Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA

TEKNOLOGI YANG PERLU DI PERBANYAK DI KOTA ASAL


MAHASISWA

Oleh :
ISA ABDULLAH ALQUDSI ( K2315038 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
BATU AKIK BATURAJA

Batu Akik adalah sebuah mineral atau batu yang terbentuk secara alami dari hasil
prosedur geologi yang unsurnya terdiri atas satu ataupun beberapa komponen kimiawi yang
memiliki harga juga yang berfariasi tergantung jenis dan keindahan serta khasiat dari Jenis
Batu Akik. Batu Akik terbuat dari pengkristalan zat mineral dalam kurun waktu yang amat
lama. Bisa mencapai puluhan ataupun jutaan tahun lamanya. Mungkin pada zaman
dinosaurus Batu Akik sudah di jadikan sebagai alat perang oleh orang purba. Yang kemudian
batu itu dari tahun ke tahun berubah dari Kristal dan oleh tangan-tangan kreatif batu ini
berubah menjadi Batu Akik.
Sumatera Selatan memang menjadi salah satu wilayah penghasil batu akik terbaiuk,
salah satunya adalah Baturaja. Hingga saat ini, batu akik Baturaja kerap merajai penghargaan
sebagai batu akik terbaik di banyak pameran. Salah satu jenis batu akik di wilayah ini yang
populer adalah Lavender dengan warna khas ungu dengan tingkat transparansi yang terhitung
tinggi. Batu Lavender yang asli diketahui memiliki nilai jual hingga puluhan bahkan ratusan
juta rupiah.
Jenis lain yang tidak kalah populer adalah Spirtus, Kinyang Air, batu akik Pelangi,
batu akik Topaz, Mizone Baturaja, serta Mata Kalong. Berbeda dengan Lavender, jenis
Spiritus cenderung memiliki warna yang kebiru-biruan namun masih tetap masuk pada jenis
batuan Chalcedony. Ciri khas dari batu ini adalah memiliki daging yang bertekstur halus serta
memiliki serat berjenis kura atau seperti gumpalan awan yang khas, dan untuk jenis batu akik
Spritus yang memiliki kualitas unggulan biasanya jenis batu tersebut sudah memiliki giwang
star atau pemantulan cahaya yang sangat lembut.
Batu akik berwarna biru langit itu merupakan sumber daya alam yang penuh pesona.
Akik jenis ini ditemukan di Desa Simpang Empat, Talang Ogan Kecamatan Lengkiti,
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Hingga sekarang di desa itulah banyak terdapat
penambangan batu jenis chalcedony ini.
Chalcedony jenis ini awalnya ditemukan oleh Kakek Kunik, seorang penambang
tradisional pada era tahun 1980-an. Saat ini Kakek Kunik telah berumur sekitar 100 tahun,
sehingga kegiatan penambangan dilanjutkan oleh cucunya, Saiful Sadat (Bang Ipul) di
Ketapang yang merupakan daerah deposit batu spiritus dengan kualitas terbaik.

Kurangnya Alat Pengolahan Batu Akik yang Modern

Pengolahan yang masih dengan cara yang tradisional ataupun masih menggunakan
alat yang sederhana ini mempunyai dampak negatif yang mengakibatkan kurangnya
efektifivitas dalam mengolah batu akik, dampak yang terjadi diantarnya kerusakan
lingkungan dan efisiensi waktu.. Memang untuk saat ini, masyarakat masih berbunga-bunga
atas tren batu mulia ini. Di satu sisi, banyak pihak yang kemudian memperoleh keuntungan
dari aspek ekonomi. Artinya, potensi alam ini turut meningkatkan kesejahteraan. Apalagi,
batu akik termasuk kategori batu yang cukup melimpah di Indonesia, jadi tidak lah susah
untuk mencari batu tersebut.

1. Kerusakan Lingkungan

Mungkin kita tidak sadar bahwa batu akik merupakan sumber daya alam yang
tersimpan di dalam tanah dan tidak bisa diperbaharui.. Seseorang harus melakukan
penggalian yang dalam. untuk memperoleh 3 kilogran batu akik, penambang perlu menggali
hingga kedalaman 16-20 meter. Bayangkan, berapa dalam lubang yang harus dibuat untuk
memenuhi permintaan konsumen batu yang sedang gandrung saat ini? Dan masalahnya
adalah dari 3 kilogram batu akik yang di dapat, tidak semua diproses untuk menjadi batu
akik. Terkadang yang hanya di proses hanya bagian tengahnya saja atau sebagian kecil dari
bongkahan batu tersebut. Padahal hal ini tidak seimbang dengan kerusakan alam yang kita
buat. Tentu, jika kita biarkan terus menerus lama kelamaan akan menimbulkan longsor
dimana banyak warga-warga tak bersalah ikut terkena dampaknya akibat penambangan yang
asal-asalan ini.

2. Efisiensi Waktu yang Dibutukan

Selain merusak lingkungan, penggunaan alat tradisional memakan waktu yang tidak
sedikit. Karena alat yang digunakan terkadang tidak langsung ada di dalam 1 tempat, hal itu
menyebabkan pemborosan listrik yang cukup banyak. Terkadang untuk membuat batu akik
saja dibutuhkan waktu 2 3 jam di karenakan ketersediaan alat yang tidak bersamaan dalam
memproses akik tersebut.
MESIN PEMBUAT BATU AKIK ALL IN ONE ( KOMPLIT )

Dengan menggunakan sebuah motor penggerak, mesin batu akik komplit pun dapat
dirakit dengan beberapa peralatan tambahan lainnya. Mulai dari poros / sumbu, mata gerinda
potong, mata gerinda asah, bearing, fan belt / tali kipas dll.
Mesin pengolah ini terdiri dari empat bagian. Pertama, mesin utama yang berada di
bawah meja. Mesin ini sebenarnya adalah mesin pompa air yang kemampuan putarannya
digunakan untuk memotong dan memoles batu. Kedua, mesin pemotong batu. Biasanya
pelanggan datang dengan membawa bongkahan batu yang dibeli di pinggir jalan. Bongkahan
yang dibeli ini kemudian dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Pada umumnya mereka
memotong untuk ukuran cincin di jari.
Ketiga, bagian untuk memoles batu tahap pertama, berbentuk lingkaran roda asah
berwarna abu-abu, seperti batu asah untuk mengasah pisau. Tahap pertama ini bertujuan
untuk membentuk batu sesuai keinginan, misalnya lonjong atau kotak atau setengah bulat.
Setelah bongkahan batu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan, batu dipoles dengan cara
ditempelkan pada roda asah yang berputar dengan sangat cepat. Untuk menghindari luka
terkena asahan yang berputar, batu dieratkan dengan kayu seukuran tusuk sate, menggunakan
lem super. Kita dapat memegang kayu tersebut agar terhindar dari luka terkena roda asahan.
Jika sudah berpengalaman, dapat langsung memegang batu untuk diasah. Akan tetapi kalau
masih amatir, sebaiknya pakai tangkai kayu.
Keempat adalah bagian untuk memoles tahap dua. Bagian ini bentuknya mirip dengan
yang pertama. Letaknya agak diluar mesin utama. Dalam proses ini, batu menjalani tahap
terakhir, sehingga terlihat cantik dan halus. Untuk memudahkan dalam membolak-balik, batu
direkatkan dengan kayu, sama seperti proses sebelumnya. Keseluruhan proses dari memotong
batu sampai menjadi mata cincin yang mengkilap membutuhkan waktu selama satu jam.
Selanjutnya, pelanggan memilih cincin yang akan digunakan sebagai tempat mata cincin. Jika
cocok, silahkan dipasang! Kalau sudah jadi, harus hati-hati jangan sampai jatuh, karena bisa
pecah. Inilah kelemahan batu akik, dibanding batu mulia yang kekerasannya lebih tinggi
sehingga tidak mudah pecah.
Bila kita bandingkan tentu saja dengan pengadaan atau pun pengkomerisalkan alat
tersebut tentu akan banyak membantu para pengrajin batu akik agar dapat lebih produktif lagi
dalam membuat batu akik. Sehingga tidak banyak batu akik yang terbuang sia-sia yang hanya
bisa menyebabkan berbagai kerusakan. Dan juga perlu dukungan pemerintah dalam
mendukung dan memonitoring para pencari dan pembuat batu akik agar segala kerusakan
akibat pertambangan yang menyebabkan rakyat biasa teganggu dan merasa khawatir akan
aktifitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai