Anda di halaman 1dari 3

1.

kepala stasiun: kepala unit pelaksana teknis yang menguasai stasiun dan salah satu
tanggungjawabnya adalah mengatur perjalanan KA dan langsir di stasiun jika di
stasiun tersebut tidak ditugaskan ppka/pap.
2. pengatur perjalanan kereta api: selanjutnya disebut ppka adalah pegawai yg ditugasi
untuk mengatur/melakukan segala tindakan utk menjamin keselamatan dan ketertiban
berikut segala sesuatu yg berkaitan dgn perjalanan KA dan urusan langsir dalam batas
stasiunnya.
3. pengawas peron: selanjutnya disebut pap adlah pembantu ppka dlm melaksanakan
tugas pengaturan perjalanan KA dan langsir serta bertanggungjawab atas urusan
administrasi perjalanan KA.
4. pengendali perjalanan kereta api terpusat: selanjutnya disebut ppkp adalah pegawai yg
bertugas dikantor pengendali perjalanan KA terpusat (PK) yg melaksanakan tugas
pengendali perjalanan KA dgn menggunakan alat komunikasi diwilayah
pengendalinya.
5. stasiun operasi: selanjutnya stasiun adlh tempat KA berhenti dan berangkat, bersilang,
menyusul atau disusul dan langsir, serta dpt berfungsi utk naik turun penumpang
dan/atau muat bongkar barang, yg dikuasi oleh seorang kepala yg bertanggungjawab
penuh atas urusan perjalana KA dan langsiran, yg diperlengkapkan dgn fasilitas
pengoprasian. batas stasiun dgn jalan bebas adlh sinyal masuk dan sinyal masuk jalur
kiri / tanda batas berhenti pd jalur ganda.
6. pemberhentian: stasiun yg bukan stasiun operasi atau suatu tempat yg hanya utk naik
turun penumpang yg dikuasi oleh seorang kepla atau petugas yg dibebaskan atas
urusan perjalan KA dan langsiran.
7. stasiun batas biasa: stasiun yg tetap buka dlm melayani perka yg membatasi petak
jalan dinas tutup, dan dinyatakan dlm gapeka.
8. stasiun batas luar biasa: stasiun yg seharusnya tutup tetapi tetap buka walaupun sudah
memasuki waktu kerja tutup karena harus melayani kegiatan oprasi KA distasiunnya.
9. stasiun batas sementara: stasiun yg tetap buka karena peraturan perjalanan dan
melayani perka sebgai batas tambahan sementara yg menbatasi petak jalan dinas tutup.
10. stasiun tutup: stasiun yg tdk dijaga dlm melayani perka pd waktu kerja tutup dan
berada diantara stasiun batas.
11. petak jalan dinas tutup: petak jalan antara dua stasiun batas pd waktu kerja tutup, yg
diantaranya terdpt stasiun tutup.
12. stasiun buka: stasiun yg melayani perka dlm pelayanan pengamanan setempat bagi
KA datang, berhenti atau langsung pd stasiun yg dijaga.
13. stasiun sementara: tempat berhenti di tempat halangan(tph) di jalan bebas yg
diperlukan utk pengaturan opersi KA karena terjadi halangan atau rintang jalan.
14. jalan bebas: bagian petak jalan antara sinyal masuk suatu stasiun dgn sinyal masuk
stasiun terdekatnya.
15. petak jalan: bagian jalur KA yg terletak diantara dua stasiun berdekatan. petak jalan
dibedakan atas petak jalan dinas buka dan tutup.
16. peraturan dinas pengaman setempat: selanjutnya disebut PDPS adlah peraturan
tentang susunan dan pelayanan peralatan persinyalan dan telekomunikasi yg berlaku
disuatu stasiun.
17. blokpos: suatu tempat yg dilengkapi peralatan blok dan komunikasi utk menjamin
tertib perka dan dikuasai oleh seorang petugas yg bertanggungjawab ttg perka antara
blokpos dan stasiun atau dgn blokpos lainnya yg berdekatan menurut tertib
penggunaan peralatan blok.
18. telepon antarstasiun: peralatan telekomunikasi yg digunakan utk hubungan
antarstasiun berdekatan dan terekam (telepon T dan telepon blok)
19. daerah operasi/divisi regional: selanjutnya disebut daerah.
20. hubungan blok otomatis terbuka: sinyal blok menunjukan indikasi "berjalan" pd
kondisi jalur tdk ada perka yg pelaksanaannya dilakukan secara otomatis oleh
peralatan itu.
21. hubungan blok otomatis tertutup: sinyal blok menunjukan indikasi "berhenti" pd
kondisi jalur tdk ada peralatan KA.
22. kepala dipo traksi: selanjutnya disebut kdt adlah kepala unit pelaksana teknis yg
bertanggungjawab atas pengaturan dinasan lokomotif dan KRD, perawatan dan
penyiapan lokomotif dan KRD utk dinasan KA.
23. kepala dipo lokomotif: selanjutnya disebut kdl adlah kepala unit pelaksana teknis yg
bertanggungjawab atas pengaturan dinasan lokomotif, perawatan dan penyiapan
lokomotif utk dinas KA.
24. kepala dipo kereta: selanjutnya disebut kdk adlah unit pelaksana teknis yg
bertanggungjawab atas pengaturan dinasan kereta atau KRL, TKA, perawatan dan
penyiapan kereta atau KRL utk dinas KA.
25. kepala dipogerbong: selanjutnya disebut kdg adlah kepala unit pelaksana teknis yg
bertanggungjawab atas pengaturan dinasan gerbong, TKA, perawatan dan penyiapan
gerbong untuk dinasan KA.
26. suling lokomotif: peralatan operasional lokomotif yg dipergunakan utk
memperdengarkan semboyan suara.
27. JOC: pejabat yg bertanggungjawab atas perencanaan dan pengendalian dinasan awak
KA dan kondektur dipusat.
28. JPTD: pejabat yg bertanggungjawab atas perawatan dan keandalan sarana di daerah.
29. JPJD: pejabat yg bertanggungjawab atas perawatan dan keandalan jalan rel dan
jembatan di daerah.
30. JPOD: pejabat yg bertanggungjawab atas perencanaan dan pengendalian operasi KA
di daerak.
31. JPAK: pejabat yg bertanggungjawab atas penugasan awak KA dan kondektur utk
dinas KA, langsiran, dan cadangan di stasiun awal pemberangkatan KA atau di
stasiun pergantian awak sarana KA.
32. PUL: sub unit dibawah unit pelaksa teknis dipo lokomotif atau unit pelakasana teknis
dipo traksi yg mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan penyerahan lokomotif
utk dinas KA atau langsir dan menerima penyerahan lokomotif selesai dinas di
wilayahnya.
33. PUK: sub unit dibawah unit pelaksana teknis dipo kereta yg mempunyai tugas
melaksanakan pemeriksaan harian dan perbaikan kereta atau KRL serta mengatur
dinasan TKA, menyiapkan dan memeriksa rangkaian kereta atau KRL utk dinasan
KA atau pemeriksaan rangkaian KA di stasiun pemeriksaan tertentu.
34. PUG: sub unit dibaeah unit pelaksana teknis dipo gerbong yg mempunyai tugas
melaksanakan pemeriksaan harian dan perbaikan gerbong serta mengatur dinasan
TKA, menyipakan dan memeriksa rangkaian gerbong utk dinasan KA atau
pemeriksaan rangkaian KA distasiun pemeriksaan tertentu.
35. teknisi keretaapi: selanjutnya disebut TKA adlah petugas yg ditugaskan oleh kdk/puk
atau kdg/pug utk dinas KA guna mengoperasikan fasilitas sarana KA serta melakukan
perbaikan ringan peralatan atau fasilitas sarana KA dan/atau sarana KA.
36. lokomotif: sarana KA yg memiliki penggerak sendiri yg bergerak dan digunakan utk
menarik dan/atau mendorong kereta, gerbong dan/atau peralatan khusus dan tdk utk
mengangkut penumpang dan/atau barang.
37. kereta: sarana KA yg ditarik dan/atau didorong lokomotif atau mempunyai penggerak
sendiri yg digunakan utk mengangkut orang dan/atau bagasi.
38. gerbong: sarana KA yg ditarik dan/atau didorong lokomotif digunakan utk
mengangkut barang dan/atau hewan.
39. peralatan khusus: sarana KA yg tidak digunakan utk mengangkut penumpang atau
barang tetapi utk keperluan khusus antara lain kereta inspeksi, kereta penolong, kereta
derek (crane), kereta ukur dan kereta perawatan jalan rel.
40. masinis: pegawai yg bertugas mengoperasikan KA dan langsiran serta sebagai
pemimpin selama dalam perjalanan KA diluar emplasemen.
41. asisten masinis: pegawai yg bertugas membantu masinis dalam mengoperasikan KA
dan langsiran.
42. kondektur: pegawai yg diserahi tugas membantu masinis dalam tertib perka dan
langsiran apabila disuatu tempat tdl ada juru langsir, serta mengkoordinasi pelaksana
tugas petugas lain di KA.
43. urusan perjalanan keretaapi: segala kegiatan yg berkaitan dgn pelayanan dan perka,
demikian juga yg berhubungan dgn perjalanan lori.
44. laporan keretaapi: (bentuk O.82) selanjutnya disebut lapka adlah pedoman dan
laporan berisi catatan yg jelas dan lengkap selama masinis melaksankan dinas KA
sekaligus surat perintah perjalanan dinas awak KA.
45. laporan kondektur: (bentuk O.83) selanjutnya disebut Lkdr adlah pedoman dan
laporan berisi catatan yg jelas dan lengkap selama kondektur melaksanakan dinas KA
sekaligus merupan surat perintas perjalanan dinas kondektur.
46. lokomotif pendorong: lokomotif yg digunakan utk mendorong KA tetapi tdk
digandengkan dgn rangkaian KA yg didorong.
47. lokomotif dingin: lokomotif dalam kondisi mesin mati (engine off).
48. JTL: pejabat yg bertanggungjawab atas perawatan dan kehandalan lokomotif di pusat.
49. JTK: pejabat yg bertanggungjawab atas perawatan dan kehandalan kereta dan gerbong
dipusat.
50. JPI: pejabat yg bertanggungjawab atas penjagaan aset dan prasarana (infrastucture)
dipusat.
51. JPR: pejabat yg bertanggungjawab atas penjagaan aset sarana (rolling stock) dipusat.
52. JTJ: pejabat yg bertanggungjawab atas perawatan dan kehandalan jalan rel dan
jembatan dipusat.
53. JOR: pejabat yg bertanggungjawab atas perencanaan operasi dan dinas sarana dipusat.
54. JOP: pejabat yg bertanggungjawab atas pengendalian operasi dan dinasan sarana KA.
55. pengirim: perorangan, badan usaha, atau institusi lain yg menggunakan jasa
pengiriman barang dgn KA.
56. berat kosong: berat kereta/gerbong tanpa muatan.
57. berat total keretaapi: berat kereta/gerbong termasuk muatan.

Sumber: Semboyan 35.com

Dan berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai