Anda di halaman 1dari 18

1.

Definisi Kapasitansi
Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau
dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari
piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di
lempeng/pelat/keping adalah +Q dan Q, dan V adalah tegangan listrik antar
lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:

Dimana :

C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad


Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam volt

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi


Ada tiga faktor utama pada konstruksi kapasitor yang mempengaruhi nilai kapasitansi
yang dihasilkan. Faktor-faktor ini mempengaruhi kapasitansi yang menentukan seberapa banyak
fluks medan (perbedaan relatif elektron antara kedua pelat) yang akan dihasilkan apabila suatu
tegangan dipasangkan pada kapasitor.

Luas penampang pelat : Apabila faktor-faktor lain tetap, penampang pelat yang lebih luas
akan memberikan nilai kapasitansi yang lebih besar; semakin sempit luas penampang
pelat maka semakin kecil nilai kapasitansinya.
Penjelasan : Semakin luas penampang pelat, menghasilkan semakin banyak fluks medan
(muatan yang dikumpulkan pada pelat-pelat) pada nilai tegangan tertentu.

Jarak antar pelat : Apabila semua faktor tetap, bila jarak antar kedua pelat semakin lebar
maka kapasitansinya semakin kecil; semakin dekat jarak antar kedua pelat, semakin besar
nilai kapasitansinya.
Penjelasan : Semakin dekat jarak antar kedua pelat maka gaya medan yang dihasilkan
juga semakin besar (gaya medan sama dengan tegangan pada kapasitor dibagi jarak antar
kedua pelat), yang menghasilkan fluks medan yang semakin besar (muatan yang
dikumpulkan pada kedua pelat) untuk nilai tegangan tertentu pada kapasitor itu.

Bahan dielektrik : apabila faktor-faktor lain adalah tetap, semakin besar permitivitas dari
bahan dielektrik memberikan nilai kapasitansi yang semakin besar pula; semakin kecil
permitivitasnya, semakin kecil pula kapasitansinya.
Penjelasan : Walaupun penjelasan ini rumit, beberapa bahan memberikan sedikit tolakan
kepada fluks medan untuk nilai gaya medan tertentu. bahan dengan permitivitas yang
besar membuat lebih banyak fluks medan (semakin kecil tolakan), sehingga muatan yang
dikumpulkan akan semakin banyak untuk nilai tegangan tertentu.

Permitivitas relative berarti permitivitas dari suatu bahan relatif (dibandingkan) terhadap
ruang hampa. Semakin besar angkanya, maka semakin besar nilai permitivitas bahan itu.
Misalkan gelas, dengan permitivitas relatif sebesar 7, berarti permitivitas dari kaca adalah tujuh
kali permitivitas dari ruang hampa, sehingga nilai fluks medan listrik yang dihasilkan tujuh kali
lebih kuat dari pada ruang hampa, apabila faktor-faktor yang lain adalah konstan.
Berikut ini tabel berisi permitivitas relatif dari beberapa bahan yang umum:

Bahan Permitivitas relatif (konstanta dielektrik)

Ruang hampaUdaraPTFE, FEP (Teflon) 1.00001.00062.0


2.20 hingga 2.28
Polipropilen
2.4 hingga 3.2
ABS resine
2.45 hingga 4.0
Polistiren
2.5
Kertas lilin/parafin
2.5 hingga 4
Oli trafo
2.5 hingga 4.80
Karet keras
3.3
Kayu (pohon)
3.4 hingga 4.3
Silikon
3.5 hingga 6.0
Bakelit
3.8
Pasir kuarsa
4.4
Kayu (maple)
4.9 hingga 7.5
Gelas
5.0
Minyak jarak
5.2
Kayu (birch)
5.0 hingga 8.7
Mika
Campuran gelas-mika 6.3 hingga 9.3

Porselen, steatit 6.5

Aluminium 8.0 hingga 10.0

Air sulingan 80.0

Barium-strontium-titan 7500

Rumus perkiraan untuk menghitung kapasitansi sepasang konduktor yang terpisah adalah:

C=A/d

dimana :
C adalah kapasitansi dalam Farad
adalah permitivitas dielektrik (nilai absolut, bukan relatif)
A adalah luas penampang pelat dalam meter persegi
d adalah jarak antar pelat dalam meter

Sebuah kapasitor dapat dibuat variabel yaitu dengan cara memvariasikan beberapa faktor
fisik yang mempengaruhi nilai kapasitansi. Salah satu faktor yang mudah untuk divariasikan
dalam konstruksi kapasitor adalah luar penampang pelat (atau lebih tepatnya luas penampang
yang saling berhadapan).

Kapasitor Seri dan Paralel


Ketika kapasitor disusun seri, total kapasitansinya berkurang dan nilainya lebih kecil dari
pada kapasitansi dari kapasitor yang paling kecil. Apabila dua atau lebih kapasitor dihubungkan
seri, efek menyeluruhnya adalah menciptakan suatu kapasitor ekivalen tunggal yang mempunyai
jarak antar pelat total dari jarak masing-masing pelat kapasitor secara individu. Seperti yang
sudah dibahas sebelumya, apabila jarak antar pelat kapasitor itu bertambah, maka kapasitansinya
akan berkurang.
Jadi, kapasitansi totalnya menjadi lebih kecil daripada kapasitansi dari kapasitor yang paling
kecil. Rumus untuk menghitung kapasitansi seri adalah sama seperti saat kita menghitung
resistansi paralel:

Ketika kapasitor dihubungkan paralel, total kapasitansinya adalah jumlah total dari kapasitansi
masing-masing kapasitor. Bila dua buah atau lebih kapasitor dirangkai paralel, efeknya adalah
menghasilkan kapasitor tunggal ekivalen yang memiliki luas penampang pelat total dari luas
penampang pelat masing-masing kapasitor. Sehingga kapasitor ekivalennya memiliki luas
penampang pelat yang lebih besar. Seperti pada pembahasan sebelumnya, semakin besar pelat
kapasitor, maka semakin besar kapasitansinya (apabila faktor yang lainnya adalah tetap).

jadi, total kapasitansinya adalah lebih besar dari pada kapasitansi masing-masing kapasitor.
Rumus untuk menghitung kapasitansi total kapasitor yang diparalel adalah sama dengan
menghitung resistansi seri :
Kapasitansi Paralel

Ctotal = C1 + C2 + ..+Cn

Tak disangkal lagi, fenomena ini berkebalikan dari resistor. Pada resistor, sambungan seri
menghasilkan nilai resistansi total hasil penjumlahan sedangkan resistansi paralel menghasilkan
resistansi yang lebih kecil. Tetapi pada kapasitor, kebalikannya : sambungan paralel
menghasilkan kapasitansi total hasil penjumlahan dan kapasitansi seri menghasilkan kapasitansi
yang lebih kecil.

Definisi Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan
hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti konduktor,
pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh
bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan
dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator
yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya
sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas,
bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak
merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik,
muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi ditempatkan.

Fungsi Dielektrik
Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling penting dari suatu isolasi
adalah:
1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain. Misalnya antara
konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa dengan tanah.
2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

Syarat Dielektrik
Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi menjadi kecil dan
pengunaan bahan dielektrik semakin sedikit, sehingga harganya semakin murah.
2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas yang
ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan elektrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus pemuatan tidak
melebihi yang diijinkan.
5. Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).
6. Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
7. Konduktivitas panas yang tinggi.
8. Koefisien muai panas yang rendah.
9. Tidak mudah terbakar.
10. Tahan terhadap busur api.
11. Daya serap air yang rendah.

Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua syarat-syarat diatas.
Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat-sifat apa saja yang lebih diutamakan.

Jenis-Jenis Dielektrik
Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat (solid), cair (liquid) dan udara (gas). Setiap bahan dielektrik
memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik tertinggi yang dapat ditahannya
dimana dielektrik tersebut tidak berubah sifat menjadi konduktif (tembus listrik). Berikut ini
dalam tabel 2.1akan diberikan beberapa contoh dari bahan-bahan dielektrik :

Tabel 2.1. Beberapa contoh kekuatan dielektrik suatu bahan.


BAHAN KD (kV/cm) Tg (50 Hz) Konstanta
dielektrik ()
Natural rubber 100 390 0,02 0,1 2,9 6,6
Silicon rubber 90 - 390 0,006 0,02 2,6 3,4
Polysar kryflex 80 380 0,02 0,09 3,8 6,2
dan styrene
Karet butadine
rubber
Butyl rubber 80 200 0,003 0,03 2,2 3,2
dan polysar
butyl rubber
Alumina 1600 5 x 10-4 9
Keramik
Forsterite 8001200 3 4 x10-4 6
PVC 300 0,015 0,02 3 3,3
Fluoro P.T.F.E 200 < 0,0002 2
Carbon P.C.T.F.E 210 0,0012 0,0036 2,3 2,8
Plastics P.V.F2 104512 0,0491 0,15 6,49 - 8,4
Nylon 6/6 154 0,014 4,1
Nylon Nylon 6 176-204 0,06 0,1 5 - 14
Nylon 6/10 190 0,04 4,6
Mika dan Muscovite 10.000 0,03 6 7,5
turunannya phlogopite 7000 0,03 6 7,5
transformator 150 0,001 2,2 2,3
Dielektrik
Kabel 300 0,002 2,3 -2,5
Minyak
Kapasitor 200 0,25 x 10-2 2,1
Askarels 200-250 0,6 x 10-2 4,8
silikon 300-400 10-3 2,7 - 3
Low Density 170-280 2.10-4 2,3
Med Density 200-280 2.10-4 2,3
High Density 180-240 2.10-4 2,35
Irradiated 720-1000 5.10-4 2,3
Sumber : M.S Naidu, V. Kamaraju High Voltage Enggineering, Tata Mc Graw-Hill Publishing, Seven Reprint,
bab III dan IV, New Delhi, 1990.

Rangkaian Ekivalen Dielektrik


Arus yang timbul pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus pengisian, arus absorpsi
dan arus konduksi. Sehingga rangkaian ekivalen suatu dielektrik harus dapat menampilkan
adanya ketiga kompanen arus diatas. Rangkaian ekivalen mendekati gambar berikut.

Gambar 2.1. Rangkaian ekivalen suatu dielektrik

Keterangan:
Cg = Kapasitansi geometris Rk = Tahanan dielektrik
Ra = Tahanan absorbsi Ca = Kapasitansi arus absorbs
Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen dielektrik

maka komponen arus adalah sebagai berikut:

Arus total yang diberikan sumber tegangan adalah seperti gambar2.3. berikut ini :

Gambar 2.3. Komponen arus dielektrik

Karakteristik Dielektrik
Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)
Berikut ini akan dijelaskan secara sederhana maksud dari keenam sifat di atas.

Kekuatan Dielektrik
Semua bahan dielektrik memiliki tingkat ketahanan yang disebut dengan kekuatan
dielektrik, diartikan sebagai tekanan listrik tertinggi yang dapat ditahan oleh dielektrik tersebut
tanpa merubah sifatnya menjadi konduktif. Apabila suatu dielektrik berubah sifatnya menjadi
konduktif, maka dielekrik tersebut telah tembus listrik (breakdown). Kekuatan dielektrik juga
dapat diartikan sebagai tekanan listrik terendah yang mengakibatkan dielektrik tersebut tembus
listrik. Kekuatan dielektrik ini disebut juga dengan kuat medan kritis.
Tegangan tembus (breakdown voltage) suatu isolator adalah tegangan minimum yang
dibutuhkan untuk merusak dielekrik tersebut. Kekuatan dielektrik dari suatu bahan isolasi
dinyatakan dengan tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh suatu medium tanpa
merusaknya. Dengan kata lain, kekuatan dielektrik dinyatakan dengan gradien tegangan yang
diperlukan supaya dielektrik itu mengalami tembus listrik.

Konduktansi
Apabila tegangan searah diberikan pada plat-plat sebuah kapasitor komersil dengan isolasi
seperti mika, porselin atau kertas maka arus yang timbul tidak berhenti mengalir untuk waktu
yang singkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal itu disebabkan oleh ketiga komponen arus yang
terdapat di dalam dielektrik tersebut sepertidiperlihatkan pada gambar 2.4. di bawah ini.

Gambar 2.4.Arus pada kapasitor komersial

Arus pengisian (ip) terjadi selama waktu t1. Arus pengisian disebabkan oleh molekul-
molekul yang bergerak cepat sehingga terpolarisasi dengan cepat pula. Kemudian arus berkurang
perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi (ia). Arus absorpsi terjadi karena adanya
gerakan-gerakan lambat (viscous) dari molekulmolekul dielektrik. Akhirnya arus mencapai nilai
tertentu (ik), arus ini disebut arus konduksi. Arus ini tetap mengalir dengan konstan karena
tahanan dielektirk tidak mencapai nilai tak hingga.
Rugi-rugi Dielektrik
Rugi-rugi dielektrik untuk isolasi tegangan tinggi merupakan salah satu ukuran penting terhadap
kualitas material isolasi. Suatu bahan dielektrik tersusun atas molekul-molekul dan elektron-
elektron di dalamnya terikat kuat dengan inti atomnya. Ketika bahan tersebut belum dikenai
medan listrik, maka susunan molekul dielektrik tersebut masih belum beraturan (tidak tersusun
rapi), seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5.a.

Gambar 2.5. Dampak medan listrik terhadap molekul dielektrik


Ketika molekul-molekul tersebut dikenai medan listrik, maka muatan inti positif
mengalami gaya yang searah dengan medan listrik dan elektron-elektron dalam molekul tersebut
akan mengalami gaya listrik yang arahnya berlawanan dengan arah medan listrik tadi. Gaya
listrik ini akan mengubah posisi elektron dan proton dari posisi semula, akibatnya molekul-
molekul dielektrik akan terpolarisasi dan berubah arahnya sejajar dengan arah medan listrik,
seperti pada Gambar 2.5.b. Karena mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya,
maka arah dipol juga berubah-ubah setiap saat (1800) terhadap posisi semula, seperti pada
Gambar 2.5.c. Perubahan arah molekul akan menimbulkan gesekan antar molekul. Karena
medan listrik yang berubah setiap saat, maka gesekan antar molekul juga terjadi berulangulang.
Gesekan ini akan menimbulkan panas yang disebut dengan rugi-rugi dielektrik.

Peluahan Parsial ( Partial Discharge)


Peluahan parsial (partial discharge) adalah peluahan elektrik pada medium isolasi yang
terdapat di antara dua elektroda berbeda tegangan, di mana peluahan tersebut tidak sampai
menghubungkan kedua elektroda secara sempurna. Peristiwa seperti ini dapat terjadi pada isolasi
padat yang di dalamnya terdapat rongga udara seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. berikut ini :
Gambar 2.6. Celah udara dielektrik padat

Jika medan elektrik dihasilkan oleh dua elektroda piring sejajar yang luasnya tak hingga, maka
kuat medan elektrik pada setiap lapis dielektrik adalah:

dimana:
V = beda tegangan di antara elektroda (V)
= konstanta dielektrik
s = tebal dieletrik (cm)

Jika dimisalkan konstanta dielektrik padat adalah enam dan konstanta dielektrik udara
adalah satu, maka kuat medan dielektrik pada celah udara untuk susunan dielektrik seperti
gambar di atas adalah:

Karena su relatif sangat kecil dibanding terhadap tebal keseluruhan dielektrik padat (s1 + s2),
maka kuat medan dieletrik pada celah udara adalah:

Dengan cara yang sama dapat dihitung kuat medan elektrik pada dielektrik padat, hasilnya
adalah:
Terlihat bahwa kuat medan dielektrik pada celah udara enamkali lebih besar dari kuat
medan eletrik dielektrik padat. Sedangkan kekuatan dielektrik udara jauh lebih kecil dari
kekuatan dielektrik padat. Jika kuat medan elektrik di celah udara melebihi kekuatan dielektrik
udara, maka udara akan tembus listrik. Sementara itu dielektrik padat tidak mengalami tembus
listrik. Karena terpaan elektrik yang dialaminya masih di bawah kekuatan dielektriknya. Karena
tembus listrik hanya terjadi di celah udara maka peristiwa ini disebut peluahan parsial (partial
discharge).
Ada beberapa jenis peristiwa pada peluahan parsial, yaitu ;
1. Peluahan parsial internal
Peluahan ini terjadi pada susunan dielektrik yang tidak sempurna, terdapat celah atau rongga
yang berisi udara atau pun campuran dielektrik lain yang memiliki konstanta dielektrik lebih
rendah. Kondisi tersebut dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7. Kemungkinan terjadinya peluahan internal

2. Peluahan parsial permukaan


Peluahan parsial permukaan mungkin terjadi bila terdapat daerah yang secara paralel dengan
dielektrik mengalami stres tegangan berlebihan. Kejadian ini biasa dialami pada bushing, ujung
kabel, overhang dari kumparan generator.
3. Korona
Korona merupakan hasil terakselerasinya ionisasi di bawah pengaruh suatu medan listik. Ini
merupakan suatu proses fisika dimana struktur molekul netral atau atom diubah akibat benturan
atom atau molekul netral dengan elektron bebas, photon atau ion negatif. Setiap sistem isolasi
atau elektroda dimana korona dapat terjadi merupakan sumber korona. Wilayah dimana korona
terjadi disebut lokasi korona. Korona dapat dideteksi dari peristiwa emisi cahaya yang berwarna
violet atau juga dari bunyi getaran yang dihasilkan pada konduktor.
4. Pemohonan elektrik (electrical treeing)
Pemohonan elektrik bermula dari kondisi dielektrik yang tidak baik dikarenakan adanya
rongga/celah udara di dalam dielektrik itu sendiri. Apabila diberi tegangan tinggi, maka terjadi
peluahan internal yang dalam waktu lama akan terjadi percabangan rongga akibat erosi.
Pemohonan elektrik dapat juga terjadi dalam waktu yang singkat dikarenakan ketidak mampuan
dielektrik dalam menahan terpaan medan listrik. Oleh karena peristiwa ini maka dielektrik telah
mengalami kerusakan secara fisik.

Tahanan Isolasi
Jika suatu dielektrik diberi tegangan searah, maka arus yang mengalir pada dielektrik terdiri dari
dua komponen, yaitu Arus yang mengalir pada permukaan dielektrik (Is) dan arus yang mengalir
melalui volume dielektrik (Iv) seperti terlihat pada gambar 2.8. Sehingga hambatan dielektrik
terdiri dari resistansi permukaan dan resistansi volum.

Gambar 2.8. Arus pada suatu dielektrik

Dalam prakteknya, hasil tahanan isolasi tergantung pada besar polaritas tegangan pengukuran
serta jenis bahan isolasi.

Kekuatan Kerak Isolasi


Bila suatu sistem isolasi diberi tekanan elektrik, maka arus akan mengalir
padapermukaannya. Besar arus permukaan ini menentukan besarnya tahanan permukaan sistem
isolasi. Arus ini sering juga disebut arus bocor atau arus yang menelusuri sirip isolator. Besar
arus tersebut dipengaruhi oleh kondisi sekitar, yaitu suhu, tekanan, kelembaban dan polusi.
Secara teknis sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor tersebut tanpa menimbulkan
pemburukan karena arus bocor dapat dibatasi.
Arus bocor menimbulkan panas, dan hasil sampingannya adalah timbulnya penguraian
pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem isolasi. Efek yang sangat nyata dari
penguraian ini adalah timbulnya kerak (jejak arus). Kerak dapat membentuk jalur konduktif yang
selanjutnya akan menimbulkan tekanan elektrik yang berlebihan pada isolasi. Panas yang
ditimbulkan arus bocor dapat juga menimbulkan erosi tanpa didahului oleh adanya kerak
konduktif.
Penggunaan Dielektrik
Dielektrik digunakan untuk memisahkan dua permukaan yang memiliki perbedaan potensial
listrik. Dielektrik banyak digunakan sebagai isolasi pemisah dan pembungkus pada konduktor.
Ada empat area yang secara prinsipil harus menggunakan pemisah, yaitu :
1. Antara phasa dengan bumi
2. Antara phasa dengan phasa
3. Antara belitan suatu kumparan
4. Antara kumparan dengan kumparan lainnya

Penggunaan Pada Transformator Daya


Pemakaian dielektrik sebagai pemisah pada transformator daya dibagi secara luas dalam
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Pemisah antar belitan
2. Pemisah antar kumparan
3. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan bumi
4. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan kumparan tegangan tinggi
5. Pemisah kumparan tegangan tinggi dengan bumi

Pada transformator daya, kumparan tegangan tinggi maupun tegangan rendah dimasukkan
ke dalam suatu tangki logam. Kumparan inti trafo ditahan atau didudukkan pada isolator solid
yang pada umumnya berupa kayu untuk mencegah terjadinya bagian kontak tegangan pada
tangki. Rongga kosong yang ada normalnya diisi dengan dielektrik minyak atau pun gas. Minyak
atau pun gas ini membantu mengurangi panas yang timbul pada konduktor inti selain menambah
umur trafo tersebut. Pada kumparan konduktor belitan-belitan trafo dipisah dengan
menggunakan

enamel organik untuk rating trafo yang rendah, namun pada rating yang lebih tinggi digunakan
kertas atau gelas sebagai pembungkus konduktor. Selain itu, dapat dipakai juga pressboard, glass
fabric, porcelain untuk kondisi rating trafo yang lebih tinggi lagi.

Penggunaan Pada Mesin Berputar


Pada mesin berputar seperti motor atau generator, penggunaan dielektrik pada mesin ini
ditentukan berdasarkan tegangan kerja mesin, apakah bekerja pada tegangan tinggi atau pada
tegangan rendah. Untuk bahan-bahan dielektrik yang dipakai, maka kemampuan suhu kerja serta
kekuatan mekanis bahan harus diperhatikan. Bahan yang sering dipakai adalah mika, enamel
organik dan epoxi resin.
Penggunan Pada Circuit Breaker
Circuit breaker merupakan alat listrik yang berfungsi memutuskan daya dari sumber arus
kepada beban pada saat terjadi gangguan. Circuit breaker merupakan saklar otomatis yang
memiliki lengan penghubung yang dalam kondisi normal berada dalam keadaan tertutup. Bila
terjadi gangguan maka lengan penghubung akan terbuka sehingga rangkaian menjadi terbuka.
Pada tegangan yang rendah, circuit breaker diisi dengan udara, namun pada tegangan tinggi dan
dengan daya yang besar biasanya digunakan OCB (Oil Circuit Breaker), gas SF6 atau juga
hampa udara. Bahan-bahan tersebut berguna untuk mencegah terjadinya arus busur api, ataupun
mempercepat pemadaman busur api yang sempat terjadi.
Pada tabung atau kotak CB biasanya dilapisi oleh bahan isolasi seperti teflon, mika,
plastik, kaca, porselein atau lainnya sesuai dengan kemampuan temperatur bahan tersebut
bekerja normal.

Penggunaan Pada Kabel


Dewasa ini, penggunaan karet alami praktis telah digantikan oleh penggunaan karet sintetis
atau pelastik sebagai pemisah kabel. Pengguanaan dari bahan tersebut tergantung pada jenis
aplikasinya. Bahan tersebut harus dapat memanjang, merenggang atau memiliki sifat elastisitas
dan kekerasan yang baik sehingga memudahkan pada waktu pemasangan atau perbaikan selain
itu juga tidak mudah rusak. Bahan tersebut juga harus memiliki konstanta dielektrik dan faktor
daya yang rendah tetapi memiliki kekuatan dielektrik dan resistansi yang tinggi. Juga, selama
operasional, dikarenakan melebihi beban penuh atau pun dalam keadaan beban penuh yang
terjadi terlalu lama, maka bahan dapat rusak karena temperatur yang tinggi. Hal ini memaksa
bahan untuk dapat memilki kemampuan menahan penuaan akibat tingginya temperatur dengan
baik. Bahan juga harus dapat menahan sinar matahari dengan lama dan berbagai jenis bahan
kimia. Kabel tegangan tinggi dapat menimbulkan ozon, sebagai akibatnya bahan dielektrik akan
menjadi lebih buruk. Tempat yang paling dipengaruhi adalah yang dekat dengan konduktor.
Kabel juga kadang-kadang ditempatkan pada sungai atau di bawah laut. Untuk penerapan
tersebut maka bahan harus dapat tetap kering atau memiliki daya serap air yang rendah. Ketika
kabel harus digunakan pada temperatur yang dingin, maka bahan tidak boleh menjadi kaku dan
merenggas sehingga menjadi gampang rusak.
Kejadian peluahan sebahagian (partial discharge) pada bahan dielektrik juga harus dijaga
untuk serendah mungkin terjadi.Jenis bahan dielektrrik yang sering digunakan pada industri
kabel adalah kertas, karet, plastik dan udara tekan. Kertas masih sering digunakan sebagai
pembungkus selubung kabel adalah karena keterandalannya, kekuatan dielektrik yang tinggi,
rugi-rugi dielektrik yang rendah dan umur yang panjang. Yang paling sering digunakan sebagai
bahan dielektrik untuk kabel tegangan rendah adalah P.V.C (PolyVinyl-Chloride). Polyethylen
dan sejenisnya juga sering digunakan. P.V.C tidak cocok digunakan untuk tegangan tinggi
dikarenakan konstanta dielektrik yang tinggi dan tingginya rugi-rugi. Bahan ini tidak dapat
digunakan secara berkelanjutan pada tegangan yang lebih tinggi, meskipun P.V.C. dapat
digunakan pada temperatur di atas 85oC pada tegangan rendah tanpa terganggu. Pada sisi
lainnya, polyethylene memiliki konstanta dielektrik yang rendah dan nilai rugi-rugi yang rendah
tetapi memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi. Bahan dielektrik yang paling baik untuk
tegangan tinggi dan temperatur kerja yang tinggi adalah teflon (P.T.F.E) yang dapat digunakan
sampai 250oC. Karet silikon memiliki derajat ketahanan panas yang tinggi untuk suhu
kerja sampai 150oC. Karena kelebihan yang dimiliknya, maka bahan ini sering digunakan pada
kabel pesawat udara. Pada dielektrtik kertas, kertas yang digunakan adalah kertas impregnasi
dengan minyak. Dalam tabel 2.2 berikut ini akan diberikan beberapa jenis bahan yang sering
digunakan pada kabel.

Tabel 2.2. Bahan yang sering digunakan pada kabel


Tegangan maksimum Batas
Jenis Bahan operasi kabel a.c. temperatur kerja(oC)
(kV)
Tipe padat 95,0 -10 sampai 85
Kertas Tipe berminyak 400,0 -20 sampai 70
Impregnasi Tipe berongga udara 400,0 -20 sampai 70
Berlapis vernis 28,0 -10 sampai 80
Alami 3,0 -40 sampai 70
Lateks - sintetis 0,6 -40 sampai 75
Karet Neopren-sintetis 0,6 -30 sampai 90
Silikon-sintetis 5,0 -40 sampai 150
Butyl-sintetis 25.0 -40 sampai 80
P.V.C 0.6 -30 sampai 105
polietilen 15,0 -60 sampai 80
Plastik
Teflon 5,0 -54 sampai 250
Fluorothenes 5,0 -54 sampai 150

Penggunan Pada Kapasitor Daya


Penggunaan kapasitor daya erat kaitannya dengan membicarakan sistem distribusi daya
listrik. Kapasitor daya dikenal baik fungsinya sebagai penyetabil tegangan pada sistem transmisi
dan kemampuanya dalam memperbaiki faktor daya pada jaringan distribusi.
Pemakaian energi listrik pada industri, pada umumnya menyerap daya reaktif sehingga
menimbulkan arus yang tertinggal terhadap tegangan pada jaringan. Hal ini membutuhkan
penambahan kapasitansi. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan kapasitor yang menyerap
daya kapasitif sehingga timbul arus yang mendahului tegangan. Kapasitor dibuat dalam unit-unit
yang sederhana dengan rating tegangan dari 220 volt sampai 13.800 volt dengan rating daya
reaktif mulai dari 0,5 KVAR sampai 25 KVAR. Kapasitor daya umumnya dibuat dengan
menggunakan kertas impregnasi.
Kapasitor daya juga digunakan pada penerapan frekuensi tinggi seperti perbaikan faktor
daya pada pemanas atau kumparan tungku api. Pada frekuensi yang tinggi rugi-rugi dielektrik
naik dengan sangat cepat, hal ini membuat kapasitor menjadi panas sehingga kapasitor harus
segera didinginkan dengan menggunakan air pendingin.
Umumnya, kapasitor daya dibuat dengan menggunakan lembaran kertas dengan ketebalan
yang memadai dan alumunium foil dengan ketipisan enam mikron sebagai elektroda. Lembaran
kertas disusun satu persatu kemudian bersamaan dengan elektroda alumunium diimpregnasi
dengan minyak dielektrik. Minyak kapasitor yang digunakan adalah yang memiliki rugi-rugi
dielektrik yang rendah dengan harga yang murah.
Persyaratan bahan kertas sebagai dielektrik pada penerapan sebagai kapasitor hendaknya
memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, rugi-rugi dielelektrik yang rendah, konstanta dielektrik
yang tinggi, ketebalan yang sama, campuran partikel konduktor diusahakan sangat rendah.
Dalam perkembangan penemuan bahan, maka kertas yang dulunya sering digunakan
sebagai dielektrik pada kapasitor kini mulai digeser oleh polypropylene plastic film. Hasilnya
adalah ukuran kapasitor yang semakin mengecil dengan kemampuan yang hampir sama.

Penggunaan Pada Peralatan Elektronik


Penggunaan pada peralatan elektronik sangat kompleks, kemampuan bahan bergantung pada
kemampuan alami bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan harus dapat bekerja pada
tegangan ac maupun dc dalam berbagai kondisi temperatur dan kelembapan. Penerapan bahan
dielektrik dalam hal ini adalah dalam pembuatan komponen-komponen elektronika, dudukan
komponen peralatan tersebut, pelindung
dan pengaman.

Anda mungkin juga menyukai