Anda di halaman 1dari 6

MASALAH

NILAI – ESTETIKA

Masalah yang- indah

Di dalam bab ini kita akan mengetahui betapa penyelesaian-penyelesaian di bidang


ontologi dan di bidang aksiologi saling berhubungan. Kaum materialis cenderung
mengatakan nilai-nilai bersifat subjektif, sedangkan menurut kaum idealis, nilai-nilai
bersifat objektif.

Andaikan kita kali ini sepakat memandang nilai-nilai sekadar merupakan reaksi-
reaksi subyektif. Jika “keindahan” menggambarkan nilai, keindahan pun merupakan
sekadar reaksi subyektif. Maka benarlah apa yang tergantung dalam ungkapan”
mengenai masalah selera tidaklah perlu ada pertentangan”. Ditinjau dari sudut
pandangan semacam ini, melihat keindahan terbenamnya matahari, serupa dengan
menyukai kerang- sesuatu yang semata-mata bersifat perorangan. Tiada seorang pun
berhak mendakwakan diri betul atau tidak dalam hal ini, karena pernyataan-pernyataan
semacam itu tidak mengandung makna. Tetapi baiklah kita tidak mendahului
pembicaraan mengenai penyelesaian-penyelesaian masalah tentang keindahan.

Makna yang dikandung oleh sejumlah istilah-istilah yang pokok.

1. Segi-segi estetika.
Keindahan. Epistemologi bersangkutan dengan teori mengenai kebaikan ditinjau
dari segi kesusilaan. Istilah “ aksiologi” dipakai untuk memberikan batasan
pengertian terhadap penyelidikan mengenai kebaikan pada umumnya. Sedangkan
bagi penyelidikan mengenai hakekat keindahan dinamakan” estetika”. Meskipun
demikian, estetika mempersoalkan pula teori-teori mengenai seni. Istilah “seni”
menunjukkan bahwa itu mengungkapkan keindahan? Dengan berkata” seni”
sesungguhnya mengemukakan suatu teori estetika yang ini mendapatkan banyak
tantangan. Estetika merupakan suatu teori yang meliputi: (1) penyelidikan
mengenai yang indah, dan (2) penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang
mendasari seni. Tetapi ini tidak berarti tidak mempersoalkan senimannya. Maka
kiranya dalam hal ini disimak satu segi teori estetika yang lain, yaitu (3)
pengalaman yang berttalian dengan seni masalah penciptaan seni, penilaian
terhadap seni atau perenungan atas seni.

1
Marilah ungkapkan masalah tersebut dengan secara ini. Misalkan saya
mengikuti program radio dan mendengarkan seseorang membawakan lagu” all of
me”(semua dariku) karya john legend. saya mendesah “karya musik yang indah!”
bahkan mungkin saya bertanya-tanya”apakah sesungguhnya yang menyebabkan
suara yang terungkap tersebut terdengar indah?” sebentar kenudian anda mungkin
membalik-balik album yang memuat hasil-hasil reproduksi karya seni dan saya
tertegun pada gambar yang melukiskan” venus de milo( venus dari milo). Dan
sekali lagi saya mendesah “ indah benar”.
Dari hasil diatas bahwa bisa disimpulkan saya telah menggunakan kata yang
sama, yaitu “indah” sebagai nilai yang melekat pada suara dan pada patung. Saya
bertanya kepada diri sendiri” apakah ciri bersama yang dipunyai oleh hal tadi
memungkinkan saya untuk menyebut masing-masing sebagai hal yang indah?” dari
hasil itu saya menyimpulkan yang saya katakan merupakan sesuatu yang indah”
atau “ keindahan” semua itu kemungkinannya yang saya namakan” keindahan”
ternyata bukan keindahan.
2. Seni dan keindahan.
Dalam seni dan keindahan setiap orang yang melihat suatu seni rupa atau
seni patung dan dalam pahatan dan bentuk suatu karya seorang seniman pasti orang
yang melihatnya terpanah dan mengatakan patung tersebut indah.
Dalam hal ini karya yang dibuat seniman tersebut disebut indah atau tidak,
namun dalam arti tertentu orang dapat mengatakannya seni. Sedangkan seni tidak
semata-mata berusaha menyatakan keindahan. Keindahan memang mungkin
merupakan salah satu hal yang hendak dinyatakan oleh seni. Kedua, agaknya ada
sejumlah prinsip tertentu, yang apabila diterapkan secara berhasil, akan
menghasilkan karya seni.
Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat
dikelompokkan sebagai “rekayasa”,”pola”,”bentuk”, dan sebagainya. Yang
demikian estetika sudah mendekati menjadi ilmu pengetahuan tersendiri, yang tidak
dapat dimasukkan dalam bidang filsafat. Dalam hubungan ini, akan mempermudah
pemahaman kita. Contohnya mengenai” fisika” apa yang dimaksud “fisika”,
susunan fisika sebagai ilmu pengetahuan , dan sebagainya, prinsip-prinsip yang
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah fisika termasuk dalam bidang
fisika sendiri.
3. Unsur manusiawi

2
Bersangkut-paut dengan karya seni baik sebagai hasil pengungkapan nilai
maupun sebagai hasil pengungkapan perasaan, ini ada dua faktor manusiawi yang
menonjol.

Disamping ini, tentu terdapat pula masusia merenungkan karya seni. Dalam hal
ini yang menjadi masalah ialah hakekat pengalaman esetetika. Apakah pengalaman
yang demikian termasuk pengalaman khas( sui generis) atau merupakan respon
emosional terhadap pengalaman inderawi. Semua itu merupakan masalah-masalah
tambahan dalam estetika.

4. Predikat “keindahan”

Definisi tentang “keindahan” sangatlah sulit. Berbuat demikian berrati


mmenutup-nutupi sejumlah besar kesulitan. Untuk lebih tepatnya sejumlah segi dari
pernyataan” gambar ini indah”. Dalam pernyataan-pernyataan berikut mengarah
kepada penyusunan teori estetika.

5. Keindahan lukisan

Dalam sebuah lukisan dikatakan indah jika suatu lukisan itu menunjukkan
keindahan dalam lukisannya dan dalam lukisan tersebut menunjukkan adanya raut
muka, dan lukisannya tampak jelas.. dalam hal ini tidak bisa dikatakan “indah”
pada suatu lukisan. Orang menilai lukisan tersebut “indah” dan tidaknya itu orang
memandang sisi yang berbeda-beda. Dalam contoh lukisan “ At the Theater” hasil
karya daumir. Dalam lukisan tersebut bahwa terlihat garis-garis renik pemandangan
hanyalah sikap-sikap para pelakunya. Raut muka para penonton juga tampak
tegang. Dalam arti kata yang lazim tidak ada satu bagian pun dari lukisan tersebut
yang dapat dikatakan indah. Namun lukisan tersebut boleh jadi indah dalam arti
kata yang lain.

6. Makna dan keindahan.


Berbicara mengenai keindahan dalam arti kata yang sebenarnya, perlu
dikatakan pula sesuatu yang bersangkutan dengan isi atau “makna” yang
dikandungnya. Seorang wanita indah bukan hanya merupakan wanita yang dapat
menyenangkan mata, melainkan seorang wanita yang, katakanlah, mengungkapkan
sesuatu makna. Sering terjadi, ada wanita yang meskipun tidak secantik wanita
yang lain, namun lebih indah. Yang dinamakan “cantik” disini ialah sekedar

3
menyenangkan mata, sedangkan “indah” meliputi lebih banyak hal. Sesungguhnya
di dunia ini terdapat lebih banyak jumlah wanita yang vcantik dibandingkan dengan
jumlah wanita yang indah.
7. Keindahan ungkapan

Pendirian yang mengatakan bahwa seni menciptakan keindahan disanggah oleh


pandangan bahwa seorang seniman justru acap kali merupakan “penggugat dunia”.
Seorang Seniman

SENI SEBAGAI HASIL KEGIATAN INTUISI SERTA


PENGUNGKAPAN PERASAAN
1. Sebuah penyelesaian idealis. Seperti telah diketahui, seorang idealis mengutamakan
jiwa serta kegiatan-kegiatannya sebagai dasar segenap kenyataan. Sebagai akibatnya,
pendekatan secara idealistis mengenai estetika tentunya juga didasarkan atas
pandangan yang demikian itu.

Apabila seni memang suatu kegiatan kejiwaan, maka kiranya perlu dibedakan
dari kegiatan-kegiatan kejiwaan yang lain. Dengan demikian, dapatlah seni berupa
pengetahuan atau praktis? Seni bukan merupakan praktis, karena berlainan halnya
dengan, misalnya, ekonomi atau kesusilaan, tidak bertujuan memperoleh rasa nikmat
serta menghindari rasa sakit. Kenikmatan sebagai kenikmatan, bukanlah merupakan
sifat seni itu sendiri.Dalam kenyataannya, sebuah lukisan dapat menggambarkan
sesuatu yang memberi rasa nikmat, namun bukan seni, dan sebaliknya dapat terjadi
bahwa sesuatu lukisan menimbulkan rasa benci serta dengki, tetapi tetap merupakan
seni. Dengan demikian jika praktis bertujuan memperoleh rasa nikmat serta
menghindari rasa sakit, sedangkan seni tidak demikian halnya, maka seni bukanlah
praktis. Alternatif yang lain ialah, seni merupakan pengetahuan.

2. Pengetahuan yang bersifat intuitif serta perasaan. Pengetahuan menyangkut


masalah benar atau sesat. Dan berusaha membedakan antara yang nyata dengan yang
tidak nyata.Intuisi tidak berusaha mendapatkan pengetahuan dalam arti pengertian-
pengertian akali, intuisi sedikit sekali perhatiannya kepada masalah nyatanya atau
tidak nyatanya suatu citra, melainkan semata-mata bersangkutan dengan citra sebagai

4
citra. Yang demikian ini juga merupakan suatu bentuk pengetahuan mengenai diri
sendiri. Dalam arti yang demikian ini seni merupakan pengetahuan. Artinya,
sesungguhnya seni ialah hasil kegiatan intuisi yang menyangkut pula perasaan. Seni
menyangkut pula perasaan, karena seni bukanlah sekadar kegiatan menghasilkan
citra, melainkan suatu kesatuan yang dihayati oleh perasaan.

KEINDAHAN SEBAGAI RASA NIKMAT YANG DIOBYEKTIVASIKAN

 Keindahan tergantung pada pencerahan. Sebenarnya keindahan bukanlah


merupakan suatu kualitas obyek, melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan
dengan perasaan. Sesungguhnya suatu obyek dipandang mempunyai sifat-sifat
sebagai kualitas-kualitas segenap kesan yang kita peroleh darinya. Maka cepat atau
lambat akan menyadari bahwa hal-hal seperti warna, terdapat di dalam subyek yang
bersangkutan dan bukan pada obyeknya.

Sesungguhnya yang dinamakan warna sebuah obyek ialah cara kita


memberikan reaksi terhadap suatu rangsangan. Kiranya pasti mudah dimengerti
bahwa rasa nikmat atau rasa sakit bersifat subyektif, karena kedua macam rasa
tersebut tidak akan dimengerti secara masuk akal sebagai kualitas-kualitas yang
terdapat pada obyek yang lain. Tetapi orang dapat membayangkan keindahan yang
terdapat pada obyek yang lain; artinya orang dapat memproyeksikan perasaanya.

 Keindahan bersangkutan dengan rasa nikmat. Contohnya. Anda bangun pagi-pagi,


matahari memancarkan sinarnay, anda merasa sehat, dan secara umum mengalami
rasa nikmat. Anda berkata” indah nan pagi ini”, meskipun sesungguhnya pagi itu
sendiri tidak indah, tetapi anda mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal
ini orang cenderung untuk mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat obyek itu,
artinya memandang keindahan sebagai sifat obyek yang kita serap. Padahal
sebenarnya tetap merupakan perasaan.
Terdapat banyak rasa nikmat yang tidak merupakan bagian dari citra kita mengenai
sesuatu obyek, dan untuk membedakan antara rasa nikmat yang merupakan bagian
dari citra kita mengenai suatu obyek yang bukan, maka digunakan kata”
keindahan”.

5
KEINDAHAN SEBAGAI OBYEK TANGKAPAN AKALI.

Jika keindahan tidak dapat semata-mata dipandang sebagai sesuatu yang


subyektif, maka masih terbuka dua macam kemungkinan: (1) keindahan terdapat di
dalam diri obyek sebagai salah satu kualitasnya, atau (2) keindahan hendaknya dicari
pada hubungan yang terdapat antara obyek dengan manusianya. Yang mengetahui ialah
akal dan berhubung dengan itu keindahan bukanlah obyek perasaan, melainkan obyek
tangkapan akali.

 Keindahan menimbulkan kesenangan pada akal. Tidak mengingkari Peranan yang


dipunyai oleh alat-alat inderawi, karena akal menangkap sesuatu sekadar dengan
jalan melakukan abstraksi dan analisa. Akibatnya, hanya pengetahuan yang
diperoleh melalui alat-alat inderawi yang dapat mempunyai sifat khas yang
diperoleh melalui alat-alat inderawi yang mempunyai sifat khas yang diperlukan
untuk menangkap keindahan.keindahan ialah sesuatu di dalam obyek yang dapat
menimbulkan kesenangan pada akal semata-mata karena keadaannya sebagai obyek
tangkapan akali.
 Akal tercermin dalam keindahan. Akal merasa senang pada suatu yang indah,
karena di dalam sesuatu yang indah ia menemukan kembali dirinya, mengenal
dirinya kembali, dan berhubungan dengan pancarannya sendiri. Ciri-ciir khas yang
harus dipunyai oelh suatu obyek agar dapat dikatakan indah dapat ditemukan
dengan jalan memperhatikan apa yang diutamakan oleh akal. Akal senantiasa
gelisah apabila menyadari bahwa dirinya kurang sempurna. Berdasarkan anggapan
tersebut, maka salah satu syarat keindahan ialah harus ada keutuhan atau
kesempurnaan, karena yang dapat disebut indah ialah sesuatu yang manakala
ditangkap dapat menimbulkan kesenangan akl, tetapi juga jelas, bahwa akal tidak
hanya mengutamakan kesempurnaan, melainkan juga ketertiban. Bukanlah
ketertiban sesungguhnya merupakan tanda adanya kegiatan akal.syarat keindahan
yang kedua ialah ketertiban serta ketunggalan yang terungkap melalui
keseimbangan yang cocok.

Anda mungkin juga menyukai