Anda di halaman 1dari 10

TAMAN MINI INDONESIA (TMII) SEBAGAI OBJEK WISATA

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, meskipun
materi dan metode penyusunan banyak kekurangan dikarenakan pengetahuan penulis
yang masih sedikit, walaupun demikian ini merupakan suatu pengalaman dan
kebanggan yang dapat diambil manfaatnya dimasa yang akan datang.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan dan
memperluas cakrawala para peserta didik SMA NEGERI 1 SIDAYU.
Laporan ini berjudul: TAMAN MINI INDONESIA (TMII) SEBAGAI OBJEK
WIDYA WISATA
Adapun data-data yang menjadi sumber penulisan laporan yang diperoleh dari
mempelajari beberapa buku dari perpustakaan dan beberapa sumber dari Wikipedia
atau internet.
Dengan selesainya laporan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Arif Suswanto selaku kepala sekolah SMA NEGERI 1 SIDAYU.
2. Bapak A. Yahmum selaku pembimbing.
3. Bapak/Ibu Guru SMA NEGERI 1 SIDAYU.
4. Semua pihak yang membantu terutama Orang Tua penulis yang telah
memberi dukungan dan motivasi.
Selama proses penyusunan ini, penulis berusah sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin, agar kelak laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Sidayu,

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan.......................................................................................................................2

D. Landasan Teori.........................................................................................................2

E. Metode Pengumpulan Data....................................................................................4

BAB II SELAYANG PANDANG TAMAN MINI INDONESIA

A. Sejarah Berdirinya Taman Mini Indonesia.........................................................6

B. Lokasi Taman Mini Indonesia...............................................................................8

C. Objek Wisata Taman Mini Indonesia..................................................................10

BAB III PERANAN TAMAN MINI INDONESIA

A. Sebagai Wahana ilmu Pengetahuan................................................................11

B. Sebagai Objek Wisata...........................................................................................11

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan...................................................................................................................14

B. Saran .......................................................................................................................14

LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Taman Mini Indonesia (TMII) merupakan obyek wisata dengan konsep dasar
yang memadukan secara serasi pendidikan dan pariwisata dimana kita bisa bermain dan
belajar sekaligus dalam satu tempat dan waktu, dengan wahana pendidikan yang sarat
akan khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi di rute awal, sekaligus menghantarkan
kita pada wahana-wahana lain yang akan semakin membentangkan cakrawala
pengetahuan bagi siapa saja yang datang berkunjung. Mulai dari Wahana Galeri Etnik
Nusantara dan Anjungan Jawa Timur yang akan membawa kita kelorong waktu,
berpindah dari satu tempat ke tempat lain di Nusantara dan menjelajahi ragam budaya
Indonesia. Terdapat juga Galeri Belanja ( Kimia, Fisika, Biologi, dan Matematika )
dengan Stadium Galeri Belajar yang mampu menampung hingga 300 siswa.
Dilengkapi pula alat peraga ilmu terapi ( indoor & outdoor ) yang didukung oleh
PLN, Telkom, Rimba Raya dan sejumlah Universitas terkemuka di Jawa Timur. Dan
tentu saja, wahana permainan yang fantastis dengan penambahan 3 wahana baru setiap
tahunnya, akan semakin melengkapi kegembiraan liburan.
Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi, Indonesia sedang giat giatnya
melancarkan pembangunan yang dititik beratkan pada bidang pariwisata sehingga
diperlukan kualitas penduduk yang terampil dan sikap dalam mengikuti era dunia baru.
Taman Mini Indonesia (TMII) ini merupakan sarana pembangunan ilmu pengetahuan
serta tempat obyek wisata.
Laporan ini diharapkan menjadi pembuktian kepada kami, mengenai peranan
Taman Mini Indonesia (TMII) sebagai wahana ilmu pengetahuan dan obyek wisata

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai wahana ilmu
pengetahuan ?
2. Bagaimana peranan Taman Mini Indonesia (TMII) sebagai obyek wisata?

C. Tujuan
Adapun tujuan diadakan penulisan ini ialah :
1. Siswa memperoleh kegiatan positif sebagai wahana untuk meningkatkan daya nalar
terhadap obyek yang dikaji.
2. Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan sacara teoritis terhadap pengetahuan praktis
dan mengetahui lebih banyak lagi tentang teori beserta pengembangannya
3. Siswa termotivasi untuk memperdalam serta mengembangkan ilmu pengetahuan.
4. Siswa kenal terhadap lingkungan sekitar yang ada, sehingga menambah kecintaan
terhadap tanah air.
5. Siswa dapat berlatih dalam kegiatan pengumpulan data secara benar dalam pembuatan
laporan ini.

D. Landasan Teori
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya
yang menggambarkan Indonesia yang besar dalam bentuknya yang kecil. Sasaran yang
dijangkau TMII adalah meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengertian kepada
bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya. Ke dalam sendiri, jangkauannya
ialah terjadinya proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri
mengenai tanah airnya, sehingga terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya..
TMII terletak pada berpadunya isi dan nuansa tradisional dengan sentuhan hasil
pemikiran modern yang terwujud dalam materi-materi pameran, bangunan-bangunan
maupun sarana-sarana fisik, ragam acara, atraksi maupun kegiatan yang dilakukan,
serta pelayanannya. Penyajian keluhuran nilai budaya tradisi masa lalu, dinamika
kehidupan masyarakat dan kebudayaan di masa kini, serta harapan dan cita-cita di masa
yang akan datang yang berkesinambungan dalam perwujudan yang terpadu,
menjadikan TMII sebuah kawasan wisata yang berharga.
Di TMII yang merupakan satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia, selain
pengunjung dapat menikmati fasilitas rekreasi di luar ruangan (out door recreation)
dengan lingkungan yang terbuka hijau yang memadai juga dapat menimba pengetahuan
dan informasi mengenai banyak hal yang menarik di sekitar kehidupan manusia dalam
kaitannya dengan masyarakat, kebudayaan dan lingkungan Indonesia. Untuk sekedar
jalan-jalan, belanja, makan, nonton, ataupun untuk kepentingan yang lebih serius seperti
studi dan bahkan penelitian, TMII adalah tempat yang tepat.
Hampir setiap saat, setiap hari, khususnya hari-hari libur dan besar lainnya, di
Anjungan-anjungan Daerah maupun di pangung-panggung seni, digelar beragam
atraksi seni budaya yang menarik.Selain itu, diwaktu-waktu tertentu dan dalam
peristiwa-peristiwa khusus, TMII juga menggelar acara-acara khusus.
Acara-acara tersebut antara lain adalah Paket Acara Khusus yang secara
bergiliran diselenggarakan oleh Anjungan-anjungan Daerah. Paket ini menampilkan
beragam aspek dan corak seni budaya daerah, baik dalam bentuk pergelaran seni
ataupun upacara adat, lengkap dengan sajian makanan khas, kerajinan tangan, serta
berbagai potensi pariwisatanya. Khalayak penikmatnya pun berasal dari berbagai
kalangan antara lain diplomat, pengusaha, politikus, seniman dan masyarakat umum,
sehingga tepat bila digunakan sebagai arena lobi untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan.
Acara-acara khusus lain, seperti Parade Tari Nusantara, Karnaval Prajurit
Tradisional, Parade Lagu daerah, dan lain sebagainya, biasa disajikan untuk mengisi
dan memeriahkan sejumlah pekan yang diselenggarakan secara rutin di TMII. Pekan-
pekan tersebut adalah HUT TMII, Pekan Liburan Sekolah, Pekan Agustus, Pekan Wira
Budaya, Pekan Desember/natal dan Tahun baru, Pekan Suro/Muharam, dan Pekan
Lebaran.
Selain itu, TMII juga melayani konsultasi bermacam aspek kehidupan yang
berkaitan dengan kebudayaan, sesuai kebutuhan masyarakat. Misalnya, secara rutin
TMII melalui Museum Pusakanya melayani konsultasi mengenai pusaka dan beragam
aspeknya. Pada waktu-waktu tertentu, melalui pekan Penyembuhan Tradisional, TMII
membuka kesempatan pada pengunjung untuk berkonsultasi mengenai masalah
kesehatan. Demikian pula dengan keperluan-keperluan lainnya, seperti untuk
menyelenggarakan secara adat pesta pernikahan, inisisasi dalam siklus hidup manusia,
ruwatan, sarasehan, dan sebagainya.

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam rangkaian penyusunan laporan widya wisata ini penyusun memperoleh
data-data dan informasi yang diperlukan sebagai materi penguraian. Untuk memperoleh
data-data informasi tersebut penulis menggunakan beberapa mtode penunjang antara
lain:
1. Riset Lapangan
Dalam metode ini terdapat berbagai cara dalam pengumpulan data lainya diantaranya:
a. Observasi : Melalui objek observasi peneliti bisa datang ketempat tujuan untuk meneliti
semua benda-benda yang ada di IPTEK Taman Mini Indonesia.
b. Wawancara : Melalui wawancara kepada narasumber sehingga penulis dapat bertanya
dan mengumpulkan informasi secara langsung.
c. Dokumentasi : Melalui dokumentasi, penulis dapat mengumpulkan data-data yang
diperoleh dari berbagai sumber.
2. Riset Perpustakaan
Dalam metode ini penulis dapat memperoleh informasi atau data-data dengan cara
membaca buku yang disediakan diperpustakaan tersebut, dan penulis dapat
mendokumentasikan data-data yang diperoleh sehinga penulis meski tidak meneliti
secara langsung namun masih bisa mengetahui tentang IPTEK Taman Mini Indonesia.

BAB II
PENYAJIAN DATA
A. Latar Belakang Objek
1. Sejarah Berdirinya Taman Mini Indonesia (TMII)
Siti Hartinah Soeharto yang biasanya dipanggil Ibu Tien
Soehartomempunyai gagasan membangun kawasan wisata Taman Mini Indonesia
Indah. Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan
pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual.
Ibu Tin Soeharto Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang
berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968 menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur
Indonesia pada rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No. 8,
Jakarta. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah
adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan
unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu
dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta
terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-
bangsa lain di dunia.
Tanggal 30 Januari 1971 pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati,
dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara yang juga dihadiri oleh Presiden, Ibu
Tien Soeharto dengan didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud untuk pertama
kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia Indonesia
Indah di depan umum. Berbagai saran, tanggapan, dan pemikiran dari berbagai
kelompok masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan
proyek tersebut.
Pada tanggal 11 Agustus 1971, dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto
menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan.
Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan.
Lokasi pembangunan proyek awalnya berada di daerah Cempaka Putih,
di atas tanah seluas + 14 hektar. Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin
menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan
luas tanah 100 hektar. Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota
Jakarta di kemudian hari. Ibu Tien Soeharto menerima saran tersebut, karena dengan
lahan yang lebih luas memungkinkan proyek miniatur Indonesia menampilkan rumah-
rumah adat daerah dan bangunan-bangunan lain dalam ukuran yang sebenarnya.
Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara
bersinambung. Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia
berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung
Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan penyediaan
kaveling tiap-tiap bangunan. Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap
daerah, dikerjakan oleh berbagai biro arsitek, sedang Nusa Consultants hanya
membantu menjaga keserasian secara keseluruhan.
Berkat kegotong-royongan semua potensi nasional: masyarakat di sekitar
lokasi, pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya,
dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.
Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini Indonesia Indah diresmikan
pembukaannya oleh Presiden Soeharto. TMII telah mempunyai logo berhuruf I dan I,
kedua huruf ini mewakili nama Indonesia Indah. Sedangkan maskotnya berupa tokoh
wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Sebagai kawasan wisata yang dikonsep secara matang, sejak usia dini
TMII telah mengantongi berbagai penghargaan di bidang pariwisata, baik penghargaan
dari pemerintah daerah maupun lembaga internasional. Penghargaan ini salah satunya
berasal dari Pemerintah DKI Jakarta yang diberikan pada tahun 1976, 1977, 1978, 1981,
1991, 1992, 1993, dan 1995. Selain itu, TMII juga pernah menggondol penghargaan
pelestarian kebudayaan Golden Award dari Pacific Asian Travel Assosiation (PATA)
pada tahun 1987. Khusus di bidang pembinaan industri kecil, TMII juga pernah
mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Upakarti
Kepeloporan pada tahun 1990.
Dan sekarang TMII sudah berkembang. Berbagai sarana transportasi
juga sudah banyak menujut tempat wisata ini seperti angkutan mobil, rental kendaraan,
maupun jenis angkutan mobil. Bagi Anda yang ingin liburan bersama keluarga bisa
menggunakan kendaraan sendiri atau rental kendaraan agar lebih aman dan nyaman.

2. Lokasi Taman Mini Indonesia (TMII)


Taman Mini Indonesia Indah terletak di Jakarta, Ibu kota Negar RI.
Kawasan yang dipergunakan sebagai lokasi TMII berada di kawasa administrasi 4
kelurahan dan 3 kecamatan, yaitu kelurahan Bambu Apus danCeger di Kecamatan
Cipacung, Kelurahan Kampung Dukuh di KecamatanKeramat Jati dan Kelurahan
Pinang Ranti di Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur.
Letaknya dari Tugu Monas pusat Kota Jakarta, kurang lebih 25
km. Berjarak 5 km dari Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma dan 200 meter dari
Gerbang Tol Jagorawi. Letaknya yang cukup strategis ini memudahkan masyarakat
menempuh untuk perjalanan menuju TMII dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.
Luas TMII pada awal diresmikanya (20 April 1975) adalah 100 HA, sesuai dengan SK
Gubernur No.528/A/BKD/1972 tanggal 7 Maret 1972 mengenai Ijin Pembangunan
Miniatur Indonesia oleh Yayasan Harapan Kita, yang terletak di Kelurahan Bambu
Apus, Kelurahan Ceger, Kelurahan Dukuh, dan Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan
Pasar Rebo, Wilayah Jakarta Timur.
TMII adalah proyek tumbuh, yang setiap tahunnya akan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu
bangunan fisik dan fasilitas di dalam TMII diupayakan terus bertambah lengkap. Hal
ini tentu saja membawa konsekuensi perluasan lahan. Oleh karena itu melalui keputusan
Gubernur DKI Jakarta No. 3498 tanggal 9 Oktober 1984 tentang Perluasan Penguasaan
Peruntukan Bidang Tanah Proyek Nasional TMII (kawasan diperluas menjadi 394,535
HA dari luas 414,3 HA-19,865 HA) Dari luas lahan tersebut di atas, saat ini yang telah
dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan TMII adalah 165 HA.
Lahan tersebut awal mulanya merupakan daerah persawahan dan
perladangan milik rakyat, namun kemudian ditransformasikan menjadi kawasan wisata
TMII. Taman mini indonesia indah sengaja dibuat sebagai wahana yang dapat
merepresentasikan kebhinekaan Indonesia dan kekayaan khasanah budaya bangsa.
Sedangkan tujuan pendirian taman miniatur ini adalah untuk memupuk dan membina
persatuan bangsa, menjunjung tinggi kebudayaan nasional, dan memperkenalkan
kebudayaan, adat-istiadat, dan perilaku masyarakat Indonesia kepada rakyat Indonesia
sendiri dan bangsa lain. Tujuan-tujuan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam
objek-objek wisata yang disajikan di kawasan TMII, seperti anjungan daerah, museum,
taman, tempat rekreasi, dan lain-lain.
Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-
rumah adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna,
dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu
dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta
terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-
bangsa lain di dunia.

B. Penyajian Data
TMII adalah kawasan wisata yang unik. Apabila di tempat-tempat lain,
Museum maupun Taman adalah sebuah obyek wisata yang berdiri sendiri, maka di
TMII, 33 Anjungan Daerah sudah termasuk Propinsi hasil pemekaran yang juga
berfungsi sebagai museum hidup atau show window bagi daerahnya, 15 museum dari
berbagai aspek, serta 10 taman, yang juga berfungsi sebagai konservasi ex-situ berada
dalam satu komplek di satu lokasi. Jumlah inipun masih mungkin akan terus bertambah
dari waktu ke waktu. Taman Budaya Tionghoa sudah mulai pembangunannya sejak
empat tahun yang lalu masih terus menghias diri, dengan pintu gerbang yang berasala
dari Cina sudah dapat disaksikan. Kehadian Taman Budaya Tiongoa ini dimasa datang
dapat diikuti oleh Taman Budaya bangsa-bangsa lain yang ikut membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung, TMII memberikan
pelayanan 7 hari dalam seminggu dan 9 jam dalam sehari, sejak pukul 08.00 17.00 wib.
Di luar waktu pelayanan tersebut, disaat-saat khusus TMII juga menyelenggarakan
berbagai acara yang dapat disaksikan hingga malam hari, misalnya, pergelaran wayang
kulit semalam suntuk dan lain-lain. Di dalam kawasan TMII terdapat dua sarana
akomodasi, yaitu Graha Wisata Remaja dan Desa Wisata yang melayani kedatangan
pengnjung selama 24 jam, yang semakin memudahkan mereka yang datang dari luar
DKI. Jakarta. Selain itu beberapa Unit Usaha dan Anjungan Daerah juga melengkapi
bangunannya yang dapat digunakan sebagai mess untuk menampung duta-duta seni dari
daerah.

BAB III
PEMBAHASAN
I. Peranan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai wahana ilmu pengetahuan?
Miniatur Indonesia secara lengkap, baik bentang darat, kekayaan alam, aneka
warna seni dan budaya daerah, maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta berbagai bentuk seni dan budaya masa kini tersajikan di sini. Paparannya
diwujudkan dalam bentuk Miniatur Arsipel Indonesia yang merupakan danau buatan
dengan tiruan kepulauan Indonesia berikut penampangdaratnya beserta anjungan-
anjungan daerah. Tiap anjungan tersebut menampilkan rumah adat bercorak arsitektur
tradisional berikut penyajian benda-benda budaya, pentas seni, upacara
adat,keragaman kuliner, dan berbagai seluk beluk yang berkait dengan daerah
bersangkutan, yang secaranyata menunjukkan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia.
Selain anjungan daerah, berderet museum-museum yang memamerkan bukan
hanya koleksi sejarah,budaya, serta teknologi masa lalu dan masa kini melainkan juga
menciptakan dialog dengan pengunjung melalui berbagai peragaan yang pada
gilirannya menjadi tonggak penciptaan di masadepan. Penampilan 15 museum, antara
lain Museum Indonesia, Museum Transportasi, Museum Migas, Pusat Peragaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, merupakan sumber informasi tiada batas.
II. Peranan Taman Mini Indonesia (TMII) sebagai obyek wisata?
Wahana rekreasi berupa 11 unit taman, antara lain Taman Burung, Taman
Akuarium Air Tawar, danTaman Bunga Keong Emas; berbagai wahana inovatif, seperti
Istana Anak Anak Indonesia, Teater Imax Keong Emas, Teater 4D Motion, Kereta
Gantung (skylift), monorel Aeromovel,serta TamanBudaya Tionghoa Indonesia dan
TMII Waterpark yang kini sedang dibangun, juga menawarkan nuansa yang
menarik. Berbagai jenis wahana dan fasilitas tersebut semuanya mempunyai dimensi
rekreasi, pendidikan,pelestarian, sekaligus pemerkayaan cakrawala pengetahuan dan
pewarisan nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, khususnya bagi generasi muda.
Sebagai sebuah kawasan wisata, kehadiran TMII tak cuma diakui oleh
masyarakat luas yangditandai oleh padatnya pengunjung di hari-hari libur, tetapi pengakuan
berupa sejumlahpenghargaan dari berbagai kalangan resmi.Dalam usianya yang baru
setahun, pada tahun 1976. TMII telah menerima penghargaan dibidang kepariwisataan
dari pemerintah DKI Jakarta. Kemudian berturut-turut pada tahun 1977dan 1978
memperoleh penghargaan kepariwisataan dari pemerintah DKI berupa
"PalmPerunggu" dan "Palm Perak". Pada tahun 1981 masih dari pemerintah DKI.
TMII memperolehpenghargaan kepariwisataan berupa "Palm Emas".Pada tahun 1987,
TMII memperoleh penghargaan pelestarian kebudayaan Golden Award dariPacific
Asian Travel Association (PATA). Di bidang pembinaan industri kecil, hasil-hasil
yangtelah dicapai oleh TMII membuahkan penghargaan dari Pemerintah republik
Indonesia berupaUpakarti Kepeloporan pada tahun 1990.Penghargaan kepariwisataan
dari pemerintah DKI Jakarta, berupa "Adikarya Wisata" diperolehpada tahun 1991.
1992 dan 1993. Selanjutnya pada tahun 1994. TMtl memperoleh plakat"Adikaryottama
Wisata" juga dari pemerintah DKI Jakarta atas prestasinya
mempertahankan"Adikarya Wisata", selama empat tahun berturut-turut. Adapun pada
tahun 1995, TMIIberhasil memperoleh penghargaan berupa piagam "Adikaryottama
Wisata 1995".Adikaryottama berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti Adi Karya
yang Utama.Pada tahun 1995 pula TMII memperoleh Penghargaan Penghijauan
Lingkungan dariPemerintah DKI Jakarta. TMII merupakan hasil karya putra-putri
Indonesia dalam upayamelestarikan, membina dan mengembangkan serta
menyebarluaskan ragam aspek budayaIndonesia. Nilai-nilai tradisi warisan leluhur
turun temurun, tata nilai yang berlaku saat iniserta harapan-harapan bangsa Indonesia
di masa datang tercermin dari berbagi bentuk peragaanstatis maupun dinamis di seluruh
areal TMII.TMII tercatat sebagai kawasan wisata Indonesia yang paling banyak
menggelar produk-produk kesenian daerah. Di tiap Anjungan. maupun di tiap sudut
bagiannya. setiap hari ada sajapesona budaya daerah yang bisa disaksikan pengunjung.
Atraksi-atraksi menarik yang padaakhirnya akan mendorong pengunjung untuk datang
ke daerah tersebut manakala ada kesempatan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan obyek wisata yang asyik untuk
dikunjungi. Selain berwisata kita juga bisa belajar dan bermain. Wisatawan yang datang
berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan
negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.

Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif


dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi
pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja,
peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa

negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang
dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life
masyarakat serta terjadinya integrasi sosial.

B. Saran

Saran penulis untuk pihak pengelola Taman Mini Indonesia (TMII) adalah lebih
memperhatikan dan merawatnya dengan baik, agar Taman Mini Indonesia (TMII) bisa
lestari selamanya dan bisa diwariskan anak cucu Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai