Buku Batuan Inti Penyimpan Minyak Migas PDF
Buku Batuan Inti Penyimpan Minyak Migas PDF
Melalui penerbitan Buku Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
ini saya berharap dapat menumbuhkembangkan pengetahuan tentang
karakterisasi reservoir guna menunjang produksi migas. Saya menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada para peneliti dan pihak-pihak yang
terlibat dalam penyusunan buku ini, semoga karya ini dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pengetahuan dalam upaya peningkatan pelayanan informasi
publik di bidang pengetahuan teknologi minyak dan gas bumi.
Buku yang berjudul Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi merupakan
ekstraksi informasi dan pengetahuan di bidang perminyakan mengenai batuan
inti atau yang biasa disebut dengan core. Batuan inti memiliki peranan penting
dalam mengidentifikasi dan mengkarakterisasi properti suatu reservoir minyak
bumi. Properti dari batuan inti dapat diketahui melalui serangkaian uji dan
pengukuran di laboratorium. Selanjutnya informasi yang diperoleh dari batuan
inti tersebut digunakan untuk menentukan strategi produksi dan manajemen
reservoir agar dapat dikuras secara optimal.
Secara komprehensif buku ini membahas sifat-sifat batuan inti yang ada di
Indonesia. Beberapa istilah yang termuat dalam buku ini berasal dari istilah
asing yang disesuaikan padanan katanya berdasarkan kamus besar bahasa
Indonesia. Informasi yang tercantum dalam buku ini berasal dari referensi-
referensi terkemuka di bidang perminyakan.
Kami berharap buku ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi di bidang
perminyakan terutama bagi para tenaga ahli, praktisi, akademisi dan peneliti
serta dapat memperkaya referensi khususnya tentang batuan inti. Tentunya,
buku ini masih jauh dari sempurna dan kami akan sangat berterima kasih bila
ada masukan dari pembaca untuk perbaikan ke depannya.
Yusuf, A
Batuan inti penyimpan minyak dan gas bumi / A. Yusuf, M. Romli;
penyunting, Suprajitno Munadi, Bambang Widarsono. - Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS,
2012.
90 hlm. ; 24 cm.
Bibliografi: hlm. 90 ISBN 978-979-8218-24-8
1. Minyak bumi, Tambang, 2. Gas. I. Judul, II. Romli, M. III. Suprajitno
Munadi. IV. Bambang Widarsono.
665.5
Hak Cipta @ 2012 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS
Penyunting
Penyunting Penyelia
Ir. Daru Siswanto
Drs. H. Joko Kristadi. M.Si.
Penulis
A. Yusuf
Ir. M. Romli
PRAKATA ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. v
Data, interpertasi dan penggunaan data batu inti, merupakan dasar setiap
kegiatan rekayasa untuk menentukan antara lain volume cadangan hidrokarbon
di tempat (in-place hydrocarbon reserve) dan perolehannya secara efisien.
Analisis batu inti meliputi tentang analisis konvensional, analisis batu inti
spesial, dan analisis fluida reservoar yang sangat berkontribusi dan penting
dalam memperoleh data dasar sifar-sifat batuan dan fluida.
Analisis batu inti memberikan informasi tentang apa jenis hidrokarbon
yang dikandungnya, dan berapa besar kapasitas penyimpanannya. Dari
permeabilitas yang diukur dapat diperkirakan tentang litologi batuan dan
kemampuan alir formasi. Penyelidikan kandungan sisa fluida di dalam conto
batu inti memungkinkan menginterpertasi produksinya dan di bawah kondisi
tertentu memberikan informasi saturasi air reservoar.
Perluasan terhadap analisis batu inti konvensional memberikan hubungan
tekanan kapiler-saturasi air, sifat-sifat kelistrikan, keberhasilan pendorongan
air (water flood), permeabilitas relatif, dan kompresibilitas batuan. Ini dan data
khusus lainnya dapat diperoleh dari conto batuan resevoar.
Waktu merupakan faktor utama yang membedakan antara analisis batu
inti konvensional dan analisis batu inti spesial. Analisis batu inti konvensional
dapat diselesaikan dalam beberapa jam atau hari setelah diperoleh contonya,
dan datanya sering digunakan dalam membantu pemilihan interval dalam
sumur yang akan diselesaikan. Sedangkan analisis batu inti spesial, walau
biasanya mencerminkan proses yang terkesan lambat, dapat digunakan untuk
menentukan penentuan keseimbangan lempung dan air purwa (connate water)
sebelum menentukan sifat-sifat kelistrikan atau keseimbangan tekanan kapiler-
saturasi air sewaktu dilakukan pengujian tekanan kapiler itu sendiri. Fenomena
lambatnya program uji spesial ini, biasanya butuh waktu 6-8 minggu, malah
kadang-kadang lebih lama. Dalam banyak kasus, kerugian keterlambatan
waktu tersebuit dapat ditanggulangi misalnya dengan mengatur faktor waktu,
dan perencanaan awal yang baik pada program pengumpulan data. Evaluasi
tentang parameter dasar analisis batu inti digabung dengan data uji khusus yang
diperoleh dari conto batu inti dapat memberikan kinerja reservoar, perlakuan
pada sumur, serta interpertasi dan pemahaman log sumur.
Di bawah keadaan tertentu, hidrokarbon muncul di dalam jebakan bawah
tanah yang terbentuk secara stratigrafi atau struktural. Komposisi hidrokabon
tersebut bervariasi dari yang sederhana seperti metana, etana, sampai ke
yang kompleks campuran dari etana, metana, propana, dan yang bukan
hidrokarbon seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Pada
kondisi tekanan dan temperatur awal reservoar, hidrokarbon muncul sebagai
gas atau cairan, tergantung pada tekanan dan temperatur reservoar dan
komposisi hidrokarbon.
2.1 Umum
Geologi merupakan paduan antara seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi
yang mempelajari kerak-bumi dan segala macam kejadian di dalamnya. Akhli
geologi mencoba mengungkap semua kejadian di kerak-bumi beberapa ribu
bahkan jutaan tahun yang lalu tentang, misalnya awal bagaimana suatu lokasi
secara regional terbentuk, kejadian apa saja yang mempengaruhinya, sehingga
menjadi seperti saat ini. Terkumpulnya hidrokarbon yang tadinya tidak ada di
tempat itu, namun terbentuk dari tempat lain dan bermigrasi melalui proses
yang sangat panjang
Gambar 2.1
Ilustrasi dan interpertasi kronologi hukum-hukum geologi
(Core Lab, 1975)
Gambar 2.3
Elemen sistem minyak (Walters, 2011)
sejarah bumi, pada hampir seluruh lingkungan geologi dan pada kebanyakan
cekungan sedimen. Batuan induk hanya mewakili sebagian kecil lapisan
cekungan dan hanya terbentuk jika ada kondisi khusus.
Gambar 2.4
Pembentukan antiklinal (Core Lab, 1975)
Gambar 2.6
Jenis sinklinal (Core Lab, 1975)
3.1 Umum
Minyak sebagai sumber energi fosil telah lama dieksploatasi, sehingga
indikator geologinya semakin terbatas. Untuk membantu mengatasi hal ini
survei geofisika ternyata sangat berperan dalam kegiatan eksplorasi minyak.
Biaya eksplorasi tersebut sangat besar, sehingga pemilihan metode yang
digunakan harus yang yang terbaik dan hasilnya dapat menjamin penemuan
jebakan hidrokarbon.
Gambar 3.1
Survei udara (Sandler, 1982)
Gambar 3.2
Survei siesmik (Sandler, 1982)
Gambar 3.4
Fenomena perubahan gelombang seismik
(Reynolds, 1998)
Gambar 3.5
Contoh hasil pencitraan (Google, 2011)
Tabel 3.2
Kelemahan metode seismik pantul dan seismik bias
4.1 Umum
Dalam kurun waktu sekitar dua dekade, serangkaian teknologi pemodelan
tiga-dimensi sangat rumit yang menggambarkan kondisi bawah tanah secara
tepat untuk memenuhi kebutuhan telah dikembangkan oleh para ahli. Model
geologi membutuhkan perluasan metode-metode tradisi lama dan ini membuat
proses pemodelannya tetap menantang secara teknik. Para akhli geologi selalu
mengenal kebutuhan memandang bumi sebagai suatu yang multidimensi.
Persyaratan untuk karakternya dan pemodelannya, sebaiknya sebagai
berikut: Kegiatan industri, terutama industri perminyakan, membutuhkan
kreasi suatu sistem yang interaktif antara model tetap dan model sementara
keadaan fisik bagian-bagian kerak bumi (Google, 2011), yaitu kemampuan
memodelkan dan memvisualisasikan secara efektif geometri batuan dan
satuan waktu-stratigrafi. Interpertasi antara observasi berkas yang menumpuk
membutuhkan pengetahuan geologi untuk meniru secara cermat lingkungan
geologi yang sebenarnya. Metode-metode pengulangan yang melibatkan
penilaian dan perbaikan yang progresif semakin menambah waktu dan biaya
untuk menciptakan model-model bawah-tanah.
Tidak seperti komunitas pengguna berbasis industri sumberdaya
yang lama, maka banyak pengguna yang potensial saat ini di mana model
dan visualnya tidak mampu menginterpertasi data geosains dasar atau
mengevaluasi jasa interpertasi alternatif. Mereka ini mungkin tidak mampu
membedakan antara teori dan fakta. Singkatnya, pengguna baru tersebut jelas
sangat menginginkan solusi bukan data dan informasi yang mudah dimengerti.
Pengguna-pengguna ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuan
menerima informasi sebagai klien yang pandai dan praktis. Klien yang
pandai tersebut adalah mereka yang dapat menerima dan menginterpertasi
atau mengevaluasi berkaitan dengan data yang banyak, sedangkan klien yang
praktis pengguna yang tidak mau repot yang menginginkan jawaban yang
relatif sederhana dan ringkas.
Gambar 4.2
Pembentukan model geometri padat (Gable, 2011)
4.2.5 Diskretisassi
Distribusi yang tepat biasanya dimodelkan dengan menerapkan metode
diskretisasi dengan membagi kerangka-kerja objek menjadi serangkaian
elemen-elemen kecil. Ada teori suatu badan berkaitan dengan desain dan
konstruksi kisi yang tepat untuk persyaratan model yang berbeda
Ada dua jenis kisi, struktur dan tidak struktur. Telah ada produk komersial
yang tergantung terutama pada ukuran kisi dan terstruktur. Sementara model
3D membutuhkan ukuran kisi volumetrik, perbedaan di antara pendekatan
diilustrasikan dalam Gambar 4.3
Gambar 4.4
Model kisi 3D tidak terstruktur lapisan terpatahkan (Gable, 2011)
Gambar 4.5
Penggabungan data geologi dan pengelolaan informasi
(Rosenbaum dan Turner, 2003)
5.1 Umum
Tanpa pemboran hampir tidak mungkin mendapatkan gambaran rinci lapisan
atau batuan yang jauh di bawah permukaan tanah. Banyak sekali informasi yang
diperoleh dari kegiatan pemboran tersebut, antara lain kedalaman lapisan yang
produktif, temperatur dan tekanan, jenis batuan, litologi, dan jenis fluidanya.
Risiko yang dihadapi adalah adanya semburan liar yang selain menambah biaya
pemboran yang tidak sedikit, juga kadang-kadang menelan korban jiwa.
Gambar 5.2
Serpihan terlempar dan awal terjadinya serpihan baru
(Nishimatsu, 1972)
Gambar 5.3
Sketsa menara pemboran putar (Sandler, 1982)
Gambar 5.4
Contoh bentuk mata bor tiga kerucut (Sandler, 1982)
Gambar 5.5
Sketsa sistem lumpur (Sandler, 1982)
Gambar 5.6
Petugas pengatur lumpur (Sandler, 1982)
Gambar 5.8
Contoh bentuk kaki anjing (Lubinski, 1961)
Gambar 5.9
Contoh bentuk BOP (Sandler, 1982)
Apa yang dilakukan kalau semburan liar semacam ini terlanjur terjadi ?.
Yang paling umum dilakukan adalah menutup sumur tersebut dengan membor
sumur baru miring ke arah lubang yang menyembur dan menutupnya dengan
semen.
Gambar 5.10
Peralatan asli yang digunakan oleh Schlumberger bersaudara
(Chopra dkk, 2011)
6.1 Umum
Banyak parameter yang bisa diukur dengan peralatan yang ada di lab batu
inti oleh tenaga-tenaga profesional yang berpengalaman di Lemigas, tapi hanya
dua parameter, yaitu porositas dan permeabilitas yang disampaikan, bukan
berarti yang lain tidak penting.
Banyak manfaat batu inti yang perlu diketahui dan dicoba dibahas dengan
keterbatasan kemampuan yang ada.
6.2.1 Porositas
Walaupun pengertian porositas sangat sederhana dan mudah dimengerti,
tetapi penetapan harganya harus dilakukan dengan teliti, karena parameter
ini termasuk salah satu faktor yang ada dalam rumus untuk menentukan
volume minyak di tempat (oil in place) pada suatu lapangan tertentu. Porositas
dinyatakan sebagai perbandingan antara volume ruang kosong dengan volume
seluruh (bulk volume) material. Dalam reservoar hidrokarbon, ruang kosong ini
merupakan tempat akumulasi dan penyimpanan air, minyak dan gas. Porositas
lazimnya dinyatakan dalam persentase volume suatu material, misalnya volume
kosong dibagi volume seluruh material, dikalikan 100.
Sementara itu, porositas efektif dinyatakan sebagai perbandingan
volume kosong yang saling berhubungan terhadap seluruh volume material.
Sedangkan porositas total adalah perbandingan volume semua ruang kosong
dengan volume seluruh material, tidak perduli ruang kosong tersebut saling
berhubungan atau tidak.
Porositas pada satuan pasir, yang merupakan salah satu batuan reservoar,
bervariasi sesuai dengan distribusi ukuran butiran dan bentuk butiran, peng-
gabungannya, penyemenannya, dan/atau kandungan lempungnya.
Untuk menentukan porositas conto batu inti, dua dari tiga faktor harus
ditentukan, yaitu volume seluruhnya, volume kosong, dan volume butiran.
Volume seluruh materi ditentukan dengan cara mengukur cairan yang
dipindahkan oleh conto batu inti yang ditengge\amkan ke dalam cairan tersebut.
Ada cara lain menentukan volume materi yaitu dengan menjumlahkan volume
pori yang dihitung dengan volume butiran yang diukur atau dihitung.
Jenis analisis rutin batu inti
- Konvensional, jenis analisis batu inti, adalah metode untuk interval formasi
yang relatif seragam dengan mengambil tiga sampai empat inci conto dari
interval satu kaki.
Gambar 6.1
Penentuan volume butiran dengan porosimeter hukum Boyle
(Core Lab, 1975)
Gambar 6.3
Porosimeter Washburn Bunting
(Core Lab, 1975)
5. Saturasi kembali; volume pori dari conto yang diekstraksi dan dikeringkan
ditentukan secara gravimetri, mensaturasi kembali dengan cairan, apakah
larutan garam, atau hidrokarbon yang telah diketahui densitasnya. Conto
diambil dahulu sebelum ditenggelamkan ke dalam cairan jenuh. Diperlukan
tekanan tinggi untuk menjenuhkan cairan ke dalam conto.
6. Metode Russel; densitas butiran, conto kering ditimbang. Ukuran butiran
conto diperkecil dengan menggerusnya. Berat butiran ditimbang dan
volume butiran diukur dengan pendesakan cairan atau alat hukum Boyle.
6.2.2 Permeabilitas
1. Walaupun juga terkesan sederhana, namun permeabilitas memegang
peranan dalam menentukan laju aliran suatu fluida dalam media berpori,
karena merupakan salah satu faktor dalam rumus Darcy. Permeabilitas
dapat diartikan sebagai kemampuan material berpori dilewati fluida. Dengan
kata lain, laju minyak atau gas yang diproduksi pada penurunan tekanan
tertentu sebanding dengan permeabilitas. Satuan permeabilitas yang
umum digunakan adalah milidarcy, satu satuan seperseribu darcy. Darcy
didefinisikan sebagai permeabilitas yang memungkinkan fluida viskositas
satu centipoise mengalir dengan kecepatan linier satu sentimeter per detik
pada gradien tekanan satu atmosfir setiap sentimeter.
Gambar 6.4
Penampang balok media berpori
(Core Lab, 1975)
Gambar 6.5
Skema permeameter (Core Lab, 1975)
di mana
Gambar 6.6
Pemegang batu inti jenis Hassler (Core Lab, 1975)
di mana
Pc = tekanan kapiler, psi
H = ketinggian, kaki
dw = densitas air, pon/kaki3
= tegangan antarmuka, dyne/cm
= sudut kontak, derajat
sedangkan L dan R masing-masing menyatakan lab dan reservoar.
Interpertasi data tekanan kapiler berpengaruh pada saturasi air dan posisi
struktural.
Gambar 6.7
Rekahan dalam batu inti terlihat jelas dalam kedua irisan
(Widarsono, 2008)
Gambar 6.8
Kalibrasi kedalaman (Widarsono, 2008)
Sw = saturasi air
Di sini nampak jelas sekali bahwa porositas dan saturasi air sangat kritis
dalam rumus ini. Ada dua metode untuk mendapatkan angka pada reservoar
tertentu. Ini diperoleh dari analisis batu inti dan log elektrik. Validitas angka-
angka yang diperoleh ini dari satu metode bertentangan dengan yang lain dan
tergantung pada beberapa faktor, antara lain: jenis batuan reservoar; sejumlah
bagian batu inti; jenis pengambilan conto batu inti; jenis log yang dilakukan;
validitas log tertentu berdasarkan pada lumpur pemboran yang digunakan dll.
Biasanya, bila batuan reservoar sudah banyak diambil dengan cara pengambilan
dan jumlah conto yang diambil sudah baik, angka porositas dihitung dengan
metode ini memberikan hasil seperti yang diharapkan dibandingkan dengan
perhitungan log yang tergantung kondisi beberapa variabel.
Ada tiga metode utama untuk mendapatkan angka saturasi air, dua di
antaranya diperoleh dari analisis log dan yang ketiga dari log elektrik. Batu
inti pertama yang memberikan saturasi air diperoleh dari penjumlahan fluida
dari prosedur analisis batu inti standar. Dari angka-angka saturasi air ini
dianggap yang paling tepat berdasarkan kenyataan bahwa diekstraksi dan
diukur langsung dari batu inti, jadi jelas masalah yang berkaitan. Metode
analisis batu inti kedua menentukan saturasi air yang tentu saja lebih disukai
daripada metode sebelumnya adalah uji tekanan kapiler yang dilaksanakan
pada conto batu inti. Metode ketiga adalah menghitung saturasi air langsung
dari log elektrik. Seperti pada porositas, validitas angka saturasi air yang
diperoleh dari uji tekanan kapiler, jika dibandingkan dengan yang dihitung dari
log elektrik yang nerupakan fungsi dari batu inti yang diperoleh, jenis litologi,
jenis log yang dilakukan dll. Biasanya, sangat diinginkan menghitung saturasi
air dengan kedua metode untuk reservoar tertentu, jika memungkinkan. Apabila
saturasi air yang diperoleh sangat berbeda, maka studi yang lebih teliti harus
dilakukan pada data dasar yang digunakan dalam kedua perhitungan tersebut
dan mencoba menemukan penyebab perbedaan ini.
Perata-rataan ini berguna dalam penentuan harga rata-rata, jika tidak ada
penyebaran harga yang lebar, misalnya distribusi normal. Permeabilitas rata-
rata aritmatik setara dengan sistem urutan yang baik untuk lapisan sejumlah
n yang sejajar, setiap lapisannya menerus dan seragam dengan permeabilitas
K. Ini perlapisan sistem yang ideal dan rumus tersebut dapat meniru aliran
sejajar.
Median; setara dengan titik tengah (50%) pada kurva kumulatif frekuensi.
Semakin dekat harganya dengan rata-rata aritmatik semakin normal
distribusinya. Modal adalah harga yang paling umum terjadi.
Perata-rataan berat (weighted average) dihitung dengan mengkalikan
faktor berat (ketebalan, jumlah conto, dll), pada porositas atau permeabilitas,
menjumlahkan hasilnya dan membaginya dengan jumlah faktor
pemberatnya.
Perata-ratan permeabilitas geometrik mengikuti distribusi logaritmik. Harga
rata-rata geometrik ini lebih representatif daripada rata-rata aritmatik
6,5.1 Eksplorasi
a. Mengevaluasi kemungkinan sumur-sumur di pinggir yang masih produktif,
perluasan lapangan, dan sumur taruhan (wild cat), yaitu sumur eksplorasi
yang dibor di daerah yang belum tentu mengandung minyak, tetapi menurut
survei geologi dan geofisika daerah tersebut menunjukkan harapan adanya
akumulasi hidrokarbon.
b. Menentukan kondisi struktur dan stratigrafi bawah permukaan
7.1 Umum
Salah satu dari elemen-elemen kunci pada analisis dan prakiraan perilaku
reservoar minyak adalah karakter sifat-sifat fisika fluida reservoar dan variasi-
variasi sifatnya selama proses eksploatasi. Fluida reservoar minyak adalah
campuran yang sangat kompleks dari senyawa hidrokarbon yang muncul
secara alami di dalam batuan berpori berada dekat permukaan atau bisa sampai
ribuan kaki dalamnya. Senyawa tersebut dapat ditemukan dalam bentuk gas,
cair atau padat, tergantung pada komposisi kimia dan tekanan-temperatur
pada kemunculannya.
Tabel 7.1
Komposisi minyak
Komposisi kimia setiap endapan bisa sesederhana gas alam kering yang
terutama terdiri dari beberapa hidrokarbon parafin dengan sedikit nitrogen,
karbon dioksida, dan hidrogen sulfida sampai sekompleks minyak mentah berat
yang berbeda-beda terdiri dari ratusan parafinik, naftanik, dan hidrokarbon
aromatik dengan nitrogen, sulfur, dan radikal oksigen yang kompleks. Dalam
kasus terakhir tersebut, senyawanya sangat bervariasi sampai-sampai belum
ada analisis lengkap komposisi yang dilakukan pada minyak mentah. Sebagai
Gambar 7.1
Sistem komponen tunggal (Core Lab, 1975)
Masih pada Gambar 7.2, garis dengan temperatur tetap yang diwakili garis
dari P2 ke P3 dan diagram lima sel. Dan sistem biner ini mengandung sejumlah
propana dan heptana yang tetap. Pada tekanan P1, sistem muncul sebagai
cairan fasa tunggal dengan tekanan uap lebih kecil dari P1. Pada saat tekanan
diturunkan, uap pertama-kali terlihat pada tekanan P3 yang merupakan tekanan
titik-gelembung sistem (b). Jumlah cairan perlahan menghilang, sementara
jumlah uap bertambah sampai pada tekanan P4 jejak cairan terakhir hilang
sama sekali. Jadi, sistem muncul sebagai uap fasa tunggal. Perlu diperhatikan
bahwa pada tekanan P3 tepat, uap pertama yang muncul semuanya adalah
propana, yang mudah menguap daripada dua kompnen lainnya. Persentase
propana tersebut menghilang ketika heptana menguap. Pada tekanan P4 dan
di bawahnya lagi, komposisi uap persis sama dengan komposisi cairan pada
tekanan P2 dan di atasnya. Sedangkan pada tekanan P3, komposisi uap dan
cairan sama.
8.1 Umum
Sebenarnya tugas akhli produksi sangat luas. Walaupun tugas dan
tanggungjawabnya berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya,
namun secara umum dapat dikatakan bertanggungjawab pada sistem produksi.
Ini mencakup seluruh proses produksi yang terdiri dari reservoar: kapasitas
produksi dan karakteristik produksi; lubang sumur: interval produksi dan fluida;
saluran produksi: pipa sembur (tubing) dan komponennya: kepala sumur
(wellhead), pohon natal (christmas tree), jalur aliran, dan fasilitas perlakuan
(treatment facilities). Dari sini nampak jelas bahwa tanggungjawab teknologi
produksi terutama meliputi aspek sistem lubang bawah tanah, tetapi masih
mungkin untuk diperluas ke beberapa fasilitas permukaan dan kemampuan
perlakuan. Jadi, tidak mungkin membahas seluruh cakupan teknik produksi
mulai dari peralatan, proses, permasalahn dan pemecahannya, dari lubang
sumur sampai ke tangki penimbunan. Dalam bab ini hanya sedikit mengupas
tentang produksi dari reservoar batuan karbonat, permasalahan yang sering
dihadapi dan cara penanggulangannya seperti misalnya pengasaman,
perekahan, dan gabungan keduanya dalam upaya meningkatkan produktivitas
sumur.
Tabel 8.1
Urut-urutan kegiatan sumur
Tahapan Masukan
Gambar 8.2
Hasil perekahan sebelum dan sesudah dipasang propan
(Peden, 1993)
Gambar 8.3
Contoh hasil pengasaman pada batugamping
(Peden, 1993)
Gambar 8.4
Pencucian asam di interval perforasi
(Peden, 1993)
9.1 Umum
Keadaan dan perilaku fluida reservoar di dalam batuan reservoar sungguh
beragam. Walaupun sifat-sifat fluida sudah dianalisis di lab PVT (pressure,
volume, temperature) dan karakter batuannya juga diketahui dari hasil
pemeriksaan di lab batu inti (core lab), namun perilaku di alam sangat berbeda,
misalnya perolehan minyaknya yang tergantung terutama antara lain pada
mekanisme tenaga pendorongnya.
tenaga dorong jenis ini, karena jebakan alami tersebut biasanya memiliki akifer
yang besar di bawah zona minyak.
Suatu reservoar yang mekanisme produksinya seperti ini memiliki karakter
(Core Lab, 1975):
1. Penurunan tekanan yang cepat, tidak ada fluida yang berlebih atau tudung
gas bebas yang besar untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh
minyak yang diproduksi
2. Produksi minyak yang bebas air, tidak adanya tenaga dorong air berarti
hanya ada sedikit sekali atau tidak ada sama sekali air yang terproduksi
bersama minyak selama masa produksi reservoar. Saturasi air dalam zona
minyak tidak akan terproduksi karena telah berkurang sampai pada saturasi
minimum.
Sekali minyak ini dilewati, maka minyak akan tetap terjebak di dalam pori yang
kecil tersebut. Di lain pihak, air mempunyai fron yang lebih seragam daripada
gas. Gaya kapiler menyebabkan air akan lebih mudah masuk ke dalam ruang
pori yang lebih kecil, sedangkan tekanan kekentalan akan memaksa air masuk
ke dalam pori yang lebih besar.
Perolehan minyak dari reservoar tudung gas lebih besar daripada reservoar
tenaga pengurasan. Perolehan ini bervariasi tergantung pada ukuran tudung
gas, permeabilitas vertikal, viskositas minyak, dan derajat konservasi gas.
Biasanya perolehannya berkisar sekitar 10 sampai 40% dari minyak awal di
tempat.
Kalau ukuran awal tudung gas tidak begitu besar dibandingkan ukuran
zona minyak, maka tekanan reservoar turun secara drastis dan pengurasan
gas terus berlangsung, saturasi gas terbentuk di seluruh zona minyak dengan
terlepasnya gas dari larutan minyak. Dengan terbentuknya saturasi gas
yng seragam di seluruh zona minyak tersebut, maka semakin sulit untuk
mengendalikan fron gas untuk mendorong minyak. Gas selalu siap untuk
mengalir pada saturasi kecil sekalipun, jadi kalau perbandingan gas-minyak
yang besar dihindari, maka tekanan reservoar harus dijaga sedekat mungkin
dengan tekanan saturasi. Efisiensi perolehan pada kasus seperti ini tergantung
pada bagaimana kemampuan untuk menjaga agar tekanan reservoar selalu
berada dekat dengan tekanan saturasi.
Gambar 9.3
Reservoar tenaga dorong air
(Sandler, 1982)
Reservoar tenaga dorong air bisa mempunyai atau tanpa tudung gas awal.
Oleh sebab itu, dalam diagram fasa tekanan-temperatur, kondisi awal tekanan-
temperatur bisa berada di dalam atau di luar amplop fasa.
Biasanya, air bergerak ke dalam zona minyak sebagai hasil pengembangan
air dalam akifer karena adanya penurunan tekanan. Air mengembang sangat
kecil sehingga untuk mendapatkan tenaga dorong air yang efisien, maka
volume pori akifernya harus beberapa kali lebih besar daripada volume pori
zona minyak.
Proses produksi dengan pendorongan minyak biasanya merupakan tenaga
pendorong alami yang paling efisien. Walaupun demikian, tenaga pendorong
tersebut masih saja menyisakan sejumlah minyak di dalamnya.
Reservoar dengan pendorong air mempunyai beberapa ciri yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasinya, antara lain (Core Lab, 1975):
10.1 Umum
Sebenarnya kata simulasi bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk
menyelesaikan masalah dengan melakukan yang mungkin terjadi atas
peristiwa tersebut secara matematika dan sering menggunakan komputer. Jadi,
perhitungan yang berkaitan dengan reservoar dapat dikatakan sebagai model
reservoar. Hal ini benar manakala menyangkut perhitungan yang dijelaskan
secara matematika proses fisik yang merupakan fungsi dari mengubah-ubah
waktu, tekanan, volume, temperatur, dan paramater-parameter lainnya. Dengan
demikian, istilah model dapat difahami sebagai program komputer yang di
dalamnya ada sistem simulasi reservoar. Pada awalnya, hanya satu-dimensi,
fasa tunggal aliran kompresibel, kemudian dua-dimensi, dan tiga dimensi.
Ini pun berlanjut ke dua fasa dan tiga fasa dan seterusnya yang jauh lebih
rumit.
Jadi, simulasi reservoar merupakan alat yang penting untuk pengelolaan
reservoar gas dan minyak. Aspek kunci dari simulasi reservoar adalah
merepresentasikan sumur dalam simulator dan kaitan sumur tersebut dengan
reservoar. Isu demikian menjadi penting dalam pemodelan sumur tidak
konvensional meliputi yang horisontal, miring sekali, multilateral, sumur-sumur
dengan sensor di bawah lubang dan alat pengontrol aliran. Dibutuhkan alat
yang ampuh untuk memodelkan dan mengoptimalkan sumur-sumur tersebut,
karena biaya yang dikeluarkan untuk sumur semacam ini sangat tinggi. Teknik
yang sudah ada kurang cukup memadai untuk memodelkan sumur yang tidak
konvensional, karena sumur tersebut lebih kompleks daripada sumur yang
vertikal atau sedikit miring.
11.1 Umum
Ekonomi perminyakan sangat kompleks dan cakupannya sangat luas,
dari hanya nasional, regional, sampai internasional, malah sangat sering
mempengaruhi kebijakan politik. Tidak dimaksudkan di sini membahas itu
semua, namun hanya sekelumit dasar-dasar ekonomi bagaimana pimpinan
perusahaan mengenal arti uang dan mengambil keputusan yang tepat.
Evaluasi keekonomian menjadi salah satu sarana komunikasi antara
para akhli teknik dan puncak pimpinan suatu perusahaan. Dalam banyak hal,
keekonomian secara keseluruhan suatu proyek biasanya menjadi dasar utama
mengambil keputusan akhir dibandingkan dengan aspek masalah teknik. Secara
umum, tujuan studi geologi maupun studi teknik adalah memberikan data yang
cukup dan dapat dipercaya yang selanjutnya untuk evaluasi keekonomian dan
untuk penggunaan faktor risiko yang dihadapi.
11.2 Pertimbangan Ekonomi
Sekilas keekonomian minyak, yang mencakup analisis risiko, nampak
seperti tidak rumit. Perhitungan-perhitungan teknik mudah diutarakan dan
tidak sulit dipahami, paling tidak secara individual. Investasi yang dibutuhkan,
keadaan keuangan di masa datang, perpajakan, bunga bank, dan kemungkinan
berhasil atau gagalnya suatu proyek bisa saja muncul dan dimengerti dengan
derajat kepastian tertentu. Tetapi semua ini harus dibandingkan dengan
sumber dan jenis modal yang terkait, seluruh sasaran dan tujuannya, struktur
pajak, peraturan pemerintah yang berlaku, hambatan industri, keadaan pasar,
transportasi, keuangan internasional, dan tidak bisa diabaikan adalah aspek
politik.
Tidak terlalu diharap akhli geologi dan akhli teknik juga akan menjadi
sangat akhli di bidang keputusan ekonomi, tetapi paling sedikit mereka
harus memahami apa arti nilai ekonomi itu, karena ini adalah salah satu
faktor penting dalam keputusan investasi. Pendapatan dari produksi minyak
biasanya diterima setiap bulan yang tergantung dari laju penurunan produksi
dari lapangan yang dikelolanya.
Masalah investasi sering dihadapkan pada pilihan antara investasi
jangka pendek dengan keuntungan besar, atau investasi jangka panjang
dengan keuntungan yang relatif sedang. Kadang-kadang suatu perusahaan
terpaksa menggunakan kriteria berbeda untuk mengambil keputusan karena
dipengaruhi oleh posisi pajak yang berat, kondisi politik yang tidak kondusif,
dan pertimbangan pasar. Untuk suatu perusahaan milik negara, barangkali,
bisa saja mengambil pendekatan yang sangat berbeda, sehingga keputusan
ekonomi menjadi semakin rumit.