Anda di halaman 1dari 78

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN BANYUMAS
2015

No. Publikasi : 33020.1658

.id
Katalog BPS : 4101002.3302

go
Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm

s.
Jumlah Halaman : xiii + 48 halaman
Naskah :
bp
BPS Kabupaten Banyumas
b.
ka

Tim Penyusun Naskah


as

Penanggung Jawab : Drs. Edy Aprotuwiyono


um

Editor : Septiana Tri Setiowati, SST.,M.Agb


ny

Anggota : Dewi Novita Sari, SST.,M.Stat


: Fitria Hernawati, SST
ba
://

Penyunting : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


tp
ht

Gambar Kulit : Septiana Tri Setiowati, SST.,M.Agb


Penerbit : BPS Kabupaten Banyumas

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
KATA PENGANTAR

Data dan informasi yang aktual menjadi salah satu faktor


penentu keberhasilan perencanaan pembangunan suatu wilayah. Data
merupakan suatu refleksi awal kondisi wilayah merupakan modal
penting pembangunan dengan tujuan dan pola yang jelas.

Data yang terkait dengan konsumsi penduduk seperti sandang,

.id
pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan kesempatan
kerja diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil-

o
.g
hasil pembangunan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

ps
Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas,
b
2015 merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner Kor
b.
Susenas Maret 2015 (Daftar VSEN2015.K) yang dilaksanakan di seluruh
ka

wilayah Indonesia. Publikasi ini disajikan dalam bentuk angka


as

persentase dari suatu populasi yang dipilah menurut wilayah perkotaan


dan perdesaan sehingga pengguna data dapat mengetahui perbedaan
um

tingkat kesejahteraan antar wilayah tersebut.


ny

Dengan terbitnya buku ini, diharapkan kebutuhan data statistik


ba

kesejahteraan rakyat sebagian besar sudah dapat dipenuhi. Kepada


://

semua pihak yang telah berpartisipasi dalam terbitnya publikasi ini,


diucapkan terima kasih
tp
ht

Purwokerto, November 2015


Badan Pusat statistik Kabupaten Banyumas
Kepala,

Edy Aprotuwiyono

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 i


o .id
.g
b ps
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

ii Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISTILAH TEKNIS ....................................................................... viii

BAB I KEPENDUDUKAN
1.1. Keadaan Wilayah .......................................................................... 1

.id
1.2. Keadaan Penduduk ....................................................................... 1

o
.g
BAB II KESEHATAN

ps
2.1. Derajat Kesehatan Masyarakat .................................................... 9
2.2. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan ............................................... 12
b
b.
2.3. Penggunaan Jaminan Kesehatan ................................................ 15
ka
2.4. Penolong Proses Kelahiran ......................................................... 17
as

BAB III PENDIDIKAN


3.1. Tingkat Pendidikan ..................................................................... 21
um

3.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) ................................................. 23


ny

3.3. Angka Partisipasi Murni (APM) .................................................. 25


3.4. Angka Partisipasi Kasar (APK) ..................................................... 27
ba
://

BAB IV KETENAGAKERJAAN
4.1. Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja ...................................... 29
tp

4.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat


ht

Pengangguran Terbuka (TPT) ..................................................... 32


4.3. Lapangan Pekerjaan Utama ....................................................... 33

BAB V PERUMAHAN
5.1. Kualitas Rumah Tempat Tinggal ................................................. 36
5.2. Penguasaan Tempat Tinggal ....................................................... 39
5.3. Fasilitas Perumahan ................................................................... 41
5.4. Penguasaan Alat Komunikasi ..................................................... 43
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 iii
BAB VI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK
6.1. Pengeluaran Rumah Tangga ....................................................... 45
6.2. Pola Konsumsi ............................................................................. 47

o .id
.g
b ps
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

iv Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1. Statistik Kependudukan Kabupaten Banyumas, 2015 .................. 3
1.2. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Banyumas 2010, 2014, dan 2015 ........ 5
1.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Banyumas, 2015 ......................................................... 7
2.1. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan,

.id
Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit menurut Daerah

o
Tempat Tinggal Kabupaten Banyumas, 2014-2015 .................... 10

.g
2.2. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan

ps
menurut Berobat Jalan dan Daerah Tempat Tinggal Kabupaten
b
Banyumas, 2014-2015 ................................................................ 13
b.
2.3. Persentase Penduduk yang Tidak Berobat Jalan menurut Daerah
ka

Tempat Tinggal dan Alasan Tidak Berobat Jalan Kabupaten


as

Banyumas, 2015 ......................................................................... 14


2.4. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan menurut Tempat/Cara
um

Berobat dan Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Banyumas, 2014-


ny

2015 ............................................................................................ 15
2.5. Persentase Penduduk menurut Jaminan Kesehatan yang Dimiliki
ba

dan Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Banyumas, 2015 ......... 16


://

2.6. Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah Kawin


tp

menurut Penolong Kelahiran Anak Terakhir dan Daerah Tempat


ht

Tinggal Kabupaten Banyumas, 2015 .......................................... 17


3.1. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Daerah Tempat Tinggal
dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyumas, 2015 ......................... 21
3.2. Angka Partisipasi Sekolah menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin, Kabupaten Banyumas 2014-2015 ............................... 24
3.3. Angka Partisipasi Murni menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis
Kelamin, Kabupaten Banyumas 2014-2015 ............................... 26

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 v


3.4. Angka Partisipasi Kasar menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis
Kelamin Kabupaten Banyumas, 2014-2015 ............................... 27
4.1. Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Seminggu yang
Lalu Kabupaten Banyumas, 2015 ............................................... 30
4.2. Persentase Rata-rata Luas Lantai Kabupaten Banyumas, 2014-
2015 ................................................................................................
5.1. Persentase Rata-rata Luas Lantai Kab. Banyumas 2014-2015 ... 36
5.2. Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Perumahan dan
Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Banyumas, 2014-2015 ....... 38

.id
5.3. Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal dan

o
Status Penguasaan Tempat Tinggal Kabupaten Banyumas, 2014-

.g
2015 ............................................................................................ 40

ps
5.4. Persentase Rumah Tangga menurut Fasilitas Perumahan dan

b
Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Banyumas, 2014-2015 ....... 41
b.
5.5. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Rumah dan
ka

Komputer menurut Daerah tempat Tinggal Kabupaten


Banyumas, 2015 ......................................................................... 43
as

6.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (dalam Rupiah)


um

menurut Jenis Pengeluaran dan Daerah Tempat Tinggal


Kabupaten Banyumas, 2015 ....................................................... 46
ny

6.2. Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan (dalam Rupiah)


ba

menurut Kelompok Komoditas dan Daerah Tempat Tinggal di


://

Kabupaten Banyumas, 2015 ....................................................... 48


tp
ht

vi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
4.1. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan
Utama Selama Seminggu yang Lalu Kabupaten Banyumas, 2015
..................................................................................................... 31
4.2. TPT dan TPAK Kabupaten Banyumas, 2015 ................................ 33
4.3. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
menurut Lapangan Usaha Utama Selama Seminggu yang Lalu

.id
Kabupaten Banyumas, 2015 ....................................................... 34

o
.g
b ps
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 vii


DAFTAR ISTILAH TEKNIS

KEPENDUDUKAN

1. Kepadatan Penduduk
Rata-rata banyaknya penduduk per kilometer persegi. Jumlah
penduduk yang tinggal di suatu wilayah dibagi dengan luas
wilayah tersebut.

.id
2. Rasio Jenis Kelamin
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah

o
.g
penduduk perempuan dikalikan 100.

ps
3. Rasio Ketergantungan
b
Perbandingan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14
b.
tahun/anak-anak dan 65 tahun ke atas/lansia) dengan penduduk
ka

usia produktif (15-64 tahun) dikalikan 100.


as

4. Rata-rata Umur Perkawinan Pertama


um

Rata-rata umur seorang wanita pada saat melaksanakan


perkawinan yang pertama kali.
ny
ba

5. Partisipasi Keluarga Berencana


Proporsi peserta Keluarga Berencana (KB) aktif terhadap jumlah
://

Pasangan Usia Subur (PUS).


tp
ht

6. Kontrasepsi Tetap (Kontap)


Alat/cara KB yang bersifat permanen/tetap, meliputi: MOW,
MOP, AKDR/IUD dan Susuk/Implant.

viii Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


KESEHATAN

1. Angka Kesakitan/Morbiditas
Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan hingga
terganggu aktifitasnya. Keluhan kesehatan adalah gangguan
terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan,
atau hal lain yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-
hari. Pada umumnya keluhan kesehatan utama yang banyak
dialami oleh penduduk adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek,

.id
diare, asma/sesak nafas, sakit gigi. Orang yang menderita
penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan

o
.g
walaupun pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang

ps
bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.

PENDIDIKAN b
b.
ka

1. APS (Angka Partisipasi Sekolah)


as

Proporsi anak yang bersekolah pada suatu kelompok umur


sekolah jenjang pendidikan tertentu. Angka Partisipasi Sekolah
um

memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak


kelompok umur tertentu yang sedang bersekolah, tanpa
ny

memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti.


ba

2. APM (Angka Partisipasi Murni)


://

Proporsi jumlah anak sekolah pada suatu kelompok umur


tp

tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan


ht

kelompok umurnya. Angka Partisipasi Murni membatasi usia


murid sesuai dengan usia sekolah dan jenjang pendidikan.

3. APK (Angka Partisipasi Kasar)


Proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu
dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan
tersebut.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 ix


Angka ini memberikan gambaran secara umum tentang
banyaknya anak yang menerima pendidikan pada jenjang
tertentu.

4. Rata-rata Lama Sekolah


Jumlah Tahun belajar penduduk umur 25 tahun ke atas yang
telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk
tahun yang mengulang). Tingginya angka rata-rata lama sekolah
menunjukkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki

.id
oleh seseorang. Semakin tinggi angkanya maka semakin
lama/tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya.

o
.g
KETENAGAKERJAAN

b ps
1. Penduduk Usia Kerja
b.
Jumlah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas
ka

2. Bekerja
as

Kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud


um

memperoleh/membantu memperoleh penghasilan/keuntungan


selama paling sedikit 1 jam berturutturut dalam satu minggu.
ny

3. Angkatan Kerja
ba

Penduduk usia kerja yang bekerja atau sedang mencari


://

pekerjaan.
tp
ht

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk
usia kerja.

5. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)


Rasio jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan
kerja dikalikan 100 persen.

x Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persentase jumlah penduduk yang mencari kerja terhadap
jumlah angkatan kerja.

PERUMAHAN

1. Luas Lantai
Luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan
sehari-hari sebatas atap.

.id
2. Dinding Rumah

o
Sisi luar/batas dari suatu bangunan/penyekat dengan bangunan

.g
fisik lain.

ps
3. Atap Rumah
b
b.
Penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang
ka
mendiami di bawahnya terlindung dari teriknya matahari, hujan
dan sebagainya.
as
um

4. Atap Layak
Jenis atap yang digunakan antara lain beton, genteng, sirap, seng
ny

dan asbes.
ba

5. Fasilitas Air Minum


://

Instalasi air minum yang dikelola oleh PAM/PDAM atau Non


tp

PAM/PDAM termasuk sumur gali dan sumur pompa.


ht

6. Fasilitas Buang Air Besar


Kemudahan suatu rumah tangga dalam menggunakan jamban.

7. Tangki
Tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan,
biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik
mempunyai bak resapan maupun tidak, termasuk di sini daerah

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 xi


pemukiman yang mempunyai Sistem Pembuangan Air Limbah
(SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota.

PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK

1. Konsumsi
Meliputi konsumsi makanan dan bukan makanan.

2. Pengeluaran Rata-Rata per Kapita


Biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah

.id
tangga selamasebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah

o
tangga.

.g
b ps
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

xii Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
Kependudukan

go
.id
ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id
1.1. Keadaan Wilayah

Kabupaten Banyumas berada dalam wilayah Provinsi Jawa


Tengah. Dengan luas 1.327,59 km2 Banyumas merupakan
kabupaten terluas ke tujuh di Jawa Tengah. Batas Kabupaten
Banyumas sebelah utara adalah Kabupaten Brebes. Batas
sebelah timur ada beberapa kabupaten yaitu Kabupaten
Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen.
Sedangkan Kabupaten Cilacap membatasi wilayah Banyumas di

.id
sebelah selatan dan barat.

go
Kabupaten Banyumas memiliki jumlah kecamatan

s.
terbanyak di Jawa Tengah. Secara administratif Banyumas dibagi

bp
menjadi 27 kecamatan. Wilayah paling luas berada di Kecamatan
Cilongok dengan luas sekitar 105,34 km2. Wilayah paling kecil
b.
adalah Kecamatan Purwokerto Utara seluas 7,4 km2 .
ka

1.2. Keadaan Penduduk


as
um

Penduduk merupakan titik sentral dalam sebuah


pembangunan. Pembangunan yang berkualitas dan
ny

berkelanjutan adalah pembangunan yang mengutamakan


ba

penduduk. Dalam hal ini, penduduk dijadikan subjek serta objek


dari pembangunan itu sendiri. Sebagai objek, penduduk adalah
://

sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku


tp

pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan


ht

arah dan keberhasilan pembangunan.

A. Sebaran Penduduk

Sebaran penduduk yang tidak merata bisa


menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial pada daerah
tertentu, misalnya pada wilayah dengan tingkat kepadatan
tinggi akan menyebabkan muncul pemukiman-pemukiman

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 1


kumuh yang menyebabkan masalah sosial yaitu
kemiskinan dan kesehatan karena kesulitan akses air
bersih dan udara bersih.

Sebaran penduduk berguna untuk melihat daya


tampung lahan terhadap jumlah penduduk, sekaligus
untuk mengidentifikasi pemerataan pembangunan,
keseimbangan wilayah serta untuk melihat daya tampung
sarana prasarana sosial ekonomi suatu wilayah.

.id
Jumlah penduduk Kabupaten Banyumas dari hasil

go
proyeksi penduduk (SP2010) di tahun 2015 sebanyak

s.
1.635.909 jiwa, yang terdiri dari 817.383 laki-laki (49,96 %)

bp
dan 818.526 perempuan (50,04 %). Dengan jumlah
sebesar itu, Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten
b.
dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di Provinsi
ka

Jawa Tengah setelah Kabupaten Brebes, Kota Semarang


as

dan Kabupaten Cilacap. Dengan luas wilayah Kabupaten


Banyumas sekitar 1.328 kilometer persegi maka rata-rata
um

tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Banyumas tahun


ny

2015 adalah sebanyak 1.232 orang per kilometer persegi.


Sebaran penduduk dapat dilihat melalui jumlah penduduk
ba

dan kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan.


://

Sebaran umlah penduduk Kabupaten Banyumas


tp

termasuk cukup merata. Penduduk terbanyak mendiami


ht

wilayah Kecamatan Cilongok sebanyak 7,08% dari seluruh


penduduk Banyumas dan tersedikit adalah Kecamatan
Purwojati sebanyak 1,94%. Kepadatan penduduk terpusat
di wilayah perkotaan. Wilayah terpadat adalah Kecamatan
Purwokerto Utara dengan kepadatan 7.050 jiwa per km2.

2 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Tabel. 1.1
Statistik Kependudukan Kabupaten Banyumas, 2015

Jumlah Penduduk Kepadatan


Kecamatan Sex ratio
Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase Penduduk

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]


1 Lumbir 21,841 22,348 44,189 2,70 97,73 430
2 Wangon 37,598 37,693 75,291 4,60 99,75 1,239
3 Jatilawang 29,102 29,588 58,690 3,59 98,36 1,219
4 Rawalo 23,435 23,472 46,907 2,87 99,84 945

.id
5 Kebasen 28,976 28,600 57,576 3,52 101,31 1,066
6 Kemranjen 32,701 32,530 65,231 3,99 100,53 1,074

go
7 Sumpiuh 25,664 25,511 51,175 3,13 100,60 853

s.
8 Tambak 21,455 21,288 42,743 2,61 100,78 822
9 Somagede 16,330 16,680 33,010 2,02 97,90 823

bp
10 Kalibagor 24,202 23,808
b. 48,010 2,93 101,65 1,344
11 Banyumas 23,183 23,337 46,520 2,84 99,34 1,221
12 Patikraja 26,695 26,727 53,422 3,27 99,88 1,236
ka

13 Purwojati 15,805 15,937 31,742 1,94 99,17 838


as

14 Ajibarang 47,377 46,816 94,193 5,76 101,20 1,416


15 Gumelar 23,305 22,743 46,048 2,81 102,47 490
um

16 Pekuncen 32,633 33,347 65,980 4,03 97,86 712


17 Cilongok 58,354 57,465 115,819 7,08 101,55 1,099
ny

18 Karanglewas 31,529 30,741 62,270 3,81 102,56 1,917


19 Kedungbanteng 27,537 26,525 54,062 3,30 103,82 898
ba

20 Baturraden 25,278 25,546 50,824 3,11 98,95 1,116


21 Sumbang 40,460 40,184 80,644 4,93 100,69 1,510
://

22 Kembaran 39,686 39,480 79,166 4,84 100,52 3,054


tp

23 Sokaraja 41,478 41,693 83,171 5,08 99,48 2,780


24 Purwokerto Selatan 37,590 37,974 75,564 4,62 98,99 5,496
ht

25 Purwokerto Barat 25,456 26,436 51,892 3,17 96,29 7,012


26 Purwokerto Timur 28,503 29,743 58,246 3,56 95,83 6,918
27 Purwokero Utara 31,210 32,314 63,524 3,88 96,58 7,050
Banyumas 817,383 818,526 1,635,909 100,00 99,86 1,232

Sumber : Proyeksi Penduduk (SP2010)

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 3


B. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan produk dari


pola keseimbangan yang bersifat dinamis antara kekuatan-
kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah
penduduk. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh
empat komponen, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), migrasi masuk (in-migration) dan migrasi
keluar (out-migration). Selisih antara kelahiran dan

.id
kematian disebut perubahan reproduktif (reproductive
change) atau pertumbuhan alamiah, sedangkan selisih

go
antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut net-

s.
migration (migrasi netto).

bp
Pertumbuhan penduduk tercepat tahun 2015
b.
berada di Kecamatan Purwokerto utara sebesar 1,99%. Di
ka

wilayah tersebut merupakan pusat pendidikan karena


as

terdapat sebuah universitas negeri. Pertumbuhan selama


tahun 2010-2015 di kecamatan tersebut lebih dari 10%.
um

Laju pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan


ny

Banyumas yang rata rata hanya tumbuh 0,30% per tahun,


ba

sangat rendah. Secara rata-rata laju pertumbuhan


penduduk Kabupaten Banyumas tergolong rendah karena
://

di tahun 2015 mencapai 0,93% saja dan selama tahun


tp

2010-2015 pertumbuhan penduduk kabupaten Banyumas


ht

sebesar 5,04%.

4 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Tabel.1.2.
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Banyumas 2010, 2014, dan 2015

Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk
Penduduk (%)
Kecamatan
2010- 2014-
2010 2014 2015
2015 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1 Lumbir 43,391 44,054 44,189 1,84 0,31
2 Wangon 73,163 74,904 75,291 2,91 0,52

.id
3 Jatilawang 57,140 58,411 58,690 2,71 0,48

go
4 Rawalo 45,343 46,617 46,907 3,45 0,62
5 Kebasen 55,834 57,257 57,576 3,12 0,56

s.
6 Kemranjen 62,497 64,712 65,231 4,37 0,80

bp
7 Sumpiuh 49,865 50,939 51,175 2,63 0,46
8 Tambak 41,971 42,612 42,743 1,84 0,31
b.
9 Somagede 31,881 32,800 33,010 3,54 0,64
ka
10 Kalibagor 46,037 47,637 48,010 4,29 0,78
11 Banyumas 45,681 46,379 46,520 1,84 0,30
as

12 Patikraja 50,460 52,847 53,422 5,87 1,09


13 Purwojati 30,852 31,579 31,742 2,88 0,52
um

14 Ajibarang 90,063 93,406 94,193 4,59 0,84


15 Gumelar 45,216 45,906 46,048 1,84 0,31
ny

16 Pekuncen 64,519 65,723 65,980 2,26 0,39


ba

17 Cilongok 109,077 114,501 115,819 6,18 1,15


18 Karanglewas 57,334 61,285 62,270 8,61 1,61
://

19 Kedungbanteng 51,218 53,512 54,062 5,55 1,03


tp

20 Baturraden 47,261 50,120 50,824 7,54 1,40


21 Sumbang 74,812 79,489 80,644 7,80 1,45
ht

22 Kembaran 72,335 77,795 79,166 9,44 1,76


23 Sokaraja 77,084 81,964 83,171 7,90 1,47
24 Purwokerto Selatan 70,674 74,602 75,564 6,92 1,29
25 Purwokerto Barat 49,182 51,369 51,892 5,51 1,02
26 Purwokerto Timur 57,193 58,067 58,246 1,84 0,31
27 Purwokero Utara 57,397 62,285 63,524 10,67 1,99
Banyumas 1,557,480 1,620,772 1,635,909 5,04 0,93
Sumber : Proyeksi Penduduk (SP2010)

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 5


C. Struktur Penduduk dan Rasio Ketergantungan

Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat


digunakan untuk mengetahui struktur penduduk di suatu
wilayah. Kabupaten Banyumas memiliki struktur penduduk
tua dimana penduduk lansia (usia 65 tahun ke atas)
jumlahnya mencapai 8,48 persen (lebih dari 7 persen).
Sedangkan penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai
24,94 persen. Sehingga penduduk usia non produktif di

.id
Banyumas mencapai 33,41 persen atau sebesar 564.603
jiwa.

go
s.
Dependency ratio memperlihatkan beban yang

bp
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
b.
tidak produktif lagi. Semakin tingginya persentase
ka

dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban


as

yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk


membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
um

tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency


ny

ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin


rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
ba

produktif untuk membiayai penduduk yang belum


://

produktif dan tidak produktif lagi. Rasio Ketergantungan


tp

(Dependency Ratio) merupakan perbandingan antara


ht

jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan


jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia 15-64 tahun.

6 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Tabel.1.3.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Banyumas, 2015

Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah
Laki-Laki Perempuan
[1] [2] [3] [4]
04 71,551 67,190 138,741
59 70,561 66,149 136,710

.id
1014 67,954 64,524 132,478

go
1519 66,876 62,220 129,096
2024 60,311 58,094 118,405

s.
2529 53,556 54,357 107,913
3034 56,594
bp 59,377 115,971
b.
3539 61,346 63,286 124,632
ka
4044 57,109 58,958 116,067
4549 54,974 58,073 113,047
as

5054 49,948 53,349 103,297


um

5559 45,414 45,968 91,382


6064 35,859 33,637 69,496
ny

6569 25,511 25,667 51,178


7074 17,166 18,918 36,084
ba

75+ 22,653 28,759 51,412


://

Jumlah 817,383 818,526 1,635,909


tp

Sumber : Proyeksi Penduduk (SP2010)


ht

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 7


Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk usia
produktif (15-64 tahun) sebanyak 1.089.306 jiwa
sedangkan penduduk usia non produktif sebanyak 546.603
jiwa. Sehingga rasio ketergantungan penduduk
(dependency ratio) di Kabupaten Banyumas tahun 2015
mencapai 50,18 yang artinya bahwa setiap 100 penduduk
produktif menanggung sekitar 50 penduduk yang tidak
produktif. Lebih jauh, rasio ketergantungan penduduk ini
lebih banyak disumbangkan oleh kelompok pra produktif

.id
(di bawah 15 tahun) yang mencapai 37,45 sementara

go
kelompok pasca produktif (di atas 65 tahun) mencapai
12,73.

s.
bp
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

8 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
Kesehatan

b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id
Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan
penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan.
Kesehatan berimplikasi pada produktifitas sumber daya manusia.
Sehingga pembangunan dan berbagai upaya di bidang kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan pembangunan daerah secara umum.

2.1. Derajat Kesehatan Masyarakat

Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran


kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia. Derajat

.id
kesehatan masyarakat menyatakan tingkat/derajat baiknya

go
status kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan penduduk

s.
merupakan gambaran kemampuan penduduk untuk mencapai

bp
indikator kesehatan. Tinggi rendahnya derajat kesehatan ini
dapat di ukur dari beberapa indikator, salah satunya Angka
b.
Morbiditas (kesakitan).
ka

Angka kesakitan didefinisikan sebagai persentase


as

penduduk yang mengalami gangguan kesehatan yang


um

mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari yang terjadi


baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus rumah
ny

tangga maupun melakukan aktivitas lainnya selama satu bulan


ba

sebelum pencacahan. Semakin banyak penduduk yang


mengalami gangguan kesehatan berarti semakin rendah derajat
://

kesehatan di wilayah tersebut dan angka kesakitan di wilayah


tp

tersebut tinggi.
ht

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 9


Tabel 2.1.
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan,
Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Terganggu
menurut Daerah Tempat Tinggal
Kabupaten Banyumas, 2014-2015

Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Uraian Perdesaan
2014 2015 2014 2015 2014 2015

.id
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

go
Keluhan 30.05 38.22 33.07 30.24 31.50 34.41
Kesehatan (%)

s.
Angka Kesakitan 14.26 22.30 20.22
bp
16.45 17.12 19.50
b.
(%)
ka

Rata-rata Lama 5.13 5.36 5.40 5.76 5.28 5.52


as

Terganggu (Hari)
um

Sumber : Susenas 2014, 2015


ny

Dari Tabel 2.1, terlihat bahwa derajat kesehatan penduduk


ba

di wilayah perdesaan lebih rendah dibanding derajat kesehatan


penduduk di wilayah perkotaan. Secara umum, berdasarkan
://

angka kesakitan, kondisi kesehatan penduduk Banyumas di


tp

tahun 2014 lebih baik dibanding kesehatan penduduk di tahun


ht

2015.

Wilayah perkotaan di tahun 2014 keluhan kesehatan


penduduk Banyumas menunjukkan angka 30,05 persen.
Mengalami peningkatan yang cukup besar di tahun 2015 dengan
persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan
mencapai 38,22 persen.

10 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Seiring keluhan kesehatan penduduk di wilayah perkotaan,
angka kesakitan penduduk perkotaan di tahun 2015 mengalami
peningkatan hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Jika di tahun 2014 angka kesakitan penduduk Banyumas untuk
wilayah perkotaan sebesar 14,26 persen maka di tahun 2015
angka kesakitan penduduk Banyumas di wilayah perkotaan
meningkat tajam mencapai 22,30 persen.

Rata-rata hari lama terganggu merupakan gambaran

.id
mengenai kondisi keluhan kesehatan yang dirasakan oleh
penduduk. Meningkatanya rata-rata lama terganggu untuk

go
penduduk Banyumas di wilayah perkotaan di tahun 2015

s.
semakin menegaskan bahwa kondisi kesehatan penduduk

bp
Banyumas di wilayah perkotaan di tahun 2015 secara umum
b.
memburuk. Jika tahun 2014 kondisi kesehatan yang mengganggu
aktivitas rata-rata terganggu selama 5,13 hari maka di tahun
ka

2015 meningkat sedikit menjadi 5,36 hari.


as

Derajat kesehatan penduduk Bnayumas di wilayah


um

perdesaan jika dilihat dari tabel 2.1 dapat dikatakan lebih rendah
ny

dibanding derajat kesehatan penduduk di wilayah perkotaan.


Namun demikian di wilayah perdesaan kondisi kesehatan
ba

penduduk secara umum di tahun 2015 lebih baik dibanding


://

konsdisi kesehatan di tahun 2014.


tp

Tahun 2014 keluhan kesehatan penduduk Banyumas di


ht

wilayah perdesaan menunjukkan angka 33,07 persen. Angka


memperlihatkan kondisi yang lebih baik di tahun 2015 dengan
persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan
mencapai 30,24 persen.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 11


Sejalan dengan keluhan kesehatan penduduk di wilayah
perdesaan, angka kesakitan penduduk di tahun 2015 mengalami
penurunan yang cukup besar dibanding tahun sebelumnya. Jika
di tahun 2014 angka kesakitan penduduk Banyumas untuk
wilayah perdesaan sebesar 20,22 persen maka di tahun 2015
angka kesakitan penduduk Banyumas di wilayah perdesaan turun
cukup signifikan dengan angka mencapai 16,45 persen.
Sedangkan untuk rata rata lama terganggunya aktivitas
penduduk di wilayah perdesaan karena keluhan kesehatan

.id
meningkat sedikit dari 5,28 hari di tahun 2014 menjadi 5,52 hari

go
di tahun 2015.

s.
2.2. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

bp
b.
Peningkatan sarana kesehatan yang menjadi program
pemerintah dapat dinikmati oleh penduduk jika disertai
ka

peningkatan kemudahan akses penduduk dalam memanfaatkan


as

tenaga kesehatan. Akses tersebut dapat dilihat dari


um

ketersediaan/kemudahan mencapai fasilitas/tempat dan tenaga


kesehatan sebagai rujukan penduduk jika mengalami keluhan
ny

sakit hingga harus pergi berobat.


ba

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penduduk


://

dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut adalah jarak


tp

tempat tinggal dengan letak sarana pelayanan kesehatan, serta


ht

kualitas pelayanan. Salah satu indikator pemanfaatan fasilitas


dan pelayanan kesehatan adalah banyaknya penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan dan berobat jalan ke fasilitas
kesehatan.

12 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Tabel 2.2
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
menurut Berobat Jalan dan Daerah Tempat Tinggal
Kabupaten Banyumas, 2014-2015

Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Cara Berobat Perdesaan
2014 2015 2014 2015 2014 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

.id
Berobat Jalan 45.82 50.10 48.14 48.16 46.99 49.28

go
s.
Tidak Berobat 54.18 49.90 51.86 51.84 53.01 50.72

bp
jalan b.
Sumber : Susenas 2014, 2015
ka

.
as

Tabel 2.2 menunjukkan kecenderungan penduduk untuk


tidak berobat jalan sebesar 50,72 persen, turun dibanding tahun
um

2014 sebesar 53,01 persen. Jadi di tahun 2015 terjadi


ny

peningkatan kesadaran penduduk yang mengalami gangguan


kesehatan untuk berobat jalan.
ba
://

Dilihat menurut wilayah maka minat penduduk dengan


gangguan kesehatan di wilayah perkotaan lebih tinggi dibanding
tp

minat penduduk dengan gangguan kesehatan di wilayah


ht

perdesaan untuk berobat jalan. Tahun 2015 lebih dari setengah


penduduk dengan gangguan kesehatan di daerah perkotaan
memilih untuk berobat jalan yaitu sebesar 50,10 persen, sedang
di daerah perdesaan hanya 48,16 persen penduduk dengan
gangguan kesehatan memilih untuk berobat jalan.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 13


Tabel 2.3
Persentase Penduduk yang Tidak Berobat Jalan
menurut Daerah Tempat Tinggal dan Alasan Tidak Berobat Jalan
Kabupaten Banyumas, 2015

Uraian Perkotaan Perdesaan Kota + Desa


[1] [2] [3] [4]
Tidak punya biaya berobat 2.66 2.13 2.43

.id
Tidak ada biaya transport 0.21 0.27 0.12

go
Mengobati sendiri 72.20 60.09 67.00

s.
Merasa tidak perlu 22.94 34.59 27.95

bp
Lainnya 1.99 b. 2.92 2.39

Sumber : Susenas 2015


ka
as

Metode pengobatan atas gangguan kesehatan yang


um

dilakukan oleh penduduk selain berobat jalan adalah mengobati


sendiri atau merasa tidak perlu diobati. Pilihan yang diambil
ny

dilatarbelakangi berbagai alasan. Diantaranya adalah beberapa


ba

masalah yang dihadapi penduduk dalam mengakses dan


memanfaatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan seperti tersaji
://

dalam tabel 2.3.


tp
ht

Berdasarkan Tabel 2.3, penduduk yang tidak berobat jalan


sebagian besar memilih untuk mengobati sendiri sebanyak 67,00
persen. Selain itu, penduduk yang merasa tidak perlu berobat
jalan sebesar 27,95 persen, diikuti alasan tidak ada biaya berobat
sebesar 2,43 persen. Walaupun persentase rendah, masih ada
penduduk yang tidak berobat jalan dengan alasan tidak ada
biaya transport sebesar 0,12 persen.

14 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Tabel 2.4
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan
menurut Tempat/Cara Berobat dan Daerah Tempat Tinggal
Kabupaten Banyumas, 2014-2015

Perkotaan Perdesaan Kota + Desa


Uraian
2014 2015 2014 2015 2014 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

.id
RS pemerintah 8.95 10.20 6.65 7.81 7.74 9.21

go
RS Swasta 4.53 8.20 1.00 2.61 2.67 5.88

s.
Praktek Dokter/poliklinik 32.06 53.01 31.73 52.12 31.89 52.64

Puskesmas/pustu 27.23 22.79


bp
19.03 32.10 22.91 26.65
b.
Praktek batra 0.21 0.97 0.59 2.38 0.41 1.55
ka

Lainnya 27.02 4.84 40.99 2.98 34.38 4.07


as

Sumber : Susenas 2014, 2015


um

Terjadi perubahan preferensi penduduk yang mengalami


ny

keluhan kesehatan pada tempat berobat dari tahun 2014 ke


ba

tahun 2015. Jika di tahun 2014 hanya sepertiga penduduk


dengan keluhan kesehatan berobat di praktek dokter/poliklinik
://

maka di tahun 2015 lebih dari setengah penduduk dengan


tp

gangguan kesehatan lebih memilih praktek dokter/poliklinik


ht

sebagai tempat berobat.

2.3. Penggunaan Jaminan Kesehatan

Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan


peningkatan akses pelayanan kesehatan dan memperluas
penggunaan jaminan kesehatan.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 15


Tabel 2.5
Persentase Penduduk menurut Jaminan Kesehatan yang Dimiliki
dan Daerah Tempat Tinggal
Kabupaten Banyumas, 2015

Uraian Perkotaan Perdesaan Kota + Desa


[1] [2] [3] [4]
BPJS Kesehatan 12.39 6.51 9.56

.id
BPJS Ketenagakerjaan 2.60 0.15 1.42
Askes/Asabri/Jamsostek 7.20 2.98 5.17

go
Jamkesmas/PBI 30.15 39.78 34.78

s.
Jamkesda 2.05 0.86 1.48
Asuransi Swasta 2.00
bp 0.09 1.08
b.
Perusahaan/kantor 0.77 0.13 0.46
ka

Tidak Memiliki 42.85 49.50 46.04


as

Sumber : Susenas 2015


um

Pemerintah berupaya menyediakan jaminan kesehatan


ny

terutama bagi masyarakat miskin dan tidak mampu untuk


ba

mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Dengan adanya


jaminan kesehatan tersebut, diharapkan kebutuhan untuk
://

mendapatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang optimal


tp

dapat dinikmati. Namun demikian dari hasil Susenas 2015


ht

Kabupaten Banyumas menunjukkan hampir setengah penduduk


Banyumas tidak memiliki jaminan kesehatan.

Tahun 2015, jaminan kesehatan yang paling banyak


dimiliki penduduk Banyumas adalah Jamkesmas/PBI sebesar
34,78 persen disusul dengan jaminan kesehatan BPJS Kesehatan
sebanyak 9,56 persen dari jumlah penduduk.

16 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Dilihat menurut wilayah tempat tinggal, penduduk dengan
jaminan kesehatan di pedesaan lebih sedikit dibanding di wilayah
perkotaan. Penduduk tanpa jaminan kesehatan di perdesaan
sebesar 49,50 persen sedan di perkotaan penduduk yang tidak
memiliki jaminan kesehatan sebanyak 42,85 persen.

2.4. Penolong Proses Kelahiran

Akses penduduk dalam memanfaatkan tenaga kesehatan


tidak hanya dapat dilihat dari ketersediaan/kemudahan

.id
mencapai fasilitas/tempat dan tenaga kesehatan sebagai rujukan

go
penduduk jika mengalami keluhan sakit hingga harus pergi

s.
berobat tetapi juga dilihat dari indikator penolong persalinan.

Tabel 2.6
bp
b.
Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah Kawin
ka

menurut Penolong Kelahiran Anak Terakhir


dan Daerah Tempat Tinggal
as

Kabupaten Banyumas, 2015


um
ny

Penolong Kelahiran Perkotaan Perdesaan Kota + Desa


ba

[1] [2] [3] [4]


31.61 30.51 31.09
://

Dokter kandungan
tp

59.95 63.60 61.69


Bidan
ht

Perawat 7.07 2.32 4.81

Lainnya 1.37 3.57 2.42

Sumber : Susenas 2015

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 17


Dengan meningkatnya pertolongan persalinan oleh tenaga
medis dapat memengaruhi keselamatan ibu dan bayinya.
Penolong persalinan yang ideal adalah tenaga medis karena
mereka telah menerapkan proses persalinan yang memenuhi
standar kesehatan.

Persentase perempuan berumur 15-49 tahun yang pernah


kawin menurut penolong kelahiran anak terakhir di Banyumas
sebagian besar adalah oleh Bidan ( 61,69 persen) dan Dokter

.id
Kandungan ( 31,09 persen).

go
Penolong kelahiran baik di wilayah perdesaan maupun

s.
perkotaan memiliki pola yang sama yaitu dominasi pemilihan

bp
bidan sebagai penolong kelahiran.
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

18 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
Pendidikan

b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id
Pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu tujuan
nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan
bangsanya melalui pendidikan. Pendidikan menjadi sangat penting bagi
suatu bangsa karena menjadi salah satu investasi bagi pembangunan
dalam menentukan kualitas suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan
dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas sehingga
dapat mendukung kemajuan bangsa. Peranan pendidikan yang sangat
penting tersebut menjadikan sektor pendidikan sebagai sasaran utama

.id
dalam setiap program pembangunan.

go
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan

s.
program pembangunan sarana prasarana sekolah, ditunjang dengan

bp
program bantuan biaya sekolah dan berbagai macam beasiswa.
b.
Pemenuhan atas hak pendidikan bagi setiap warga negara untuk
mendapatkan pendidikan dasar yang layak dan bermutu merupakan
ka

ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan. Pemerataan


as

akses dan peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan mampu


um

menjadikan warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup


sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya.
ny

Dalam pembangunan, sektor pendidikan merupakan salah satu


ba

sektor yang masih mendapatkan perhatian paling besar. Hal ini


://

disebabkan karena masih ditemukannya masalah mendasar dalam


tp

bidang pendidikan. Angka putus sekolah yang masih cukup tinggi,


ht

kesenjangan mendapatkan kesempatan pendidikan antar kelompok


penduduk dan antara daerah, serta kualitas pendidikan yang belum
bisa memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang semakin kompetitif,
merupakan beberapa permasalahan mendasar pendidikan.

Kualitas sumber daya manusia dapat juga diukur dengan


menggunakan indikator rata-rata lama sekolah. Rata-rata lama sekolah
merupakan jumlah tahun belajar penduduk umur 25 tahun ke atas

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 19


yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun
yang mengulang). Rata-rata lama sekolah dapat mengindikasikan
sampai sejauh mana tingkat pendidikan yang dijalani oleh seseorang.
Semakin tinggi rata-rata lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang
pendidikan yang dijalani.

Rata-rata lama sekolah penduduk di Banyumas dalam kurun


waktu 2010 sampai 2015 antara 6,82 hingga 7,31. Rata-rata lama
sekolah untuk tahun 2010 dan 2011 sebesar 6,82 dan 6,94, artinya

.id
bahwa rata-rata tingkat pendidikan penduduk dewasa (25 tahun ke
atas) baru dapat menyelesaikan sampai tamat SD (Kelas VI). Rata-rata

go
lama sekolah untuk tahun 2012 sampai 2015 antara 7,06 sampai 7,31.

s.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan penduduk

bp
dewasa (25 tahun ke atas) baru dapat menyelesaikan sampai kelas 1
b.
SMP (Kelas VII).
ka
as

Grafik 3.1
um

Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 25 Tahun ke Atas


menurut Kabupaten Banyumas, 2010-2015
ny
ba

7.31 7.31
7.40 7.18
://

7.06
7.20
tp

6.94
7.00 6.82
ht

6.80
6.60
6.40
2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

Sumber : SUSENAS 2015


Keterangan : *) Angka Sementara

20 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


3.1. Tingkat Pendidikan

Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari


keahlian/keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya
yang dapat digambarkan dari tingkat pendidikan yang
ditamatkannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
ditamatkan seseorang mencerminkan semakin luas pengetahuan
dan keahlian/keterampilan yang dimilikinya. Dengan semakin
meningkatnya keterampilan/keahlian akan semakin mudah

.id
mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Indikator tingkat
pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan

go
program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah.

s.
bp
Tabel 3.1
Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan
b.
Tertinggi yang Ditamatkan, Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin
ka

Kabupaten Banyumas, 2015


as

Daerah Tempat Tinggal Jenis Kelamin


um

Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan K D K+D L P L+P
ny

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]


Tidak/Belum Sekolah 2.21 4.71 3.40 2.55 4.23 3.41
ba

Tidak/Belum Tamat SD 18.15 27.08 22.42 22.46 22.38 22.42


://

SD/MI 31.13 36.78 33.83 32.58 35.07 33.83


tp
ht

SMP/MTs 19.92 19.68 19.81 19.75 19.86 19.80

SMA/MA 19.68 8.87 14.51 16.53 12.53 14.51

Diploma/Univ 8.91 2.88 6.03 6.13 5.93 6.03

Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : Susenas 2015


Keterangan: K: Perkotaan, D: Perdesaan, K+D: Perkotaan dan Perdesaan
L:Laki-laki, P:Perempuan, L+P: Laki-laki dan Perempuan

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 21


Berdasarkan Tabel 3.1, pada tahun 2015, penduduk umur
10 tahun ke atas yang tidak/belum menamatkan pendidikan di
bangku Sekolah Dasar masih relatif tinggi yaitu 22,42 persen.
Penduduk yang berhasil menamatkan pendidikannya sampai
Sekolah Dasar sebesar 33,83 persen. Masih sedikit penduduk
yang mampu menamatkan pendidikannya hingga jenjang
pendidikan perguruan tinggi, yaitu hanya 6,03 persen.

Bila dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, penduduk

.id
di perkotaan mempunyai tingkat pendidikan yang lebih baik
daripada penduduk di perdesaan. Persentase penduduk

go
perkotaan dengan tingkat pendidikan SMP/MTs ke atas pada

s.
setiap jenjang pendidikan selalu lebih tinggi dibanding di

bp
perdesaan. Namun, persentase penduduk dengan tingkat
b.
pendidikan yang lebih rendah (SD, belum tamat SD, dan
tidak/belum pernah sekolah) lebih tinggi di perdesaan dibanding
ka

di perkotaan.
as

Berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan penduduk


um

laki-laki lebih baik dari perempuan. Tingkat pendidikan penduduk


ny

laki-laki yang duduk di jenjang pendidikan tidak/belum tamat SD,


SMA/MA, dan Diploma/Univ lebih tinggi dibanding tingkat
ba

pendidikan penduduk perempuan. Persentase penduduk


://

perempuan yang tidak/belum sekolah, tamat SD/MI, dan tamat


tp

SMP/MTs lebih banyak dibandingkan persentase penduduk laki-


ht

laki yang tidak/belum sekolah, tamat SD/MI, dan tamat


SMP/MTs.

Persentase penduduk laki-laki yang tamat SD/MI sebesar


32,58 persen, sedangkan persentase penduduk perempuan
35,07 persen. Penduduk laki-laki yang tamat SMP/MTs sebesar
19,75 persen, sedangkan penduduk perempuan lebih tinggi
sebesar 19,86 persen. Untuk jenjang SMA/MA, sebesar 16,53

22 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


persen penduduk laki-laki telah menamatkan pendidikan
SM/MA, sementara penduduk perempuan hanya 12,53 persen.
Sementara itu, persentase laki-laki yang menamatkan pendidikan
hingga tingkat Diploma/Universitas sebesar 6,13 persen lebih
tinggi dibandingkan persentase penduduk perempuan yang
menamatkan pendidikan Diploma/Universitas yaitu sebesar 5,93
persen.

3.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

.id
Upaya untuk memperluas jangkauan pelayanan

go
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pemerataan fasilitas

s.
pendidikan, sehingga makin banyak penduduk yang dapat

bp
bersekolah. Salah satu indikator penting yang dapat mengukur
tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan dari
b.
berbagai jenjang pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah
ka

(APS). APS merupakan perbandingan antara jumlah penduduk


as

yang bersekolah pada kelompok umur tertentu dengan jumlah


penduduk pada kelompok umur tertentu tanpa memperhatikan
um

jenjang pendidikannya.
ny

Di Banyumas, pada tingkat sekolah dasar terdapat 97,66


ba

persen penduduk telah bersekolah pada tahun 2015. Ini berarti


bahwa ada sebanyak 2,34 persen anak berumur 7-12 tahun yang
://

sedang tidak sekolah. Penduduk umur 13-15 tahun yang sedang


tp

bersekolah sebanyak 88,38 persen dan penduduk yang berumur


ht

16-18 tahun yang sedang bersekolah sebanyak 66,85 persen.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 23


Tabel 3.2
Angka Partisipasi Sekolah menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten Banyumas, 2014-2015

2014 2015
Kelompok
Umur L P Total L P Total

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

7 - 12 100.00 99,47 99,73 98,01 97,32 97,66

.id
13-15 99.37 94.80 97.00 82.94 94.10 88.38

go
16-18 68.46 72.16 70.15 68.53 64.97 66.85

s.
19-24 21.57 16.04 19.08 20.46 22.67 21.65

bp
Sumber : Susenas 2014, 2015 b.
Selama kurun waktu 2014-2015, jumlah penduduk di
ka

semua kelompok umur yang masih sekolah mengalami


as

penurunan kecuali umur 19-24. Jumlah penduduk umur 7-12


tahun dan jumlah penduduk umur 13-15 tahun yang sedang
um

bersekolah di tahun 2014 masing-masing sebesar 99,73 persen


ny

dan 97 persen menurun masing-masing menjadi 97,66 persen


dan 88,38 persen di tahun 2015. Untuk jumlah penduduk umur
ba

16-18 tahun turun dari 70,15 persen di tahun 2014 menjadi


://

66,85 persen tahun 2015. Sedangkan jumlah penduduk umur 19-


tp

24 yang masih sekolah naik dari 19,08 persen tahun 2014


ht

menjadi 21,65 persen tahun 2015.

Pola yang digambarkan oleh partisipasi sekolah untuk


penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda. Partisipasi
sekolah antara laki-laki dan perempuan relatif sama di setiap
kelompok umur sekolah. Semakin tinggi kelompok umur sekolah
maka partisipasinya semakin kecil.

24 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Dari gambaran partisipasi tersebut terlihat bahwa kesempatan
antara penduduk perempuan dengan laki-laki untuk
memperoleh pendidikan adalah sama.

Di kelompok umur 7-12 tahun partisipasi sekolah laki-laki


98,01 persen dan partisipasi sekolah perempuan 97,32 persen.
Partisipasi sekolah untuk laki-laki di kelompok umur 13-15 tahun
sebesar 82,94 persen, sedangkan partisipasi sekolah untuk
perempuan sebesar 94,10 persen. Sementara itu, di kelompok

.id
umur 16-18 tahun partisipasi sekolah laki-laki sebesar 68,53
persen dan partisipasi sekolah perempuan sebesar 64,97 persen.

go
Untuk kelompok umur 19-24 tahun, partisipasi sekolah laki-laki

s.
sebanyak 20,46 persen dan partisipasi sekolah perempuan lebih

bp
tinggi sebanyak 22,67 persen.
b.
3.3. Angka Partisipasi Murni (APM)
ka

Selain APS, indikator lainnya yang digunakan untuk


as

mengukur tingkat partisipasi sekolah adalah Angka Partisipasi


um

Murni (APM). APM adalah persentase jumlah anak pada


kelompok umur tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang
ny

pendidikan yang sesuai dengan kelompok umurnya terhadap


ba

jumlah seluruh anak pada kelompok umur yang bersangkutan.


APM digunakan untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah
://

tepat waktu. Semakin tinggi APM berarti banyak anak pada


tp

kelompok umur tertentu yang bersekolah sesuai dengan jenjang


ht

pendidikannya.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 25


Tabel 3.3
Angka Partisipasi Murni menurut Jenjang Pendidikan
dan Jenis Kelamin
Kabupaten Banyumas, 2014-2015

2014 2015
Kelompok Umur
L P Total L P Total

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

.id
SD/MI 93,64 93.15 93,39 98,01 97,32 97,66

go
SMP/MTs 79,48 78,90 79,18 65,68 86,30 75,73

s.
SMA/MA 64,25 53,86 59,49 55,56 54,86 55,23
Diploma/Univ 18,12 14,57 16,52
bp
12,16 16,4 14,44
b.
Sumber : Susenas 2014, 2015
ka

Selama kurun waktu 2014-2015 APM di Banyumas


as

menunjukkan peningkatan pada jenjang pendidikan SD/MI. Pada


um

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 sebesar 97,66


persen penduduk berumur 7-12 tahun sedang bersekolah di
ny

Sekolah Dasar. Sementara itu, penduduk umur 13-15 tahun yang


ba

bersekolah di SMP/MTs sebesar 75,73 persen, penduduk umur


16-18 tahun yang sekolah di SM/MA sebesar 55,23 persen dan
://

penduduk umur 19-24 tahun yang sekolah di


tp

Akademi/Universitas sebesar 14,44 persen. Angka partisipasi


ht

sekolah untuk SD/MI meningkat yaitu dari 93,39 persen menjadi


97,66 persen. Sedangkan angka partisipasi sekolah untuk
SMP/MTs mengalami penurunan dari 79,18 persen menjadi
75,73 persen. Pada tingkat SM/MA, angka partisipasi sekolah
menurun dari 59,49 persen menjadi 55,23 persen. Angka
partisipasi sekolah pada tingkat Perguruan Tinggi turun dari
16,52 persen menjadi 14,44 persen.

26 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


3.4. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi kasar merupakan rasio jumlah siswa,


berapapun umurnya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan
tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok umur yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Angka partisipasi
kasar bisa lebih dari 100 persen. Hal ini disebabkan adanya siswa
dengan umur lebih tua dibanding umur standar di jenjang
pendidikan tertentu. Kondisi ini menunjukkan terjadinya kasus

.id
tinggal kelas atau terlambat masuk sekolah. Sebaliknya, siswa
yang lebih muda dibanding umur standar yang duduk di suatu

go
jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah

s.
di umur yang lebih muda

Tabel 3.4
bp
b.
Angka Partisipasi Kasar menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin
ka

Kabupaten Banyumas, 2014-2015


as

2014 2015
um

Kelompok Umur
L P Total L P Total
ny

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]


ba

SD/MI 102,84 106,78 104,86 112,48 107,50 109,96


://

SMP/MTs 92,68 99,07 96,00 71,54 91,33 81,19


tp

SMA/MA 88,52 78,74 84,04 84,77 74,83 80,07


ht

Diploma/Univ 22,06 19,90 21,09 18,92 21,44 20,28


Sumber : Susenas 2014, 2015

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 27


Tabel 3.4 menunjukkan APK SD/MI tahun 2015 sebesar
109,96 persen. Sedangkan untuk APK tingkat SMP/MTs dan
SMA/MA masing-masing sebesar 81,19 persen dan 80,07 persen.
APK untuk Perguruan Tinggi masih sangat rendah yaitu hanya
sebesar 20,28 persen. Jika dibandingkan tahun 2014, APK untuk
SD/MI tahun 2015 mengalami peningkatan. Namun, APK untuk
SMP/MTs, SMA/MA, dan Perguruan Tinggi mengalami
penurunan. APK untuk SD/MI meningkat dari 104,86 persen
menjadi 109,96 persen. Sedangkan APK untuk SMP/MTs turun

.id
dari 96 persen menjadi 81,19 persen. Pada tingkat SMA/MA, APK

go
turun dari 84,04 persen menjadi 80,07 persen. APK pada tingkat
Perguruan Tinggi menurun dari 21,09 persen menjadi 20,28

s.
persen.

bp
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

28 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
Ketenagakerjaan

go
.id
ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id
Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari
upaya pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu
bagian yang tak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Berbagai
permasalahan di bidang ketenagakerjaan harus terus menjadi
perhatian pemerintah agar dapat cepat diantisipasi dan diselesaikan.
Permasalahan tersebut diantaranya tingginya tingkat pengangguran,
rendahnya perluasan kesempatan kerja yang terbuka, rendahnya
kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, dan sebagainya,
merupakan tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan

.id
nasional.

go
Tenaga kerja yang banyak dan melimpah belum merupakan

s.
jaminan bahwa daerah tersebut akan makmur. Hal ini disebabkan jika

bp
tidak terintegrasinya pengelolaan tenaga kerja yang dimiliki suatu
b.
daerah yang tidak memiliki potensi dan tingkat pendidikan. Selain itu,
kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang besar dengan minimnya
ka

ketersedian lapangan kerja yang ada akan menyebabkan semakin


as

meningkatnya tingkat pengangguran.


um

Data dan informasi ketenagakerjaan sangat penting bagi


ny

penyusunan kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan dalam


rangka pembangunan nasional dan pemecahan masalah
ba

ketenagakerjaan. Kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan


://

yang baik dan benar sangat ditentukan oleh kondisi ketersediaan data
tp

dan informasi ketenagakerjaan. Makin lengkap dan akurat data


ht

ketenagakerjaan yang tersedia makin jelas dan tepat arah


pembangunan yang direncanakan.

4.1. Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja

Dalam konsep BPS, usia kerja yang digunakan untuk


keperluan pengumpulan data ketenagakerjaan adalah 15 tahun
ke atas.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 29


Penduduk usia kerja ini dibagi menjadi penduduk yang masuk
sebagai angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang ikut berpartisipasi dalam
lapangan kerja, baik statusnya sudah bekerja maupun yang
pengangguran, sedangkan bukan angkatan kerja aktifitasnya
adalah yang tidak terkait dengan bekerja secara produktif
misalnya sekolah dan mengurus rumah tangga.

Tabel 4.1

.id
Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu
Kabupaten Banyumas, 2015

go
s.
Tahun Jumlah Persentase

bp
[1] b. [2] [3]
Angkatan Kerja 740.512 60,17
Bekerja 693.340 56,34
ka

Pengangguran 47.172 3,83


as

Bukan Angkatan kerja 490.165 39,83


um

Sekolah 102.313 8,31


Mengurus Rumah Tangga 321.052 26,09
ny

Lainnya 66.800 5,43


ba

Total Penduduk 15 tahun ke atas 1,230.677 100.00


TPT 6,37
://

TPAK 60,17
tp
ht

Sumber : Sakernas Agustus 2015

Pada Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa penduduk umur 15


tahun ke atas bulan Agustus 2015 adalah sebanyak 1.230.677 orang,
yang terdiri dari 740.512 orang angkatan kerja, dan 490.165 orang
bukan angkatan kerja.

30 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Jika dibandingkan dengan total penduduk umur 15 tahun ke
atas, tampak bahwa persentase tertinggi untuk kegiatan seminggu
yang lalu adalah untuk penduduk yang bekerja dengan persentase
sebesar 56,34 persen, disusul penduduk yang mengurus rumah tangga
sebesar 26,09 persen. Dari penduduk yang masuk golongan angkatan
kerja, persentase terbesar adalah untuk penduduk yang bekerja. Untuk
penduduk yang masuk golongan bukan angkatan kerja, persentase
terbesar adalah penduduk yang mengurus rumah tangga.

.id
Untuk melihat lebih jelas tentang persentase angkatan kerja
yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang tidak termasuk

go
angkatan kerja, dapat dilihat Gambar 4.1. Penduduk umur 15 tahun ke

s.
atas sekitar 56,34 persen yang berpartisipasi aktif dalam lapangan

bp
pekerjaan, dan sebesar 3,83 persen pengangguran, sedangkan 39,83
b.
persen bukan angkatan kerja.
ka

Gambar 4.1
as

Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama


Selama Seminggu yang Lalu Kabupaten Banyumas, 2015
um

56.34
ny
ba

39.83
://
tp
ht

3.83

Bekerja Pengangguran Bukan


Angkatan kerja

Sumber : Sakernas Agustus 2015

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 31


4.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan


indikator ketenagakerjaan yang digunakan untuk menganalisa
dan mengukur capaian hasil pembangunan. TPAK digunakan
untuk mengukur besarnya jumlah angkatan kerja, indikator ini
merupakan rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah
penduduk usia kerja (usia produktif 15 tahun ke atas). TPAK

.id
mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara
ekonomi. Selain TPAK, dalam analisis angkatan kerja juga dikenal

go
indikator yang biasa digunakan untuk mengukur pengangguran

s.
yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

bp
Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai orang yang
b.
sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan
ka

usaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan karena merasa


as

tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk juga


mereka yang baru mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja.
um

Pengangguran terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolah


ny

atau mengurus rumah tangga, sehingga hanya orang yang


termasuk angkatan kerja saja yang merupakan pengangguran
ba

terbuka.
://

TPT merupakan perbandingan antara penduduk yang tidak


tp

bekerja dan sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja.


ht

TPT dapat mencerminkan besarnya jumlah penduduk dalam


kategori usia kerja yang termasuk dalam pengangguran.

32 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Gambar 4.2
TPT dan TPAK Kabupaten Banyumas, 2015

100.00 60.17

50.00
6.37

.id
-
TPT TPAK

go
s.
bp
Sumber : Sakernas Agustus 2015
b.
Untuk melihat TPAK dan TPT Banyumas pada tahun 2015,
ka
dapat dilihat pada Gambar 4.2. TPAK di Banyumas mencapai sekitar
60,17 persen, sedangkan TPT mencapai 6,37 persen.
as
um

4.3. Lapangan Pekerjaan Utama

Gambar 4.3 menggambarkan persentase masing-masing


ny

lapangan usaha utama seminggu yang lalu untuk tahun 2015.


ba

Lapangan usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan


://

Hotel merupakan lapangan usaha yang paling banyak ditekuni


tp

oleh penduduk Banyumas mencapai 28,15 persen. Lapangan


ht

usaha terbanyak berikutnya adalah lainnya sebesar 22,80 persen,


diikuti oleh lapangan usaha Industri pengolahan sebesar 17,35
persen dan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, Perburuan
dan Perikanan sebesar 17,01 persen. Sementara untuk lapangan
usaha Jasa kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan sebesar
14,69 persen.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 33


Gambar 4.3
Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut
Lapangan Usaha Utama Selama Seminggu yang Lalu Kabupaten
Banyumas, 2015

Lainnya 22.80

Jasa Kemasyarakatan, 14.69

.id
Perdagangan Besar, Eceran,
28.15

go
Industri Pengolahan 17.35

s.
Pertanian, Kehutanan, 17.01

0.00
bp
10.00
b.
20.00
30.00
ka

Sumber : Sakernas Agustus 2015


as
um
ny
ba
://
tp
ht

34 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
Perumahan

bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
merupakan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar akan rumah
tempat tinggal dengan lingkungan sekitar yang baik dan sehat
merupakan kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Rumah dan
kelengkapannya selain merupakan kebutuhan dasar, juga merupakan
faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat.

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang

.id
menentukan keadaan higienis dan sanitasi lingkungan. Perumahan
yang tidak sehat dan terlalu sempit mengakibatkan mudah

go
terjangkitnya penyakit dalam masyarakat. Rumah sehat adalah kondisi

s.
fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga

bp
memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat
b.
kesehatan yang optimal. Selain itu, kualitas lingkungan rumah tinggal
juga memengaruhi terhadap status kesehatan penghuninya.
ka
as

Secara umum kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas


bahan bangunan yang digunakan. Salah satu dari sekian banyak fasilitas
um

yang dapat mencerminkan kesejahteraan rumah tangga adalah kualitas


ny

material seperti jenis atap, dinding dan lantai terluas yang digunakan,
termasuk juga fasilitas penunjang lain yang meliputi luas lantai hunian,
ba

sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan sumber
://

penerangan. Kualitas perumahan yang baik dan penggunaan fasilitas


tp

perumahan yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi


ht

penghuninya.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 35


5.1. Kualitas Rumah Tempat Tinggal

Luas rumah yang ditempati dapat mencerminkan tingkat


kesejahteraan penghuninya. Semakin tinggi status sosial suatu
rumah tangga maka semakin luas lantai yang dikuasai oleh
rumah tangga. Oleh karena itu, luas lantai dapat digunakan
sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan rumah tangga.

Tabel 5.1.

.id
Persentase Rata-rata Luas Lantai Kab. Banyumas 2014-2015

go
Luas Lantai (m2)

s.
2014 2015

bp
[1] b. [2] [3]
< 20 1,58 2,97
ka

20-49 15,93 17,28


as

50-99 62,51 59,13


um

100-149 13,94 11,85


ny

150+ 6,04 8,76


ba

Total 100.00 100.00


://

Sumber : Susenas 2014, 2015


tp
ht

Pada Tabel 5.1 menggambarkan luas lantai rumah (dalam


meter persegi) yang ditempati rumah tangga. Rumah tangga
yang menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 50 meter
persegi sebesar 20,25 persen, dan yang menempati rumah
dengan luas lantai 50-99 meter persegi sebesar 59,13 persen,
sedangkan yang menempati rumah dengan luas lantai 100 meter
persegi atau lebih hanya sebesar 20,61

36 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Jika dibandingkan dengan tahun 2014, rumah tangga yang
menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 50 meter
persegi sebesar 17,51 persen, sedangkan rumah tangga dengan
luas lantai 50-99 meter persegi dan luas lantai 100-149 meter
persegi mengalami penurunan di tahun 2015, yaitu masing-
masing sebesar 62,51 persen menjadi 59,13 persen dan 13,94
persen menjadi 11,85 persen. Pada rumah tangga yang memiliki
luas lantai 150 meter persegi atau lebih meningkat di tahun 2015
yaitu sebesar 8,76 persen dibandingkan dengan tahun 2014

.id
sebesar 6,04 persen.

go
Rumah tinggal yang dapat dikategorikan ke dalam rumah

s.
yang layak huni sebagai tempat tinggal harus memenuhi

bp
beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal. Beberapa
b.
diantaranya yaitu rumah yang memiliki dinding terluas yang
terbuat dari tembok atau kayu, dengan beratapkan beton,
ka

genteng, sirap, seng maupun asbes, dan memiliki lantai terluas


as

bukan tanah. Semakin banyak rumah tinggal yang memiliki


um

beberapa kualitas mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas


perumahan di suatu daerah.
ny
ba
://
tp
ht

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 37


Tabel 5.2.
Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Perumahan
dan Daerah Tempat Tinggal di Kab. Banyumas, 2014-2015

Perkotaan +
Perkotaan Perdesaan
Kualitas Perdesaan
Perumahan
2014 2015 2014 2015 2014 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Lantai Bukan
94,94 93,00 82,94 85,04 89,07 89,22

.id
Tanah

go
Atap Layak 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

s.
Dinding

bp
90,44 91,99 83,28 82,76 86,94 87,60
Permanen b.
Sumber : Susenas 2014, 2015
ka

Secara keseluruhan, kondisi perumahan di Kabupaten


as

Banyumas relatif memenuhi kriteria rumah sehat. Hal ini dapat


um

dilihat dari tingginya persentase rumah tangga yang bertempat


tinggal di rumah yang berlantai bukan tanah (89,22 persen),
ny

rumah tinggal dengan atap layak (100,00 persen) dan dinding


permanen (87,60 persen). Akan tetapi kualitas perumahan di
ba

perdesaan pada umumnya masih relatif lebih rendah dibanding


://

daerah perkotaan. Rumah tangga yang menggunakan lantai


tp

bukan tanah di perkotaan lebih banyak dibandingkan di


ht

perdesaan, yaitu masing-masing sebesar 93,00 persen dan 85,04


persen. Persentase rumah tangga dengan atap layak di
perkotaan sama dengan di perdesaan yaitu sebesar 100,00
persen. Selain itu rumah tangga yang menggunakan dinding
permanen di daerah perdesaan (82,76 persen) juga lebih sedikit
dibandingkan di perkotaan (91,99 persen).

38 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, persentase
rumah tangga dengan masing-masing kualitas bahan bangunan
yang digunakan mengalami peningkatan. Persentase rumah
tangga yang berlantai bukan tanah meningkat di tahun 2015
sebesar 89,22 persen dibanding tahun 2014 sebesar 89,07
persen. Rumah tangga dengan atap layak di tahun 2014 sama
dengan di tahun 2015 yaitu sebesar 100,00 persen. Sementara
rumah tangga dengan dinding permanen meningkat mencapai
87,60 persen di tahun 2015 dibanding tahun 2014 sebesar 86,94

.id
persen.

go
5.2. Penguasaan Tempat Tinggal

s.
bp
Status penguasaan tempat tinggal merupakan salah satu
indikator yang dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan rumah
b.
tangga. Rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri
ka

dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan akan


as

tempat tinggal yang terjamin dan permanen dalam jangka


panjang.Semakin banyak persentase rumah tangga yang
um

menempati rumah milik sendiri maka semakin baik tingkat


ny

kesejahteraan masyarakat tersebut.


ba

Tabel 5.3 menunjukkan persentase rumah tangga di


Kabupaten Banyumas yang menempati rumah sendiri tahun
://

2015 sebesar 92,07 persen, dan yang menempati rumah


tp

kontrak/sewa sebesar 4,30 persen, sedangkan yang menempati


ht

rumah dinas/bebas sewa/lainnya sebesar 3,63 persen. Jika


dilihat dari daerah tempat tinggal, persentase rumah tangga
yang tinggal di rumah sendiri lebih tinggi di perdesaan (97,52
persen) dibanding persentase rumah tangga yang tinggal di
rumah sendiri di perkotaan (87,13 persen).

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 39


Sementara persentase rumah tangga yang menempati rumah
kontrak/sewa lebih banyak di perkotaan (7,95 persen) dibanding
persentase rumah tangga yang menempati rumah kontrak/sewa
di perdesaan (0,28 persen). Hal ini disebabkan berkurangnya
lahan kosong dan tingginya harga jual rumah di perkotaan
sehingga lebih mudah bagi rumah tangga di perkotaan untuk
sewa/kontrak daripada membuat rumah baru.

Tabel 5.3.

.id
Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal
dan Status Penguasaan Tempat Tinggal di Kab. Banyumas, 2014-2015

go
s.
Status Penguasaan Tempat Tinggal
Daerah Tempat
Tahun bp Dinas/
b.
Tinggal Kontrak/S Bebas
Milik Sendiri
ka
ewa Sewa/
Lainnya
as

[1] [2] [3] [4] [5]


um

2014 85,76 5,79 8,44


Perkotaan
2015 87,13 7,95 4,92
ny

2014 95,31 0,26 4,42


ba

Perdesaan
2015 97,52 0,28 2,20
://
tp

Perkotaan + 2014 90,43 3,09 6,48


ht

Perdesaan 2015 92,07 4,30 3,63


Sumber : Susenas 2014, 2015

Dibanding tahun sebelumnya, persentase rumah tangga


yang tinggal di rumah sendiri mengalami peningkatan, yaitu dari
90,43 persen menjadi 92,07 persen. Sementara itu, persentase
rumah tangga yang menempati rumah kontrak atau sewa juga
meningkat yaitu dari 3,09 persen menjadi 4,30 persen.

40 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Rumah tangga yang tinggal di rumah dinas atau bebas sewa juga
menurun yaitu dari 6,48 persen menjadi 3,63 persen.

5.3. Fasilitas Perumahan

Kualitas dan kenyamanan rumah tinggal ditentukan oleh


kelengkapan fasilitas suatu rumah tinggal. Kelengkapan fasilitas
tersebut adalah tersedianya air bersih, sanitasi yang layak, serta
penerangan yang baik. Fasilitas yang digunakan oleh rumah
tangga tersebut juga menentukan tingkat kesejahteraan rumah

.id
tangga.

go
Tabel 5.4.

s.
Persentase Rumah Tangga menurut Fasilitas Perumahan

bp
dan Daerah Tempat Tinggal di Kab. Banyumas, 2014-2015
b.
Perkotaan +
ka
Perkotaan Perdesaan
Fasilitas Perdesaan
as

Perumahan
2014 2015 2014 2015 2014 2015
um

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Penerangan
ny

99,85 100,00 99,78 99,77 99,82 99,89


Listrik
ba

Air Minum
://

Kemasan/ 26,36 29,86 9,93 4,65 18,33 17,87


Leding
tp

Jamban Sendiri
ht

denganTangki 52,32 57,60 54,49 40,89 53,38 49,65


Septik
Sumber : Susenas 2014, 2015

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 41


Penggunaan fasilitas perumahan seperti penerangan listrik
dan air bersih sudah relatif banyak dimanfaatkan masyarakat.
Berdasarkan data Susenas 2015, ada 99,89 persen rumah tangga
di Banyumas yang memiliki fasilitas penerangan listrik, 17,87
persen rumah tangga yang telah memiliki fasilitas air minum
kemasan/leding, dan 49,65 persen memiliki jamban sendiri
dengan tangki septik.

Sumber penerangan yang ideal adalah yang berasal dari

.id
listrik (PLN dan Non PLN), karena cahaya listrik lebih terang
dibandingkan sumber penerangan lainnya. Penggunaan fasilitas

go
penerangan listrik untuk daerah perkotaan dan perdesaan sudah

s.
banyak dimanfaatkan, yaitu masing-masing sebesar 100,00

bp
persen dan 99,77 persen. Pada tahun 2015 persentase rumah
b.
tangga yang telah menikmati fasilitas penerangan listrik sebesar
99,89 persen mengalami peningkatan dibandingkan dengan
ka

tahun sebelumnya yang sebesar 99,82 persen.


as

Program penyediaan air bersih terus menerus diupayakan


um

pemerintah. Penggunaan air minum kemasan/leding, masih


ny

banyak dimanfaatkan di daerah perkotaan sebesar 29,86 persen


dan di daerah perdesaan hanya sebesar 4,65 persen. Jika
ba

dibandingkan tahun sebelumnya, penggunaan fasilitas air minum


://

kemasan/leding mengalami penurunan, 18,33 persen pada tahun


tp

2014 menjadi 17,87 persen pada tahun 2015.


ht

Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha


sanitasi yang cukup penting peranannya. Disamping telah
memiliki jamban sendiri, penggunaan jamban dengan tangki
septik juga merupakan bagian dari kualitas kehidupan bagi
rumah tangga dalam memenuhi salah satu kriteria rumah sehat.
Penggunaan jamban sendiri dengan tangki septik masih banyak
digunakan di daerah perkotaan dibandingkan di daerah

42 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


perdesaan yaitu masing-masing sebesar 57,60 persen dan 40,89
persen. Penggunaan fasilitas jamban sendiri dengan tangki septik
menurun di tahun 2015 yaitu sebesar 53,38 persen di tahun
2014 menjadi 49,65 persen di tahun 2015.

5.4. Penguasaan Alat Komunikasi

Sesuai dengan perkembangan teknologi, kepemilikan


komputer menjadi salah satu fasilitas perumahan yang sangat
pesat pertumbuhannya. Selain itu, pesatnya perkembangan

.id
teknologi telepon selular membuat telepon rumah semakin

go
ditinggalkan.

s.
Tabel 5.5.

bp
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Rumah dan
b.
Komputer menurut Daerah tempat Tinggal
ka

Kabupaten Banyumas, 2015


as

Perkotaan +
Alat Komunikasi Perkotaan Perdesaan
um

Perdesaan
[1] [2] [3] [4]
ny

Telepon Rumah 7,08 0,27 3,84


ba
://

Komputer 25,75 8,47 17,53


tp

Sumber : Susenas 2014, 2015


ht

Berdasarkan Tabel 5.5, hanya sekitar 3,84 persen rumah


tangga di Kabupaten Banyumas yang memiliki telepon rumah
dan 17,53 persen rumah tangga yang memiliki komputer.
Persentase rumah tangga yang memiliki telepon di daerah
perkotaan lebih banyak daripada di daerah perdesaan, yaitu
masing-masing sebesar 7,08 persen dan 0,27 persen.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 43


Kepemilikan komputer bagi rumah tangga di perkotaan juga
lebih besar jika dibandingkan dengan di perdesaan masing-
masing sebesar 25,75 persen dan 8,47 persen.

.id
go
s.
bp
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

44 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


Pengeluaran
Dan
Konsumsi Penduduk

.id
go
s.
bp
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht
ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id
Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator
kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Besar kecilnya proporsi
pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran
rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah
tangga tersebut. Dengan menggunakan data pengeluaran dapat
dijadikan ukuran guna menilai tingkat kesejahteraan ekonomi
penduduk. Makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan
terhadap total pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan
penduduk.

.id
6.1. Pengeluaran Rumah Tangga

go
s.
Data pengeluaran (dalam rupiah) menurut kelompok

bp
makanan dan bukan makanan dapat digunakan untuk
mengetahui pola pengeluaran penduduk. Pada kondisi
b.
pendapatan terbatas pemenuhan kebutuhan makanan akan
ka

menjadi prioritas utama. Pada kelompok penduduk yang tingkat


as

konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, peningkatan


pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan
um

makanan atau ditabung. Dengan demikian, pola pengeluaran


ny

dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat


kesejahteraan penduduk, dimana perubahan komposisinya
ba

digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan.


://

Berdasarkan Tabel 6.1 pengeluaran rata-rata per kapita


tp

sebulan penduduk Kabupaten Banyumas adalah sebesar 719.753


ht

rupiah. Sebesar 321.627 rupiah atau 44,69 persen dari


pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makanan dan sisanya
sebesar 398.126 rupiah atau 55,31 persen digunakan untuk
kebutuhan bukan makanan.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 45


Tabel 6.1.
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (dalam Rupiah) menurut
Jenis Pengeluaran dan Daerah Tempat Tinggal
Kabupaten Banyumas, 2015
Perkotaan +
Pengeluaran Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
[1] [2] [3] [4]

1. Makanan (Rp) 342.404 299.05 321.627

.id
(%) (38,70) (55,33) (44,69)

go
2. Bukan Makanan (Rp) 542.311 241.454 398.126

s.
bp
(%) (61,30)
b. (44,67) (55,31)
ka

Jumlah (Rp) 884.715 540.504 719.753


as

(%) (100,00) (100,00) (100,00)


um

Sumber: Susenas 2015


ny

Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, rata-rata


ba

pengeluaran makanan per kapita di daerah perkotaan lebih


tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Persentase pengeluaran
://

penduduk di perkotaan cenderung sudah beralih dari kebutuhan


tp

primer (makanan) ke kebutuhan sekunder/tersier (bukan


ht

makanan). Persentase pengeluaran untuk makanan di daerah


perkotaan hanya sebesar 38,70 persen, lebih rendah jika
dibandingkan daerah perdesaan dengan persentase sebesar
55,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
penduduk di daerah perkotaan lebih baik jika dibandingkan
tingkat kesejahteraan penduduk di perdesaan.

46 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


6.2. Pola Konsumsi

Pola konsumsi penduduk di suatu daerah dapat ditentukan


oleh daerah tempat tinggal, adat/budaya dan kebiasaan
masyarakatnya. Perbedaan pola konsumsi antar daerah dapat
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
pangan yang beragam antar daerah. Tingkat kesejahteraan masyarakat
dapat diukur dari proporsi pengeluaran untuk makanan dari total
pengeluaran masyarakat. Makin tinggi proporsi tersebut maka makin

.id
rendah tingkat kesejahteraan penduduknya. Tabel 6.2 berikut ini
menampilkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk

go
Kabupaten Banyumas menurut kelompok komoditas dan daerah

s.
tempat tinggal.

bp
b.
ka
as
um
ny
ba
://
tp
ht

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015 47


Tabel 6.2.
Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan (dalam Rupiah) menurut
Kelompok Komoditas dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten
Banyumas, 2015
Perkotaan +
Kelompok Komoditas Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
[1] [2] [3] [4]
1 Padi-padian 50.143 57.941 53.880
2 Umbi-umbian 2.150 2.164 2.157
3 Ikan/udang/cumi/kerang 10.545 8.298 9.468

.id
4 Daging 16.891 9.513 13.355
5 Telur dan Susu 28.314 19.527 24.103

go
6 Sayur-sayuran 22.949 26.158 24.487
7 Kacang-kacangan 10.511 11.526 10.998

s.
8 Buah-buahan 22.813 20.621 21.763

bp
9 Minyak dan Lemak 10.838 11.691 11.247
10 Bahan Minuman 13.586 13.210 13.406
b.
11 Bumbu-bumbuan 6.581 6.811 6.691
12 Konsumsi Lainnya 5.909 6.595 6.238
ka

13 Makanan dan Minuman Jadi 100.603 67.579 84.776


as

14 Tembakau dan Sirih 40.570 37.416 39.058


Jumlah Makanan 342.404 299.050 321.627
um

15 Pengeluaran rumah tangga 200.255 114.447 159.132


perumahan dan Fasilitas Rumah
ny

Tangga
16 Pengeluaran rumah tangga 144.242 62.200 104.942
ba

Aneka Barang dan Jasa


17 Pengeluaran rumah tangga 24.653 15.752 20.387
://

Pakaian, Alas Kaki dan Tutup


Kepala
tp

18 Pengeluaran rumah tangga 122.516 25.933 76.229


ht

Barang Tahan Lama


19 Pengeluaran rumah tangga 27.908 9.970 19.311
Pajak, Punguta dan Asuransi
20 Pengeluaran rumah tangga 22.738 13.151 18.144
Keperluan Pesta dan
Upacara/Kenduri
Jumlah Bukan Makanan 542.311 241.454 398.126
Jumlah 884.715 540.504 719.753
Sumber: Susenas 2015

48 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyumas, 2015


ht
tp
://
ba
ny
um
as
ka
b.
bp
s.
go
.id

Anda mungkin juga menyukai