Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA

NILAI NILAI SILA KE 4

Disusun Oleh :

Reza Afrizaldy ( 5160811305 )

Muhammad Indra Pratama ( 5160811306 )

Cinka Nurani Marantika ( 5160811307 )

Regita Tri Cahyani ( 5160811312 )

Yogi Pangestu ( 5160811317 )

Ridwan Abadi Akbar ( 5160811332 )

Elby Ainunhabib ( 5160811341 )

Maidah Pramesty ( 5160811347 )

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017
A. MAKNA SILA KEEMPAT PANCASILA

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan
kedudukannya pada jaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir
tidak diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila
keempatPancasila yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam perwusyawaratan/perwakilan.

Sila keempat merupakan penjelmaan dalam dasar politiknegara,


ialah negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat
demokrasi negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka
sifat demokrasi negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat diubah
atau ditiadakan.

Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila keempat


mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah
kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil
dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Sila keempat Pancasila yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh


Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan memiliki makna :

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.

Bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau katamufakat diliputi dengan


semangat kekeluargaan.

Sila keempat yang mana berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Sebuah kalimat yang secara
bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila keempat adalah
penjelasan negara demokrasi. Dengan analisis ini diharapkan akan diperoleh
makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis yang diimplementasikan secara
langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, secara lahiriah sila ini
menjadi banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap
tindakan pemerintah.

Kaitannya dengan arti dan makna sila keempat adalah sistem demokrasi
itu sendiri. Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang bercerita
bahwasanya, setiap apapun langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya
atau unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Di sini, rakyat menjadi unsur utama dalam
demokrasi. Itulah yang seharusnya terangkat ke permukaan sehingga menjadi
realita yang membangun bangsa.

Di bawah ini adalah arti dan makna sila keempat yang dibahas sebagai berikut :

1. Hakekat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana,
demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan
baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang
diutamakan.

2. Permusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan


sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu
mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang
mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan
demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan Pancasila adalah
kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya di dalam kehidupan bermasyarakat, maka
hasil kebijaksanaan itu harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih
dahulu.

3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal


ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga
membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum
demokrasi di Barat dan di Indonesia yaitu terletak pada
permusyawaratan.Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.
Bagi kita apabila pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa
tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini
merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka dari
pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan
rakyat atau masyarakat. Pada jaman pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-
desa kekuasaan ditentukan oleh kebulatan kepentingan rakyat, misalnya pemilihan
kepala desa. Musyawarah yang ada di desa-desa merupakan satu lembaga untuk
menjalankan kehendak bersama. Bentuk musyawarah itu bermacam-macam,
misalnya pepatah Minangkabau yang mengatakan : Bulat air karena pembunuh,
bulat kata karena mufakat.

Secara sederhana, pembahasan sila keempat adalah demokrasi. Demokrasi


yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah
pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-
hal yang bersifat fisik/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang
berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah
pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua
negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasa profesional dilakukan
melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila
keempat menunjuk pada NKRI sebagai negara demokrasi-perwakilan yang
dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah (government
by discussion).)

B. IMPLEMENTASI DARI SILA KEEMPAT PANCASILA

Pelaksanaan sila keempat dalam masyarakat pada hakekatnya didasari oleh


sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta
Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia. Hak demokrasi harus selalu diiringi dengan sebuah
kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut keyakinan
beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, serta
menjunjung tinggi persatuan. Adapun pelaksanaan /implementasi dari penerapan
sila keempat dari Pancasila adalah;

1. Sebagai warga negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai


kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

3. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan


hasil keputusan musyawarah.

4. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

5. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

6. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam


musyawarah.

7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral


kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.

8. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk


melaksanakan permusyawaratan.

C. SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA


a. Demokrasi Pancasila telah Terlaksana namun Belum Optimal

Kehidupan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat telah diatur


dalam pasal 28 UUD 1945. Namun, dalam pelaksanaannya, masih banyak
ketakutan yang terdapat dalam tubuh masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini
disebabkan karena masih banyak pemikiran yang ada dalam masyarakat bahwa
rakyat adalah sosok yang lemah dibandingkan dengan orang-orang yang berada
dalam tubuh pemerintahan.

Ketimpangan sosial ini yang menyebabkan masih banyak ketidakpuasan


masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Seharusnya, apabila
pelksanaan demokrasi Pancasila yang menekankan mufakat dan kekeluargaan
dalam prinsip sistemnya, pemerintah tidak akan selalu mendapatkan keluhan dan
kitik dari rakyatnya karena seharusnya masyarakat sudah dalam keadaan mufakat.

Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat juga belum menuai hasil yang terbaik
karena dalam pelaksanaannya kepentingan politik partai yang membuat mereka
duduk di kursi parlemenlah yang lebih diutamakan. Hal ini disebabkan tidak
adanya komunikasi langsung antara rakyat dengan Dewan yang menjadi
wakilnya. Sorotan dan kabar dari media yang menjadi dasar pengambilan
kebijakan mereka. Selain itu, terjadi penyimpangan kembali dalam tubuh
demokrasi Pancasila dengan adanya dwi partai (oposisi dan koalisi) yang ada
dalam sistem pemerintahan.

b. Dampak Kurang Optimalnya Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

Kurang optimalnya pelaksanaan demokrasi Pancasila akan mengakibatkan


beberapa dampak yang kurang baik bagi tubuh pemerintahan. Seperti,

Terjadi banyak penyelewengan kekuasaan. Kurang terbukanya


pemerintahan terhadap rakyat, menyebabkan banyak sekali kasus-kasus politik
seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan lain sebagainya yang akan
merugikan negara dan rakyatnya.

Masyarakat semakin jauh dari hak dan kesempatannya sebagai pemilik


kekuasaan tertinggi. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penguasa dalam
sistem pemerintahan dan pemimpin rakyat akan jauh dari tanggung jawabnya
sebagai pengayom masyarakat. Sehingga banyak bermunculan anggapan
bahwa menjadi anggota parlemen adalah untuk mendapatkan uang sebagai
balik modal atas usaha kampanyenya.

Mulai memudarnya kepercayaan terhadap pemerintah. Hal ini terjadi


sebagai dampak kasus-kasus politik yag terjadi dalam tubuh pemerintahan.
Sebagai contoh pajak yang diselewengkan akan membuat masyarakat ragu
untuk membayar pajak. Padahal pajak adalah komponen utama dalam
pelaksanaan pembangunan, dengan keraguan masyarakat akan membayar
pajak, pembangunan negara akan macet dan program kerja pemerintahan tidak
akan erlakana dengan baik.
Banyak terjadi kasus yang berbau SARA. Demokrasi Pancasila banyak
mengatur tentang persatuan dan kesatuan dalam masyarakat Indonesia yang
majemuk. Berbagai ras, suku, dan agama akan hidup secara damai jika
pelaksanaan demokrai Pancasila, jika tidak, akan terjadi ketimpangan antar
masyarakat seperti adanya suatu kaum yang selalu dikhususkan dalam
menentukan kebijakan. Hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang
menyebabkan konflik-konflik yang berbau SARA.

Program kerja pemerintah tidak bisa optimal dijalankan. Perlu ditelaah


kembali tentang adanya sistem koalisi dan oposisi, sebetulnya bagus apabila
negara siap untuk menjalankan, namun seperti yang kita lihat banyak sekali
kemacetan program kerja karena keputusan pemerintah yang hanya
berladaskan partai-partai mereka saja, dll

c. Upaya yang Harus Dilakukan agar Demokrasi Berjalan Optimal

Harus ada sosialisasi terhadap masyarakat untuk sadar demokrasi. Dengan


adanya sosialisasi yang dijalankan dalam masyarakat, mereka akan mengerti
hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara sehingga tidak ada
ketakutan untuk memberikan aspirasi terhadap pemerintah.

Dibentuknya agen mediasi yang mampu mempertemukan antara dewan


perwakilan dan masyarakat secara langsung. Dengan adanya agen seperti ini,
masyarakat akan merasa puas karena aspirasinya akan merasa langsung
ditanggapi pemerintah dan mengurangi dampak kerusakan dan konflik yang
diakibatkan demo terbuka.

Membubarkan kelompok-kelompok organisasi yang cenderung


menimbulkan konflik berbau SARA. Ketegasan pemerintah dalam
memperhatikan kehidupan masyarakat perlu diperhatikan guna pemerintahan
dapat berjalan penuh dengan kerukunan. Banyak timbulnya organisasi seperti
NII, menunjukan bahwa ada upaya dari suatu golongan masyarakat untuk
mengubah Ideologi Pancasila, ini berarti mereka telah menganggap Pancasila
sudah tidak layak lagi untuk menjadi Ideologi negara ini. Dengan
dibubarkannya dan diberantas secara optimal, organisasi seperti ini dan
semacamnya akan mengurangi konflik-konflik yang berbau SARA seperti
terorisme dan adu domba yang sekarang banyak bermunculan.

Pendidikan Demokrasi harus diwajibkan untuk dipelajari di berbagai


jenjang pendidikan. Karena demokrasi mengandung nilai-nilai yang sangat
penting, hal ini harus ditanamkan kepada masyarakat sebagai dasar pendidikan
disamping agama. Sehingga pendidikan demokrasi akan tertanam dalam jiwa
masyarakat dan membenuk pribadi yang mengerti akan tata negara dan dapat
memanfaatkan hak dan kesempatannya sebagai warga negara dengan optimal
kelak.

Memberikan pelindungan dan sikap terbuka terhadap masyarakat. Ketidak


percayaan masyarakat sudah tidak dapat dipungkiri lagi, sehingga pemerintah
harus mengembalikan citranya untuk kembali dipercayai masyarakat.
Sehingga dengan sikap terbuka, maka nada interaksi yang baik antara rakyat
dengan pemerintah.
Kesimpulan

Demokrasi Pancasila adalah sistem pemerintahan yang telah mengatur


berbagai sisi kehidupan masyarakat Indonesia yang memiliki komposisi majemuk.
Pada perjalanannya, negara ini telah mencoba beberapa sistem demokrasi untuk
mengatur pemerintahan di Indonesia, seperti demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpin. Namun, sistem demokrasi pancasila dinilai paling cocok dengan
keadaan negara tersebut sehingga tujuannya mampu untuk mengatasi
permasalahan disintegrasi sosial yang sangat rawan terjadi pada masyarakat
Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, demokrasi pancasila belum mampu dijalankan


secara optimal. Sehingga masih banyak kekurangan yang dpat dilihat dari sistem
pemerintahan yang ada. Bukan karena tidak cocok atau Pancasila tidak mampu
lagi untuk mengatur negara ini, namun kurang optimalnya pelaksanaan demokrasi
Pancasilalah yang sebenarnya menjadi penyebab utama timbulnya kekurangan-
kekurangan tersebut.

Masih banyak lagi permasalahan jika hari terus berlanjut. Kehidupan


dimana demokrasi sekarang menjadi sebuaha kepentingan telah mencoreng arti
demokrasi Pancasila yang sebenarnya. Ironisnya, masyarakat hanya mampu
menjadi saksi bisu apa yang dilakukan oleh pejabat-pejabat negara. Entah karena
kurangnya wadah untuk menyampaikan aspirasinya atau memang kesadaran akan
berdemokrasi telah mengalami kejenuhan. Sehingga masyarakat hanya
menganggap suara mereka adalah suara yang percuma.

Sebagai pejabat, pemerintah kurang berhasil membawa masyarakatnya


menuju perubahan dimana mereka dapat selalu berkicau menghiasi iklim
demokrasi di negara ini. Namun, di sisi lain masyarakat juga mash kurang ilmu
dalam sistem yang ada sekarang ini. Masyarakat juga cenderung masih melakukan
banyak penyimpangan guna kepentingan mereka sendiri. Di sisi lain, juga masih
banyak warga negara yang meras takut untuk menyampaikan kritik kepada
pemerintah guna kemajuan bersama.

Ketakutan-ketakutan dan penyimpangan-penyimpangan itulah yang tidak


sesuai dengan tujuan Pancasila sebagai dasar negara. Masyarakat tidak menyadari
bahwa secara sistem, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi dan
seharusnya selalu mampu menjadi pengawas pemerintah dalam menjalankan
tugasnya.

Saran

Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita patut bangga memiliki sistem


demokrasi yang mampu mengayomi masyarakat majemuk Indonesia. Namun,
agar demokrasi berjalan dengan optimal, kita harus mampu mengerti apa yang
harus kita lakukan sebagai warga negara yang baik dengan sadar akan hak dan
kewajiban terhadap negara.

Sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya pendidikan demokrasi


harus dilakuakan terhadap berbagai lapisan masyarakat. Pemikiran tua, dimana
banyak rasa takut akan beraspirasi dan merasa lemah dihadapan pemerintah perlu
dihilangkan guna kemajuan bersama. Sehingga keberhasilan akan tercipta saat
melihat rakyat dan pemerintah dapat berinteraksi secara langsung dengan hal-hal
baru yang sesuai dengan norma dan persatuan serta kesatuan.

Kesadaran dalam diri masyarakat Indonesia sendiripun seharusnya


menjadi faktor utama perubahan yang ada di negeri ini. Sistem dimana
masyarakat yang memiliki kekuasaan tertinggi seharusnya menjadikan masyarakat
lebih memiliki wibawa dan lebih terhormat dibandingkan mereka yang menjabat.
Apabila masyarakat mampu memiliki kesadaran tersebut, maka masyarakat akan
membawa perubahan positif dan kesadaran inilah yang akan menciptakan
demokrasi secara optimal.

Mahasiswa adalah pembawa perubahan yang paling potensial. Sehingga


sebagai seorang mahasiswa, kesadaran akan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat Indonesia seharusnya tidak dicoreng dengan aksi yang penuh dengan
kepentingan pribadi. Perubahan-perubahan dalam menyampaikan aspirasi
masyarakat secara tidak langsung menjadi tanggung jawab kita karena secara
langsung kita berhubungan sangat dekat dengan masyarakat sebagai warga
negara.
LINK INI JANGAN DIBUKA

https://prezi.com/p/eexqztu_wl4h/

Anda mungkin juga menyukai