Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia militer internasional saat ini sudah banyak mengalami kemajuan dalam
bidang pertahanan dan keamanan. Banyak sekali diciptakan alat-alat maupun senjata
untuk mengamankan negaranya dari teroris maupun invasi dari negara lain. Contohnya
adalah kekuatan militer Amerika, para prajurit sudah tidak lagi langsung menghadapi
lawan secara langsung. Senjata juga tidak perlu membidik lawan menggunakan kejelian
mata. Bahkan para tentara tidak perlu langsung terjun di medan perang. Mengapa
demikian? Karena dengan menggunakan sistem senjata pintar semua kegiatan perang
dapat dilakukan dengan kendali jarak jauh. Salah satunya adalah Peluru kendali dapat
menempuh jarak yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Peluru kendali terkenal sebgai alat utama dalam peperangan. Karena peluru
kendali selalu tepat sasaran untuk menghancurkan lawannya. Dengan seiring berjalannya
waktu, tentu pula teknologi semakin berkembang dan pembuatan rudal juga berkembang
dengan versi rudal terbaru yang dilengkapi dengan material penyusunnya yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peluru kendali?


2. Apa saja sistem pada peluru kendali?
3. Bagaiman cara kerja peluru kendali?
4. Apa sajakah material penyusun dari peluru kendali?
5. Apa yang saja jenis-jenis peluru kendali?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan peluru kendali.
2. Mengetahui sistem pada peluru kendali.
3. Mengetahui cara kerja dari peluru kendali.
4. Mengetahui material penyusun dari peluru kendali.
5. Mengetahui jenis-jenis peluru kendali.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rudal

Peluru kendali (disingkat: rudal) atau peluru berpandu atau misil adalah senjata roket
militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari
target atau menyesuaikan arah. Dengan sistem pengendali otomatis yang di pasang dalam
Peluru kendali, maka di harapkan target atau sasaran yang diinginkan dapat di jangkau
dengan baik. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "misil" merujuk kepada roket dengan
sistem kendali, sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan
utama di antaranya dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.

Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali
Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya
menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada
yang rute telah ditentukan sebelumnya.

B. Sistem Dalam Peluru Kendali

1. Structure system yang membentuk fisik rudal, terbuat dari bahan yang ringan dan
kuat seperti; baja ringan / aluminium / karbon / titanium atau kombinasi dari bahan-
bahan di atas. Bahan fisik rudal harus tahan panas sekaligus dingin yang berlebihan.
Pada bagian bawah structure system ini, terdapat sirip yang merupakan flight system
yang pengaturan gerakannya berdasarkan data dari guidance system, sehingga
memungkinkan rocket untuk melakukan manuver dalam rangka menjaga keakurasian
meluncur atau mengejar dengan menguntit arah pergerakan target.

2
2. Propultion system adalah mesin / engine yang digunakan sebagai sumber tenaga
pendorong rudal. Terdapat 2 propultion system, yaitu:

- Rocket, yang secara garis besar terdiri atas; roket berbahan bakar padat
(praktis, mudah perawatannya dan cocok untuk serangan cepat ) dan roket
berbahan bakar cair (umumnya digunakan pada rudal balistik berukuran besar,
antar benua).
Note:
Rudal balistik adalah rudal yang gerakannya mengikuti lintasan /
trajectory secara ballistic (seperti gerakan melempar, lihat ilustrasi di
atas).
- Jet Engine, pada umumnya digunakan jenis turbo jet. Jet engine biasa
digunakan pada rudal penjelajah / cruise

3. Controle system rudal, terdiri atas 3 sistem, yaitu:

- Guidance system / Sistem pelacak, merupakan alat yang akan menuntun


roket ke sasaran yang diincar. Sistem ini memanfaatkan radiasi dari;
gelombang radio / sinar infra merah / sinar laser, untuk mencapai sasarannya.
Radiasi ini bisa muncul dari pihak musuh (misal: panas knalpot atau
gelombang radio yang terpancar dari radar lawan), bisa juga dari rudal itu
sendiri (misal, radar) atau radar / laser dari kendaraan / landasan luncur.

- Targeting system, merupakan alat yang akan menuntun roket ke lokasi


sasaran yang diincar. Salah satunya dengan memanfaatkan GPS / global
Positioning System.

- Flight system, berperan mengendalikan gerakan rudal berdasarkan data dari


Guidance dan Targeting system. Flight system untuk keperluan manuver di
udara ini, umumnya berupa wings, fins, canards, dll. yang menempel pada
bodi rudal.

4. Payload system, merupakan tempat untuk membawa bahan peledak / bom, berupa:
bom lontar / submunitions, bom bakar / incendiaries, bom atom / nuclear weapons,
senjata kimia / chemical weapons, senjata biologi / biological weapons, dll.

C. Cara Kerja Peluru Kendali

Peluru kendali pada dasarnya memiliki bagian-bagian yang sama yaitu; mesin, jet
dengan asupan udara yang berguna untuk mendorong rudal di udara. Ada tempat untuk bahan
bakar dan juga hulu ledak juga tidak lupa bahan peledak didalamnya. Biasanya guide pada
rudal ini ada pada ujungnya. Rudal juga memilki sayap. Terkadang malah bentuk rudal ada
yang mirip pesawat tempur.

Setiap Peluru kendali atau juga sering disebut rudal penjelajah memiliki sistem guide
internal walau berbeda-beda jenisnya. Rudal Tomhawk Angkatan Laut AS telah digunakan

3
sejak 1984 menggunakan sistem yang disebut Terrain Contour Matching dimana antimeter
dan ditektor inersia menetapkan jalur penerbangan mengikuti kontur medan yang yang
dilewatinya. Versi terakhir Tomhawk menggunakan GPS dan kemudian sistem guide lainnya
pada peluru kendali.

Dalam hukum fisikia, untuk mencapai sasaran yang jaraknya lebih dari 100 mil,
contohnya pada rudal balistik, harus terbang menembus wilayah luar angkasa. Trayek
balistik selalu berbentuk lengkungan dengan perbandingan panjang dan tinggi 4:1.

Oleh sebab itu, rudal dengan jangkauan 100 mil akan membuat lengkungan setinggi
125.000 kaki. Itu artinya, saat meluncur, rudal akan menembus lapisan terluar atmosfer dan
masuk ke zona luar angkasa.

Untuk mencapai jarak yang jauh, sebuah rudal balistik harus terbang lebih tinggi. Ada
dua alasan yang melatarinya, pertama, untuk memberi waktu buat hulu ledak maksimal.
Kedua, rudal yang tidak keluar dari atmosfer akan terbakar akibat friksi udara yang ada di
sekitar. Untuk mencapai kecepatan terbang maksimum, mula-mula daya dorong rudal
rendah. Lama-kelamaan daya dorongnya akan meninggi saat tekanan udara mulai berkurang.
Sementara itu, kecepatan rudal untuk mencapai target sangat ditentukan oleh tingginya daya
terbang rudal tersebut. Semakin cepat rudal ketika meluncur turun semakin sulit untuk
ditangkap sistem pertahanan musuh yang ada di darat. Semakin jauh jarak jangkauannya,
semakin tinggi jarak terbangnya. Semakin tinggi terbang, semakin lama jatuh ke bawah.
Semakin lama jatuh ke bawah, semakin lama juga kerja gravitas untuk mempercepat
luncurannya. Begitulah hukum rudal.

Bagaimana dengan hulu ledaknya? Ketika kembali memasuki atmosfersetelah


beberapa saat diam di luar angkasahulu ledak sangat ditentukan oleh jangkauan jarak yang
telah ditentukan saat diluncurkan. Selain itu, kecepatan hulu ledak juga bergantung pada
jarak yang ditempuh. Meski demikian, bukan berarti kecepatan rudal tidak bisa diakali.
Untuk membuatnya lebih cepat mencapai sasaran, jika untuk membuat rudal meluncur lebih
jauh maka rudal harus diluncurkan pada sudut 45, maka untuk membuat cara kerja rudal
lebih cepat, maka rudal harus diluncurkan lebih tegak dari 45. Rudal akan terbang lebih
tinggi dan meluncur turun lebih cepat.

1. Pemandu GPS

Rudal yang sudah dilengkapi dengan dengan pemandu GPS tersebut berkerja
dengan cara meneruskan sinyal dan posisi armada bergerak kepada Base Station (BS).
Teknologi satelit ini akan melakukan pencitraan terhadap objek yang ada di bumi yang
selanjutnya akan diinformasikan kepada BS. BS selanjutnya melakukan kalkulasi
pencitraan ini, selanjutnya diteruskan terhadap rudal yang sudah dilengkapi dengan GPS.
Selanjutnya tinggal menentukan titik sasaran yang akan dituju.

Berikut ini merupakan beberapa contoh rudal yang sudah menggunaka alat pemandu
berupa GPS:

4
1. AGM-137 TRI-SERVICE STANDOFF ATTACK MISSILE (TSSAM).
Angkatan Udara Amerika (USAF) mulai mengembangkan Tri-Service Standoff Attack
Missile (TSSAM) pada tahun 1986; untuk menghasilkan rudal dengan teknologi stealth
untuk USAF, USN dan USMC dengan kemampuan jarak jauh, pemandu berdiri sendiri,
pengenalan target otomatis, dan keakuratan tinggi serta hulu ledak yang mampu
menghancurkan sasaran berupa struktur berpelindung tinggi baik didarat maupun diatas
permukaan laut. Rudal akan dilengkapi dengan inertial navigation yang dibantu dengan
GPS.

Untuk versi USN dan USAF dilengkapi dengan imaging infrared terminal sensor
untuk mendeteksi target dan terminal homing, dan dipasangi dengan unitary warhead.
Versi kedua untuk USAF akan memuat submunisi CEB (combination effects bobmlet)
untuk menghancurkan target darat. Pesawat yang akan dieprsenjatai dengan rudal ini
antara lain B-52H, F-16C/D, B-1, B-2 dan F/A-18C/D. Karena adanya keterbatasan
anggaran, untuk sementara proyek ini mengalami penundaan, dan akhirnya dibatalkan.
Pembatalan juga terjadi pada program TSSAM yang merupakan penyempurnaan dari
program JASSM.

SPESIFIKASI (perkiraan):
Panjang : 4,26 meter
Bobot : 905 kg
Hulu ledak: 450 kg
Jangkauan : diatas 185 km
Pemandu : inertial/GPS, IIR terminal
Propulsi : Turbofan.

2. AGM-154A JOINT STANDOFF WEAPON (JSOW).

Merupakan program bersama USN dan USAF untuk standarisasi senjata kendali
jarak menengah, terutama untuk menghancurkan target terlindung pada jarak diluar
jangkauan senjata anti-serangan udara, untuk mempertinggi tingkat keselamatan pesawat
tempur.

JSOW dikembangkan dalam dua varian; A dan C, dirancang untuk


menghancurkan target berupa area target, hard target, dan gabungan keduanya.
Kontraktor yang ditunjuk adalah Raytheon.

KARAKTERISTIK UMUM.
Fungsi utama: sista air-to-surface Standoff from Point Defence (SOPD) untuk
berbagai jenis sasaran.
Pemandu: GPS/INS, Terminal IR Seeker (unique C model).
Panjang : 4,1 meter
Diameter : 33 cm (box shaped on a side) 40,6 x 51,9 cm.
Bobot: dari 483 kg sampai 681 kg.
Bentang sayap: 2,69 meter.
Hulu ledak: BLU-97 combined effect bomblets (JSOW A) BLU-108 sensor

5
fuze weapon (JSOW B) dibatalkan. BROACH multi-stage warjead (JSOW C)
Pesawat peluncur: F/A-18C/D, F/A-18E/F, F-35C, F-16 Block 40/50, B-1B, B-2A,
B-52H, F-15E, F-35A.
Jarak jelajah: Peluncuran ketinggian rendah 28 km Peluncuran ketinggian tinggi -
120 km
Deployment: Januari 1999.

3. AGM-158 JOINT AIR TO SURFACE STANDOFF MISSILE (JASSM).

Hasil rancang bangun Lockheed Martin. AGM-158A menggunakan pendorong


turbojet CAE J402 dari Teledyne. Pemanduan melalui inertial navigation yang selalu
diperbaharui dengan GPS. Pengenalan target dan terminal homing melalui imaging infrared
seeker. Kelengkapan data link menjadikan rudal mengirimkan sinyal lokasi dan statusnya
saat melesat menuju sasaran. Hulu ledak berupa WDU-42/B penetrator dengan bobot 450 kg.
JASSM dapat dibawa oleh pesawat tempur seperti F-15E, F-16, F/A-18, F-35, B-1B, B-2
dan B-52.

PENYEMPURNAAN.

Pihak angkatan udara Amerika mempelajari untuk menyempurnakan AGM-158 yang


mencakup isian submunisi pada hulu ledakm homing head baru dan mesin pendorong baru
untuk memperoleh jangkauan 1.000 km. Penyempurnaan ini disebut sebagai JASSM-ER
(extended range) dengan kode AGM-158B (tahun 2002). Menggunakan mesin pendorong
yang lebih efisien JASSM-ER mampu menempuh jarak 925 km. Uji peluncuran dilakukan
pada 18 Mei 2006 dengan menggunakan pesawat B-1B di lapangan uji rudal White Sands,
New Mexico. Dijadwalkan rudal penyempurnaan ini akan masuk inventaris operasional pada
tahun 2009.

SPESIFIKASI:
Panjang : 4,27 meter
Bentang sayap: 2,4 meter
Bobot: 1.020 kg
Kecepatan jelajah: Subsonic
Jarak jangkauan: 370 km
Propulsi: Turbojet Teledyne CAE J402-CA-100, trust 3,0 kN (680 lbf)
Hulu ledak: 450kg WDU-42B Penetrator.

4. STORM SHADOW

Salah satu rudal cerdas itu, dan yang paling baru, adalah Storm Shadow. Caranya
menuju sasaran mirip rudal Tomahawk, tapi ini rudal khusus yang dirancang untuk
menghancurkan target keras seperti bungker dengan cara revolusioner.
Rudal yang sebijinya US $ 1,1 juta itu menggunakan sistem multi-"hulu ledak", hingga dapat
menjebol beton yang diperkeras yang tebalnya dua kali dari yang dapat dilakukan peledak
bungker lain.

6
Sayap : Membuka setelah diluncurkan
Mesin : jet turbofan TRI 60-30
Sensor : pencitra inframerah untuk mendekati sasaran
Panjang: 5,1 m
Berat: 1.300 kgKecepatan: 0,8 kali suara (955 km/jam)
Harga: US $1,2 juta

Storm Shadow terbang menuju sasaran menggunakan dua pemandu: satelit GPS dan
Terprom. GPS digunakan untuk memandu rudal menuju sasaran, sementara Terprom dipakai
untuk mempertahankan ketinggian terbang rudal yang harus sangat rendah, hingga tak
terdeteksi radar pertahanan musuh. Terprom memungkinkan rudal terbang mengikuti kontur
permukaan pada ketinggian 30 m.

Betapapun, yang mengerikan dari bom-bom itu adalah buruknya kualitas data target
yang diprogram ke dalamnya. Pada perang 1991, dua bom laser menghantam sebuah
perlindungan militer di Amariya, distrik di Bagdad, membunuh 400 laki-laki, perempuan,
dan anak-anak. Pada 1999, di Kosovo, kedutaan besar Cina di Belgrade telah diledakkan
dengan JDAM, membunuh 3 orang. Konon, kedua kasus salah sasaran itu karena peta yang
dipakai masih veris lama.

Peluncuran Rudal :
1. Rudal dilepaskan 400 km dari sasaran
2. Rudal menukik ke ketinggian 30 m dari permukaan untuk menghindari deteksi radar
musuh
3. Di dekat sasaran, rudal naik ke ketinggian. Rudal kemudian melepaskan penutup
moncongnya, hingga memungkinkan sensor inframerah memindai target
4. Menghancurkan bungker

Storm Shadow menggunakan sistem senjata yang disebut Bomb Rodal Ordinance
Augmenting Charge (BROACH). Sederhananya, ini bom yang meledak beberapa kali. Fase
pertama ditujukan untuk mendekati sasaran dengan menghancurkan pelindungnya, fase
terakhir untuk menghabisi sasaran yang sesungguhnya

Berikut adalah bagaimana cara Storm Shadow meledak :


1. Sensor inframerah mendeteksi sasaran
2. Ledakan pertama membersihkan tanah dan penutup di atas beton bungker. Ledakan
berikutnya yang terarah melontarkan logam panas hingga kedalam 6 meter, menembus atap
beton bunker
3. Bom penghancur bunker masuk ke dalam komplek bungker
4. Bom meledak di dalam bungker

7
Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan dari rudal yang menggunakan sistem pemandu GPS ini adalah
memungkinkan ketepatan rudal dalam mencapai sasaran meskipun dengan jarak yang jauh.
Dan bila dipergunakan dalam perang, memungkinkan meminimlkan jatuhnya korban dari
warga sipil. Kelemahan, sistem navigasi menggunakan GPS ini memerlukan data yang
akurat. Disinilah tugas mata-mata di darat, menentukan dan menandai sasaran yang akan
ditembak. Jadi sistem canggih itupun bisa salah sasaran, kalau ternyata masukan dari darat
tidak akurat. Rudal tersebut juga tidak akan mampu mencapai sasaran, bila sasaranya
memasuki area blank spot, area tersebut biasanya bawah tanah.

Sistem navigasi rudal juga bisa dikacaukan dengan alat yang dinamakan GPS
Jammer. Alat ini berfungsi untuk merusak penyampaian data ke GPS receiver yang ada pada
rudal bahkan dapat memberikan informasi palsu. Sehingga rudal tersebut dapat jauh
melenceng dari target sasaran.

2. Pemandu inframerah

Sistem pemandu inframerah akan melacak panas yang dihasilkan pesawat musuh.
Detektor inframerah pada awalnya memiliki tingkat sensitivitas rendah sehingga hanya bisa
melacak panas yang dihasilkan saluran pembuangan pesawat. Ini berarti pesawat penyerang
harus bermanuver untuk dapat menembakkan rudal ketika berada di belakang pesawat
musuh. Sinyal inframerah yang melemah ketika jarak makin menjauh juga menjadi kendala
sistem lama. Rudal berpandu inframerah modern dapat mendeteksi panas dari bagian
manapun dari pesawat musuh yang menjadi panas oleh adanya gesekan dengan udara. Hal ini
membuat pesawat penembak tidak perlu bermanuver untuk mencari posisi di belakang
pesawat musuh sebelum dapat melepaskan tembakan. Walaupun demikian hal ini tetap dapat
memperbesar kemungkinan mengenai target. Untuk mengatasi rudal jenis ini, digunakan
flare yang lebih panas dari pesawat sendiri sehingga rudal akan melacak panas yang lebih
tinggi tersebut. Penelitian terkini mengembangkan alat laser yang dapat menghancurkan
sistem pemandu inframerah di rudal. Rudal modern seperti ASRAAM menggunakan
pencitraan inframerah sehingga rudal dapat melihat target (seperti sebuah kamera video
digital) dan dapat membedakan antara pesawat dengan sumber panas seperti flare. Sistem ini
juga memiliki sudut lebar sehingga pesawat penyerang tidak perlu harus berada dalam garis
lurus dengan target untuk dapat dikunci. Pilot hanya perlu menggunakan helmet mounted
sight (HMS) dan kemudian melihat targetnya sebelum melepaskan tembakan.

3. Pemandu radar

Sistem pemandu radar digunakan untuk rudal jarak menengah atau jauh dimana sinyal
inframerah target umumnya terlalu lemah untuk dilacak detektor inframerah. Ada dua macam
rudal berpandu radar yaitu aktif dan semi-aktif. Rudal dengan sistem pemandu radar aktif
mempunyai sistem radarnya sendiri untuk mendeteksi dan melacak targetnya. Namun,

8
ukuran dari antena radar dibatasi oleh diameter rudal yang kecil sehingga membatasi
jangkauan deteksi rudal. Untuk mengatasi hal tersebut, rudal harus memiliki cara lain untuk
mendekati target sebelum mengaktifkan radarnya. Rudal berpandu radar semi-aktif adalah
lebih umum. Rudal jenis ini mendeteksi energi radar yang dipancarkan dari target. Sinyal
radar dipancarkan oleh pesawat penembak. Dengan ini berarti pesawat penembak harus
menjaga penguncian target sampai dapat dijangkau rudal, sehingga membatasi daya manuver
pesawat penembak yang dapat membahayakan pesawat seiring dengan ancaman musuh.
Rudal jenis ini juga lebih gampang dikacaukan karena jarak pesawat penembak ke target
lebih jauh dibandingkan jarak target ke rudal. Rudal berpandu radar dapat diatasi dengan
manuver terus menerus yang mengakibatkan penguncian yang terhenti, menyebarkan chaff
atau menggunakan electronic counter-measures.

4. Elektro-optikal

Elektro-optikal adalah sistem pemandu terbaru dalam pemandu misil. Salah satu rudal
yang memakai pemandu elektro-optikal adalah Python-5 Israel.

D. Material Penyusun Peluru Kendali


Jenis bahan
1. Bahan Struktur Metallic/ Logam
2. Campuran Material
3. Bahan Thermo-Struktural.
4. Bahan Pelindung Panas
5. Bahan khusus.

1. Struktur Logam

- 15 CDV6 : baja karbon rendah yang digunakan dalam padatan untuk penutup
mesin roket/rudal
- M250 : maraging baja dengan kekuatan tinggi dan ketangguhan tinggi yang
digunakan dalam penguat dalam padatan untuk penutup mesin roket/rudal
- Alloy (logam campuran) Titanium (Ti-6Al-4V) : digunakan dalam tabung gas
tekanan tinggi.
- Alloy (logam campuran) Aluminium : digunakan dalam tangki propelan cair
dan komponen mesinnya
Jenis : AA 2219, AA2014, AA6061.
- Magnesium / Alloy (logam campuran) Mg-Lithium : digunakan dalam
tahapan atas struktur pada muatan pengadopsi dan deck/lapisan avionik
- Produk bubuk metalurgi: digunakan dalam mulut rudal untuk pendorong
kontrol bi-propelan.

9
2. Campuran Material
- Karbon F / Kevlar F - Epoxy Resin: digunakan dalam padatan untuk penutup
mesin roket/rudal
- Karbon C / Silica C - Phenolic Resin: digunakan untuk menyisipkannya pada
mulut

3. Bahan Thermo-struktural
- Carbon Fiber / Silicon Carbide Keramik Matriks : Digunakan untuk
mengontrol permukaan RLV.
- SiC F / SiC Keramik Komposit Matriks: digunakan dalam suhu tinggi /
struktur panas.

4. Bahan Pelindung Panas

- Silica: (Silica Fiber di Si gel) digunakan dalam pesawat ruang angkasa dan
SRE (kapsul) misi.
- Karbon

5. Material khusus
- Soft Alloy Magnetik: Fe-Co-V: digunakan dalam torsi mesin pada rudal
- HED magnet permanen: Sm-Co: digunakan dalam giroskop, navigasi inersia,
bimbingan & sistem kontrol, momentum reaksi roda di rudal.
- Bimetallics : (SS-Al dan SS-Ti) digunakan dalam Cryosystem untuk perakitan
item berbeda.
- Opto-elektronik: digunakan dalam sensor foto dan perangkat foto volta untuk
pembangkit listrik di satelit.
- Electro-optik: digunakan dalam resolusi tinggi untuk membayankan dunia
antariksa.

E. Jenis-jenis Rudal

1. Peluru kendali balistik

10
Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori
yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya
dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah
roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi
dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti
silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat
berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan
tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran,
tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfir Bumi.

2. Peluru kendali jelajah

Peluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan
menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom
terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional
dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi
tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau
di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian
rendah untuk menghindari radar. Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah
Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan
dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan
sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang
mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam
perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini
yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai
jangkauan 1.100 km.

11
3. Peluru kendali anti-kapal

Peluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk
menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem
pemandu inersial dan pelacak radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian
rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya
untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara
untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat
diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-
kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.

4. Peluru kendali darat ke udara

Peluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat
untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang
merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air
missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur.
SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh
seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah
Aegis.

12
5. Peluru kendali udara ke udara

Peluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang
dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara
lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi
target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara
umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada
kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan
bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan
dapat mencapai kecepatan Mach 4.

6. Peluru kendali anti-tank

Peluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk


menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama
seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank
generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio,
penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-

13
148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis "tembak dan lupakan". Nag
menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.

7. Peluru kendali anti-balistik

Peluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali


dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan
peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek
antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan
AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk
melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard
AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-
35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang
menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian
mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense.

8. Torpedo
Torpedo adalah proyektil
berpenggerak sendiri yang diluncurkan
dari atas permukaan atau di bawah
permukaan air yang kemudian meluncur
di bawah permukaan air, dirancang untuk
meledak pada kontak atau jarak tertentu
dengan target. Torpedo dapat
diluncurkan dari kapal, kapal selam,
helikopter, pesawat dan ranjau laut.
Beberapa contoh torpedo modern antara
lain MK 48 AS yang diluncurkan dari
tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111
Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan
200 knot atau 370 km/jam.

9. Peluru kendali anti satelit


Peluru kendali anti-satelit adalah rudal
yang memiliki fungsi untuk
menghancurkan satelit buatan musuh.
Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-
satellite weapons (ASAT) yang
diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis
ini relatif masih dalam tahap
pengembangan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peluru kendali (disingkat: rudal) adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau
memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam
penggunaan sehari-hari, istilah "misil" merujuk kepada roket dengan sistem kendali,
sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di
antaranya dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali. Peluru kendali terkenal
sebgai alat utama dalam peperangan. Seiring berjalannya waktu, rudal-rudal sudah semakin
berkembang dengan berbagai jenis. Cara kerja rudal dilengkapi dengan pemandu
gps,inframerah,radar dan elektro-optik hal inilah yang membuat rudal atau peluru kendali
tepat sasaran dalam melwan musuhnya.

Dan didukung dengan material penyusunan yang terdiri dari :


1. Bahan Struktur Metallic/ Logam

2. Campuran Material

3. Bahan Thermo-Struktural.

4. Bahan Pelindung Panas

5. Bahan khusus.

B. Saran

Penulis berharap agar penyajian makalah ini dapat diperhatikan dengan saksama,
karena melalui makalah yang dipaparkan ini, penulis menjelaskan beberapa poin penting dari
Peluru Kendali. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu diharapkan agar pembaca kiranya dapat juga membaca materi yang berkaitan,
pada referensi lainnya agar dapat lebih memahami lagi mengenai Peluru Kendali.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.plimbi.com/article/123392/apa-itu-peluru-kendali-bagaimana-cara-kerjanya
http://intisari.grid.id/Unique/Fokus/Malaysia-Airlines-Mh17-Jatuh-Ditembak-Rudal-
Membaca-Cara-Kerja-Rudal
http://www.srmuniv.ac.in/sites/default/files/files/MATERIALS%20FOR%20R&M.pdf
http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/ed041pA56.2
http://nosalpratama.blogspot.co.id/2008/12/rahasia-sistem-pengendalian-rudal.html

16

Anda mungkin juga menyukai