Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN TUGAS KE EMPAT KR

SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI TENAGA KENDARAAN RINGAN

A. Merawat Sistem Kemudi


1. Melakukan Pemeriksaan Sistem Kemudi
a. Pemeriksaan Steering Coulomn
Gerakkan roda keatas-bawah, kiri-kanan, maju-
mundur dan periksa apakah roda kemudi terpasang
dengan baik pada main shaft, apakah main shaft
keadaannya longgar dan apakah steering coulomn
terpasang dengan kuat.
b. Pemeriksaan Kebebasan Roda Kemudi (Steering Wheel)
Putar roda depan hingga pada posisi lurus kemudian
putar roda kemudi perlahan-lahan tetapi jangan
sampai roda bergerak. Besarnya gerakan roda
kemudi pada saat ini disebut dengan kebebasan (free
play).
c. Pemeriksaan Kelonggaran Steering Linkage
Dongkraklah bagian depan mobil dan goyangkan
roda depan maju mundur, dan dari satu sisi ke sisi
lainnya. Bila gerakannya berlebihan kemungkinan
linkage atau wheel bearingnya aus.

d. Pemeriksaan Kelonggaran Bantalan Roda (Wheel Bearing)


Dongkrak bagian depan mobil dan periksa
kelonggaran ini dengan menggoyangkan
bagian atas dan bawah pada tiap roda. Bila
ternyata longgar, penyebabnya kemungkinan
suspension arm bushing, ball join atau wheel
bearing longgar.
e. Pemeriksaan Ketinggian Minyak Steering Gear
jika rendah, periksa kebocoran, tambah minyak atau perbaiki
f. Pemeriksaan Steering Gear Berat
Dongkrak naik bagian depan kendaraan. Lepaskan steering gear dan stearing
linkage agar dapat memeriksa bagian-bagian satu persatu. Bila gerakan gigi
kemudi (steering gear) berat, penyebabnya mungkin kerusakan pada gigi
kemudi, penyetelan preload yang tidak tepat, minyak atau gemuk kurang,
bearing atau bushingnya cacat
g. Pemeriksaan Ball Joint dan Tie Rod
1) Memeriksa Boot Tie Rod End
Periksa masing-masing boot dari sobek. Meskipun hanya sobek kecil, ganti
dengan yang baru
2) Memeriksa Steering Shaft Joint
Periksa shaft joint dari kemungkinan aus, patah dan kerusakan lainnya, ganti
jika ada kerusakan
3) Memeriksa Tie Rod End
a) Periksa play ball joint
b) Periksa play rack end ball joint
Jika pada salah satu ditemukan masalah, ganti
h. Pemeriksaan Front End Alignment
Penyetelan yang diperlukan untuk roda depan adalah penyetelan toe karena
camber dan caster tidak dapat disetel.
1) Toe-in
Nilai toe dapat dihasilkan dari pengurangan
B dan A seperti pada gambar dalam
satuan mm (in.).
Toe (alat ukur Toe-in) tanpa beban
B A : 0 1.5 mm (0 0.059 in.)

Penyetelan Toe-in
2) Camber dan caster
Sudut camber tanpa beban
C : 0 45 (positif) ............... untuk velg 185
C : 0 30 (positif) ............... untuk velg 195
[A] : Tampak depan
1. Garis tengah roda
2. Garis tengah bodi
Sudut caster tanpa beban
3 30 ............... untuk velg 185
3 36 ............... untuk velg 195
3) Pemeriksaan Awal Untuk Front Alignment
Sebelum memutuskan untuk penyetelan toe, pemeriksaan berikut ini harus
dilakukan untuk memastikan pem- bacaan alignment dan penyetelan
alignment :
Periksa tekanan ban dan keausan ban
Periksa kekencangan ball joint dan tie rod end; jika ada yang kendur,
lakukan pengencangan sebelum melakukan penyetelan
Periksa run-out roda dan ban
Periksa tinggi trim; jika tidak sesuai spesifikasi dan harus diperbaiki,
lakukan penyetelan toe sebelumnya
Periksa kekencangan control arm
Periksa kekenduran atau bagian yang hilang dari stabilizer bar
Perhatikan beban kendaraan, seperti tool box. Jika hal ini adalah normal,
lakukan alignment
4) Penyetelan Front Alignment
a) Penyetelan Toe
Kendurkan tie rod end lock nuts kiri dan kanan terlebih dahulu
Rotasi tie rods kiri dan kanan untuk penyetelan toe-in sesuai
spesifikasi. Dalam hal ini tie rod kiri dan kanan harus sama panjang A.
Setelah penyetelan, kencangkan lock nut sesuai spesifikasi
Sebelum merotasi tie rod, beriksan grease diantara tie rod dan rack boot
agar boot tidak terpuntir
Momen Pengencangan Tie rod dan kock nut (a) : 45 Nm (4.5 kg-m, 32.5
lb-ft)
Pastikan rack boot tidak terpuntir
b) Penyetelan Camber dan Caster
Jika camber atau caster tidak sesuai spesifikasi, temukan penyebabnya,
Jika rusak, kendur, bengkok, atau aus di bagian suspensi, lakukan
penggantian. Jika di bagian bodi, perbaiki. Untuk menghindari kesalahan
pembacaan camber atau caster, goyang kendaraan di bagian ujung depan
dan belakang sebelum pemeriksaan.
5) Pengukuran dan Penyetelan camber, caster dan steering axis
inclination
Mengukur dan menyetel camber, caster dan steering axis inclination. Ukurlah
camber,caster dan steering axis inclination dengan menggunakan camber-
caster-kingpin gauge.
Langkah-langkahnya :
a) Pemasangan gauge adapter
b) Tempatkan kendaraan pada turning radius gauge
c) Ukur jarak chassis ke tanah (ground clearance)
d) pasangkan camber-caster-kingpin gauge pada adapter
e) Mengukur camber
f) Mengukur Caster dan steering axis inclination
g) Mengukur dan menyetel wheel angle (perbedaan sudut belok)
h) Mengukur dan menyetel Toe angle (Toe-In)
i) Melakukan Tes Jalan
Setelah menyetel front axle, suspensi, kemudi dan/atau front wheel
alignment, lakukan test jalan berikut untuk memeriksa hasil penyetelan:
Berjalan Lurus
Pada saat kendaraan berjalan lurus, roda kemudi harus pada posisi
yang tepat
Pada saat berjalan dijalan datar dan rata, kendaraan harus berjalan
lurus tanpa kecenderungan belok kiri atau kanan
Tidak boleh ada goncangan atau bergetar pada kemudi
Membelok
Roda kemudi harus dapat berputar mudah pada kedua arah, dan pada
saat dibebaskan harus kembali ke posisi semula (lurus) dengan cepat
dan lembut
Mengerem
Roda kemudi harus tidak narik ke salah satu arah pada saat direm di
jalan datar dan lurus
Periksa dari kemungkinan suara janggal
Selama test jalan harus dilakukan pemeriksaan terhadap suara-suara
yang janggal. Pada saat dibelokkan penuh, komponen suspensi dan
kemudi tidak menyentuh body atau chassis
j) Test Side Slip
Side slip adalah jumlah jarak slipnya roda kiri dan kanan ke arah samping
pada saat kendaraan bergerak. Side slip pada umumnya dinyatakan dalam
mm, per 1 m bergeraknya kendaraan ke depan. Pada umumnya besarnya
side slip adalah 0-3 mm (0 0,118 in). Tujuan mengukur side slip adalah
untuk menilai wheel alignment secara keseluruhan pada saat kendaraan
berjalan lurus.
6) Melakukan Pemeriksaan Pada Sistem Kemudi
a) Pemeriksaan steering coloumn
Gerakan roda ke atas ke bawah, kiri kanan, maju mundur
Periksa roda kemudi apakah terpasang dengan baik
Apakah main shaft keadaaanya longgar
Apakah steering coloumn terpasang dengan kuat
b) Pemeriksaan kebebasan roda kemudi (steering wheel)
Putar roda depan hingga pada posisi lurus
Putar roda kemudi perlahan-lahan tetapi jangan sampai roda bergerak
Besarnya gerakan roda kemudi pada saat ini disebut dengan kebebasan
(Free play)
Besarnya kebebasan tergantung pada model mobil, tetapi biasanya
tidak melebihi dari 30 mm
c) Pemeriksaan kelonggaran steering linkage
Pemeriksaan steering linkage meliputi pemeriksaan kekencangan baut dan
mur-mur penyambung, pemeriksaan sambungan dari kekocakan
d) Pemeriksaan kelonggaran bantalan roda (wheel bearing)
Dongkrak bagian depan mobil dan periksa ban
Goyangkan bagian atas dan bawah dari setiap roda
Bila ternyata longgar, penyebabnya kemungkinan suspension arm
bushing, ball joint atau wheel suspension longgar
Periksa kelonggaran dengn jalan menekan pedal rem. Bila
kelonggaranya
berkurang, berarti ada bagian selain wheel bearing yang longgar
Bila kelonggaranya hilang, berarti penyebabnya berasal dari bantalan
roda yang sudah aus
e) Periksa ketinggian minyak stering gear
Pemeriksaan minyak stering gear dengan memperhatikan tanda pada
reservoir tank, jika rendah, periksa kebocoran, tambah minyak atau
perbaiki
f) Pemeriksaan steering gear berat
Gerakan roda kemudi yang berat biasanya disebabkan oleh tahanan
yang terlalu besar pada sistem kemudi atau oleh gaya pengembalian
roda yang berlebihan detelah belok
Dongkrak naik bagian depan kendaraan lalu lepaskan steering linkage
dan steering gear agar dapat memeriksa bagian satu persatu
Bila gerakan steering gear berat, penyebabnya mungkin kerusakan pada
gigi kemudi
Penyetelan free load yang tidak tepat dan Minyak atau gemuk yang
kurang juga bearing atau bushingnya cacat
g) Pemeriksaan ball joint
Lepaskan steering knuckle dengan linkage dan gerakan knuckle arm. Bila
terasa berat, kemungkinan kingpin atau ball joint dalam keadaan rusak
Troublleshooting Pada Sistem Kemudi
Troublleshooting yaitu mencari penyebab gangguan yang terjadi pada sistem mesin
atau alat secara sistematis agar cepat dan tepat.
No Gejala Langkah pemeriksaan Perbaikan
Tekanan ban
1 Memeriksa tekanan ban Menambah tekanan 4,2 kg/cm
rendah
Menyetel kekencangan belt
Powersteering belt Memeriksa power dengan tekanan 10 kg. Belt baru
2
longgar steering unit : 5-6 mm Belt lama : 6-8 mm
Atau ganti jika terlihat retak.
Menambahkan minyak hinnga
3 Kurng pelumasan Memeriksa level minyak
level maksimum
4 Tuas kemudi rusak Memeriksa tuas kemudi Mengganti
Kesalahan
penyetelan sikap Memeriksa sikap roda Menyetel sikap roda (toe-in dan
5
roda (toe-in dan (toe-in dan chamber) chamber)
chamber)

B. Merawat Sistem Rem


1. Pemeriksaan Sistem Rem
Keterangan
1. Brake booster
2. Master cylinder
3. Primary side
4. Secondary side
5. Blend proportioning valve
6. Depan

System rem
a. Tes Pengereman
Pengetesan dilakukan dengan cara menginjak pedal rem perlahan dan keras di
semua kecepatan, untuk mengetahui efektifitas dan kemampuan pengereman.
Kemudikan kendaraan untuk mengetahui apakah kendaraan menarik ke satu sisi
dengan atau tanpa pengere- man. Jika terjadi, periksa tekanan ban, front wheel
alignment dan suspensi depan dari kondisi kendur.
b. Kebocoran Minyak Rem
Periksa jumlah minyak rem pada master cylinder.
PERHATIAN:
Jangan mencampur atau menggunakan minyak rem dengan tipe yang berbeda
dengan yang tertera pada tutup reservoir, karena hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan. Jangan menggunakan minyak rem bekas, atau dari kemasan yang
sudah terbuka segelnya.
Minyak Rem Yang Tidak Standar atau Terkontaminasi
Minyak rem yang tidak tepat, minyak mineral atau air dapat menyebabkan
minyak rem mendidih atau komponen karet pada sistim hidrolik rusak
Memeriksa Tinggi Bebas Pedal Rem
1) Buka karpet dan periksa tinggi pedal
rem.
2) Jika tidak sesuai spesifikasi, periksa
dan setel hal-hal berikut.
Tinggi pedal rem a dari lantai dan dash panel (tanpa sealer): 287
mm (11.3 in.)
c. Memeriksa dan Menyetel Switch Lampu Rem
1) Periksa celah switch a antara pedal rem dan bodi switch lampu rem.
2) Periksa juga fungsi switch lampu rem.
Celah a: 0.5 1.5 mm (0.02 0.06 in.)
d. Memeriksa Ayunan Pedal
1) Buka karpet dan hidupkan mesin
2) Tekan pedal beberapa kali
3) Tekan pedal rem sekitar 300 N (30 kg, 66 lbs), ukur celah pedal ke silender
(1) a.
4) Jika celah a kurang dari spesifikasi, kemungkinan besar terjadi keausan
yang berlebihan pada brake shoe belakang atau ada udara pada saluran
e. Memeriksa Play Pedal Rem
Play pedal harus sesuai spesifikasi. Jika tidak sesuai spesifikasi, periksa switch
lampu rem untuk posisi pemasangan dan setel jika perlu. Periksa juga baut pedal
shaft dan pemasangan master cylinder pin dari kendur dan ganti jika rusak.
Play pedal a: 1 6 mm (0.04 0.23 in.)
f. Memeriksa Jumlah Minyak Rem
Jika lampu rem menyala saat dikendarai, tambahkan minyak rem hingga tanda
MAX, Jika minyak berkurang dengan cepat, periksa sistim rem dari kebocoran.
Perbaiki titik kebocoran dan isi kembali sesuai spesifikasi
2. Penyetelan
a. Bleeding Sistim Rem
1) Lakukan bleeding jika perlu untuk melepas udara yang masuk ke dalam
saluran hidrolik rem. Bleeding dimulai dari wheel cylinder yang ter-jauh
dari master cylinder
2) Isi reservoir master cylinder dengan minyak rem dan isi 1 1/2 bagian selama
proses bleeding
3) Lepas bleeder plug cap (1)
4) Pasang vinyl tube (2) ke bleeder plug
wheel cylinder, dan pasang ujung
lainnya ke container (3)
5) Tekan pedal rem beberapa kali, dan sambil menekan pedal, kendurkan
bleeder plug sekitar 1/3 hingga 1/2 putaran
6) Saat tekanan minyak pada cylinder hampir kosong, ken- cangkan bleeder
plug
7) Ulangi langkah ini hingga tidak ada gelembung udara pada saluran hidrolik
8) Jika sudah tidak ada lagi gelembung, sambil menekan pedal, kencangkan
bleeder plug
Momen pengencangan
Bleeder plug depan: 8.0 Nm (0.8 kg-m, 6.0 lb-ft) Bleeder plug
belakang: 8.0 Nm (0.8 kg-m, 6.0 lb-ft)
9) Kemudian pasang bleeder plug cap
10) Setelah selesai melakukan bleeding, berikan tekanan min- yak pada pipa
saluran dan periksa saluran
11) Isi kembali reservoir dengan minyak rem sesuai spesifikasi
12) Periksa pedal rem dari ngempos. Jika ada, ulangi lagi prosedur
bleeding
3. Gejala kerusakan pada sitim rem
a. Rem kaku atau keras saat pedal rem diinjak: Bisa jadi karena adanya kerusakan
booster rem, kebocoran selang hose vacum, atau juga
b. Rem bunyi berisik, suara kampas tergores: Yang seperti ini biasanya hanya
sebuah kotoran atau memang sedang terjadi sebuah gesekan antara besi dengan
besi, atau biasa orang sebut kampas habis sehingga besi bantalan kampas
tergesek secara langsung
c. Rem membanting kiri atau kanan: Ini bisa diakibatkan karena terjadi
piston/kaliper rem macet pada salah satu roda, bisa juga karena setelan kerapatan
rem tidak seimbang antara kiri dan kanan
d. Rem ambles bahkan blong, jenis kerusakan yang paling berbahaya: ini bisa
diakibatkan karena ada kebocoran, kebocoran bisa terjadi di master rem atas,
selang atau master bawah, dan bisa juga akibat karet/seal master rem atas sudah
aus
4. Perawatan Berkala Sistim Rem
a. Biasakan kontrol minyak rem, dan segera isi ulang apabila sudah berada pada
batas minimum pengisian
b. Kontrol selang-selang mulai dari master atas hingga ke selang bawah pada roda,
segera ganti apabila telah ditemukan kebocoran pada selang
c. Bongkar ban dan lakukan pembersihan secara berkala, terhadap kaliper, cakram,
dan komponen yang lain, dan segera ganti kampas rem apabila terlihat tipis
C. Merawat Sistem Supensi
1. Upper arm dan lower arm
Dalam keadaan terlepas lower arm dan upper arm, dengan cara disemprot
menggunakan penetrant warna untuk menyakinkan bahwa komponen ini masih
dalam keadaan baik atau retak
2. Knuckle kemudi
Dalam keadaan terlepas dan bersih knuckle kemudi disemprotkan menggunakan
penetrant warna untuk meyakinkan bahwa komponen ini masih dalam keadaan baik
atau retak. Pengujian knuckle kemudi : dalam keadaan terpasang pada lower arm
maupun upper arm komponen ini digerakkan kearah samping kiri, kanan, atas dan
bawah. Bila tidak timbul suara aneh maka bias dipastikan knuckle kemudi dalam
kondisi baik.
3. Ball Joint
a. Dongkrak bagian depan kendaraan dan di topang dengan penyangga
b. Pastikan kendaraan sudah disangga dengan aman
c. Pastikan bahwa roda depan telah lurus posisinya dan tekan pedal rem.
d. Gerakkan lengan suspensi bawah ke atas dan kebawah dan pastikan tidak ada
gerak bebas ball joint (berlebihan)
e. Gerakkan roda samping kanan samping kiri dan pastikan tidak ada gerakan
yangberlebihan
4. Pegas Koil (Coil Spring)
Pemeriksaan pegas koil dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada
bagian yang retak atau aus, ukur tinggi bebas pegas sesuai dengan buku manual
sesuai dengan jenis mobil yang diperiksa .batas limit = 273 mm.
5. Shock Absorber (Peredam Getaran )
Pemeriksaan peredam getaran dalam keadaan terlepas dan bersih, pastikan tidak
ada kebocoran minyak dan gas
6. Strut Bar
Pemeriksaan strut bar dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian
yang retak
7. Stabilizer Bar
a. Pemeriksaan Stabilizer Bar, Stabilizer Bar Joint dan Bushing:
dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan komponen ini tidak ada bagian
yang retak, aus atau patah.
Karet-karet pengikat dalam keadaan terpasang pastikan karet-karet pengikat
pada frame tidak ada yang retak
b. Memeriksa Compression Rod dan Bushing
c. Memeriksa Strut Assembly
d. Periksa dan setel tekanan ban sesuai spesifikasi
e. Goyang bodi kendaraan 3 atau 4 kali dengan mendorong bagian ujung kendaraan
dimana strut akan diperiksa
f. Berikan tekanan yang sama pada tiap-tiap dorongan dan perhatikan resistan strut
saat didorong dan berbalik
g. Perhatikan pula, berapa banyak bodi kendaraan kembali hingga akhirnya
berhenti, setelah tangan dilepas. Lakukan hal yang sama di bagian strut lainnya
h. Bandingkan resistan strut dan jumlah ayunan di bagian kanan dan kiri. Dan
keduanya harus sama. Dengan strut yang baik, bodi kendaraan akan berhenti
mengayun saat tangan dilepas atau setelah satu atau dua ayunan saja
8. Memeriksa Control Arm Suspensi, Steering
a. Knuckle dan Wheel Hub Control Arm Suspensi dan Bushing
b. Steering Knuckle dan Wheel Hub
c. Memeriksa Suspension Control Arm Joint
9. Memeriksa Pengencangan Suspensi Depan
a. Periksa masing-masing roda dari kemungkinan bengkok, terpuntir dan retak
b. Ganti roda yang rusak berat
c. Periksa kekencangan mur roda dan jika perlu, kencangkan sesuai spesifikasi.
d. Periksa bearing roda dari keausan. a) Lepas roda, lihat bab 3F.
e. Kencangkan posisi disc brake dengan mur roda. c) Pasang dial gauge.
f. Ukur thrust play bearing roda
10. Pemeriksaan Suspensi Belakang
a. Memeriksa Shock Absorber Belakang
b. Memeriksa Leaf Spring dan Bump Stopper
c. Memeriksa Bushing Leaf Spring Depan
d. Memeriksa Disc, Mur dan Bearing Roda
D. Merawat Roda
1. Gangguan Pada Roda / Ban
Ban adalah bagian dari pemindah tenaga, ban juga mengubah arah gerak kendaraan
mengikuti putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa ban merupakan
bagian dari system kemudi.
a. Keausan Yang Tidak Wajar
Keausan yang tidak wajar : Keausan Spot [Spot Wear (Cupping)
Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread
roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi
Penyebab keausan spot:
1) Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau
tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot
2) Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan
keausan spot
3) Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan
spot
b. Diagnosa Ban
1) Keausan yang tidak rata
Keausan ini disebabkan oleh banyak hal. Diantaranya tekanan ban kurang,
ban tidak dirotasi, kebiasaan berkendara, alignment yang tidak tepat. Jika
kondisi berikut ini terjadi, lakukan rotasi.
2) Tanda Keausan
Semua ban orisinil dibuat tanda keausan yang ditunjukkan pada alur ban. Jika
kedalamam alur ban mencapai 1.6 mm akan terlihat tanda keausan berupa
belitan selebar 12 mm. Bila tanda keausan ini terjadi pada 3 alur ban dan lebih
dari 6 tempat, dianjurkan untuk mengganti ban.
3) Goncangan Ban Radial
Goncangan menyamping pada kendaraan sangat terasa pada saat kecepatan
rendah ( 8 - 48 km/jam ), hal ini disebabkan oleh kawat baja dalam ban tidak
lurus
4) Tarikan Ban Radial
"Roda menarik ke salah satu sisi" adalah bergesernya / menyimpangnya
kendaraan ke arah kiri atau kanan dari jalan lurus dan rata tanpa memutar
setir, tarikan / penyimpangan umumnya disebabkan oleh:
a) Front alignment yang tidak tepat
b) Penyetelan rem yang tidak seimbang
c) Konstruksi ban
5) Diagnosa Getaran
Roda / ban yang tidak balance dapat menyebabkan timbulnya getaran, bila
getaran masih terjadi meskipun roda / ban telah dibalance, kemungkinan
penyebabnya adalah :
a) Ban tidak bulat
b) Velg tidak bulat
c) Kekakuan ban yang bervariasi
Masalah getaran ban juga bisa dalam bentuk :
a) Body Shake (Body Bergoncang)
Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau
lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama
dengan getaran tempat duduk
b) Steering Shimmy Dan Flutter
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama
shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau
rigiditas ban yang tidak seragam. Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu :
getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam)
dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu di
atas 80 km/jam.
E. Whell Aligment
Wheel alignment (kelurusan roda) adalah suatu penyetelan yang meliputi komponen
suspensi dan steering, roda dan rangka kendaraan.
1. Tanda saat mobil perlu untuk pelurusan roda
a. Pemandangan yang tidak semestinya pada roda. Lihatlah dengan cermat 4 roda
anda. Jika salah satu dari mereka, memperlihatkan keausan roda yang berlebihan
di salah satu roda, terlihat meliuk, terdapat strip diagonal pada pinggiran atau
memotong serat ban atau mulai timbulnya bulu akibat serat ban pada pinggir,
menandakan diperlukannya pelurusan lagi
b. Ketidaknormalan yang dirasakan saat mengemudi. Jika kemudi terasa berat dari
biasanya, atau jika roda tidak dapat balik ke posisi tengah saat kemudi dilepas,
atau jika mobil terasa tersendat sendat, mungkin roda rodanya sudah tidak lurus
lagi
c. Jika kemudi harus dimiringkan ke salah satu sisi saat roda depan diarahkan lurus
kedepan, maka pelurusan roda diperlukan
d. Saat mengemudi, jika mobil ingin di dorong ke salah satu sisi, cenderung
menyimpang atau bergelombang, atau bergetar, maka harus lakukan pengecekan
kelurusan roda segera
2. Faktor-faktor yang harus diketahui tentang kelurusan roda
a. Pelurusan roda harus dimulai dan diakhiri dengan test drive
b. Keausan ujung bagian depan dan sambungan kemudi harus di check sebelum
melakukan kelurusan
c. Roda roda harus mempunyai bentuk yang bagus dengan pola keausan yg sama
d. Masalah tarikan tidak selalu disebabkan oleh kelurusan roda, dapat juga
disebabkan oleh masalah dengan roda, rem, dan kekuatan kemudi. Hal ini
tergantung pada teknisi pelurusan roda untuk mengetahui penyebabnya
3. Camber
a. Penyebab perubahan camber
1) Ketinggian Kendaraan
2) Lengkungan Pegas
3) Lengkungan cross-member atau sub-frame
b. Permasalahan jika camber tidak benar
1) Mobil tertarik ke salah satu sisi
2) Keausan yg terjadi pada satu sisi pada bagian dalam atau bagian luar dari
permukaan roda
3) Keausan bearing roda
4) Keausan pada ball joint (camber yang tidak benar menyebabkan
peningkatan keausan pada ball joins)
4. Caster
Kegunaan sudut caster adalah untuk menghasilkan stabilitas control arah untuk roda
depan untuk jalan yang lurus dengan usaha yang minim. Sudut caster yang tepat
juga membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokan. Caster
mempunyai efek yang kecil pada keausan roda
a. Beberapa mobil front wheel drive, casternya tidak bias diseting
b. Positive caster yang berlebihan dapat menyebabkan dua masalah
1) Caster yang berlebihan menyebabkan level guncangan jalan yang tinggi
yang ditransmisikan ke pengendara saat mobil menghantam gundukan dan
ini menyebabkan steering yang keras
2) roda dengan positive camber mempunyai tendensi toe bergerak masuk saat
mobil dijalankan. Jika salah satu sisi mempunyai caster yang lebih positip
dari yang lain akan menyebabkan toe masuk ke dalam dengan gaya yang
lebih besar dari sisi yang lain. Ini akan menyebabkan tarikan yang
dirasakan sebesar positive caster
5. Toe
Fungsi utama dari sudut Toe adalah untuk menghilangkan daya dorong camber saat
camber digunakan. Indikasi awal dari roda yang aus karena toe, dapat dilihat pada
sudut serat pada permukaan pinggiran roda. Roda yang aus dapat juga ditemukan
pada bagian belakang roda yang meliuk, pinggiran yang berat atau pinggiran yang
halus pada permukaan roda
6. Steering offset (Kingpin offset)
Steering offset, atau Kingpin offset adalah jarak pada permukaan roda antara garis
roda dan garis SAI yang diteruskan ke bawah melewati steering axis.
Positive steering offset adalah saat permukaan kontak roda diluar SAI pivot,
sementara itu negative steering offset adalah saat bagian kontak didalam SAI pivot
(kendaraan dengan penggerak roda depan biasanya mempunyai penyeimbang
(negative steering).

Anda mungkin juga menyukai