Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Manusia dengan Manusia

Pada hakikatnya manusia memiliki hubungan yang perlu dijalankan, yaitu


hubungan secara vertikal dan horizontal. Hubungan secara vertikal merupakan
hubungan manusia kepada Tuhan. Hubungan vertikal ini sangat pribadi, individual,
dan spiritual. Hanya manusia dan Tuhan yang tahu seberapa kedekatan itu.
Hubungan horizontal dapat diartikan sebagai hubungan yang sangat luas,
hubungan yang hanya berlangsung di dunia, salah satunya adalah hubungan
sesama manusia. Hubungan yang menunjukkan bahwa manusia itu adalah mahkluk
sosial yang tak bisa lepas dari bantuan manusia lainnya.

Tekadang, hubungan sesama manusia itu memiliki hambatan. Hambatan itu dapat
sangat sulit maupun sangat mudah untuk diselesaikan. Penyelesaiannya tergantung
pada pribadi manusia itu sendiri, apakah ia mudah atau sulitkah dalam
menyelesaikannya. Hubungan kedekatan manusia memiliki berbagai tingkatan,
mulai dari yang paling dekat yaitu keluarga, sahabat, teman, sebatas tahu, dan yang
paling jauh adalah tidak kenal sama sekali. Keluarga, sahabat, dan teman
merupakan kelompok yang pasti ada hubungan, minimal hubungan komunikasi
sedangkan kelompok sebatas tahu dan tidak kenal sama sekali merupakan
kelompok yang minimal tidak ada hubungan sama sekali.

Sangat terlihat jelas dari pembagian kelompok di atas bahwa kelompok yang
pertamalah yang dapat menyebabkan suatu permasalah karena batas minimalnya
adanya hubungan komunikasi. Dari komunikasi inilah yang dapat menyebabkan
konflik suatu hubungan. Konflik sendiri dapat menjadi perekat suatu hubungan
juga dapat menjadi boomerang yang dapat memperjauh kedekatan suatu hubungan
dan memasukkan kelompok yang kedua. Lalu bagaimanakah meminimalisir
konflik yang mengarah ke hal negatif? Tentu perlu ada hal yang dapat menahan
agar suatu hubungan tidak menjadi semakin menjauh.

Setiap orang memiliki perangai yang berbeda-beda. Dan setiap orang lain berhak
memberikan penilaian terhadap seseorang. Pergaulan kita berpengaruh terhadap
penilaian kita terhadap orang tersebut. Namun yang perlu diperhatikan bahwa
penilaian itu hanya berlaku untuk diri kita dan orang yang dituju. Jangan pernah
memengaruhi pihak ketiga atas penilaian kita dan jangan mudah terpengaruh atas
penilaian pihak ketiga tentang orang lain. Itu semua dapat mengakibatkan pikiran
negative yang tentu menjerumuskan kita terhadap perbuatan tercela. Alangkah
lebih baiknya jika kita lebih berhati-hati dalam bersikap, ketahuilah orang lain
dengan cara perlahan karena ada orang yang sekalinya diberi umpan malah
menunjukkan reaksi yang kuat.

Jangan terlalu cepat menganggap orang dekat dengan kita. Terlalu cepat
melakukan hal tersebut akan cepat pula mengakibatkan keretakan yang terjadi.
Proses mengangkatan kasta perlu cukup panjang agar hasilnya kita mendapatkan
orang dekat yang benar-benar dekat bukan dekat sesaat.

Hidup itu memang tidak semudah yang dibayangkan, masalah memang selalu
terjadi kapan saja tanpa kita duga. Alangkah lebih baiknya kita mulai berhati-hati
dari sekarang. Coba lakukan hanya hubungan yang menyenangkan saja untuk
manusia lain. Jangan coba menuangkan masalah kita kepada orang lain tanpa
mengenal pribadi orang tersebut. Tuhan-lah yang dapat mendengar semua keluh-
kesah kita dan Tuhan-lah yang memberikan solusi terhadap masalah kita walaupun
memang tidak secara langsung. Pola pikir yang diberikan Tuhan-lah yang
membuat kita dapat menyelesaikan konflik antar hubungan sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai