Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan
1.3.Tujuan.......................................................................................................................................................... 3
Bab II
Pembahasan
Bab III
Metodologi Penelitian.......................................................................................................................15
Bab IV
Hasil dan Pembahasan....................................................................................................................19
Bab V
Kesimpulan dan saran....................................................................................................................30
Daftar Pustaka...................................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan kendaraan bermotor saat ini telah menjadi suatu keharusan,
tingkat mobilitas dan aktifitas yang tinggi menuntut manusia untuk selalu berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Banyaknya kegiatan ditempat yang
berbeda mengharuskan untuk datang tepat waktu, oleh karena itu diciptakan suatu alat
transportasi untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini sudah cukup banyak alat
kemudahan untuk berpindah-pindah. Seperti contohnya mobil, motor, kereta, bis dan
lain-lain sudah banyak diperjual bebaskan dengan kisaran harga yang bervariasi
Mobil, motor, bis dan lain-lain tidak terlepas dari peran penting komponen-
komponen yang berperan penting pada setiap bagiannya. Makalah ini akan membahas
dari salah satu komponen penting tersebut, yakni komponen yang dapat membawa
transportasi tersebut agar dapat berjalan. Komponen tersebut adalah ban/tire, ban
merupakan komponen yang berbentuk bulat penuh dengan karet sebagai bahan
bakunya.
Anda tentu tahu betapa pentingnya peran ban mobil. Satu-satunya komponen
yang memiliki kontak langsung ini memiliki beberapa tugas utama. Di antaranya
sebagai penyangga mobil, meredam guncangan akibat jalan yang tidak rata,
memindahkan tenaga mesin ke jalan, dan yang tak kalah penting adalah mengontrol
arah laju mobil. Bayangkan jika ban tidak dapat melakukan tugas-tugas ini dengan baik.
empat yang terbuat dari karet alam proses pembuatannya dapat terbagi dalam tiga
bagian utama yaitu pembuatan tepung karet, pembuatan bagian ban (kawat tepi, kain
ban dan tapak ban), dan vulkanisasi. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan
ban ini terdiri dari karet alam, kawat untuk tepi ban (bead wire), kain ban (terbuat dari
tekstile dan jalinan kawat baja), tepung karbon (carbon black) dan bahan penolong
lainnya.
Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai
macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Ada dua jenis karet yang biasa
digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam (natural
rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan
polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar
Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas dilihat dari
sudut industri. Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui
polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Karet guayule merupakan kekecualian, yang
diperoleh melalui pulping dan parboling tumbuhan sebelum dimurnikan. Residu panen
selulosik (bagasse) merupakan sumber alkohol fermentasi yang potensial. Karet
termasuk polimer dengan berat molekul sangat tinggi (rata-rata sekitar 1 juta) dan
amforsus, meskipun menjadi terkristalisasi secara acak pada suhu rendah.
Terdapat dua jenis golongan karet secara umum yaitu karet alam dan karet
sintetis, masing-masing golongan mempunyai perbedaan sifat fisik maupun kimianya.
Karet alam dihasilkan dari penyadapan getah pohon karet Hevea brasiliensis,
sedangkan karet sintetis merupakan suatu polimer yang dibentuk dari monomer-
monomer tertentu.
Karet Alam
Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32-35%
karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester,
dan garam. Karet termasuk polimer dengan berat molekul sangat tinggi (rata-rata
sekitar 1 juta) dan amorfus, meskipun menjadi terkristalisasi secara acak pada suhu
rendah (Stevens, 2001).
Secara umum karet alam merupakan bahan yang tepat untuk pembuatan barang-barang
yang membutuhkan ketahanan kikis dan ketahanan sobek yang sangat tinggi.
Gambarcis-1,4-poliisoprena
Sifat kimia karet alam, yaitu:
a. Bila terbakar di udara akan berubah menjadi karbondioksida dan air.
b. Mudah teroksidasi oleh udara.
c. Karet dapat bereaksi dengan ozon, air brom, dan air jika ada bantuan katalis.
h. Bila menggunakan sulfur 2-5 % pada saat pemanasan, maka sifat fisiknya akan
bertambah (Abednego dkk., 1989).
c. Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk
lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat biasanya banyak digunakan untuk
pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
d. Karet bongkah
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan.
g. Karet Reklim
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas,
terutama ban-ban mobil bekas dan ban-ban berjalan. Kelemahan karet ini adalah
kurang kenyal dan kurang tahan terhadap gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet
bekas pakai (Setiawan & Andoko, 2008).
Karet Sintetis
Karet sintesis yaitu karet yang terbuat dari minyak bumi. Karet buatan tidak sebaik
karet alam karena mudah robek namun lebih tahan terhadap bensin. Karet sintetis
memiliki sifat yang khas yaitu ada yang tahan terhadap minyak, tahan terhadap suhu
tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca dan ada yang tahan terhadap udara. Berdasarkan
tujuan pemanfaatannya, karet sintetis dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.) Karet sintetis untuk kegunaan umum
Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan, banyak
fungsi karet alam yang dapat digantikannya. Jenis-jenis karet sintetis untuk kegunaan
umum di antaranya sebagai berikut :
Crumb Rubber
Crumb rubber adalah karet kering yang proses pengolahannya melalui tahap
peremahan. Bahan baku berasal dari lateks yang diolah menjadi koagulum (bongkahan
lateks) dan dari lump (lateks yang telah membeku). Bahan baku yang paling dominan
adalah lump karena pengolahan crumb rubber bertujuan untuk mengangkat derajat
bahan baku mutu rendah menjadi produk yang lebih bermutu.
Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga
terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumbrubber) didasarkan
pada penilaian sifat-sifat teknis dimana warna atau penilaian visual yang menjadi dasar
penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat crumb
rubber. Karet remah tergolong dalam karet spesifikasi teknis karena penilaian mutunya
didasarkan pada sifat teknis dari parameter dan besaran nilai yang dipersyaratkan
dalam penetapan mutu karet remah.
1. Menyangga beban
Ban harus dapat menyangga berat kendaraan dan muatan.
2. Meredam guncangan
Ban harus dapat meredam guncangan yang disebabkan ketidakrataan
permukaan jalan.
3. Memindahkan gaya
Ban berfungsi untuk memindahkan gaya dorong (traksi) kendaraan pada
permukaan jalan, serta menghentikan laju kendaraan (menggerakan dan
menghentikan kendaraan).
4. Mengontrol arah
Ban juga berfungsi mengontrol kendaraan saat melaju.
2. Tread
Merupakan bagian ban yang bersentuhan dengan permukaan jalan, berfungsi
untuk melindungi casing dari keausan atau kerusakan luar lainnya dan
memperkecil bidang singgung telapak dengan permukaan jalan.
4. Bead
Bead berfungsi untuk menahan kedua ujung dari cord, menjadi tempat dudukan
ban pada rim (pelek) agar ban tidak terlepas pada saat diisi angin dan mendapat
beban.
5. Sidewall
Bagian dinding samping ban yang terus-menerus melentur dan pelindung
casing bagian samping.
6. Inner Liner
Pengganti ban dalam untuk ban tubeless, berfungsi untuk menahan udara
supaya tidak hilang.
Bak Blending I
Bak blending I ini merupakan proses pengolahan pertama yang bertujuan untuk
mempermudah pencampuran antara Slab dan Cup Lump. Bak blending diisi air yang
fungsinya mencuci bahan baku. Pencucian ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi
dan menjamin efektifitas bahan baku.
Prebreaker
Dengan Bucket Conveyor, bahan baku dipindahkan dari Bak Blending I ke mesin
Prebreaker. Di Prebreaker bahan baku tadi akan diremahkan menjadi ukuran-ukuran
yang lebih kecil. Apabila ukuran sebelumnya seukuran "bantal tidur" maka setelah
lewat dari Prebreaker ukurannya akan menjadi seukuran "jempol kaki".
Sesuai dengan sebutannya yaitu Pabrik Crumb Rubber maka proses yang dominan
terjadi di pabrik adalah proses peremahan. Peremahan bertujuan untuk memperluas
bidang permukaan sehingga pencucian menjadi lebih efektif. Pada saat proses
peremahan ini juga akan terjadi " tekanan" terhadap bahan baku yang akan memaksa
kontaminasi memisahkan diri dari bahan baku.
Bak Blending II
Remahan-remahan yang keluar dari Prebreaker selanjutnya masuk ke dalam Bak
Blending II. Bak Blending II juga berfungsi sebagai pencampur. Seluruh remahan-
remahan akan diaduk sehingga diharapkan bahan baku menjadi homogen. Air yang ada
dalam bak blending yang menjadi media pencampur.
Hammer mill
Bucket Conveyor kemudian akan memindahkan remahan di Bak Blending II ke mesin
Hammer Mill. Hammer Mill juga berfungsi untuk meremahkan bahan baku yang ada di
Bak Blending II. Remahan yang sebelumnya berukuran sebesar "jempol kaki" akan
diperkecil lagi ukurannya menjadi 0,5 - 1 cm. Hammer Mill juga memiliki tujuan yang
sama dengan Prebreaker yaitu memperluas bidang permukaan bahan baku.
Semakin luas permukaan bahan baku maka bidang kontak air dengan bahan baku juga
akan semakin besar sehingga proses pecucian menjadi lebih optimal. Di Hammer Mill
bahan baku diremahkan dengan mekanisme "pemukulan". Pemukulan ini juga akan
memaksa kontaminasi memisahkan diri dari bahan baku.
Penggilingan Remahan
Tujuan utama penggilingan remahan adalah untuk mendapatkan keseragaman bahan
baku dengan proses mikro dan menjadikannya dalam bentuk lembaran. Proses ini
sering juga disebut proses Mikro Blending.
Maturasi (Pemeraman)
Blangket yang dihasilkan oleh mesin Crepper selanjutnya dibawa ke Gudang
Maturasi untuk proses "Pemeraman". Proses Maturasi berlangsung selamat 6 - 8 hari.
Schreding (Peremahan)
Tujuan peremahan ini adalah untuk mendapatkan luasan permukaan yang cukup bagi
bahan baku untuk kontak dengan udara panas di mesin Dryer.
Drying (Pengeringan)
Remahan-remahan yang dihasilkan oleh Schreder selanjutnya akan masuk ke bak
panjang berisi air bersih (berfungsi sebagian pencuci dan media transport) didepan
Schreder. Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan produk SIR 10 yang bebas dari
kadar air. Kadar air yang lebih tinggi akan menurunkan ketahanan produk terhadap
pembusukan. Kandungan air memungkinkan produk ditumbuhi oleh jamur.
Menghilangkan kandungan air akan meningkatkan keawetan dari produk dan menjadi
syarat agar dapat diolah pada proses selanjutnya. Produk SIR 10 sendiri adalah produk
yang setengah jadi dan akan diproses lebih lanjut menjadi produk bahan jadi seperti
ban mobil, belt conveyor, dock fender dan lain sebagainya.
Packing (Pengepakan)
Setelah Box yang berisi remahan keluar dari mesin Dryer, maka selanjutnya box dryer
akan didinginkan isinya sampai 40 derajat Celcius.
2. Extruding
Adonan hasil mixing tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah
injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side
wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk
menambah fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass dari shoulder area ke
rim cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias dengan white ribbon
atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan
retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial.
3. Calender
Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB & cap
ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar benang
(polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses,
sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut
terbuka untuk kemudian di masukan ke dalam oven dengan suhu 160C agar pada saat
diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon, dan steel cord dapat
merekat dengan sempurna.
4. Bead
Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire
yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar
dari mesin, bead wire sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim.
5. Cutting
Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir
dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material
yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya
dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong potong
untuk merubah arah atau sudut benang dari 0 menjadi 90. Ply berfungsi sebagai
carcass atau kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban
ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan
compound yang dipotong potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply
berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam
suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling
resistance.
6. Building
Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen
aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti
rakitan bead, lembaran ply yang telah di potong dengan sudut 90, steel belts,
innerliner, tread dan side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai
bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut dengan Green Tire (GT). Proses
perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap, tahap pertama sering disebut dengan
istilah 1st stage yang kemudian menghasil produk berupa carcass, kemudian carcass
diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stage dengan menambahkan steel belt, cap
ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang
dioperasikan oleh satu operator di masing masing tahap.
7. Curing
Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT yang
dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak.
Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama GT datang dari bagian
Perakitan, sebelum masuk ke proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk
menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1
rak GT untuk dilakukan proses painting Chem Trend yaitu pengolesan cairan tire-
lubricant pada bagian dalam GT yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet
bladder pada saat proses curing berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing
operator untuk di proses di mesin press curing. Proses curing sendiri merupakan
pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan
sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa
karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban. Proses curing
(pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan sejumlah tekanan steam yang sangat
tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan
yang diinginkan untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam
cetakan tread dan side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai proses curing
selesai secara keseluruhan. Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara
otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk
kemudian sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing).
9. Wrapping/Packaging
Proses Wrapping / Packaging Merupakan proses terakhir. Setelah dinyatakan
OK, setiap ban dibungkus seluruh permukaannya dengan lilitan plastik secara mekanis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus
Saran
- Dalam menentukan jenis beserta komposisi yang tepat dalam pemilihan ban
- Jangan terlalu lama menaruh ban, karena seiring lamanya waktu kualitas ban