr tlenaturasi pnrtein clan ir-raktivasi enzim. Akan tetapi, Streptococcus lactis 3400-4080 20-25 5 Sterilisasi
Streptococcus spp 1935 10 Sterilisasi
pengoltrhan tern-ral serirrgkirli tirlak clikehenclaki karena berpengaruh 1935 720 Sterilisasi
Vibrio cholera
terhaclap tnutrt procluk pangan. Vibrio 1700 10-30 106 CFU/ml menjadi kurang dari
pa ra haemolyticus 10 CFU/ml
Sumber: Barbosa-Canovas et a/- (199B)
Bakteri Suhu Ruang-Tekanan Tinggi/ Reduksi Log pada Suhu Substrat ini, procluk pangan yang rliawetkan dengan rekanan tinggi telah
Saat
Suhu Tinggi-Tekanan Tinggi Rendah/Tin99i
banyak beredar c{i pasar itrternasional dalarn bentuk prorluk pasrerrrisasi
C. sporogenes 20o C dan 600 MPa selama Tidak ada inaktivasi/ Air destilata
tekanan ringgi (highpresx.Lre pasteuriTation), tetapi procluk pangan berasam
30 menit/60o C dan 400 MPa 3 log
selama 30 menit
renclah belum diproduksi secara komersial. Strlah satu teknik unruk
mengawetkan jenis prodr-rk pangan tersebut aclalah tekanan tinggi yang
Bacillus dan 20o C dan 400 MPa selama <1 loq/1-4 log Dag i ng ba bi
.likombini-rsikan cigngan suhu tinggi yang clikentrl clengan proses sterilisasi
Clostridium 30 menit/sooc dan 400 MPa g iling
termal yang clil'',antlr tekanan tirrggi (PATS, pressure a.s.sisred thcrmal
selama menit
steriliTution). PATS merupakan proses kr>mbinasi tekanan dan strhu untuk
C. sporogenes 25"C dan 404 MPa selama 2,5 lo9/6 log Buffer sitrat-
inaktivasi spora dirn enzim. Tentu saja proses kombir-rasi ini tidak rermasuk
30 menit/7ooc dan 404 MPa fo sfat
selama 30 menit ke clalam pellgawetan ltolttermal. Akan tetapi, prrtses sterilisasi clapat
dilakukan pac'la suhu yang lebih renclal.r.
B. subtilis 2SoC dan 404 MPa selama 0,5 log/5 log Buffer sitrat-
15 menit/7ooc dan 404 MPa fo sfa t
selama 15 menit 4. Kombinasi Tekanan Tinggi dan Metode Pengawetan Lain
B. anthracis 20oC dan 500 MPa selama <2 log/9 log Air destilata Berbagai kornbinirsi metode pengawetan .lan faktor-faktor yarlg
360 menit/75oc dan 500 MPa
berpengartth pa.la pengawetan tersebut telah diktrji ur-rtuk mer-rclapatkan
selama 190 menit
teknolcrgi kombinasi (lwrdle tech,nologl) yang efektif, terurama untuk
Sumber: Black et al. (2007)
produk pangan clengan keasaman rendah. Masillah penting pacla
Lrengaweran pro.luk pangan adalah resistensi sprtra bakteri, clan seperti
telah clijelaskan, merode tekanan tinggi saja tidak clapat menginaktivasi
sl-rora. Kombinasi dengarr metode lain cliperlukan untuk mer)Llapatkan
proses inaktivasi sl-rora yang efektif, seperti kombinasi clengan suhu,
pengawet, pH rer-rdah, clarr penyimpanan clingin.
.*.ffi
202 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 9 Pengawetan Nontermal #Etffi-
ZO3
Metode pengawetan pangan nolltermal yang lain seperti iradiasi, Met.cle pengawetan kejut medan listrik menggunaka. medan
kejut meclan listrik, tlan ulffasorrik juga bersifat tidak efektif clalam listrik
clengan intensiras tinggi. Aliran risrik riiberikan pacla
procluk par-rgar.r
rnenginaktivasi spora [-',akteri. Baharr antispora atau spori s icl al c] ikomb inas i-
berbentuk cair cle.gan r.l,.kru sir-rgkat beber.pa r-.ikrotletik
kan clengan tekanan tinggi clan iracliasiyar-rg efektif clalam inaktivasi spora sampai
miliclerik (1x10/'sarnpai 1x10.r cletik). procluk pangan
clap.t cliberi kejut
C. sporogenes. Demikian pula perlakuarr irac-liasi dilanjutkan dengan medan lisrrik baik pacla suhu rua.g lnaupLln surru ,-lir-rgin.
tekanan tinggi yang efektif clalan-r inaktivasi spora clibanclingkan perlakuar-r Dengan
pengawetan kejut meci'rn listrik, prodtrk pangan
cllolali clalam peri.c{e
btrkan koinbinasi. Akan tetapi, kombinasi teknik pengawetan nontermal
waktu yar-rg pendek.lan kebutuhan energi minimum.
ini belum clapat ciigunakan .secara kornersial.
Untuk tujuan pasteurisasi, intensitas meclan listrik bergantung
Adapun kombinasi tekanan tinggi clengan kejut medan listik belum pacla
jenis mikroba aratr enzim yang akan cliinaktivasi
yang ada dalanr pr.clrk
terbukti efektif dalam inaktivtrsi spora bakteri. Kornbinasi ultrasonik (20kHz,
pangan. Inakriv:rsi mikroba juga berganrrns parla
117pm) clengan tekanan tinggi (200 sampai 600 kPa)clapat menginaktivasi
faktor-faktor lain,
seperti strhu, pH, kektrltan ionik, clurasi kejut rneclan
mikroba. Kombinasi ini clisebut manosonikasi, clan jika cligunakan listrik, clan fasc:
prertuurl>uhan n-rikroba.
pemanasan (>50" C) tlisebut manotermosot-rikasi. Mikroba clapat
cliinaktivasi menggunakan kombinasi tersebut. Spora B. subsrilis clapat 1. Sistem Pengawetan Kejut Medan Listrik
direcluksi clengan manotermoson ikasi, tetapi tingkat inaktivasl terbatas.
sistern pengawetan kejLrt mednn listrik rnelrggunakar-i
intensitas meclan
ffi
204 Teknologi Pengolahan Pangan
Bab 9 Pengawetan Nontermal &6ffi4s
70(
Zona perlakuan kejut
medan listrik
Tangki Peralatan
produk Elektroda
pe ngemasa n
aseptis Membran
konduktif ion
lzc
c')
o) )
Prod u k
A- keluar
-(o
aOt
(o:
Up
TP
pO) Zona elektrolit
:f,c
'o(o
Yf L
o Gambar 9.3 Ruang Kejut Medan Listrik Kontinu dengan Pembatas Elektroda dan
-o Kom puter Produk Pangan Berupa Membran Konduktif lon yang Didesain oleh
Dunn dan Pearlman (adopsi dari Barbosa-Carnovas ef a/., 1998)
Gambar 9.2 Sistem Pengawetan Nontermal Kejut Medan Listrik (adopsi dari
Barbosa-Carnovas et a/., 1998)
2. Potensi Kejut Medan Listrik dalam Pengawetan Pangan
ffi .dffi&
)06 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 9 Pengawetan Nontermal 20?
Perubahan tidak clapat balik juga terjadi pada membran sel akibat
pangan berbentuk cair yang dapat dipompakan, dan belum clapat
kejut medan listrik. Ketika membran diberi aliran listrik intensitas tinggi
diterapkan pada procluk pangan paclat atau cairan yang mengandung
rnelebihi ambang batas minimum potensial transmembran, terjadi
partikulat padatan. Masalah yang terdapat pada procluk padat atau cairan
perubahan secara spolltan membran sel sehingga menjadi tidak teratur.
yang mengaldung partikulat/padatan adalah distribusi medan listrik yang
Ketidakteraturan ini clapat rnengakibatkan pembentukan pori dalam
ticlak merata.
rnembran sel. Pembentukan pori pada membran akibat kejut meclan
3. Kejut Medan Listrik dan lnaktivasi Mikroba listrik clapat clilihat pacla Gambar 9.4.
gawetan Nontermal
208 Teknologi Pengolahan Pangan
mikroba seringkali merupakan masalah utarna clan lebih berbahaya Kuat medan magnet biasa diukur clengan istilah intensitas medan
dibandingkan kerusakan mutu akibat reaksi biokimiawi. Oleh karena magnet (B). Tabel 9.3 menunjukkan istilah umum dan satuan yang
itu, penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba merupakan prinsip digunakan untuk menerangkan meclan magnet.
utama pengawetan produk pangan.
Tabel 9.3 lstilah lntensitas Medan Magnet dan Satuannya
Makanan yang bergizi bagi manusia sangat peka terhadap kerusakan
satua n
mikrobiologis. Secara umum, pengawetan produk pangan clilakukan Isti la h Sistem egs Satuan Sistem
Hubungan
(senti-gram detik) Internasional
clengan berbagai proses yang menghambat pertumbuhan ataLl inaktivasi
mikroba dan mencegah kontaminasi lebih lanjut. Proses yang melibatkan Flux Line Weber (Wb) 1 Wb=108 line
pemanasan makanan sepelti pengalengan, selain menginaktivasi mikroba
Densitas flux Gauss (G) Tesla (T) I T=1 Wb/m'z =
(Wb/m,) 104 G
juga mengubah katakteristik produk pangan. Sebagian besar proses yang
lain seperti penggaraman, pengasapan, pengeringan' penambahan gula, I nte n sitas Oersted (Oe) Am pere/meter I Oe=79,58 A/m
medan magnet (A/m)
cuka, dan bahan kimia, mengawetkan dengan cara menciptakan lingkungan
dalam produk pangan yang menghambat pertumbuhan mikrt',.rrganisme. Sumber: Barbosa-Canovas et a/., 1998
tlitarik oleh medan magnet yang sama untuk ketiga sumbu x, y, dan z dan medan magnet osilasi. Meclan magnet dapat bersifat homogen arau
disebtrt isotropik. Aclapun kemampuan yang berbeda untuk ketiga sumbu heterogen. Pada medan magnet homogen, intensitas meclan magnet
disebut anisotropik. Atom karbon menunjukkan sifat isgtropik, sedang- bersifat seragam. Adapun pada meclan magnet heterogen, intensitas tidak
kan c{ua atom karbon yang berikaran baik melalui ikatan tunggal, sama dan semakin berkurang dengan semakin jauhnya jarak dari pusat
rangkap, atalr tiga ikatan menunjukkan anisotropik. medan magnet. Medan magnet yang bersifat heterogen menunjukkan
gaya tarik yang kuat pacla partikel pirramagnerik arau diamagnerik,
sedangkan medan magnet homogen ticlak menunjukkan gaya tarik yang
ffi
2t2 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 9 Pengawetan Nontermal 2t3
Perubahan flux ion melewati membran plasma dapat mengubah
kecepatan pembelahan sel. Membran plasma merupakan bagian selyang
Resistor Tombol
mengalami perubahan yang sangat penting jika mikroorganisme dipapar
dengan medan magnet. Perubahan fluiditas membran mengakibatkan
perubahan pada aktivitas enzim yang berasosiasi clengan membran dan
Sumber arus pengikatan Ca2. terhadap gLrgus kepala fosfolipid. Membran mikroba
listrik DC yang diberi perlakuan medan magnet mempunyai fluiditas yang lebih
tegangan tlnggi
tinggi dibandingkan tanpa perlakuan medan magnet. Paparan medan
magnet juga menyebabkan disintegrasi sitoplasma, distribusi kromatin
Koil Magnet yang tidak beraturan, dan peningkatan jumlah vakuola dalam sitoplasma
sel-sel hepatosit tikus. Thbel 9.4 menunjukkan pengaruh medan magnet
Produk pangan
dalam kemasan pada inaktivasi mikroba pembusuk pangan.
mekanisme penghambatan aktivitas mikroba oleh osilasi medan magnet Sumber: Barbosa-Canovas ef a/. 1998
Salah satu teknik pengawetan produk pangan adalah penggunaan kejut 20 kejLrt sinar per cletik, sehingga proses kejut sinat berjalan sangat cepar.
sinar clalam durasi penclek clan intensif dengan spektrum sinar yang luas.
Teknik kejut sinar dapat diterapkan terutama untuk mensterilisasi atau 1. Prinsip Teknik Kejut Sinar
meredr-rksi populasi mikroba pada permukaan bahan pengemas, peralatan Perlakr-ran produk pangan dengan intensitas sinar yang tinggi dalam durasi
per-rgolahan, pangan, dan peralatan medis. Biasanya sterilisasi kemasan pendek clidasarkan pacla penetrasi sinar pacla produk. Sinar berpenetrasi
yang digunakan clalam pengemasan aseptis menggunakan hidrogen pada permukaan produk mengikuti persamaan 9.1 berikut.
peroksicla. Residu hidrogen peroksida pada kernasan atau dalarn procluk
pangan tidak diingir-rkan karena mengakibatkan efek yang tidak I: (I-R) l. .......... ............ 9.1
"-'
clikeher-rclaki karena sifatnya sebagai oksiclator yang kuat. Kejut sinar clapat
cligunakan untuk lnengurangi atau menghilangkan penggunaan Dengan
disinfektan atau pengawet kimia. I : intensitas sinar yang clitransmisikan
Spektrum sinar yang cligunakan untuk tujuan sterilisasi meliputi R: koefisien refleksi permukaan
panjang geftrmbang r-rltraviolet sampai mendekati inframerah (near infra' I,, : intensitas sinar yang mencapai permukaan
red region). Bahan yang clisterilisasi clipapar paling sedlkit dengan satu
x: koefisien ekstinsi yang menentukan kekeruhan (opacity) bahan
kejut sinar yang mempunyai densitas energi pada kisaran 0,01'50 J/,^'
pacla pern-rukaan bahan. Biasanya sinar yang cligunakan paling sedikit Sinar yang menembus tetapi tidak ditransmisikan, diserap sebagai
7O7o clari energi elektromagnetik pacla kisaran panjang gelombang 170- panas. Energi panas yang cliserap per satuan luas (E,,), pada keclalaman d,
2600 nm. Sebagai contgh, proses PureBrightrv yang dikembangkan oleh dinyatakan melalui persamaan 9.2.
PurePr.rlse Technologies Inc., San Diego, California menggunakan sinar
clengan intensitas 20.000 kali intensitas sinar matahari pada permukaan Ed: (l-R) lo (l-e-c{) 9.2
bumi. Spektrurn PureBright ini mencakup panjang gelombang antara
Sebagai akibat gradien suhu antara permukaan dan lapisan yang
lebih
200-3OO nm yang ticlak ada dalam spektrum sinar matahari yang mencapai
permukaan bumi akibat filtrasi oleh atmosfer. lnaktivasi mikroorganisme clalam dari bahan, energi yang diserap sebagai panas dipinclahkan ke
resisten tertentu membutuhkan perlakuan dengan spektrum yang bagian clalam bahan melalui konduksi termal. Panas yang clipindahkan
Sumber
Ruang
sinar
kejut sinar
lt
lt
P roduk
k eluar
m"
Teknologi Pengolahan Pangan Bab 9 Pengawetan Nontermal 22l
zz0 .w
dan spora bakteri dapat direduksi sampai tujuh siklus log pada permukaan dipapar kejut sinar. Walaupun kejut sinar menimbulkan panas pada
yang halus dan tidak berpori. Pada produk berpori dan permukaan yang produk pangan, peningkatan tersebut sangat kecil dibandingkan panas
kompleks seperti daging, reduksi hanya mencapai Z'3 siklus log. Faktor yang dibutuhkan pada proses termal.
lain yang harus diperhatikan adalah kapang bersifat lebih resisten Produk pangan dapat didesinfeksi dengan kejut sinar setelah dikemas
terhaclap kejut sinar ultraviolet dibandingkan bakteri. dengar1 kejut sinar. Kemasan yang digunakan harus cukup transparan
Untuk produk roti-rotian, irisan roti yang tipis memungkinkan sinar terhadap perlakuan spektrum sinar. Bahan kemasan harus dapat
berpenetrasi. Adapun produk daging olahan seperti sosis clapat diberi menrransmisikan paling sedikit 10-50"/" dari energi yang dibutuhkan
perlakuan kejut medan listrik pada suhu pendinginan sehingga tidak dengan kisaran panjang gekrmbang kurang clari 320 nm. Produk pangan
memerlukan pengawetan melalui pembekuan. Demikian pula, procluk dapat didesinfeksi dengan menggunakan spektrum lengkap atau kisaran
lain meliputi buah-buahan seperti apel clan pisang, sayuran seperti kentang spektrum tertenru bergantung pada jenis mikroba yang cliinaktivasi.
clan tomat, dan procluk olahan seperti nasi clan pasta, dapat ditingkatkan Penyaringan atau filtrasi terhaclap spektrum sinar dapat mengurangi efek
d:rya simpannya clengan teknik kejut sinar. Tomat sangat rentan terhadap tidak diinginkan dari panjang gek,mL-,ang yang tidak berperan terhadap
infasi kapang pada permukaannya setelah disimpan beberapa hari inaktivasi bakteri seperti perubahan mutu clan aroma.
walaupun disimpan dingin. Tbmat yang cliawetkan dengan teknik kejut Pengaruh panjang gelombang ultraviolet terhadap mikroba telah
sinar dan disimpan pacla suhu dingin mempunyai daya simpan sampai 30 cliteliti sejak lama. Efek antimikroba dari panjang gelombang ultraviolet
hari. Demikian pula jika irisan roti dalam kemasan dapat bertahan segar terutama dimediasi oleh penyerapan sistem ikatan ganda antar.atom
sampai 2 minggu, tetapi jika tidak diberi perlakuan kejut sinar, daya karbon yang terkonjugasi. Efek antimikroba lebih tinggi pada sistem
simpannya menurun akibat berjamur. Pada procluk daging, kejut sinar kejutan dibandlngkan sistem tanpa kejutan. Berbagai mikroba seperti
menurunkan populasi mikroba Listeriadan Salmon ella yangcliinokulasikan Escherichia coli, Stapl'ryl,o co ccus dxLreus, B acillus subs ti lis, dan Saccharom)ces
dengan perubahan kandungan gizi yang minimum. cerewiside, diinaktivasi dengan kejutan 1-35 kali dengan intensitas sinar
Permukaan produk pangan dan bahan pengemas dipapar dengan berkisar antara l-12J/cm}. lnaktivasi lebih intensif terjacli jika digunakan
sinar 1-20 kejutan dengan intensitas tinggi dan durasi pendek. Durasi spektrum sinar lengkap dibandingkan spektrum sinar tertentu.
yang pendek untuk setiap kejutan memungkinkan krkalisasi efek letal Inaktivasi yang intensif terjadi pada permukaan atau media yang
sinar pada permukaan tipis seperti permukaan produk. Jumlah lampu, bersifat transparan seperti air. Hal ini disebabkan sinar dapat mencapai
konfigurasi penyinaran, dan kecepatan kejutan bergantung pada jenis permukaan produk pangan. Pacla media yang bersifat keruh atau
produk pangan dan target yang cliinginkan. Jika intensitas sinar, jumlah, permukaan yang tidak beraturan, sejumlah mikroba clapat terlindung
atau durasi kejutan tinggi, maka dapat terjadi peningkatan panas pada clari kejut sinar. Akan tetapi, reduksi mikroba 1-3 siklus log dapat tercapai
produk yang lebih besar dari yang cliharapkan. Intensitas sinar harus cukup walaupun permukaan daging ticlak beraturan sehingga dapat memper-
untuk memanaskan permukaan produk dengan ketebalan kurang dari panjang umur simpan daging dan mereduksi mikroba patogen. Badan
10 m sampai suhu mencapai 50- 100" C. Panas akan dilokalisir pada lapisan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA, Food and Drugs Administration)
permukaan tanpa menycbabkan peningkatan suhu pada bagian dalam Amerika Serikat menyatakan bahwa teknik kejut medan listrik bersifat
produk. Jumlah kejutan dan energi total dapat dibatasi untuk memperta- aman.
hankan suhu permukaan di bawah 50- 100" C selama 10 cletik setelah
ffi
berpotensi untuk mempasteurisasi produk pangan dan memperbaiki 5. Sebutkan jenis-jenis pengawetan nontermal!
mutu clan daya simpan dibandingkan pasteurisasi konvensional. Secara 6. Jelaskan prinsip pengawetan dengan kejut meclan listrik!
umum, medan magnet memelrgaruhi arah migrasi dan nrengubah 7. Jelaskan prinsip pengawetan dengan osilasi medan magnet!
pertumbuhan clan reproduksi mikroorganisme. Medan magnet 8. Jelaskan prinsip pengawetan dengan tekanan tinggil
meningkatkan sintesis DNA, mengubah orientasi biomolekr-rl dan
9. Jelaskar-r prir-rsip pengawetan dengan kejut sinarl
biomembran de,gan arah sejajar ata, tegak lurus terhaclap meclan
10. Apa yar-rg dirnaksucl dengan teknologi kornbinasi dalam pengawetan
magnet yang diberikan, mengubah aliran ionik yang melalui membran
pangan nontermal dan sebutkan macamnya!
sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan reproduksi se[.
11. Sebutkan jenis pengolahan pangan yang dapat diawetkan secara
Salah satu teknik pengaweran produk pangan adalah penggunaan
nontermal dengan teknik berikut ini!
kejut sir-rar dalam durasi pendek clan intensif clengan spektrum sinar yang
a. Tekanan tinggi
luas. Teknik kejut sinar dapat diterapkan terutama untuk mensterilisasi
b. Kejut medan listrik
atau mereduksi populasi mikroba pada permukaan bahan pengemas,
c. Osilasi medan magnet
peralatan pengolahan, pangan, dan peralatan medis.
d. Kejut sinar
BAB 10
PENGOLAHAN DENGAN GARAM
P*ngdlehe* Kimia E
Garam biasa clitambahkan pada proses pengttlahan pangan tertentu.
Penambahan garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi
tertentll yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan
garam (halotoleran) beraksi menghtrsilkan procluk makanan clengan
karakteristi k tertentu.
Kaclar garam yang tinggi menyebabkan mikr.6rganisme yang ticlak
tt rahan terhaclap garam mati. Kondisi selektif ini
I-tA. I PENDAHULUAN memungkinkan
I_- mikroorganisme yang tahan garam dapat tr-rmbuh. Pacla kondisi tertentu
penambahar-I garam berfungsi mengawetkan karena kaclar gar:rm yang
Pada proses pengolahan pangan, seringkali ditambahkan bahan-bahan tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi clan aktivitas air rentlah.
kimia baik alami maupun sintetis. Penambahan bahan-bahan kimia Konclisi ekstrem ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme ticlak
tersebut terkadang merupakan faktor krusial seperti penambahan garam, dapat hiclup. Pengolahan clengan garam biasanya merupakan kombinasi
asam, clan gula; atau hanya merupakan bahan tambahan makanan saja dengan pengolahan yang lain seperti fermentasi clan enzimatis. C6ntoh
seperti penambahan antioksidan. Proses penambahan bahan-bahan kimia pengolahan pangan dengan garam aclalah pengolahan acar (pickle),
tersebut memengaruhi perubalran yang terjadi selama pengolahan. Pada pernbuatan kecap ikan, pembltatan daging kyuring, dan pembuatan keju.
tulisan ini, pengolahan secara kimiawi dibagi ke dalam lirna kategori,
yaitu pengolahan dengan garam, pengolahan dengan asam, pengolal-ran 1. Pembuatan Pickle Sayuran
dengan gula, pengasapan, dan penambahan bahan kimia.
Pembuatan acar (pickle) sayuran merupakan ploses pengawetan rnelalui
Pada kenyataannya, proses pengolahan pangan tidak murni hanya fermentasi yang disebabkan penurunan aktivitas enzim-enzim alami dalam
didasarkan pacla pengc-rlahan tersebut saja, tetapi merupakan kombinasi, sayumn yang berperan dalam proses pembusukan sayuran dan perubahan-
baik kombinasi antara pengolahan secara kimiawi atau bahkan kombinasi perubahan oksidatif. Kondisi yang diperlukan untuk pembuatan pickle
antara pengolahan secara fisik dengan kimiawi. Dari semua proses adalah anaerobik, kadar garam optimum, suhu yang tepat' higienis, dan
pengolahan tersebut harus cliketahui pengolahan yang bersifat paling bakteri asam laktat yang sesuai. Garam dapat ditambahkan dalam bentuk
krusial, clan pengolahan yang bersifat sebagai penut-rjang. Perlu clitekankan kering atau dalam bentr.rk larutan. Konsentrasi garam yang cligunakan
bervariasi tergantung jenis sayr-rran. Enzim-enzim pektinolitik dan enzim-
228
Bab 10 Pengolahan Kimiawi ry
enzim lain dari mikroorganisme atau sayuran melunakkan tekstur sayuran
jika kadar garam terlalu rendah. Kadar garam juga menentukan jenis t,,-"-
---l--
dan tingkat pertumbuhan mikroba, sehingga menentukan kualitas dan
keasaman Pickle. [,*'il;I
----r-
F*',...il-l
-----I-----
Pelayuan
Peredaman larutan
garam (fermentasi)
Sawi asin
Pemasakan
Kecap ikan merupakan produk fermentasi cair yang dihasilkan dari hasil
hidrolisis protein ikan dengan adanya kadar garam tinggi. Kecap ikan dibuat
dengan menambahkan Z0-307o garam pada ikan berukuran kecil. Selama
3. Pembuatan Daging Kyuring
fermentasi, enzim-enzim endogen halotoleran mendegradasi jaringan ikan Bahan-bahan yang cligunakan clalam pembuatan claging kyuring adalah
membentuk cairan dengan kadar asam amino tinggi dan cita rasa yang garam nitrat, natrium askorbat, dan kaclangkadang ditambahkan natrium
menarik. Enzim yang berperan adalah tripsin dan katepsin B. fosfat, sukrosa, clekstrosa, clan bumbu-bumbu. Kadar garam yang
digtrnakan aclalah 7-lZo/o tergantung jenis produk. Garam cligunakan
untr:k rnenghasilkan cita rasa, mengawetkan, dan mengekstraksi protein
miofibril.
ffi Teknologi Pengolahan Pangan Bab 10 Pengolahan Kimiawi
230 Zj7
4. Pembuatan Keju
Fr"n '.;l
Garam nitrat,
--l--- --l
Garam digunakan dalam pengolahan kejtr untuk menclapatkan tekstur
keju yang seragam dan lembut. Garam yang digunakan aclalah garam
sukrosa, vitamin C, Ghr-rr* fosfat seperti mono-, di-, dan tri- natrium fosfat. Garam yang ditambahkan
garam dapur,
berikatan dengan kalsium dari kompleks para kasein. Garam juga
bumbu lain +
r;;;;-_l berfungsi sebagai jembatan antarmolekul protein sehingga berperan
dalarn pembentukan struktur keju.
J
f1--r--;;-l
J
t-il;--l
+
t-P--.--;;-_l
t
Daging kornet
Enzim rennet ffi-]--
J
Pengep resa n
F-,-l
Garam kalium, natrium nitrit, dan nitrat umum cligunakan dalam
bahan-bahan kyuring daging unruk rnendapatkan warna daging yang
-T-
F;il;l
menarik, menghambat pertumbuhan mikr6organisme, clan membentuk
cita rasa rerrentu. Nitrit clalam daging membentuk nitrit oksicla (NO),
yang bereaksi clengan heme membentuk nitrgsomigglobin, pigmen Lltama
--T--
t P".";;;l
clalam daging kyuring yang berwarna merah mucla.
atau ion hidronium (H,O-) meningkatkan respon terhadap rasa asam. asam malat, asam fumarat, asam suksinat, clan asam tartarat. Asam fosfat
Asam lemak rantai pendek (Cr-Cr2) berperan terhadap aroma makanan. merupakan satu-satunya asam anorganik yang digunakan clalarn makanan
Misalnya, asam butirat clalam konsentrasi tinggi berperan terhadap bau sebagai pengasam. Asam fosfat digunakan sebagai pengasam dalam
tengik, tetapi pada konsentrasi rendah berperan terhaclap bau khas keju minuman berkartronasi (carbonated beuerages), terutirma dalam cola c-lan
dan mentega. root beer. Asam organik yang lain (misal HCl clan H,SO4) biasanya
berclisosiasi terlalu kuat clalam makanan sehingga menyebabkan
Baik asam organik maupun anorganik terdapat dalam bahan pangan
penurunan mutu.
alami yang berfungsi clalam kisaran luas. Asam ditambahkan untuk
berbagai tujuan dalam makanan dan makanan olahan. Fungsi asam antara Bahan pengembang yang biasa cligunakan clalam procluk roti-rotian
lain berperan dalam sistem bufer pacla makanan, berperan sebagai bahan tertliri dari senyawa yang bereaksi clalam ackrnan pacla suhu clan kadar
pengemba ng (l.eavening dgent), menghambat pertumbuhan mikro- air tertentu. Selama pembakaran gas clilepaskan bersama-sama dengan
organisme, dan berfungsi sebagai bahan pengkelat (chelating agent). Asam mengembangnya uclara clan uap :rir yang terperangkap, menghasilkan
juga berperan penting dalam pembentukan gel pektin, berperan clalam kirrakteristik berpori (porous) clan strr.rktur tertentu pirrla procluk akhir.
penghilangan buih (defoaming agent), clan mengkoagulasi protein susu. Karbonclioksicla merupakan satLr-satunya gas yang clihasilkan ciari
Koagulasi protein susu penting clalam pengolahan keju dan krim bahar-r pengembang yang biasa rligtrnakan. Bal-ran pcngembang yang
asam (sour cream). Keju clibuat dengan penambahtrn renet atau bahan paling Lrmum .ligur-rakan irclalal-r natriLrm bikarbonat (NaHCO,),
pengasam (acidulant) seperti asam sitrar dan HCl pada susu dingin (suhu walaupurr amonium karbonat ((NH*),CO,) .lirr-r arnonium bikarbonat
4-8'C). Pemanasan susu sampai 35"C menghasilkan struktur gel yang kaclar-rg-kaclang digunakan clalam cookies. Keclua jenis bahan pengembang
seragam. Penambahan asam menyebabkan protein berpresipitasi, bukan clari garam amonium mengalami dekomposisi pada suhu pembakaran
membentuk gel. sehingga tidak membutuhkan pengembang berupa asam (acid leavening),
sedangkan natrium bikarbonat ticlak berdekompc'rsisi clan membntuhkan
Asam seperti asam sitrat biasa ditambahkan pada buah-buahan dan
pengembang yang bersifat asam tersebut. Dengan aclanya ion hiclrogen
sayuran ciengan keasaman sedang untuk menurunkan nilai pH di bawah
yang disecliakan oleh pengembang asam tersebut, natrium bikarbonat
4,5. Pacla makanan kaleng, penambahan asam menurunkan kondisi
bereaksi melepaskan karbonclioksicla. Pengembang asam yang biasa
termal yang clil-,utuhkan clan menghambat pertumbuhan mikroba
digunakar-r aclalah kalium asam tartarat, natrium aluminium sulfat,
berbahaya.
glukono lakton, serta orto clan pirofosfat.
.,@e.
234 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 10 Pengolahan Kimiawi Zj;
Komposisi buah-buahan beragam bergantung pada tingkat
\-to.
l.--\ PENGOLAHAN DENGAN GULA kematangan, iklim, dan penyimpanan, akibatnya kepastian komposisi
buah-buahan sulit untuk dijamin. Buah seperti anggur, lemon, dan jeruk
mempunyai pektin dan keasaman yang cukup untuk dibuat jeli. Stroberi
Gula cligunakan pada berbagai produk makanan. Selain memberikan
dan aprikot mempunyai keasaman yang cukup, tetapi kekurangan pektin.
rasa manis, gula dalam konsentrasi tinggi berperan sebagai pengawet.
Pektin komersial baik cair maupun tepung dapat ditambahkan sebagai
Konsentrasi gula yang tinggi (sampai 70%) suclah dapat menghambat
suplemen. Kemampuan membentuk gel dapat dllihat dari viskositas jus
pertumbuhan mikroba perusak makanan.
buahnya. Jeli biasa dibuat pada pH 3,1 dan jam pH 3,3.
Pada umumnya, pengolahan dengan gula dikombinasikan clengan
teknik pengolahan yang lain, seperti pengolahan dengan asam,
pengolahan secara fisik (pengeringan, evaporasi, pasteurisasi, d11), dan F,".-,,*-l
-----r---
penambahan bahan-bahan kimia seperti penambahan bahan pengawet.
Contoh makanan yang pengolahannya menggunakan gula dalam kadar Frr*..-{
----T----
tinggi aclalah selai 0rrr), jeli, susu kental manis, dan manisan buah-buahan.
Kadar gula yang tinggi (minimum 40%) bila clitambahkan ke dalam bahan
pangan menyebabkan air dalam bahan pangan menjadi terikat sehingga
l-trt,'t,"f
menurunkan nilai aktivitas air dan tidak dapat digunakan oleh mikroba.
Penggunaan gula memperluas pengawetan buah-buahan. Pacla awalnya
Gula, asam
si rat
-T-
f*"r"-"r,1
jam dan jeli kadangkadang terbentuk ketika buah-buahan direbus. Proses
+
Selai
pembuatan jam dan jeli pada waktu itu dianggap sebagai suatu seni. Jam
clan jeli terbentuk jika terdapat proporsi pektin, gula, dan asam yang tepat.
Gambar 10.5 Proses Pengolahan Selai
Pacla saat ini, pengetahuan tentang jam clan jeli berkembang menjarli suattt
ilmu. Pengetahuan tersebut membawa kepacla aplikasi yang lebih [uas, seperti Secara tradisional, pengolahan manisan buah-buahan dan jeli
saus, jus buah-buahan, buah-buahan kaleng, dan permen. clilakr-rkan dalam waclah yang terbuka dan teknik perebusan sistem batch.
Gelasi, yaitu pembentukan jaringan polimer yang membentuk tekstur Proses perebusan selain mengurangi kelebihan air, juga menginversi
jeli dan manisan buah-buahan (fruit bergantung pada beberapa
preserorc) sebagian gula, membentuk cita rasa dan tekstur, serta mematikan khamir
bahan penting, yaitu pektin, gula, asam, dan air yang ditambahkan dalam clan kapang. Pada proses pembuatan leli, buah direbus untuk mengekstrak
proporsi yang tepat. Gel pektin merupakan sistem seperti spon yang diisi pektin dan menginaktivasi enzim penghidrolisis pektin. Jus kemudian
oleh air. Rantai molekul pektin membentuk jaringan tiga c{imensi di dipisahkan clengan penyaringan bertekanan dan ampas yang diperoleh
mana gula, air, dan solut yang lain dilkat. Beberapa buah-buahan seperti clirebus lebih lanjut ttntuk mendapatkan pektirr yang lebih banyak.
apel, dan jeruk mempunyai asam dan pektin yang cukup. Buah.buahan Kekurangan pektin biasanya cliatasi dengan penambahan pektin
yang lain seperti apel yang matang mempunyai jumlah pektin yang cukup, komersial. Pektin kemucliar-r clicampur c{engan gula untuk mendapatkan
tetapi kekurangan asam. Gula selalu cliperlukan pada proses pembuatan clistribusi yang sama. Gtrla [riasanya clitambahkan dalam bentuk cair atau
jeli clan manisan buah-buahan. paclat.
ffi ffi
236 Teknologi Pengolahan Pangan Bab 10 Pengolahan Kimiawi 237
* 'W
untuk memekatkan jus sampai titik kritis di mana
Perebusan kedua berperan terhaclap warna. Senyawa-senyawa yang bersifat asam
gel terbentuk dari sistem pektin-gula-asam yang digunakan. Perebusan mempercepat reaksi kyuring dan berperan terhaclap pembentukan warna
yang berlebihan menyebabkan penguapan asam, pemecahan pektin, serta merah murla dari daging yang clikyuring. Untuk mempermudah
kerusakan cita rasa clan warna. penggunaan, asap alarni clikondensasi menjacli cair. Asap cair clapat
ditambahkan secara langsung pacla permukaan procluk clengan cara
Nilai keasaman (pH) jeli akan menentukan suhu pembentukan (set
pencelupan, clisemprot, atau diatomisasi.
temperarure) gel oleh pektin. Pada pH 3,0 suhu pembentukan akan lebih
rendah sekitar 10" C dibandingkan pH 3,25. Asap alami cliperoleh clari clckomposisi termal kayu yang clisebur
pirolisis. Komponen utama kayu adalah selulosa, hemiselukrsa, clan lignin.
Untuk manisan buah-buahan dan jam, proseduryang sama digunakan,
Selarna clekomposisi termal, terjacli graclien suhu antara kaytr bagian luar
kecuali pac{a jam pulp dari buah-buahan tidak disaring. Pada proses
clan clalam. Permttkaan luar teroksiclasi clan bagian dalam terc-lehiclrasi
pengolahan, penampakan, warna, cita rasa, viskositas, pH, dan total
sebelum teroksiclasi. Selan-ra proses clel-ric'lrasi, permukaan lnar ada pada
padatan harus dikontrol. Penampakan jeli mirip dengan jam, tetapi jeli
suhu titik cliclih air. Karbonmonoksicla, karbonclioksicla, clan beberapa
lebih jernih dan terang karena tidak mengandung serpihan buah-buahan.
asam organik yang volatil clilepaskan. Ketika air clari bagian dalam
Dalam mendapatkan kualitas procluk yang baik perlu memerhatikan menglrap semua, suhu rneningkat secara cepat sampai 300-400'C. Selama
beberapa kriteria berikut ini. suhu internal mencapai kisaran suhu tersebut, terjacli clekornposisi kayu
1. penampakan, kematangan, dan total paclatan buah-buahan fiarus dan asap. Hemiselulosa merupakan fraksi perramll yang mengalami
optimum. degraclasi, kemr-rdian cliikr-rti oleh selukrsa clan lignin.
7. Jus buah harus jernih untuk mendapatkan
jeli yang jernih'
Deposisi asap pacla produk rnenyebabkan beberapa perubahan fisik
3. Ka.lar pektirr hartts sesttai.
clan kimia yang berkaitan satu sama lain. Proses kimia yang per-rting aclalah
4. Kaclar gula clan penampakannya harus sesuai.
reaksi karbonil-amino yang menghasilkan warna cokelat keemasan.
Mekanisme yang menclominasi parla proses pengasapan adalal-r absorpsi
uap. Oleh karena itu, parameter fisik utama yang memengaruhi kecepatan
II
I E. I
-a PENGASAPAN deposisi asap aclalah clensitas asap, kelembaban relatif, clan konclisi
ll permukairn procluk. Permukaan yang basah mengabsoprsi asap lebih cepat
dari permukaan yang kering.
dulu clengan tujuan mengawetkan
Pengasapan telah dilakukan sejak Pengasapan rnenyebabkan perubahan komposisi protein tlaging, yniru
produk-produk hewani, serta membentuk warna clan cita rasa yang penLtrlrnan protein miofibril clan sarkoplasma, seclangkan proteil) stromnl
menarik. Peran asap sebagai pengawet makanan telah menurun sejak meningkat. Perubahan tersebtrr clisebabkan olel-r per-rgikatan silang pacla
ditemukannya alat pendingin. Pada saat ini, proses pengasapan digunakan protein permukaan.
untuk meningkatkan cita rasa dan warna luar, terutama pada clagir-rg.
Beratus-ratus senyawa kimia telah diisolasi dari asap kayu. Senyawa
yang paling penting aclalah asam, fenol, dan karbonil. Fenol merupakan
senyawa yang paling berperan terfia{ap cita rasa, sedangkan karbonil
rffih
238 Teknologi Pengolahan Pangan
.-@"....,l*w
Bab 10 Pengolahan Kimiawi ng
PENAMBAHAN BAHAN KIMIA oleh asam bersulfur yang ticlak
E pada di.di.g sel. Meka.isme
berclisosiasi, Iebih mudah
penghambatan rnikroba
berpenerrasi
oreh asam bersurf,r
adalah reaksi bisulfit crengan
asetalcrehida daram sel,
Penambahan bahan kimia biasa c{irakukan disulfida pacra enzim mikroba, reduksi ikatan
pada proses peng.laha* untuk dan bisurfit mengganggu ,irr"*
mendaparkan karakterisrik procruk pada manusia, respirasi.
tertenru yarrg crikel-re.daki, seperri sulfurcrioksicra dan sulfir
produk lebih mengembang, Iebih
dime;;"1il:";e.jacii surfat cran
awet, lebih sta6il terhatlap .ksidasi, diekskresikan cralam urin
tanpa mengakibatkan efek
tic{ak menggumpar, cran lair-r-rain. parorogis.
Bahan kimia y.ng dirambahktrr_r harus Asam sorbar (CHr_CH=CH_CH=CH_COOH)
merupakan bahan kimia y,ng criijinkan serra natrium clan
untuk rnakanan .lan ama^ untuk kalium dalarn ber-rtuk garam
QlKOnsumsl. digunakan secara luas untuk
perrumbr-rhan kapang rnenghambat
darr khamir craram berbagai;",-rr..
keju' prrotluk roti-rotian, jus n,nt seperti
1. Pengawet buah, anggur (wine) dan prckie. ".an,
terlrtama efektif clalam menghambat Asarn sorbar
Bahan Lrengawer biasa critambahkan perturnbuh"n jamur clan
pacla prrses peng.rahan pangan me^gl-rasilktrn seclikit cira
rasa pacra kor-rse,rrasi yang,Jigunakan
untr:k menciaparkan procruk cre.gan craya 0'3o/" b/b)' peran antikapang (sampai
simpan rebih lama. Barran .rn.i nru* sorbat .rir.[abko,.,
pengawet yarrg cligunakan l-rarus mampu memeraborisme asarn kapar-rg ticlak
merrrpakan rra'an pengawet yang lemak arifatik riclak
diilinkan untuk makanan dan critambahkar-r o diena' Struktur cliena menghambat ler_,uh daram be.ruk
pada kac{ar r",-,* o*r. untuk aktivitas
clikrnsunrsi' Barra, pengilwet yang menclehidrogenasi asam d"hr.rrog"nase
yang
biasa crigunaka. c.lalam pe.golarran ".rin-,
lemak pacJa tahap
pargan at'lalah surfit clan strltirririoksicra, penghambatan tidak terjacli
,*"1 ,,i.i,rasi. Efek
garam nitrit, asam s.rlrar, asam p".1, ma.uri,,.
propit>nat, asam esetat, asAm [rer-rr,r"r,
cian ar.rtiltiotik. Asam propionar (CHr-CH,-COOH)
clan clalam L.,enrukgaram
Sulf,r tlioksitra terarr ranra crig,nakan sebagai bahan dan kalsitrrn craram benttrk naffium
pengawer. g".o- mcnunj.kkan aktivitas a^timikroba
Bentuk sulflrclioksirla yar-rg c'ligur-rakan terhatiap kapang dan sejumlah
aclalal-r .lalarn be'ruk gas Lrtau baktcri. Asam propi.nirr cligur-rakarr
bentuk garam clari natrittrn ata, k.lir-rnr I.as clalanr pr.cluk-p.>cruk secar,
sulfit, bisulfit, araLr rnerabisrrlfit. r.ti-r.tiar-i yang efektif claranr
Dalam larutan akue.Lt.s, sulfirr clioksicla perttrmbuhan rnenghambat
cla. g.rarn sulfit menrbe.ruk asirm kapang. penggrnaa^nya
.m.mnya berkisar sarnpai 0,3olo
bersr-rlfur (x.Ll.furous oclcl) rlan ior-r
bisulfir atau sulflt. (b/l'1' Tbksisitas asam
propionat terhadap kapa^g
cra^ sejtrmrah bakteri
berhubungan rlengan keticJakmampua.nya
SO, + H,O e> HZSOI cralam memetabolisme
ser)yawa ini. pada n
yar"rg
*"*,
digunakan.
il; T;: ffil i:Ij: :ij l; IffH, :il,i":::: i*:
Asam asetat juga cligunakarr
c-lalilr, be.trrk garam natrium,
Asam bersurfur menghambat pertumbr-rhan da, kalsi,m asetar. Bentuk garam kaliLrm,
kharr-rir, kapra.g, cla. cligtrnaka. .raram r.ti clan procruk
bakteri dalam tingkaran ya.g berbec'ra. rotian lain,ya (O,l-0,4r%) unruk roti-
Misar.ya iorr HSo3- pada pH ,,,"r-rghn,rt.,ilr perturnb.,1,rrr-,
tinggi ef'ektif terhadap bakteri, tetapi roti, tetapi ridak dapat mer_rghambar kupr,-,g pada
ticrak efektif rerrradap krramir. pertumbuharr khamir.
Peningkatan efbk antimikroba surfurclioksicra asam asetat digunakan Cr_rkii cjan
pada pH rencrah criakibatka. c{alarn plckre cragi.g clan procltrk-procluk
perikanan.
Jika terdapat fbrmentasi karlrohia.ri,
d@ prtr,rg seclikit 3,606 as,m
)do Teknologi pengolahan pangan aserat
produlcproduk roti-rotian, dan bahan untuk mengenkapsulasi cita rasa. Pengolahan panas atau pembekuan jaringa. ralraman biasanya
Hidrokoloid umumnya digunakan pada konsentrasi zo/o atau kurang rnenyebabkan pelunakan yang disebabkar-r perubahan srrukrur sel.
karena mempunyai keterbatasan dispersibilitas clan sifat firngsional yang Stabilitas clan integritas suarll jaringan bergantung pada terpeliharar-rya
cliinginkan dapat tercapai pada konsentrasi tersebut. sel-sel secara utuh dan kekuatan ikatan molekuler antarkonsrituer.r/bahan
pada dindir-rg sel. Substansi pektat (pectic substances) berperan terhaclap
kalsium laktat, clan monokalsium fosfat' .lihilangkan clengirn menggunakan tanah diatom. Berbagai bahan
dirpat penjernil-r yang sering cligr-rnakar-r memengartrl-ri kaclar polifenol, tetapi
Kekerasan clan tekstur beberapa jenis sayuran clan buah-buahan
tidak mempunyai selektivitas terhaclap senyawa-senyawa polifer-rol.
climar-ripulasi selama pengolal-ran tanpa penggunaan bahan tan-rbahan
metil Aclsorpsi biasanya maksimal jika kelarutan clari adsorbat (baharr yar-rg
makanan (trclitl0 secara langsung. Sebagai contoh, enzim pektin
(70-82'C selama diadsorpsi) mir-rimal dan tersuspensi clengan bahan-bahan yang tidak larut,
esterase cliaktivasi selama blansing clengan suhtt renclah
menit. seperti kompleks tanin-protein yang cenderttt-tg untuk berkumpttl pada
3.15 menit) clan diinaktivasi pacla sul-ru 88-100'c selama tiga
permukaan. Kerika aktivitas aclsorben meningkat, bahan-1',ahan yang
Tingkat kekerasan yang clih:rsilkan setelal-r blar-rsirrg pacla suhu renclah
clirnasukkan kurang larut tetap cenclerttng lebih rntrclah urrtuk cliaclsorpsi, walaupuu
clapat clikontr.l berclasarkan lamir blansing sebelun-r kaleng
bahan-bahirn yang larut jLrga tetap tcrarlsorpsi.
ke c]alam rerort.
Bentonit yang merupakirn lemptrng rnontmorilttnit merttpakan
Pektir-r meril esterase menghiclrolisis metanol yang teresterifikasi
contoh minertrl yarrg biasa cligunakan sebagai penjerr-rih. Montmorilonit
(kaclang-kaclang clinyatirkan sebagai gtrgtrs rnetoksil) clari gttgtts karboksil
gugus menrpakan kompleks aluminium siliknt yang terhidrirsi yang mempttnyai
pacla pektin untuk menghasilkan pektinirt clan asam pektirt. Jtrmlah
kernampuan menukar kation, terutama ion natrium. Dalam suspensi,
karboksil bebas yang renclah pacla pektin menyebabkan pektir-r bersifat
bentor-rit berperan sebagai kepir-rgar-r silikat bertnuat:rn negatif clan
larut air dan bermigrasi sectrra bebas clari clinding sel. Sebaliknya, asan-t
mempunyai luas permukaan yang besar sampai 750m1/g. Bentonit
pektinat clan asam pektat memplrnyai sejr-rmlah besar gugtts karboksil
ion kalsium' merupakan aclsorben yang selektif, terutama untuk protein. Adsorpsi
betr.s clan sifatnya relatif ticlak larut, terutama dengan aclanya
protein disebabkan oleh gaya tarik antara muatan positif protein clengan
Akibatnya, asam pektinirt tlan asam pektat tetap beracla pada tlinclir-rg
sel
muatan negatif silikat. Partikel bentonit yang telah mengikat protein juga
selama per-rgolahan clat-r n-renghasikan tekstur yang keras'
dapat mengikat beberapa jenis tanin. Bentonit digunakan sebagai
6. Penjernih penjernih pada pembuatan anggur ttntuk mencegah presipitasi protein.
proclr.rk
Bentonit secara cepat membentuk errdapan clengan protein yang
Kekeruhan dan pembentukan enclapan merupakan masalah pada
kemudian endapan bisa clihilangkan clengan penyaringan. Bahar-r
bir, anggur, clan berbagai jus buah' Senyawa fenolik alami' seperti penjernil-r lainnya rnempLlnyai irfinit:rs selektif terh:rdap tanin,
antosianin, flavongicl, dan tanin, merupakan penyebab mlsalirh tersebut'
tanin aclalah ikatan hidrogen antafa gugus hidroksil tlari senyawa fer-rolik
dengan gugus arnida dari protein. Penambahan sejumlah kecil gelatin i\- /
(1,5-6,0 g/1OO g) pada jus"apel menyebabkan agregaii dan pr.esipitasi -Al_
kompleks tanin-protein. Kadar penarnbahan protein bergantung pada
kadar tanin yang ada dalam ntinuman. Pada konsentrasi yang rendafi, ,.),
.s \
gelatin clan bahan penjernifu yang larut lainnya dapat berperan sebagai
koloid pelindung dan pacla konsentrasi yang tinggi menyebabkal Gambar 10.6 Sisi Asam Bronsted pada Zeolit (adopsi dari Anonymous, 2004)
presipitasi.
Pemurniirn strri bual-r apel menggllnaknn zeolit alam yang telah diaktivasi Pemtrtih tepung (fl.our bleaching) terutama berperan mengoksiclasi
clengan HCl6 N dan sul-ru 600'C clengan pemberian Z0%(w/v) telah pula pigmen karotenoicl. Oksidasi tersebut menyebabkan degradasi sistem
menunjLlkk:rn hasilyang memuaskan. Penggunaarr zeolit alarn yang telirh ikatan ganda terkonjugasi menjacli sistem tidak terkonjugasi yang ticlak
diaktivasi rner-ringkatkan kualitas sari apel, yaitu warna yang lebih cerah berwarna. Peran bahan-bahan pengoksidasi dalam memperbaiki adonan
(Gambar 10.7). Hal ini terjacli karena zeolit alam mamplr mengikat tanin disebabkan oleh oksidasi terhadap gugus sulfhidril dalam protein gluten.
clan polifenol yang menyebabkalr warna cokelat pacla sari apel sehingga Bahan pengoksidasi tidak hanya berperan dalam proses pemutihan saja,
warna menjadi jernil-r. tetapi juga dalam memperbaiki adonan.
ini menyebabkan prorein gluten membentuk jaringan protein yang tipis Mekanisme Aktivitas
Jenis Antioksidan Contoh
clan intensif yang memungkinkan adonan mengembang. Antioksidan
Antioksidan sempurna Inaktivasi radikal bebas Senyawa fenolik
8. Pembasah (proper antioxidant)
Penstabil hidroperoksida Mencegah dekomposisi Senyawa fenolik
Makanan dengan kadar air seclang atau pangan semibasah (lMF,
hidroperoksida menjadi
Intermediate Moisture Food) mengandung kadar air l5-i0"/" dan secara radikal bebas
mikrobiologis mempunyai daya simpan yang baik tanpa didinginkan. Sinergis Meningkatkan aktivitas Asam sitrat, asam
Beberapa jenis makanan, seperti manisan buah-buahan, selai, jeli, gulali, antioksidan sempurna askorbat
dan cake buah-buahan, mempunyai karakteristik sebagai IMF. Pengkelat logam Mengikat logam berat Asam fosfat, produk
menjadi senyawa yang rea ksi
Kebanyakan IMF mempunyai aktivitas air 0,70'0,85. Untuk in a ktif Miliard, asam sirat
mendapatkan aktivitas air yang dikehendaki biasa ditambahkan bahan Quencher oksigen singlet Mengubah oksigen singlet Ka roten
menjadi oksigen triplet
pembasah (humectant) yang berperan mengikat air dan menjaga tekstur
Senyawa pereduksi hidro- Mereduksi hidroperoksida Protein, asam amino
tetap kenyal dan lembut. Beberapa bahan, termasuk gliserol, sukrosa, peroksida menjadi nonradikal
glukosa, propilen ghkol, dan garam dapur, cukup efektif dalam menurunkan
Sumber: Pokorny et al. (2001)
aktivitas air sampai nilaiyang dibutuhkan untuk membuat lMF.
9. Antioksidan
Metocle lain untuk melindungi terhadap oksidasi adalah penggunaan
Reaksi oksidasi terjadi ketika elektron dihilangkan dari atom atau gugus bahan tambahan makanan yang spesifik untuk menghambat oksic-lasi.
atom dan reaksi oksidasi tersebut disertai dengan reaksi reduksi, yaitu Senyawa tersebut disebut pengharnbat oksidasi (oxidation inhibrtor) dan
penambahan elektron pada atom atau gugus atom. Reaksi oksidasi-recluksi saat ini sering disebut sebagai antioksiclan. Antioksidan mewakili
umum terjacli dalam makanan. Reaksi oksidasi dalarn makanan segolongan senyawa yang mempunyai struktur kimiir yang sangat bervariasi
rnenyebabkan kerugian seperti kehilangan vitamin, perubahan pigmen, clan mempunyai mekanisme penghambatan yang berbeda-beda.
dan kerusakan lemak. Oksidasi dapat clihambat clengan berbagai metode
Mekanisme yang paling penting aclalah bereaksi clengar-r raclikal bebas
rneliputi penghambatan terhadap kontak dengan oksigen, penggunaan
lemak membentuk procluk yang inaktif. Ar-rtioksidan yang lain aclalah
suhu rendah, inaktivasi enzim penyebab oksidasi, penurunan tekanan
menstabilisasi hidroperoksida lemak, yaitu mencegah hidroperoksida
oksigen, dan penggunaan kemasan yang sesuai'
menjacli raclikal bebas. Dekomposisi hiclroperoksida dikatalisis oleh logam
berat sehingga pengkelat krgam juga berperan menghambat oksidasi.
10. Pengemulsi
konsentrasi raclikal bebas. Dan yang terakhir, oksigen singlet mengoksiclasi
lemak beberapa kali lebi[ cepat dibanclingkan oksigen triplet, sehingga Emulsi merupakan campuran clari clua cairan yang saling tidak bercampur,
pengikat oksigen (oxygen quencl'rer) dapat menghambat oksidasi lemak. biasanya clalam bentuk minyak dan air. Emulsi diklasifikasikan
serta contohnya dapat
Jelis-jenis anti1lksiclan tlan mekanisme aktivitasnya berdasarkan distribusi minyak dan air. Sistem emulsi yang terdiri dari
clilihat pacla Thbel 10.2. minyak yang terdispersi dalam air disebut emulsi minyak dalam air (o/w
emulsion). Sistem emr-rlsi yang terdiri dari air yang terdispersi dalam mir-ryak
Tokoferol merupakan senyawa antioksidan alami yang banyak
(CPO' clisebut emulsi air dalam minyak (w/o emulsion).
cliten-1rkan pacla berbagai procluk pertanian. Minyak sawit kasar
pacla
crude palmoil) mempunyai kandungan tokoferol cukup tinggi, tetapi Makanan dalarn bentuk emulsi meliputi berbagai jenis makanan
proses pemurnian tokoferol terakumulasi pada clistilat asam lemak minyak dalam kisaran luas. Makanan emulsi acla dalam bentuk semipadat seperti
sawit yang merupakan procluk hasil samping. Tbkoferol yang dipisahkan margarin dan mentega, atau ada dalam bentuk cair, seperti stlsu, satts,
clari distilat asam lernak minyak sawit menunjukkan aktivitas antioksiclan dan berbagaijenis minuman. Emulsi pangan juga ada dalam bentukyang
yang baik (Tabel 10.3). Tokoferol yang terkandung pada bahan ticlak mengandung baik paclatan maupun gas di samping mengandung dua
tersabunkan menunjukkan sifat antioksidan yang tinggi karena mampu fase cairan, seperti es krim.
memperpanjang periode incluksi yang merupakan periode inisiasi oksidasi
Emulsi merupakan sistem yang secara termoclinamika tidak stabil.
minyak. Semakin lama periode ir-rduksi berarti ketal-ranan rninyak Kedua fase cairan clalam emulsi mempunyai kecenderungan untuk selalu
terhaclap oksidasi semakin baik.
memisahkan diri, kecuali jika fase terdispersi dalam emr-rlsi c{ilindungi
untuk mencegah proses pemisahan. Salah satu cara untuk meningkatkan
Tabel 10.3 Aktivitas Antioksidan Tokoferol dari Bahan Tidak Tersabun-kan dari
Distilat Asam Lemak MinYak Sawit
stabilitas emulsi adalah menambahkan pengemulsi (atau sr-rrfaktan) ke
dalam sistem emulsi. Pengemulsi merupakan molekul yang mempttnyai
Waktu untuk kemampuan melapisi fase terdispersi dalam emulsi karena mempunyai
Periode Mencapai Konduktivitas
Bahan Konduktivitas Setelah 5 Jam
kemampuirn untttk berpirrtisi pacla fhse rerclispersi dan pendispersi.
Induksi
(iam) 2OO ms/cm (ms/cm) Pengemulsi mempunyai sifat irmphifilik, yaittr mempunyai gugus lipofilik
(iam) clan l-ridrofilik dalam molekul yang sama. Dalam sistem emulsi, molekul
RBDPO 5,53 8,05 445,40 pengemulsi terkonsentrasi pacla antarpermukaan minyak.air. Gugus
RBDPO + standar tokoferol 5,95 13,01 10,3 lipofilik berasosiasi dengan fase minyak, sedangkan guglrs hidrofilik
+ tokoferolbahan 6,63 9,43 2,OO berasosiasi Jengan fise air.
RBDPO
tidak tersabunkan dari
distilat asam lemak minYak
sawit
11. Pengembang Pengeml-,ang asam tidak selaiu acla c]alam bentLrk asam, tetapi yang
yang digunakan untuk
Pengembang merupakan bahan kimia per-rting senyawa tersebtrt clapat menyecliakan H.. Contoh pengernbang
pengembang merupakan senyawa
mengembangkan adonan' Prinsipnya' asam aclrrlah kaliun-r asam tartarat, natrium aluminium sulfat, glukono 6
pada suhu dan kadar air
yang dapat melepaskan gas di clalam adonan lakton, clan orto atau pirofosfat. Bakirry pou,der merupakan campLlran
gas clari bahan pengembang
,rr! ,".r"i. Pada proses pemanggangan' dengan udara dan uap
clari bahan pengembang ciengan pengernbang asam yang terdiri clari
dilepaskan. Gas yang dilepaskan' bersama-sama natrir-rm bikarbonat, pengembang asam, serta bahan pengisi pati clerrgan
di dalam struktur
air yang mengembang karena panas' terperangkap stanclar formula paling seclikit menghasilkut lZo/o CO, (l',,/b) dan
yang bersifat berongga' contoh
adonan menghasilkan produk akhir NaHCO, Z0-30/o (Vb).
dalam campurannya
produk yang menggunakan bahan pengembang
dan baking powder' Gas yang
adalah sef rising fLour, prepared bakingmixes'
p"'gt''bu"g adalah CO, Gas ini tlihasilkan oleh
dilepaskan ol"h bah^'''
garam karbonat atau bikarbonat' "i#i@&e
Bab 10 Pengolahan Kimiawi Z5Z
,ilS r-r--^r^^i nananlrhrn Pennan
12. Basa H-COH tnlon tnj.o'
Basa di clalam pengolahan makanan berfurrgsi sebagai daprirr clan pengatttr I
HloH HCOH
pH. Basa juga berftrngsi menghasilkan CO, untttk mengemtraugkau aclonan.
Pac{a pengolahan beberapa jenis makanan, basa berfungsi meningkatkan
'oin
warna clan cita rasa. Pada pengolahar-r buah-buahan, basa digunakan untr:k
I
HrCOH ,T' I
nT"
proses pengupasan secara kimiawi. Biasanya konseutrasi larutan basa yang
n:on
digunakan (larutar-r NaOH) adalah J7u clan suhu 60-82"C. j'o'
Pada industri perrgolahan butrh zaitun, basa biasa digunakan untuk n:o,-,
prc)ses pengupasarr (larutan NaOH 0,25-2,0"/"), menghilangkan rtrsa pahit, j'o'
clan membentuk warna produk yang lebih gelap. Pacla proses pengolahan cHrOH cHrOH
(biskuit clengan rasa asin), kepingan biskuit biasa clicelupkan pac{a
pretTel
Gambar 10.9 Struktur Kimia Beberapa
larutan NaOH l,25yo pacla suhu 85-88'C sebelum biskuit dipanggang. Alkohol polihidrat
xffi
Teknoloqi Pengolahan Pangan Bab 10 Pengolahan Kimiawi ffi
vI c. I TKHTTsAR
PENGOLAHAN KIMIAWT
I
Pada proses peng.lahan pangan, seringkali ditambahkan bahan'bahan
f-t* s.ild,
";--l [-pen s"r" r*;--) f- r* s"r" r*;--.) t;;;;;-rr;;b,h";-t
-l--l--
o"ngan ga.u- grru
J ll
o"ngun u.u,.n
--t--
l[ aungu, bahan kimia
kimia baik alami maupun sintetis. Penambahan bahan-bahan kimia
I I t il I
Contoh
Pengawet basa,
penjernih, asam,
pengemulsi.
antioksidan,
peng kelat,
pen gera s,
pengembang,
humektan
yrr-rg p"r-rting aclalah reaksi karbonil amino yang menghasilkan warna cli dalam pengolahar-r makanan berfungsi sebagai bufer clan pengatur pH.
9. Bagaimana peran gula dalam pengolahan jam atau jeli? Anonim. 2004. Introduction to Zeolite and Cata$st. Amsterdam: Elsevier
10. Mengapa asam dapat berperan sebagai pengawet, pengkelat, clan Science.
11. Jenis,jenis bahan tambahan makanan apa yang diperlukan clalam -. _thmb/5D8077.jpc.
suatu pengolahan pangan berikut dan apa perannya? 2008b . Rotarl screw blancher.'http://www.bepex.com/images/Therma'
a. Roti {. Kacang kapri kaleng -. screw33.jpg.
b. Es krim g. Sayuran beku
c. h. Minuman instan rasa buah
2008 c . Retor t p ouch. http : / / img. alibab a. com/ photo/ 1 1 465 I 64 / Retor t
--
Jenang
d. i. -. Pouch Microwaqtable,Retort 'Pouch.jpg.
Yoghurt Minuman jeli
e. Daging kornet j. Susu UHT
QrnTl 7 nALTpM,&tbnh: 1 ZO&tbnw: 1 2 2&prev:/i ma gesTo3 Fq Clary, C.D., E, Mejia-Meza, S. \fang, clan V.E,. Petrucci. 2007. lmprove
% 3 D B a tch % 2 B p as te u r i z e r
u/oZ
6 star to/oj D 6 07oZ 6 gbvVo3 D ZV"Z 6 nt1 s Grape Quality Using Microwave Vacuttm Drying Associared with
pV"j DZ)o/" 26 hl/o3D id'/"26s a% 3 DN. Temperature Control. Food Science . 7Z(1), EZi'827.
--. 2008i. Water Damage Expert. http //irrages.gr-rogle.co.icl/ Clinton, \7.P. 1992. Coffee. Dalam YH. Hui (ecl.). Enclclopeclia of Food
'$7iley
imgresl i m gu r1= http,//www. rthree. ca/i m ages/d ryingu s ingheat. Science and Teclmology. New Yorkr John & Sons, Inc.
j pg& i mgre f url:http. / /www. rthree. ca,/services- water. htm l&usg =
Decareau, R.V. 1992. Microwave Science and Technology. In YH HLri
yybXO Tuy30:&h =302&w:552 & (ecl). Encyclo pedia of Foodscience andTechnology. New Ytrrk: John
'S7illey
--PaQ5TmP70dSyin-SF
sz=69&h1:id&start:2 &tbnid=N RqlPhUQpycO EM ,& t b n and Sons.
h=73&tbnw:133&prev=/in.rage sYo3 Fqo/o3D Hor o/o 7 Bair o/"ZB
Drying"/o76 gbvo/"jD Zo/oZ6nc1sp%3 D 20 "/" Z 6 hl % 3Dicl Fellows, P. 1992. Food Proces.srng Technology (Principle and Praoice). New
%26sa%lDN. York, Ellis Horwoocl.
Friberg, S.E. and K. Larrsot-r. 1997. Food Emulsions. 3'l' edition, revisecl,
2009. Blancher - Tubular. http,//www.foodtechinfo.com/FoodPro/
-. G asTe chnolo gi e s/ Blancl"ter - Tubular.hrm. Trn ggal akses 1 2 Agu str-r s 200 9. and expancled. New York: Mi,Lrcel Dekker [nc.
Bapex lnternational LLC. 2009. Thermascrew,/Blancher. http,// Guy, R. 20001a. Extrusion Cooking: Technologies and Applicattons' Paclstow,
www.bepex. com,/ thermascrew.htm. Tangal akses 1 Z Agustus 2009. Cornwall, Er-rglancl CRC Press.
Barbosa-Canovas, G., U.R. Pothakamury, E. Palau, clan B.G. Swanson. Hartel, R.\7. 2001. Cr"Jsrallization in Food. Gaithesbtrrg, Marylantl, Aspen
1998. Nonthermal Preseruation of Food. New York, Marcel Dekker [nc. Publisher lnc.
Black, 8.P., P. Setlow, A.D. Hocking, C.M. Stewart, A.L. Kelly, and D.G. Hirrcljatmo dan Selinawati. 1996. KarakteristikZeolit Alam. Makalah dalam
Hoover. 2007. Response of Spores to High-Presslrre Processing. Lokakarya Nasional Kimia. Ycrgyakarta.
Comprehensiue Reuiew.s in Food Science and Food Sa/ery Vrl. 6: 103-110.
Hui, YH. 1992. Meat Prodtrcts. InYH Hui(ed). Encyclopediaof FoodScience Selman,I.D. 1996. Blanchi.g. I. YH. Hui (ecl.). Encyclopcclia ol'Foodsciencc
ancl Technology. New York: john Willey ancl Sons. andTechnology. New Yrrkr Jol-ur \7i1ey & Sons, Inc.
Kusumastuti. 2004. Kinerja Zeolit dalam Memperbaiki Mutu Minyak Sepc'ic', K., S. Berne, C. Pomich, T. Turk, P. Maclek, and G. Menesrrina.
Goreng Bekas. Jurnal TeknoLogl Dan Industri Pangan. XV(Z), 141-144. 2001. lnteraction of ostreolysin, a cytolytic Prorein fron-r the Eclible
M ushroom Pl.eur otus ostre(ttus, with Lipid M enrlrranes a n cl M oc-lul ati o n
Lindsay, B.C. 1996. Otl'rer Desirable Constituents of Food. ln O.R. Fennema.
by Lysophospholipicls. Eur. J. Biochem. 27 0:1199-1ZlO.
Foorl Science: A Series of Monographs. New York: Marcel Dekker Inc.
shahidi, F. clan Y.u.A.J. Kamil. 2001. Enzymes from Fisl-r a.cl Acluatic
McClements, D.J. 1999. Food Emulsions; Principles, Practice and Technique.
Invertrebrates ancl Their Application in the Irootl Inclustry. Trenr/s in
CRC Press, USA.
Food Science E Technology 12 435-464.
Muclrtacli, T.R. 1989. Petunjuk Laboratorium Teknologi Proses Pengolahan
Somogy-i, L.P. 1992. Fruit dehyclration. In YH Hui (ed). Enclclopedia of
Pangan. PAU Pangan clan Gizi, IPB, Bogor.
Food Science and Technology. New York' John Willey and Sons.
Mtrnajin-r. 1996. Zeolit ALam - Arang Tempurung KeLapa sebagai Perryaring-
Stauffer, c.E. 1999. EmuLsifier: Practical Guides for the Footl Indtrstry. Eagan
Pemrtni Nira Siwalan. Makalah dalam Lokakarya Nasional Kimia.
Press Handbook Series, Minnesora, USA.
Yogyakarta.
Stevenson, K.1992. Thermal Processir-rg: F.ocl canning. In Y-H Hui (ecl).
Phillip, A.R. 1998. The Chemistrl and Technologl of Soft Drirrks and Fruit
Enclclopedia of Food Sctence and Technology. New York: John Willey
Juices. Sheffielc'l Acaclemic Press, England.
and Sons.
Pokorny, J., Yar-rishlieva, H., dan M. Gordc,n, 2001. Antioxitlant in Food: 'winarno, F.G. 1992.
srerjljsasj Komersial Produk Pangm. PT Grameclia,
Practical Application.'Woodhead Publish ing Ltd., Carnbridge, England.
] akarta.
Poulsen, K.P. 1986. Optimization of Vegetables Blanching. Fooci Tech, 122-
Zoumas, B.L. and J.F. Sm*llen. 1992. choc.lare crc.a. Dalarn yH.
139 ^rrcl
Hui (ecl.). Encyclopedia of Footl Science antl Teclmolo.p,. New york: John
Rarnaswamy, H, ancl K. Abclelrahim. t992. Thermal Processing and Food Wiley & Sons.
Quality. Dalarn YH. Hui (ed.). Encrclopedia of Food Science und
Technology. New York, John \7i1ey & Sons, Inc.
Riaz, M.N. 2001. Selecting the Right Extruder. In R. Guy (ed.). Exrrusion
Cooking: Technologies and Ap plications. Padstow, Cornwall, Englancl,
CRC Press.
Biopolimer Polir-ner yang secara alarni ter.lapat paclir HPP High Pressure Processitrg, yaittt pengolahan
bal-ran-l-,ahan biologis seperti pati clan pr()tein. .lengan tekatran tinggi.
Chilling injurlt Keru sirkan ak i bat s u h rr rer-r.lah (per-rcl i ngi nar-r). HTST H igh Temp erattire Short Time, yaitu lrengg Ll naa n
suhu tinggi pada proses termal dalam waktu
Cont,eJor Bar-r berjalan.
singkat.
Co-current Pergerakan yal1g searah clengar-r rtrah per-
Hurtlle Pararneter fisik atar-r kimia yang dapat .liattrr
gerakan procluk.
untuk meniugkatp^n 5lxbilitas terhirclal-r
Counter-current Pergerakau yirng berla\.\'anAn cler-rgan arah mikroba clan kean-ranan procluk pangan'
1',ergerakan procluk.
Hurdle Technology Teknologi kombir-rasi .lari beberapa metocle
pellgawetan pangan.
ffi
"iffi!.
Glosarium ZZ I
270
tq@'
Kemasan vakum Jenis kemasan dengan tekanan rendah clalam Pengkelatan Proses pengikatan logam dengan menggunil-
kemasan.
kan bahan pengkelat atau sekuestran.
Koagulasi Penggumpalan protein.
Pengeringan atmosferik Pengeringan pada kondisi tekanan 1 atm.
Konduksi Proses perambatan panas melalui meclia peng-
Pengeringan sub- Kondisi pengeringan dengan pengurangan
hantar panas.
atmosferik tekanan udara sampai vakum.
Konveksi Proses perambatan pantrs melalui per.
pinclahan udara atau cairan panas. Proses termal Proses pengawetan yang menggunakan energi
panas.
Kontaminan Mikroba pembusuk atau patogen yang men-
cemari produk. Radiasi Proses perambatan panas tanpa melalui media.
MAP Modified Atmosphere Packaging, yaitu kemasan Refrigerant Cairan untuk proses pendinginan.
clengan komposisi udara dimodifikasi (per- Suhu letal Kisaran suhu yang menyebabkan kematian
sentase komposisi gas cliatur). mikroba.
Microwat,e Gelombang mikro. Thawing Proses pencairan setelah pembekuan.
Nozel Lubang berukuran sangat kecil dalam atomizer. UHT Ultra HiglL Temperature, yaitu suhu sangat
Osilasi Medan magnet dalam bentuk gelombang tinggi yang digunakan untuk proses sterilisasi
pada waktu singkat.
clengan intensitas renclah clan tinggi secara
berselingan.
j
t. ,i. _Wl