Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU KIMIA DASAR


ANALISA ASIDIMETRI
Dosen pembimbing :
Azizah,SKM

OLEH :
1. Dinda Ayu Maharani
2. Rahmy Novita Sari
3. Retno Sutrawati
4. Septi Viana Lora

POLTEKKES KEMENKES PADANG


TAHUN AKADEMIK 2015/2016
LAPORAN AWAL PRAKTIKUM KIMIA

Praktikum ke/golongan : 10 / 5

Hari/tanggal : Rabu / 21 Oktober 2015

Tujuan praktikum :

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami analisa asidimetri.


2. Mahasiswa mengetahui konsentrasi larutam asam dengan
larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau
sebaliknya.

Prinsip :

Penetralan suatu asam dengan basa atau penetralan suatu basa dengan
asam. Titik netral ditentukan oleh indikator.

Reaksi :

H2C2O4+2NaOHNa2C2O4+H2O

Landasan teori :

Acidimetri adalah penentuan kadar basa dalam sutau larutan dengan


menggunakan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.
Natrium hidroksida lazim tercemar dengan natrium karbonat Hal ini disebabkan
NaOH dapat menyerap CO2 yang terdapat dalam udara dan bereaksi sebagai berikut :
CO + 2OH CO + HO Seringkali natrium karbonat dan natrium bikarbonat
terdapat bersamasama. Dimungkinkan untuk menganalisis campuran senyawa ini
dengan titrasi dengan asam standart.

Pada prinsipnya asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam


kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat
basa, ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau garamnya).
Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi akan melibatkan pengukuran yang
seksama volume-volumenya suatu asam dan suatu basa yang tepat akan saling
menetra1kan. Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari
empat golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrimetri. Asidi
alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis
garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu standar (asidimetri). Reaksi-reaksi
ini melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air
(Bassett, 1994). Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat
dibiarkan bereaksi dengan zat yang lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan
dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit)
kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi
berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping (Khopkar, 1990). Zat-zat
anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa dan garam.
Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Asam kuat
berdisosiasi hampir sempurna dengan pengenceran yang sedang, karena itu ia
merupakan elektrolit kuat. Asam lemah berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi
sedang bahkan pada konsentrasi rendah (Svehla, 1990). Kuat relatif asam dan basa
dalam larutan bergantung pada afinitas mereka terhadap proton yang berlainan.
Makin kuat asam, makin lemah basa konjugatnya. Dari kumpulan reaksi kimia yang
dikenal relatif sedikit yang dapat digunakan sebagai dasar untuk titrasi, suatu reaksi
memenuhi persyaratan berikut sebelum digunakan:

1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu.


Tidak boleh ada reaksi samping.
2. Reaksi harus berjalan sampai boleh dikatakan lengkap pada titik
ekivalensi. Dengan kata lain, tetapan keseimbangan reaksi harus
sangat besar.
3. Beberapa metode harus tersedia untuk menetapkan kapan titik
ekivalensi tercapai. Suatu inidikator haruslah tersedia atau beberapa
metode secara instrumen dapat digunakan untuk memberitahu analisis
kapan penambahan titran dihentikan.
4. Reaksi berjalan cepat (dalam beberapa menit saja) (Day dan
Underwood, 1999).

Alat dan Bahan :

Alat :

1. Asam Oxalat (H2C2O4) 0,1N


2. NaOH 0,1N
3. Phenophtalin (PP) 0,1%
4. Methyl Red (MR) 0,1 %
5. Methyl Orange (MO) 0,1%

Bahan :

- Buret - Erlenmeyer
- Pipet gondok - Bulf
- Pipet tetes - Gelas kimia
- Labu ukur - Batang pengaduk
- Corong - Gelas ukur
*ukuran alat tergantung pada prosedur pratikum

Prosedur pratikum :

1. Timbang sejumlah kristal asam oksalat yang setara dengan


0,1 N sesuai dengan kebutuhan.
2. Masukan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan sedikit
aquades.
3. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu seukuran dengan
mengggunakan corong.
4. Encerkan dengan aquades sampai tanda batas dan kocok
sampai homogen.
5. Pipet 10.00 ml larutan asam oksalat ke dalam erlemeyer
tambahkan 3 tetes indikator PP 0,1%
6. Kemudian titrasi dengan basa (NaOH) 0,1N
7. Titik akhir dari titrasi adalah merah muda (pink). Lakukan
percobaan ini paling sedikit tiga kali
8. Ulangi percobaan sesuai dengan prosedur di atas tetapi
menggunakan indikator Methyl Red (MR) 0,1% dan
Methyl Orange (MO) 0,1%
9. Hitung normalitas NaOH dengan rumus : V1 x N1 = V2 x
N2

Anda mungkin juga menyukai