Anda di halaman 1dari 45

MEKANIKA FLUIDA

Definisi:
Suatu pengetahuan teknik yang
mempelajari tingkahlaku fluida baik dalam
keadaan diam maupun bergerak.

Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam


mekanika fluida:
a. Hk. kekekalan massa (hk. kontinyuitas)

b. Hk. kekekalan energi (hk. Thermodinamika I)

c. Hk. Kekekalan momentum (perubahan momentum


& impuls)
Lingkup Penerapan dari
Mekanika Fluida

Pemindahan fluida (fluid transport)


Pembangkit Tenaga Listrik
Pengendalian Lingkungan (Environmental

Control)
Transportasi
Klasifikasi Mekanika Fluida
Fluida
Fluida adalah sekumpulan molekul yang secara acak (random) tersusun dan
terikat satu sama lain oleh gaya-gaya kohesif yang lemah dan oleh gaya-gaya
yang diberikan oleh dinding-dinding wadah (container).

Padat Cair Gas


Fluida
Fluida
Mekanika Fluida

Cairan Gas Statika Fluida Dinamika Fluida


(liquid)
SIFAT SIFAT FLUIDA
1. Massa Jenis atau Kerapatan (), Volum Jenis
(v) dan Berat Jenis
2. Viskositas
3. Gas Ideal (Perfect Gas)
4. Tekanan Penguapan (Vapour Pressure)
5. Bulk Modulus of Elasticity (K)
6. Tegangan Permukaan dan Kapilaritas
1. Massa Jenis/Kerapatan (), Volum
Jenis (v) dan Berat Jenis
Kerapatan (density):

Ukuran untuk konsentrasi zat tertentu dan


dinyatakan dengan massa persatuan volume.

=m/V

Satuan kerapatan: kg/m, slug/ft


Kerapatan (Relatif)/ gravitasi jenis (S)

Kerapatan relatif antara zat 1 & 2: perbandingan


antara kerapatan zat 2 terhadap zat 1

Biasanya kerapatan relatif menggunakan air


sebagai acuannya sehingga
Volume Jenis (Specific Volume):
Volume jenis (v): volume yang ditempati oleh satu
satuan massa zat tersebut atau merupakan
kebalikan dari kerapatan.

atau
Berat Jenis (specific weight):
Berat jenis dari suatu zat: gaya gravitasiterhadap
1 satuann volumme zat tertentu
2. Viskositas/ kekentalan
sifat yang menentukan besar daya tahannya
suatu zat terhadap gaya geser.
Zat cair (Liquid)
Viskositas banyak dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul.
Bila suhu naik gaya kohesi akan berkurang sehingga
viskositasnya akan berkurang.
Jadi kenaikan suhu pada zat cair akan menurunkan
iskositasnya.
Gas
Viskositas banyak dipengaruhi oleh pertukaran momentum
antar molekul. Bila suhu naik, pertukaran momentum antar
molekul akan bertambah sehingga viskositasnya juga akan
bertambah. Jadi kenaikan suhu pada gas akan menaikkan
viskositas.
Viscositas
a. kekentalan mutlak (dinamik) dengan notasi (baca:
myu).

Satuan kekentalan mutlak: Pa.detik, N.dt/m atau


kg/m.dt, dan lb.dt/ft , slug/ft.dt atau poise =
dyne.dt/cm = gram/(cm.dt)

b. kekentalan kinematik notasi (baca: nhu).

Satuan kekentalan kinematick: m/detik, ft2dt atau


stoke
3. Gas Ideal (Perfect Gas)
Gas ideal adalah zat yang memenuhi persamaan keadaan
gas ideal (sempurna)
4. Tekanan Penguapan (Vapor pressure)

Menguap adalah gejala yang terjadi pada molekul-molekul zat


cair meninggalkan permukaan cairan membentuk fasa gas.
Gejala ini disebabkan oleh molekul-molekul pada bagian
permukaan cairan memiliki energi yang dapat mengatasi gaya
antar aksi di antara molekul-molekul cairan.
Gaya antar aksi antarmolekul pada permukaan cairan dinamakan
tegangan permukaan. Jadi, molekul-molekul yang menguap
memiliki energi lebih besar daripada tegangan permukaan.
5. Bulk Modulus of Elasticity
(K)
Modulus total elastisitas (E) menyatakan kompresibilitas suatu
fluida. Modulus ini merupakan perbandingan perubahan
tekanan terhadap perubahan volume yang terjadi persatuan
volume.
6. Tegangan Permukaan & Kapilaritas

Kapilaritas disebabkan oleh tegangan permukaan oleh gaya kohesi


& adhesi.
Gambar Kapilaritas pada tabung gelas
Keseimbangan tercapai apabila :

Sehingga kenaikan kapilaritas dapat dihitung:


STATIKA FLUIDA
F
Tekanan P dF PdA 1Pa 1N / m 2
A

F F

Perubahan Tekanan Terhadap Kedalaman


Tekanan yang diberikan oleh cairan pada permukaan bagian
bawah adalah adalah P dan tekanan pada bagian atas adalah
Po. Karena itu, gaya ke atas yang diberikan oleh fluida pada
bagian bawah adalah PA dan gaya ke bawah yang diberikan
pada bagian atas adalah PoA.
Massa fluida dalam silinder adalah M = V = Ah, sehingga,
berat cairan dalam silinder adalah Mg = Ahg.

Karena silinder adalah setimbang, total gaya yang bekerja


padanya harus nol.

Dengan menganggap arah ke atas adalah arah y positif, terlihat bahwa

F PA j P Aj Mgj 0
0

PA P0 A Ahg 0 Tekanan pada suatu titik dalam zat cair


mempunyai nilai yang lebih besar dari Po,
dengan selisih sebesar gh.
PA P0 A Ahg
Tekanan pada setiap titik pada ketinggian yang
sama adalah sama, tidak bergantuk pada bentuk
P P0 gh wadahnya.
P1 = P 2

F1/A1 = F2/A2

F2 = F1
A2/A1

A1 <<<< ; F2
>>>>>
Tekanan yang diberikan pada zat cair akan diteruskan
oleh zat cair tersebut ke segala arah di setiap titik dan
dinding wadah tanpa pengurangan.

Aplikasi
penting dari
hukum Pascal

Gaya F1 dikenakan pada piston


kecil berpenampang A1.
Tekanan ditransmit melalui melalui
cairan inkompresibel ke piston besar
dengan penampang A2.

Karena tekanan harus sama pada kedua sisi, maka P = F1/A1 = F2/A2.

F2 >> F1 dengan faktor A2/A1


Dengan mendesain tekanan hidraulik dengan
pengaturan luas penampang piston A1 dan A2,
dapat diperoleh gaya output yang besar
dengan gaya input yang kecil.

Karena volume liquid adalah tetap, maka volum


liquid yang terdorong ke bawah di sisi kiri
gambar adalah sama dengan volum yang
terdorong ke atas di sisi kanan gambar.

A1 x1 = A2 x2 A1/A2 = x2/x1

F1/F2 = A1/A2 = x2/x1

F1x1 = F2 x2

Kerja yang dilakukan pada input piston adalah sama dengan kerja yang
dilakukan pada output piston.

Hukum kekekalan energi


Pengukuran Tekanan
Salah satu cara
pengukuran
tekanan

Tekana pada titik A oleh kolom mercury (Hg), harus sama


dengan tekanan pada titik B oleh atmosfer. Jika tidak
sama, akan ada gaya netto yang bekerja yang akan
menggerakkan Hg dari satu titik ke titik lainnya hingga
kesetimbangan tercapai.

Po = Hggh

Bila tekanan atmosfer berubah, maka panjang kolom mercury akan berubah juga,
sehinga tinggia kolom Hg dapat ditentukan.

P0
P0 Hg gh h P0 = 1,013 x 105 Pa
Hg g

Po 1,013x105 Pa
h 0,760m
Hg h 13,6 10 kg / m 9,80m / s
3 3 2
Cara mengukur
tekanan gas dalam
sebuah vessel yang
belum diketahui

P = P0 + gh P P0 = gh

P = tekanan absolut.
P - P0 = tekanan pengukuran (gauge pressure)
Gaya Apung dan Prinsip Archimedes

Besarnya gaya apung selalu sama dengan berat


fluida yang dipindahkan oleh sebuah benda yang
dicelupkan padanya.

B = buoyant force = gaya apung


Untuk memahami gaya apung, perhatikan gambar ini.
Tekanan Pb pada bagian bawah kubus lebih besar dari
tekanan di bagian atas Pt sebesar fluidagh, dimana h adalah
tinggi kubus dan fluida adalah kerapatan massa (density)
fluida. Tekanan pada bagian bawah kubus menyebabkan
gaya ke atas sama dengan bA, dimana A adalah luas
permukaan bawah. Tekanan pada bagian atas kubus
menyebabkan gaya ke bawah PtA.

Resultan dari kedua gaya ini adalah gaya apung B :

B = (Pb Pt)A = (fluidagh)A = fluidagV

Dimana V = volume fluida yang dipindahkan oleh balok.


Karena perkalian f;luidaV adalah sama dengan massa fluida yang dipindahkan
oleh benda, maka terlihat bahwa

B = Mg

Dimana Mg adalah berat fluida yang dipindahkan oleh balok.


Ini sesuai dengan hukum Archimedes yang didiskusikan di atas.
Kasus 1 : Benda dicelup secara keseluruhan.

Gaya apung adalah

B = fluidagV = fluidagVbenda

Gaya netto yang bekerja pada benda adalah

B Fg = (fluida objek) gVobjek

Jika benda < fluida, maka gaya gravitasi < gaya apung, benda bergerak ke atas.

Jika benda > fluida, maka gaya gravitasi > gaya apung, benda bergerak ke bawah.

JIka benda = fluida, maka total gaya adalah nol dan benda dalam posisi setimbang.

Arah gerak benda celup dalam fluida hanya ditentukan oleh massa jenis benda
dan fluida.
Kasus 2 : Benda terapung

benda < fluida benda akan terapung dalam


kesetimbangan statis.

B = fluidaghfluida

Fg = Mg = bendag Vbenda, dan karena Fg = B,

terlihat, bahwa fluida gVfluida = benda g Vbenda

atau
V fluida benda

Vbenda fluida
Bagian volume benda yang terapung di bawah permukaan fluida adalah sama
dengan rasio dari massa jenis benda terhadap fluida
DINAMIKA FLUIDA
Aliran Fluida

Steady/laminer turbulen

Aliran fluida dikatakan steady/mantap jika kecepatan alir setiap partikel fluida
di suatu titik adalah teratur dan konstan, setiap partikel mengalir dalam lintasan
yang sejajar, tidak ada yang berpotongan.

Di atas kecepatan kritis tertentu, aliran fluida menjadi turbulen, tidak teratur dan
dicirikan dengan daerah-daerah pusaran air yang kecil.

Aliran laminer Aliran turbulen


Unsur viskisotas umumnya digunakan dalam uraian aliran fluida untuk
mencirikan tingkat gesekan internal dalam fluida. Gaya gesekan internal atau
gaya viscous, diandaikan dengan resistansi dari dua lapisan berdekatan yang
bergerak relatif satu terhadap yang lain.

Viskositas menyebabkan sebagian energi kinetik fluida diubah menjadi energi


dalam (internal energy).

Mekanisme ini sama halnya dengan benda yang meluncur di permukaan datar
tanpa kehilangan energi kinetik.

Karena gerakan fluida pada kenyataannya sangat kompleks dan tidak mudah
difahami, kita buat beberapa penyederhanaan pendekatan aliran fluida yang
deal dengan asmsi :

1. Fluida adalah non viscous, tanpa gesekan.


2. Alirannya steady.
3. Fluida incompressible (tidak termampatkan), density/kerapatan massa
adalah konstan.
4. Aliran irrotational, tidak ada momentum anguler di sekitar titik tertentu
Lintasan yang dilalui partikel fluida dalam kondisi steady disebut stream line.

Arah kecepatan partikel selalu searah garis singgung


terhadap streamline.

Hukum Kontinuitas

Dalam interval waktu t, fluida sisi bagian bawah


pipa bergerak sejauh x1 = v1 t. JIka A1 adalah
luas penampang pipa tersebut, maka massa fluida
yang terkandung di dalam pipa tersebut
m1 = A1x1 = A1v1 t, dimana adalah densitas fluida.
Dalam interval waktu t, fluida tersebut
mengalir ke atas dengan penampang pipa A2, yaitu
m2 = A2v2 t, dimana m1 = m2 , sehingga

A1v1 = A2v2
A1v1 = A2v2

Persamaan kontinuitas untuk fluida

Hasil kali dari luas dan kecepatan fluida pada semua titik di sepanjang pipa
adalah konstan untuk suatu fluida incompressible

A1v1 = A2v2
Persamaan Bernoulli

W1 = F1x1 = P1A1 x1 = P1V


W = (P1 P2) V
W2 = - F2x2 = - P2A2 x2 = P2V

Kerja akan mengubah energi kinetik dan energi potensial.

K = mv22 mv12

U = mgy2 mgy1

W = K + U

(P1 P2)V = K = mv22 mv12 m/V =

P1 P2 = v22 - v12 + gy2 gy1

P1 + v12 + gy1 = P2 + v22 + gy2

P1 + v2 + gy = konstan Persamaan Bernoulli


P1 + v2 + gy = konstan

Pernyataan ini menunjukkan bahwa tekanan fluida berkurang dengan bertambahnya


kecepatan fluida. Lagi pula, tekanan akan berkurang dengan bertambah besarnya
elevasi. Hal ini akan menjelaskan mengapa tekanan dari kerangan pada lantai atas dari
bangunan tinggi lebih lemah dibandingkan dengan tekanan kerangan di lantai bawah.

Jika v1 = v2 = 0, persamaan di atas menjadi

P1 P2 = g(y2 y1) = gh

Persamaan paling atas diperoleh untuk fluida incompressible, prilaku umum dari tekanan
terhadap kecepatan adalah benar, bahkan untuk gas, tekanan berkurang dengan
bertambahnya kecepatan.
PENYELESAIAN SOAL

MEKANIKA FLUIDA

Anda mungkin juga menyukai