PT Sidomuncul
PT Sidomuncul
PENDAHULUAN
A. PROFIL PERUSAHAAN
Awal usaha industri jamu Perseroan bermula dari sebuah industri rumah
tangga yang dikelola oleh Ibu Rahmat Sulistio pada 1940 di Yogyakarta, dengan
dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu
yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang
praktis (serbuk).Seiring dengan kemajuan usaha tersebut, pengolahan jamu
dipindahkan dari Yogyakarta ke Semarang.
Pada tahun 1951 berdirilah perusahaan sederhana dengan nama Sido
Muncul yang berarti Impian yang Terwujud dengan pabrik pertamanya
berlokasi di Jl. Mlaten Trenggulun, Semarang.
Pada 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri
Jamu & Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu
berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu & Farmasi
Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu & Farmasi
Sido Muncul dimasukkan ke dalam dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas
tersebut.
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun
ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat
permintaan pasar yang terus meningkat, dan pada 1984 pabrik dipindahkan ke
Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaliwage, Semarang. Guna mengakomodir
permintaan pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan
mesin-mesin modern demikian pula jumlah karyawannya bertambah sesuai
kapasitas yang dibutuhkan.
Untuk mengantisipasi kemajuan masa mendatang, Perseroan merasa perlu
untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka pada 1997
diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran,
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan disaksikan Direktur Jenderal
Pengawasan obat dan Makanan saat itu.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran dengan
luas sekitar 30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia saat itu pada 11 November
2000. Saat peresmian pabrik, Perseroan sekaligus menerima dua sertifikat, yaitu
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang
menjadikan Perseroan sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi.
Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar dan
sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Visi dan Misi PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk.
Visi :
Menjadi perusahaan obat herbal, makanan-minuman kesehatan, dan pengolahan
bahan baku herbal yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan.
Misi :
Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional, aman
dan jujur berdasarkan penelitian.
Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.
Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia
kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dann pengembangan
obat dan pengobatan herbal.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina
kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan
pengobatan secara naturopathy.
Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif.
Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.
Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.
B. Bidang dan Kegiatan Usaha PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk.
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya
berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga
berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi
uang kas.
Tabel 2.1
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Current Ratio
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Interpretasi
Ratio
2012 1.584.850 837.684 1,89
Naik
2013 2.366.390 324.747 7,28
Tabel 2.3
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Cash Ratio
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Interpretasi
Ratio
2012 410.731 837.684 0,49
Naik
2013 1.348.955 324.747 4,15
Terlihat bahwa rasio kas pada tahun 2013 naik signifikan dibanding
tahun sebelumnya yang dikarenakan kas yang tersedia pada tahun 2013 naik
hingga 3 kali lipat. Namun, semakin banyak kas yang ada maka akan
mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
1. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Tabel 2.4
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Debt to Equity Ratio
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Hutang Jangka Ekuitas Pemegang Debt to Interpretasi
Panjang Saham Equity
Ratio
(%)
2012 8.664.000 1.304.651 664,08
Turun
2013 1.304.000 2.625.456 49,66
Tabel 2.5
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Debt Ratio
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Total Hutang Total Aktiva Debt Ratio Interpretasi
(%)
2012 846.348 326.051 259,57
Turun
2013 2.150.999 2.951.507 72,87
Terjadi kenaikan pada rasio penutupan pada tahun 2013 menjadi 4.495,42
menunjukkan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu
rendahnya penggunaan utang perusahaan.
C. Rasio Akivitas
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya.
Tabel 2.7
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Total Assets Turn Over
(dalam jutaan rupiah)
Total
Tahun Penjualan Bersih Total Aktiva Assets Interpretasi
Turn
Over
(%)
2012 2.391.667 2.150.999 111,19
Turun
2013 2.372.364 2.951.507 80,38
Dari tabel tersebut diketahui bahwa Total Asset Turn Over mengalami
penurunan dari tahun 2012 sebesar 111,19% menjadi 80,38 % pada tahun
2013. Penurunan rasio ini menunjukkan adanya penurunan tingkat
efektivitas perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan total aktiva
untuk menghasilkan penjualan. Karena semakin tinggi total asset turnover
semakin baik pula manajemen perusahaan, namun jika total asset turn over
semakin rendah ini menunjukkan manajemen perusahaan dalam keadaan
kurang baik.
Tabel 2.8
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Working Capital Tutn Over
(dalam jutaan rupiah)
Working
Tahun Penjualan Bersih Modal Kerja Capita Interpretasi
Turn
Over
(%)
2012 2.391.667 747.166 320,09
Turun
2013 2.372.364 2.042.163 116,17
Dari tabel tersebut diketahui bahwa Working Capital Turn Over mengalami
penurunan dari tahun 2012 sebesar 320,09% menjadi 116,17 % pada tahun
2013. Penurunan rasio ini menunjukkan perusahan belum memanfaatkan
working capital secara efektif.
Fixed
Tahun Penjualan Bersih Aktiva Tetap Assets Interpretasi
Turn
Over
(%)
2012 2.391.667 566.149 422,44
Turun
2013 2.372.364 584.597 405,81
Terjadi penurunan Fixed Assets Turn Over, tahun 2012 rasionya sebesar 422,44%
turun di tahun 2013 menjadi 405,81%. Hal ini menunjukkan adanya penurunan
tingkat efektivitas perusahaan untuk memaksimalkan aktiva tetap yang dimiliki
guna menghasilkan penjualan.
Tabel 2.10
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Inventory Turn Over
(dalam jutaan rupiah)
D. Rasio Profitabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
Tabel 2.11
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Gross Profit Margin
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Interpretasi
Profit
Margin
(%)
2012 920.647 2.391.667 38,49
Naik
2013 1.010.781 2.372.364 42,60
Terdapat kenaikan profit margin yang tinggi pada tahun 2013 yang
menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu.
Tabel 2.12
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Net Profit Margin/NPM
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Bersih Setelah Penjualan NPM Interpretasi
Pajak (EAT) (%)
2012 387.538 2.391.667 16,20
Naik
2013 405.943 2.372.364 17,11
Terjadi kenaikan persentase margin laba bersih pada tahun 2013 yang
disebabkan oleh laba bersih setelah pajak tahun 2013 yang meningkat bila
dibandingkan pada tahun 2012, namun volume penjualan tahun 2013 dibawah
volume penjualan tahun 2012.
Tabel 2.13
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Operating Profit Margin
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Operasi Bersih Penjualan Operating Interpretasi
(EBIT) Profit
Margin
(%)
2012 514.329 2.391.667 21,50
Naik
2013 595.914 2.372.364 25,11
Tabel 2.14
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Return on Investment/ROI
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Bersih Setelah Total Aktiva ROI Interpretasi
Pajak (EAT) (%)
2012 387.538 2.150.999 18,01
Turun
2013 405.943 2.951.507 13,75
Tabel 2.15
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Return on Equity/ROE
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Bersih Setelah Ekuitas ROE Interpretasi
Pajak (EAT) (%)
2012 387.538 1.304.651 29,70
Turun
2013 405.943 2.625.456 15,46
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Perusahaan harus meningkatkan likuiditasnya, meski pun dalam
kondisiliquid tapi akanlebih baik jika perusahaan meningkatkan
likuiditasnya untuk menjaga kepercayaan bagi para kreditur.
2. Solvabilitas perusahaan berada pada posisi baik. Keadaan ini harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam
melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
3. Profitabilitas perusahaan berada pada posisi yang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba
dalam keadaan baik dan keadaan ini harus tetap dipertahankan oleh
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sidomuncul.com
https://ringoflife.wordpress.com/2011/11/10
LAMPIRAN