Anda di halaman 1dari 56

PROSEDUR PEMERIKSAAN NEONATUS

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Suatu penilaian fisik lengkap untuk setiap neonatus yang dilakukan
pada awal setiap jadwal tugas jaga (shift), yang mencakup : tanda
vital, ukuran pertumbuhan, penilaian sistem dan penilaian usia
kehamilan
2. Tujuan 1. Mengetahui kondisi fisik neonatus.
2. Mendeteksi adanya kelainan dan komplikasi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan alat :
Thermometer
Stetoskop
Arloji
5. Alat dan Bahan
Metlin
Timbangan berat badan
2. Persiapan Bahan
Kasa steril
6. Langkah-langkah 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Dokumentasikan data pada saat masuk fasilitas
kesehatan, nama, tanggal lahir, usia kehamilan,diagnosis
provisional
Dokumentasikan riwayat prenatal
Dokumentasikan riwayat persalinan
Dokumentasikan riwayat paska kelahiran

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler (CRT)
Periska ukuran pertumbuhan: berat, panjang, lingkar
kepala
Dokumentasi penilaian system : dilakukan setiap jadwal
tugas jaga (shift) atau terjadi perubahan pada kondisi klinis
Nilai keberhasilan menyusui

3. SISTEM PERNAPASAN
Warna yang teramati
Frekuensi napas yang teramati
Observasi untuk retraksi
Observasi untuk grunting
Observasi untuk sianosis dan apnea
Observasi pergerakan dinding dada
Auskultasi bunyi napas
Hitung skor downe

4. SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa denyut jantung
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi untuk murmur yang terdengar
Periksa denyut perifer
Periksa tekanan darah
Periksa waktu pengisian ulang kapiler (CRT)

5. SISTEM GASTROINTESTINAL
Observasi dinding abdomen untuk kelainan, perubahan
warna
Ukur lingkar abdomen
Lakukan palpasi untuk adanya massa atau organomegali
Auscultasi untuk bunyi usus
Periksa residu lambung
Periksa umbilicus untuk melihat adanya keluaran, warna
kemerahan, edema
Periksa genetalia (laki laki hipospadia, hidrocele, hernia,
testis yang tidak turun. Perempuan, keluaran)
Periksa anus untuk adanya anus imperforata

6. SISTEM SARAF PUSAT


Amati aktifitas bayi(diam, bangun, gelisah, mengantuk)
Observasi tingkat kesadaran(letargis, waspada, tersedasi)
Periksa tonus otot (hipo atau hipertonia)
Evaluasi ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya
Evaluasi fontanela (datar atau menonjol)
Periksa sutura (menumpuk, terpisah)
Amati dan menggambarkan kejang (seizure)

7. PEMERIKSAAN LAIN
Periksa ektremitas dan panggul
Periksa tubuh dan tulang punggung

8. PENILAIAN USIA KEHAMILAN


Nilai usia kehamilan : maturitas fisik, maturitas
neuromuscular
Gunakan estimasi GA dan memplot berat badan, panjang
dan lingkar kepala bayi
Klasifikasikan bayi sebagai KMK, SMK, BMK

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pencegahan Infeksi

ASFIKSIA
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur. (Asuhan Persalinan Normal,
2007).
2. Tujuan 1. Bayi dapat bernafas spontan dan adekuat
2. Mencegah komplikasi
3. Mempertahankan pernafasan bayi
4. Menurunkan angka kematian bayi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
5. Alat dan Bahan 1. Peralatan untuk menghisap lender
Balon penghisap lender
Kateter penghisap (ukuran 6, 8 10 dan 12 Fr)
Aspirator mekoneum atau konektor
Penghisap dan pipa mekanik
Pipa lambung ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc
2. Peralatan balon dan sungkup resusitasi
Balon resusitasi bayi yang mampu memberikan oksigen 90-
100%, dan mempunyai katup pelepas tekanan/alat
pengukuran tekanan.
Oksigen dengan pengukur aliran dan selang
Sungkup/masker wajah dengan pinggiran bantalan untuk
ukuran bayi cukup bulan dan kurang bulan
Kateter nasal (nasal prong/kanul nasal)
Oral airway ukuran bayi cukup bulan dan kurang bulan
3. Obat obatan
Epineprin 1:10.000 (0,1 mg/ml)
Natrium bikarbonat 4,2 %(5mEq/10ml)
Nalokson 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml
Dektrose 10%(250 cc)
Air steril/aquades(30 cc)
RL atau Nacl 0.9%
4. Lain lain
Tempat tidur resusitasi neonatus dengan pemanas radian
dan handuk atau selimut
Selimut untuk menutup ibu dan bayi saat dilakukan kontak
kulit dengan kulit
Topi bayi untuk pengendalian suhu
Stetoskop
Plester
Spuit (ukuran 1,3,5,10,20 dan 50 cc)
Baki katetrisasi pembuluh umbilikal: skalpel,gunting,kateter
umbilikal, Three-way Stopcock, pengikat umbilikal,
antiseptic
Alat monitor jantung dan oksimeterelektroda atau denyut
nadi setra probe(jika ada)
Spons alcohol
Klem umbilical
Jarum (ukuran 25,21 dan 18)Kateter umbilikal (ukuran 3,5
dan 5 Fr)
Selimut hangat untuk menyelimuti ibu dan neonatus.
6. Langkah-langkah 1. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
Nilai saluran pernafasan pasien
Nilai pernafasan
Nilai denyut jantung
Nilai warna kulit
Nilai tonus otot
Periksa apakah ada malformasi kongenital (fistula
trakheosofageal, atresia koana)

2. MONITOR SELAMA RAWAT INAP


Periksa tanda vital(FJ,frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kapiler/CRT)
Dokuntasikan skor Apgar menit pertama dan kelima

3. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Langkah awal :
Jaga bayi agar tetap hangat
Atur posisi bayi
Isap lender
Keringkan dan ransangan taktil
reposisi
lakukan penilaian apakah bayi bernapas sepontan
dan teratur
jika bernapas sepontan lakukan :
jaga bayi agar tetap hangat
lakukan pemantauan
konsling
pencatatan dan pelaporan

penanganan asfiksia berat


pasang sungkup dan perhatikan lekatan
ventilasi 2 kali denagn tekanan 30 cm air, amati
gerakan dada bayi
bila dada bayi mengembanag lakukan ventilasi 20
kali dengan tekanan 20 cm air, dalam 30 dtik.
Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas
dengan teratur
Jika tidak lakukan :
Lanjutkan ventilasi , hentikan 30 dtik.
Penilaian apakah bayi menangis atau
bernapas spontan dan teratur.
Jika ya lakukan :
Lakukan asuhan pasca resusitasi
Jika tidak lakukan :
Ventilasi selama 2 menit jika tidak
berhasil , siapkan rujukan.
4. TATALAKSANA AKTIF
Pertahankan suhu normal
Pertahankan dukungan pernafasan sesuai dengan
yang dibutuhkan
Pertahankan dukungan kardiovaskuler sesuai
dengan yang diperlukan
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

SOP PENANGANAN HIPOGLIKEMI PADA BAYI BARU LAHIR

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian
Hipoglikemi keadaan hasil pengukuran glukosa darah kurang dari
45 mg/dL (2.6 mmol/L). Hal ini sering terjadi pada BBLR karena
cadangan glukosa rendah

2. Tujuan
Mencukupi kebutuhan glukosa pada BBL

3. Kebijakan
4. Referensi
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. 2008. Paket Pelatihan
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar
(PONED). Jakarta: Depkes RI

Alat dan bahan:

Alat pengukur glukosa darah

Cairan infus Glukosa 10%


5. Alat dan Bahan

Peralatan memasang jalur IV

Pipa lambung dan peralatan memasang pipa lambung

6. Langkah-langkah
Jika bayi tidak aktif:

Jaga bayi agar tetap hangat

Berikan Glukosa 10% 2mL/kg secara IV bolus pelan dalam


lima menit.

Jika jalur intravena tidak dapat dipasang dengan cepat,


berikan larutan Glukosa 10% melalui pipa lambung dengan
dosis yang sama.

Berikan infus glukosa sesuai kebutuhan rumatan (4-6 mg/kg


BB/ menit)

Bila bayi sudah dalam kondisi stabil, lakukan rujukan ke


Rumah Sakit dengan cepat aman dan benar.

Jika bayi aktif:

Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu,


berikan ASI perah dengan menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum.

Pantau tanda-tanda klinis bayi akan adanya kegawatan


(kejang, sianosis)

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpOG, bidan
9. Dokumen Terkait
sop penanganan hipoglikemi pada bayi baru lahir
SOP CARA MENGHANGATKAN BAYI

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian
Hipotermi terjadi jika suhu tubuh bayi kurang dari 36.5 oC pada
pengukuran suhu melalui ketiak. Suhu tubuh rendah dapat
disebabkan karena terpapar lingkungan yang dingin atau bayi
dalam keadaan basah dan tidak berpakaian.

2. Tujuan
Menjaga suhu tubuh normal bayi (36.5 oC
37.5oC)

Mencegah terjadinya hipotermi pada BBL

3. Kebijakan
4. Referensi
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. 2008. Paket Pelatihan
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Jakarta: Depkes R

5. Alat dan Bahan Alat dan bahan:

Alat pemancar yang siap pakai

Ruang / kotak penghangat


Inkubator

Kain bersih, kain kering 2 buah

Penutup kepala, kaos tangan dan kaos kaki

Alat pengukur suhu tubuh (termometer)

Alat pengukur suhu ruangan

Alat pengukur berat badan

A. Melakukan pengukuran suhu tubuh di ketiak

B. Melakukan pengukuran suhu di rektal

C. Melakukan penghangatan suhu tubuh dengan cara


KONTAK KULIT dengan KULIT

6. Langkah-langkah D. Memantau pelaksanaan Kangaroo Mother Care (KMC)


dengan benar

E. Menggunakan RUANGAN HANGAT dengan cara yang


benar Melakukan penghangatan suhu tubuh dengan
PEMANCAR PANAS dengan baik

F. Melakukan perawatan INKUBATOR

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpOG, bidan
9. Dokumen Terkait SOP menghangatkan bayi
PROSEDUR PENILAIAN MASA KEHAMILAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :

H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Penilaian usia kehamilan yang dilakukan satu jam setelah
kelahiran dan tidak lebih dari 12 jam setelah kelahiran.
2. Tujuan 1. Mengetahui usia kehamilan
2. Mengetahui adanya kelainan atau komplikasi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK), Protokol Asuhan neonatus, tahun 2008.
1. Persiapan alat :
Infant warmer atau meja tindakan

5. Alat dan Bahan


2. Persiapan bahan :
Bagan penilaian maturitas fisik
Bagan penilaian maturitas neuromuskuler
6. Langkah-langkah 1. Kaji riwayat persalinan, catat informasi pada Bagan
Perkiraan Usia Kehamilan menurut skor maturitas.
Nama
Usia saat diperiksa
Waktu pemeriksaan
Usia kehamilan menurut tanggal dan USG
Nilai maturitas fisik bayi dan beri tandaX pada
kotak dalam formulir yang paling menjelaskan pada
bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan, tulis O
pada kotak yang benar
Nilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan X
pada kotak dalam formulir yang paling menjelaskan
tentang bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan, tulis
O pada kotak yang benar.
Postur paling baik jika dinilai pada saat bayi
terlentang dan tenang. Amati fleksi tangan dan kaki,
bandingkan dengan angka yang adapada lembar
kerja dan tuliskan X pada angka yang paling
sesuai.
Square window dilakukan dengan melakukan fleksi
pergelangan tangan bayi dan amati sudut antara ibu
jari dan bagian lengan bawah. Lakukan fleksi
sebanyak mungkin dengan hati-hati, bandingkan
sudut ibu jari dengan angka yang ada pada lembar
kerja dan pilih angka yang paling sesuai.
Arm recoil dievaluasi pada saat bayi terlentang .
Pegang tangan bayi dan lakukan fleksi tangan
bagian bawah sejauh mungkin selama 5 detik,
lanjutkan dengan merentangkan kedua lengan lalu
dilepaskan. Bayi yang tangannya tetap terlentang
atau gerakannya acak mendapatkan skor 0; fleksi
parsial 140-180 mendapatkan skor 1; fleksi 110-140
mendapatkan skor 2; fleksi 90-100 mendapatkan
skor 3; dan kembali kefleksi penuh dengan cepat
mendapatkan skor 4.
Untuk menentukan sudut popliteal, letakkan bayi
terlentang, kepala, punggung dan panggulnya
menempel pada permukaan. Pegang paha bayi pada
posisi fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri. Dengan
telunjuk tangan kanan, luruskan kaki di belakang
mata kaki dengan sedikit tekanan lembut.
Bandingkan sudut di belakang lutut atau sudut
popliteal dengan angka pada lembar kerja. Untuk
mengevaluasi scraf sign letakkan bayi terlentang.
Pegang tangan bayi dan tempelkan lengannya
melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh
mungkin. Untuk melakukan manuver ini angkat siku
melewati badan, tapi kedua bahu tetap menempel
dipermukaan meja periksa dan kepala harus tetap
lurus. Amati posisi siku pada dada bayi dan
bandingkan dengan angka pada lembar kerja, lalu
catat pada lembar kerja.
Heal-to-ear manuver (manuver tumit telinga)
dilakukan pada posisi terlentang. Pegang kaki bayi
dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin
dengan kepala tanpa memaksa dan pertahankan
panggul pada permukaan meja periksa. Amati jarak
antara kaki dan kepala serta tingkat ektensi lutut lalu
bandingkan dengan angka pada lembar kerja.
Jumlahkan nilai pada setiap kotak yang diberi tanda
dan tuliskan totalnya pada lembar kerja. Jika
pemeriksaan hanya terdiri dari pemeriksaan fisik,
kalikan angka total dengan 2.
Menggunakan grafik penilaian maturitas, bandingkan
nilai total yang didapat dari penilaian pada kolom
skor dengan perkiraan usia kehamilan pada kolom
minggu.
Gunakan informasi ini untuk mendokumentasikan
perkiraan yang tepat untuk bayi sesuai klasifikasi
berikut : kurang bulan < 37 minggu, cukup bulan 37-
42 minggu, lebih bulan > 42 minggu.

2. Klasifikasi neonatus berdasarkan maturitas dan


pertumbuhan intrauterin
Kaji dan catat pengukuran fisik berikut ini pada grafik
yang ada.
Tulis nama, umur saat pemeriksaan, berat dalam
gram, panjang dalam sentimeter, lingkar kepala
dalam sentimeter.
Gunakan informasi ini untuk mendokumentasikan
perkiraan yang tepat untuk bayi sesuai klasifikasi
berikut : BMK (Besar Masa Kehamilan): diatas 90
persentil, SMK (Sesuai Masa Kehamilan): 10-90
persentil, KMK (Kecil Masa Kehamilan) : di bawah 10
persentil.
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Dokter, bidan dan perawat.
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : 00 Gangga
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya hipotermi
2. Mencegah terjadinya hipoglikemi
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Mencegah kematian bayi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan alat :
Thermometer
Stetoskop
Metlin
Timbangan bayi
Arloji
5. Alat dan Bahan
Buku catatan
2. Persiapan bahan:
Grafik pertumbuhan
Bagan penilaian maturitas fisik
Bagan penilaian maturitas neurologis
Bagan penilaian skor downe
6. Langkah-langkah 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang penyakit maternal : toxaemia, DM
Tanyakan tentang infeksi maternal : TORCH
Tanyakan tentang perdarahan antepartum
Tanyakan tentang kehamilan kembar
2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP
Periksa tanda vital : FJ, prekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan berat badan lahir
Dokumentasikan usia kehamilan
Memplot berat badan terhadap usia kehamilan pada
grafik pertumbuhan
3. SISTEM PERNAPASAN
Hitung skor Downe
Amati adanya apnea
4. SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa adanya takikardi
Lakukan auscultasi bunyi jantung
Periksa adanya mur mur yang dapat didengar
dengan jelas (PDA)
Periksa denyut perifer
5. SISTEM GASTROINTESTINAL
Amati adanya kembung pada abdomen (lingkar
abdomen)
Amati adanya muntah, diare
Periksa adanya residual lambung
Periksa adanya faeces berdarah
6. SISTEM SARAF PUSAT
Amati tingkat kesadaran
Evaluasi tonus otot yang telah (hipertonia atau
hipotonia)
7. KELAINAN HEMATOLOGIS
Amati adanya ikterus
Amati adanya anemia
8. BERBAGAI TANDA SEPSIS
Periksa adanya reflek hisap (baik atau buruk)
Periksa ketidakstabilan temperatut tubuh
Periksa perpusi perifer
9. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG
SESUAI
Minta dan interpretasi pemeriksaan darah tepi
dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan Na, K, Ca serum
Minta dan interpretasikan pengukuran bilirubin serum
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan CRP dan kultur jika
diperlukan
Minta dan interpretasikan foto rontgen dada
Minta dan interpretasikan USG kranial jika diperlukan
Minta dan interpretasikan echo jika diperlukan
10. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Hitung skor downe
Periksa apnea dan bradikardi
Amati adanya kejang
Periksa kadar glukosa serial
Periksa Na, K, Ca serum
Periksa kadar bilirubin serial jika terdapat ikterus
Periksa analisa gas darah serial jika ada indikasi
Periksa dan dokumentasikan berat badan setiap hari
dan lingkar kepala setiap minggu
Periksa apakah asi diberikan dengan teratur dan
rutin

11. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Antisipasi masalah selama resusitasi
Berikan lingkungan dengan suhu yang sesuai
Berikan oksigenasi yang memadai
Berikan dukungan kardiovaskuler
Nilai usia kehamilan dan tangani sesuai keadaan
Periksa kadar glukosa

12. TATALAKSANA AKTIF


Pertahankan lingkungan dengan suhu yang memadai
Berikan dukungan pernafasan yang memadai
Sesuaikan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai
dengan berat badan, usia kehamilan dan kondisi
klinis
Berikan asupan dengan menggunakan sonde jika
diindikasikan
Mulai TPN jika tidak dapat mentoleransi pemberian
asupan enteral (jika tersedia)
Mulai terapi sinar atau tranfusi tukar (tingkat III dan
IV saja) pada kasus hiperbilirubinemia
Mulai pemberian antibiotik jika terdapat infeksi
Menangani PDA sesuai dengan prosedur

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus, SOP Pencegahan Infeksi dan
SOP Penilaian Fisik Neonatus
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Penyimpangan dari pola pertumbuhan yang diharapkan pada janin
2. Tujuan 1. Mencegah komplikasi
2. Menurunkan angka kematian bayi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
5. Alat dan Bahan
2. Persiapan Bahan
6. Langkah-langkah 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang penyakit maternal : toxaemia, DM
Tanyakan tentang infeksi maternal : TORCH
Tanyakan tentang perdarahan antepartum
Tanyakan tentang kehamilan kembar

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, prekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan berat badan lahir
Dokumentasikan usia kehamilan
Memplot berat badan terhadap usia kehamilan pada
grafik pertumbuhan

3. SISTEM PERNAFASAN
Hitung skor Downe
Amati adanya apnea

4. SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa adanya takikardi
Lakukan auscultasi bunyi jantung
Periksa adanya mur mur yang dapat didengar
dengan jelas (PDA)
Periksa denyut perifer

5. SISTEM GASTROINTESTINAL
Amati adanya kembung pada abdomen (lingkar
abdomen)
Amati adanya muntah, diare
Periksa adanya residual lambung
Periksa adanya faeces berdarah

6. SISTEM SARAF PUSAT


Amati tingkat kesadaran
Evaluasi tonus otot yang telah (hipertonia atau
hipotonia)

7. KELAINAN HEMATOLOGIS
Amati adanya ikterus
Amati adanya anemia

8. BERBAGAI TANDA SEPSIS


Periksa adanya reflek hisap (baik atau buruk)
Periksa ketidakstabilan temperatut tubuh
Periksa perpusi perifer

9. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN


YANG SESUAI
Minta dan interpretasi pemeriksaan darah tepi
dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan glukosa serum
Minta dan interpretasikan Na, K, Ca serum
Minta dan interpretasikan pengukuran bilirubin serum
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan CRP dan kultur jika
diperlukan
Minta dan interpretasikan foto rontgen dada
Minta dan interpretasikan USG kranial jika diperlukan
Minta dan interpretasikan echo jika diperlukan

10. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Hitung skor downe
Periksa apnea dan bradikardi
Amati adanya kejang
Periksa kadar glukosa serial
Periksa Na, K, Ca serum
Periksa kadar bilirubin serial jika terdapat ikterus
Periksa analisa gas darah serial jika ada indikasi
Periksa dan dokumentasikan berat badan setiap hari
dan lingkar kepala setiap minggu
Periksa apakah asi diberikan dengan teratur dan
rutin

11. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Antisipasi masalah selama resusitasi
Berikan lingkungan dengan suhu yang sesuai
Berikan oksigenasi yang memadai
Berikan dukungan kardiovaskuler
Nilai usia kehamilan dan tangani sesuai keadaan
Periksa kadar glukosa

12. TATALAKSANA AKTIF


Pertahankan lingkungan dengan suhu yang memadai
Berikan dukungan pernafasan yang memadai
Sesuaikan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai
dengan berat badan, usia kehamilan dan kondisi
klinis
Berikan asupan dengan menggunakan sonde jika
diindikasikan
Mulai TPN jika tidak dapat mentoleransi pemberian
asupan enteral (jika tersedia)
Mulai terapi sinar atau tranfusi tukar (tingkat III dan
IV saja) pada kasus hiperbilirubinemia
Mulai pemberian antibiotik jika terdapat infeksi
Menangani PDA sesuai dengan prosedur

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik, SOP Pencegahan Infeksi
FETAL DISTRESS
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Fetal Distress (Gawat janin) terjadi bila janin tidak menerima
Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia. (Abdul Bari
Saifuddin dkk.2002 )
2. Tujuan 5. Untuk mengetahui gawat janin dalam kehamilan
6. Untuk mengetahui pengaruh pada persalinan
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
5. Alat dan Bahan I. Alat partus set
2 klem tali pusat
Gunting tali pusat
khocher
Nolpuder
Benang tali pusat
Kasa steril
II. Alat resusitasi
Meja resusitasi
Alat panas yang siap di pakai (lampu)
Alat pengisap lender
Penghisap mekanis
Penghisa mekonium
Alat balon dan sungkup resusitasi
oksigen
Alat intubasi
III. Lain lain
Tempat tidur resusitasi neonatus dengan pemanas
radian dan handuk atau selimut
Selimut untuk menutup ibu dan bayi saat dilakukan
kontak kulit dengan kulit
Topi bayi untuk pengendalian suhu
Stetoskop
Plester
Spuit (ukuran 1,3,5,10,20 dan 50 cc)
Baki katetrisasi pembuluh umbilikal:
skalpel,gunting,kateter umbilikal, Three-way Stopcock,
pengikat umbilikal, antiseptic
Alat monitor jantung dan oksimeterelektroda atau denyut
nadi setra probe(jika ada)
Spons alcohol
Klem umbilical
Jarum (ukuran 25,21 dan 18)Kateter umbilikal (ukuran
3,5 dan 5 Fr)
Selimut hangat untuk menyelimuti ibu dan neonatus
IV. Obat
Epineprin 1:10.000 (0,1 mg/ml)
Natrium bikarbonat 4,2 %(5mEq/10ml)
Nalokson 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml
Dektrose 10%(250 cc)
Air steril/aquades(30 cc)
RL atau Nacl 0.9%
6. Langkah-langkah I. penatalaksanaan pada kehamilan dan persalinan
Posisikan ibu dalam posisi miring kiri
Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit
sebagai usaha untuk meningkatkan pergantian
petomaternal
Oksigen dihentikan jika kontraksi uterus akan
mengganggu cairan darah keruang intravilli
Hipotensi dikoreksi dengan infuse dekstrose 5 % dalam
larutan laktat.
Pemeriksaan perpaginam menyingkirkan prolaps tali pusat
dan menentukan perjalanan persalinan
II. penatalaksanaan pada bayi baru lahir dengan asfiksia
1. Penanganan asfiksia ringan
Langkah awal :
Jaga bayi agar tetap hangat
Atur posisi bayi
Isap lender
Keringkan dan ransangan taktil
reposisi
lakukan penilaian apakah bayi bernapas sepontan dan
teratur
jika bernapas sepontan lakukan :
jaga bayi agar tetap hangat
lakukan pemantauan
konsling
pencatatan dan pelaporan
2. penanganan asfiksia berat
pasang sungkup dan perhatikan lekatan
ventilasi 2 kali denagn tekanan 30 cm air, amati gerakan
dada bayi
bila dada bayi mengembanag lakukan ventilasi 20 kali
dengan tekanan 20 cm air, dalam 30 dtik.
Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas dengan
teratur
Jika tidak lakukan :
Lanjutkan ventilasi , hentikan 30 dtik.
Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas
spontan dan teratur.
Jika ya lakukan :
Lakukan asuhan pasca resusitasi, Jika tidak
lakukan :
Ventilasi selama 2 menit jika tidak berhasil ,
siapkan rujukan.
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

HIPERBILIRUBINEMIA NEONATORUM
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Naiknya kadar bilirubin serum melebihi normal. Pada neonatus
ikterus yang nyata jika bilirubin total serum 5mg/dl
2. Tujuan 1. Mencegah dan mengatasi komplikasi
2. Mencegah kern ikterus
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
5. Alat dan Bahan
2. Persiapan Bahan
6. Langkah-langkah 1. RIWAYAT MEDIS LENGKAP
Tanyakan tentang riwayat ikterus , anamia,
spenektomi keluarga
Tanyakan tentang kakak adik yang sebelumnya
mengalami ikterus, pucat, atau penyakit hati
Tanyakan tentang asupan obat ibu seperti
sulponamides
Dokumentasikan riwayat persalinan termasuk
trauma lahir, ekstraksi vakum, infus oksitosin,
tertundanya penjepitan tali pusat dan asfiksia jika
persalinan ditolong oleh orang lain
Dokumentasikan hari mulainya ikterus
Dokumentasikan warna urine dan faeces
Dokumentasikan metode pemberian minum (ASI
atau formula)
Tanyakan tentang pemberian minum enteral yang
buruk
Tanyakan tentang muntah dan sembelit

2. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang (CRT)
Dokumentasikan usia kehamilan(sistem penilaian
ballard)
Periksa apakah bayi kecil dibandingkan dengan usia
kehamilan
Periksa apakah ada sefalhematoma
Periksa apakah ada memar
Periksa adanya pucat yang berkaitan
Periksa adanya kejang, iritabilitas, letargi
Periksa apakah terjadi hepatosplenomegali
Periksa adanya petekiae
Periksa apakah terjadi mikrosefali
Periksa tanda hipotiroide pada ikterus awitan lambat
Periksa warna urin dan faeses

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan bilirubin total dan direk

HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK TERKONYUGASI


(INDIREK)
Minta dan interprestasikan hitung darah lengkap
dengan hitung jenis
Minta dan interprestasikan retikulosit
Minta dan interprestasikan golongan darah dan
Resus ibu dan bayi
Minta dan interptestasikan Coombs direk jika ada
Minta dan interprestasikan penapisan G6PD jika ada
Minta dan interprestasikan profil tiroid pada ikterus
awitan lambat jika ada

HIPERBILIRUBINEMIA TERKONYUGASI (DIREK)


Minta dan interprestasikan pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interprestasikan fungsi hati, PT, PTT
Minta dan interprestasikan USG abdomen
Minta dan interprestasikan penurunan zat dalam
urine bila ada
Minta dan interprestasikan penapisan TORCH bila
ada
Minta dan interpretasikan penapisan metabolik
(amonia serum dan glukosa, keton dalam urin)
Minta dan interpretasikan biopsi hati jika ada
Minta dan interpretasikan pemindahan HIDA jika ada

4. PEMANTAUAN SELAMA RAWAT INAP


Periksa efek samping terapi sinar
Identifikasi tanda dan gejala kern ikterus
HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK TERKONYUGASI
(INDIREK)
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis(HB dan hitung trombosit
direk)
Minta dan interpretasikan kadar bilirubin serum
setiap hari
Mengulang pemeriksaan kadar bilirubin serumlebih
sering sesuai dengan protokol

MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN


HIPERBILIRUBINEMIA TERKONYUGASI (DIREK)
Pemeriksaan darah lengkap dengan hitung jenis
Kadar bilirubin serial

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berika lingkungan suhu netral
Berikan terapi jika diperlukan

6. TATALAKSANA AKTIF HIPERBILIRUBINEMIA TIDAK


TERKONYUGASI (INDIREK)
Meningkatkan asupan minum (volume dan kalori)
Hentikan obat yang mempengaruhi metabolisme
bilirubin
Koreksi hipoksia, asidosis dan infeksi
Lakukan terapi sinar sesuai dengan protokol
Lakukan tranfusi tukar sesuai dengan indikasi berikut
(hanya untuk tingkat III saja)
- Ikterus hemolitik
- Ikterus non hemolitik
Gunakan fenobarbital dengan benar (pada Cligkler
Najjar tipe II saja)
Menatalaksana kecurigaan kern ikterus dengan tepat
dengan melakukan tranfusi tukar segera yang
didahului oleh terapi sinar hingga tranfusi tukar
dimulai

HIPERBILIRUBINEMIA TERKONYUGASI (DIREK)


Menatalaksana kolestasis dengan cepat dengan cara
mengobati penyebab dasar dan komplikasinya atau
merujuk ke tingkat rujukan yang sesuai

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

SYOK PADA NEONATUS


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Suatu sindrom akut yang ditandai oleh perfusi sirkulasi yang tidak
memadai pada jaringan untuk dapat memenuhi kebutuhan
metabolisme organ organ vital
2. Tujuan 1. Meningkatkan perpusi sirkulasi jaringan
2. Mengatasi syok
3. Mencegah komplikasi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
5. Alat dan Bahan
6. Langkah-langkah 1. LENGKAPI REKAM MEDIS
Tanyakan riwayat kehilangan darah : antepartum,
intrapartum, dan postpartum
Tanyakan riwayat trauma lahir
Tanyakan riwayat asfikia lahir : durasi persalinan,
alat, skor Apgar
Tanyakan riwayat kelainan perdarahan : penyakit
perdarahan pada neonatus, DIC
Menanytakan riwayat penggunaan MgSO4 oleh ibu
2. LAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK BBL
Periksa tanda vital : JAM, RR, suhu, waktu pengisian
ulang kafiler (CRT), saturasi O2
Periksa sisten pernafasan untuk melihat adanya
takipnea
Periksa SVP untuk melihat adanya takikardia,
hipotensi, pulsasi perifer
Periksa SSP untuk melihat adanya iritabilitas, letargi,
koma
Amati jumlah urin untuk oliguria
Periksa kulit untuk adanya : pucat, ekstreminas
dingin, waktu pengisian ulang kapiler lambat dan
bercak

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan pemeriksaan darah tepi
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan gas darah arteri, jika
tersedia
Minta dan interpretasikan glukosa serum, elektrolit
serum (Na, K dan kalsium) BUN dan kreatinin
Minta dan interpretasikan golongan darah dan
Rhesus
Minta dan interpretasikan kultur darah jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan CXR atau echo bila ada
indikasi
Minta dan interpretasikan PT, PTT jika ada indikasi

Minta dan interpretasikan sonar kranial jika perlu

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT
Periksa tanda vital setiap jam
Periksa jumlah urin
Periksa elektrolit serum
Periksa BUN dan kreatinin
5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA
Berikan volume ekspander (20 mg/klg)
Berikan dukungan pernafasan sesuai kebutuhan
Koreksi asidosis metabolik dengan Na bikarbonat (2-
4 mEq/kg)
Koreksi hipoglikemi jika ditemui (2 ml/kg D 10 %)

6. TATALAKSANA AKTIF SYOK HIPOVOLEMIK
Berikan volume ekspander sampai perfusi memadai
dipertahankan
Berikan darah atau produk darah sesuai indikasi
Ambil kultur darah dan mulai antibiotika empirik pada
kasus syok septik
Mulai agen inotropik (dopamin dan dobutamin)
sesuai prosedur dalam kasus syok kardiogenik

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan fifik, SOP PenanggulanganIinfeksi

HIPOGLIKEMI PADA NEONATUS


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : 00 Gangga
SOP Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Glukosa serum < 40mg/dl pada neonatus
2. Tujuan 1. Menangani hipoglikemi
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah kematian bayi akibat hipoglikemi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
5. Alat dan Bahan
2. Persiapan Bahan
6. Langkah-langkah 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan tentang penyakit ibu (DM)
Tanyakan tentang infeksi pada ibu (TORCH)
Tanyakan tentang obat yang dikonsumsi ibu
Dokumentasikan cara melahirkan (NVD, seksio
sesaria, dengan bantuan alat)
Dokumentasikan lama proses melahirkan
Dokumentasikan skor Apgar
Dokumentasikan metode resusitasi
Dokumentasikan usia kehamilan : kurang bulan,
cukup bulan atau lebih bulan
Tanyakan tentang masalah neonatus terkait : sepsis,
kejang
Tanyakan tentang pemberian asupan setelah lahir :
frekuensi, cara pemberian asupan, , susu atau
glukosa

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Dokumentasikan usia kehamilan
Dokumentasikan berat badan
Buat grafik usia kehamilan dan berat badan pada
grafik pertumbuhan
Periksa sistem respirasi untuk adanya takipnea,
apnea
Periksa S KV untuk adanya takikardi, sianosis,
berbercak
Periksa SSP untuk adanya jiteriness, kejang, letargi
Periksa untuk adanya pemberian asupan yang buruk
3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG
SESUAI
Minta dan interpretasikan darah perifer lengkap
dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan kadar glukosa serum
4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT
Periksa tanda vital : FJ, suhu, frekuensi nafas, waktu
pengisian ulang kafiler (CRT)
Periksa kadar glukosa serum sesuai prosedur
5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA
Ambil sampel glukosa darah jika dekstrostik < 45 mg
Berikan 2 cc/kg D 10 % selama 5 menit
Mulai infus D 10 % segera pada kecepatan 6-8
mg/kg/menit
Susuaikan konsentrasi glukosa sesuai dengan kadar
gula darah
6. TATALAKSANA AKTIF
Ambil sampel glukosa darah
JIKA GLUKOSA DARAH < 45 MG/DL
Mulai pemberian minum dini secara sering jika
kondisi umum bayi baik
Mulai D 10 % IV jika pemberian minum tidak dapat
ditoleransi (sesuai prosedur)
JIKA GLUKOSA DARAH > 45 MG/DL
Mulai pemberian minum dalam waktu 4 jam setelah
lahir jika kondisi bayi baik
Periksa glukosa darah sampai pemberian minum
dapat dilakukan dengan baik
Pantau kadar glukosa sampai bayi sepenuhnya
diberi asupan enteral penuh atau 3 pembacaan per
jam menunjukkan angka < 45 mg %
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik
BAYI IBU DARI PENDERITA DIABETES
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Neonatus yang lahir dari ibu penderita diabetes kehamilan atau
diabetes bergantung insulin dan rentan terhadap perkembangan
metabolisme abnormal, terutama hipoglikemia
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
Termometer
Stetoskop
Saturasi O2
Timbangan bayi
5. Alat dan Bahan metlin
2. Persiapan Bahan
D 10 %
Kalsium glukonat 10 %
Hidrokortison
Spuit
6. Langkah-langkah 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan riwayat diabetes ibu (kehamilan atau non
kehamilan)
Tanyakan riwayat kontrol gula darah selama
kehamilan
Tanyakan riwayat lahir mati pada kehamilan
sebelumnya
Tanyakan persalinan yang sulit
Tanyakan riwayat kejang pada neonatus
Dokumentasikan awitan gawat nafas jika ditemui

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ. Frrekuensi nafas, suhu,
waktu pengisian ulang kafiler (CRT) dan saturasi O2
Dokumentasikan ukuran pertumbuhan : berat badan,
panjang badan, lingkar kepala
Dokumentasikan usia kehamilan
SISTEM RESPIRASI
Hitung skor Downe
SISTEM KARDIOVASKULER
Periksa denjut jantung
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi adanya murmur yang terdengar
Periksa adanya pembesaran hati
Periksa pulsasi perifer
Periksa perfusi perifer
SISTEM SARAF PUSAT
Amati adanya jitteriness, tremor dan kejang
Amati adanya letargi, pemberian asupan yang buruk
HEMATOLOGI
Mengamati adanya pletora atau ikterus
Mengamati adanya kelainan bawaan
Mengamati adanya cedera lahir

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan darah perifer lengkap
dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan kadar glukosa serum
sesuai prosedur
Minta dan interpretasikan kalsium dan magnesium
serum
Minta dan interpretasikan kadar bilirubin serum jika
ada indikasi
Minta dan interpretasikan gas darah arteri jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan kultur darah jika ada
indikasi
Minta dan interpretasikan rontgen dada, USG dan
ekokardiografi jika ada indikasi

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa kadar glukosa serum pada usia , 1, 1 , 2,
4, 8, 12, 24, 36 dan 48 jam
Jika glukosa darah < 45 mg/dl, verifikasi dengan
pengukuran glukosa serum
Periksa kalsium serum pada usia 24 dan 48 jam
Periksa Ht pada usia 4 dan 24 jam
Periksa kadar bilirubin serum sesuai indikasi

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Pada kasus hipoglikemi, 2 ml/kg D 10 % selama 5
menit diberikan

6. TATALAKSANA AKTIF
Mulai infus D 10 % berkesinambungan dengan
kecepatan 6-8 mg/kg/menit
Sesuaikan konsentrasi glukosa sesuai dengan kadar
gula darah
Mulai pemberian asupan sedini mungkin
Untuk adanya hipokalsemia, berikan kalsium
glukonat 10 % ( 2 mg/kg IV lambat) diikuti 5
mg/kg/hari
Jika hipoglikemi bertahan , berikan hidrokortison 5
mg/kg/12 jam
Tangani masalah kardiopulmonal sesuai prosedur
Tangani masalah hematologi (hiperbilirubinemia,
polisitemia) sesuai prosedur
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksan Fisik

PERDARAHAN PADA NEONATUS


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Suatu kelainan pada unsur sistem hemostatik yang mengakibatkan
perdarahan pada periode neonatus
2. Tujuan 1. Mengatasi perdarahan
2. Mencegah komplikasi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
5. Alat dan Bahan
2. Persiapan Bahan
1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Tanyakan tentang riwayat keluarga untuk kelainan
perdarahan
Tanyakan tentang konsumsi obat ibu (aspirin)
Tanyakan tentang penyakit ibu (SLE, ITP)
Tanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
6. Langkah-langkah Tanyakan tentang trauma selama persalinan
Tanyakan tentang pemberian vit K setelah
persalinan

2. LENGKAPI PEMERERIKSAAN FISIK NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu,
waktu pengisian ulang kafiler (CRT)
Amati adanya pucat
Amati adanya petekiae
Amati adanya perdarahan GIT (hematomesis,
melena, aspirat lambung berdarah atau
kecoklatan)
Amati adanya rembesan dari lokasi lubang
tusukan vena
Amati adanya perdarahan dari lokasi lain
misalnya epistaksis, hematuria
Periksa adanya hepatosplenomegali

3. MINTA DAN INTERPRESTASIKAN PEMERIKSAAN


YANG SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan
darah lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan waktu protombin,
konsentrasi protombin, waktu tromboplastin
parsial
Minta dan interpretasikan produk degradasi fibrin
jika DIC dicurigai
Minta dan interpretasikan penapisan sepsis
dicurigai
Minta dan interpretasikan pemeriksaan koagulasi
jika diperlukan
Minta dan interpretasikan TORCH bila ada
indikasi

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu,
waktu pengisian ulang kafiler (CRT)
Periksa Hb dan hitung trombosit ketika
dibutuhkan

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Koreksi penyebab yang mendasari jika diperlukan
(hipoksia, asidosis, syok)
Tranfusi darah atau berbagai produk darah sesuai
dengan kebutuhan
6. TATALAKSANA AKTIF DALAM KASUS PENYAKIT
PERDARAHAN PADA NEONATUS
Berikan Vit K (5mg IV atau IM)
Berikan FFV atau darah utuh/whole blood
DALAM KASUS DIC
Obati penyebab yang mendasari jika
memungkinkan
Berikan Vit K sesuai mprosedur
Berikan FFP jika tersedia
Berika tranfusi trombosit jika tersedia
Berikan darah utuh / whole blood (20 cc/kg) jika
ada indikasi
Berikan heparin jika ada indikasi
Lakukan tranfusi tukar jika ada indikasi

7. DALAM KASUS TROMBOSITOPENIA


Obati penyebab yang mendasari jika
memungkinkan
Berikan tranfusi trombosit jika ada indikasi
Berikan imunoglobulin IV jika ada indikasi dan
tersedia
Berikan steroid jika ada indikasi
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

ANEMIA PADA NEONATUS

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :

H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Konsentrasi hemoglobin kurang dari 13 mg/dl pada 28 hari
pertamakehidupan pada bayi cukup bulan
2. Tujuan 1. Mengatasi anemi
2. Mencegah komplikasi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
5. Alat dan Bahan
2. Persiapan Bahan
6. Langkah-langkah 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIK
Tanyakan tentang riwayat kehilangan darah
(antepartum, intrapartum dan neonatal)
Tanyakan tentang penyakit ibu (SLE, ITP)
Tanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
Tanyakan tentang konsumsi obat ibu seperti aspirin
Tanyakan tentang riwayat keluarga untuk anemia,
ikterus dan splenektomi
Tanyakan tentang riwayat trauma kelahiran
Tanyakan tentang riwayat masalah neonatus terkait
seperti infeksi, konsumsi obat, pucat, dan ikterus

2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu dan
waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Dokumentasikan berat badan
Nilai dan dokumentasikan usia kehamilan
Amati adanya pucat
Amati adanya petekiae
Amati adanya perdarahan dari lokasi lain : GIT, lokasi
tusukkan, perdarahan intrakranial
Periksa adanya takikardi, takip[nea, perfusi perifer
yang buruk
Amati adanya letargi
Amati adanya apnea
Periksa adanya kegagalan menaikkan berat badan
Amati adanya hepatosplenomegali

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan hitung retikulosit
Minta dan interpretasikan Coombs test jika tersedia
Minta dan interpretasikan bilirubin , total dan direk
Minta dan interpretasikan golongan darah dan
Rhesus ibu dan bayi
Minta dan interpretasikan TORCH jika tersedia
Minta dan interpretasikan profil hemolitik jika tersedia

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, dan
waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Amati tingkat kesadaran
Amati adanya apnea yang sering terjadi
Amati adanya peningkatan berat badan optimum
Amati adanya pucat dan perdarahan
Periksa Hb dan Ht ketika dibutuhkan
Periksa serum bilirubin jika diperlukan

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berikan oksigenasi yang memadai
Berika tranfusi darah jika diperlukan
Berikan volume ekspander sampai darah tersedia
jika ada indikasi

6. TATALAKSANA AKTIF
Obati penyebab yang mendasar jika memungkinkan
Berikan tranfusi darah jika diperlukan (hct < 40 %)
Periksa adanya reaksi tranfusi : demam > 38C,
takikardi, gawat nafas, hipotensi, merah pada kulit,
darah dan urin
Hentikan tranfusi jika terjadi reaksi
Tangani tranfusi sesuai prosedur
Berikan multivitamin dan asam folat jika dibutuhkan
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik Neonatus

GAWAT NAFAS PADA NEONATUS


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Neonatus pada 28 hari pertama kehidupan dengan satu atau lebih
keadaan berikut ini : takipnea, retraksi, merintih, sianosis dan atau
skor downe > 4
2. Tujuan 1. Mengetahui penyebab
2. Mencegah dan mengatasi gawat nafas
3. Menurunkan angka kematian oleh karena gawat
nafas
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
1. Persiapan Alat
Termometer
Stetoskop
Oksimeter
5. Alat dan Bahan Alroji
2. Persiapan Bahan
Antibiotik (Ampisillin dan Gentamisin)
Cpap
Ventilator
6. Langkah-langkah 1. MELENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Menanyakan tentang infeksi ibu ( TORCH )
Menanyakan tentang penyakit ibu (DM, hipertensi )
Mendokumentasi usia kehamilan (kurang bulan, cukup
bulan, lewat bulan )
Mendokumentasi cara persalinan :persalinan normal
per vaginam , seksio sesaria , forsep , ventaose )
Menanyakan tentang persalinan memanjang .
Menanyakan tentang cairan air ketuban yang terkotori
oleh mekonium
Mendokumentasi skor Apgar
Menanyakan tentang resusitasi ( pengisapan , amubag,
dll )
Menanyakan tentang dukungan ventilasi
Menanyakan tentang pemberian survaktan
Menanyakan tentang awitan gawat nafas

2. MELENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Memeriksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas , suhu ,
waktu pengisian ulang kapiler (CRT) . saturasi O2.
Mengamati warna kulit
Mengamati jenis pernafasan : tanda upaya keras ,
merintih , hidung kembang kempis , retraksi )
Mengamati pergerakan dinding dada : simetris atau
asimetris
Mengamati adanya apnea
Auskultasi bunyi nafas
Menghitung skor down

3. SISTEM VARDIOVASKULER
Memeriksa takikardia
Auskultasi bunyi jantung
Auskultasi adanya murmur yang dapat di dengar
Memeriksa perfusi perifer

4. SISTEM SYARAF PUSAT


Mengamati tingkat kesadaran (letargi, iritabilitas )

5. HEMATOLOGICAL
Mengamati adanya pucat
Mengamati adanya pletora

6. MEMINTA DAN MENGINTERPRESTASI PEMERIKSAAN


YANG SESUAI .
Meminta dan menginterprestasikan hasil pemeriksaan
darah lengkap dengan hitung jenis
Meminta dan menginterprestasi glukosa serum
Meminta dan menginterprestasi gas darah arteri jika
tersedia
Meminta dan menginterprestasi rontgen dada
Meminta dan menginterprestasiecho jika ada indikasi

7. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Memeriksa tanda vital :FJ, frekuensi nafas , suhu , waktu
pengisian ulang kapiler (CRT)
Menghitung skor dwon
Memantau saturasi O2 secara terus menerus
Meminta dan menginterpretasikan rontgen dada jika
diperlukan

8. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Memberikan lingkungan bersuhu netral
Pemberian cairan IV terbatas
Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Memulai dukungan pernapasan sesuai CPAP (tingkat
II) , ventilasi dengan bantuan (tingkat III, IV)

9. TATALAKSANA AKTIF
Mempertahankan lingkungan bersuhu netral
Mempertahankan oksigenasi yang memadai
Membatasi asupan cairan
DALAM KASUS TRANSIENT TAKIPNEA OF NEWBORN
(TTN)
Memulai pemberian minum segera setelah kegawatan
dapat dihilangkan
DALAM KASUS RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
(RDS)
Surfaktan diberikan jika tersedia dan diperlukan.
DALAM KASUS MECONIUM ASPIRATION SYNDROM
(MAS)
Mengoreksi abnormalitas metabolik (hipoksia,
hipoglikemia, hipokalsemia).
Penghisapan dan fisioterapi
Memberikan antibiotik
Memberikan dukungan CV jika diperlukan (dopamine,
dobutamine).
DALAM KASUS KEBOCORAN UDARA
Selang dada dipasang
DALAM KASUS PNEUMONIA
Antibiotik diberikan
Memantau durasi terapi

7. Hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksan Fisik Neonatus

APNEA
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian Berhentinya pernapasan selama lebih dari 20 detik disertai oleh
bradikardia dan/atau siaonosis
2. Tujuan 1. Mengatasi apnea
2. Mencegah komplikasi
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tahun 2010
5. Alat dan Bahan 1. Persiapan Alat
Termometer
Stetoskop
Oksymeter
Arloji
2. Persiapan Bahan
Teofilin
6. Langkah-langkah 1. MELENGKAPI RIWAYAT MEDIK
Menanyakan tentang infeksi ibu (TORCH)
Menanyakan tentang penyakit ibu (DM, hipertensi)
Menanyakan tentang konsumsi obat oleh ibu selama
persalinan
Mendokumentasikan cara persalinan
Mendokumentasikan lamanya persalinan
Menanyakan tentang cairan ketuban yang terkotori
oleh mekonium
Menanyakan tentang resusitasi (penghisapan, ambu
bag, dll)
Menanyakan tentang awitan berhentinya
pernapasan, durasi dan sianosis terkait.
Menanyakan tentang masalah neonatus terkait
(sepsis, kejang, anemia hipotermia)

2. MELENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS


Memeriksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu,
waktu pengisian ulang kapiler (CRT), saturasi O2.
Memeriksa sistem pernapasan untuk adanya
takipnae, retraksi, merintih, sianosis.
Memeriksa SVP untuk adanya takikardia, perfusi
perifer

3. MINTA DAN INTERPRETASIKAN PEMERIKSAAN YANG


SESUAI
Minta dan interpretasikan hasil pemeriksaan darah
lengkap dengan hitung jenis
Minta dan interpretasikan hitung retikulosit
Minta dan interpretasikan Coombs test jika tersedia
Minta dan interpretasikan bilirubin , total dan direk
Minta dan interpretasikan golongan darah dan
Rhesus ibu dan bayi
Minta dan interpretasikan TORCH jika tersedia
Minta dan interpretasikan profil hemolitik jika tersedia

4. PEMANTAUAN SELAMA DIRAWAT


Periksa tanda vital : FJ, frekuensi nafas, suhu, dan
waktu pengisian ulang kapiler (CRT)
Amati tingkat kesadaran
Amati adanya apnea yang sering terjadi
Amati adanya peningkatan berat badan optimum
Amati adanya pucat dan perdarahan
Periksa Hb dan Ht ketika dibutuhkan
Periksa serum bilirubin jika diperlukan

5. TATALAKSANA PERTOLONGAN PERTAMA


Berikan oksigenasi yang memadai
Berika tranfusi darah jika diperlukan
Berikan volume ekspander sampai darah tersedia
jika ada indikasi

6. TATALAKSANA AKTIF
Obati penyebab yang mendasar jika memungkinkan
Berikan tranfusi darah jika diperlukan (hct < 40 %)
Periksa adanya reaksi tranfusi : demam > 38C,
takikardi, gawat nafas, hipotensi, merah pada kulit,
darah dan urin
Hentikan tranfusi jika terjadi reaksi
Tangani tranfusi sesuai prosedur
Berikan multivitamin dan asam folat jika dibutuhkan
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
9. Dokumen Terkait SOP Pemeriksaan Fisik

PROSEDUR PEMBERIAN CAIRAN


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
H. Shofan Ardianto,
Halaman :
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
1. Pengertian 1. Pemberian cairan disini adalah pemberian lewat infus
2. Tujuan Menyamakan persepsi dan tatacara pemberian cairan lewat
infuse
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan Bahan
1. Peralatan dan perlengkapan

a) Baki yang telah dialasi

b) Perlak dan pengalasnya

c) Handuk kecil

d) Bengkok

e) Tiang infus

f) Sarung tangan

g) Torniquet

h) Kapas alkohol

i) Cairan infus

j) Infus set

j) Abocath

k) Plester/ hipavik

l) Kassa steril

j) Gunting plester

k) Jam tangan

l) Lembar catatan
m) Waskom berisi larutan chlorin 0,5 %

2. Prosedur Pelaksanaan

a)

6. Langkah-langkah

PEDOMAN PEMBERIAN CAIRAN

1. Rumus menentukan tetesan


Vol. cairan yang tersedia Tetes / cc
X
Waktu yang ditentukan Menit / jam
Contoh : Dokter menentukan 500 cc cairan dalam 4 jam berapa
tetes diberikan permenit ?
Hitungan = 500 15 125

x = = 31,25
4 60 4

Jadi cairan yang diberikan = 31 tetes / menit

2. Rumus menentukan Cairan yang habis tiap jam

Tetesan yang ditentukan tiap jam


X 1 CC
TETES ( CC)
Contoh : Dokter menentukan 8 tetes / menit berapa jumlah
cairan tiap jam ?
8 x 60

x 1 cc = 32 cc
Hitungan = 15

Jadi Jumlah cairan yang habis tiap jam = 32 CC

3. Jumlah Kebutuhan Cairan tegantung UMUR, BERAT


BADAN dan Cairan yang keluar
A. Untuk Neonatus (dalam 24 jam)

1. Hari I = 80 ml / kg BB / Hari
2. Hari II = 100 ml / kg BB / Hari
3. Hari III = 120 ml / kg BB / Hari
4. Hari IV = 140 ml / kg BB / Hari

Kemudian dinaikkan sedikit demi sedikit sampai 200 ml / kg


BB / Hari
Bila disamping cairan i.v. juga diberi makan minum per os,
maka jumlah cairan i.v. harus dikurangi dengan jumlah per
os
Pemberian cairan parenteral dihentikan bila makan minum
per os sudah mencapai kebutuhan
Pemberian cairan
1. Umur > 1 bulan 3 bulan = 175 / kg BB / Hari
2. Umur > 3 Bulan 7 Bulan = 140 cc kg BB / Hari
3. Umur > 7 Bulan 12 Bulan = 125 cc/ kg BB / Hari
4. Umur > 1 Tahun = 100 cc / kg BB/ Har

B. Untuk orang dewasa ( dalam 24 jam )


Jumlah cairan yang keluar / hari ditambah yang tidak
dapat dihitung hari
Cairan keluar berupa :
1. Urine
2. Muntahan
3. Diare
4. N.G.T
5. W.S.D
Cairan yang tidak dapat dihitung berupa :
1. Keringat
2. Pernafasan
Akan meningkat lebih dari 1 liter / hari dalam keadaan
febris dan sesak nafas
3. Cara pengaturan dan penulisan
CAIRAN dalam flacon / flas
1. Flas ke.
2. Obat .
3. Tetesan / menit
4. Pasng jam
5. Habis jam

4. Tabel Pemberian Cairan

N Tetesan Jumlah Juml;ah cairan


o Cairan / jam dibutuhka
/ menit / 24 jam ( cc )
( cc )

1 6 24 576

2 7 28 672

3 8 32 768

4 9 36 864

5 10 40 960

6 11 44 1056

7 12 48 1152

8 13 52 1248

9 14 56 1344
10 15 60 1440

11 16 64 1536

12 17 68 1632

13 18 72 1728

14 19 76 1824

25 20 80 1920

26 21 84 2016

27 22 88 2112

18 23 92 2208

19 24 96 2304

20 25 100 2400

24 26 104 2496

25 27 108 2592

28 112 2688

29 116 2784

30 120 2880

1. Tabel Pemberian Cairan

N Tetesan Jumlah Juml;ah cairan


o Cairan / jam dibutuhka
/ menit / 24 jam ( cc )
( cc )
26 31 124 2976

27 32 128 3076

28 33 132 3168

29 34 136 3264

30 35 140 3360

31 36 144 3456

32 37 148 3552

33 38 152 3648

34 39 156 3744

35 40 160 3840

35 41 164 3936

37 42 168 4032

38 43 172 4128

39 44 176 4224

40 45 180 4320

41 46 184 4416

42 47 188 4512

43 48 192 4608

44 49 196 4704

45 50 200 4800
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen Terkait

PROSEDUR PELAYANAN CUCI TANGAN


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
10. Pengertian
11. Tujuan -
12. Kebijakan
13. Referensi
14. Alat dan Bahan -

15. Langkah-
langkah

16. Hal yang perlu


diperhatikan
17. Unit Terkait
18. Dokumen
Terkait

PROSEDUR PELAYANAN CUCI TANGAN


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
19. Pengertian
20. Tujuan -
21. Kebijakan
22. Referensi
23. Alat dan Bahan -

24. Langkah-
langkah

25. Hal yang perlu


diperhatikan
26. Unit Terkait
27. Dokumen
Terkait

PROSEDUR PELAYANAN CUCI TANGAN


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
28. Pengertian
29. Tujuan -
30. Kebijakan
31. Referensi
32. Alat dan Bahan -

33. Langkah-
langkah

34. Hal yang perlu


diperhatikan
35. Unit Terkait
36. Dokumen
Terkait

PROSEDUR PELAYANAN CUCI TANGAN


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan :0 Kepala UPTD Puskesmas
Gangga
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Mulai :
Berlaku
Halaman :
H. Shofan Ardianto,
SKM.MPH
NIP. 197609192000031004
37. Pengertian
38. Tujuan -
39. Kebijakan
40. Referensi
41. Alat dan Bahan -

42. Langkah-
langkah

43. Hal yang perlu


diperhatikan
44. Unit Terkait
45. Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai