Anda di halaman 1dari 11

SEMBILAN UNSUR ETNOGRAFI SUKU PAMONA

NAMA : ENJELI MARIANA SANUEL


NIM : 2022041034139

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas Rahmat Dan
Karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas membuat makalah mata kuliah
Etnografi Papua dari Ibu Christine O.I. Sanggenafa, S.Sos, M.Si.

Saya menyadari dalam menyusun makalah ini tidak semudah seperti menulis
karangan fiksi. Dan juga bahwa makalah ini tidak lepas dari adanya kekurangan,
Oleh sebab itu, kritik/masukan serta saran yang membangun sangat diharapkan.

Akhirnya, dengan selesainya makalah ini, saya dengan rendah hati


mempersembahkan. Semoga bermanfaat.

Jayapura, 8 November 2022

ENJELI MARIANA SANUEL


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Letak suku/Kabupaten suku berada......................................................................4
1.1 Luas wilayah....................................................................................................4
1.2 Jumlah penduduk..............................................................................................4
1.3 Batas wilayah...................................................................................................4
B. Sejarah Suku Pamona...........................................................................................5
1.4 Sejarah nama suku Pamona..............................................................................5
1.5 Asal mula suku Pamona...................................................................................5
C. Bahasa Pamona angka 1-10................................................................................6
D. Sistem Mata Pencaharian......................................................................................6
E. Sistem Teknologi..................................................................................................7
1.6 Alat yang dipakai untuk menunjang system mata pencaharian.......................7
F. Sistem Pengetahuan (Cara membuat makanan khas Pamona)..............................7
H. Sistem Religi “ Tuhan’’ dalam bahasa Pamona dan kepercayaan suku pada hal
gaib............................................................................................................................8
I. Kesenian.................................................................................................................9
1.7 Sistem pembayaran mas kawin ceritakan proses dan sebutkan harta yang
diberikan.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
1.8 Link internet yang di kutip.............................................................................10
1.9 Nama, umur, dan status yang di wawancarai................................................10
PEMBAHASAN

A. Letak suku/Kabupaten suku berada :


Pamona (sering kali disebut sebagai suku Poso, Bare'e, atau To Pamona) mendiami
hampir seluruh wilayah Kabupaten Poso, sebagian Kabupaten Tojo Una-Una dan
sebagian Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah;

1.1 Luas wilayah :

Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi


Tengah, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 7.112,25 km²

1.2 Jumlah penduduk :

Berpenduduk sebanyak 248.325 jiwa

1.3 Batas wilayah :

Utara ➡ Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong

Timur ➡ Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara

Selatan ➡ Sulawesi Selatan

Barat ➡ Kabupaten Sigi


B. Sejarah Suku Pamona
Wilayah dataran tinggi di sekeliling Danau Poso merupakan rumah bagi tujuh
subsuku dengan hubungan kekerabatan dekat, yang menurut legenda adalah
keturunan dari enam saudara laki-laki dan satu saudara perempuan.

Legenda tersebut menjelaskan bahwa setelah mereka menggulingkan penindas


mereka, ketujuh saudara tersebut memutuskan untuk berpisah dan membentuk
komunitasnya sendiri. Untuk mengenang kejadian ini, mereka membuat tujuh
"batu pemisahan" (bahasa Pamona: Watu Mpoga'a) yang masih dapat ditemukan
saat ini di Tentena.

1.4 Sejarah nama suku Pamona :

Asal kata Pamona diambil dari nama bukit bernama Pamona di Tentena,
suatu desa di pesisir utara danau Poso. Bukit tersebut dinamai Pamona
karena banyak ditumbuhi pohon Pamona.

Di atas bukit tersebut dibangun sebuah istana kerajaan. Raja yang berkuasa
di daerah tersebut diberi nama Raha Pamona, sesuai dengan nama bukit
yang ditumbuhi banyak pohon Pamona. Pohon ini juga tumbuh di sekitar
istana raja. Lama-lama kerajaan ini besar hingga meliputi negeri yang berada
di sekitar danau Poso.

1.5 Asal mula suku Pamona :

Nenek Moyang Suku Pamona berasal dari dataran Salu Moge (luwu Timur).
Karena berada di atas gunung yang jauh dari pusat pemerintahan, sehingga
mereka diturunkan oleh Macoa Bawalipu mendekati pusat pemerintahan,
yaitu di sekitaran wilayah Mangkutana (luwu Timur).
Suku ini menggunakan Bahasa Pamona dalam komunikasinya. Bahasa ini
merupakan rumpun dari bahasa Malayo-Polinesia dan turun ke bahasa Kaili-
Pamona. Bahasa Pamona hanya memiliki ragam lisan saja, tidak memiliki
ragam tulisan atau aksara. Tahun 1912 bahasa Pamona pernah diteliti, dan
bahasa ini kemudian disebut dengan bahasa Bare’e. dari hasil penelitian
tersebut, bahasa Pamona sekelompok dengan bahasa Napu, Besoa, dan
Ledoni. Penuturan Bahasa Pamona dipakai oleh sebagian besar suku yang
mendiami daerah Poso.

Di Poso Provinsi Sulawesi Tengah, terdapat berbagai macam suku. Namun


suku yang mendominasi wilayah Poso adalah suku Pamona. Makanya,
kadang suku Pamona disebut juga dengan suku Poso atau orang Poso.
Padahal suku Poso tidak ada, yang ada hanyalah wilayah Poso yang didiami
oleh sebagian besar suku Pamona. Suku Pamona sebagian besar menganut
agama Kristen. Agama ini masuk daerah sekitar 100 tahun yang lalu dan
sampai sekarang diterima sebagai agama rakyat.
Saat ini semua gereja-gereja yang sealiran dengan gereja ini bernaung
dibawah naungan organisasi Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) yang
berpusat di Tentena, kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Seperti halnya dengan suku-suku lain seperti Batak, Toraja dan lainnya, suku
Pamona juga menggunakan marga untuk mengikat kekerabatan satu darah.
Misalnya marga Torau, Awundapu, Banumbu, Bali’e, Baloga, Belala,
Betalino, Beto, Botilangi, Bulinde, Bungkundapu, Bungu, Buntinge, Dike,
Dongalemba, Gilirante, Gimbaro, Gugu, Gundo, Kampindo, Kambodji,
Kalembiro, Kalengke, Karape, Karebungu, Kayori, Kayupa, dan masih
banyak lagi.

C. Bahasa Pamona angka 1-10


1( Samba’a), 2(Radua), 3(Tatogo), 4(Aopo), 5(Alima), 6(Aono), 7(Papitu),
8(Uayu), 9(Sasiyo), 10(Sampuyu).

D. Sistem Mata Pencaharian


Mata pencaharian utama masyarakat ini ialah pertanian di ladang tebang bakar dan
berpindah, walaupun sebagian sudah ada pula yang bercocok tanam menetap di
sawah dan kebun. Tanaman utamanya ialah padi, disamping jagung, sayur-mayur
dan palawija. Pada masa sekarang mereka semakin tertarik kepada pertanian
menetap, terutama sejak diperkenalkannya tanaman komoditi seperti cengkeh dan
kopi. Sebagian anggota masyarakatnya masih memiliki mata pencaharian sebagai
peramu hasil hutan dan berburu binatang liar.
E. Sistem Teknologi
1.6 Alat yang dipakai untuk menunjang system mata pencaharian :

- POMPAHO atau Kayu Batugal adalah alat yang digunakan untuk menanam
jagung atau sayur-sayuran

- BASO atau Keranjang gendong adalah alat yang digunakan untuk memikul
hasil panen

- Alat-alat perlengkapan yang digunakan dalam berburu, ialah

asu (anjing), kuda, tomba (tombak) ranjoe ·(ranjau), jerat, dan

lubang yang dibuat di tempat tertentu.

F. Sistem Pengetahuan (Cara membuat makanan khas Pamona)


Makanan khas sogili Poso, yakni masakan onco arogo dalam bambu yang dibakar.

Cara masaknya adalah ikan sogili yang telah dipotong-potong dimasukan dalam
bambu bersama daun onco (kedondong hutan) dan daun arogo rempah khas tanah
Poso.

Sementara bumbu penyedapnya hanya garam dan lada yang masih utuh bersama
air secukupnya, dicampur satu dan dimasukan ke dalam bambu. Bambu tersebut
kemudian dibakar hingga airnya mendidih selama beberapa menit dan siap untuk
di santap.
G. Organisasi sosial buat bagan/struktur adat Pamona dari
pemimpin tinggi sampai masyarakat (gunakan bahasa daerah dan
tulis fungsi dan tugas nya)

KATUA ADA

Fungsi dan tugasnya yaitu menerima,


mengatur dan menjalankan
peraturan adat di masyarakat daerah

DEWAN HADA

Fungsi dan tugasnya yaitu menghitung adat atau


biasa disebut '' Maimba oli, pai Pu'u oli ''
Serta menangani dan mengatasi masalah dikampung
secara adat

H. Sistem Religi “ Tuhan’’ dalam bahasa Pamona dan kepercayaan


suku pada hal gaib
- Tuhan (Pue)

- Kepercayaan pada kekuatan gaib :

Kekuatan gaib biasa juga disebut ilmu sihir dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
sihir putih (white magic), dan sihir hitam. (black magic). Sihir putih biasanya
digunakan dukun untuk melawan sihir hitam Gahat) yaitu menyembuhkan orang
yang sakit, yang dikena sihir hitam.

Sihir putih pada umumnya ditujukan kepada perbuatan yang sifatnya


produktif, positif, dan konstruktif. Sihir hitam digunakan oleh sebagian dukun
atau oleh orang-orang tertentu untuk maksud-maksud buruk dan mencelakakan
orang yang di daerah ini dikenal dengan nama doti.

Doti tersebut antara lain, ialah: Doti pontiala, yakni doti untuk melembekkan
kepala, Doti jori, yakni doti untuk membuat kaki sakit atau lumpuh.

Doti apu, yakni doti membuat kulit orang terkelupas seperti habis terbakar, dan
Doti butiti, yakni doti membuat perut orang bengkak (semakin besar). Doti-doti
tersebut disalurkan kepada seseorang melalui makanan , minuman, rokok, juga ada
yang dipasang di tempat-tempat tertentu , bahkan ada doti secara langsung·dikirim
oleh dukun jahat dengan menggunakan kekuatan black magic dengan tujuan
menyakiti seseorang.

I. Kesenian
1.7 Sistem pembayaran mas kawin ceritakan proses dan sebutkan harta
yang diberikan :

Cara melamar nya disebut dengan Matende mamongo, antar harta disebut
mawawa peyowa, antar mas kawin disebut mawawa adat.

Harta yang diberikan disebut sampapitu ada kain 6 lembar, 1 biji baki. Mas
kawin nya 30 lembar kain, 2 biji kain ves, 1 biji dula, sapi 2 ekor, satu yang
dipotong untuk acara nikah dan satu ekor untuk adat atau pu’oli , beserta
uang 50 juta.
DAFTAR PUSTAKA

1.8 Link internet yang di kutip :

 Schrauwers, Albert (1998). "Returning to the "Origin": Church and State in


the Ethnogenesis of the "To Pamona"". Dalam Kahn, Joel S. Southeast
Asian Identities: Culture and the Politics of Representation in Indonesia,
Malaysia, Singapore, and Thailand. I.B. Tauris. hlm. 203–
226. ISBN 9781860642456.

 https://akurat.co/poso-siap-ikuti-festival-kuliner-ikan-sidat-khas-daerah
 https://www.gurupendidikan.co.id/suku-pamona/
 https://repositori.kemdikbud.go.id/12119/1/adat%20istiadat
%20daerah%20sulteng.pdf

1.9 Nama, umur, dan status yang di wawancarai :

1. M. Mengkido , 65th

2. Osman Mopasu, 29th

Anda mungkin juga menyukai