Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL dari ESKTRAK


ETANOL DAN FRAKSI AIR DAUN PARIJOTO
(Medinilla speciosa BLUME)

Fajar Riyanto
201604013

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
Kudus, Januari 2019

i
PERSETUJUAN JUDUL / TOPIK PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini, Pembimbing Utama dari :

Nama Mahasiswa : Fajar Riyanto

NIM : 201604013

Judul Proposal : Penentuan Kadar Flavonoid Total dari Esktrak Etanol dan
Fraksi Air Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

Menyatakan persetujuan judul / topik penelitian mahasiswa untuk dapat segera di proses
dalam bimbingan karya tulis ilmiah STIKES Cendekia Utama Kudus

Kudus, Desember 2018

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Lilis Sugiarti, M. Si

NIDN: 0407056401

ii
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini, Pembimbing Utama dari :

Nama Mahasiswa : Fajar Riyanto

NIM : 201604013

Judul Proposal : Penentuan Kadar Flavonoid Total dari Esktrak Etanol


dan Fraksi Air Daun Parijoto (Medinilla speciosa
Blume)

Menyatakan persetuuan untuk dilaksanakan seminar Proposal oleh Tim Penguji pada
tanggal …………………..

Kudus, Januari 2019

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Lilis Sugiarti, M. Si

NIDN: 0407056401

iii
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul Proposal : Penentuan Kadar Flavonoid Total Esktrak Etanol Dan Fraksi
Air Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

Nama Mahasiswa : Fajar Riyanto

NIM : 201604013

Telah diuji didepan Tim Penguji pada tanggal Januari 2019

Dan dinyatakan layak untuk penelitian karya tulis ilmiah.

Kudus, Januari 2019

Tim Penguji

Dosen Pembimbing Ketua Penguji

Dra. Lilis Sugiarti, M. Si Susan Primadevi, S.Si., M.Sc.

NIDN: 0407056401 NIDN. 0608118604

Penguji Pendamping

Endra Pujiastuti, M.Farm., Apt

NIDN: 0624028407

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, dan

bimbingan-Nya kami dapat menyusun proposal “Penentuan Kadar Flavonoid Total dari

Esktrak Etanol dan Fraksi Air Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume)”

Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan proposal ini.

Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril

maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi.Tidak lupa pada kesempatan ini

kami menyampaikan rasa terimakasih kepada Dosen yang telah membimbing kami

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis sedikit mengalami beberapa

hambatan.Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat

mengatasi semua itu, dan penyusunan proposal karya tulis ilmiah dapat berjalan

dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:

1. H. Ilham Setyo Budi, S.Kep, M.Kes, selaku ketua STIKES

Cendekia Utama Kudus.

2. Dian Arsanti Palupi, M.Farm., Apt selaku ketua prodi D3

Farmasi.

3. Dra Lilis Sugiarti, M.Si sebagai dosen pembimbing.

4. Orang tua tercinta dan saudaraku tersayang yang telah

memberikan dukungan dan doa.

5. Teman-teman khususnya prodi D3 Farmasi yang telah

memberikan kritik dan saran.

v
vi

6. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya kami berharap karya tulis ilmiah ini menjadi kontributif positif yang

tidak ada hentinya.Tak henti untuk dikoreksi, tak henti untuk melahirkan motivasi dan

inovasi serta tidak henti untuk memberikan inspirasi kepada orang lain untuk

memberikan konstribusi yang lebih baik.

Kudus, Januari 2019

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


PERSETUJUAN JUDUL / TOPIK PENELITIAN .............................................. ii
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN ..................................................... iii
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN ...................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
A. Parijoto (Medinilla speciosa Blume)........................................................ 5
B. Ekstrasi ................................................................................................... 8
C. Fraksinasi .................................................................................................. 11

vii
D. Flavonid ................................................................................................... 11
E. Spektrofotometri UV-Vis ........................................................................ 12
F. Kerangka Teori ......................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 15
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 15
B. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 15
C. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 16
D. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 16
E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 17
F. Definisi Operasional.................................................................................. 17
G. Instrument Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data............................. 18
H. Penentuan Kadar Flavonoid Total ............................................................ 21
I. Analisis Data ............................................................................................ 23
J. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA

viii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel 1 Keaslian Penelitian .......................................... 4
Tabel 2 Definisi Operasional ……………………………….. 17
Tabel 3 Jadwal Penelitian……………………………………. 24

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar 1 Tanaman Parijoto ............................................ 6
Gambar 2 Struktur Flavonoid ……………………………….... 12
Gambar 3 Kerangka Teori ……………………………………… 14
Gambar 4 Kerangka ……………………………………………. 15

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

hayati yang melimpah. Hal tersebut seharusnya menjadi aset yang dapat digali

sehingga dapat dimanfaatkan. Hampir semua jenis tumbuhan dapat tumbuh di

negara ini termasuk tanaman obat. Sebagian besar tanaman obat sudah

dimanfaatkan manusia dari sejak jaman dahulu untuk berbagai jenis penyakit

yang diracik secara turun-temurun. Salah satu tanaman yang dapat tumbuh

didaerah tropis adalah tanaman dari genus Medinilla, diantaranya Medinilla

speciosa. Di Indonesia tanaman ini lebih dikenal dengan nama parijoto.

Parijoto merupakan tanaman khas dari Colo Kecamatan Dawe

Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Tanaman ini tumbuh liar di lereng-lereng

gunung atau di hutan. Daunnya melengkung, tunggal, dan bersilang

berhadapan, memiliki warna merah keunguan, rasanya sepat dan berbentuk

bulat kecil. Masyarakat daerah Colo, Kabupaten Kudus meyakini bahwa

apabila ibu yang sedang hamil mengkonsumsi buah parijoto maka apabila

anaknya perempuan akan terlahir cantik dan apabila anaknya laki-laki akan

terlahir tampan Wibowo dkk., (2012).

Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, buah parijoto memiliki

khasiat untuk ibu hamil. Di dalam buah parijoto terdapat kandungan senyawa

kardenolin, saponin, flavonid dan daunnya mengandung tanin Adapun manfaat

1
2

dari kardenolin adalah sebagai penurun kolesterol, saponin dapat menurunkan

resiko kanker, dan flavonoid sebagai anti kanker, antiinfertilitas, antiviral,

antidiabetes, antidepresant, diuretik, dan lain-lain, serta tanin mempunyai

manfaat sebagai astrigensia, antibakteri, antioksidan, penawar

racun (Pribadi., 2017).

Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir

semua tumbuhan. Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah

dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang,

antialergi, dan antikanker. Efek antioksidan senyawa ini alam hampir semua

tal kandungan flavonoid pada ekstrak etanol serta fraksi air ekstrak etanol

daun Parijoto disebabkan oleh penangkapan radikal bebas melalui donor atom

hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid. Beberapa penyakit seperti

arterosklerosis, kanker, diabetes, parkinson, alzheimer, dan penurunan

kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh

manusia. Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam

pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kadar flavonoid total pada

daun parijoto (Medinilla speciosa Blume) baik pada ekstrak etanol maupun

pada fraksi airnya dengan metode spektrofotometri uv-vis, sehingga dapat

dimanfaatkan secara maksimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :


3

1. Berapa kadar flavonoid total pada ekstrak etanol dan fraksi air ekstrak

etanol daun parijoto ?

2. Adakah perbedaan besaran kadar flavonoid total dari ekstrak etanol daun

parijoto dan fraksi air ekstrak etanol daun parijoto (Medinilla speciosa

Blume)

C. Keaslian Penelitian

Tabel 1
Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Variabel Analisa Data


Penelitian Penelitian Penelitian
Leliana Nurul Uji aktivitas Penelitian Ekstrak buah Analisis dengan
Wachidah antioksidan dengan Parijoto uji –t untuk
(2013) dengan fenolat rancangan (Medinilla melihat
dan flavonoid eksperimental speciosa kandungan
total dari buah dengan Blume) Fenolat fenolat total
parijoto pendekatan total dan flavonoid
kuantitatif. terhadap
antioksidan
Neldawati Analisis Nilai Penelitian nilai absorbansi Analisa data
(2013) Absorbansi dengan dan kadar dengan
dalam rancangan flavonoid yang pengukuran
Penentuan ekseprimental terkandung secara langsung
Kadar dengan pada daun obat. nilai absorbansi
Flavonoid pendekatan kadar flavonoid
untuk Berbagai kuantitatif. pada berbagai
Jenis Daun macam
Tanaman Obat tanaman obat

Dyah Nur Penetapan Penelitian Penentuan Analisa data


Azizah kadar dengan kandungan secara
(2014) flavonoid rancangan flavonoid total parametric
metode AlCl3 eksperimental secara menggunakan
pada ekstrak kolorimetrik kolorimetri uji T-test.
methanol kulit AlCl3 dengan AlCl3 terjadi
buah kakao pendekatan pembentukan
(Theobroma kuantitatif senyawa
cacao L.) dengan metode kompleks serta
antioksidan spektrofotometri pengukuran
daru daun UV-Vis serapan
dewa panjang
gelombang
terhadap
4

larutan standar
kuersertin pada
kulit buah
kakao
(Theobroma
cacao L.)

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Mengetahui kandungan flavonoid total dari ekstrak etanol dan fraksi air

daun parijoto

2. Tujuan Khusus

a.Mengetahui kandungan flavonoid total dari ekstrak etanol dan fraksi air

daun parijoto.

b. Mengetahui perbedaan besaran kandungan flavonoid total ekstrak

etanol dan fraksi air daun parijoto.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :

1. Bagi Peneliti : Sebagai sumber data rujukan untuk peneliti lanjutan, atau

penelitian lainnya tentang kadar total flavonoid pada daun parijoto

(Medinilla speciosa Blume).

2. Bagi Masyarakat : Hasil penelitian untuk masyarakat, dapat menjadi

informasi tambahan yang menguatkan penelitian ahli sebelumnya tentang

kandungan flavonoid dalam daun parijoto (Medinilla speciosa Blume).


5

3. Bagi Institusi : Sebagai informasi data untuk mahasiswa selanjutnya

yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan kandungan

flavonoid di dalam daun parijoto (Medinilla speciosa Blume).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Parijoto ( Medinilla speciosa Blume )

Parijoto atau Medinilla speciosa Blume  ini merupakan anggota

famili dari Melastomataceae. Terkenal dengan nama Showy Asian Grapes,

tanaman parijoto ditengarai berasal dari Semenanjung Malaka, Sumatra,

Jawa, Kalimantan dan Filipina.

1. Taksonomi tanaman

Taksonomi tanaman Medinilla speciosa Blume adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Melastomataceae

Genus : Medinilla

Spesies : Medinilla speciosa Blume

(Rudiyanto, 2016)

2. Morfologi Tanaman

Parijoto merupakan tanaman perdu yang memiliki tinggi 1m –

2m, batang berbentuk bulat, batang memiliki lapisan gabus tipis jika tua,

bergerigi, kasar, berwarna coklat. Daun berupa daun tunggal, bersilang

berhadapan, helai daun berbentuk lonjong, pangkal dan ujung runcing,

tepi daun rata, panjang 10-20cm, lebar 5-15cm, pertulangan daun

6
7

melengkung, permukaan atas licin, permukaan bawah kasar, daun

berwarna hijau. Bunga terletak di ketiak daun, berbunga majemuk, bunga

sempurna, kelopak 5 helai, ujung runcing pangkal berlekatan, panjang 3-

8mm, warna merah muda. Buah parijoto berbentuk bulat, diameter 5-

8mm, warna merah keunguan, rasa sepat. Biji berbentuk bulat kecil,

jumlah banyak berwarna putih. Akar berbentuk akar serabut,warna putih

kotor (Syaima, 2015).

Gambar 1

Tanaman parijoto (Medinilla speciosa Blume)

Sumber : (Alamendah, 2014)

3. Penyebaran Tempat Tumbuh Parijoto

Parijoto merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng gunung

atau hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Tumbuhan ini dapat tumbuh demgan subur di daerah berhumus tinggi

dan lembab, di ketinggian 800 meter sampai 2300 meter di atas

permukaan laut. Parijoto terdapat diantaranya di gunung Muria (Jawa

Tengah), gunung Andong (Magelang), selain itu perijoto juga terdapat di


8

Borneo dan Bali. Tidak hanya di Indonesia, Parijoto juga tersebar di

Malaysia dan India.

4. Kandungan Kimia

Parijoto mengandung senyawa flavonoid, saponin dan

tanin.Flavonoid berperan sebagai antioksidan. Flavonoid yang

terkandung dalam parijoto terdapat empat cincin yang menunjukkan

empat komponen flavonoid, untuk menghambat pertumbuhan sel

kanker.Kandungan saponin di parijoto memiliki berbagai aktivitas

mekanisme anti-tumor sitotoksik tergantung pada jenisnya. Saponin

dapat mengaktifkan jalur apoptosis secara intrinsik atau ekstrinsik,

menahan siklus sel, memicu autophagy, menghambat angiogenesis,

meredakan sitoskeleton dan menghambat metastasi (Tussanti, Johan, dan

Kisdjamiatun 2014). Kandungan tanin pada parijoto memiliki efek

antimikroba dengan menghambat enzim dan membentuk kompleks

dengan ion logam (Shallan, Sayed, dan Gazzar 2014)

5. Khasiat

Daun dan buah parijoto dapat digunakan untuk mengobati

diare, sariawan, dan radang. Mengkonsumsi buah parijoto saat hamil

diyakini dapat membuat bayi menjadi tampan atau cantik (Hanum,

Prihastanti, dan Jumari 2017). Tanaman parijoto juga digunakan untuk

menghambat pertumbuhan sel kanker (Tussanti, Johan, dan Kisdjamiatun

2014).
9

B. Ekstraksi

1. Pengertian ekstraksi dan ekstrak

Ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari campurannya

dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan

ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut

dengan konsentrasi dalam sel tanaman (Mukhriani.2014)

Ekstrak merupakan hasil dari proses ekstraksi atau sediaan pekat

bahan cair (ekstrak atau tingtur cair) atau bahan antara (semi cairan) atau

bahan padat (ekstrak kering) yang umumnya secara konsisten dihasilkan

dari bahan tanaman atau hewan penggunaan pelarut secukupnya untuk

memperoleh campuran senyawa. Ekstrak dibuat dengan cara maserasi,

perkolasi atau dengan metode lain yng sesuai dengan menggunakan

pelarut etanol atau pelarut lain yang sesuai, kemudian setelah melalui

proses ekstraksi bahan lain yang tidak diinginkan dapat dihilangkan

(Heinrich,2010)

2. Metode ekstraksi

Secara garis besar ada 2 metode ekstraksi menurut (depkes RI

2000)

a. Cara dingin, ekstraksi dengan cara dingin terdiri dari:

1) Maserasi merupakan proses mengekstraksikan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk

ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada


10

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan

yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

maserat pertama dan seterusnya (Verawati, dkk 2017)

2) Perkolasi merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna (exhaustive extraction) umunya dilakukan

pada suhu kamar. Proses terdiri dari tahapan pengembangan

bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan / penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai

diperoleh perkolat yang jumlahnya 1 sampai 5 kali (Depkes, RI

2000).

b. Cara panas, ekstraksi dengan cara panas terdiri dari:

1) Refluks merupakan ektraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umunya

dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3

sampai 5 kalisehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna

(Depkes,RI 2000)

2) Soxhletasi merupakan ekstraksi kontinu menggunakan alat

sokhlet, dimana pelarut akan terkondensasi dari labu menuju

pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel dan mengisi

bagian tengah alat sokhlet. Tabung sifon juga terisi dengan

larutan ekstraksi dan ketika mencapai bagian atas tabung sifon,


11

larutan tersebut akan kembali ke dalam labu. Pelarut yang

digunakan selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin

balik (Verawati,dkk 2017)

3) Digesti merupakan maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu

pada suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50⁰C (Depkes RI, 2000).

4) Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur

penangas air menggunakan bejana infus tercelup dalam penangas

air mendidih, pada suhu 96-98⁰C selama 15-20 menit (Depkes

RI, 2000).

5) Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature 90 0

selama 30 menit (Harborne, 1987).

c. Kelebihan dan Kekurangan ekstraksi cara dingin dan cara panas

Pada proses ektraksi cara dingin dan cara panas mempunyai

kelebihan dan kekurangan masing-masing: Kelebihan ekstraksi cara

dingin adalah mudah dilakukan, metode ekstraksi yang sederhana,

tidak membutuhkan tempat khusus, cocok untuk senyawa yang tidak

tahan terhadap suhu tinggi.

Sedangkan kekurangan ekstraksi cara dingin adalah harus

sesekali melakukan pengadukan, membutuhkan banyak pelarut,

prosesnya lama (Verawati dkk., 2017).


12

Kelebihan ekstraksi cara panas adalah lebih hemat pelarut,

cocok untuk senyawa yang tahan terhadap suhu tinggi, prosesnya

lebih cepat. Kelemahan ekstraksi cara panas adalah membutuhkan

wadah khusus, membutuhkan alat untuk ekstraksi, hanya untuk

senyawa yang tahan terhadap suhu tinggi saja (Verawati dkk., 2017).

C. Fraksinasi

Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokkan

kandungan kimia ekstrak berdasar kepolaran. Pada proses fraksinasi

digunakan dua pelarut yang tidak bercampur dan memiliki tingkat kepolaran

yang berbeda. Tujuan fraksinasi adalah memisahkan senyawa-senyawa kimia

yang ada didalam ekstrak berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa-

senyawa yang bersifat non polar akan tertarik oleh pelarut non polar seperti

heksan dan pertolium eter. Senyawa yang semipolar seperti golongan

terpenoid dan alkaloid akan tertarik oleh pelarut semi polar seperti etil asetat

dan DCM. Senyawa-senyawa yang bersifat polar seperti golongan flavonoid

dan glikosida akan tertarik oleh pelarut polar seperti butanol dan etanol

(Mukhriani, 2014)

D. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir

semua tumbuhan.Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan fenol

alam yang terbesar (Markham 1988). Sejumlah tanaman obat yang

mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan,


13

antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi, dan antikanker. Efek antioksidan

senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas melalui donor atom

hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid. Beberapa penyakit seperti

arterosklerosis, kanker, diabetes, parkinson, alzheimer, dan penurunan

kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh

manusia (Neldawati, Ratnawulan, dan Gusnedi, 2013).

Flavonoid merupakan senyawa fenol, warnanya dapat berubah apabila

ditambah dengan amonia atau basa yang dapat diekstraksi dengan etanol 75%

karena flavonoid berupa senyawa yang polar atau larut air (Harborne, 1987)

Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam

pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular.

Flavonoid dapat diklasifikasikan menurut asal biosintesis: chalcones,

flavanones, flavan 3 ols dan flavan 3,4 diols. Kelas lainnya adalah hanya

dikenal sebagai produk akhir biosintesis, misalnya anthocyanidins,

proanthocyanidins, flavon dan flavonol.

Gambar 2
14

Struktur Flavonoid

Sumber : (Cushnie dan Lamb, 2005)

E. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan analisa kimia kuantitatif didalam kimia

analisis dengan mengukur berapa jauh energi radiasi yang diserap oleh

absorbansi terisolasi suatu panjang gelombang. Spektrofotometer

menghasilkan sinar dari spectrum 27 dengan panjang gelombang tertentu dan

fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau di

absorbsi. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah

diketahui konsentrasinya. Larutan standarnya terdiri dari beberapa tingakat

konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi yang tinggi (Khopkar., 1990).

Spektrofotometri UV-Visible adalah salah satu teknik yang paling

sering digunakan dalam analisis farmasi. Hal ini melibatkan pengukuran

jumlah radiasi ultraviolet atau zat yang diserap dalam larutan. Instrumen yang

mengukur rasio, atau fungsi dari rasio , intensitas dua berkas cahaya di daerah

UV-Visible disebut spektrofotometri Ultraviolet-Visible (Behera et al, 2012).

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spectrum

ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optic dengan

kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang

gelombang 200-800 nm. Komponen –komponennya meliputi sumber-sumber

sinar, monokromator, dan sistem optik (Gandjar dan Rohman, 2012).


15
16

F. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan factor-faktor yang penting yang telah diketahui

Mengandung
Flavonoid Daun parijoto Determinasi
Tanin
Saponin
Pengeringan dg oven
(Pribadi, 2017)

Simplisia

maserasi dengan etanol 70%


ekstrak etanol
(kental) Skrining fitokimia

Fraksinasi Flavonoid +
bertingkat

Fraksi n- Fraksi etil Fraksi air Skrining fitokimia


heksan asetat

Flavonoid +

Total flavonoid

Gambar 3
Kerangka teori
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau hubungan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti.

Kerangka konsep berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan tentang

suatu topik yang akan dibahas. Variabel yang digunakan dalam penelitian

terhadap ekstrak etanol dan fraksi air ekstrak etanol daun parijoto

(Medinilla speciosa Blume) ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel Bebas Variabel terikat


Ekstrak etanol Kadar flavonoid total ekstrak etanol dan
fraksi air ekstrak etanol daun parijoto
Fraksi air ekstrak etanol
daun parijoto
Gambar 3
Kerangka konsep

B. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat kandungan flavonoid total pada ekstrak etanol dan fraksi air

ekstrak etanol daun parijoto.

2. Terdapat perbedaan kandungan flavonoid total antara ekstrak etanol dan

fraksi air ekstrak etanol daun parijoto.

17
18

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan penelitian

kuantitatif untuk mengetahui kandungan total flavonoid ekstrak etanol

dan fraksi air ekstrak etanol daun parijoto.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar

flavonoid total ekstrak etanol dan fraksi air ekstrak etanol daun parijoto

serta mengetahui perbedaan kandungan total flavonoid ekstrak etanol dan

fraksi air ekstrak etanol. Metode penelitian menggunakan Ekstraksi daun

parijoto (Medinilla speciosa Blume) menggunakan pelarut etanol 70%

selanjutnya difraksinasi dengan n-heksan akan didapat hasil larut n-

heksan (fraksi n-heksan) dan tidak larut n-heksan, kemudian fraksinasi

dilanjutkan dengan etil asetat dan didapat hasil larut etil asetat (fraksi etil

asetat) dan tidak larut etil asetat (fraksi air). Setelah itu dilakukan

skrining fitokimia dan uji flavonoid total menggunakan Spektrofotometri

UV-vis.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Pengambilan sampel yaitu daun parijoto didapat dari Desa Colo

Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Jawa Tengah.

2. Pembuatan ekstrak daun parijoto dan skrinning fitokimia dilakukan di

Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Cendekia Utama Kudus.


19

3. Penetapan kandungan total flavonoid dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Utama Kudus.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Populasi dalam penelitian ini adalah daun parijoto yang didapatkan

dari Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

2. Sampel daun parijoto yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

parijoto yang didapatkan dari Desa Colo dengan karakteristik daun

yang segar, tua, bebas penyakit, tidak busuk.

F. Definisi Operasional

Tabel 2
Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional


Skrening Uji kualitatif terhadap kandungan senyawa kimia dalam
fitokimia bagian tumbuhan, terutama kandungan metabolit sekunder
yang diantaranya adalah flavonoid, alkaloid, saponin, dan
sebagainya. Skrining fitokimia merupakan metode paling
sederhana dan membutuhkan waktu yang relatif cepat yang
biasa digunakan untuk mengidentifikasi golongan senyawa
kimia serta mengetahui senyawa aktif biologis dalam
jaringan tanaman (Nohong, 2009)
Ekstrak etanol Ekstrak berupa sediaan kental yang diperoleh dengan
daun parijoto melakukan ekstraksi daun parijoto (Medinilla speciosa
Blume) dengan pelarut etanol 70%

Variabel Definisi operasional


Fraksinasi Proses penarikan senyawa pada suatu ekstrak dengan
20

menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling


bercampur.
Flavonoid Flavonoid merupakan metabolisme sekunder yang terdapat
pada tumbuhan. Flavonoid dapat digunakan sebagai
antimikroba, obat infeksi pada luka, anti jamur, anti virus,
anti kanker dan anti tumor. Selain itu flavonoid juga dapat
digunakan, anti bakteri, dan anti alergi, sitotoksik, dan anti
hipertensi (Sriningsih.,2008)

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

a. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik,

batang pengaduk, beaker glass, rotary evaporator blender

inkubator, autoklave, oven rak dan tabung reaksi, ayakan,

spektrofotometri uv_vis

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Parijoto (Medinilla speciosa Blume). Bahan kimia yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu serbuk magnesium, HCL2N, Nacl 10%,

FeCl3, Asam sulfat pekat, butanol, asam asetat, aquadest, amonia,

heksana, kloroform, etil asetat, asam formiat, asam asetat glacial,

quersetin, siroborat, toluene, asam galat, metanol, liberman

bourchat, n-heksan, etanol 70%.

2. Tehnik Pengumpulan Data


21

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Determinasi Tumbuhan

Daun parijoto yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Jawa

Tengah. Dilakukan determinasi di Laboratorium Ekologi dan Bio

Sistematik Departemen Biologi Universitas Diponegoro Semarang.

b. Pembuatan simplisia daun parijoto

Daun parijoto segar dipanen kemudian di sortasi basah,

pencucian, perajangan, pengeringan menggunakan oven dengan

suhu 40oC. Tujuan pengeringan ini adalah untuk mendapatkan

simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam

jangka waktu yang cukup lama.

Simplisia Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) yang

sudah kering selanjutnya akan melalui proses pembuatan serbuk

yaitu dengan cara diblender tanpa merusak atau menghilangkan

kandungan kimianya dan diayak dengan ayakan no 40.

c. Pembuatan ekstrak etanol daun parijoto

Serbuk Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

selanjutnya akan melalui proses maserasi yaitu dengan cara 200 g

serbuk simplisia dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian

ditambah dengan etanol 70% sampai simplisia daun parijoto

terendam maksimal, direndam selama 24 jam ditutup dengan


22

aluminium foil kemudian disaring, ampas di maserasi lagi dengan

penyari yang sama yaitu etanol 70% selama 3 hari berturut-turut

atau sampai warna penyari menjadi bening. Kemudian dihitung

rendemen ekstrak nya dengan rumus :

Bobot ekstrak yang didapat

%Rendemen= X100%

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi

d. Pembuatan fraksi air ekstrak etanol daun parijoto

Menimbang ekstrak etanol daun parijoto 20 mg kemudian

dimasukkan ke dalam beaker glass ditambah etanol 96% sampai

larut. Ekstrak etanol daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

yang sudah larut dimasukkan kedalam corong pisah dan

ditambahkan aquadest sebanyak 25 ml, diaduk terus sampai encer

dan homogen, difraksinasi berturut-turut secara ekstraksi cair-cair

dengan pelarut n-heksan sebanyak 25 ml. Diperoleh fraksi n-

heksan dan fraksi air. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali.

Ekstrak hasil fraksinasi dipekatkan dengan penguap vakum. Lalu

diukur kandungan flavonoid total antara ekstrak etanol dan fraksi

air.

e. Analisis skrining fitokimia


23

Identifikasi flavonoid, dengan cara memipet 2 ml ekstrak

daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ditambahkan serbuk Mg

dan 2 ml HCL 2N Senyawa flavonoid akan menunjukkan warna

jingga sampai merah.

Identifikasi tanin, menggunakan metode Feri Klorida

dengan cara Ekstrak daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

sebanyak 10 mg, kemudian ditambah dengan 20 ml air panas dan 5

tetes larutan NaCl 10 %,campuran dibagi menjadi 2 tabung reaksi

salah satunya sebagai kontrol negatif dan yang satu ditambah

dengan FeCl3 sebanyak 3 tetes. Jika terjadi perubahan warna biru

atau biru kehitaman menandakan positif tanin.

Identifikasi saponin, menimbang ekstrak 10 mg lalu

dipanaskan, selanjutnya kocok kuat-kuat selama 10 detik, akan

terbentuk buih atau busa selama 10 menit. Dan ditambahkan HCl

buih tetap.

H. Penentuan Kadar Flavonoid Total

1. Pembuatan larutan Uji

Hasil dari ekstrak etanol dan fraksi air daun parijoto (Medinilla

speciosa Blume) ditimbang 5 mg kemudian dilarutkan dengan etanol

hingga 5,0 ml (konsentrasi larutan 1.000 ppm).

2. Pembuatan larutan Standar

Ditimbang sebanyak 25 mg kuersertin kemudian dilarutkan

dalam etanol p.a. hingga 25,0 ml (konsentrasi larutan 1.000 ppm).


24

Larutan induk (1000 ppm) dipipet sebanyak 1 ml dan dicukupkan

sampai 10 ml sehingga diperoleh larutan stok 100 ppm. Dari larutan

stok standar kuersertin 100 ppm, kemudian dibuat beberapa konsentrasi

yaitu 6 ppm, 8 ppm,10 ppm, 12 ppm dan 14 ppm. Dari masing-masing

konsentrasi ( 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, dan 14 ppm ) larutan

standar kuersertin dipepet 1 ml. Kemudian ditambahkan 0,1 ml AlCl3

10%, 0,1 ml kalium acetat 1 M dan ditambahkan aquadest 2,8 ml.

Kemudian sampel diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit.

3. Penentuan panjang gelombang maksimum ( λ maks ) kuersertin.

Penentuan panjang gelombang maksimum kuersertin dilakukan

dengan running larutan standar kuersertin pada range panjang

gelombang 400-450 nm. Hasil running menunjukkan panjang

gelombang baku standar kuersertin berada pada panjang gelombang

maksimum yang konstan.

4. Penentuan Operating Time

Larutan kuersertin 100 ppm diambil sebanyak 1ml

ditambahkan dengan AlCl3 10% dan 1ml kalium acetat 1M diukur

absorbansinya pada panjang gelombang yang telah diperoleh dengan

interval pada waktu 2 menit sampai diperoleh absorbansi yang stabil

selama kurang lebih 1 jam.

5. Pembuatan larutan NaNO2 5%


25

Ditimbang sebanyak 1,25 gram NaNO2, lalu dilarutkan dengan

aquadest hingga 25 ml.

6. Pembuatan larutan AlCl3 10%

Ditimbang 2,5 g AlCl3, lalu dilarutkan dengan aquadest hingga

25 mL.

7. Pembuatan Larutan NaOH 1 M (BM NaOH=40)

Ditimbang 4 g NaOH, lalu dilarutkan dengan aquadest hingga

100 mL.

8. Penentuan Kandungan Flavonoid Total

Larutan blanko dibuat dengan mengganti larutan standar

dengan etanol p.a. 0,5 ml ditambahkan dengan 0,1 ml Aluminium

Klorida (AlCl3) 10% 0,1 ml kalium acetat 1M dan ditambahkan

aquadest 2,8ml. Setelah itu di inkubasi selama 30 menit pada suhu 25 o

C. Setiap ukuran serapan dibandingkan dengan larutan blanko.

Larutan uji ekstrak etanol dan fraksi air ekstrak etanol dipipet 1

ml ditambah 0,1 ml Aluminium Klorida (AlCl 3) 10% , 0,1 ml kalium

acetat 1 M dan ditambahkan 2,8 ml aquadest. Setelah itu di inkubasi

pada suhu kamar selama 30 menit. Absorbansinya ( serapannya ) diukur

dengan spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum larutan

standar kuersertin. Percobaan dilakukan 3 kali.

I. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data

secara deskripsi kuantitatif berdasarkan terbentuknya warna, endapan


26

maupun busa dan juga nilai pengukuran absorbansi nya pada ekstrak etanol

dan fraksi air ekstrak etanol daun parijoto (Medinilla speciosa Blume)

terhadap pereaksi-pereaksi yang digunakan. Kadar flavonoid total dapat

ditentukan dengan rumus :

F : c x V x f x 10-6 x100%

F : jumlah flavonoid total dengan metode AlCl3

c : kesetaraan kuersertin (ppm)

V : volume total ekstrak

f : faktor pengencer

M : berat sampel (g)

Analisis data secara parametric menggunakan uji T-test mean 2

populasi.
27

J. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan

Tabel 3. 2
Jadwal penelitian

No. Kegiatan Bulan


Des Jan Feb Mart Apr
1. Pembuatan proposal
2. Seminar proposal
3. Pengumpulan data (Pelaksanaan penelitian)
4. Analisis data
5. Penyusunan laporan
6. Seminar hasil
7. Perbaikan laporan
8. Ujian sidang
DAFTAR PUSTAKA

Alamendah. 2014. “Parijoto Membuat Anak Cantik atau Ganteng.” Agustus 2014.
https://alamendah.org/2014/08/10/parijoto-membuat-anak-cantik.atau-
ganteng/.
Behera, Siladitya. 2012. “UV-Viisible Spectrophotometric Method Development
and Validation of Assay of Paracetamol Tablet Formulation.” jurnal
analytical & bioanalytical techmiques, 3:6, 3: 6.
https://doi.org/10.4172/2155-9872.1000151.
Cushnie, dan Lamb. 2005. “errata untuk aktivitas antimikroba dari flavonoid” 26:
343–56. https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2005.09.002.
DEPKES, RI. 2000. “metode ekstraksi.” 2000.
DEPKES,RI. 2000a. “Perkolasi.” 2000.
———. 2000b. “refluks.” 2000.
gandjar, dan Rohman. 2012. analisis obat secara spektrofotometri dan
kromatografi.
Hanum, A.S, E Prihastanti, dan Jumari. 2017. “Ethnobotany of Utilization, Role,
and Philosopical Meaning of Parijoto (Medinilla, spp) on Mount Muria in
Kudus Regency , Central Java.” American Institute of Physics.
Harborne, J.B. 1987. “Metode fitokimia Ed II., diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang sudiro. Bandung:ITB.” 1987.
Heinrich. 2010. “ekstrak.” 2010.
Khopkar, S.M. 1990. konsep dasar kimia analitik. 1990. http://library.um.ac.id.
Markham, K.R. 1988. cara mengidentifikasi flavonoid. penerbit ITB.
Mukhriani. 2014. “Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif.”
2014.
Neldawati, Ratnawulan, dan Gusnedi. t.t. “Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.”
Oktober 2013, 2: 76–83.
Nohong. 2009. “skrining fitokimia tumbuhan ophiopogon jaburan Lodd dari
kabupaten kolaka provinsi sulawesi tenggara.” 2009, 2, 5: 172–78.
PRIHADI, AGUNG. 2017. “Parijotho, Eksotika dan Manfaatnya.” Parijotho,
Eksotika dan Manfaatnya (blog). 2017. https://odesa.id/parijotho-eksotika-
dan-manfaatnya/.
Rudiyanto, Arif. 2016. “Parijoto (Medinilla speciosa Blume),” katalog, .
https:biodiversitywarriors.org/m/isi-katalog.php?idk=5403.
Shallan, M.A.A.M, S.A.E.K.S Sayed, dan M.M.E.S.A.E Gazzar. 2014.
“Protective Effects of Wheat Bran and Buckwheat Hull Extracts against
Hypercholesterolemia in Male Rats.” International Journal of Advanced
Research 2 ((4)): 724–36.
sriningsih. 2008. “analisa senyawa golongan flavonoid herba tempuyung,” 2008.
“SYAIMA-FKIK.pdf.” t.t.

28
29

Tussanti, L, A Johan, dan Kisdjamiatun. 2014. “Sitotoksisitas in vitro ekstrak


etanolik buah parijoto (Medinilla speciosa, reinw.ex bl.) terhadap sel
kanker payudara T47D.” Jurnal Gizi Indonesia 2 ((2)): 53–58.
verawati, dkk. 2017. “Remaserasi.” 2017.
Wibowo, dan dkk. 2012. “KEARIFAN LOKAL DALAM MENJAGA
LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS MASYARAKAT DI DESA
COLO KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS).” jurnal
education sosial studies, 1, 1 (sosial): 1.

Anda mungkin juga menyukai