Anda di halaman 1dari 1

Menemukan diri dengan Silentium

2 September 2011 16:32| Diperbarui: 2 September 2011 16:32

774| 0| 0

Zaman sekarang identik dengan kesibukan. Setiap orang telah mempunyai aktivitasnya masing-
masing sebagai tuntutan hidup dalam setiap harinya. Adakah sedikit waktu dalam 24 jam kita
gunakan untuk silentium? Jawabannya pasti berfariasi dan bahkan ada yang tidak
menjawabnya. Silentium merupakan istilah dalam bahasa Latin yang artinya, diam, tenang,
sepi, yang dalam bahasa Inggris disebut silent.

Ketika saya masih berada di Seminari, istilah ini sangat populer. Dalam aturan di Seminari,
setiap malam Minggu semua seminarian diwajibkan untuk Silentium. Pada awalnya, saya
merasa sangat sulit untuk melaksanakannya dan itu pun saya lakukan karena terpaksa. Kurang
lebih dua bulan saya tinggal di Seminari,dengan sendirinya saya sudah mulai terbiasa dengan
silentium. Belum pernah ada makna yang saya petik dari kegiatan silentium saat itu.

Suatu sore di bulan September, saya menghadapi suatu masalah yang membuat saya merasa
beban. Kebetulan masalah itu terjadi pada hari Sabtu sore. Saya sangat cemas dengan
masalah yang sedang saya hadapi saat itu. Ketika malam tiba, saya beranjak ke suatu tempat
yang sangat sepi untuk mengasingkan diri sesaat dari teman-teman. Di situ saya hanya diam
dan sebentar-sebentar menarik nafas panjang. Sekitar dua menit saya berada di tempat itu
dengan nafas terengah-engah. Tidak ada hal yang menenangkan batin saya saat itu. Saya pun
berdoa, memohon petunjuk dari Tuhan agar saya bisa keluar dari masalah yang sedang saya
hadapi itu. Ada sedikit kelegahan yang saya rasakan saat itu.

Kira-kira 30 menit saya duduk di tempat itu dan saya hanya diam diri mengenang masalah yang
saya alami. Dan mujisat itu pun datang. Saya menemukan jalan keluar yang membuat saya
merasa puas. Dan ternyata jalan keluar yang saya ambil sungguh “manjur”. Akhirnya saya pun
keluar dari masalah yang membebankan itu.

Mulai saat itu, banyak hal yang saya dapat dari silentium. Bukan hanya dalam menghadapi
masalah, merenungi segala aktivitas yang telah saya lalui pun, saya lakukan sehingga segala
sesuatu yang telah saya lakukan setiap hari saya anggap sangat berharga. Begitu pun dengan
kita semua, alangkah baiknya dalam sehari kita menyisipkan waktu minimal 30 menit untuk
diam dan merenungi kehidupan kita. Akan ada manfaatnya bagi kehidupan kita di masa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai