Anda di halaman 1dari 7

Nomor Induk Kependudukan

Nomor Induk Kependudukan atau NIK adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat
unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia.
NIK berlaku seumur hidup dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh
Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

NIK terdiri dari 16 digit. Kode penyusun NIK terdiri dari 2 digit awal merupakan kode
provinsi, 2 digit setelahnya merupakan kode kota/kabupaten, 2 digit sesudahnya kode kecamatan,
6 digit selanjutnya merupakan tanggal lahir dalam format hhbbtt (untuk wanita tanggal ditambah
40), lalu 4 digit terakhir merupakan nomor urut yang dimulai dari 0001.

Pada saat pengisian form rekam medik, perawat dapat menanyakan NIK kepada pasien
yang tercantum pada KTP untuk ditulis di rekam medik.

Contoh NIK pada KTP :

Gambar 1
Gambar 2

JENIS KELAMIN

Definisi

Jenis kelamin menurut Hungu (dalam Cahya, 2012) adalah perbedaan antara perempuan
dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Menurut Hurlock (dalam Soetjiningsih,
2012) jenis kelamin anak laki-laki atau perempuan sudah ditentukan pada saat konsepsi; dan
sesudahnya tidak ada yang dapat mengubah jenis kelamin anak.

Efeknya pada perkembangan selanjutnya/pra lahir yaitu jenis kelamin akan memengaruhi
perbedaan dalam perkembangan fisik dan psikis anak laki-laki dan perempuan. Selain itu apa jenis
kelamin seseorang akan memengaruhi bagaimana perlakuan lingkungan terhadap anak sesuai jenis
kelaminnya.

Pada form rekam medik dilingkari pada LAKI-LAKI atau PEREMPUAN sesuai jenis kelamin
pasien.
Contoh penampilan laki-laki dan perempuan :

Laki Laki Perempuan

Gambar 3 Gambar 4
SUKU / RAS

Definisi

Beberapa pengertian ras menurut para ahli, antara lain :

Menurut Bruce J. Cohen, ras adalah pengelompokkan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik
atau biologis individu di dalamnya yang sama dan diwariskan secara turun temurun. (baca
juga: Faktor Perubahan Sosial)
Menurut Horton dan Hunt, ras adalah pengelompokkan manusia berdasarkan
perbedaannya (bukan persamaannya) dengan kelompok manusia lain berdasarkan ciri-ciri
fisik bawaannya.

Ciri-ciri fisik yang dijadikan dasar pengelompokkan ras adalah ciri-ciri yang dapat terlihat atau
tampak oleh orang lain. Hal ini bisa meliputi bentuk hidung, warna kulit, warna mata, warna
rambut, dan lain-lain. Ciri-ciri fisik ini disebut juga ciri biologis karena secara biologis (dalam
pelajaran genetika) ciri ini diwariskan kepada keturunan-keturunan berikutnya.

Suku/Ras merupakan salah satu penanda atau acuan yang dapat digunakan untuk mengetahui
status kesehatan gigi dan mulut pasien. Praktik-praktik yang bervariasi yang terdapat pada budaya,
adat dan kepercayaan pada suku suku tertentu dapat mempengaruhi kondisi gigi dan mulut. Hal
ini dapat bervariasi mulai dari diet, perilaku atau sikap dalam mencari perawatan, penggunaan
pengobatan tradisional dan lain-lain. Semua faktor-faktor ini patut dipertimbangkan pada saat
mendiagnosis pasien yang akan dirawat.

Ras di Indonesia

Secara umum, suku dan ras bangsa Indonesia dapat dibagi seperti berikut:

1. Suku Bangsa / Ras Papua Melanesia.

Bangsa yang mempunyai ciri kulit hitam, rambut keriting, badan kekar, hidung mancung, dan
bibir tebal ini banyak terdapat di Pulau Papua dan Kepulauan Aru yang terkenal dengan sebutan
suku Tapiro. Ras Papua Melanesia merupakan suku bangsa asli yang mendiami Indonesia sebelum
datangnya nenek moyang bangsa Indonesia.
2. Suku Bangsa / Ras Veddoid

Orang-orang Veddoid mempunyai ciri, antara lain perawakan kecil, rambut berombak, dan kulit
sawo matang. Mereka berasal dari Sri Langka.

Suku bangsa di Indonesia yang termasuk ras Veddoid, yaitu Suku Toala di Semenanjung Barat
Daya Sulawesi, Suku Tomuna di Pulau Muna, Suku Gayo di sekitar Danau Toba, Suku Kubu di
Jambi, Suku Sakai di Siak, dan Suku Tomuna di Kepulauan Mentawai. Suku-suku tersebut
mempunyai persamaan ciri dengan Suku Senai di Malaysia.

3. Suku Bangsa / Ras melayu Tua / Proto Melayu

Ras ini mempunyai ciri-ciri : rambut ikal atau lurus, muka bulat, kulit sawo matang, badan tinggi
ramping, hidung sedang / lebar, kebudayaan masih asli, menganut paham animisme dan
dinamisme, dan membawa kebudayaan zaman batu muda (neolithikum).

Suku bangsa di Indonesia yang termasuk golongan ini adalah Suku Batak di Sumatera Utara,
Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Sasak di Lombok, Suku Nias di Kepulauaun Nias, Suku
Kubu di Sumatera Selatan, dan Suku Dayak di Kalimantan Tengah .

4. Suku Bangsa/ Ras Melayu Muda/ Deutro Melayu

Suku bangsa di Indonesia yang masih ada dan termasuk ras Melayu Muda antara lain Suku Jawa,
Suku Abli, Suku Madura di Jawa Timur, Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Suku Aceh, Suku
Minagkabau di Sumatera Barat, dan Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

5. Ras-Ras Lain

Selain keempat ras yang mendominasi wilayah Indonesia, ada beberapa kelompok bangsa atau
ras tertentu yang ikut tinggal di beberapa wilayah Indonesia. Di antara ras-ras tersebut adalah
orang-orang Cina, Jepang, Korea, orang-orang Arab, Pakistan, dan India. Orang-orang Cina,
Jepang, dan Korea merupakan kelompok ras Mongoloid Induk atau Asiatic Mongoloid. Sedangkan
orang-orang Arab, Pakistan dan India merupakan kelompok ras Kaukasoid.
Suku/ras yang terdapat di pulau Sulawesi adalah sebagai berikut :

Sulawesi Utara Kulawi Luwu, tinggal di


kabupaten Luwu.
Minahasa Lauje
Maiwa
- Babontehu Lore
Makassar
- Bantik Mori
Mamuju
- Pasan Ratahan Padoe
Mandar
- Tonsea Pamona
Toala/ Pannei
- Tontemboan Saluan
Toraja
- Toulour Tojo
Sulawesi Barat
- Tonsawang Toli Toli
Mamasa
- Tombulu Tomini
Mandar
Sangir-Talaud Ulumanda
Toraja
Gorontalo Una Una

Gorontalo Sulawesi Selatan


Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tengah Bentong
Buton
Ampana Bugis
Moronene
Balantak Campalagian
Muna
Banggai Duri,
Mekongga
Bungku Enrekang,
Tolaki
Buol Konjo Pegunungan
Wolio
Dampeles Konjo Pesisir

Kaili
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Bab I pasal 1 ayat 12


(UU/2006/23)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Bab IV (UU/2006/23)
3. Hungu. 2007.Pengertian Jenis Kelamin.
4. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
5. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia
Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. ISBN 9789790644175.
6. Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute
of Southeast Asian Studies. 2003.

Anda mungkin juga menyukai