Semua ini merupakan kurva peluang ditemukan elektron dari inti atom, dari hasil pemecahan
persamaan gelombang. Penggambaran tersebut dapat menimbulkan terjadinya miskonsepsi terhadap
bentuk fisik atom, yaitu seakan-akan atom merupakan benda yang seperti pada gambar bentuk orbital
tersebut, miskonsepsi ini terjadi karena misinterpretasi dan gambaran yang bersifat matematis menjadi
gambaran yang bersifat fisis.
5. Miskonsepsi Kedudukan elektron
Sebagian siswa menganggap bahwa elektron mengelilingi inti seperti planet mengelilingi
matahari, pendapat itu terbawa dengan pemahaman siswa terhadap penggambaran sistem tata surya
yang mirip dengan penggambaran susunan elekton menurut teori Niels Bohr. Padahal keberadaan
elektron dalam mengelilingi inti tidak sesederhana yang dibayangkan oleh siswa.
Dari gambar diatas, dapat dilihat bentuk orbital dari orbital s dan p. Bentuk orbital p adalah halter
yaitu terdapat dua daerah/cuping dengan ukuran yang sama. Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah
bagaimana bentuk orbital p jika orbital tersebut tidak terisi penuh. Kita ambil contoh dari atom unsur
golongan VIIA (halogen) yaitu F dengan nomor atom 9. Konfigurasi dari atom F adalah 1s 2 2s2 2p5.
Sebagaimana kita ketahui orbital p maksimal diisi oleh 6 elektron. Dari konfigurasi tersebut terlihat
bahwa orbital p tidak terisi maksimal. Lalu bagaimana bentuk dari orbital p tersebut? Apakah berubah
menjadi 1 daerah/cuping? Jawabannya adalah tetap atau tidak berubah yaitu dengan dua daerah/cuping.
Jumlah electron yang mengisi suatu orbital tidak mempengaruhi maupun merubah bentuk orbital
tersebut melainkan hanya merubah ukuran dari orbital tersebut, hal ini dikarenakan orbital adalah
keboleh jadian ditemukannya electron.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa telah terjadi kesalahpahaman atas penetapan bilangan
kuantum pada model atom, yaitu bilangan kuantum utama dipahami menunjukkan kulit atom. Penyajian
bilangan kuantum utama pada tabel diatas jelas menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Siswa akan
memiliki pemikiran bahwa atom hanya terdiri atas 7 kulit atau tingkat energi. Hal ini nampaknya
dikacaukan oleh fakta bahwa hingga kini atom unsur yang dikenal hanya melibatkan nomor kulit
ketujuh. Konsep yang benar adalah bahwa bilangan kuantum utama memiliki nilai dari 1, 2, 3, dan
seterusnya sampai tak berhingga. Bilangan kuantum utama menggambarkan tingkat energi utama dan
ukuran dari atom, bukan menyatakan kulit.
10. Miskonsepsi antara pengisian elektron dan penyusunan elektron
Pada pembelajaran mengenai konfigurasi atom suatu unsur, masih sering ditemui istilah pengisian
elektron untuk mepelajari susunan-susunan elektron di dalam suatu atom unsur. Berikut kutipan
penggunaan istilah ini dalam beberapa buku kimia untuk siswa SMA kelas XI semester gasal:
...Bagaimana pengisian elektron ke dalam orbital? Pengisian orbital oleh elektron mengikuti aturan
dengan memperhatikan tiga hal, yaitu asas AufBau, asas larangan Pauli, dan asas Hund. (Partana, C.F.
dan Wiyarsi, A., 2009: 11)
Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi semua elektron menurut orbital-orbital yang
ditempati. Pengisian elektron dalam orbital-orbital mengikuti aturan-aturan berikut.... (Harnanto A.
Dan Ruminten, 2009: 12)
Untuk atom berelektron banyak pengisian mengikuti aturan aufbau, yaitu dimulai dari tingkatenergi
yang lebih rendah kemudian mengisi tingkat energi berikutnya.... (Fauziah N., 2009: 6)
Penggunaan istilah pengisian elektron ini kurang tepat sehingga perlu diperbaiki. Istilah
pengisian seolah menggambarkan bahwa elektron yang terdapat dalam suatu atom berasal dari luar
atom. Padahal tidak demikian. Elektron telah tersusun di dalam atom sedemikian sehingga memberi
sifat khas pada atom tersebut yang membedakannya dengan atom unsur-unsur lain. Penggunaan istilah
ini perlu diperbaiki agar tidak terjadi miskonsepsi. Istilah yang lebih tepat untuk menggantikan istilah
ini adalah p0enyusunan elektron.
11. Konfigurasi elektron bilangan kuantum menjelaskan berbagai unsur dalam sistem
periodik.
Berdasarkan kajian teoritik mengenai konfigurasi elektron dari berbagai buku teks, terutama
terbitan luar. Tidak ditemukan penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom. Dengan kata lain
konfigurasi elektron Bohr sudah tidak relevan dengan konsep kekinian ilmu kimia. Dalam buku teks
sudah sangat jelas dituliskan bahwa konfigurasi elektron Bohr hanya berlaku untuk unsur hidrogen saja
yang memiliki satu elektron disekitar inti atom. Untuk unsur yang memiliki lebih dari satu elektron
harus menggunakan konfigurasi mekanika kunatum berdasarkan tingkatan enegi elektron. Sehingga
standar isi tentang konfigurasi elektron untuk kelas X sebaiknya tidak dipakai lagi, hal ini akan
menghilangkan miskonsepsi dalam memaknai konfigurasi elektron yang diajarkan di kelas XI
Daftar Pustaka
Sudarmo, U. (2009). Miskonsepsi Siswa SMA Terhadap Konsep-Konsep Kimia. Prosiding Seminar
Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2009. http://snkpk.fkip.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2016/05/A-12_Miskonsepsi-Siswa-SMA-Terhadap-Konsep-Konsep-Kimia_Unggul-
Sudarmo.pdf. 2 Oktober 2016.
http://isma-chemistry.blogspot.co.id/2014/03/miskonsepsi-materi-konfigurasi-elektron.html
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/article/view/1114/2119