Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2 Kelompok 13

Mata Kuliah Probabilitas dan Ahsan Walad (160536612053)


Statistik Arizal Ismoyo W (160536612035)

Stratified Random Sampling


Konsep/Definisi

Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling) adalah metode pemilihan
sampel denga cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata,
dan kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Apabila anggota-anggota populasi
tidak homogen, tetapi bisa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang relatif homogen, maka
proses pengambilan sampel dengan metode acak sederhana akan menimbulkan bias, karena
keheterogenan yang ada pada anggota populasi akan berpengaruh terhadap informasi yang diperoleh
dari variabel yang diobservasi. Pada kondisi tersebut perlu dilakukan pembagian anggota-anggota
populasi ke dalam kelompok-kelompok yang relatif homogen tersebut. Agar standar deviasi yang
diperoleh tetap kecil, maka satuan sampel yang relatif homogen dalam karakteristik yang diteliti
dijadikan satu kelompok yang dinamakan strata. Dengan demikian variasi yang ada antar strata
mengggambarkan variasi dalam tiap strata. Selanjutnya dari tiap strata ini diambil sampel secara acak.

Penarikan sampel berstrata adalah suatu metode dimana populasi, yang


berukuran N, dibagi-bagi menjadi subpopulasi-subpopulasi yang masing-
masing terdiri atas N1, N2, N3, N4, NL elemen. Diantara dua subpopulasi
tidak boleh ada yang saling tumpang tindih, sehingga N1 + N2 + N3 + N4 + +
NL = N. Selanjutnya setiap anak populasi disebut sebagai strata (stratum).

Dalam pembentukan strata harus diusahakan agar elemen-elemen yang hampir sama dimasukkan ke
dalam satu strata sehingga varians di dalam masing-masing strata menjadi lebih homogen. Di samping
itu, akan lebih baik lagi jika perbedaaan rata-rata karakteristik antar strata dibuat sebesar mungkin
perbedaannya. Secara skematis pembentukan strata sebagai berikut.

Populasi




Bentuk gambar merupakan ciri dari elemen populasi

Populasi distratifikasi
I II III IV



Yang perlu diperhatikan dalam penerapan rancangan penarikan sampel berstrata adalah variabel apa
yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata, alokasi sampel pada masing-masing strata, dan
ukuran sampel yang diperlukan untuk menduga suatu statistik dengan presisi yang dikehendaki.

Pelapisan/sratifikasi adalah sebuah teknik biasa. Ada beberapa alasan prinsip untuk penggunaannya,
prinsip yang dimaksud antara lain.

1. Jika data diketahui ketelitian yang diinginkan untuk subkelompok tertentu dari populasi, ada
baiknya memperlakukan setiap subkelompok sebagai suatu populasi yang tertentu.
2. Administrasi yang baik dapat memakai kegunaan pelapisan; sebagai contoh, agen survei dapat
menggunakan kantor-kantor cabang, yang masing-masing dapat mengawasi survei sebagai
bagian dari populasi.
3. Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi yang berbeda. Dengan
populasi manusia, orang-orang yang hidup dalam adat kebiasaan (misalkan hotel, rumah sakit,
dan penjara), seringkali ditempatkan pada lapisan yang berbeda dengan orang-orang yang
tinggal di rumah-rumah biasa, karena pendekatan yang berbeda untuk penarikan sampelnya
sesuai untuk dua keadaan tersebut. Dalam penarikan sampel perusahaan, kita dapat
memperoleh sebuah daftar dari perusahaan-perusahaan besar yang ditempatkan pada lapisan
yang terpisah dengan perusahaan-perusahaan kecil.
4. Pelapisan dapat menghasilkan suatu manfaat dalam ketelitian perkiraan dari karakteristik
seluruh populasi. Hal ini memungkinkan kita untuk membagi sebuah populasi yang heterogen
menjadi subpopulasi-subpopulasi, dengan setiap subpopulasi menjadi homogen. Subpopulasi
ini dinamakan lapisan (strata). Jika tiap-tiap lapisan homogen, maka pengukuran varians
antarlapisan menjadi kecil, dan perkiraan yang teliti dari setiap rata-rata lapisan dapat diperoleh
dari sampel kecil dalam lapisan tersebut. Perkiraan ini kemudian dapat dikombinasikan dengan
perkiraan yang teliti untuk seluruh populasi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan strata:

1. Variabel dasar, variabel yang berkorelasi kuat dengan variabel yang akan diteliti;
2. Alokasi sampel, agar simple to work with and easy to observe;
3. Ukuran sampel.
Syarat:
1. Di dalam pembentukan strata harus diusahakan agar elemen-elemen yang hampir sama
dimasukkan ke dalam satu strata sehingga varians di masing-masing strata menjadi lebih
homogen;
2. Akan lebih baik jika perbedaan rata-rata karakteristik antar strata dibuat sebesar mungkin
perbedaannya sehingga varians antar strata menjadi lebih heterogen.
Keuntungan/Kerugian
Apabila kondisi yang dihadapi tepat, akan diperoleh keuntungan-keuntungan penggunaan sampling
acak terstratifikasi sebagai berikut:

1. Penduga varians biasanya dapat direduksi karena varians observasi dalam tiap strata biasanya
lebih kecil dari varians populasi secara keseluruhan.
2. Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil dengan adanya pembagian
populasi yang besar menjadi strata-strata yang lebih kecil.
3. Estimasi yang terpisah dapat diperoleh untuk strata secara terpisah tanpa harus melakukan
penarikan sampel yang lain maupun pengambilan sampel tambahan.
4. Nilai estimasi dengan presisi lebih tinggi, baik untuk setiap strata maupun untuk populasi secara
keseluruhan atau dengan kata lain taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
5. Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisi yang dikehendaki maupun
penyajiannya bisa tersendiri.
6. Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasi yang berbeda.
7. Metode ini akan efisien dalam memberikan hasil yang lebih baik dari acak sederhana jika variasi
(standar deviasi) populasi dalam kelompok-kelompok lebih kecil dari standar deviasi
keseluruhan populasi.
8. Sampel yang terambil akan mampu memberikan informasi yang lebih baik dan lebih banyak
karena perbedaan antar kelompok juga dapat dilakukan.
9. Secara administratif, pelaksanaannya lebih mudah dari acak sederhana.
10. Untuk jumlah sampel yang sama, stratified random sampling lebih efisien dibanding simple
random sampling.
11. Selain meningkatkan efisiensi, stratified random sampling juga digunakan untuk memastikan
kategori-kategori yang proporsinya kecil dalam populasi cukup terwakili.
Kelemahan:
1. Sering tidak ada informasi awal yang tepat sebagai dasar pengelompokkan, akibatnya strata
yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan. Pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk
menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi.

2. Harus dibuat kerangka sampel terpisah dan berbeda untuk tiap kelompok. Sehingga dibutuhkan
daftar populasi setiap strata.

3. Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

Kondisi dan Kasus Penggunaan

Pada banyak kasus, suatu populasi seringkali terdiri atas beberapa kelompok yang jelas-jelas memiliki
perbedaan satu dengan yang lain. Dengan demikian, populasi tersebut perlu dikelompokkan (stratified)
sesuai dengan kelompok (strata) yang memiliki perbedaan tersebut, kemudian dari tiap kelompok
diambil sampel secara acak. Inilah yang disebut dengan pengambilan acak terstratifikasi.

Melalui pengambilan acak terstratifikasi diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua
kelompok yang ada, sehingga ada jaminan tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain itu dapat
diharapkan pula bahwa pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi,
dapat terjadi bahwa sampel (atau sebagian besar sampel) yang terambil hanya akan terambil dari
kelompok (strata) tertentu saja.

Sebagai langkah awal penerapan rancangan penarikan sampel berstrata adalah menentukan variabel
yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata. Untuk survei, sampel yang hanya mempelajari satu
variabel saja, misalnya Y, maka variabel yang terbaik yang digunakan sebagai dasar stratifikasi adalah
variabel Y itu sendiri. Pada kenyataannya hal tersebut sangat jarang terjadi, karena survei sampel
biasanya karakteristik-karakteristik yang dipelajari sangat rinci dan masing-masing variabel memiliki
derajat kegunaan yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, cara terbaik sebelum menentukan variabel
mana yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata terlebih dahulu dipelajari besarnya korelasi
antar variabel yang dipelajari. Variabel yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata adalah
variabel yang memiliki korelasi yang erat dengan varibel-variabel yang diteliti.

Variabel yang digunakan sebagai dasar pembentukan strata dapat berupa variabel yang memiliki skala
pengukuran selang atau kategorik. Misalnya survei industri, variabel yang berkorelasi erat dengan
produksi adalah jumlah tenaga kerja; survei produktifitas padi, maka variabel kategorik yang berpotensi
untuk digunakan sebagai dasar pembentukan strata adalah variabel letak geografis desa/kelurahan
(pantai, dataran tinggi/pegunungan, daerah aliran sungai/DAS, dan dataran rendah).

Perhatikan contoh berikut: suatu penelitian ingin mengetahui tingkat pendapatan dokter di DKI Jakarta.
Kerangka sampelnya adalah semua orang yang berprofesi dokter yang ada di DKI Jakarta. Ternyata para
dokter tersebut bisa dikelompokkan menjadi kelompok dokter umum, kelompok dokter kandungan,
kelompok dokter spesialis mata, dan lain-lain. Agar populasinya terwakili, maka sebaiknya populasi juga
dibagi menurut spesialisasi dokter. Kelompok-kelompok menurut spesialisasi inilah yang disebut strata.
Dari tiap strata (kelompok spesialisasi) ini kemudian diambil sampel yang proporsional atau tidak
proporsional dengan metode acak sederhana.

Agar pengelompokan (stratifikasi) lebih baik, harus diperhatikan adanya hubungan antara jenis strata
dengan ciri yang diteliti. Pada contoh sebelumnya, spesialisasi dokter diasumsikan akan berhubungan
dengan pendapatannya. Hubungan ini tentu sudah harus diketahui peneliti sejak awal, misalnya dari
penelitian terdahulu, pengalaman atau teori yang mendukung.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, bisa diringkas tahapan-tahapan yang diperlukan untuk menarik
sampel terstrata, sebagai berikut:

1. Tetapkan strata.
2. Tetapkan tiap satuan sampling dari populasi ke dalam strata yang sesuai.
3. Setelah satuan sampling dibagi menjadi beberapa strata, dilakukan pemilihan sampel secara
acak sederhana untuk tiap strata dengan cara yang telah dijelaskan.
4. Harus yakin bahwa sampling yang terpilih dari strata adalah independen. Dengan demikian
skema sampling yang berbeda harus digunakan dalam tiap strata, sehingga observasi yang
terpilih dalam tiap strata tidak tergantung pada sampel lainnya yang terpilih.

Anda mungkin juga menyukai