Anda di halaman 1dari 3

PROYEKSI KEPRIBADIAN DALAM GAMBAR FIGUR ORANG

(Suatu Metode Pemeriksaan Kepribadian)

1. MASALAH
Telah lama diketahui bahwa individu memperlihatkan aspek-aspek penting
dari kepribadian mereka dalam gambar. Apa yang dirasakan kurang adalah
taraf sistematisasi analisa suatu produk grafis yang komprehensif, dapat
dikomunikasikan dan juga tidak berat sebelah dalam menggambarkan
kerumitan kepribadian.

2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN TEORITIK
2.1. Fenomena proyeksi
Kepribadian tidak berkembang dalam suatu vacum, tetapi melalui
gerakan, perasaan dan pemikiran suatu badan khusus. Mode proyektif
yang menjelajahi motivasi-motivasi telah berulang kali membuka
diterminan-diterminan ekspresi diri yang sangat tertutup dan mungkin
tidak didasari dan yang tidak akan dimanifestasikan dalam komunikasi
langsung. Kita dapat berasumsi dengan aman bahwa semua kegiatan
kreatif mempunyai cap khusus dari konflik-konflik dan kebutuhan-
kebutuhan yang menekan individu yang sedang berkreasi. Kegiatan yang
muncul sebagai respon untuk menggambar orang memang merupakan
suatu pengalaman kreatif yang akan dibuktikan oleh penggambar.
Pengalaman kerja dengan gambar figur orang membuktikan adanya
hubungan erat antara figur yang digambar dan kepribadian penggambar.

2.2. Tubuh sebagai alat ekspresi diri


Pada saat individu berusaha menyelesaikan persoalan yaitu tugas
menggambar orang, ia dipaksa menggambar dari beberapa sumber.
Atribut-atribut tubuh diluar dirinya terlalu bervariasi untuk dapat
memunculkan diri sebagai wakil manusia yang spontan dan objektif. Pada
saat tertentu, ada proses seleksi yang melibatkan identifikasi melalui
proyeksi dan intropeksi yang masuk kedalam. Individu harus
menggambar secara sadar dan sudah tentu juga tanpa disadari, seluruh
sistem nilai-nilai psikisnya. Tubuh atau the sell merupakan titik referensi
yang paling intim dalam kegiatan apapun. Apabila kita mengikuti garis
pertumbuhan, maka tampak hubungan berbagai sensasi, persepsi dan
emosi dengan organ-organ tubuh tertentu. Investasi dalam organ-organ
tubuh ini atau persepsi bayangan tubuh yang berkembang melalui
pengalaman pribadi harus membimbing individu yang sedang
menggambar dalam struktur khusus dan isi yang membentuk orang.
Dengan demikian, gambar figur orang yang melibatkan oroyeksi
bayangan tubuh merupakan suatu sarana alami untuk menyatakan
kebutuhan-kebutuhan tubuh dan konflik-konflik seseorang. Interpretasi
yang berhasil terhadap gambar telah berlangsung atas dasar hipotesis
bahwa figur yang digambar berhubungan dengan individu yang
menggambar dengan keakraban yang sama yang menandai gaya masing-
masing individu,tulisan tangannya atau gerakan-gerakan ekspresi lainnya.
Teknik analisa kepribadian yang digambarkan berikut ini berusaha untuk
menyusun kembali ciri-ciri utama proyeksi diri ini.

2.3. Kemantapan proyeksi

Pada waktu meneliti gambar-gambar yang diperoleh dalam suatu jangka


waktu tertentu, telah didapatkan bahwa aspek-aspekk struktur dan formal
dari gambar orang seperti ukuran, garis, dan penempatan tidak banyak
bervariasi dibandingkan dengan isi seperti detail-detail tubuh, pakaian
dan asesoris, besar kecilnya figur yang digambar, penempatan figur di
halaman kertas, garis-garis panjang bersambung atau pendek, sikap
agresifdari figur keluwesan atau kekakuan figur,proporsi penting dari
tubuh adanya kompulsi simetri, adanya kecenderungan
ketidaklengkapan, hapusan, bayangan (shading) merupakan ciri-ciri yang
bertahan pada struktur kepribadian. Kadang-kadang, gambar-gambar
yang dihasilkan para subjek selama beberapa tahun sangat serupa seperti
halnya tanda tngan yang tidak berubah. Stabilitas proyeksi telah di cek
dengan eksperimen-eksperimen yang dirancang untuk membuat validasi
kesan-kesan yang diperoleh melalui penggunaan klinis dari metode ini.

2.4. Suasana hati figur


Pada waktu menerjemahkan bayangan tubuh atau model postural dalam
istilah-istilah grafis, apakah produk akhir secara otomatis sesuai dengan
ketegangan psikis dan sikap individu? Secara khusus, apakah figur yang
digambar tampak bahagia, ekspansif, menarik diri, autistik, menyempit
(contricted), ketakutan, seperti berkelahi atau kurang afeksi? Apakah figur
yang digambar nampak kuat atau lemah? Ini apakah tampak didominasi
suatu orang complex tertentu? Ini merupakan warna suasana hati atau
kecenderungan sentral dan disposisi yang dalam pengalaman Machover
selalu mencerminkan ketegangan si penggambar.
Melalui eksperimen kita dapat membuktikan hal ini yaitu dengan
meminta para subjek menggambar orang yang bahagia atau sedih, marah
atau lemah. Kemudian para subjek diminta untuk menggambar satu figur
yang memberi kesan tentang diri mereka sendiri dan satu gambar yang
menunjukkan bagaimana mereka menempatkan diri pada teman-teman
mereka.

2.5 Sumber-sumber proyeksi Psychic-Datum

Yang menjadi teka teki bagi kita semua adalah bagaimana suatu organ
mendapat arti tertentu sehingga dapat dikomunikasikan dalam gambar.
Ditinjau dari sudut empiris, komunikasi grafis dapat terjadi tanpa pandang
usia, keahlian ataupun kebudayaan. Suatu sumber yang patut
dipertimbangkan adalah arti sosial yang umum dari atribut fisik pada
waktu mengadakan hubungan sosial dan mengekspresikan diri. Jadi tipe
tubuh tertentu cenderung dihubungkan dengan atribut psikis tertentu. Pada
umumnya, tipe ateriis dianggap sebagai seorang idealis secara fisik lemah
dan berbudi halus sedangkan tipe piknis dihubungkan dengan
kesederhanaan dan impuls senang berkelompok.

Pernyataan kemarahan, cinta, kesenangan dan kekuatan merupakan


bayangan sosial yang umum dalam manifestasi fisik dan ketegangan
motor. Dengan menerima validitas bayangan-bayangan sosial ini tidak
berarti bahwa kita harus menerima seluruh teori mengenai hubungan
antara fisik dan temperamen. Sikap kita terhadap orang lain dan
bagaimana kita mengharapkan mereka memperlakukan kita bagaimanapun
juga berkaitan dengan hubungan fisik dan temperamen semacam itu. Kita
cenderung memperlakukan orang dengan atribut fisik tertentu dengan cara
tertentu, bentuk tubuh yang kuat menuntut kepatuhan. Sebaliknya, kita
sendiri didorong untuk mengembangkan atribut fisik tertentu apabila kita
menginginkan suatu perlakuan sosial tertentu. Fakta bahwa kita tidak dapat
menghindari pertahanan somatik keinginan, konflik, kompensasi dan
sikap-sikap menvalidasikan lebih lanjut fokus fungsional dasar dari
interpretasi gambar telah dilakukan dengan mengecek subjek-subjek
mengenai stereotip arti-arti yang konvensional yang berhubungan dengan
tipe-tipe tubuh. Dalam asosiasi para subjek ditanya sehubungan dengan
organ-organ tubuh, berbagai detail pakaian dan asesoris.

Disamping bahasa umum yang telah didiskusikan tadi, korelasi


psikosomatik dari ekspresi tubuh dapat keluar dari pengalaman khusus
individu yang diberati valensi-valensi emosional yang khas untuk individu
yang bersangkutan. Organ tertentu mungkin mencapai vulnerabilitu dalam
arti bahwa organ tertentu ini merupakan bagian yang peka dalam
kehidupan emosional dan penyesuaian diri individu yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai