A. Pendahuluan
Roda gigi pada umumnya digunakan sebagai alat transmisi daya.
Keuntungan menggunakan transmisi roda gigi adalah :
1. Rasio transmisi yang teliti karena tidak terjadi selip .
2. Efisiensinya tinggi.
3. Kontruksi lebih ringkas
4. Dapat memindahkan daya besar atau kecil.
5. Perawatannya lebih mudah.
Sedangkan kelemahannya diantaranya :
1. Pembuatanya membutuhkan biaya yang mahal.
2. Kesalahan sedikit dalam pembuatan menyebabkan getaran dan kebisingan
dalam pemakainnya.
3. Bila ada kerusakan atau cacat pada satu gigi, dapat merembet kegigi
lainnya.
Berdasarkan letak porosnya, roda gigi dapat dibedakan atas :
1. Roda gigi untuk poros sejajar; misalnya roda gigi lurus, roda gigi miring
atau roda gigi miring ganda.
2. Roda gigi untuk poros berpotongan ; misalnya roda gigi tirus lurus, roda
gigi tirus spiral .
3. Roda gigi untuk poros bersilangan; misalnya roda gigi cacing, roda gigi
mirng silang, roda gigi hipoid, roda gigi rak, dll.
Addendum Circle
Driver
Pitch Circle
Pitch Point
Pressure Angle
Whole Depth
Dedendum
Addendum
Face
Botton Land
Circular Pitch
Tooth Thicknees
Driven Gear
Gambar IX-1
1. Modul, simbolnya (m)
Pada roda gigi,modul adalah besaran yang sangat penting karena semua
ukuran gigi didasarkan pada modul tersebut. Disamping itu modul juga
dijadikan acuan untuk standarisasi ukuran roda gigi. Pada roda gigi yang
berpasangan besarnya modul sama.
Pengertian modul diperoleh dari penurunan rumus berikut.
Pada roda gigi lurus, keliling lingkaran tusuknya adalah :
x d = t x Z . 9-1
dimana :
d = diameter lingkaran tusuk, mm
t = tusuk, mm
Z = jumlah gigi.
atau :
t
d= xZ 9-2
t
berdasarkan disebut dengan istilah modul, atau
t
m= ... 9-3
2. Diameter lingkaran tusuk atau lingkaran bagi atau pitch circle, simbolnya (d).
Merupakan lingkaran imajiner, dimana untuk pasangan roda gigi kedua
lingkaran tersebut saling persinggungan.
d1 = simbol untuk diameter tusuk roda gigi penggerak.
d2 = simbol untuk diameter tusuk roda gigi yang digerakan.
Mengacu pada persamaan 9-4 besarannya d1 dan d2 dirumuskan :
d1 = m x Z1 ..... 9-5
d2 = m x Z2 . 9-6
21. Interferensi
Merupakan keadaaan dimana sewaktu permukaan (face) roda gigi
penggerak, berkontak dengan permukaan roda gigi yang digerakan, tidak
terjadi aksi konjugasi melainkan terjadi aksi pengungkitan. Hal tersebut
disebabkan karena profil gigi yang saling overlap akibat dari kemungkinan
jarak sumbu gigi yang lebih kecil dari hasil perhitungan.
Untuk menghindari terjadinya ineterferensi , jari-jari maksimum lingkaran
kepala masing-masing roda gigi yang berpasangan harus lebih kecil dari :
Wn
Wr
A A
c
Gambar IX-2
Sewaktu roda gigi bekerja memindahkan daya, terjadi pada ujung gigi
yang bekerja pada garis aksi (Wn). Gaya Wn tersebut menyebabkan timbulnya
gaya radial (Wr) dan gaya yang tegak lurus dengan sumbu profil roda gigi
(W).
W = b x y x t .. 9-26
Gaya bengkok (W) , harganya mendekati gaya yang dipindahkan oleh roda
gigi (F), sehingga persamaan 9-26 dapat ditulis :
F = b x y x t . 9-27
0.684
y = 0.124 , untuk profil involute penuh (full depth involute)
Z
dengan sudut tekan 14.50
0.912
y = 0.154 , untuk profil involute penuh (full depth involute)
Z
dengan sudut tekan 200
0.841
y = 0.175 , untuk profil involute tumpul ( stub ) dengan sudut
Z
tekan 200
Tabel IX-1
10
Number of 14 Full-Depth 200 Full-Depth 200 Stub
Teeth 2 Involute Involute
Involute or Composite
12 0.067 0.078 0.099
13 0.071 0.083 0.103
14 0.075 0.088 0.108
15 0.078 0.092 0.111
16 0.081 0.094 0.115
17 0.084 0.096 0.117
18 0.086 0.098 0.120
19 0.088 0.100 0.123
20 0.090 0.102 0.125
21 0.092 0.104 0.127
23 0.094 0.106 0.130
25 0.097 0.108 0.133
27 0.099 0.111 0.136
30 0.101 0.114 0.139
34 0.104 0.118 0.142
38 0.106 0.122 0.145
43 0.108 0.126 0.147
50 0.110 0.130 0.151
60 0.113 0.134 0.154
75 0.115 0.138 0.158
100 0.117 0.142 0.161
150 0.119 0.146 0.165
300 0.122 0.150 0.170
Rack 0.124 0.154 0.175
Bila persamaan 9-11 , 9-16 dimasukan kedalam persamaan 9-27 maka akan
diperoleh :
F = b x k x m2 x 2 . 9-28
Bila diameter tusuk diketahui maka akan diperoleh :
M .2 M .2
F= ; d=z.m sehingga ; F= 9-29
d z.m
Persamaan 9-29 dimasukan kedalam persamaan 9-28 diperoleh :
M .2
= b x k x m2 x 2 . 9-28
z.m
dengan menggunakan persamaan 9-28 harga modul dapat dihitung
sebagai berikut :
1
2.M 3
m = 2 9-30
.k . y.Z .b
Selanjutnya dalam perhitungan kekuatan suatu pasangan roda gigig lurus , nilai
perkalian ( . y) yang terkecil, dijadikan acuan untuk menentukan ukuran roda
gigi kedua pasangan.
Contoh soal :
1. suatu pasangan roda gigi mempunyai sudut tekan 14.50 (full-depth), modul
10 mm. Diameter tusuk roda gigi pinion 160 mm. Rasio transmisi 3 : 2 .
Hitunglah :
a. jumlah gigi masing-masing roda gigi, Z
b. tinggi kepala gigi, hk
c. tinggi gigi, h
d. kelonggaran, cl
e. diameter kepala gigi, dk
f. diameter kaki gigi, df
g. tinggi kaki gigi, hf
h. diameter dasar, db
i. jarak sumbu pasangan roda gigi, a
j. cek apakah terjadi interferensi
Jawab :
a. jumlah gigi tiap-tiap roda gigi dicari sebagai berikut.
n1 d 2 Z 2
i= = = ; indeks 1untuk pinion, 2 untuk gear
n 2 d1 Z1
3 d2
= d2 = 160 mm x 1.5 = 240 mm
2 160
Z1 = d1/m = 160/10 = 16 buah
Z2 = d2/m = 240/10 = 24 buah
b. tinggi kepala gigi, hk
hk = m = 10 mm
c. tinggi gigi, h
h = 2.157 (m) = 2.157 x 10 = 21.57 mm
d. kelonggaran, cl
cl = 0.157 (m ) = 0.157 x 10 = 1.57 mm
h. diameter dasar, db
db1 = d1 x cos 14.50 = 160 x 0.968 = 154.90 mm
db2 = d2 x cos 14.50 = 240 x 0.968 = 232.36 mm
jawab :
1. Hitung jumlah gigi masing-masing roda gigi, Z1 dan Z2
n1 d 2 Z 2
i= = = ; indeks 1 untuk pinion, 2 untuk gear
n 2 d1 Z1
n1 Z2 4 Z2
= .. = Z2 = 16 x 4 = 64 gigi
n2 Z1 1 16
Z1 = 16 gigi
Z2 = 64 gigi
2. Hitung faktor bentuk, y1 dan y2
Dari tabel diperoleh :
y1 = 0.094
y2 = 0.135
3. Hitung dulu roda gigi mana yang lemah, pinion atau gear.
Untuk pinion :
nilai 1x. y1 = 83 MN/m2 x 0.094 = 7.802 MN/m2
untuk gear :
nilai 2 x. y 2 = 102 MN/m2 x 0.135 = 13.9 MN/m2
ternyata harga ( y) pinion lebih kecil dari pada gear, jadi pinion
lebih lemah. Perhitungan gaya selanjutnya didasarkan pada ukuran
roda gigi pinion.
F = b x b x y x t
F = 35.5 MN/m2 x 0.09 m x 0.094 x (8 /1000) m
F = 7.54 kN
7. hitung daya , P
P=FxV
= 7.54 kN x 4.021 m/det
P = 30.3 kW
Soal-soal latihan :
1. Pasangan roda gigi lurus, mempunyai rasio transmisi 3. pinion mempunyai
24 gigi dan modal 4 mm. Hitunglah diameter kepala, diameter tusuk ,
diameter kaki , dan jarak sumbu roda gigi.
2. dua poros sejajar , terpasang pasangan roda gigi lurus. Jarak sumbu poros
162 mm. Rasio transmisi 2 dan jumlah roda gigi yang terkecil 8 buah.
Hitunglah jumlah gigi roda gigi pasangannya dan berapa modulnya.
3. Rasio transmisi pasangan roda gigi lurus 3.2. Roda gigi penggerak
mempunyai 25 gigi dan modulnya 6 mm serta lebarnya 10 mm. Hitung
ukuran kedua pasangan roda gigi untuk keperluan gambar kerja.
4. Roda gigi pinion terbuat dari baja ( = 200 MN/m ) menggerakan gear
yang terbuat dari baja juga ( = 140 MN/m). Diameter tusuk pinion 100
mm dan jarak sumbu 200 mm. Pinion memindahkan daya 5 kW pada 900
rpm. Sudut tekan 20 full depth. Hitunglah modul dan lebar gigi kedua
pasangan.
Jawab: m = 2 mm; b = 21.2 mm
5. Dua pasangan roda gigi lurus digunakan untuk menggerakan mesin
pemecah batu. Daya yang ditransmisikan 18 kW, putaran pinion 1200
rpm, rasio transmisi 3.5 : 1, profil gigi stub 20. Bahan untuk pinion ( = 70
MN/m). Hitung modul dan lebar gigi kedua pasangan.
Jawab : m = 5 mm; b = 57 mm.
6. Pasangan roda gigi lurus memindahkan daya 30 HP. Putaran pinion 300
rpm. Rasio transmisi 1 : 3. Bahan pinion ( = 1200 kg/cm) dan bahan gear
( = 1000 kg/cm). Pinion mempunyai 15 gigi dan lebarnya 14 kali modul.
Hitunglah modul, lebar gigi, dan diameter tusuk kedua pasangan.
Jawab : m = 6.5 mm ; b = 112 mm; d1 = 120 mm ; d2 = 360 mm.
RINGKASAN
F = b x b x y x t