Proposal Seminar
Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus
lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN
Maduri DENGAN Putri Delima
Proposal Seminar
Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475
Pembimbing
Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ii
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus
lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN
Maduri DENGAN Putri Delima
Proposal Seminar
Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475
Mengesahkan, Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pembimbing Seminar
Kemahasiswaan
Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
NIP. 196712101994032001 NIP. 197003261995121001
iii
PRAKATA
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal seminar yang berjudul
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunb.)
Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN Maduri DENGAN Putri
Delima sesuai dengan syarat yang telah ditentukan sebelumnya.
Proposal seminar ini disusun sebagai perlengkapan prasyarat Mata Kuliah
Seminar Strata-1 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk
melatih keterampilan yang bersifat keilmuwan, yang didasari oleh bidang ilmu yang
diminati, serta melatih kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan sebuah
penelitian. Dengan bantuan dari berbagai pihak. Akhirnya proposal seminar ini
dapat terselesaikan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr. Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM
dan selaku dosen pembimbing seminar, fasilitator yang telah memberi ide,
pencerahan, serta saran yang bersifat membangun.
2. Drs. Sutikno, S.U. selaku dosen pengelola seminar.
3. Bapak Romli selaku petani yang membantu proses penanaman dan
pemeliharaan tanaman semangka.
4. Orang tua yang senantiasa mendoakan.
5. Addina Aam Nurmelati selaku sahabat yang senantiasa mendukung dan
menyemangati.
6. Segenap kakak-kakak Tim Gama Melon yang telah memberikan banyak
dukungan serta saran terhadap pelaksanaan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal seminar ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran yang membangun
dalam upaya perbaikan di penelitian selanjutnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi buah dan biji semangka per 100 gram .......................... 9
Tabel 2. Rencana dan jadwal penelitian seminar .......................................... 18
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus lanatus
(Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN Maduri DENGAN
Putri Delima
Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475
INTISARI
Kata Kunci: Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai), Maduri,
Putri Delima, Kestabilan.
viii
PHENOTYPE CHARACTER STABILITY OF WATERMELON (Citrullus
lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Maduri WITH Putri Delima
HYBRID
By:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475
ABSTRACT
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang dijuluki sebagai negara agraris,
terbukti dari sektor industri pertanian dan hortikultura yang tinggi potensialnya.
Salah satu komoditi hortikultura yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah
semangka. Tanaman semangka merupakan salah satu jenis tumbuhan dari famili
Cucurbitaceae yang berasal dari Afrika dan hingga saat ini telah berkembang dan
menyebar di seluruh dunia, khususnya di daerah tropis dan sub-tropis.
Perkembangan tanaman semangka yag termasuk cepat serta rasa buahnya yang
lezat dan memiliki banyak kandungan air membuatnya menjadi jenis buah yang
digemari seluruh lapisan masyarakat (Sunarjono, 2006).
Menurut Kalie (2008), buah semangka memiliki kandungan air yang sangat
tinggi, kurang lebih sekitar 92 gram per 100 gram buahnya. Nilai gizi, kandungan,
vitamin dan mineral dari semangka tergolong rendah dengan kandungan
karbohidrat sekitar 7 g dalam bentuk larutan gula, protein sekitar 0,5 g, dan lemak
sekitar 0,2 g per 100 gram buahnya. Vitamin dalam buah semangka hanya
terkandung 590 gram S.I. Vitamin A, dan 6 mg Vitamin C per 100 gram buahnya,
sedangkan kandungan mineralnya terdiri atas 0,2 mg Niasin, 0,05 mg Riboflavin,
0,05 Thiamin, 0,3 mg Abu, 7 mg Kalsium (Ca), 0,2 mg Besi (Fe), dan 12 mg Fosfor
(P) per 100 gram buahnya (Wihardjo, 1993; Kalie, 2008).
Tanaman semangka termasuk dalam tanaman musim kering. Semangka
membutuhkan iklim yang kering dan panas agar dapat tumbuh dengan cepat dan
baik. Iklim lembab tak hanya menghambat pertumbuhannya namun juga akan
menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terserang hama dan penyakit, serta
terjadi penurunan kualitas dan produktivitas buah. Hujan dan suhu rendah dapat
memicu terjadinya kegagalan tersebut, padahal semangka merupakan salah satu
tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan mampu mendatangkan
keuntungan. Oleh sebab itu, budidaya dari tanaman semangka harus dilakukan
dengan baik untuk menghindari kerugian (Kalie, 2008).
1
Varietas baru buah semangka di Indonesia mulai dibudidayakan melalui
kegiatan pemuliaan tanaman (plant breeding) dikarenakan nilai ekonomi dan minat
masyarakat yang cukup tinggi terkait buah semangka. Selain memenuhi permintaan
pasar, pemuliaan tanaman dapat berimplikasi terhadap kemajuan sektor agrobisnis
dan ketahanan pangan nasional. Upaya pelaksanaan aplikasi pemuliaan tanaman
semangka akan dan sedang dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, melalui persilangan semangka warna
kuning kultivar Maduri dengan semangka warna merah kultivar Putri Delima.
Harapannya persilangan tersebut dapat mengasilkan semangka warna jingga atau
oranye.
Semangka kultivar Maduri memiliki karakter buah berbentuk inole, warna kulit
hijau tua bercorak strip hijau kehitaman, daging buah berwarna kuning, dan rasa
yang manis (PT. Benih Bintang Asia, 2017), sedangkan semangka kultivar Putri
Delima memilik karakter buah berbentuk inole, warna kulit hijau gelap, dan daging
buah yang berwarna merah (PT. Known-You Seed Indonesia, 2017). Hasil
persilangan dari kedua kultivar tersebut menghasilkan buah berbentuk inole,
memiliki warna kulit buah hijau tua dengan corak garis-garis berwarna hijau tua
kehitaman, memiliki daging buah berwarna oranye, dan rasa yang manis. Meskipun
demikian, Novianto (2016) menyatakan bahwa syarat bagi suatu varietas agar dapat
tersertifikasi, perlu memiliki stabilitas dan adaptibilitas sehingga menjadi suatu
kultivar yang dapat dibudidayakan secara meluas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pengujian kestabian fenotip dari varietas hasil persilangan kultivar Maduri
dengan kultivar Putri Delima.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, didapat beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakter fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di Dusun Jamusan
Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta?
2
2. Bagaimana kestabilan fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di Dusun Jamusan
Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakter fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di lahan Dusun
Jamusan Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta.
2. Mengetahui kestabilan fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di lahan Dusun
Jamusan Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi dan sumber ilmiah
dalam budidaya dan pemuliaan tanaman terkhusus pada buah semangka,
menambah diversitas flora Indonesia jika hasil varietas memiliki standar yang layak
untuk disertifikasi, serta meningkatkan ketersediaan bibit unggul produksi dalam
negeri dalam upaya memajukan sektor agrobisnis dan ketahanan pangan nasional.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Semangka
Tanaman semangka merupakan salah satu jenis tanaman yang tergabung
dalam Famili Cucurbitaceae dan berasal dari benua Afrika, tepatnya di Gurun
Pasir Kalahari sebagai lahan pusat penyebarannya. Tanaman ini bersifat
semusim dan memiliki waktu produksi yang tergolong cepat dengan umur hanya
mencapai 6 bulan. Bila sedang musimnya, produksi semangka akan melimpah
ruah. Penyebaran semangka ke Benua Amerika, dilakukan oleh bangsa-bangsa
dari Afrika. Di belahan bumi dengan wilayah tropis, tanaman semangka
memberikan keuntungan yang cukup besar. Adapun di Indonesia, tanaman
semangka banyak dibudidayakan dan dikembangakan secara komersil di
wilayah Indramayu, Cirebon, Madiun, Klaten, Madura, Malang, dan Lombok
(Kalie, 2008; Sunarjono, 2006). Menurut Kementan (2015), produksi buah
semangka di Indonesia cenderung mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Pada
tahun 2009, semangka memiliki angka rata-rata hasil produksi sebesar 13,86
Ton/Ha hingga pada tahun 2014, angka rata-rata hasil produksinya mampu
mencapai 18,27 Ton/Ha.
2. Klasifikasi Semangka
Secara spesifik, klasifikasi dari tanaman semangka adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Species : Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai
(Species 2000, 2017)
4
3. Deskripsi Semangka
Secara morfologis, tanaman semangka sangat mirip dengan tanaman melon
(Cucumis melo L.) dan termasuk tanaman labu-labuan seperti halnya blewah dan
mentimun. Hal tersebut dapat dikarenakan kedua tanaman sama-sama tergolong
dalam Famili Cucurbitaceae. Semangka merupakan tanaman semusim, menjalar,
dan memiliki bagian alat pemegang seperti pilin. Permukaan tanaman semangka
tertutup oleh bulu-bulu halus yang tajam, menyelimuti batang dan daunnya
(Wulandari, 2012).
a. Akar
Tanaman semangka memiliki sistem perakaran tunggang dan akar
samping sedikit, namun agak dalam. Sistem perakaran semangka sangat
rentan terhadap penggenangan air. Penggenangan yang berlebihan akan
menyebabkan terjadinya penghambatan perkembangan akar (Sunarjono,
2006; Wulandari, 2012).
b. Batang
Batang semangka berbentuk bulat dan lunak, memiliki rambut dan sedikit
berkayu. Batangnya mampu memanjat dengan perantara alat pemegang.
Umumnya, batang ini merambat atau menjalar dengan panjang mencapai 3,5-
3,6 meter (Kalie, 2008). Menurut Wihardjo (1993), batang tanaman
semangka dapat bercabang sebanyak 2-3 cabang produktif, atau biasa disebut
sebagai cabang lateral. Cabang-cabang lateral memiliki bentuk yang mirip
dengan cabang utama.
c. Daun dan Sulur
Daun tanaman semangka bercangap menjari dan melebar (Wulandari,
2012). Letak daun berseberangan secara teratur di sepanjang sulur tanaman.
Panjang sulur dari tanaman semangka dapat mencapai 5-6 meter atau lebih.
Panjang dari sulur tanaman semangka dipengaruhi oleh kesuburan tanah di
sekelilingnya (Wihardjo, 1993). Menurut ECPGR (2008), daun tanaman
semangka dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan pembagian lembar daun
menjadi lembar sekunder yaitu; Weak, Intermediate, dan Strong (Gambar 1).
5
Gambar 1. Jenis daun pada tanaman semangka. (1) Weak, (2) Intermediate,
(3) Strong (ECPGR, 2008).
d. Bunga
Bunga tanaman semangka berada di ketiak daun. Tiap tanaman akan
memunculkan beberapa kuntum bunga berawarna kuning cerah dan mampu
memikat serangga untuk membantu jalannya penyerbukan. Tanaman
semangka memiliki jenis bunga tidak sempurna, sehingga putik dan benang
sari tidak terdapat pada satu bunga yang sama (Gambar 2). Benang sari
terdapat pada bunga jantan yang bertangkai lurus, sedangkan putik terdapat
pada bunga betina yang memiliki jendolan bakal buah yang terdapat pada
tangkainya (Wihardjo, 1993).
1 2
Gambar 2. Jenis bunga pada tanaman semangka. (1) Bunga jantan, (2) Bunga
betina (Wihardjo, 1993).
e. Buah
Bunga dari tanaman semangka yang berhasil terserbuk sempurna akan
berkembang menjadi buah semangka. Umumnya, buah semangka berukuran
6
besar dengan berat hingga mencapai 5 kg (Sunarjono, 2006). Buah semangka
memiliki kulit buah yang bercorak garis-garis memanjang dan polos, hal
tersebut tergantung varietasnya, sama halnya dengan ukuran buahnya.
Menurut Wihardjo (1993), buah semangka dibagi menjadi 4 kelas
berdasarkan ukuran buahnya, yaitu:
Kelas A : Buah berukuran 4 kg atau lebih, bentuk proporsional.
Kelas B : Buah berukuran 2-4 kg.
Kelas C : Buah berukuran kurang dari 2 kg.
Kelas BS : Buah kurang laku karena bentuk kurang sempurna.
Daging buah semangka mengandung banyak sekali kandungan air,
berwarna kuning, merah jambu cerah, hingga merah tua. Semangka dapat
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan keberadaan bijinya, yaitu semangka
berbiji dan semangka tanpa biji (Wulandari, 2012). Menurut Wihardjo (1993),
semangka dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya menjadi 3 jenis,
yaitu bentuk bulat, bulat tinggi, dan bulat panjang (lonjong). Meskipun
demikian, ECPGR (2008) membagi bentuk buah semangka secara rinci
menjadi 6 jenis, yaitu Flattened, Round, Broad elliptical, Elliptical, Pyriform,
dan Oblong (Gambar 3).
Gambar 3. Bentuk buah semangka. (1) Flattened, (2) Round, (3) Broad
elliptical, (4) Elliptical, (5) Pyriform, (6) Oblong (ECPGR, 2008).
7
f. Biji
Biji pada varietas semangka haploid (berbiji) terletak relatif di tengah buah.
Jumlah biji buah semangka bervariasi, berdasarkan jumlah bijinya, semangka
dapat digolongkan menjadi:
Semangka berbiji banyak apabila di dalam buah terdapat lebih dari 600
biji.
Semangka berbiji sedang apabila di dalam buah terdapat 400-600 biji.
Semangka berbiji sedikit apabila di dalam buah terdapat kurang dari
400 biji.
Bentuk biji pada semangka dibedakan menjadi bij panjang, sedang, dan
pendek. Adapun berdasarkan beratnya dibagi menjadi biji ringan, sedang, dan
berat. Biji buah semangka yang sudah tua akan berwarna coklat kehitam-
hitaman (Wihardjo, 1993; Kalie, 2008).
8
Tabel 1. Komposisi buah dan biji semangka per 100 gram
5. Syarat Tumbuh
Semangka merupakan salah satu jenis tumbuhan yang rentan terhadap suhu
dingin. Sebagian kultivar dari semangka memerlukan waktu tumbuh yang relatif
lama. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh suhu tinggi
diatas 20 oC dengan paparan sinar matahari penuh. Menurut Aditya (2008),
semangka toleran terhadap kelembaban yang rendah dan sedikit toleran terhadap
kekeringan, namun sangat peka terhadap genangan air di tanah. Oleh sebab itu,
tanaman semangka juga tidak tahan terhadap guyuran hujan yang berlebihan.
Kontak tanaman semangka dengan genangan air di tanah dan guyuran hujan
akan mengakibatkan kerusakan pada akar hingga seluruh tanaman. Karenanya,
semangka hidup lebih optimal di daerah dengan iklim relatif kering, berkapur,
dan memiliki banyak unsur hara (bahan organik) seperti nitrogen. Tanah yang
9
gembur, subur, dan kaya akan bahan organik akan memudahkan semangka
dalam menghasilkan buah yang cepat masak. Sebaliknya, pada tanah yang padat,
semangka akan mengalami kesulitan untuk mengasilkan buah yang cepat masak,
bahkan justru mengalami hambatan (Sunarjono, 2006; Kalie, 2008).
Selain profil tanah yang telah dipaparkan, derajat keasaman pada tanah atau
pH juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman
semangka. pH yang optimum bagi lahan tanam semangka terdapat pada pH 5,5-
6,5. Meskipun demikian, tanaman semangka memiliki kisaran toleransi yang
cukup tinggi terhadap derajat keasaman tanah (pada nilai pH kurang dari 5)
sehingga mampu dibiakkan di daerah lahan gambut (Sunarjono, 2006) dengan
pH yang terbilang sangat masam pada kisaran 3,4-3,6 (Alwi dan Hairani, 2007).
Penanaman semangka pada lahan yang bersifat alkalis dapat meminimalisir
serangan penyakit fusarium (Kalie, 2008).
B. Hipotesis
Berdasarkan dari beberapa pustaka yang diacu, dapat diperoleh hipotesis bahwa:
1. Semangka hasil persilangan kultivar Maduri dengan kultivar Putri
Delima memiliki karakter fenotip yang unik sebagai penciri.
2. Buah semangka hasil persilangan kultivar Maduri dengan kultivar Putri
Delima memiliki karakter fenotip yang stabil.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
C. Cara Kerja
Secara umum, cara kerja yang dilakukan pada penelitian kali ini mengacu pada
metode Pengujian Perbedaan, Keseragaman, dan Stabilitas Semangka menurut
UPOV (2012).
1. Persiapan Lahan
Sebelum dilakukan penanaman semangka, mula-mula dilakukan pembalikan
tanah dengan pembajakan atau dicangkul agar tanah menjadi gembur, memiliki
aerasi yang optimal, dan menjadikan tanah kaya akan oksigen. Kemudian,
dilakukan pemupukan lahan untuk menyokong kebutuhan nutrisi selama
pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Setelah itu, dilakukan
pengairan dan penyurutan tanah sebelum benih semangka ditanam.
15
Ukuran buah (Panjang buah, Diameter buah)
Untuk mendapatkan rerata nilai panjang dan diameter buah semangka
yang reprensentatif, pengukuran dilakukan terhadap 5 sampel pada setiap
ulangan tanaman dari varietas yang diuji dan selanjutnya dirata-rata dengan
formulasi sebagai berikut:
1+2++5
Rerata Panjang Buah = 5
16
Daya Simpan
Pengujian daya simpan dilakukan dengan menyimpan buah semangka
segar pada suhu ruang, kemudian setiap harinya dilakukan pengamatan
terhadap kondisi buah semangka tersebut. Pengamatan meliputi warna, dan
tingkat kekerasan. Buah yang busuk akan mengalami perubahan warna dan
tekstur dan dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.
Bobot 100 biji
Bobot dari 100 biji semangka diukur dengan menimbang 100 biji yang
telah dioven hingga kering. Pengukuran ini dilakukan pada biji tiap sampel
hasil panen semangka.
D. Analisis Data
Hasil data parameter kuantitatif dianalisis menggunakan pengujian ANOVA
dengan perangkat lunak PKBT STAT 2.02 satu faktor pada aras signifikansi 1%
dan 5%.
17
Tabel 2. Rencana dan jadwal penelitian seminar
b. Penyediaan
alat dan
bahan
c. Penyusunan
proposal
penelitian
2 Pelaksanaan
a. Penelitian
b. Pengambilan
sampel
c. Pengolahan
dan analisis
data
3 Penyelesaian
a. Penyusunan
laporan
penelitian
b. Presentasi
hasil
penelitian
18
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, W. 2008. Uji Daya Hasil 17 Hibrida Harapan Semangka (Citrullus lanatus
(Thunberg) Matsum. & Nakai). Naskah Skripsi. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 4.
Alwi, M., A. Hairani. 2007. Karakteristik kimia lahan gambut dangkal dan
potensinya untuk pertanaman cabai dan tomat. Bul. Agron. 35(1): 36-43.
ECPGR. 2008. Minimum descriptors for Cucurbita spp., cucumber, melon,
watermelon. ECPGR Secretariat. Rome. pp. 11-13.
Kalie, M. B. 2008. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Bogor. Hal. 1-17.
Kementan. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Direktorat Jenderal
Hortikultura, Kementrian Pertanian. Jakarta. Hal. 105.
Kementan. 2016. Laporan Tahunan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian Tahun 2015. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta. Hal. 43.
Novianto, A. 2016. Kestabilan Karakter Fenotip Melon (Cucumis Melo L.
Meloni) Hasil Budidaya di Dusun Jamusan, Sleman, D.I.Yogyakarta. Naskah
Seminar. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hal. 2.
PT. Benih Bintang Asia. 2017. Brosur F1 Maduri. PT. Benih Bintang Asia. Jember.
PT. Known-You Seed Indonesia. 2017. Brosur Putri Delima. PT. Known-You Seed
Indonesia. Magelang.
Species 2000. 2017. Catalogue of Life: 29th September 2017: Citrullus lanatus
(Thunb.) Matsumura & Nakai.
http://www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/a9d6c49d932cb6a2d13b
e516986d9746/common/576e5480e52d540510ac3ef01b9023db. Accessed on
4 October 2017, 08.10 AM.
Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penerbit Niaga Swadaya.
Yogyakarta. Hal. 93-94.
UPOV. 2012. Guidelines for The Conduct of Tests for Distinctness, Uniformity, and
Stability: Watermelon. International Union for The Protection of New Varieties
of Plants. Geneva. pp. 5-30.
Wihardjo, F. A. S. 1993. Bertanam Semangka. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 15-17.
Wulandari, A. A. 2012. Budidaya Tanaman Buah Semangka (Citrullus lanatus)
Magang Mahasiswa di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan
Masyarakat Desa OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural
Advancement) Karanganyar. Naskah Tugas Akhir. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal. 1-6.
19