Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan elektron-
elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.[1] Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat
bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu
ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai
kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak
bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu
pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik
tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan
emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak
boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron
hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di
dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu
pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam
menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.
Daftar isi
[sembunyikan]
Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama; ia
akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau
menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan
oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.[6][n 2]
Itrium 39 [Kr] 5s2 4d1 Lantanum 57 [Xe] 6s2 5d1 Aktinium 89 [Rn] 7s2 6d1
Gadolinium 64 [Xe] 6s2 4f7 5d1 Kurium 96 [Rn] 7s2 5f7 6d1
Indium 49 [Kr] 5s2 4d10 5p1 Talium 81 [Xe] 6s2 4f14 5d10 6p1
Selamat datang di softilmu, blog sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan
penuh keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi ilmu tentang KONFIGURASI
ELEKTRON, beberapa topik utamanya adalah Pengertian Konfigurasi
Elektron, Sejarah Konfigurasi Elektron, Konfigurasi Elektron Berdasarkan Kulit
Atom, Elektron Valensi, Peraturan Untuk Menentukan Konfigurasi Elektron, Cara
Penulisan Konfigurasi Elektron, Konfigurasi Elektron Ion, dan Hubungan
Konfigurasi elektron dengan Sistem Periodik Unsur.
Elektron mengorbit pada tingkat energi tertentu disebut kulit. Kulit elektron
adalah sekelompok orbital dengan tingkat energi sama. Selain adanya kulit,
terdapat juga sub kulit yang merupakan sekelompok orbita-orbital yang sempunyai
label orbital yang sama, yaitu yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga
orbital 2p membentuk subkulit. Pemodelan ini dibuat oleh Neils Bohr yang
merupakan orang pertama mengusulkan perioditas dalam tabel periodik dan dapat
dijabarkan dengan struktur elektron dalam atom.
KONFIGURASI ELEKTRON
Stu tahun kemudian, E.C Stoner memasukkan bilangan kuantum ketiga ke dalam
deskripsi kulit elektron dan dengan benar memprediksi struktur sulfur sebagai
2.8.6. Tetapi baik Bohr maupun Stoner tidak dapat menjelaskan dengan baik
perubahan spektra atom dan medan magnet.
Lalu, dengan meminta bantuan Wolfgang Pauli, yang menyadari bahwa efek
Zeeman diakibatkan oleh elektron terluar atom. Ia juga dapat menghasilkan
kembali struktur kulit stoner yang benar dengan pemasukan sebuah bilangan
kuantum keempat.
Setiap kulit memiliki lambang dimana K sama dengan kulit pertama dekat dengan
inti atom, L setelahnya, M setelah L, dan N setelah M. Banyaknya kulit yang terisi
elektron menunjukkan periode. Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-
masing kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulitnya. Jika masih ada sisa
elektron yang tidak bisa lagi ditampung pada kulit tersebut maka diletakkan pada
kulit selanjutnya.
Tabel diatas adalah pengisian konfigurasi elektron pada atom golongan utama.
D. ELEKTRON VALENSI
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan dalam reaksi
kimia adalah elktron terluar atau elektron valensi. Jumlah elktron valensi
ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi
elektron atom tersebut. Unsur yang memiliki jumlah elektron valensi yang sama
akan memiliki sifat kimia yang sama pula.
ELEKTRON VALENSI
Tabel diatas adalah tabel penentuan jumlah elektron valensi sekaligus hubungan
konfigurasi elektron dan elektron valensi.
1. Asas Aufbau
Menurut aasas ini, elektron dalam atom sebisa mungkin memiliki energi terendah.
Pengisian elektron pada orbital selalu dimulai dari orbital 1s atau tingkat energi
terendah. Jika orbitas 1s sudah penuh, elektron akan masuk ke dalam orbital 2s,
demikian seterusnya.
Besarnya tingkat orbital bergantung pada harga bilangan kuantum utama (n) dan
bilangan kuantum azimuth (l). Orbital dengan harga n+ l lebih besar mempunyai
tingkat energi lebih besar. Bila harga n+ l sama maka orbital yang mempunyai
harga n lebih besar mempunyai energi yang lebih besar.
Urutan tingkat energi dalam pengisian elektron sebagai berikut .
PENGISIAN ELEKTRON
2. Larangan Pauli
Asas larangan pauli menyebutkan tidak mungkin dalam sebuah atom ada dua
elektron dengan harga keempat bilangan kuantum yang sama. Maksudnya, dalam
sebuah atom, dua buah elektron mungkin memiliki harga n, l, dan ml yang sama,
tetapi harga snya pasti berbeda. Jadi, larangan pauli menjelaskan suatu orbital
maksimum yang hanya dapat ditempati dua elektron yang arah spinnya
berlawanan. Subkulit s mempunyai 1 orbital, elektron maksimalnya 2.
3. Kaidah Hund
Pada pengisian orbital-orbital yang berenergi sama maka elektron akan menempati
orbital secara sendiri-sendiri dengan spin yang paralel kemudian baru berpasangan.
Keadaan ennergi terendah adalah yang memiliki elektron tak berpasangan yang
paling banyak.
Subkulit ditulis sesuai urutan nomor kulit yang sama kemudian untuk kulit
berikutnya lebih tinggi
Contoh :
2. Penyingkatan menggunakan konfigurasi elektron gas mulia terdekat
Contoh :
Hal tersebut terjadi karena orbital setengah penuh (d 5) dan penuh (d10) lebih stabil.
Ion negatif terbentuk dari atom netral dengan menarik elektron untuk mengisi
orbit dari subkulit terluar yang belum penuh.
Contoh:
Nah itulah pembahasan kita pada artikel kali ini Tentang Konfigurasi Elektron.
Mudah mudah dapat bermanfaat. Apabila masih ada yang belum dimengerti,
silahkan sahabat mengisikannya di kotak komentar di bawah. Terimakasih telah
berkunjung di softilmu, jangan lupa like, follow, dan komentarnya ya
Konfigurasi Elektron (Artikel Lengkap)
Konfigurasi elektron adalah susunan atau distribusi elektron-elektron pada sebuah atom
atau molekul. Susunannya mengikuti aturan khusus. Aturan tersebut antara lain prinsip
aufbau, kaidah hund, dan larangan pauli. Menurut hukum mekanika kuantum, untuk sistem
yang hanya memiliki satu elektron, elektronnya dapat berpindah dari satu konfigurasi ke
konfigurasi lain dalam bentuk foton. Konfigurasi elektron menunjukkan jumlah elektron pada
setiap sublevel. Sublevel pertama adalah 1s, kemudian 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya.
Masing-masing elektron dapat berpindah dengan sendirinya di dalam sebuah orbital. Salah
satu contoh konfigurasi elektron adalah atom neon dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p6.
Pengetahuan tentang konfigurasi elektron di setiap atom sangat berguna untuk memahami
struktur tabel periodik. Konsep konfigurasi elektron ini juga berguna untuk menjelaskan
konsep ikatan kimia, sifat laser, dan semikonduktor.
Sebuah kulit elektron adalah beberapa subkulit yang berbagi bilangan kuantum yang sama
yaitu n (nomor sebelum angka dalam sebuah orbital). Sebuah atom dengan kulit ke-n dapat
berisi 2n2 elektron. Misalnya, kulit pertama dapat berisi 2 elektron, kulit kedua dapat berisi
hingga 8 elektron, dan kulit ketiga 18 elektron. Faktor yang membuatnya selalu genap
adalah karena subkulit dapat menjadi dua bergantung pada putaran elektronnya. Setiap
orbital dapat dimasuki sampai dua elektron dengan putaran yang berlawanan, satu dengan
putaran +1/2 (biasanya dilambangkan dengan tanda panah ke atas) dan satu dengan
putaran 1/2 (dilambangkan dengan tanda panah ke bawah).
Subkulit adalah sebuah tempat di dalam kulit yang berisi bilangan azimuth yaitu . Nilai dari
(0, 1, 2, atau 3) sesuai dengan masing-masing label s, p, d, dan f. Jumlah maksimum
elektron yang bisa ditempatkan di sebuah subkulit dirumuskan sebagai 2(2+1). Pada
subkulit s maksimum 2, 6 elektron pada subkulit p, 10 pada subkulit d, dan 14 pada subkulit
f.
Jumlah elektron yang dapat mengisi setiap kulit dan masing-masing subkulit muncul dari
perhitungan mekanika kuantum, tertama prinsip larangan Pauli, dimana tidak ada dua
elektron di satu atom yang memiliki nilai bilangan kuantum yang sama.
Superscript 1 pada notasi tidak wajib dicantumkan. Umumnya hurup orbital (s, p, d, f)
dicetak miring meskipun IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry
merekomendasikan huruf normal. Huruf yang dicetak miring saat ini digunakan untuk
mewakili salah satu kategori garis spektrum seperti sharp, principal, diffuse, dan
fundamental (atau fine).
2.1. Penyingkatan Konfigurasi Elektron
Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini dapat menjadi sangat panjang. Maka dari itu,
diperlukan sebuah singkatan untuk mewakili notasi tertentu. Gas mulia (2 He, 10 Ne, 18 Ar,
36 Kr, 54 Xe, dan 86 Rn) bisa digunakan untuk mewakili notasi tertentu. Misalnya fosfor
yang salah satu bagian notasinya diwakili oleh neon (1s2 2s2 2p6) sehingga menjadi [Ne]
3s2 3p3. Kaidah ini sangat berguna untuk membantu memahami konfigurasi elektron yang
panjang.
Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa suatu
elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk
susunan elektron yang lebih stabil. Untuk konfigurasi elektron yang berakhir pada sub kulit
d berlaku aturan penuh dan setengah penuh. Contohnya adalah sebagai berikut:
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Dari contoh diatas terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk
menjadi setengah penuh. Maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d.
Unsur yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan jumlah elektron. Misalnya
adalah besi (Fe) yang mempunyai nomor atom 26 dan mempunyai konfigurasi elektron [Ar]
3d64s2. Jika Fe terionisasi menjadi Fe2+, maka elektron Fe berkurang 2 dari jumlah asal.
Sehingga konfigurasi Fe2+ adalah [Ar] 3d6. Ingat, jika sebuah atom mengalami ionisasi maka
yang berkurang adalah elektron valensi (elektron terluar).
Sebagai contoh, keadaan dasar konfigurasi atom sodium adalah 1s2 2s2 2p6 3s, yang berasal
dari prinsip Aufbau. Keadaan tereksitasi pertama diperoleh dengan menukar elektron 3s
menjadi 3p sehingga menjadi 1s2 2s2 2p6 3p yang dapat disingkat menjadi level 3p. Atom
dapat berpindah dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dengan menyerap atau melepaskan
energi.
Bohr sangat menyadari kekurangan prinsipnya tersebut. Ia menulis surat untuk temannya
Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya untuk menjaga teori kuantumnya (sistem yang
kini dikenal sebagai teori kuantum lama). Pauli menyadari bahwa efek Zeeman hanya
berlaku pada elektron terluar dari atom dan dapat mereproduksi struktur kulit Stoner.
Persamaan Schrdinger yang dipublikasikan pada tahun 1926 memberikan tiga dari empat
bilangan kuantum sebagai kesimpulan langsung dari penyelesaiannya terhadap atom
hidrogen. Penyelesaiannya tersebut merupakan hasil dari orbital atom yang saat ini
diajarkan di textbook kimia.
Maksimal dua elektron dimasukkan ke dalam orbital untuk meningkatkan energi orbital:
energi terendah dalam orbital diisi sebelum elektron ditempatkan di energi tertinggi dalam
orbital.
Prinsip tersebut bekerja dengan sangat baik (dalam keadaan dasar atom) untuk 18 elemen
pertama, kemudian berkurang terhadap 100 elemen berikutnya. Bentuk modern dari prinsip
Aufbau menjelaskan urutan energi orbital yang diberikan oleh aturan Madelung. Aturan ini
pertama kali dinyatakan oleh Charles Janet pada tahun 1929, kemudian diteliti ulang oleh
Erwin Madelung pada tahun 1936, dan diberikan pembenaran teoritis oleh V.M.
Klechkowski. Bunyi aturan Madelung adalah sebagai berikut:
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, (8s, 5g, 6f, 7d, 8p, dan
9s)
Orbital yang di dalam tanda kurung tidak berisi atom setelah atom dengan nomor atom
tertinggi yaitu Uuo = 118.
Prinsip Aufbau dapat diaplikasikan untuk memodifikasi susunan proton dan neutron di inti
atom bersama dengan model kulit dari fisika nuklir dan kimia nuklir.
6. Hubungan Konfigurasi Elektron
dengan Tabel Periodik
Bentuk dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom yang
terdapat disana. Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki konfigurasi
elektron [E] ns2 (dimana [E] merupakan konfigurasi gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat
kimia. Umumnya, perioditas tabel periodik dalam blok tabel periodik bergantung pada jumlah
elektron yang diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit elektron terluar sering disebut elektron valensi dan menentukan sifat kimia. Harus
diingat bahwa kemiripan sifat kimia telah ada lebih dari satu abad sebelum teori konfigurasi
elektron. Belum jelas seberapa jauh aturan Madelung menjabarkan (bukan hanya
menjelaskan) tabel periodik. Meski beberapa sifat jelas berbeda dengan perbedaan urutan
pengisian orbital.
Konfigurasi elektron juga dapat digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel
periodik. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur
ditentukan dengan menggunakan tabel seperti dibawah.
Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama).
Sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B
(transisi).
Berikut adalah contoh menentukan golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi
elektron:
Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5) atau
penuh (d10) bersifat lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh
(d4) atau hampir penuh (d8 atau d9). Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada
d4, d8, atau d9, maka satu atau semua elektron pada orbital s pindah ke orbital d. Dibawah
ini adalah beberapa contoh penyimpangan orbital d.
Konfigurasi elektron dari molekul poliatomik dapat berubah tanpa penyerapan atau
pelepasan foton melalui sambungan bergetar.
Dalam padatan, elektron menjadi sangat banyak. Elektron tidak menjadi berlainan, dan
bercampur secara efektif menjadi rentang kemungkinan keadaan secara berkelanjutan
(disebut pita elektron). Gagasan tentang konfigurasi elektron menjadi tidak relevan dan
menghasilkan teori pita.
Pendekatan lebih lanjut juga diterapkan di kimia komputasi. Dimana digunakan untuk
membuat perkiraan kuantitatif terhadap sifat kimia. Selama beberapa tahun, perhitungan
mengandalkan perkiraan kombinasi linear orbital atom (LCAO), menggunakan basis set
orbital atom yang lebih besar dan lebih kompleks sebagai titik awal. Langkah berikutnya
adalah menghitung penempatan elektron di antara orbital-orbital molekul dengan
menggunakan prinsip Aufbau. Tidak semua metode penghitungan kimia mengandalkan
konfigurasi elektron. Misalnya teori tingkat fungsional (DFT).
Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, pergerakan elektron saling
berhubungan. Konfigurasi elektron dengan angka yang sangat besar diperlukan untuk
menjelaskan semua sistem multielektron, dan tidak ada energi yang dapat dikaitkan dengan
satu konfigurasi. Namun, fungsi gelombang elektron biasanya didominasi oleh konfigurasi
dalam jumlah yang sangat kecil dan gagasan konfigurasi elektron menjadi sangat esensial
untuk sistem multielektron.
Hello sobat, konfigrurasi elektron sebuah atom adalah gambaran dari tata letak elektron yang
terdistribusi di orbital sebuah atom. Umumnya, konfigurasi elektron digunakan untuk mendeskripsikan
orbital atom dalam keadaan normal. Namun demikian konfigurasi elektron juga bisa digunakan untuk
atom yang terionisasi menjadi kation dan anionnya. Asal sobat tahu sifat fisik dan kimia sebuah unsur
sangat erat kaitannya dengan konfigruasi unik elektronnya. Konfigurasi elektron menentukan
bagaimana dan berapa elektron valensi dari sebuah atom. Elektron valensi inilah yang berperan
besar membentuk sifat unik dari setiap unsur.
Sebelum kita menentukan konfigurasi elektron dalam orbital-orbitalnya yuk kita refresh sebentar
tentang konsep-konsep dasar yang diperlukan dalam konfigurasi elektron. Sobat ingat kembali bahwa
setiap unsur dalam tabel unsur periodik terdiri dari atom yang tersusun dari 3 komponen, proton,
elektron, dan neutron. Elektron adalah muatan negatif yang ditemukan mengelilingi inti atom. Elektron
mengelilingi inti atom menurut orbitalnya.
Apa itu Orbital Elektron?
Orbital atom adalah sebuah fungsi yang menggambarkan perilaku dari elektron. Orbital juga sering
disebut sebagai volume ruang atau ruang tiga dimensi dimana 95% kemungkinan elektron ditemukan
di ruang tiga dimensi tersebut (probabilitas 95%). Ada 4 jenis orbital yaitu orbital s, P, d, dan f.
Masing-masing orbital memiliki bentuk dan jumlah maksimum elektron yang berbeda-beda.
Selengkapnya bisa di baca di Apa itu Orbital Elektron?.
Konfigurasi elektron dari setiap unsur bersifat unik dan ini tercerminkan dalam letak unsur tersebut
dalam tabel periodik unsur. Tingkat energi (orbital) dari setiap elektron tergantung letak periode dan
jumlah elektron dalam atom unsur tersebut. Orbital yang sama tapi bisa memiliki tingka energi yang
berbeda. Misalnya orbital 1s dan 2s keduanya secara karakteristik (bentuk, sifat, dll) sama yaitu
orbital s tapi mereka berada pada tingkat energi yang berbeda, mereka menempati raung volume
yang berbeda. Setiap jenis orbital bisa mewakili blok-blok unsur dalam tabel periodik unsur.
Blok s adalah blok yang beranggotakan logam alkali termasuk helium (golongan 1 dan 2).
Blok d adalah bok logam transisi (golongan 3 sampai dengan golongan 12)
Blok p adalah blok unsur dari golongan (13 s.d. 18)
Blok f adalah kelompok lanthanida dan aktinida.
Jadi sobat bisa sangat terbantu untuk mengetahui konfigurasi elektron jika melihat tabel periodik
unsur. Akan tetapi selian dengan menggunakan SPU ada aturan-aturan khusus yang bisa sobat
pakai untuk menentukan konfigruasi elektron berikut orbitalnya.
1s, 2s, 2 p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4 p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5 d, 6 p, 7s, 5f, 6 d, dan 7 p
Untuk lebih mudah mengingat pola orbital elektron tersebut sobat bisa menggunakan garis miring
berikut untukk menentukan subkulit yang berhubungan satu dengan lainnya.
Aturan Hund
Aturan hund didasarkan pada data valin spektroskopi atom. Atruan ini mengikat bahwa:
Proses pengisian elektron ke dalam orbital pertama kali akan mengisi semua orbital dengan tingkat
energi yang sama terlebih dahulu sebelum memasangkan dengan elektron lain di orbital yang
setengah penuh.
Jadi tidak boleh mengisi langsung dua elektron pada satu orbital yang sama.
Contoh
Konfigurasi elektron pada unsur Nitrogen (Z=7) adalah 1s2 2s2 2p3 maka pengisian elektron pada
orbitalnya yang tepat adalah
Misalnya kita akanmenuliskan konfigurasi elektron mulai dari unsur boron ke neon yang sama-sama
memiliki subkulit 2p
1. B (Z = 5) konfigurasinya 1s2 2s2 2p1
2 6
6. Ne (Z = 10) konfigurasinya 1s2 2s 2p
Pengecualian Aturan Aufbau
Meskipun aturan aufbau sudah menjelaskan bagaimana proses membangun konfigrasi elektron
secara akurat, namun faktanya ada pengecualian yang terjadi. Contohnya pada logam transisi dan
beberapa unsur logam berat. Elektron sudah lompat ke orbital yang lebih tinggi padahal orbital di
bawahnya belum penuh. Berikut diantaranya
Unsur Konfigurasi
5 1
Chromium [Ar] 3d 4s
1 4
Niobium [Kr] 5s 4d
1 5
Molybdenum [Kr] 5s 4d
1 7
Ruthenium [Kr] 5s 4d
1 8
Rhodium [Kr] 5s 4d
10
Palladium [Kr] 4d
1 10
Perak [Kr] 5s 4d
2 1 1
Cerium [Xe] 6s 4f 5d
2 7 1
Gadolinium [Xe] 6s 4f 5d
1 14 9
Platinum [Xe] 6s 4f 5d
1 14 10
Emas [Xe] 6s 4f 5d
2 1
Aktinium [Rn] 7s 6d
2 2
Thorium [Rn] 7s 6d
2 2 1
Protactium [Rn] 7s 5f 6d
2 3 1
Uranium [Rn] 7s 5f 6d
2 4 1
Neptunium [Rn] 7s 5f 6d
2 2 1
Curium [Rn] 7s 5f 6d
2 14 1
Lawrencium [Rn] 7s 5f 7p
Yuk sobat kita lanjut ke bagaimana cara menulis konfigurasi elektron dari sebuah atom
Contoh
Coba sobat tuliskan konfigurasi elektron dari alumunium?
Jika melihat ke tabel periodik unus alumunium berada di periode 3 dengan nomor atom 13. Ia berada
di blok p. Jadi konfigurasi elektronnya subkulit terakhirnya pasti 3p. Alumunium akan mengsisi penuh
orbital 1s, 2s, 2p, dan 3s sebanya 12 elektron (2+2+6+2). Jadi sisa 1 elektron akan mengisi sub kulit
3p.
Zinc adalah unsur yang berada di blok d maka konfigurai elektronnya jika dituliskan menggunakan
notasi spdf adalaah
2 2 6 2 6 2 10
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
3. Notasi Gas Mulia
Gas mulia memiliki konfigurasi-konfigurasi elektron yang paling stabil dalam artian semua subkulit
mereka akan terus terisi penuh. Dengan demikian ia bisa digunakan sebagai alat bantu untuk
menuliskan konfigurasi elektron dengan notasi yang lebih pendek dan praktis dibandingkan dengan
notasi spdf. Cara menuliskannya adalah menuliskan lambang unsur gas mulia di dalam kurung siku
sebagai pengganti konfigurasi gas mulia tersebut diikuti dengan konfigurasi sisanya.
Contoh
Pada poin sebelumnya kita sudah mencari konfigurasi elektron dari unsur Zinc sebagai berikut:
2 2 6 2 6 2 10
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
ternyata eh ternyata
2 2 6 2 6
1s 2s 2p 3s 3p adalah konfigurasi dari unsur Ar
Jadi sobat bisa menuliskan konfigurasi elektron dengan lebih pendek menjadi
2 10
[Ar] 4s 3d