Induksi Dan Akselerasi Persalinan
Induksi Dan Akselerasi Persalinan
b. Korioamnionitis
Karena pada banyak kasus terdapat hubungan antara pemanjangan waktu
persalinan dengan infeksi intrapartum, beberapa klinisi menyimpulkan bahwa infeksi
dapat menyebankan aktivitas uterus yang tidak normal. Satin dkk (1992)
mempelajari efek korioamnionitis terhadap 266 stimulasi persalinan dengan
oksitosin. Korioamnionitis yang terdeteksi terlambat pada persalinan merupakan
marker untuk operasi seksio, namun korioamnitis yang ditemukan dini pada masa
persalinan tidak diasosiasikan dengan hal tersebut. Empat puluh persen wanita yang
menderita korioamnionitis setelah mendapatkan oksitosin untuk distosia persalinan
pada akhirnya membutuhkan seksio. Namun beberapa ahli berpendapat bahwa
infeksi uterus merupakan konsekuensi dari persalinan yang lama, bukan penyebab
distosia.
d. Imersi air
Pendekatan ini ditujukan untuk mendapatkan relaksasi persalinan sehingga akan
menyebabkan persalinan yang lebih efisien dan lancar (Odent, 1983). Schorn dkk
(1993) melaporkan bahwa tekhnik ini tidak mempengaruhi dilatasi serviks, waktu
persalinan, rute kelahiran atau penggunaan analgesia. Robertson dkk (1998)
melaporkan bahwa tekhnik imersi air tidak diasosiasikan dengan korioamnionitis
ataupun endometriosis. Kwee dkk (2000) melaporkan tekhnik imersi air dapat
menurunkan tekanan darah ibu dan tidak mempengaruhi tekanan darah fetus.
2.2.5. Penatalaksanaan
Diperlukan pengawasan dalam persalinan lama oleh sebab apa pun. Penatalaksanaan
mencakup pengukuran tekanan darah tiap 4 jam, pencatatan denyut jantung janin tiap
setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam kala II, pemberian infus larutan glukosa 5%
dan larutan NaCl isotonik secara intravena bergantian, pemberian antinyeri berupa petidin 50
mg. Selain pemeriksaan di atas juga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah
persalinan sudah benar dimulai atau tidak dan apakah terdapat disproporsi sefalopelvik atau
tidak.
2.3.2. Tujuan
Tujuan tindakan tersebut adalah mencapai his 3x dalam 10 menit, lamanya 40 detik
1.3.3. Induksi dan Akselerasi persalinan
Pematangan serviks medikamentosa
Uterotonik (oxytocic) merupakan obat-obatan yang mengandung ergonovine,
ergometrine atau oxytocin. Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus.
Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus
dan penanganan aktif pada Kala persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah salah satu
upaya untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan atau setelah lahirnya plasenta. Namun,
pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian
uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya
plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila
ada indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud adalah hal-hal yang dicurigai akan
menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu:
Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu
2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4. Bekas operasi Caesar.
5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu seyogyanya melahirkan dirumah sakit
Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya,
disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.
Uterotonika yang efektif yaitu:
Oksitosin dan derivatnya
Alkaloid ergot dan derivatnya
Prostaglandin semisintetik
Respon terhadap uterus bertingkat mulai kontraksi uterus , ritmis sampai tetani
Oksitosin merangsang otot polos uterus dan mammae selektif dan cukup kuat
Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara merangsang hipofisis
posterior melepaskan oksitosin
Sensitivitas uterus meningkat dng pertambahan usia kehamilan
Farmakologi Oksitosin
Efek pada Uterus:
Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
Infus oksitoksin perlu diamati menghindari tetani respon uterus meningkat 8 x
lipat pada usia kehamilan 39 minggu
Sediaan Oksitosin
Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit USP/ml IM atau IV
Semua sediaan sintetis, yang alam mahal
Semprot hidung: 40 unit USP/ml
Tablet sublingual: 200 unit USP
Farmakodinamik:
IM: mula 3 5 menit, P: TD, L: 2 3 jam
IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia,
janin: ikterus, hipoksia
Interaksi: vasopresor, anestetik siklopropan
Efek samping:
Spasme uterus ( pada dosis rendah )
Hiperstimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /rupture uterus
Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
Kontraksi pembuluh darah tali pusat
Kerja antidiuretik
Reaksi hipersensitifitas
Kontraindikasi:
Kontraksi uterus hipertonik
Distress janin / Gawat janin
Prematurisasi
Letak bayi tidak normal
Disporposi sepalo pelvis / Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
Obstruksi mekanik pada jalan lahir
Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil yang berusia 35
tahun
Resistensi dan inersia uterus
Uterus yang starvasi
Contoh obat
Tablet oksitosina Pitosin tablet
Intervensi
Sediakan magnesium sulfat mengantisipasi hipertonisitas, juga O2
Awasi tanda ruptur uteri (sangat jarang) yang berupa tambahnya rasa nyeri mendadak,
kontraksi hilang, DJJ hilang, perdarahan, syok hipovolemik yang sangat cepat
Penyuluhan
Obat diberikan per infus (drip) untuk menyesuaikan dosis
Akan merasakan kram perut, juga efek analgesik
Jangan merokok meningkatkan vasokonstriksi
Menurunkan prolaktin menghambat laktasi (ergonovin, metilergonovin)
PROSTAGLANDIN
Sediaan Prostaglandin
Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV
Indikasi Prostaglandin
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitosin
Menghilangkan pembengkakan mamae
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam
lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.
Indikasi:
Penggunaan misoprostol untuk pematangan serviks hanya pada kasus kasus
tertentu misalnya : (1) Preeklampsia berat / eklampsia dan serviks belum matang
sedangkan seksio sesarea belum dapat segera dilakukan atau bayi terlalu premature
untuk bisa hidup, (2) Kematian janin dalam rahim lebih dari 4 minggu belum in partu,
dan terdapat tanda tanda ganguan pembekuan darah
Metode pemberian:
Tempatkan tablet misoprostol 25 mcg di forniks posterior vagina dan jika his tidak
timbul dapat diulangi setelah 6 jam
Jika tidak ada reaksi setelah 2 kali pemberian 25 mcg, naikkan dosis menjadi 50 mcg
tiap 6 jam
Jangan lebih dari 50 mcg setiap kali pakai, dan jangan lebih dari 4 dosis atau 200 mcg
Misoprostol mempunyai resiko meningkatkan kejadian rupture uteri. Oleh karena itu,
hanya dikerjakan di pelayanan kesehatan yang lengkap
Jangan memberikan oksitosin dalam 8 jam sesudah pemberian misoprostol
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 gqid. Diberiksan bersama
makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100g qid dapat digunakan. Bentuk sediaan :
tablet 100,200g. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
Efek samping
Dapat menyebabkan kontraksi uterin
Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien
dengan AINS yang menerima 800g / hari. Diare biasanya akan membaik dalam
kurang lebih satu minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol
kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan
vaginal.
Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko
aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada
orang lain. Pasien pasien yang menerima terapiu jangka lama AINSS untuk reumotoid
arthritis, misoprostol 200g qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau
sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun
demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang
dihubungkan dengan pengunaan AINS.
Contoh obat
Hemabate (carboprost atau 15 metil PGF2 alpha)
Cytotec (misoprostol): Agen ini adalah prostaglandin E1 sintetis analog Tablet :
Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.
ALKALOID ERGOT
Sumber: jamur gandum Clavicus purpurea
Ergot mengandung: alkaloid ergot dan zat lain ( karbohidrat, gliserida, steroid, asam
amino, amin, basa amonium kuaterner)
Keracunan ergot dapat menyebabkan abortus
Batas kontaminasi gandum oleh ergot adalah: < 0,3%
Alkaloid pertama yang ditemukan adalah: ergotoksin merupakan campuran:
ergokristin, ergokornin, alfa ergokriptin dan beta ergokriptin
Ergotamin senyawa paling kuat
Farmakokinetik Ergot
Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma 2 kali lipat
Dosis ergotamin IM 1/10 dosis oral absorbsi di tempat suntikan lambat reaksi
perlu waktu 20 menit
Dosis ergotamin IV dosis IM efek perangsangan uterus setelah 5 menit
Ekskresi ergotamin melalui: empedu sedikit yang melalui urine
Pada pemberian oral bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan
dieliminasi lebih lambat
Efek Kardiovaskuler:
Menyebabkan vasokontriksi perifer
Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek
(dihidroergotoksin)
Indikasi Ergot
Uterotonika dan pengobatan Migren
Migren etiologinya multifaktor (emosi, stress fisik, diet, hormonal)
Pemberian analgesik perlu dicoba dulu sebelum ergotamin (toksik)
Ergotamin menghilangkan 95% migren dan 15% sakit kepala lainya
Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM
Kontraindikasi Ergot
Dapat menyebabkan gangren tidak boleh diberikan pada penderita:
Sepsis
Penyakit pembuluh darah (arterosklerosis)
Penyakit pembuluh darah koroner
Tromboflebitis
Penyakit hati dan ginjal
Sediaan Ergot
Ergotamin tatrat:
Tablet oral 1 mg
Tablet sublingual 2 mg
Injeksi 0,5 mg/ml ampul 1ml
Ergonovin maleat:
Tablet oral 0,2 mg
Injeksi 0,2 mg/ml
Ergotarmin tartrat
Supositoria 1-2mg dengan kofein 100mg
Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
1. Amniotomi
Indikasi:
Induksi atau augmentasi
Dari hasil pemeriksaan monitoring denyut jantung janin, diambil tindakan yang dapat
mencegah terjadinya janin jeopardy
Dari pemeriksaan kontraksi intrauterus, ketika dalam proses persalinan kontraksi tidak
memenuhi syarat
Elektif amniotomi dapat dilakukan untuk mendeteksi mekonium
Tekhnik tindakan
Masukkan kokher yang dipegang tangan kiri dengan bimbingan telunjuk dan jari
tengah tangan kanan hingga menyentuh selaput ketuban
Gerakkan kedua ujung jari tangan dalam untuk menorehkan gigi kokher hingga
merobek selaput ketuban
Cairan ketuban akan mengalir perlahan. Catat warnanya, kejernihan, pewarnaan,
mekonium,jumlahya. Jika ada pewarnaan mekoneum, suspek gawat janin
Pertahankan jari tangan dalam vagina agar cairan ketuban mengalir perlahan dan
ykin tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat yang menumbung
Setelah amniotomi, periksa DJJ pada saat kontraksi dan sesudah kontraksi uterus.
Apabila ada kelainan DJJ (kurang dari 100 atau lebih dari 180 DJJ/menit) suspek
gawat janin
Jika kelahiran diperkirakan tidak terjadi dalam 18 jam, berikan antibiotka
pencegahan: PenisilinG 2 juta unit IV atau ampisilin 2g IV (ulangi tiap 6 jam sapai
kelahiran). Jika pasien tidak ada tanda tanda infeksi sesudah kelahiran, antibiotik
dihentikan
Jika proses persalinan yang baik tidak terjadi dalam 1 jam setelah amniotomi,
mulailah dengan infuse oksitosin
Pada persalinan dengan masalah misalnya sepsis atau eklampsia,infus oksitosin
dilakukan bersamaan dengan amniotomi
1. Kateter Foley
Indikasi:
Kateter foley merupakan alternative lain di samping pemberian prostaglandin untuk
mematangkan serviks dan induksi persalinan
Jangan lakukan kateter Foley jika ada riwayat perdarahan, infeksi vaginal, ketuban
pecah, pertumbuhan janin terhambat
Metode tindakan
Pasang speculum DTT di vagina
Masukkan kateter Foley pelan pelan melalui serviks dengan menggunakan forsps
DTT. Pastikan ujung kateter telah melewati ostium uteri internum
Gelumbungkan balon kateter dengan menggunakan 10 ml air
Gulung sisa kateter dan letakkan di vagina
Diamkan kateter dalam vagina sampai timbul kontraksi uterus atau sampai 12 jam
Kempiskan balon kateter sebelum mengeluarkan kateter, kemudian lanjutkan dengan
infuse oksitosin
2. Laminaria
Dengan menggunakan laminaria dapat tercapai pematangan cerviks. Dapat dipasang
saat malam hari sebelum dilakukan kelahiran pada keesokan harinya
3. Stripping Membranes
Metode tindakan:
Memasukkan tangan telunjuk ke dalam ostium sedalam mungkin dan kemudian
memutari ostium 360 derajat hingga 2 x putaran.
Komplikasi:
Dapat berpotensi menimbulkan infeksi, perdarahan dari plasenta previa yang tidak
terdiagnosa sebelumnya atau plasenta letak rendah, dan resiko rupture membrane