Anda di halaman 1dari 3

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI RAMBUTAN ( )

Ethanol merupakan senyawa Hidrokarbon dengan rumus kimia C2H5OH. Secara umum
Ethanol dikenal sebagai Etil Alkohol yaitu bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku
tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu,ubi
jalar,jagung,sorgum,beras,ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan nama
Bioethanol. Bahan baku lain-nya adalah tanaman atau buah yang mengandung gula seperti
tebu,nira,buah mangga,nenas,pepaya,anggur,lengkeng,dll. Bahan berserat (selulosa) seperti
sampah organik dan jerami padi pun saat ini telah menjadi salah satu alternatif penghasil ethanol.
Ethanol biasa digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk miras,
bahan dasar industri farmasi, kosmetika dan kini sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan
bermotor.
Cara pembuatan bioethanol dari biji rambutan yaitu biji rambutan yang telah dikupas dan
dibersihkan dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan
air secara baik. Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku biji rambutan
dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses pemanasan
(pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini tepung akan mengalami
gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja
memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi
selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti
sup. Sedangkan proses Sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana)
melibatkan tahapan sebagai berikut :

-Pendinginan bubur sampai mencapai suhu optimum Enzym Glukosa Amylase bekerja.
-Pengaturan pH optimum enzim.
-Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan mempertahankan pH serta temperatur
pada suhu 60 derajat celcius hingga proses Sakarifikasi selesai (dilakukan dengan melakukan
pengetesan kadar gula sederhana yang dihasilkan).

Tahapan selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut
dan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27 s/d 32
derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara anaerob). Keseluruhan
proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya.
Dengan kata lain,dari persiapan baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada
kondisi bebas kontaminan. Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol
dan CO2. Selanjutnya distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan
untuk memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dan yang terakhir dehidrasi yaitu
pemurnian alcohol serta pemisahan alcohol dari hasil sampingannya.
BETON RINGAN LIMBAH KULIT KACANG DAN KULIT KUACI SEBAGAI ALTERNATIF
MATERIAL TAHAN GEMPA

Batako sebagai alternatif pengganti bata merah untuk bangunan dinding diharapkan
mampu mengatasi permasalahan tersebut. Batako merupakan bahan bangunan yang berupa
bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen
portland dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. Batako difokuskan sebagai konstruksi-
konstruksi dinding bangunan non struktural.

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang
pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen,
air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan limbah kulit kacang dan limbah kulit
kuaci sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya . Kemudian
dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran
tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam
pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari
langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi
syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding.

Limbah industri untuk bahan campuran beton ternyata mampu meningkatkan daya kuat
tekan (Triwulan dkk, 2004). Bahan tambah tersebut dapat berupa abu terbang (fly ash),
pozolan, abu sekam padi (rice husk ash), abu ampas tebu (bagase furnace), dan jerami padi
(batang padi pasca panen).

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur silikat
dan atau aluminat yang reaktif. Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi
dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur pada suhu normal
(24-27o C) menjadi suatu masa padat yang tidak larut dalam air. Sedangkan abu terbang (fly
ash) dihasilkan dari sisa pembakaran batu bara yang merupakan sumber energi dalam proses
industri, dihancurkan terlebih dahulu sebelum proses pembakaran.Serbuk batu bara
dimasukkan kedalam tungku pembakaran, yang kemudian mengalami perubahan fisik dan
kimianya. Adapun limbah kulit kacang,dan kulit kuaci (rice husk ash) dihasilkan dari pembakaran
sekam padi yang biasa dimanfaatkan untuk pembakaran untuk pembakaran bata merah atau
genteng .
Susu Biji Buah Mangga (MANGIFERA INDICA L) dengan sensasi Mint (Mentha arvensis
L.) tanpa bahan pengawet

Biji buah mangga termasuk limbah organic yang banyak dibuang oleh orang-
orang, padahal biji buah manga sendiri memiliki berbagai macam kandungan zat yang
sangat berguna bagi tubuh seperti karbohidrat 38,68 %, lemak 9,85 %, protein 3,08 % dan
abu 2,23 %.

Biji mangga sangat bermanfaat bagi kesehatan, biji mangga ternyata juga bagus
untuk pengobatan diare.dijadikan tepung tradisional dan mencegah infeksi listeroiosis.
Hasil riset Christina Engels, peneliti dari Universitas Alberta di Kanada menunjukkan biji
mangga dapat disulap jadi pengawet makanan alami. Belah biji mangga lalu ambil
keping lembaganya, kemudian ekstrak. Hasil riset Engles, mengungkap larutan ekstrak
keping lembaga mangga mampu mencegah pertumbuhan bakteri penyebab daging
busuk. Kemampuan sama juga ditemukan pada biji anggur.

Cara pembuatan biji manga menjadi susu dengan sensasi mint yaitu dengan
mengupas buah manga, memisahkan daging buah dengan bijinya. Keringkan biji
tersebut hingga benar-benar kering.

IDENTIFIKASI FORMALIN DARI ZAT TANNIN YANG TERKANDUNG DALAM


BUAH RAMBAI

Anda mungkin juga menyukai