Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

NAMA : DIAN PUSPITA RAHMADANI

NIM : 210306502017
Judul PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI SEMBUH PADA PASIEN TB PARU DI
PUSKESMAS KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR
Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan

Volume & Halaman Vol.10 Hal (78-86)


Tahun 2018
Penulis Nurma Dewi
Indeks Jurnal SINTA ( Science and technology index)

Reviewer Dian Puspita Rahmadani

Tanggal Terbit 25 September 2022

Abstrak Jurnal yang berjudul” Pengaruh dukungan keluarga terhadap


motivasi untuk sembuh pada pasien TB PARU di puskesmas
Kramat Jati Jakarta Timur “ ini berisi tentang bagaimana
dukungan keluarga dalam motivasi sembuh dari penyakit.

Pada bagian abstrak atau pendahuluanyang disajikan oleh


penulis menjelaskan cukup detail tentang apa itu TB PARU
( Tuberculosis Paru). Yang secara keseluruhan memakai bahasa
yang sangat baik sehingga menurut saya pembaca sangat mudah
untuk dapat memahami jurnal ini.

Deskripsi Pada bagian paragraf pertama latar belakang jurnal ini penulis
Permasalahan atau membahas tentang TB PARU yang merupakan suatu penyakit
Latar Belakang infeksi yang menulur dan di sebabkan oleh kuman yaitu disebut
( mycrobacterium tuberkulosisi ) (Yahmin,2013).TB ini sendiri
menular melalui udara, bahayanya jika bakteri selalu maka akan
terkumpul di paru-paru apa lagi pada orang yang memiliki daya
tahan tubuh yang rendah.
Bisa dikatakan sampai saat ini belum ada Negara yang terbebas
dari TB paru, Indonesia sendiri kasus TB paru pernah mengalami
penurunan dan menjadi urutan kelima setelah sekitar 10tahun
berada pada posisi 3 hal ini merupakan menurunan yang cukup
baik diindonesia pada saat itu, ada beberapa faktor pula yang
menyababkan tingginya kasus TB paru diindonesia yang pertama
adalah lamanya waktu pengobatan yang dibutuhkan yang pada
ssat itu membutuhkan waktu 6-8 bulan mengapa faktor ini sangat
berpengaruh karena lamanya pengobatan ini membuat pasien
berhenti berobat (drop) walaupun pengobatan belum selesai,
yang kedua adalah munculnya penyakit atau di barenggi dengan
adanya infeksi hiv/aids atau lebih parahnya munculnya TB mdr
yang bisa juga disebut dengan kebal terhadap bermacam obat,
yang terakhir adalah adanya penderitan TB laten
( Setiawan,2013).

Paragraf selanjutnya lebih merujuk kepada pentingnya dukungan


keluarga dan motivasi diri sendiri dalam motivasi untuk sembuh
dari penyakit TB, keluarga menjadi faktor yang sangat penting
karena keluarga memberikan dukungan penuh atau tanpa ragu
membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga
yang sakit ( Niven,2002). Motivasi merupakan suatu penggerak
dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai suatau
tujuan, petugas kesehatan puskesmas kramat jati sempat
wawancarai dan memperoleh hasil adanya beberapa kendala
petugas dalam penanganan kasus TB paru ini diantara nya yaitu
pasien yang sering telat mengambil obat dan tidak rutinnya
meminum obat sehingga inilah peran penting keluarga dalam
kasus ini.

Dari data dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta diketahui jumlah


penduduk Jakarta pada tahun 2016 sekitar 10,09 juta jiwa dengan
angka harapan hidup 74,0 tahun, angka ini sudah meningkat dari
tahun 2011 yang tercatat bahwa angka harapan hidup 73,5 tahun.
Pasien dengan penyakit TB paru cenderung mempunyai harapan
yang rendah terhadap kesembuhannya sendiri karena terlalu lama
nya sembuh dan mengakibatkan capeknya diri sendiri sehingga
akhirnya memilih untuk putus obat. Tujuan penulis sendiri dari
menelitian ini adalah teridentifikasinya pengaruh dukungan
keluarga terhadap motivasi untuk sembuh pada penderita TB
paru di Puskesmas Kramat Jati.
Teori yang Penelitian ini dimulai dari persiapan pembuatan proposal yang
Digunakan dimulai sejak Oktober 2017, pengambilan data bulan November-
Desember serta analisis data dilaksanakan mulai Desember
sampai dengan bulan Januari 2018 setelah melakukan pendataan
di puskesma kramat jati Jakarta timur.
Setelah dilakukan pengolahan data langkah selanjutnya adalah
analisis data. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis data
univariat, analisa univariat dilihat dari nilai sentral (mean,
median atau presentase) maupun dari nilai sebarannya. Analisis
bivariat mengunakan rumus uji chi square dan keeratan hubung.
Metode Penelitian Metode yang digunakan saat penelitian merupakan penelitian
yang Digunakan kuantitatif, penelitian kuantitatif sendiri merupakan riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pasien TB paru yang sedang menjalanin pengobatan di
rumah sakit kramat jati Jakarta timur, dalam pengujian sampel
ini juga menggunakan metode tersendiri yaitu metode on
probability sampling (sampel non random) ada beberapa kriteria
yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian
menggunakan metode ini, seperti yang di jelaskan dalam jurnal
yaitu:
 Kriteria inklusi
 Kriteria eksklusi

Hasil dan Pada bagian hasil dan pembahasan,penulis membagi sub pokok
Pembahasan pembahasan analisi menjadi dua bagian.

Analisis Univariat; analisis univariat ini menggambarkan


distribusi responden berdasarkan karateristik pasien TB paru dan
data demokrafis yang didalamnya seperti dilihat dari umur,jenis
kelamin,tingkat pendidikan dan pekerjaan. Pada analisis ini
mendapatkan hasil dari responden TB paru dipuskesmas kramat
jati menggunakan karateristik responden berdasarkan usia yaitu
paling banyak adalah orang dewasa yang berjumlah sebanyak 44
orang responden (80%) lansia berjumlah 11 responden (20%).
Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah laki-laki
dengan jumlah (58,2%) sedangkan perempuan jumlahnya lebih
sedikit dari pada laki-laki dari data responden lakilaki maka
dapat di lihat bahwa jumlah laki-laki sebanyak 32 responden
sedangkan perempuan (41,8%) sebanyak 23 responden
berdasarkan responden tingkat pendidikan tercatat bahwa lebih
banyak responden pada pendidikan tingkat rendah dari pada
pendidikan tingkat tinggi, pada pekerjaan sendiri lebih banyak
responden bekerja dari pada tidak bekerja. Selanjutnya hasil
responden untuk sembuh berdasarkan variabel dukungan
keluarga mendapatkan 53 responden untuk motivasi sembuh
dengan baik sedangkan tidak baik 2 responden (3,6%),
berdasarkan dukungan keluarga dengan baik mendapat 37
responden (67,3%) sedangkan tidak baik berjumlah 18
responden (32,7%).

Analisis Bivariat, analisis bivariat ini digunakan untuk


mengetahui hubungan yang signitifikan antara motivasi untuk
sembuh berdasarkan data diri dan dukungan keluarga. Pada
analisis bivariat ini dibagi lagi menjadi beberapa yaitu
- analisa berdasarkan pengaruh dukungan keluarga terhadap
motivasi untuk sembuh.
Pada analisa ini di dapatkan dukungan keluarga baik justru lebih
sedikit dari pada analisa keluarga yang tidak baik sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh dukungan keluarga
terhadap motivasi untuk sembuh pada pasien TB paru di
puskesmas kramat jati Jakarta timur ( Rahmawati,2019).
Dukungan sosial dan keluarga merupakan salah satu informasi
verbal dan non verbal dukungan sosial sangat berpengaruh
sebagai motivasi untuk sembuh ( Suhardi,2013).
-analisa pengaruh karateristik demografi dengan motivasi untuk
sembuh.
 Berdasarkan hubungan usia dengan motivasi untuk sembuh
dapat disimpulkan berdasarkan hasil yang di dapat bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara umur responden
dengan motivasi untuk sembuh, penyakit TB dapat
menyerang semua umur mulai dari anak-anak hingga lansia
( Somantri 2009).
 Berdasarkan hubungan jenis kelamin dengan motivasi untuk
sembuh,menurut WHO (2010) jumlah penderita TB paru
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dua kali lipat dari
pada wanita karena laki-laki memiliki kebiasaan merokok
yang dapat dengan mudah menyebabkan terjadinya penyakit
TB paru, pada analisa bivariat ini menunjukan bahwa tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dan motivasi untuk
sembuh pada pasien TB paru di puskesmas kramat jati
Jakarta timur.
 Berdasarkan pendidikan dengan motivasi untuk sembuh, pda
analisa bivariat ini dilihat dari hasil responden bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan
motivasi untuk sembuh sebab jika kurangnya pendidikan
maka berkurang juga pengetahuan kita mengenai akibat
terjadinya TB paru serta apa dampak yang dihasilkan bagi
orang sekitar ( Sitepu 2009).
 Hubungan pekerja dengan motivasi untuk sembuh, hasil
penelitian ini menunujukan lebih banyaknya pasien yang
memiliki pekerjaan karena jenis pekerjaan menentutkan
faktor resiko yang harus dihadapi setiap individu ( Depkes
2010).

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa motivasi


sembuh itu bukan hanya dari keluarga saja tapi dari individu itu
sendiri, mengapa sendiri sendiri sangat penting dalam motivasi
untuk sembuh karena untuk apa dukungan keluarga jika niat dari
dalam sendiri itu tidak ada yang ada hasilnya hanya akan sia-sia,
sedikit tambahan saran yang merujuk pada keluarga dan
beberapa pihak terkait agar hendaknya lebih memperhatikan
tingkat pendidikan,karena hal tersebut merupakan faktor utama
yang sangat penting yang dapat memunculkan semangat atau
lebih memotivasi kesembuhan pada pasien yang menderita TB
paru.

Anda mungkin juga menyukai