Anda di halaman 1dari 28

KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus

lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN


Maduri DENGAN Putri Delima

Proposal Seminar

Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus
lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN
Maduri DENGAN Putri Delima

Proposal Seminar

Disusun sebagai perlengkapan prasyarat Mata Kuliah Seminar di Fakultas Biologi


UGM

Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475

Pembimbing
Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017

ii
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus
lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN
Maduri DENGAN Putri Delima

Proposal Seminar

Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475

Telah diperiksa, disetujui, dan dinyatakan memenuhi syarat untuk melaksanakan


Seminar

Yogyakarta, 3 Oktober 2017


Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada

Mengesahkan, Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pembimbing Seminar
Kemahasiswaan

Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
NIP. 196712101994032001 NIP. 197003261995121001

iii
PRAKATA

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal seminar yang berjudul
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunb.)
Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN Maduri DENGAN Putri
Delima sesuai dengan syarat yang telah ditentukan sebelumnya.
Proposal seminar ini disusun sebagai perlengkapan prasyarat Mata Kuliah
Seminar Strata-1 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk
melatih keterampilan yang bersifat keilmuwan, yang didasari oleh bidang ilmu yang
diminati, serta melatih kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan sebuah
penelitian. Dengan bantuan dari berbagai pihak. Akhirnya proposal seminar ini
dapat terselesaikan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr. Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM
dan selaku dosen pembimbing seminar, fasilitator yang telah memberi ide,
pencerahan, serta saran yang bersifat membangun.
2. Drs. Sutikno, S.U. selaku dosen pengelola seminar.
3. Bapak Romli selaku petani yang membantu proses penanaman dan
pemeliharaan tanaman semangka.
4. Orang tua yang senantiasa mendoakan.
5. Addina Aam Nurmelati selaku sahabat yang senantiasa mendukung dan
menyemangati.
6. Segenap kakak-kakak Tim Gama Melon yang telah memberikan banyak
dukungan serta saran terhadap pelaksanaan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal seminar ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran yang membangun
dalam upaya perbaikan di penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 4 Oktober 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan ................................................................................ i


Halaman Judul ............................................................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Prakata ........................................................................................................... iv
Daftar Isi ........................................................................................................ v
Daftar Tabel .................................................................................................. vi
Daftar Gambar ............................................................................................... vii
Intisari ........................................................................................................... viii
Abstract ......................................................................................................... ix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Permasalahan .................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4
B. Hipotesis ......................................................................................... 11
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 12
B. Alat dan Bahan ................................................................................ 12
C. Cara Kerja ....................................................................................... 13
D. Analisis Data ................................................................................... 17
E. Rencana dan Jadwal Penelitian Seminar ......................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi buah dan biji semangka per 100 gram .......................... 9
Tabel 2. Rencana dan jadwal penelitian seminar .......................................... 18

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis daun pada tanaman semangka ............................................ 6


Gambar 2. Jenis bunga pada tanaman semangka .......................................... 6
Gambar 3. Bentuk buah pada tanaman semangka ........................................ 7

vii
KESTABILAN KARAKTER FENOTIP SEMANGKA (Citrullus lanatus
(Thunb.) Matsum. & Nakai) HASIL PERSILANGAN Maduri DENGAN
Putri Delima
Oleh:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475

INTISARI

Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) merupakan salah


satu tanaman hortikultura anggota dari familia Cucurbitaceae yang dikenal
memiliki nilai ekonomi dan minat masyarakat yang tinggi. Semenjak masuk di
Indonesia, aplikasi pemuliaan tanaman semangka kian berkembang guna
menghasilkan varietas baru yang unggul, sehingga tak hanya mampu memenuhi
permintaan pasar, namun juga dapat berimplikasi terhadap kemajuan sektor
agrobisnis dan ketahanan pangan nasional. Semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima menghasilkan buah berbentuk inole,
memiliki warna kulit buah hijau tua dengan corak garis-garis berwarna hijau tua
kehitaman, daging buah berwarna oranye, dan rasa yang manis. Namun, untuk
dapat tersertifikasi menjadi kultivar yang dapat dibudidayakan secara luas, maka
varietas baru perlu memiliki karakter yang adaptif dan stabil. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kestabilan karakter fenotip semangka hasil persilangan
kultivar Maduri dengan kultivar Putri Delima yang dibudidayakan di lahan
Jamusan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, D.I.Yogyakarta. Penelitian dilakukan
pada bulan Agustus hingga November 2017. Selanjutnya, diambil 5 sampel
semangka secara random. Sampel kemudian diamati karakter kualitatif dan
kuantitatifnya. Data kuantitatif dianalisis menggunakan pengujian ANOVA dengan
software PKBT STAT 2.02 satu faktor pada aras signifikansi 1% dan 5 %. Apabila
hasil menunjukkan tidak berbeda nyata, maka karakter fenotip diasumsikan stabil.

Kata Kunci: Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai), Maduri,
Putri Delima, Kestabilan.

viii
PHENOTYPE CHARACTER STABILITY OF WATERMELON (Citrullus
lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) Maduri WITH Putri Delima
HYBRID
By:
Alfi Fauzan Irsyad
15/381836/BI/09475

ABSTRACT

Watermelon (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) is one of the


horticultural crops members of Cucurbitaceae family, which is known to have high
economic value and public interest. Since the entry into Indonesia, the application
of watermelon plant breeding has grown to produce new superior varieties, hence
not only able to meet market demand, but also to have implications for the progress
of the agribusiness sector and national food security. Watermelon Maduri with
Putri Delima cultivar hybrid produce an oblong-shaped fruit, has a dark green
skin tone with dark green streaks, orange flesh, and sweet taste. However, to be
certified and become a cultivar that can be cultivated extensively, the new varieties
need to have an adaptive and stable character. This study aims to determine the
phenotype character and stability of watermelon Maduri with Putri Delima
cultivar hybrid which is cultivated in Jamusan Village, Prambanan Sub-district,
Sleman, D.I.Yogyakarta fields. The study is conducted from August to November
2017. Furthermore, 5 randomly collected watermelon samples are taken. Then, the
qualitative and quantitative characters of samples are observed. The quantitative
data were analyzed using ANOVA testing with PKBT STAT 2.02 software single
factor at 1% and 5% level. If the results shows no significant difference, then the
phenotype character is deemed stable.

Keywords: Watermelon (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai), Maduri,


Putri Delima, Stability.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang dijuluki sebagai negara agraris,
terbukti dari sektor industri pertanian dan hortikultura yang tinggi potensialnya.
Salah satu komoditi hortikultura yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah
semangka. Tanaman semangka merupakan salah satu jenis tumbuhan dari famili
Cucurbitaceae yang berasal dari Afrika dan hingga saat ini telah berkembang dan
menyebar di seluruh dunia, khususnya di daerah tropis dan sub-tropis.
Perkembangan tanaman semangka yag termasuk cepat serta rasa buahnya yang
lezat dan memiliki banyak kandungan air membuatnya menjadi jenis buah yang
digemari seluruh lapisan masyarakat (Sunarjono, 2006).
Menurut Kalie (2008), buah semangka memiliki kandungan air yang sangat
tinggi, kurang lebih sekitar 92 gram per 100 gram buahnya. Nilai gizi, kandungan,
vitamin dan mineral dari semangka tergolong rendah dengan kandungan
karbohidrat sekitar 7 g dalam bentuk larutan gula, protein sekitar 0,5 g, dan lemak
sekitar 0,2 g per 100 gram buahnya. Vitamin dalam buah semangka hanya
terkandung 590 gram S.I. Vitamin A, dan 6 mg Vitamin C per 100 gram buahnya,
sedangkan kandungan mineralnya terdiri atas 0,2 mg Niasin, 0,05 mg Riboflavin,
0,05 Thiamin, 0,3 mg Abu, 7 mg Kalsium (Ca), 0,2 mg Besi (Fe), dan 12 mg Fosfor
(P) per 100 gram buahnya (Wihardjo, 1993; Kalie, 2008).
Tanaman semangka termasuk dalam tanaman musim kering. Semangka
membutuhkan iklim yang kering dan panas agar dapat tumbuh dengan cepat dan
baik. Iklim lembab tak hanya menghambat pertumbuhannya namun juga akan
menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terserang hama dan penyakit, serta
terjadi penurunan kualitas dan produktivitas buah. Hujan dan suhu rendah dapat
memicu terjadinya kegagalan tersebut, padahal semangka merupakan salah satu
tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan mampu mendatangkan
keuntungan. Oleh sebab itu, budidaya dari tanaman semangka harus dilakukan
dengan baik untuk menghindari kerugian (Kalie, 2008).

1
Varietas baru buah semangka di Indonesia mulai dibudidayakan melalui
kegiatan pemuliaan tanaman (plant breeding) dikarenakan nilai ekonomi dan minat
masyarakat yang cukup tinggi terkait buah semangka. Selain memenuhi permintaan
pasar, pemuliaan tanaman dapat berimplikasi terhadap kemajuan sektor agrobisnis
dan ketahanan pangan nasional. Upaya pelaksanaan aplikasi pemuliaan tanaman
semangka akan dan sedang dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, melalui persilangan semangka warna
kuning kultivar Maduri dengan semangka warna merah kultivar Putri Delima.
Harapannya persilangan tersebut dapat mengasilkan semangka warna jingga atau
oranye.
Semangka kultivar Maduri memiliki karakter buah berbentuk inole, warna kulit
hijau tua bercorak strip hijau kehitaman, daging buah berwarna kuning, dan rasa
yang manis (PT. Benih Bintang Asia, 2017), sedangkan semangka kultivar Putri
Delima memilik karakter buah berbentuk inole, warna kulit hijau gelap, dan daging
buah yang berwarna merah (PT. Known-You Seed Indonesia, 2017). Hasil
persilangan dari kedua kultivar tersebut menghasilkan buah berbentuk inole,
memiliki warna kulit buah hijau tua dengan corak garis-garis berwarna hijau tua
kehitaman, memiliki daging buah berwarna oranye, dan rasa yang manis. Meskipun
demikian, Novianto (2016) menyatakan bahwa syarat bagi suatu varietas agar dapat
tersertifikasi, perlu memiliki stabilitas dan adaptibilitas sehingga menjadi suatu
kultivar yang dapat dibudidayakan secara meluas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pengujian kestabian fenotip dari varietas hasil persilangan kultivar Maduri
dengan kultivar Putri Delima.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, didapat beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakter fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di Dusun Jamusan
Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta?

2
2. Bagaimana kestabilan fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di Dusun Jamusan
Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakter fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di lahan Dusun
Jamusan Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta.
2. Mengetahui kestabilan fenotip buah semangka hasil persilangan kultivar
Maduri dengan kultivar Putri Delima hasil budidaya di lahan Dusun
Jamusan Kec. Prambanan, D.I.Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi dan sumber ilmiah
dalam budidaya dan pemuliaan tanaman terkhusus pada buah semangka,
menambah diversitas flora Indonesia jika hasil varietas memiliki standar yang layak
untuk disertifikasi, serta meningkatkan ketersediaan bibit unggul produksi dalam
negeri dalam upaya memajukan sektor agrobisnis dan ketahanan pangan nasional.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Semangka
Tanaman semangka merupakan salah satu jenis tanaman yang tergabung
dalam Famili Cucurbitaceae dan berasal dari benua Afrika, tepatnya di Gurun
Pasir Kalahari sebagai lahan pusat penyebarannya. Tanaman ini bersifat
semusim dan memiliki waktu produksi yang tergolong cepat dengan umur hanya
mencapai 6 bulan. Bila sedang musimnya, produksi semangka akan melimpah
ruah. Penyebaran semangka ke Benua Amerika, dilakukan oleh bangsa-bangsa
dari Afrika. Di belahan bumi dengan wilayah tropis, tanaman semangka
memberikan keuntungan yang cukup besar. Adapun di Indonesia, tanaman
semangka banyak dibudidayakan dan dikembangakan secara komersil di
wilayah Indramayu, Cirebon, Madiun, Klaten, Madura, Malang, dan Lombok
(Kalie, 2008; Sunarjono, 2006). Menurut Kementan (2015), produksi buah
semangka di Indonesia cenderung mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Pada
tahun 2009, semangka memiliki angka rata-rata hasil produksi sebesar 13,86
Ton/Ha hingga pada tahun 2014, angka rata-rata hasil produksinya mampu
mencapai 18,27 Ton/Ha.

2. Klasifikasi Semangka
Secara spesifik, klasifikasi dari tanaman semangka adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Species : Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai
(Species 2000, 2017)

4
3. Deskripsi Semangka
Secara morfologis, tanaman semangka sangat mirip dengan tanaman melon
(Cucumis melo L.) dan termasuk tanaman labu-labuan seperti halnya blewah dan
mentimun. Hal tersebut dapat dikarenakan kedua tanaman sama-sama tergolong
dalam Famili Cucurbitaceae. Semangka merupakan tanaman semusim, menjalar,
dan memiliki bagian alat pemegang seperti pilin. Permukaan tanaman semangka
tertutup oleh bulu-bulu halus yang tajam, menyelimuti batang dan daunnya
(Wulandari, 2012).
a. Akar
Tanaman semangka memiliki sistem perakaran tunggang dan akar
samping sedikit, namun agak dalam. Sistem perakaran semangka sangat
rentan terhadap penggenangan air. Penggenangan yang berlebihan akan
menyebabkan terjadinya penghambatan perkembangan akar (Sunarjono,
2006; Wulandari, 2012).
b. Batang
Batang semangka berbentuk bulat dan lunak, memiliki rambut dan sedikit
berkayu. Batangnya mampu memanjat dengan perantara alat pemegang.
Umumnya, batang ini merambat atau menjalar dengan panjang mencapai 3,5-
3,6 meter (Kalie, 2008). Menurut Wihardjo (1993), batang tanaman
semangka dapat bercabang sebanyak 2-3 cabang produktif, atau biasa disebut
sebagai cabang lateral. Cabang-cabang lateral memiliki bentuk yang mirip
dengan cabang utama.
c. Daun dan Sulur
Daun tanaman semangka bercangap menjari dan melebar (Wulandari,
2012). Letak daun berseberangan secara teratur di sepanjang sulur tanaman.
Panjang sulur dari tanaman semangka dapat mencapai 5-6 meter atau lebih.
Panjang dari sulur tanaman semangka dipengaruhi oleh kesuburan tanah di
sekelilingnya (Wihardjo, 1993). Menurut ECPGR (2008), daun tanaman
semangka dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan pembagian lembar daun
menjadi lembar sekunder yaitu; Weak, Intermediate, dan Strong (Gambar 1).

5
Gambar 1. Jenis daun pada tanaman semangka. (1) Weak, (2) Intermediate,
(3) Strong (ECPGR, 2008).

d. Bunga
Bunga tanaman semangka berada di ketiak daun. Tiap tanaman akan
memunculkan beberapa kuntum bunga berawarna kuning cerah dan mampu
memikat serangga untuk membantu jalannya penyerbukan. Tanaman
semangka memiliki jenis bunga tidak sempurna, sehingga putik dan benang
sari tidak terdapat pada satu bunga yang sama (Gambar 2). Benang sari
terdapat pada bunga jantan yang bertangkai lurus, sedangkan putik terdapat
pada bunga betina yang memiliki jendolan bakal buah yang terdapat pada
tangkainya (Wihardjo, 1993).
1 2

Gambar 2. Jenis bunga pada tanaman semangka. (1) Bunga jantan, (2) Bunga
betina (Wihardjo, 1993).

e. Buah
Bunga dari tanaman semangka yang berhasil terserbuk sempurna akan
berkembang menjadi buah semangka. Umumnya, buah semangka berukuran

6
besar dengan berat hingga mencapai 5 kg (Sunarjono, 2006). Buah semangka
memiliki kulit buah yang bercorak garis-garis memanjang dan polos, hal
tersebut tergantung varietasnya, sama halnya dengan ukuran buahnya.
Menurut Wihardjo (1993), buah semangka dibagi menjadi 4 kelas
berdasarkan ukuran buahnya, yaitu:
Kelas A : Buah berukuran 4 kg atau lebih, bentuk proporsional.
Kelas B : Buah berukuran 2-4 kg.
Kelas C : Buah berukuran kurang dari 2 kg.
Kelas BS : Buah kurang laku karena bentuk kurang sempurna.
Daging buah semangka mengandung banyak sekali kandungan air,
berwarna kuning, merah jambu cerah, hingga merah tua. Semangka dapat
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan keberadaan bijinya, yaitu semangka
berbiji dan semangka tanpa biji (Wulandari, 2012). Menurut Wihardjo (1993),
semangka dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya menjadi 3 jenis,
yaitu bentuk bulat, bulat tinggi, dan bulat panjang (lonjong). Meskipun
demikian, ECPGR (2008) membagi bentuk buah semangka secara rinci
menjadi 6 jenis, yaitu Flattened, Round, Broad elliptical, Elliptical, Pyriform,
dan Oblong (Gambar 3).

Gambar 3. Bentuk buah semangka. (1) Flattened, (2) Round, (3) Broad
elliptical, (4) Elliptical, (5) Pyriform, (6) Oblong (ECPGR, 2008).

7
f. Biji
Biji pada varietas semangka haploid (berbiji) terletak relatif di tengah buah.
Jumlah biji buah semangka bervariasi, berdasarkan jumlah bijinya, semangka
dapat digolongkan menjadi:
Semangka berbiji banyak apabila di dalam buah terdapat lebih dari 600
biji.
Semangka berbiji sedang apabila di dalam buah terdapat 400-600 biji.
Semangka berbiji sedikit apabila di dalam buah terdapat kurang dari
400 biji.
Bentuk biji pada semangka dibedakan menjadi bij panjang, sedang, dan
pendek. Adapun berdasarkan beratnya dibagi menjadi biji ringan, sedang, dan
berat. Biji buah semangka yang sudah tua akan berwarna coklat kehitam-
hitaman (Wihardjo, 1993; Kalie, 2008).

4. Manfaat dan Kandungan Gizi Buah Semangka


Menurut Kalie (2008), buah semangka memiliki kandungan nilai gizi,
vitamin, dan mineral yang tergolong cukup rendah. Buah semangka yang sudah
masak sangat lezat dan melegakan rasa haus karena rasanya yang manis dan
kandungan air yang melimpah. Buah semangka yang masih muda dapat dimasak
menjadi sayur, kulit buah semangka dapat dibuat acar, dan biji semangka dapat
diolah menjadi kuaci (camilan yang memiliki rasa gurih dan asin). Rincian
komposisi buah dan biji pada semangka ditampilkan pada Tabel 1:

8
Tabel 1. Komposisi buah dan biji semangka per 100 gram

Kandungan Buah Biji


Energi 28 kal -
Air 92,1 % 6g
Protein 0,5 g 25 g
Lemak 0,2 g -
Karbohidrat 6,9 g 19 g
Vitamin A 590 SI -
Vitamin C 6 mg -
Nikotinamid - 1,5 mg
Niasin 0,2 mg -
Riboflavin 0,05 mg 0,15 mg
Thiamin 0,05 mg 0,1 mg
Abu 0,3 mg -
Kalsium (Ca) 7 mg 50 mg
Besi (Fe) 0,2 mg 8 mg
Fosfor (P) 12 mg -
(Kalie, 2008)

5. Syarat Tumbuh
Semangka merupakan salah satu jenis tumbuhan yang rentan terhadap suhu
dingin. Sebagian kultivar dari semangka memerlukan waktu tumbuh yang relatif
lama. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh suhu tinggi
diatas 20 oC dengan paparan sinar matahari penuh. Menurut Aditya (2008),
semangka toleran terhadap kelembaban yang rendah dan sedikit toleran terhadap
kekeringan, namun sangat peka terhadap genangan air di tanah. Oleh sebab itu,
tanaman semangka juga tidak tahan terhadap guyuran hujan yang berlebihan.
Kontak tanaman semangka dengan genangan air di tanah dan guyuran hujan
akan mengakibatkan kerusakan pada akar hingga seluruh tanaman. Karenanya,
semangka hidup lebih optimal di daerah dengan iklim relatif kering, berkapur,
dan memiliki banyak unsur hara (bahan organik) seperti nitrogen. Tanah yang

9
gembur, subur, dan kaya akan bahan organik akan memudahkan semangka
dalam menghasilkan buah yang cepat masak. Sebaliknya, pada tanah yang padat,
semangka akan mengalami kesulitan untuk mengasilkan buah yang cepat masak,
bahkan justru mengalami hambatan (Sunarjono, 2006; Kalie, 2008).
Selain profil tanah yang telah dipaparkan, derajat keasaman pada tanah atau
pH juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman
semangka. pH yang optimum bagi lahan tanam semangka terdapat pada pH 5,5-
6,5. Meskipun demikian, tanaman semangka memiliki kisaran toleransi yang
cukup tinggi terhadap derajat keasaman tanah (pada nilai pH kurang dari 5)
sehingga mampu dibiakkan di daerah lahan gambut (Sunarjono, 2006) dengan
pH yang terbilang sangat masam pada kisaran 3,4-3,6 (Alwi dan Hairani, 2007).
Penanaman semangka pada lahan yang bersifat alkalis dapat meminimalisir
serangan penyakit fusarium (Kalie, 2008).

6. Semangka Kultivar Maduri dan kultivar Putri Delima


Semangka kultivar Maduri merupakan salah satu kultivar semangka unggul
produksi PT. Benih Bintang Asia yang merupakan perusahaan penyedia bibit
unggul dari daerah Jember, Jawa Timur dengan kode varietas WM 2479
(Kementan, 2016). Semangka kultivar Maduri memiliki bentuk buah oblong
atau lonjong (inole), warna kulit hijau tua berstrip hijau kehitaman, daging buah
berwarna kuning dan manis rasanya. Kultivar Maduri dapat menghasilkan 2
buah per tanaman, dapat dipanen pada kisaran 56-60 HST, memiliki daya simpan
yang lama dan toleran terhadap penyakit layu fusarium dan kresek daun. Potensi
hasil panen dari semangka tersebut dapat mencapai 35-40 Ton/Ha, dan
sebaiknya ditanam di daerah dataran rendah (PT. Benih Bintang Asia, 2017).
Semangka kultivar Putri Delima merupakan salah satu kultivar semangka
unggul produksi PT. Known-You Seed Indonesia yang merupakan perusahaan
penyedia bibit unggul dari daerah Magelang, Jawa Tengah sebagai turunan
perusahaan Known-You Seed Co., Ltd dari Taiwan. Semangka kultivar Putri
Delima memiliki bentuk buah oblong atau lonjong (inole), warna kulit hijau
gelap, dan daging buah yang berwarna merah. Buah dari kultivar ini memiliki
berat rata-rata 3,5-6 kg. Buah semangka kultivar Putri Delima memiliki Brix
10
atau tingkat kemanisan sebesar 13. Kultivar Putri Delima dapat menghasilkan 3-
5 buah per tanaman dan dipanen pada kisaran 60-75 HST. Buah semangka
kultivar Putri Delima tahan dalam pengangkutan (PT. Known-You Seed
Indonesia, 2017).

B. Hipotesis
Berdasarkan dari beberapa pustaka yang diacu, dapat diperoleh hipotesis bahwa:
1. Semangka hasil persilangan kultivar Maduri dengan kultivar Putri
Delima memiliki karakter fenotip yang unik sebagai penciri.
2. Buah semangka hasil persilangan kultivar Maduri dengan kultivar Putri
Delima memiliki karakter fenotip yang stabil.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di lahan Jamusan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman,
D.I.Yogyakarta dan Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Fakultas Biologi,
Universitas Gadjah Mada dari bulan Agustus 2017 hingga bulan November 2017.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah; plastik mulsa perak
sebagai penutup gundukan tanah (bedeng), ajir untuk merambatkan sulur-sulur
pada tanaman semangka, tali rafia untuk mengikat tanaman semangka dan buah
yang sudah besar, penyemprot insektisida dan fungisida cair, jangka sorong untuk
mengukur ketebalan atau diameter batang tanaman semangka, penggaris untuk
mengukur panjang dan lebar daun, ketebalan daging, kulit, serta diameter buah
semangka, RHS Mini Colour Chart untuk mengetahui rincian warna dari daun,
kelopak bunga, mahkota, kepala putik, benang sari, batang, kulit buah, dan daging
buah semangka, kamera sebagai alat dokumentasi, nampan plastik sebagai
background foto sampel buah semangka, medline untuk mengukur keliling buah,
pisau untuk memotong buah semangka, Atago Hand Refractometer untuk
mengukur kadar gula (Brix) pada buah semangka, timbangan biasa (non-analitik)
untuk mengukur berat total buah semangka dan berat kulit buah semangka,
timbangan analitik untuk mengukur berat dari 100 biji viable buah semangka,
plastik ziplock untuk menempatkan biji, cup kecil sebagai wadah biji ketika
dikeringkan, oven untuk mengeringkan biji, dan refrigerator untuk menyimpan
mengawetkan benih.
Bahan yang digunakan diantaranya adalah; benih semangka hasil persilangan
kultivar Maduri dengan kultivar Putri Delima dari Laboratorium Genetika
dan Pemuliaan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, air dan pupuk yang
terdiri dari unsur makro dan mikro, fungisida, serta herbisida.

12
C. Cara Kerja
Secara umum, cara kerja yang dilakukan pada penelitian kali ini mengacu pada
metode Pengujian Perbedaan, Keseragaman, dan Stabilitas Semangka menurut
UPOV (2012).

1. Persiapan Lahan
Sebelum dilakukan penanaman semangka, mula-mula dilakukan pembalikan
tanah dengan pembajakan atau dicangkul agar tanah menjadi gembur, memiliki
aerasi yang optimal, dan menjadikan tanah kaya akan oksigen. Kemudian,
dilakukan pemupukan lahan untuk menyokong kebutuhan nutrisi selama
pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Setelah itu, dilakukan
pengairan dan penyurutan tanah sebelum benih semangka ditanam.

2. Pengecambahan Benih Semangka


Proses pengecambahan benih semangka dilakukan dengan merendam benih
semangka di air selama satu malam. Kemudian, benih tersebut disemai dalam
ruang hangat yang memiliki suhu 28 C pada nampan berisi pasir, kain, air,
dan lampu 10 watt. Setelah itu, biji diinkubasi selama 24 jam di bawah sinar
lampu. Lalu, benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke dalam busa
bercelah. Ketika usia benih telah mencapai satu minggu, kecambah tersebut
dipindahkan ke dalam polybag semai. Setelah berumur 10 hari, kecambah siap
ditanam di lahan.

3. Perawatan dan Pemeliharaan


Dilakukan pengairan pada lahan sebanyak satu kali diawal penanaman, ketika
proses penanaman berlangsung, dilakukan pula penambahan kapur pada tanah
untuk meningkatkan alkalinitas. Setiap dua minggu sekali, dilakukan
penyemprotan insektisida dan fungisida, tujuannya adalah untuk menghindari
dan meminimalisir serangan penyakit dan hama. Ketika tanaman semangka
mulai mencapai 2 minggu, area sekitarnya mulai dipasangi ajir. Meskipun
demikian, tanaman semangka dibiarkan menjalar di atas plastik mulsa karena
buahnya yang berat dan dibiarkan hingga masak. Cabang lateral yang telah
13
mengeluarkan 7-8 helai daun, dipotong hingga tersisa dua daun. Pemotongan
cabang lateral tersebut dilakukan secara kontinyu pada cabang berikutya hingga
cabang lateral pada ruas ke- 20 atau 25. Setelah didapat bakal buah, maka
disisakan dua sampai tiga buah. Sebagian dari buah tersebut diamati sebelum
masak dan sebagian yang lain dipelihara sampai masak. Terakhir, pemanenan
dilakukan ketika buah sudah mulai menggema ketika diketuk dengan memotong
buah dengan gunting potong tanaman dengan menyisakan tangkai buah.

4. Pengambilan Sampel dan Karakterisasi Fenotip Buah Semangka


Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sekurang-kurangnya 5
sampel buah dari 5 tanaman. Buah kemudian diberi kode untuk diambil data
kualitatif, kuantitatif, uji ketahanan dan cadangan.
Pengamatan kualitatif yang dilakukan meliputi:
Warna batang, diamati pada saat fase vegetatif tanaman berhenti (23-25
HST) pada batang yang berada di bagian pangkal tanaman menggunakan
RHS Mini Colour Chart.
Bentuk daun, diamati pada saat fase vegetatif tanaman berhenti (23-25
HST) pada daun yang berada di bagian tengah tanaman.
Warna daun, diamati pada saat fase vegetatif tanaman berhenti (23-25
HST). Pada daun yang berada di bagian tengah tanaman menggunakan
RHS Mini Colour Chart.
Bentuk bunga, diamati pada saat 80% bunga tanaman telah muncul yaitu
pada umur 24-25 HST.
Warna bunga (kelopak, mahkota, kepala putik, benangsari), diamati pada
saat 80% bunga tanaman telah muncul yaitu pada umur 24-25 HST
menggunakan RHS Mini Colour Chart.
Bentuk buah, diamati dari buah hasil panen menggunakan panduan
ECPGR (2008).
Warna buah, diamati dari buah hasil panen menggunakan RHS Mini
Colour Chart.
Rasa buah, buah yang telah dipanen dan siap dikonsumsi, diambil daging
bagian dasar, tengah, dan ujung menggunakan Atago Hand Refractometer.
14
Bentuk biji, diamati dari buah semangka hasil panen yang dibiarkan masak
di pohon.
Warna biji, diamati dari buah semangka hasil panen menggunakan RHS
Mini Colour Chart.
Adapun pengamatan kuantitatif meliputi:
Diameter Batang
Diameter batang diukur saat fase vegetatif tanaman terhenti (23-25 HST).
Pengukuran dilakukan terhadap 5 sampel pada setiap ulangan tanaman dari
setiap kultivar yang diuji kemudian dihitung reratanya dengan formulasi
berikut:
1+2++5
Rerata Diameter Batang = 5

Dimana: db-n = Diameter batang tanaman ke-n (cm)


Panjang dan Lebar Daun
Panjang dan lebar daun diukur saat fase vegetatif tanaman terhenti (23-25
HST). Pengukuran dilakukan terhadap 5 sampel pada setiap ulangan tanaman
dari setiap kultivar yang diuji kemudian dihitung reratanya dengan formulasi
berikut:
1+2++5
Rerata Panjang Daun = 5

Dimana: pd-n = Panjang daun tanaman ke-n (cm)


1+2++5
Rerata Lebar Daun = 5

Dimana: ld-n = Lebar daun tanaman ke-n (cm)


Umur mulai berbunga
Pengamatan dilakukan pada jumlah hari setelah tanam (HST) pada saat
tanaman sudah berbunga 80%. Pengamatan dilakukan terhadap 5 sampel pada
setiap ulangan tanaman dari varietas yang diuji.
Umur mulai panen
Pengamatan dilakukan pada saat buah semangka mulai memasuki fase
panen. Pengamatan dilakukan terhadap 5 sampel pada setiap ulangan tanaman
dari varietas yang diuji.

15
Ukuran buah (Panjang buah, Diameter buah)
Untuk mendapatkan rerata nilai panjang dan diameter buah semangka
yang reprensentatif, pengukuran dilakukan terhadap 5 sampel pada setiap
ulangan tanaman dari varietas yang diuji dan selanjutnya dirata-rata dengan
formulasi sebagai berikut:
1+2++5
Rerata Panjang Buah = 5

Dimana: pb-n = Panjang buah pada sampel ke-n (cm)


1+2++5
Rerata Diameter Buah = 5

Dimana: db-n = Diameter buah pada sampel ke-n (cm)


Tebal Kulit Buah
Dilakukan pengamatan terhadap tebal kulit buah semangka hasil panen
terhadap 5 sampel pada setiap ulangan tanaman dari varietas yang diuji dan
selanjutnya dirata-rata dengan formulasi sebagai berikut:
1+2++5
Rerata Tebal kulit Buah = 5

Dimana: tk-n = Tebal kulit buah pada sampel ke-n (cm)


Presentase Buah yang Dapat Dikonsumsi
Dilakukan perbandingan antara berat buah yang bisa dikonsumsi terhadap
bagian buah yang dibuang. Pengamatan dilakukan terhadap 5 sampel pada
setiap ulangan tanaman dari varietas yang diuji dan selanjutnya dirata-rata
dengan formulasi sebagai berikut:
1+2++5
Rerata Tebal Daging Buah = 5

Dimana: tdb-n = Tebal daging buah pada sampel ke-n (cm)


Bobot per Buah
Dilakukan penimbangan bobot per buah dari hasil panen terhadap 5
sampel pada setiap ulangan tanaman dari varietas yang diuji dan selanjutnya
dirata-rata dengan formulasi sebagai berikut:
1+2++5
Rerata Bobot per Buah = 5

Dimana: bb-n = Bobot per buah pada sampel ke-n (gram)

16
Daya Simpan
Pengujian daya simpan dilakukan dengan menyimpan buah semangka
segar pada suhu ruang, kemudian setiap harinya dilakukan pengamatan
terhadap kondisi buah semangka tersebut. Pengamatan meliputi warna, dan
tingkat kekerasan. Buah yang busuk akan mengalami perubahan warna dan
tekstur dan dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.
Bobot 100 biji
Bobot dari 100 biji semangka diukur dengan menimbang 100 biji yang
telah dioven hingga kering. Pengukuran ini dilakukan pada biji tiap sampel
hasil panen semangka.

D. Analisis Data
Hasil data parameter kuantitatif dianalisis menggunakan pengujian ANOVA
dengan perangkat lunak PKBT STAT 2.02 satu faktor pada aras signifikansi 1%
dan 5%.

E. Rencana dan Jadwal Penelitian Seminar


Alur penelitian seminar akan dilaksanakan sesuai dengan rincian jadwal pada
Tabel 2:

17
Tabel 2. Rencana dan jadwal penelitian seminar

No Kegiatan Agustus September Oktober November


minggu ke- minggu ke- mingu ke- minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Rencana
penelitian

b. Penyediaan
alat dan
bahan

c. Penyusunan
proposal
penelitian

2 Pelaksanaan
a. Penelitian

b. Pengambilan
sampel

c. Pengolahan
dan analisis
data

3 Penyelesaian
a. Penyusunan
laporan
penelitian

b. Presentasi
hasil
penelitian

18
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, W. 2008. Uji Daya Hasil 17 Hibrida Harapan Semangka (Citrullus lanatus
(Thunberg) Matsum. & Nakai). Naskah Skripsi. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 4.
Alwi, M., A. Hairani. 2007. Karakteristik kimia lahan gambut dangkal dan
potensinya untuk pertanaman cabai dan tomat. Bul. Agron. 35(1): 36-43.
ECPGR. 2008. Minimum descriptors for Cucurbita spp., cucumber, melon,
watermelon. ECPGR Secretariat. Rome. pp. 11-13.
Kalie, M. B. 2008. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Bogor. Hal. 1-17.
Kementan. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Direktorat Jenderal
Hortikultura, Kementrian Pertanian. Jakarta. Hal. 105.
Kementan. 2016. Laporan Tahunan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian Tahun 2015. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta. Hal. 43.
Novianto, A. 2016. Kestabilan Karakter Fenotip Melon (Cucumis Melo L.
Meloni) Hasil Budidaya di Dusun Jamusan, Sleman, D.I.Yogyakarta. Naskah
Seminar. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hal. 2.
PT. Benih Bintang Asia. 2017. Brosur F1 Maduri. PT. Benih Bintang Asia. Jember.
PT. Known-You Seed Indonesia. 2017. Brosur Putri Delima. PT. Known-You Seed
Indonesia. Magelang.
Species 2000. 2017. Catalogue of Life: 29th September 2017: Citrullus lanatus
(Thunb.) Matsumura & Nakai.
http://www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/a9d6c49d932cb6a2d13b
e516986d9746/common/576e5480e52d540510ac3ef01b9023db. Accessed on
4 October 2017, 08.10 AM.
Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penerbit Niaga Swadaya.
Yogyakarta. Hal. 93-94.
UPOV. 2012. Guidelines for The Conduct of Tests for Distinctness, Uniformity, and
Stability: Watermelon. International Union for The Protection of New Varieties
of Plants. Geneva. pp. 5-30.
Wihardjo, F. A. S. 1993. Bertanam Semangka. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 15-17.
Wulandari, A. A. 2012. Budidaya Tanaman Buah Semangka (Citrullus lanatus)
Magang Mahasiswa di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan
Masyarakat Desa OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural
Advancement) Karanganyar. Naskah Tugas Akhir. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal. 1-6.

19

Anda mungkin juga menyukai