Hukum Pranata Pembangunan
Hukum Pranata Pembangunan
BAB I ............................................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
3.1. UNDANG UNDANG NO.4 tahun 1992 tentang tata ruang ................................ 8
BAB IV .......................................................................................................................... 10
4.1. UNDANG-UNDANG NO.4 tahun 1992 tentang Perumahan & Pemukiman ... 10
BAB V ............................................................................................................................ 12
i
BAB I
PENGANTAR HUKUM PRANATAPEMBANGUNAN
1
3. Yudikatif (MA-MK) sbg lembaga penegak keadilan
Mahkamah Agung (MA) beserta Pengadilan Tinggi (PT) &
Pengadilan Negeri (PN) se-Indonesia mengadili perkara yg
kasuistik; Sedangkan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadili
perkara peraturan PerUU
4. Lawyer, pihak yg mewakili klien utk berperkara di pengadilan, dsb.
B. Contoh Umum Kontrak Kerja Bidang Konstruksi
Kontrak pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah sakit antara
CV. Permata Emas dengan PT. Kimia Farma
Nomor : 1/1/2010
Tanggal : 25 November 2010
Pada hari ini Senin tanggal 20 November 2010 kami yang bertandatangan
Di bawah ini :
Nama : Richard Joe
Alamat : Jl. Merdeka Raya, Jakarta Barat
Jabatan : Dalam hal ini bertindak atas nama CV. PEMATA EMAS
disebut sebagai Pihak Pertama
Dan
Nama : Taufan Arif
Alamat : Jl. Ketapang Raya, Jakarta Utara
Jabatan : dalam hal ini bertindak atas nama PT. KIMIA FARMA
disebut sebagai pihak kedua.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan ikatan kontrak
pelaksanaan pekerjaan pembangunan Rumah Sakit yang dimiliki oleh
pihak kedua yang terletak di Jl. Matraman no. 9, Jakarta Timur.
Setelah itu akan dicantumkan pasal pasal yang menjelaskan
tentang tujuan kontrak,bentuk pekerjaan,sistem pekerjaan,sistem
pembayaran,jangka waktu pengerjaan,sanksi-sanksi yang akan
dikenakan apabila salah satu pihak melakukan pelanggaran kontrak
kerja,dsb.
2
BAB II
HUBUNGAN HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN
3
2.2. Hubungan Antara Owner, Konsultan, dan Kontraktor
Manajemen konstruksi memerlukan kerjasama yang erat dari ketiga
pembangunan yaitu owner (pemberi tugas), konsultan (perencana) dan
kontraktor (pemborong/pelaksana) untuk keberhasilan dalam mewujudkan
proyek.
A. Peranan Pemilik
1. Pada tahap konseptual :
Peranan pemberi tugas adalah menyediakan:
Tujuan dan keperluan penyelenggara proyek
Tingkat kwalitas yang diinginkan
Dana yang dialokasikan
Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan (required schedule)
Pedoman secara khusus
Hal-hal tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk T.O.R (terms
of reference) yang selanjutnya akan disusun oleh konsultan. TOR
dapat digunakan sebagai dasar menyusun analisa pendahuluan dan
studi kelayakan.
2. Pada tahap defisisi
Setelah dilakukan studi kelyakan terlihat proyek layak,maka pemilik
melanjutkan kegiatan sebagai berikut.
Meletakan batasan atau definisi lingkup proyek
Filisopi desain
Menentukan alokasi pembagian lingkup kerja
Menyusun strategi penyelenggaran
Menyiapkan paket lelang (RFP) dan rancangan kontrak
4
Mengadakan lelang (tender), menerima proposal, negosiasi dan
menandatangani kontrak.
3. Pada tahap implementasi
Peranan pemilik pada tahap implementasi fisik adalah sebagai
berikut:
Pengelola terhadap pekerjaan kontraktor maupun terhadap paket
kerja anggaran ditangani sendiri
Mengelola keuangan proyek
Administrasi kontrak
B. Peranan konsultan
Berdasarkan T.O.R konsultan perencana harus mengembangkannya
menjadi:
Dokumen kontrak
Dana yang diperlukan (R.A.B)
Tingkat kualitas pekerjaan
Rencana jadwal pelaksanaan (time schedule)
Layak bangun (constructable)
C. Peranan kontaktor
Secara Umum peranan kontraktor adalah mengatur secara efisien
pelaksanaan fisik bangunan sesuai dengan dokumen kontrak.
Menyiapkan time schedule.
Menyediakan / memobilisasikan sumber daya.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.
Membuta laporan kemajuan pekerjaan.
Melaksanakan pengetesan bahan / konstruksi.
Menyiapkan shop drawings dan as built drawings.
Menyerahkan pekerjaan proyek.
Menerima pembayaran sesuai dengan dokumen kontrak.
Demobilisasi
5
2.3. Model Hubungan Kerja Peserta Proyek Konstruksi
A. Menggunakan kontraktor utama
Dalam hubungan semacam ini tanggung jawab pekerjaan,implementasi
fisik di serahkan kepada kontraktor utama, dengan kontrak harga tetap
ataupun tidak tetap.Sedangkan tanggung jawab mempersiapkan paket-
paket kerja seperti arsitektur dan engineering di serahkan kepada
konsultan-konsultan yang bersangkutan.
6
C. Force Account
Dalam hal ini, pemilik terlibat langsung dalam pekerjaan dan bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap penyelenggaraan proyek.Pemilik dapat
menggunakan jasa subkontraktor atau konsultan yang melapor langsung
kepada pemilik.
7
BAB III
PENATAAN RUANG
8
undangan dalam satu kesatuan sistem yang harus memberi dasar yang
jelas, tegas dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum bagi upaya
pemanfaatan ruang. Untuk itu, undang-undang tentang penataan ruang ini
memiliki ciri sebagai berikut:
2. Sederhana tetapi dapat mencakup kemungkinan perkembangan
pemanfaatan ruang pada masa depan sesuai dengan keadaan, waktu, dan
tempat.
3. Menjamin keterbukaan rencana tata ruang bagi masyarakat sehingga dapat
lebih mendorong peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang yang
berkualitas dalam segala segi pembangunan.
4. Mencakup semua aspek di bidang penataan ruang sebagai dasar bagi
pengaturan lebih lanjut yang perlu dituangkan dalam bentuk peraturan
tersendiri.
5. Mengandung sejumlah ketentuan proses dan prosedur perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai
dasar bagi pengaturan lebih lanjut.
9
BAB IV
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
10
sarana lingkungan, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana
tata ruang lingkungannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus
lbukota Jakarta;
9. Lingkungan siap bangun adalah sebidang tanah yang merupakan bagian
dari kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan
dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai
dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling
tanah matang;
10. Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan
sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan,
pemilikan tanah, dan rencana tata ruang lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian untuk membangun bangunan
11. Konsolidasi tanah permukiman adalah upaya penataan kembali
penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh masyarakat pemilik
tanah melalui usaha bersama untuk membangun lingkungan siap bangun
dan menyediakan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana tata ruang
yang ditetapkan Pemerintah Daerah Tingkat II, khusus untuk Daerah
Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruangnya ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
11
BAB V
PERENCANAAN FISIK PEMBANGNAN
12
tujuan pembangunan ekonomi dan sosial harus dilakukan dalam
keberlanjutan pernecanaan fisik pembangunan di semua negara, baik negara
maju maupun negara berkembang.
13
3. Sektor Swasta
Yang dimaksudkan sektor sasta dalam distribusi tata ruang ini diLingkup
oleh kegiatan perencanaan oleh swasta di Indonesia semula memang hanya
terbatas pada skalanya seperti pada perencanaan perumahan, jaringan
utilitas, pusat perbelanjaan dll. Pihak swasta juga sangat mempengaruhi
distribusi tata ruang dalam sektor swasta,pihak swasta kecil ataupun besar.
Pihak swasta terkecil adalah individu atau perorangan juga sangat
mempengaruhi pola perencanaan pembangunan secara keseluruhan.
Misalkan seseorang ingin membuat gedung,dia harus membuat fisik
perencanaannya terlebih dahulu lalu setelah jadi bangunannya,selanjutnya
dia tinggal mematuhi peraturan-peraturan yang berhubuhan dengan
membangun,contohnya IMB,dan sebagainya.
14