Anda di halaman 1dari 33

TUGAS

LITERATUR REVIEW

OLEH

DEWA AYU N. TRISNAWATI

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2017
LITERATUR REVIEW ARTIKEL 1

Pendahuluan

Metode Pencarian Literatur

Database yang digunakan adalah Google, menggunakan kata kunci Perawatan TB Paru.
Jumlah literature yang didapatkan dari kata kunci tersebut adalah 1.340 hasil (kapansaja).

Abstrak

TB Paru mengakibatkan berbagai dampak baik fisik maupun psikologis dan bila
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.
Penanganan TB Paru sangat memerlukan peran aktif dari penderita dan keluarga
sebagai sistem pendukung. Dukungan manajemen diri merupakan salah satu intervensi
perawat untuk meningkatkan status kesehatan pasien dengan kondisi kronis dengan cara
berkolaborasi dengan pasien dan keluarganya.1 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh paket pendidikan manajemen diri TB Paru terhadap pelaksanaan
tugas kesehatan keluarga dalam perawatan TB Paru di Puskesmas Kembaran II
Kabupaten Banyumas.Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan
post test only non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota keluarga yang berperan sebagai care giver utama penderita TB Paru di
wilayah Puskesmas Kembaran II Kabupaten Banyumas. Sampel sebanyak 34 orang
diambil dengan cara purposive sampling. Analisis statistik dengan uji independent t-test
diperoleh skor pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam perawatan TB Paru setelah
dilakukan paket pendidikan manajemen diri TB Paru pada kelompok kelompok kontrol
memiliki rata-rata 25,59 (SD=5.038) dan pada kelompok intervensi 43,29 (SD=8,872),
selisih mean sebesar 17,70, dengan p-value=0.001 dan =0,05. Dari ekperimen
dihasilkan bahwa Paket pendidikan manajemen diri TB Paru berpengaruh signifikan
terhadap pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam perawatan TB Paru di Puskesmas
Kembaran II Kabupaten Banyumas

Kata Kunci: Manajemen Diri, TB Paru, Tugas Kesehatan Keluarga

Deskripsi Artikel

Deskripsi Umum
Judul Paper : Peningkatan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dalam Perawatan
TB Paru Melalui Paket Pendidikan Manajemen Diri
Tanggal telaah : 12 Juni 2017
Deskripsi Content

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum untuK mengetahui pengaruh paket pendidikan
manajemen diri TB Paru terhadap pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam perawatan
TB Paru di Puskesmas Kembaran II Kabupaten Banyumas

Hasil Penelitian

Pendidikan managemen diri TB Paru padakelompok intervensi memiliki rata-rata sebesar


43,29 dan pada kelompok kontrol memiliki ratarata sebesar 35,41 dengan selisih antara
keduanya yaitu sebesar 17,70. Hasil uji statistik ditemukan nilai p=0.001; = 0.05, hal
tersebut memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada kelompok intervensi setelah diberikan paket
pendidikan manajemen diri TB Paru.

Kesimpulan Penelitian
Terdapat pengaruh yang signifikan pada pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada
kelompok intervensi setelah diberikan paketpendidikan manajemen diri TB Paru dengn
niai nilai p = 0.001

TELAAH/REVIEW ARTIKEL

Fokus penelitian

Latar belakang

Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit menular yang menjadi salah satu fokus
permasalahan dalam bidang kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia. Data World Health
Organization (WHO) menunjukkan sekitar 80% dari kasus TB terjadi di 22 negara, 6 negara
dengan jumlah kasus terbesar pada tahun 2014 adalah India, Republik Rakyat China, Afrika
Selatan, Nigeria, Indonesia, dan Pakistan. Berdasarkan global report TB tahun 2015 diperkirakan
TB Paru di Indonesia sebanyak 1 juta kasus baru per tahun. Data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia menunjukkan bahwa insiden TB Paru BTA positif di Indonesia tahun 2014
yaitu 176.677 kasus. Insiden tertinggi yaitu di Provinsi Jawa Barat sebanyak 31.469 kasus,
Provinsi Jawa Timur sebanyak 22.244 kasus dan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 16.079 kasus.
Sedangkan di Kabupaten Banyumas tahun 2014 insiden TB Paru BTA positif sebanyak 699 kasus
dengan kasus terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Kembaran II yaitu sebanyak 113 kasus.
Penyakit TB Paru dapat mengakibatkan berbagai dampak baik secara fisik maupun psikologis.
Dampak secara fisik yang ditimbulkan antara lain kelemahan secara umum, batuk berdahak yang
dapat bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang, pucat, serta nyeri dada.
Dampak secara psikologis antara lain adanya masalah emosional yang diakibatkan karena
penyakitnya seperti merasa bosan, kurang motivasi, sampai dengan gangguan jiwa yang cukup
serius seperti depresi berat. Penderita TB Paru dapat mengalami ketakutan, syok dan tidak
percaya ketika mengetahui bahwa mereka menderita TB Paru, malu serta takut mati.
Penyakit TB Paru bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan
komplikasi berbahaya hingga kematian. Sebanyak 1,5 juta meninggal akibat TB Paru pada tahun
2014. Lebih dari 95% kematian akibat TB terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah,
dan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita berusia 15-44 tahun.1 Di
Indonesia pada tahun 2014 jumlah kematian akibat TB sebanyak 25 per 100.000 penduduk, di
Jawa Tengah sebanyak 1,04 per 100.000 penduduk dan di kabupaten Banyumas sebanyak 12 per
100.000 penduduk.

Masalah penelitian

Penanganan TB Paru sangat memerlukan peran aktif dari penderita dan keluarga sebagai
sistem yang mendukung. Hal ini disebabkan karena pengobatan TB paru adalah pengobatan jangk
panjang, kurang lebih tiga sampai sembilan bulan dan penderita harus minum paling sedikit 3
macam obat. Selama pengobatan, pasien harus benar benar disiplin dalam meminum obat dan
melakukan kontrol ke dokter secara rutin sampai dianggap sembuh total. Jika hal ini tidak
dilakukan maka proses pengobatan TB menjadi tidak tuntas sehingga bakteri TB menjadi resisten
dan berkembang menjadi MDR-TB.

Gaya dan Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Tata bahasa yang dipergunakakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk
mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang
diperoleh.

Penulis

Penulis dalam penelitian ini Kastuti Endang Trirahayu yang berasal dari Program Studi
Keperawatan, Akper Yakpermas, Meidiana Dwidiyanti dan Muhammad Muin yang
berasal dari Program Studi Magister Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Universitas
Diponegoro

Judul Penelitian

Peningkatan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dalam Perawatan TB Paru Melalui


Paket Pendidikan Manajemen Diri. Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu,
dan menggambarkan apa yang akan diteliti.telah memenuhi prinsip 5 W 1 H. Dan telah
dicantumkan tempat penelitian namun dalam judul tersebut tahun penelitian tidak
dituliskan

Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan memenuhi IMRAD (Introduction,
Metode, Result, Analize, Discussion Mencantumkan kata kunci. Namun kekurangannya
adalah tidak memberikankan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.

Masalah dan Tujuan Penelitian

Masalah dan tujuan penelitian ini sudah dituliskan dengan rinci dan jelas

Tinjauan Pustaka

Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis


Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis namun kurang melibatkan literatur yang ada
sehinnga tidak ada pembanding temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil
yang didapatkan oleh penulis

Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka

Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah semua care giver dengan anggota keluarga yang
dalam perawatan TB Paru di Puskesmas Kembaran II Kabupaten Banyumas yaitu
sebanyak 113 keluarga. Besar sampel 34 orang diambil secara purposive sampling sesuai
dengan kriteria inklusi

Pertimbangan Etik

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu
mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian. Izin
etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh kepala Kepla Puskesmas dan Kepala Desa.

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian tersebut tidak dituliskan secara jelas dan rinci,
sehingga sulit dipahami

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan rancangan post test
only non equivalent control group design.

Data dan Analisis Data

Paket pendidikan managemen diri TB Paru pada kelompok intervensi memiliki rata-rata sebesar
43,29 dan pada kelompok kontrol memiliki ratarata sebesar 35,41 dengan selisih antara keduanya
yaitu sebesar 17,70. Hasil uji statistik ditemukan nilai p=0.001; =0.05, hal tersebut
memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pelaksanaan tugas kesehatan
keluarga pada kelompok intervensi setelah diberikan paket pendidikan manajemen diri TB Paru.
Skor pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam perawatan TB Paru yang diperoleh kelompok
intervensi yaitu minimal 22 dam maksimal 57, sedangkan kelompok kontrol minimal 18 dan
maksimal 35

Daftar Pustaka

Literatur yang digunakan paling lama adalah literartur 2005 dan yang lain menggunakan
literatur terbaru sedangkan sebagian besar menggunakan buku-buku yang terkait dengan
topic tersebut.

1. Lawn, Sharon and Schoo, Adrian. Review Supporting self-management of cronic health
condition: Common approaches. Journal of Patien Education and Conseling 80 (2010)
205-211. 2009.www.elsevier.com/locate/pateduco
2. WHO. Tuberculosis. 2015. [Diakses pada
tanggal 25 November 2015].http://www.who.int/mediacentre/factsh eets/fs104/en/.
3. WHO. Global Tuberculosis Report. 2015.[Diakses pada tanggal 22 November
2015].http://www.who.int/tb/publications/glo bal_report/gtbr2015_executive_summary.pdf?
ua=1.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2014. 2015.
[Diakses tanggal 15 Maret 2015]. http://www.depkes.go.id/resources/download/
pusdatin/ profil-kesehatan-indonesia/profilkesehatan-indonesia-2014.pdf
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun
2014.2015.
6. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. 2014.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan.[Diakses pada tanggal 22 November 2015]
http://spiritia.or.id/dokumen/pedomantbnasional2014.pdf
7. Schweon SJ. Tuberculosis Update.JRadiol Nurs.2009;28(1):12-19
8. Jong K. Psychosocial and mental health intervention in areas of massive violence.2nd
ed. 2011.Amsterdam; Rozenberg Publising service.
9. Venkatrajul B, Prasad S. Psychososial trauma of diagnosis. A qualitative study on rural TB
patiens experiences in Nalgonda District, Andhira Pradesh. Indian J tuberculosis.2013.
10. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2014. 2014. [Diakses tanggal 25 November 2015].
11. Orem, DE. Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis.2001.
12. Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset,
Teori & Praktik. Alih bahasa oleh Achir Yani S, et al.2010.
13. Setiadi.Konsep& Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu.2008.
14. Sjattar, Elly Lilianty.Model Integrasi Self care dan Family Centered Nursing: Studi kasus
Perawatan TB Di Makasar.Yogyakarta: Pustaka Timur.2012.
15. Maglaya, Araceli S.Nursing Practice In The Community.Marikina City:Argonauta
Corporation.2009.
16. Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K. D. Community & Publik Health Nursing (8th
Edition.). California: Lippincott Williams and Wilkins.2009.
17. Lawn, Sharon and Schoo, Adrian. Review Supporting self-management of cronic health
condition: Common approaches. Journal of Patien Education and Conseling 80 (2010)
205-211. 2009.www.elsevier.com/locate/pateduco
18. Howyida, S., et.al. Effect of Counseling on Self-Care Management among Adult Patients
with Pulmonary Tuberculosis. Life Science Journal. 9(1).2012.
19. Iriani, Tramirta Trendi, Haryani, dan Aulawi, Khudazi.The Effectivity Of Face To Face
Peer Group Diabetes Self Management Education Program (DSMEP) To The
Increase Of Diabetes Self Care Activities To DM Type 2 Patients In Rsup Dr. Sardjito
Yogyakarta.2015.Perpustakaan Universitas Gajahmada.
20. Ryan, Polly and Sawin, Kathleen J.The Individual and Family Self-management
Theory: Background and Perspectives on Context, Process, and Outcomes.Nurs
Outlook. Author manuscript; available in PMC 2010 July 23.
21. Colema, Mary Thoesen. Supporting Selfmanagement in Patients with Chronic
Illness.American Family Physician.Volume 72, Number 8. 2005.[Diakses pada 6 Januari
2016].http://www.aafp.org/afp/2005/1015/p15 03.pdf

Kesimpulan dan saran

Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian. Peneliti memberikan
rekomendasi kepada instansi terkait yang berhubungan dengan penelitiannya.
LITERATUR REVIEW ARTIKEL 2

Pendahuluan

Metode Pencarian Literatur

Database yang digunakan adalah Google, menggunakan kata kunci Perawatan TB Paru.
Jumlah literature yang didapatkan dari kata kunci tersebut adalah 1.766 hasil (kapansaja).

Abstrak

Tuberkulosis paru merupakan penyakit penyebab kematian ke 3 di Indonesia. Prevalensi


tuberkulosis paru di Indonesia mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000
penduduk),dan 46% diantaranya merupakan kasusbaru. Tindakan hidup sehat seseorang
dapat di pengaruhi berbagai faktor antara lain pengetahuan dan sikap. Tujuan
PenelitianMengetahui hubungan antarapengetahuan dan sikap dengan tindakan hidup
sehat pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Desain
Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pemilihan
sampel dengan purposive sampling sebanyak 97 responden. Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis dengan program komputerisasi Statistical Product and Service
Solutions (SPSS) versi 20.0 dengan menggunakan uji chi-square (x2), pada tingkat
kemaknaan 95% ( 0,05). Analisis statistic menunjukan hasil bahwaada hubunganantara
pengetahuan dengan tindakan hidup sehat pasien TB paru di poliklinik paru RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado, p = 0,000 (p<0,05). Ada hubunganantarasikapdengan
tindakan hidup sehat pasien TB paru di poliklinik paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, p = 0,011 (p<0,05). Kesimpulan, pengetahuan dan sikap memiliki hubungan
yang bermakna dengan tindakan hidup sehat.Saran, perlunya peningkatan pengetahuan
dan sikap tentang hidup sehat guna untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Bagi
dunia keperawatan agar penelitian dapat dijadikan sebagai bahan untuk melaksanakan
promosi kesehatan (penyuluhan) bagi masyarakat yang menderita TB paru maupun yang
tidak dengan berpatokan pada tugas dan fungsi perawat yaitu sebagai edukator.

Kata kunci:Pengetahuan,Sikap, Tindakan Hidup Sehat, Tuberkulosis Paru

Deskripsi Artikel

Deskripsi Umum
Judul Paper : Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Hidup Sehat
Pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
Tanggal telaah : 12 Juni 2017
Deskripsi Content

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap dengan tindakan hidup sehat pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan program komputerisasi Statistical Program


For Social Science (SPSS) versi 20.0 menggunakan uji chi-square (X2), kemaknaan 95%
( 0,05) diperoleh hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan hidup sehat dan nilai p = 0,011 (p<0,05) yang artinya ada
hubungan antara sikap dengan tindakan hidup sehat.

Kesimpulan Penelitian

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan hidup sehat pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.Ada hubungan antara sikap dengan tindakan hidup sehat pasien
TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

TELAAH/REVIEW ARTIKEL

Fokus penelitian

Latar belakang

Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat
menyerang berbagai organ, terutama parenkim paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberkulosis dengan gejala yang bervariasi (Junaidi, 2010).
Penyakitinibanyak menyerang kelompok usia produktif, dan kebanyakan berasal dari
kelompok sosial ekonomi rendah dengan tingkat pendidikan yang rendah (Aditama,
1994).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sepertiga dari populasi


dunia diperkirakan terinfeksi dengan Mycobacterium Tuberkulosis. Pada tahun
2009, ada 9,4 juta kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara global. Sebagian
besar kematian terdapat pada negara berkembang yang memiliki keterbatasan sumber
daya (Belay et al, 2011). Di Asia Afrika ditemukan kasus TB Paru 2 kali
lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per100.000 penduduk (Soedarsono, 2006). Di
perkirakan angka kematian akibat TB Paru adalah 8.000 setiap hari
dan 2,3 juta setiap bulan. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa
jumlah terbesar kematian akibat TB Paru terdapat di Asia Tenggara yaitu
625.000 orang. Tiga negara dinyatakan sebagai negara dengandisease burden
tertinggi, yaitu Cina, India dan salah satunya adalah Indonesia (Sjahrurachman,
2010). Di Indonesia terdapat 583.000 kasus TB paru, dengan kematian 140.000
dan 13/100.000 penduduk merupakan penderita baru. Prevalensi TB
paru pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000
penduduk), dan 46% diantaranya merupakan kasusbaru atau kasus baru meningkat
104/100.000 penduduk (Depkes RI, 2011). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT 1995) TB paru merupakan penyebab kematian nomor satu untuk penyakit infeksi
di Indonesia. Prevalensi nasional Tuberkulosis Paru (berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatandan keluhan responden) menyatakan bahwa prevalensi TB paru klinis
0,99% dari seluruh penyakit di Indonesia (Riskesdas, 2007).

WHO melaporkan adanya 3 juta orang mati akibat TB paru setiap tahun dan
diperkirakan 5000 orang setiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TB paru
baru dari 25% kasus kematian dan kesakitan. Masyarakat yang menderita TB
paru adalah orang-orang pada usia produktif yaitu dari 15 sampai 54 tahun
(Depkes RI,2008). Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada lakilakidibandingkan
perempuan, tiga kali lebih tinggi dipedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kalilebih
tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi. Di
Sulawesi utara, penderita TB paru pada tahun 2009 yaitu 423 dan meningkat
pada tahun 2010 yaitu 466 penderita. Case Detection RateTB paru di
Indonesia per juni 2012 terdapat sekitar 60,81% kasus TB paru di Sulawesi Utara
dan angka ini menunjukkan kasus paling tertinggi di seluruh provinsi di Indonesia
(Kemenkes RI, 2012).

Hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau


kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.Pengetahuan
yang rendah mempunyai resiko tertular TB Paru sebesar 2,5 kali lebih banyak dari
orang yang berpengetahuan tinggi, dan untuk sikap yang kurang 3,1 kali lebih
besar berpeluang tertular dari orang yang memiliki sikap yang baik. Dengan
demikian, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat secara berkesinambungan yaitu diantaranya
meningkatkan dukungan keluarga (support system), memberikan penyuluhan tentang
hidup sehat bagi keluarga maupun pasien itu sendiri (Muidah. N, 2010).

Masalah penelitian

Survey awal yang dilakukan peneliti di poliklinik Paru RSUP Prof.dr.


R. D. Kandou Manadomenunjukkan masih tingginya jumlah kunjungan pasien setiap
hari Senin, Rabu, dan Jumat yaitu sekitar 30-50 orang/hari kunjungan, sementara
seberapa besar pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien serta hubungannya belum
diketahui

Gaya dan Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Tata bahasa yang dipergunakakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk
mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang
diperoleh.

Penulis

Penulis dalam penelitian ini adalah Valen Fridolin Simak, Damajanty H.C. Pangemanan,
Frenly Muntu Untu dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado

Judul Penelitian
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Hidup Sehat Pasien TB Paru
di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Judul penelitian cukup jelas,
akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti.telah memenuhi prinsip
5 W 1 H. Dan telah dicantumkan tempat penelitian namun dalam judul tersebut tahun
penelitian tidak dituliskan

Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan memenuhi IMRAD (Introduction,
Metode, Result, Analize, Discussion Mencantumkan kata kunci. Namun kekurangannya
adalah tidak memberikankan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.

Masalah dan tujuan Penelitian

Masalah dan tujuan penelitian ini sudah dituliskan dengan rinci dan jelas

Tinjauan Pustaka

Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis


Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis namun kurang melibatkan literatur yang ada
sehinnga tidak ada pembanding temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil
yang didapatkan oleh penulis

Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka

Populasi dan Sample

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh klien yang terdiagnosa


medis Tuberkulosis paru dengan BTA(+) yang berkunjung di Poliklinik Paru RSUP
Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Besarnya populasi rata-rata dalam 1 bulan terakhir
(April 2013) adalah 128 orang. Yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah klien yang terdiagnosa medis Tuberkulosis paru dengan BTA(+) yang
berkunjung di Poliklinik Paru RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado yang memenuhi
kriteria inklusi.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik


non random sampling dengan metode purposive sampling. Untuk menghitung
besarnya sampel yang populasinya kurang dari 10.000 menggunakan rumus sampel
(Setiadi, 2007)

Klien yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah bersedia menjadi subyek
penelitian, menderita TB paru dengan BTA (+), berumur 15 54 tahun
(usia produktif). Dan klien yang tidak menjadi responden dalam penelitian ini
yaitu responden yang tidak kooperatif

Pertimbangan etik

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu
mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian. Izin
etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari Direktur Penelitian, Kepala Bagian
Diklat Rumah Sakit dan Responden itu sendiri.

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian tersebut tidak dituliskan secara jelas dan rinci,
sehingga sulit dipahami

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan


rancangan cross sectional (potong lintang). Penelitian inidilakukan di Poliklinik Paru
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado.

Data dan Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan program komputerisasi Statistical Program


For Social Science (SPSS) versi 20.0 menggunakan uji chi-square (X2), kemaknaan 95%
( 0,05). Diperoleh hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan hidup sehat dan diperoleh hasil
nilai p = 0,011 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara sikap dengan tindakan
hidup sehat

Daftar Pustaka

Literatur yang digunakan paling lama adalah literartur 1994 dan yang lain menggunakan
literatur terbaru sedangkan sebagian besar menggunakan buku-buku yang terkait dengan
topic tersebut.
1. Aditama, T, (1994). Tuberkulosis Paru : Masalah dan Penanggulangannya.Pe
nerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta.
2. Belay M, Bjune G, Ameni G, Abebe M (2011). Serodiagnostic Performance of Resat-
6-CFP-10 in the Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in
Ethiopia..http://dx.doi.org/10.4172/2
161-1068.1000103.pdf (diakses 25 April 2013)
3. Departemen Kesehatan RI, 2008. Laporan Riskesdas 2007. Jakarta : Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Dinas Kesehatan
provinsi Sulawesi Utara, (2011).
4. Profil kesehatan Sulawesi Utara, Manado Junaidi I, (2010).Penyakit Paru dan
Saluran Napas. Buana Ilmu Populer. Jakarta.
5. Muidah.N, (2010).Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universittas Sumatera Utara Angkatan 2007. Medan
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/ default/files/Very_skripsi_p2-p9.pdf
(diakses 30 juni 2013)
6. Sari.S, (2006).Hubungan faktor predisposisi dengan perilaku personal hygiene anak
jalanan bimbingan rumah singgah YMS Bandung.Skripsi, keperawatan komunitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Bandung.
7. Setiadi, (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi 1. Graha
ilmu : Yogyakarta
8. Sjahrurachman A, (2010). Diagnosis Multi Drug Resistan
MycrobacteriumTuberculosis.http://agus34drajat.fil
es.wordpress.com/2010/10/jurnaltuberkulosis-indonesia-vol7- okt2010.pdf (diakses
27 April 2013)
9. Soedarsono, (2006). Diagnosa dan PenatalaksanaanTuberkulosis Paru,
Indah Offset,Jakarta
10. Sunaryo, (2004).Psikologi untuk keperawatan, EGC. Jakarta.
11. Tobing,(2009).Pengaruh perilaku penderita TB Paru dan kondisi rumah terhadap
pencegahan potensi penularan TB Paru pada keluarga di kabupaten
Tapanuli utara tahun 2008.Medan

Kesimpulan dan saran

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan hidup sehat pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.Ada hubungan antara sikap dengan tindakan hidup sehat pasien
TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
LITERATUR REVIEW ARTIKEL 3

Pendahuluan

Metode Pencarian Literatur

Database yang digunakan adalah Google, menggunakan kata kunci Pencegahan


Penularan TB. Jumlah literature yang didapatkan dari kata kunci tersebut adalah 1.445
hasil (kapansaja).

Abstrak

Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB-MDR) merupakan masalah serius di Indonesia.


Selain memiliki risiko penularan yang tinggi, TB-MDR mempunyai banyak hambatan
dalam pengobatan, baik lama pengobatan, jumlah obat yang banyak, dan efek samping
yang buruk. DHal ini menjadi penting mengidentifkasi perilaku pencegahan penularan
pada pasien TB-MDR beserta faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifkasi perilaku penderita TB-MDR dalam mencegah penularan beserta
faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian deskriptif korelasional ini melibatkan
seluruh pasien TB-MDR yang sedang menjalani pengobatan fase intensif hingga
November 2014 di Rumah Sakit Hasan Sadikin sebanyak 61 orang. Data karakteristik
responden, perilaku dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya dikumpulkan
menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan
dihubungkan satu sama lain (independent t-test, one way annova, dan Pearson
Correlational test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden
berpendidikan SMA (54,1%), berjenis kelamin laki-laki (60,6%), tipe MDR gagal
pengobatan kategori 1 & 2 (60,7%), berusia < 44 tahun (68,9%), sebagian besar menikah
(75,4%) dan berpenghasilan di bawah UMR (81,9%), serta mengeluhkan efek samping
berupa mual (90,1%). Lebih dari setengah responden (57,4%) melaporkan perilaku
pencegahan penularan yang baik. Perilaku pencegahan penularan ditemukan
berhubungan secara bermakna dengan jenis kelamin (p = 0,01), perceived beneft (p =
0,02), cues to action (p = 0,00), dan self effcacy (p = 0,006). Akan tetapi, tidak ditemukan
adanya hubungan yang bermakna antara perilaku pencegahan dengan data demograf
(usia, satatus pernikahan, tingkat pendidikan, dan penghasilan) maupun tipe MDR
(p>0,05). Hal ini menjadi penting bagi tenaga kesehatan untuk memperkuat faktor
tersebut sebagai upaya meningkatkan perilaku pencegahan transmisi/penularan TB.

Kata kunci: Faktor, pencegahan penularan, TB-MDR

Deskripsi Artikel

Deskripsi Umum
Judul Paper : Perilaku pasien Pencegahan Penularan dan Faktor-Faktor yang
Melatarbelakanginya pada Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB
MDR)
Tanggal telaah : 13 Juni 2017
Deskripsi Content

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum untuk menemukan faktor (HBM) yang berhubungan
dengan perilaku pencegahan penularan TB MDR dengan signifkansi p < 0,05.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan program komputerisasi Statistical Program


For Social Science (SPSS) versi 20.0 menggunakan uji chi-square (X2), kemaknaan 95%
( 0,05) diperoleh hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan hidup sehat dan nilai p = 0,011 (p<0,05) yang artinya ada
hubungan antara sikap dengan tindakan hidup sehat.

Kesimpulan Penelitian

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan hidup sehat pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.Ada hubungan antara sikap dengan tindakan hidup sehat pasien
TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

TELAAH/REVIEW ARTIKEL

Fokus penelitian

Latar belakang

Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat
menyerang berbagai organ, terutama parenkim paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberkulosis dengan gejala yang bervariasi (Junaidi, 2010).
Penyakitinibanyak menyerang kelompok usia produktif, dan kebanyakan berasal dari
kelompok sosial ekonomi rendah dengan tingkat pendidikan yang rendah (Aditama,
1994).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sepertiga dari populasi


dunia diperkirakan terinfeksi dengan Mycobacterium Tuberkulosis. Pada tahun
2009, ada 9,4 juta kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara global. Sebagian
besar kematian terdapat pada negara berkembang yang memiliki keterbatasan sumber
daya (Belay et al, 2011). Di Asia Afrika ditemukan kasus TB Paru 2 kali
lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per100.000 penduduk (Soedarsono, 2006). Di
perkirakan angka kematian akibat TB Paru adalah 8.000 setiap hari
dan 2,3 juta setiap bulan. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa
jumlah terbesar kematian akibat TB Paru terdapat di Asia Tenggara yaitu
625.000 orang. Tiga negara dinyatakan sebagai negara dengandisease burden
tertinggi, yaitu Cina, India dan salah satunya adalah Indonesia (Sjahrurachman,
2010). Di Indonesia terdapat 583.000 kasus TB paru, dengan kematian 140.000
dan 13/100.000 penduduk merupakan penderita baru. Prevalensi TB
paru pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000
penduduk), dan 46% diantaranya merupakan kasusbaru atau kasus baru meningkat
104/100.000 penduduk (Depkes RI, 2011). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT 1995) TB paru merupakan penyebab kematian nomor satu untuk penyakit infeksi
di Indonesia. Prevalensi nasional Tuberkulosis Paru (berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatandan keluhan responden) menyatakan bahwa prevalensi TB paru klinis
0,99% dari seluruh penyakit di Indonesia (Riskesdas, 2007).

WHO melaporkan adanya 3 juta orang mati akibat TB paru setiap tahun dan
diperkirakan 5000 orang setiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TB paru
baru dari 25% kasus kematian dan kesakitan. Masyarakat yang menderita TB
paru adalah orang-orang pada usia produktif yaitu dari 15 sampai 54 tahun
(Depkes RI,2008). Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada lakilakidibandingkan
perempuan, tiga kali lebih tinggi dipedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kalilebih
tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi. Di
Sulawesi utara, penderita TB paru pada tahun 2009 yaitu 423 dan meningkat
pada tahun 2010 yaitu 466 penderita. Case Detection RateTB paru di
Indonesia per juni 2012 terdapat sekitar 60,81% kasus TB paru di Sulawesi Utara
dan angka ini menunjukkan kasus paling tertinggi di seluruh provinsi di Indonesia
(Kemenkes RI, 2012).

Hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau


kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.Pengetahuan
yang rendah mempunyai resiko tertular TB Paru sebesar 2,5 kali lebih banyak dari
orang yang berpengetahuan tinggi, dan untuk sikap yang kurang 3,1 kali lebih
besar berpeluang tertular dari orang yang memiliki sikap yang baik. Dengan
demikian, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat secara berkesinambungan yaitu diantaranya
meningkatkan dukungan keluarga (support system), memberikan penyuluhan tentang
hidup sehat bagi keluarga maupun pasien itu sendiri (Muidah. N, 2010).

Masalah penelitian

Survey awal yang dilakukan peneliti di poliklinik Paru RSUP Prof.dr.


R. D. Kandou Manadomenunjukkan masih tingginya jumlah kunjungan pasien setiap
hari Senin, Rabu, dan Jumat yaitu sekitar 30-50 orang/hari kunjungan, sementara
seberapa besar pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien serta hubungannya belum
diketahui

Gaya dan Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Tata bahasa yang dipergunakakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk
mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang
diperoleh.

Penulis

Penulis dalam penelitian ini adalah Valen Fridolin Simak, Damajanty H.C. Pangemanan,
Frenly Muntu Untu dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado

Judul Penelitian
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Hidup Sehat Pasien TB Paru
di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Judul penelitian cukup jelas,
akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti.telah memenuhi prinsip
5 W 1 H. Dan telah dicantumkan tempat penelitian namun dalam judul tersebut tahun
penelitian tidak dituliskan

Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan memenuhi IMRAD (Introduction,
Metode, Result, Analize, Discussion Mencantumkan kata kunci. Namun kekurangannya
adalah tidak memberikankan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.

Masalah dan tujuan Penelitian

Masalah dan tujuan penelitian ini sudah dituliskan dengan rinci dan jelas

Tinjauan Pustaka

Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis


Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis namun kurang melibatkan literatur yang ada
sehinnga tidak ada pembanding temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil
yang didapatkan oleh penulis

Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka

Populasi dan Sample

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh klien yang terdiagnosa


medis Tuberkulosis paru dengan BTA(+) yang berkunjung di Poliklinik Paru RSUP
Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Besarnya populasi rata-rata dalam 1 bulan terakhir
(April 2013) adalah 128 orang. Yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah klien yang terdiagnosa medis Tuberkulosis paru dengan BTA(+) yang
berkunjung di Poliklinik Paru RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado yang memenuhi
kriteria inklusi.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik


non random sampling dengan metode purposive sampling. Untuk menghitung
besarnya sampel yang populasinya kurang dari 10.000 menggunakan rumus sampel
(Setiadi, 2007)

Klien yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah bersedia menjadi subyek
penelitian, menderita TB paru dengan BTA (+), berumur 15 54 tahun
(usia produktif). Dan klien yang tidak menjadi responden dalam penelitian ini
yaitu responden yang tidak kooperatif

Pertimbangan etik

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu
mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian. Izin
etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari Direktur Penelitian, Kepala Bagian
Diklat Rumah Sakit dan Responden itu sendiri.

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian tersebut tidak dituliskan secara jelas dan rinci,
sehingga sulit dipahami

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan


rancangan cross sectional (potong lintang). Penelitian inidilakukan di Poliklinik Paru
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado.

Data dan Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan program komputerisasi Statistical Program


For Social Science (SPSS) versi 20.0 menggunakan uji chi-square (X2), kemaknaan 95%
( 0,05). Diperoleh hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan hidup sehat dan diperoleh hasil
nilai p = 0,011 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara sikap dengan tindakan
hidup sehat

Daftar Pustaka

Literatur yang digunakan paling lama adalah literartur 1994 dan yang lain menggunakan
literatur terbaru sedangkan sebagian besar menggunakan buku-buku yang terkait dengan
topic tersebut.
12. Aditama, T, (1994). Tuberkulosis Paru : Masalah dan Penanggulangannya.Pe
nerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta.
13. Belay M, Bjune G, Ameni G, Abebe M (2011). Serodiagnostic Performance of Resat-
6-CFP-10 in the Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in
Ethiopia..http://dx.doi.org/10.4172/2
161-1068.1000103.pdf (diakses 25 April 2013)
14. Departemen Kesehatan RI, 2008. Laporan Riskesdas 2007. Jakarta : Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Dinas Kesehatan
provinsi Sulawesi Utara, (2011).
15. Profil kesehatan Sulawesi Utara, Manado Junaidi I, (2010).Penyakit Paru dan
Saluran Napas. Buana Ilmu Populer. Jakarta.
16. Muidah.N, (2010).Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universittas Sumatera Utara Angkatan 2007. Medan
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/ default/files/Very_skripsi_p2-p9.pdf
(diakses 30 juni 2013)
17. Sari.S, (2006).Hubungan faktor predisposisi dengan perilaku personal hygiene anak
jalanan bimbingan rumah singgah YMS Bandung.Skripsi, keperawatan komunitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Bandung.
18. Setiadi, (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi 1. Graha
ilmu : Yogyakarta
19. Sjahrurachman A, (2010). Diagnosis Multi Drug Resistan
MycrobacteriumTuberculosis.http://agus34drajat.fil
es.wordpress.com/2010/10/jurnaltuberkulosis-indonesia-vol7- okt2010.pdf (diakses
27 April 2013)
20. Soedarsono, (2006). Diagnosa dan PenatalaksanaanTuberkulosis Paru,
Indah Offset,Jakarta
21. Sunaryo, (2004).Psikologi untuk keperawatan, EGC. Jakarta.
22. Tobing,(2009).Pengaruh perilaku penderita TB Paru dan kondisi rumah terhadap
pencegahan potensi penularan TB Paru pada keluarga di kabupaten
Tapanuli utara tahun 2008.Medan

Kesimpulan dan saran

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan hidup sehat pasien TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.Ada hubungan antara sikap dengan tindakan hidup sehat pasien
TB Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
LITERATUR REVIEW ARTIKEL 4

Pendahuluan

Metode Pencarian Literatur

Database yang digunakan adalah Google, menggunakan kata kunci TB Paru. Jumlah
literature yang didapatkan dari kata kunci tersebut adalah 6.342 hasil (kapansaja).

Abstrak

Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru. Tugas kesehatan keluarga adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan keluarga untuk dapat mengoptimalkan kesehatan anggota keluarganya. Peran
keluarga sangat penting dalam pencegahan penularan dan mendampingi penderita saat masa
pengobatan, oleh karena itu pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan benar sangat
diperlukan. Tujuan penelitian ini menggambarkan tugas kesehatan keluarga pada anggota
keluarga yang menderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Astambul periode Februari-
Agustus 2014. Metode penelitian dengan deskriptif terhadap 30 responden diambil dengan teknik
sampel jenuh. Hasil penelitian didapatkan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga sebagian besar
yaitu 8 responden (26%) baik, 11 responden (37%) cukup, dan 11 responden (37%) kurang. Hasil
untuk pelaksanaan tiap tugas yaitu mengenal masalah 15 responden (50%) kurang, membuat
keputusan 18 responden (60%) cukup, memberi perawatan 15 responden (50%) kurang,
modifikasi lingkungan 13 responden (43%) cukup, dan menggunakan fasilitas kesehatan 12
responden (40%) baik. Kesimpulan hasil penelitian ini pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
pada anggota keluarga yang menderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Astambul periode
Februari-Agustus 2014 sebagian besar dalam kategori cukup dan kurang.

Kata-kata kunci: TB paru, tugas kesehatan keluarga.

Deskripsi Artikel

Deskripsi Umum
Judul Paper : Tugas Kesehatan Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Menderita TB
Paru
Tanggal telaah: 13 Juni 2017

Deskripsi Content

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang tugas


kesehatan keluarga pada anggota keluarga yang menderita TB paru.
Hasil Penelitian

Tugas mengenal masalah kesehatan keluarga, 15 orang (50%) dalam melaksanakan tugas
mengenal masalah kesehatan keluaranya masih kurang. Tugas membuat keputusan
kesehatan yang tepat, 18 orang (60%) membuat keputusan kesehatan yang tepat dengan
cukup baik. Tugas memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, 15 orang (50%)
dalam melaksanakan tugas perawatan pada anggota keluarganya yang sakit masih kurang.
Tugas mempertahankan suasana rumah yang sehat, 13 orang (43%) melaksanakan tugas
mempertahankan suasana rumah yang sehat dengan cukup baik. Tugas menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, dari 30 responden 12 orang (40%) dapat
mencapai fasilitas kesehatan dengan baik.

Kesimpulan Penelitian

Gambaran tugas kesehatan keluarga pada anggota keluarga yang menderita TB paru
di wilayah kerja Puskesmas Astambul periode Februari-Agustus 2014 yaitu
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kategori baik 8 responden (26%),
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kategori cukup 11 responden
(37%), dan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kategori kurang 11
responden (37%). Gambaran tugas kesehatan keluarga pada anggota keluarga
yang menderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Astambul periode FebruariAgustus
2014 berdasarkan tiap item tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal
masalah kesehatan keluarga didapatkan hasil 50% responden dalam kategori
kurang, membuat keputusan kesehatan yang tepat didapatkan hasil 60%
responden dalam kategori cukup, memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit didapatkan hasil 50% responden dalam kategori kurang, mempertahankan suasana
rumah yang sehat didapatkan hasil 43% responden dalam kategori cukup, dan
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat didapatkan hasil 40%
responden dalam kategori baik.

TELAAH/REVIEW ARTIKEL

Fokus penelitian

Latar belakang

Berdasarkan laporan tahunan World Health Organization (WHO) tahun 2010


disimpulkan bahwa ada 22 negara dengan kategori beban tinggi terhadap TB (High
Burden of TB Number). Sebanyak 8,9 juta penderita TB dengan proporsi 80% pada
22 negara berkembang dengan kematian 3 juta orang per tahun dan 1 orang dapat
terinfeksi TB setiap detik. Indonesia berada pada peringkat kelima negara
dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus
adalah sebesar 660.000 dan estimasi insidensi berjumlah 430.000 kasus baru
per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61.000 kematian per
tahunnya (WHO tahun 2010) (3). Data Program Pemberantasan
Tuberkulosis (P2 TB) di Indonesia menunjukkan peningkatan kasus dari tahun
ke tahun. Upaya penanggulangan maupun pencegahan yang telah diupayakan masih
belum berhasil menyelesaikan masalah yang ada yaitu menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Masalah yang dijumpai adalah kesulitan penemuan
penderita TB paru Basil Tahan Asam (BTA) positif, ketidakteraturan berobat
dan drop out pengobatan. Kasus TB yang tidak terobati tersebut akan terus menjadi
sumber penularan (4). Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
tahun 2012, menyebutkan bahwa prevalensi perkiraan penderita baru TB
paru Kabupaten Banjar menduduki urutan kedua setelah kota Banjarmasin yaitu dengan
angka perkiraan penderita baru TB paru BTA positif sebanyak 1.064 orang
(5).

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam


meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat,
akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah
satu anggota keluarga dapat memengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah
kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat memengaruhi sistem
keluarga tersebut dan memengaruhi komunitas setempat, bahkan komunitas
global. Membangun Indonesia sehat seharusnya dimulai dengan membangun
keluarga sehat sesuai dengan budaya keluarga (6). Kesanggupan keluarga
melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga. Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik,
keluarga juga harus melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan
keluarga yaitu: mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan
tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan suasana rumah yang sehat, dan menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat (7).

Masalah penelitian

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2013, jumlah


penderita baru TB paru BTA positif sebanyak 416 orang dengan kejadian
terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Astambul (9). Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2014 di Puskesmas Astambul,
pada tahun 2013 terdapat 71 orang penderita baru TB paru BTA positif. Hasil
wawancara pada tanggal 8 maret 2014 dengan kepala Puskesmas Astambul dan
pengelola program TB Puskesmas Astambul, mereka mengatakan tidak
mengetahui sejauh mana keterlibatan keluarga dalam merawat anggota keluarga
mereka yang menderita TB paru, serta mereka mengatakan tidak mengetahui
apakah keluarga sudah melakukan tugas kesehatan keluarga dengan benar atau
tidak. Menurut kepala Puskesmas Astambul dan pengelola program TB,
keluarga membawa pasien TB paru ke Puskesmas sudah dalam keadaan sakit
yang parah, seperti batuk-batuk yang sudah lama. Selanjutnya dilakukan
wawancara dengan tiga keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita
TB paru pada tanggal 15 dan 16 maret 2014, keluarga mengatakan bahwa mereka
membawa anggota keluarganya ketempat pelayanan kesehatan setelah sakit yang
cukup lama dan cukup parah seperti batukbatuk yang sudah lama, keluarga juga
tidak terlalu mengerti penyakit yang sedang diderita anggota keluarganya yang
menderita TB paru. Saat peneliti berkunjung kerumah tiga keluarga
tersebut, tampak lingkungan rumah yangkurang bersih dan kurangnya terpapar
sinar matahari. Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang tugas kesehatan keluarga pada anggota keluarga yang menderita TB paru
di wilayah kerja Puskesmas Astambul Kabupaten Banjar periode FebruariAgustus 2014

Gaya dan Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Tata bahasa yang dipergunakakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk
mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang
diperoleh.

Penulis

Penulis dalam penelitian ini adalah Lola Illona Elfani Kausar dari Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Herawati dari
Bagian Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat, Endang Pertiwiwati dari Bagian Manajemen
Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat

Judul Penelitian
Tugas Kesehatan Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Menderita TB Paru. Judul
penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan
diteliti.telah memenuhi prinsip 5 W 1 H. Dan telah dicantumkan tempat penelitian namun
dalam judul tersebut tahun penelitian tidak dituliskan

Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan memenuhi IMRAD (Introduction,
Metode, Result, Analize, Discussion Mencantumkan kata kunci. Namun kekurangannya
adalah tidak memberikankan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.

Masalah dan tujuan Penelitian

Masalah dan tujuan penelitian ini sudah dituliskan dengan rinci dan jelas

Tinjauan Pustaka

Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis


Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis namun kurang melibatkan literatur yang ada
sehinnga tidak ada pembanding temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil
yang didapatkan oleh penulis

Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka

Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki anggota keluarga
yang menderita TB paru BTA positif dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Astambul dari periode Februari-Agustus 2014 yang berjumlah 31 keluarga. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dengan
kriteria inklusi: keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita TB paru BTA
positif dan tinggal serumah, diakui pasien sebagai anggota keluarganya, berumur 20
tahun, bersedia menjadi responden penelitian dan telah mengisi lembar inform concent,
bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Astambul, dapat membaca dan
menulis, Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden.

Pertimbangan etik

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu
mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian. Izin
etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari Kepala Puskesmas, Kepala Desa
setempat, ketua RT dan RW.

Definisi operasional dalam penelitian tersebut tidak dituliskan secara jelas dan rinci,
sehingga sulit dipahami

Data dan Analisis Data

Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kategori baik 8 responden (26%),


pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kategori cukup 11 responden
(37%), dan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan kategori kurang 11
responden (37%). Mengenal masalah kesehatan keluarga didapatkan hasil 50% responden
dalam kategori kurang, membuat keputusan kesehatan yang tepat didapatkan hasil 60%
responden dalam kategori cukup, memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit didapatkan hasil 50% responden dalam kategori kurang, mempertahankan suasana
rumah yang sehat didapatkan hasil 43% responden dalam kategori cukup, dan
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat didapatkan hasil 40%
responden dalam kategori baik.
Daftar Pustaka

Literatur yang digunakan paling lama adalah literartur 1994 dan yang lain menggunakan
literatur terbaru sedangkan sebagian besar menggunakan buku-buku yang terkait dengan
topic tersebut.

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364 Tahun


2009 tentang Pedoman penanggulangan tuberkulosis (TB). Jakarta: KEMENKES RI,
2009.
2. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: RISKESDAS, 2013.
3. Muniroh N, Aisah S, Mifbakhuddin. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kesembuhan penyakit tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja puskesmas
Mangkang Semarang Barat. Jurnal Keperawatan Komunitas 2013; 1(1): 33-42.
4. Ratnasari NY. Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada
penderita tuberkulosis paru (TB paru) di balai pengobatan penyakit paru (BP4)
Yogyakarta unit minggiran. Jurnal Tuberkulosis Indonesia 2012;
8: 7-11.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimanta Selatan. Profil kesehatan provinsi
Kalimantan Selatan 2012. Banjarmasin: Dinkes Prov. Kalimantan Selatan, 2012.
6. Sudiharto. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural. Jakarta: EGC, 2007.
7. Mubarak WI, Bambang AS, Rozikin K, Patonah S. Buku ajar ilmu
keperawatan komunitas 2 teori dan aplikasi dalam praktik dengan
pendekatan asuhan keperawatan komunitas, gerontik, dan keluarga.
Jakarta: Sagung Seto, 2006.
8. Herawati. Studi kasus ketidakpatuhan orang kontak serumah terhadap
anjuran pemeriksaan tuberkulosis di kelurahan Pajajaran kecamatan Cicendo wilayah
kerja puskesmas Pasirkaliki. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
2011.
9. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Martapura: Dinkes Kab. Banjar, 2013.
10. Handayani PK. Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
dengan tingkat kecemasan penderita diabetes mellitus tipe 2 (NIDDM) di
poli dalam RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Skripsi. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, 2014.
11. Wahyudi, Upoyo AS, Kuswati A. Penilaian lima tugas keluarga pada
keluarga dengan anggota keluarga menderita TB paru di wilayah kerja
BP-4 Magelang. Jurnal Keperawatan Soedirman 2008; 3(3): 144-8.
12. Manalu HSP. Faktor-faktor yang memengaruhi kejadian TB paru dan
upaya penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan 2010; 9(4): 1340-
6
13. Erawatyningsih E, Purwanta, Subekti H. Faktor-faktor yang memengaruhi
ketidakpatuhan berobat pada penderita tuberkulosis paru. Berita Kedokteran
Masyarakat 2009; 25(3): 117-24.
14. Nugroho FA, Astuti EP. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan
perilaku pencegahan penularan tuberkulosis paru keluarga. Jurnal
STIKES RS. Baptis 2010; 3(1): 19-28.
15. Ratnasari NY. Hubungan dukungansosial dengan kualitas hidup pada
penderita tuberkulosis paru (TB paru) di balai pengobatan penyakit paru
(BP4) Yogyakarta unit Minggiran. Jurnal Tuberkulosis Indonesia 2012;
8: 7-11.
16. Lutfi A, Putro SG. Tuberkulosis nosokomial. Jurnal Tuberkulosis
Indonesia 2012; 8: 30-5.
17. Murtiwi. Keberadaan pengawas minum obat (PMO) pasien
tuberkulosis paru di Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia 2006; 10(1):
11-5

Kesimpulan dan saran

Gambaran tugas kesehatan keluarga pada anggota keluarga yang menderita TB paru di
wilayah kerja Puskesmas Astambul periode FebruariAgustus 2014 berdasarkan tiap item
tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal masalah kesehatan keluarga didapatkan
hasil 50% responden dalam kategori kurang, membuat keputusan kesehatan
yang tepat didapatkan hasil 60% responden dalam kategori cukup, memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit didapatkan hasil 50% responden dalam
kategori kurang, mempertahankan suasana rumah yang sehat didapatkan hasil
43% responden dalam kategori cukup, dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat didapatkan hasil 40% responden dalam kategori baik.
LITERATUR REVIEW ARTIKEL 5

Pendahuluan

Metode Pencarian Literatur

Database yang digunakan adalah Google, menggunakan kata kunci Perilaku pencegahan
penularan TB. Jumlah literature yang didapatkan dari kata kunci tersebut adalah 5.467
hasil (kapansaja).

Abstrak

Salah satu peran masyarakat untuk membantu proses pencegahan penularan TB paru
adalah dengan adanya perilaku yang baik dalam kehidupan. Dikarenakan angka kejadian
TB paru yang mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Untuk itu diperlukan
perilaku yang baik dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran perilaku pencegahan penularan TB paru pada penderita TB paru.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita TB paru di Wilayah kerja
Puskesmas Mayong II sebanyak 32 orang. Sampel diambil secara total sampling dimana
semua populasi dijadikan sampel. Instrument yang dipakai menggunakan kuesioner.
Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan presentase untuk
menggambarkan perilaku pencegahan penularan TB paru pada penderita TB paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perilaku pencegahan penularan TB
paru pada penderita TB paru adalah kurang baik yaitu 24 orang (75,0%).
Saran bagi penderita diharapkan bagi penderita agar berperilaku lebih seperti halnya
mempunyai kain atau masker yang selalu dikenakan, mempunyai tempat penampungan
dahak pribadi, dan mempunyai alat makan sendiri.Untukpencegahan penularan TB paru
ke orang lain.

Kata kunci : Perilaku pencegahan penularan TB Paru Deskripsi Artikel

Deskripsi Umum
Judul Paper : Gambaran Perilaku Pencegahan Penularan Tb Paru Pada Penderita TB
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mayong II Kabupaten Jepara
Tanggal telaah: 15 Juni 2017

Deskripsi Content

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk m engetahui gambaran perilaku


pencegahan penularan TB paru pada penderita TB paru di Wilayah kerja
Puskesmas Mayong II Kabupaten Jepara.
Hasil Penelitian

Perilaku menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin responden yang mempunyai
perilaku kurang baik 29 (90,6%) lebih besar daripada perilaku baik yaitu 3 (9,4%).
Kategori menutup mulut saat batuk yang paling menonojol adalah menutup mulut
menggunakan tisu/kain. Dari 32 responden sekitar 62,5 % (20 orang) tidak
melakukannya. Alasan dari mereka tidak menggunakan tisu dikarenakan tidak
mendapat vasilitas masker ataupun penutup mulut dari pekerjaanya. Perilaku menutup
mulut dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, dimana dilahan didapatkan 12 (37,5%)
mayoritas buruh mebel dan industry genting, biasanya orang yang bekerja sebagai buruh
kategori pekerjaan yang rendah, dan berpotensi untuk terkena TB paru karena
pada saat mereka bekerja tidak menggunakan penutup mulut. Perilaku membuang dahak
perilaku kurang baik yaitu 31 (96,9%) lebih besar dari kategori perilaku baik yaitu hanya
1 (3,1%).

Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Gambaran


Perilaku Pencegahan Penularan TB Paru Pada Penderita TB Paru Di Wilayah
Kerja Puskesmas Mayong II Kabupaten Jepara dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku menutup


mulut saat batuk kurang baik yaitu 29 (90,6%).
2. Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku membuang
dahak kurang baik yaitu 31 (96,9%).
3. Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku memisahkan
makanan dan alat makan yaitu 22 (68,8%)
4. Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku membuka jendela pada
pagi hari baik yaitu 23 (71,9%).
5. Sebagian besar untuk perilaku pencegahan penularan TB paru pada
penderita TB paru adalah kurang baik yaitu 24 (75%)

TELAAH/REVIEW ARTIKEL

Fokus penelitian

Latar belakang

Menurut Data WHO, pada tahun 2009 lebih dari 2 miliar orang , sama dengan
sepertiga warga dunia, terinfeksi basil TB. Jika tidak mendapat pengobatan, setiap orang
dengan TB aktif dapat menularkan kepada rata-rata 10 sampai 15 orang setiap tahunnya.
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat TB dan terdapat
450.000 kasus TB paru. Tiga per empat dari kasus TB ini terdiri dari usia produktif (15-
55) tahun, separonya tidak terdiagnosis dan baru sebagian yang tercakup dalam program
penanggulangan TB sesuai rekomendasi (Gklinis, 2004).
Penularan kuman TBC dipengaruhi oleh perilaku penderita, keluarga serta
masyarakat dalam mencegah penularan penyakit TBC. Perilaku dalam mencegah
penularan penyakit TBC antara lain, menutup mulut pada waktu batuk dan bersin,
meludah pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan, imunisasi BCG pada bayi,
menghindari udara dingin, mengusahakan sinar matahari masuk ke tempat tidur, serta
makan- makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi protein (Depkes, 2008).

Masalah penelitian

Dan dari hasil survey perilaku di wilayah kerja Puskemas mayong II


masyarakat yang berperilaku kurang baik, seperti contoh saat mereka bekerja tidak
menggunakan pelindung mulut untuk upaya pencegahan penyakit, dan dari mereka saat
batuk tidak menutup mulut, perilaku yang lain adalah saat makan mereka makan
bersama dengan orang lain. Para penderita juga kerap membuang dahak disembarang
tempat. Kebiasaan tidur sekamar dengan keluarga lain juga banyak mereka lakukan.

Berdasarkan hasil data dari Puskesmas Mayong II yang sebagai salah satu pusat
pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Mayong. Terdapat
penemuan penderita TB paru pada tahun 2011 terdapat BTA positif sebanyak 34
penderita, dan pada tahun 2012 terdapat BTA positif sebanyak 34 penderita, dan tahun
2013 terdapat 26 penderita sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan sampai bulan
desember terdapat 34 penderita namun 2 diantaranya meninggal dunia. Dari penderita
tersebut terdapat 17 orang laki-laki dan 15 orang perempuan dengan kisaran umur 20-60
tahun (Register TBC puskesmas).

Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 5 orang penderita Tuberculosis


didapatkan 1 orang berperilaku menutup mulut saat batuk, sedangkan 1 diantara
penderita tersebut membuang dahak pada tempatnya, dan didapatkan hanya 1 orang
yang memisahkan makanan dan alat makan dengan yang lainnya dan untuk perilaku yang
lain 2 orang penderita mengatakan membuka jendela pada pagi atau siang hari.

Gaya dan Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Tata bahasa yang dipergunakakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk
mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang
diperoleh.

Penulis

Mutiara Ayu Rahma Fitriana, Heni Hirawati P.,S.SiT.,M.Kes, Sundari,S.SiT dari


Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo
Ungaran
Judul Penelitian

Gambaran Perilaku Pencegahan Penularan TB Paru Pada Penderita TB Paru Di Wilayah


Kerja Puskesmas Mayong II Kabupaten Jepara. Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak
ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti.telah memenuhi prinsip 5 W 1 H.
Dan telah dicantumkan tempat penelitian namun dalam judul tersebut tahun penelitian
tidak dituliskan

Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan memenuhi IMRAD (Introduction,
Metode, Result, Analize, Discussion Mencantumkan kata kunci. Namun kekurangannya
adalah tidak memberikankan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.

Masalah dan tujuan Penelitian

Masalah dan tujuan penelitian ini sudah dituliskan dengan rinci dan jelas

Tinjauan Pustaka

Penyusunan literatur menggunakan sistim vancouver dan terorganisir dengan logis


Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis namun kurang melibatkan literatur yang ada
sehinnga tidak ada pembanding temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil
yang didapatkan oleh penulis

Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka

Populasi dan Sample

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan menggunakan


pendekatan cross sectional. Variabelnya adalah perilaku pencegahan penularan TB
paru dan sub variabelnya adalah menutup mulut saat batuk, membuang dahak pada
tempatnya, memisahkan makanan dan alat makan, membuka jendela pada pagi atau
siang hari. Penelitian dilakukan pada tanggal 13-15 Februari 2015. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita TB paru di Wilayah kerja Puskesmas Mayong II
pada Bulan Januari 2014 13 Februari 2015 sebanyak 32 penderita. Teknik sampling
yang digunakan adalah total sampling.
Pertimbangan etik

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu
mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian. Izin
etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari Kepala Puskesmas.

Definisi operasional dalam penelitian tersebut tidak dituliskan secara jelas dan rinci,
sehingga sulit dipahami

Data dan Analisis Data

Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku menutup


mulut saat batuk kurang baik yaitu 29 (90,6%). Sebagian besar pencegahan penularan
TB paru untuk perilaku membuang dahak kurang baik yaitu 31 (96,9%). Sebagian besar
pencegahan penularan TB paru untuk perilaku memisahkan makanan dan alat makan
yaitu 22 (68,8%) Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku
membuka jendela pada pagi hari baik yaitu 23 (71,9%). Sebagian besar untuk perilaku
pencegahan penularan TB paru pada penderita TB paru adalah kurang baik
yaitu 24 (75%).

Daftar Pustaka

Literatur yang digunakan paling lama adalah literartur 1994 dan yang lain menggunakan
literatur terbaru sedangkan sebagian besar menggunakan buku-buku yang terkait dengan
topic tersebut.

1. Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku menutup


mulut saat batuk kurang baik yaitu 29 (90,6%). Sebagian besar pencegahan penularan
TB paru untuk perilaku membuang dahak kurang baik yaitu 31 (96,9%). Sebagian
besar pencegahan penularan TB paru untuk perilaku memisahkan makanan dan alat
makan yaitu 22 (68,8%) Sebagian besar pencegahan penularan TB paru untuk
perilaku membuka jendela pada pagi hari baik yaitu 23 (71,9%). Sebagian besar untuk
perilaku pencegahan penularan TB paru pada penderita TB paru adalah kurang baik
yaitu 24 (75%).
2. Fibriana, Linda Presti. (2011). Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Keluarga tentang Pencegahan Penyakit Menular Tuberculosis. http://www. Jurnal
Keperawatan.com
3. Gklinis. (2004). Pengobatan Tuberculosis Paru Masih Menjadi Masalah :
Jakarta
4. Noor, Nur Narsy . (2008). Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta.
5. Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
6. Sari. (2014). Gambaran Aspek Lingkungan Perilaku Pencegahan Penularan
Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandan Kabupaten
Karangasem. http://ojs.unud.ac.id
Kesimpulan dan saran

Diharapkan untuk tetap memberikan pendidikan secara


berkala tentang pencegahan penularan TB paru. Dan diharapkan untuk
memfasilitasi sarana prasarana kesehatan seperti pengadaan tempat
sampah tertutup agar bisa dijadikan alternatif pembuangan dahak.

Bagi penderita Diharapkan bagi penderita agar berperilaku lebih baik lagi untuk
pencegahan penularan TB paru ke orang lain. Seperti halnya mempunyai kain atau
masker penutup mulut yang selalu digunakan, mempunyai tempat penampungan dahak
pribadi, dan mempunyai alat makan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai