Pemeriksaan Penunjang Sistem Respirasi
Pemeriksaan Penunjang Sistem Respirasi
MAKALAH
oleh
Kelompok 1
MAKALAH
Oleh
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemeriksaan
Diagnostik pada Sistem Respirasi dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik IIB.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada.
1. Ns. Ratna Sari Hardiani, Skep., M.Kep selaku dosen PJMK mata kuliah
Kepearwatan Klinik IIB.
2. Teman-teman mahasiswa Universitas Jember, yang telah membantu, memberi
dorongan dan semangat.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 3. PENUTUP....................................................................................
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik;
1.2.2 untuk mengetahui jenis pemeriksan diagnostik.
Prosedur
Pemeriksaan ronsen dada dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk tegak
menghadap film sinar-X.Hantaran gelobang sinar-X ditembuskan dari arah
posterior (posisi PA).Radiograf biasanya diambil saat inspirasi penuh, yang
menyebabkan diafragma bergerak ke arah bawah.Radiograf yang diambil saat
ekspirasi kadang dilakukan untuk mengetahui tingkat gerakan diafragma atau
untuk membantu dalam pengkajian dan diagnosa pneumotoraks.
Perawatan praprosedur
Jelaskan klien tentang pemeriksaan ini.Pemeriksaan ini tidak menimbulkan nyeri
dan pemajanan pada radiasi adalah minimal.Klien harus melepaskan semua
perhiasan dan pakaian dalamnya lalu mengenakan gaun.Kaji status kehamilan
klien (untuk klien wanita); wanita hamil seharusnya tidak boleh terpajan pada
radiasi.
Jenis gangguan-gangguan yang ada pemeriksaan radiologi:
a) Kanker laring
b) Pneumonia
c) TB paru
d) Abses paru
e) Bronchitis kronik
f) Enfisema paru
g) Asma
Pengumpulan sputum
Sebaiknya klien diinformasikan tentang pemeriksaan ini sehingga akan dapat
dikumpulkan sputum yang benar-benar sesuai untuk pemeriksaan ini. Instruksikan
pasien untuk mengumpulkan hanya sputum yang berasal dari dalam paru-paru.
(Karena sering kali jika klien tidak dijelaskan demikian, klien akan
mengumpulkan saliva dan bukan sputum). Sputum yang timbul pagi hari biasanya
adalah sputum yang paling banyak mengandung organisme produktif.Biasanya
dibutuhkan sekitar 4 ml sputum untuk suatu pemeriksaan laboratorium.
Implikasi keperawatan untuk pengumpulan sputum termasuk:
1. Klien yang kesulitan dalam pembentukan sputum atau mereka yang sangat
banyak membentuk sputum dapat mengalami dehidrasi, perbanyak asupan cairan
klien.
2. Kumpulkan sputum sebelum makan dan hindari kemungkinan muntah karena
batuk.
3. Instruksikan klien untuk berkumur dengan air sebelum mengumpulkan spesimen
untuk mengurangi kontaminasi sputum.
4. Instruksikan klien untuk mengingatkan dokter segera setelah spesimen terkumpul
sehingga spesimen tersebut dapat dikirim ke laboratorium secepatnya.
2.2.3 BRONKOSKOPI
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung trakea dan cabang-
cabang utamanya. Cara ini paling sering digunakan untuk memastikan diagnostik,
tetapi dapat juga dilakukan untuk membuang benda asing.Setelah
bronkoskopi,pasien tidak boleh makan atau minum- minuman selama 2-3 jam
sampai timbul refleks muntah.Jika tidak, pasien mungkin akan mengalami aspirasi
ke dalam trakeobronkhial.
Pemeriksaan bronkhoskopi dilakukan dengan memasukkan bronkhoskop ke
dalam trakhea dan bronkhi.Dengan menggunakan bronkoskop yang kaku atau
lentur, laring, trakhea, dan bronkhi dapat diamati.Pemeriksaan diagnostik
bronkoskopi termasuk pengamatan cabang trakheobronkhial, terhadap
abnormalitas, biopsi jaringan, dan aspirasi sputum untuk bahan
pemeriksaan.Bronkhoskopi digunakan untuk membantu dalam mendiagnosis
kanker paru.
Perawatan praprosedur
Jelaskan prosedur pada klien dan keluarga dan dapatkan izin tindakan dari klien.
Instruksikan klien untuk tidak makan dan minum 6 jam sebelum pemeriksaan.
Informasikan pada klien bahwa tenggoroknya mungkin akan sakit setelah
bronkhoskopi, dan mungkin terjadi kesulitan menelan pada awal setelah
pemeriksaan. Klien diberikan anestesi lokal dan sedasi intravena untuk menekan
refleks batuk, dan menghilangkan ansietas.Pemeriksaan membutuhkan waktu 30
sampai 45 menit.Selama prosedur klien berbaring terletang dengan kepala
hiperekstensi. Perawat memantau tanda vital,berbicara pada atau menenangkan
klien, dan membantu dokter sesuai kebutuhan.
Perawatan pascaprosedur
Setelah prosedur, tanda vital dipantau per protokol institusi.Amati klien terhadap
tanda distres pernapasan, termasuk dispnea, perubahan frekuensi pernapasan,
peng-gunaan otot aksesori pernapasan, dan perubahan bunyi napas. Tidak ada
pemberian apapun melalui mulut sampai refleks batuk dan menelan kembali
pulih, yang biasanya sekitar 1 sampai 2 jam setelah prosedur. Bila klien sudah
dapat menelan, berikan sehirup air.Bunyi napas dipantau selama 24 jam.Adanya
bunyi napas tambahan atau asimetris harus dilaporkan pada dokter.Dapat terjadi
pneumotoraks setelah bronkoskopi.
Pemeriksaan gas darah arteri membantu dalam mengkaji tingkat dimana paru-paru
mampu untuk memberikan oksigen yang adekuat dan membuang karbondioksida
serta tingkat dimana ginjal mampu untuk menyerap kembali atau mengekskresi
ion-ion bikarbonat untuk mempertahankan pH darah yang normal.Analisa gas
darah serial juga merupakan indicator sensitive tentang apakah paru mengalami
kerusakan setelah terjadi trauma dada.Gas-gas darah arterididapatkan melalui
fungsi arteri didapatkan melalui fungsi arteri pada arteri radialis, brachialis atau
femoralis atau melalui kateter arteri indwelling.
pH 7.35-7,45
Meningkat = menandakan
alkalosis metabolism atau
respiratori.
Menurun = menandakan asidosis
metabolism atau respiratori
Menurun = mengindikasikan
kemungkinan alkalosis respiratori
sebagai kompensasi awal dari
asidosis metabolism
SaO2 95-100%
Menurun = mengindikasikan
kerusakan kemampuan hemoglobin
untuk mengantarkan O2 kejaringan