Anda di halaman 1dari 3

KRONOLOGIS DOGIYAI BERDARAH

Posted by: Yesaya Koteka goo Posted date: Senin, April 14, 2014 / comment : 0

foto doc:dogiyai berdarah

Dogiyai- Togel atau yang kepanjangannya adalah Toto Gelap, telah beredar di Dogiyai.
Togel sesungguhnya dilarang oleh Negara, namum di Dogiyai, Bandar atau pemilik togel
adalah anggota Polri yang bertugas di Polsek Moanemani. Nama-nama pemilik togel yakni
Bripka I Made Sudarsa dan Briptu EKA. Selain itu pegawai negeri dan pedagang kaki lima
yang menjual togel pun di antaranya: Kristian A Pitus, S.Sos, Emen, Udin. Penjual kupon
yang diperalat yakni: Aleks Bobii, Yusuf Degey, Yance Auwe, Yulius Tebay, Ance pigay,
Vincen Dogomo, Anthon Mote, Wilbrodus Iyai, Martinus Yobe, Martinus Dogomo, Udin,
Andi Iyai, Isak Dogomo, Andi Tebay dan Didimus Tebay.

Kronologis Kejadian
Pada hari rabu tanggal 13 april 2011, sekitar pukul 13.30 wit, pada saat ramai-ramainya jual
beli kupon togel, tiba-tiba datang mobil Sabhara milik Polsek Kamuu Moanemani yang
ditumpangi Anggota Polisi bernama Bripka salahuddin, Brigadier Herman dan dua anggota
lainnya (kurang tahu namanya). Setelah tiba di tempat penjualan kupon togel, tanpa
kompromi anggota polsek kamuu merampas karton yang berisi uang hasil penjualan kupon
togel dan kertas kupon togel, sambil mengeluarkan tembakan peringatan oleh kapolsek.
Begitu melihat tindakan perampasan oleh penjual kupon, pemilik berupaya meminta
kembalian namun yang berhasil dikembalikan hanya milik yusuf degey. Kemudian hasil
rampasan uang lainnya dibawa ke Mapolsek Kamuu Moanemani, lalu masyarakat pembeli
kupon togel secara spontan mengikuti mobil sabhara dan meminta dikembalikan uang mereka
dari belakang mobil sabhara sampai di Mapolsek.
Setelah sampai Mapolsek, masa atau masyarakat pembeli kupon togel yang ikut dari
belakang dan melemparkan batu ke arah Mapolsek. Kapolsek bersama beberapa pegawai dan
Pol PP berusaha menahan amukan masa tetapi tidak bisa dibendung dan pelemparan batu ke
arah Mapolsek berlanjut lama. Akhirnya, anggota Polsek tanpa melalui penembakan
peringatan dan/atau peluru karet untuk melumpuhkan kaki lawan, namun terjadi penembakan
langsung dengan peluru tajam yang diarahkan ke masa.
Dari penembakan langsung mengakibatkan korban. Korban tertembak mati atas nama Domin
Auwe (24thn). Saat itu, posisi Domin Auwe Sedang menunggu mobil karena ia mau turun ke
nabire untuk membeli bibit ternak bebek milik kelompok usaha masyarakat kampung matadi,
Distrik Kamuu selatan. Bukan hanya Domin Auwe yang tertembak, masih ada dua orang juga
ikut tertembak yakni Otniel Yobee (26thn), Agus Pigay (24thn). Masing-masing kena tembak
di dada dan di perut, dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire.
Penembakan tersebut terjadi pada pukul 14.10 WIT di depan Mapolsek Kamuu Moanemani.

Setelah masa pelempar batu melihat satu orang tertembak mati dan dua orang lainnya luka
tertembak berat, maka masa menyerahkan mayat Domin Auwe oleh beberapa orang di pintu
masuk Kantor Polsek sambil berkata Pa kapolsek Makan Mayat ini. Selanjutnya secera
kompak masa membakar Mapolsek Kamuu Moanemani sekitar pukul 14.30 WIT. Masa juga
ramai-ramai membakar kios-kios milik anggota polisi Briptu Eka, Bripka I Made Sudarsa.
Selain itu, kios milik anggota polisi brigader Herman yang tinggal di kompleks Pasar Sentral
moanemani yang menjadi sorotan masa untuk bakar, namun kios milik pedagang kaki lima,
pasar, gereja, mesjid, semua ikut terbakar karena keberadaan bangunannya bersambung dan
berdekatan.

Pada hari rabu tanggal 13 april 2011, pukul 15.00 WIT, warga masyarakat Distrik Kamuu
Selatan mendengar salah satu warganya mati tertembak dan dua orang lainnya luka berat
serta Mapolsek, kios, pasar, gereja, mesjid terbakar habis sehingga mereka datang waita di
koramil kamuu moanemani. Setelah waita masyarakat kamu selatan sebagian besar kembali
dan sebagian lagi bermalam di kampong Ikebo, di rumah-rumah warga masyarakat karena
sudah malam. Pada malam hari pukul 17.30 Wit Brimob dari enarotali tiba di moanemani.
Setelah di gunung odedimi menuju mawa, Brimob mengeluarkan tembakan rentetan. Di
depan kantor DPPKAD, Brimob memukul dua orang warga masyarakat sampai babak belur,
lalu berlanjut ke Puskesmas moanemani langsung menodong dan membentak petugas medis
yang bertugas otopsi mayat Domin Auwe, Agus Gigay dan Otniel Yobee, bahkan menembak
mati 3 ekor babi milik warga masyarakat Ikebo. Selain itu, Brimob melakukan penyisiran
sepanjang jalan ikebo-muniyopa dengan membakar 6 buah rumah penduduk kampung ikebo
sehingga perabot rumah tangga dan motor, genset dan lain-lainnya pun ikut terbakar.

Keesekon harinya kamis tanggal 14 april 2011, pukul 08.00 wit terjadi penembakan jarak
jauh dari ujung penimbunan jalan moane-muniopa, kampong ikebo terhadap dua orang warga
kamuu selatan, atas nama: Alowisius waine (26thn) dan Wilbrodus iyai (34thn) oleh anggota
Brimob. Dua korban penembakan tersebut di atas Alowisius waine kena tembakan mati di
tempat dan Wilibrodus Iyai kena tembakan di kaki, saat ini ia masih dirawat di rumah oleh
petugas kesehatan. Penembakan yang terjadi di kampung ikebo tersebut tanpa melalui
tembakan peringatan yang dilakukan oleh anggota Brimob. Pada pukul 09.00 wit anggota
Brimob membakar 6 buah rumah milik warga masyarakat kampung ikebo. Sementara di
mawa, seorang anak kecil berusia 4 tahun (tebay), tali perutnya keluar dan meninggal karena
tertusuk kayu disebabkan panik dan lari atas penyisiran yang dilakukan Brimob.

Seorang ibu Rumah Tangga yang hamil, Anace Boma(30thn), ketika mendengar rentetan dan
penyisiran yang dilakukan brimob, walau belum waktunya melahirkan, karena ketakutan dan
panik tibah-tibah anaknya keluar dari perutnya dan meninggal di kampong Ikebo, dan
kemudian ia menguburkannya dan melarikan diri pada pengungsian di debei.

Warga kamuu, kamuu selatan, kamu utara dan kamu timur, pada tgl 14 april 2011 mengungsi
ke tempat yang jauh yakni di Mapia, Debei, paniai, Obano, Pona dan tempat-tempat lain yang
jauh, yang dirasa aman bagi masyarakat Dogiyai. Dari pengungsian itu, seseorang meninggall
dunia. Orang yang meninggal dunia adalah Natalia Goo (35thn) di tempat pengungsiannya
pakouya dan dibawah kembali ke kampong asalnya tuaida.
Pada tanggal 17 april 2011, brimob menodong siswa kelas 3, Negeri Moanemani, Dese
Dogomo dan memintahnya untuk menangkap ternak warga. Walau ia menjelaskan kalau ia
adalah siswa yang mau ikut ujian dan menunjukan kartu siswanya, namun Brimob cuek dan
malah menerornya sehingga ia pun dengan keterpaksaan menangkap ternak warga, walau ia
sadar itu dosa dan bukan milik dia.

Penyisiran yang dilakukan mencekamkan warga dogiyai. Menurut seorang ibu yang
mengungsi di Debei, ance Dogomo, kami mengungsi dari tanggal 14 april 2011 sampai
sekarang (19 april 2011). Kami tidak memiliki makanan jadi kamu sedang lapar di tempat
pengungsian. Jumlah pengungsian menurutnya bberkisar ratusan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai