Anda di halaman 1dari 17

Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

TERMODINAMIKA II
SIKLUS TENAGA UAP
Dr.Eng Nurkholis Hamidi dan Dr.Eng Mega Nur Sasongko

1. PENDAHULUAN 5. IRREVERSIBILITAS DAN KERUGIAN


1.1 Pengantar PADA SIKLUS AKTUAL TENAGA UAP

2
1.2 Tujuan 6. SUPERHEAT DAN REHEAT
2. SIKLUS UAP CARNOT
7. SIKLUS RANKINE REGENERATIF
3. SIKLUS UAP IDEAL RANKINE
7.1 OPEN FEED WATER HEATER
4. ANALISA ENERGI SIKLUS IDEAL
7.2 CLOSED FEED WATERHEATER
RANKINE

SELF-PROPAGATING ENTREPRnENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


1. PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
Sistem pembangkit tenaga uap merupakan bagian penting dari
kehidupan kita. Sistem ini banyak digunakan dalam pembangkit
energi listrik dan yang lain. Uap banyak digunakan sebagai fluida
kerja dalam sistem pembangkit karena memiliki beberapa
kelebihan, selain murah, sumber melimpah, juga memiliki
karakteristik yang cocok sebagai fluida kerja pembangkit tenaga.
Pada modul ini dibahas tentang siklus pembangkit tenaga yang
(SPEED)
menggunakan uap sebagai fluida kerja. Pembahasan juga
dilakukan tentang pemodelan secara termodinamika dari sistem
tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari materi dalam modul ini adalah untuk

Memahami dan menguasai teori dasar Termodinamika serta


mampu menerapkannya dalam analisis Konversi Energi.
Memahami siklus tenaga uap Carnot dan Rankine.
Memahami modifikasi siklus dasar Rankine untuk meningkatkan
efisiensi termal siklus.
Menganalisa siklus tenaga uap regenerasi.

27
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

2. SIKLUS UAP CARNOT


Sitem pembangkit daya tenaga uap merupakan salah satu mesin kalo dengan
sistem pembakaran luar. Pembakaran dilakukan di luar mesin untuk
menghasilkan energi panas yang kemudian ditransfer ke uap. Energi input
tersebut kemudian sebagian diubah menjadi kerja oleh turbin dan sebagian lagi
dilepas ke lingkungan yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Secara
skematik mesin kalor dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Mesin Kalor


Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

Siklus Carnot merupakan siklus yang paling efisien bila beroperasi


diantara dua batas temperatur. Penerapan siklus carnot untuk sistem tenaga
uap dan diagram hubungan T-s dapat dilihat pada gambar 2.2. Proses-proses
dari siklu tenaga uap Carnot adalah :
1-2: Kompresi secara isentropik (s=konstan) pada pompa
2-3: Pemasukan kalor secara isotermis (T=konstan) pada boiler.
3-4: Ekspansi secara isentropik (s=konstan) pada turbin
4-1: Proses pembuangan kalor secara isotermis (T=konstan) pada kondensor

28
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Qin

Boiler

3
2

Pompa
2 3

Win

Turbin 1 4
Wout

Kondensor
1 4

Qout
Gambar 2.2 Siklus Tenaga Uap Carnot
Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

Meskipun siklus Carnot merupakan siklus yang paling efisien, akan tetapi
kurang cocok untuk diterapkan pada sistem tenaga uap. Beberapa hal yang
membatasi penerapan siklus Carnot pada sistem tenaga uap adalah:
1. Proses pemasukan dan pembuangan kalor yang dilakukan secara
isothermal hanya mudah dilakukan ketika berada pada daerah
perubahan fase cair-uap. Pada kenyataannya daerah perubahan fase
cair-uap sangat terbatas, sehingga membatasi daerah kerja sistem
tenaga uap apabila menggunakan siklus Carnot. Selain dari itu
keterbatasan temperatur maksimum juga akan membatasi efisiensi
termal dari siklus Carnot.
2. Proses kompresi dan ekspansi isentropik pada Pompa dan Turbin
dilakukan pada kondisi uap campuran (uap basah). Kandungan uap
pada likuid tentunnya kurang baik bagi kerja pompa, sebaliknya
adanya kandungan cairan kurang baik juga untuk kerja turbin.
Kekurangan-kekurangan tersebut yang mengakibatkan siklus Carnot menjadi
kurang realistik atau tidak dapat diterapkan dalam system tenaga uap.

29
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Contoh soal 1 :

Sebuah siklus tenaga uap Carnot menggunakan air sebagai fluida kerja dengan alran steady.
Air berubah dari cair jenuh menjadi uap jenuh pada proses pemasukkan kalor terjadi pada
tekanan 80 bar. Proses pembuangan kalor pada kondensor terjadi pada tekanan 0,08 bar.
Gambarkan T-s diagram dari siklus tersebut dan hitunglah
(c) Effisiensi termal
(d) Panas input
(e) Panas output pada kondensor

Jawab :

2 80 bar
3

0,08 bar
1 4

Analisa :
s1 s f 1
Keadaan 1 : P1 = 0,08 bar s1 = s2 = 3,208 kJ/kg.K ; x1 0,3423 ;
s fg1
h1 h f 1 x.h fg1 996,46 kJ / kg
(nilai s1, hf, hfg diperoleh dari tabel uap jenuh pada tekanan 0,08 bar)

Keadaan 2 : P2 = 80 bar ; s1 = s2 = 3,208 kJ/kg.K ; cairjenuh ;


h2 h f 2 1316,6 kJ / kg ( dari tabel uap jenuh pada tekanan 80 bar)
Keadaan 3 : P3 = 80 bar ; uap jenuh ; s3 = 5,7432 kJ/kg.K ; h3 hg 3 2758 kJ / kg
(nilai s3, hg3 diperoleh dari tabel uap jenuh pada tekanan 80 bar)
s4 s f 4
Keadaan 4 : P4 = 0,08 bar ; s4 = s3 = 5,7432 kJ/kg.K ; x4 0,6745 ;
s fg 4
h4 h f 4 x.h fg 4 1794,8 kJ / kg
(nilai sf4, hf4, hfg4 diperoleh dari tabel uap jenuh pada tekanan 0,08 bar)

Dari tabel uap jenuh diketahui TL = T1 = Tsat 0,08 bar = 314,66 K dan
TH = T2 = Tsat 80 bar = 568,25 K

TL 314,66
(c) Effisiensi termal max 1 1 44,63%
TH 568,25

Q in
(d)
h3 h2 1441,4 kJ / kg
m

Q out
(e)
h4 h1 798,34 kJ / kg
m 30
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

3. SIKLUS UAP IDEAL RANKINE

Beberapa kesulitan yang terkait dengan permasalahan teknis dari siklus


Carnot dapat dipecahkan dengan merubah beberapa proses dan juga daerah
operasional dari sistem tenaga uap. Siklus Rankine merupakan solusi dari
keterbatasan siklus Carnot untuk diterapkan pada system tenaga uap. Siklus
sederhana Rankine memiliki komponen-komponen alat yang sama seperti pada
siklus Carnot. Akan tetapi, proses-proses dari siklus ideal Rankine adalah
sebagai berikut :
1-2: Kompresi isentropik pada pompa
2-3: Pemasukkan kalor secara isobarik pada boiler
3-4: Ekspansi isentropik pada turbin
4-1: Pemuangan kalor secara isobarik pada kondensor

(a) (b)

Gambar 2.3 (a) Instalasi tenaga uap sederhana dan (b) diagram T-s siklus
ideal Rankine
Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

Gambar 2.3 menunjukkkan sistem tenaga uap dengan siklus ideal


Rankine. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa air masuk ke dalam
pompa pada cair jenuh (saturated liquid), yakni pada keadaan 1. Air dikompresi
oleh pompa sehingga air dalam fase cair tekan (compressed liquid) pada
keadaan 2. Proses kompresi dilakukan secara entropi konstan sehingga s1 = s2.

31
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Air masuk kedalam boiler pada keadaan 2 dan keluar dengan kondisi uap
panas lanjut (superheated steam) pada keadaan 3. Proses pemasukkan kalor
dalam boiler dilakukan secara tekanan konstan sehingga P2 = P3. Setelah keluar
dari boiler, uap panas lanjut kemudian diekspansikan pada turbin pada entropi
yang tetap (s3 = s4). Tekanan dan temperature uap keluar turbin mengalami
penurunan sehingga pada kondisi uap jenuh basah (campuran uap dan cair)
pada keadaan 4. Pada keadaan ini uap masuk ke dalam kondensor untuk proses
pembuangan kalor secara isobarik, dimana P4 = P1. Fluida kerja keluar dari
kondensor kembali pada keadaan 1 yakni pada fase cair jenuh. Siklus ideal
Rankine tidak terdapat irreversibilitas internal, semua proses dilakukan secara
reversible.

4. ANALISA ENERGI SIKLUS IDEAL RANKINE


Sistem tenaga uap sederhana siklus Rankine terdiri atas empat
komponen yakni Pompa, Boiler, Turbin dan Kondensor. Dalam analisa energinya
ke-empat komponen alat tersebut dianggap sebagai peralatan dengan aliran
tunak (steady-flow devices). Perubahan-perubahan energy kinetic dan potensial
gravitasi pada peralatan juga diabaikan, sehingga persamaan kesetimbangan
energy pada peralatan dapat disederhanakan sebagai :

0 0
vin 2 vout2
(Qin Qout ) (Win Wout ) m (hin hout ) g ( zin z out ) 0
(2.1)
2

(Qin Qout ) (Win Wout ) m (hin hout ) (2.2)
(qin qout ) ( win wout ) hin hout (2.3)

Untuk analisa energy tiap-tiap komponen alat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pompa
Kerja pompa dapat dihitung dengan dasar kesetimbangan massa dan
energi untuk aliran tunak (steady-flow). Perubahan energi kinetic dan
potensial gravitasi diabaikan dan diasumsikan bahwa pompa bekerja
secara adiabatik reversible (isentropik).

32
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012


2
E 2 = m1h1 m 1 m 2 m
W pompa
m 1h1 Wpompa
pump m
2 h2
Wpompa
pump m
(h2 h1 )
1

E 1 = m1h1

Seperti yang telah dipelajari, bahwa salah satu bentuk hubungan perubahan
entalpi adalah sebagai berikut:
(2.4)

Proses kompresi 1-2 merupakan proses isentropik sehingga ds=0. Persamaan


2.3 dapat disederhanakan menjadi :

(2.5)

Karena fluida yang dipompa adalah air dalm fase cair yang bersifat tidak mampu
mampat (incompressible), sehingga volume fluida selam kompresi adalah tetap
(v1=v2).

v v1 const
konstan .
h2 h1 v1 ( P2 P1 )
Kerja pompa dapat dihitung :

Wpompa
pump m
(h2 h1 ) mv
1 ( P2 P1 )
Wpompa
pump v1 ( P2 P1 )
pump
wpompa (2.6)
m

2. Boiler
Seperti pada perhitungan kerja pompa, transfer panas pada boiler dapat
dihitung dengan dasar kesetimbangan massa dan energi untuk aliran
tunak (steady-flow). Perubahan energy kinetik dan potensial gravitasi
juga diabaikan.

33
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Qin

2
3


E 2 = m2h2 E 3 = m3h3

Transfer panas pada boiler (Qin) dapat dihitung :

m 2 m 3 m
m 2 h2 Q in m 3h3
Q in m (h3 h2 ) (2.7)

3. Turbin



3
E 3 = m3h3
Wturbin


4 E 4 = m4h4

Kerja turbin juga dihitung dengan dasar kesetimbangan massa dan energi untuk
aliran steady. Perubahan energi kinetik dan potensial gravitasi diabaikan.

m 3 m 4 m
m 3h3 Wturb m 4 h4
Wturb m (h3 h4 )
(2.8)

4. Kondensor


4
1


E 4 = m4h4
E 1 = m1h1
Qout

Jumlah panas yang dilepas pada kondensor (Qout) dapat dihitung sebagai berikut:

m4 m1 m

m4 h4 Qout m1 h1

(2.10)
Qout m (h4 h1 )

34
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Contoh soal 2 :

Sebuah siklus tenaga uap ideal Rankine menggunakan air sebagai fluida kerja dengan alran
steady. Uap masuk turbin pada tekanan 80 bar dan 480oC. Sedangkan uap keluar kondensor
diketahui pada keadaan cair jenuh dengan tekanan 0,08 bar . Gambarkan T-s diagram dari
siklus tersebut dan hitunglah
(a) Panas input agar mengahasilkan kerja siklus 100 MW
(b) Effisiensi termal

Jawab :

T
480oC
3

80 bar

0,08 bar
1 4

s
Analisa :

Keadaan 1 : P1 = 0,08 bar ; cair jenuh ; dari tabel uap jenuh diketahui
h1 h f 1 173,88 kJ / kg ; v1 = vf1= 0,0010084 m3/kg

Keadaan 2 : P2 = 80 bar ; s1 = s2 ; h2 h1 v1 ( P2 P1 ) 181,94 kJ / kg

Keadaan 3 : P3 = 80 bar ; T3 = 480oC ; dari tabel uap panas lanjut diperoleh


s3 = 6,6586 kJ/kg.K ; h3 3348,4 kJ / kg
s4 s f 4
Keadaan 4 : P4 = 0,08 bar ; s4 = s3 = 6,6586 kJ/kg.K ; x4 0,7944 ;
s fg 4
h4 h f 4 x.h fg 4 2082,9 kJ / kg

(a) Massa alir uap dapatdihitung dari :



W siklus
m 79,53 kg / s
(h3 h4 ) (h2 h1 )
Jadi kalor input agar menghasilkan kerja 100 MW

Q in m (h3 h2 ) 251,8 MW


W siklus 100
(b) Effisiensi termal termal
39,7%
Q in 251,8

35
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

5. IRREVERSIBILITAS DAN KERUGIAN PADA SIKLUS AKTUAL


TENAGA UAP

Siklus aktual tenaga uap berbeda dengan siklus ideal Rankine. Gesekan
pada fluida dan kerugian panas ke lingkungan sering menjadi penyebab
irreversibilitas dan kerugian pada sistem pembangkit tenaga uap. Faktor-faktor
tersebut juga mempengaruhi unjuk kerja dari peralatan-peralatan yang ada.
Gesekan fluida pada saluran sering menyebabkan penurunan tekanan
(pressure drop) terutama pada boiler dan kondensor, sehingga mengakibatkan
uap pada keadaan tekanan yang lebih rendah dari idealnya. Transfer panas dari
turbin ke lingkungan juga menyebabkan kerugian tersendiri. Akan tetapi,
kerugian ini sering dianggap minor dan dapat diabaikan. Hal penting yang perlu
dicermati dari sistem tenaga uap ini adalah adanya proses yang irreversibel
pada turbin dan pompa. Seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.4, proses
kompresi pada pompa dan ekspansi pada turbin secara actual mengakibatkan
kenaikkan entropi. Entropi dihasilkan dari proses yang tidak reversible.
Irreversibilitas pada turbin mengakibatkan kerja yang dihasilkan menjadi lebih
kecil. Secara ideal, uap harusnya diekspansikan dari keadaan 3 ke 4s, akan
tetapi secara aktual ekspansi terjadi dari keadaan 3 ke 4a, seperti yang terlihat
pada gambar 2.4. Penurunan kerja turbin tentunya mempengaruhi unjuk kerja
keseluruhan dari system tenaga uap.

Gambar 2.4 Pengaruh irreversibilitas pada pompa dan turbin


Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

36
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Effisiensi dari turbin akibat dari proses yang tidak reversible dapat dinnyatakan
sebagai:

waktual h3 h4 a
T (2.11)
wisentropik h3 h4 s

Akibat proses yang tidak reversible juga mengakibatkan kerja aktual pompa
menjadi lebih besar dibandingkan apabila proses kompresi dapat berlangsung
secara isentropik. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4, proses yang
seharusnya isentropik dari keadaan 1ke 2s, pada kondisi aktualnya mengalami
penyimpangan dari keadaan 1 ke 2a. Effisiensi pompa dapat dinyatakan sebagai
berikut:

wisentropik h2 s h1
P (2.12)
waktual h2 a h1

6. SUPERHEAT DAN REHEAT

Modifikasi siklus Rankine telah dilakukan dengan tujuan mendapatkan


effisiensi termal siklus yang lebih baik. Peningkatan effisiensi pada sistem
pembangkit daya terutama pada skala besar merupakan sesuatu hal penting
karena dapat mengurangi biaya proses pembangkitan, meskipun peningkatan
effisiensi itu kecil. Salah satu dari modifikasi siklus Rankine yang telah
diterapkan terutama pada pembangkit tenaga yang besar adalah panas lanjut
(superheat) dan pemanas ulang (reheat). Sebelum kita membahas tentang
superheat dan reheat, kita perlu berdiskusi tentang usaha peningkatan effisiensi
termal siklus Rankine melalui peningkatan tekanan boiler.
Peningkatan tekanan boiler merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan temperatur rata-rata pada proses pemasukkan kalor yang dapat
meningkatkan effisiensi termal siklus. Pengaruh peningkatan tekanan boiler ini
dapat dilihat diagram T-s pada gambar 2.5. Meskipun peningkatan tekanan
boiler mampu meningkatkan effisiensi termal siklus, aAkan tetapi, disisi lain
dapat mengakibatkkan penurunan kualitas uap pada sisi keluar turbin, karena
ada pergeseran siklus kearah kiri. Penurunan kualitas uap mengakibatkan

37
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

meningkatnya kandungan droplet air dalam uap yang dapat menurunkan


effisiensi turbin dan juga meusak sudu-sudu turbin.

Gambar 2.5 Pengaruh peningkatan tekanan boiler pada siklus Rankine


Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

Untuk mengatasi masalah penurunan kualitas uap pada peningkatan


tekanan boiler dapat dilakukan dengan cara mengekspansikan uap pada turbin
dalam dua tingkatan dan melakukan pemanasan ulang (reheating) diantara
tingkat ekspansi tersebut. Diagram T-s untuk siklus Rankine yang menggunakan
pemanas ulang ditunjukkan oleh gambar 2.6.

Gambar 2.6 Modifikasi siklus Rankine dengan pemanas ulang (reheat)


Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

38
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Pada siklus ideal Rankine dengan pemanas ulang, ekspansi dilakukan


dalam dua tingkat. Ekspansi tingkat pertama dilakukan pada turbin tekanan
tinggi secara isentropik. Setelah proses ekspansi pertama, uap kemudian
dipanaskan kembali pada boiler pada tekanan konstan. Pemanasan ulang ini
umumnya dilakukan hingga mencapai temperatur yang sama dengan
temperatur masuk turbin tingkat pertama. Uap kemudian diekspansikan kembali
pada turbin tekanan rendah hingga mencapai tekanan kondensor. Dengan cara
ini, pada umumnya uap keluar turbin masih dalam kualitas tinggi yakni sekitar
90% (x6=0,9). Perubahan perhitungan panas masuk dan kerja turbin untuk
siklus Rankin dengan pemanas ulang ini adalah:
Kalor input:

Qin Q primer Qreheat m (h3 h2 ) (h5 h4 ) (2.13)

Kerja Turbin:

WTurbin, total WTurbinI WTurbinII m (h3 h4 ) (h5 h6 ) (2.14)

7. SIKLUS RANKINE REGENERATIF


Modifikasi lain yang biasanya diterapkan dalam pembangkit tenaga
uap yang besar adalah ekstraksi dan regenerasi. Bentuk modifikasi ini
adalah dengan meng-ekstrak sebagian aliran uap keluar dari dari turbin
tingkat pertama untuk memanasi air keluar dari pompa. Alat yang
digunakan pada proses ini dinamakan regenerator atau feed water heater.
Ada dua macam regenerator, yakni open feed water heater dan closed
feed water heater.

7.1 OPEN FEED WATER HEATER


Open feed water heater pada dasarnya adalah sebuah bak pencampur
(mixing chamber). Uap yang diekstraksi dari turbin tingkat pertama dicampur
dengan air keluar dari pompa. Gambar 2.7 menunjukkan skema alat open feed
ater heater serta diagram T-s nya.

39
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Gambar 2.7 Siklus Rankine regenerative denga open feed water heater
Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

Dalam siklus Rankine regerentif ideal, uap masuk turbin pada keadaan 5
kemudian diekspansikan pada turbin secara isentropik hingga tekanan pada
keadaan 6. Pada keadaan ini sebagian uap di ekstrak untuk dialirkan ke open
feed water heater secara isobarik, dan sebagian uap lagi terus diekspansikan
hingga tekanan kondensor (pada keadaan 7). Uap keluar kondensor pada
keadaan 1 kemudian dipompa (pada Pompa I) secara isentropik hingga tekanan
open feed water heater pada keadaan 2 dan dicampur dengan uap hasil
ekstraksi dari turbin tingkat pertama sehingga mencapai keadaan 3. Hasil
campuran kemudian dipompa secara isentropik oleh pompa kedua sehingga
mencapai tekanan boiler yakni pada keadaan 4 dan dipanaskan pada boiler
hingga mencapai keadaan 5.
Analisa termodinamika siklus Rankine regenerativ seperti yang
diilustrasikan pada gambar 2.7 adalah sebagai berikut:
Pada kondisi tunak (steady) maka kesetimbangan massa pada keadaan 5-6-7
adalah :

m5 m6 m7

Dimana m5 adalah massa alir uap masuk turbin, m6 massa alir uap ekstraksi

dari turbin tingkat pertama, dan m7 adalah massa alir uap keluar turbin tingkat
ke dua.

40
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012


Apabila dibagi dengan m5 , maka diperoleh:

m6 m7


1
m5 m5


m6
Jika fraksi uap yang diekstraksikan terhadap uap total adalah y atau y
m5


m7


1 y atau m7 (1 y) m5 (2.15)
m5

Jika massa alir uap pada boiler adalah m , maka m5 m . Analisa untuk energi,
kerja pompa dan kerja turbin adalah sebagai berikut:

Kalor input

Qin = m (h5 h4) (2.16)

Kalor output

Qout = (1-y) m (h7 h1) (2.17)

Kerja Turbin

WTurbin, total = m (h5 h6) + (1-y) m (h6 h7) (2.18)

Kerja Pompa

Wpmpa, total = Wpompa I + Wpompa II



Wpmpa, total = (1-y) m (h2 h1) + m (h4 h3) (2.19)
= v1 (P2 P1) + v3 (P4 P3)

7.1 CLOSED FEED WATER HEATER


Tipe lain dari regenerator atau feed water heater yang juga diaplikasikan
dalam siklus Rankine regenerative adalah closed feed water heater. Pada tipe
ini, tidak ada pencampuran antara uap ekstraksi dari turbin dengan air keluaran
pompa. Perpindahan panas dilakukan melalui pipa-pipa penukar kalor, sehingga
tetap ada dua aliran fluida dengan tingkat tekanan yang berbeda. Skema alat
dan diagram T-s dapat dilihat pada gambar 2.8.

41
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Gambar 2.8 Siklus Rankine regenerative denga closed feed water heater
Sumber : YA Cengel dan MA Boles, 2005

Analisa aliran massa uap pada closed feed water heater (Gambar 2.8), yakni:

m6 m7 m8



m7
Jika fraksi uap yang diekstraksikan terhadap uap total adalah y atau y
m8


m8


1 y atau m8 (1 y) m6 (2.20)
m6

Jika massa alir uap pada boiler adalah m , maka m6 m . Analisa untuk energi,
kerja pompa dan kerja turbin adalah sebagai berikut:

Kalor input pada boiler



Qin = m (h6 h5) (2.21)

Kalor output

Qout = (1-y) m (h8 h1) (2.22)

Kerja Turbin

WTurbin, total = m (h6 h7) + (1-y) m (h7 h8) (2.23)

42
Termodinamika II Teknik Mesin-Universitas Brawijaya 2012

Kerja Pompa

Wpmpa, total = Wpompa I + Wpompa II (2.24)



Wpmpa I = (1-y) m (h2 h1)
= v1 (P2 P1)

Wpompa II = y m (h4 h3)
= v3 (P4 P3)

REFERENSI

Michael J. Moran dan Howard N.Saphiro, Fundamentals of Engineering


Thermodynamics, John Willey & Sons, 1993

Y.A Cengel dan M.A Boles, Thermodymics An Engineering Approach, (5th


Edition), Mc Graw Hill, 2006

TUGAS

1. Suatu sistem tenaga uap bekerja dengan siklus Rankine. Uap keluar
boiler pada keadaan tekanan 80 bar dan temperatur 480 oC. Uap
kemudian diekspansikan pada turbin, sehingga uap keluar turbin pada
tekanan 0,08 bar. Uap didinginkan pada kondensor secara isobarik
sehingga kondisi mencapai cair jenuh. Diketahui effisiensi pompa
p = 0,7 dan effisiensi turbin T = 0,85. Hitunglah

a. Effisiensi thermal siklus !


b. Massa alir uap, agar kerja bersih (Wnet) yang dihasilkan 50 MW!

2. Suatu sistem tenaga uap bekerja dengan siklus Rankine dengan


sebuah open feed water heater. Uap keluar turbin tingkat pertama
pada keadaan 520oC, 120 bar. Uap kemudian diekspansikan hingga
tekanan 10 bar. Pada tekanan 10 bar tersebut sebagian uap diekstrak
dan dialirkan ke feed water heater dan sisanya diekspansikan ke turbin
tingkat kedua hingga 0,06 bar.
Uap keluar feed water heater pada kondisi cair jenuh pada tekanan 10
bar. Apabila pompa dan turbin bekerja secara isentropik, gambarkan
diagram T-s nya dan hitunglah :
a. Effisiensi thermal siklus !
b. Kerja siklus

43

Anda mungkin juga menyukai