Anda di halaman 1dari 12

1.

Alterasi Hidrothermal VMS

Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan
mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang
dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme,
yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding ( Pirajno, 1992 ).

Proses Hidrotermal VHMS

Endapan VHMS berhubungan erat dengan kegiatan vulkanik bawah laut. Larutan hidrotermal yang
berperan sangat dipengaruhi oleh fluida magmatis serta aliran air laut yang masuk ke dalam sistem
hidrotermal. Fluida meteorik berasal dari air laut yang mempunyai karakter kimiawi tertentu dengan
komposisi tinggi kadar klorida dan sulfat. Karena merupakan percampuran antara fluida magmatis dan air
laut mengakibatkan fluida mineralisasi mempunyai salinitas tinggi (umumnya 5-20 % NaCl)

Dengan tingginya kadar sulfida & sulfat Tahapan-tahapan mineralisasi endapan VHMS sebagai
berikut :

a. Air laut meresap melalui rekahan yang terbentuk di lantai samudera


b. Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada kerak samudera
sampai ketinggian temperatur setinggi 400C
Fluida yang panas perlahan naik ke permukaa
c. Lalu memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker
Alterasi Hidrothermal VMS

Alterasi hodrothermal pada VMS mempunyai pembagian zona yang baik anatara vertical dan
lateral zonasi pada mineral dan unsur kimianya.

a. Pipe-like atau proximal alteration


Karakteristik fisik dari zona sub-ore menentukan yang distribusi dan perubahan komposisi

Figure 1 Pipe-like atau proximal alteration (A) Noranda Type Deposit (B) Mattabi deposit (C) Kuroko Deposit.
Figure 2. Bentuk Batuan Pipe like Alteration

b. Semi Conformable alteration

Pada alterasi ini, melibatkan metasomasi Mg, penurunan pH airlaut, bercamppur dengan metal dan
H2S, dan dipanaskan oleh fluida hidrothermal.
Figure 3. Semi Conformable alteration

Figure 4. Bentuk Batuan semi conformable Alteration


Figure 5. General Karakteristik Alterasi Hidrothermal dengan VMS deposit

2. Metamorfase dan Deformasi VMS

Mayoritas deposito VMS telah dipengaruhi oleh metamorfosis regional dan deformasi. Analisis nilai
metamorf ini dilaporkan oleh Mosier and others (2009) untuk 1.090 deposito VMS dari seluruh dunia
menunjukkan bahwa dari 819 deposito yang telah terdata, hanya 3 persen yang dinyatakan
unmetamorphosed.
Sisanya bermetamorfosis di bawah kondisi facies metamorf berikut (dalam frekuensi terjadinya
penurunan):
a. 62 persen facies greenschist
b. 13 persen metamorfosis kontak
c. 11 persen facies amphibolite
d. 7 persen sub-greenschist, prehnite-pumpellyite, atau facies pumpellyite-actinolite
e. 2 persen blueschist- atau eclogite-facies
f. 1,5 persen facies zeolit
g. 0,5 persen facies granulite
Figure 6. Methamorphism of VMS

Figure 7. Suhu dan tekanan yang mempengaruhi methemorphism


Deformasi VMS
Sebagian besar daerah VMS telah dipengaruhi oleh flip-andthrust-belt gaya deformasi karena sabuk
mineral yang terbentuk di cekungan ekstensional dekat batas lempeng, yang menyebabkan deformasi
selama pembentukan cekungan selanjutnya (Allen dan lain-lain, 2002; Tornos dan lain-lain, 2002).

Figure 8. Deformasi VMS

3. Sumber Dari Mineral VMS (Origin VMS)


Genetic Model

Sumber logam dan belerang di deposito VMS merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang tidak
kompatibel yang kehabisan dari batu footwall di zona alterasi hidrotermal dasar laut sirkulasi sub-oleh
hidrotermal. Dalam beberapa deposito cairan magmatik menjadi sumber tambahan logam dan cairan.
Sirkulasi hidrotermal umumnya didorong oleh panas di dalam kerak sering berasosiasi dengan intrusi
batuan beku.

Transportasi dari logam terjadi melalui konveksi cairan hidrotermal, panas untuk ini disediakan oleh
magma chamber dan intrusi sub volkanik yang terletak di bawah bangunan vulkanik. Air laut dingin
ditarik ke dalam zona hidrotermal dan dipanaskan oleh batuan vulkanik dan kemudian didorong ke laut,
proses altersi cairan hidrotermal dalam ion sulfur dan logam.

Bahan bijih yang diendapkan dalam fumarol atau Black smoker ketika didorong ke laut dingin dan
bercampur dengan air laut mengakibatkan pengendapan mineral sulfida sebagai bijih sulfida stratiform.
Beberapa deposito menunjukkan bukti pembentukan melalui pengendapan sulfida melalui penggantian
batuan sedimen atau volcanosedimentary, sedangkan yang lain juga dapat membentuk oleh invasi
sulfur-kaya air asin ke dalam sedimen yang tidak dikonsolidasi.

Figure 9. Generic Model


4. Metode Geofisika untuk eksplorasi VMS

Berikut adalah metoda metode geofisika yang dapat digunakan dalam eksplorasi VMS .

Dari data diatas, (O) menyatakan efektivitas tinggi sedangkan (x) cukup efektif.

a. Metode Gravity, magnetic, dan conduktivitas batuan untuk VMS deposit


Berikut adalah table dari nilai nilai densitas, magnetic dan konduktivitas yang dimiliki oleh mineral
sulfide .
b. Seismic Metode

Nilai dari velocity yang dimiliki oleh VMS deposit ini berkisar antara 8,04 km/s untuk pyrite dan
4,68 km/s untuk pirotit ( Salisbury and others, 1996 )
Figure 10. Seismic untuk VMS deposit

c. Metode IP

Beberapa nilai potensial untuk berbagai sumber seperti grafit ( > 500 mV), pyrit (100 200 mV) dan
masif sulfida ( < 100 mV)

Anda mungkin juga menyukai