Anda di halaman 1dari 18

BAB IX

PERANCANGAN RODA GIGI LURUS

A. Pendahuluan
Roda gigi pada umumnya digunakan sebagai alat transmisi daya.
Keuntungan menggunakan transmisi roda gigi adalah :
1. Rasio transmisi yang teliti karena tidak terjadi selip .
2. Efisiensinya tinggi.
3. Kontruksi lebih ringkas
4. Dapat memindahkan daya besar atau kecil.
5. Perawatannya lebih mudah.
Sedangkan kelemahannya diantaranya :
1. Pembuatanya membutuhkan biaya yang mahal.
2. Kesalahan sedikit dalam pembuatan menyebabkan getaran dan kebisingan
dalam pemakainnya.
3. Bila ada kerusakan atau cacat pada satu gigi, dapat merembet kegigi
lainnya.
Berdasarkan letak porosnya, roda gigi dapat dibedakan atas :
1. Roda gigi untuk poros sejajar; misalnya roda gigi lurus, roda gigi miring
atau roda gigi miring ganda.
2. Roda gigi untuk poros berpotongan ; misalnya roda gigi tirus lurus, roda
gigi tirus spiral .
3. Roda gigi untuk poros bersilangan; misalnya roda gigi cacing, roda gigi
mirng silang, roda gigi hipoid, roda gigi rak, dll.

B. Istilah, definisi dan simbol dalam roda gigi lurus


Pada gambar IX-1 di halaman berikut ini, disajikan beberapa istilah dan
simbol-simbol yang sering di gunakan untuk perhitungan atau perancangan
pasangan roda gigi lurus.
Istilah pasangan menunjukan bahwa disini ada dua buah roda gigi yang
saling kerja sama, yakni ada roda gigi yang berfungsi sebagai penggerak atau
driver gear, dan roda gigi yang digerakkan atau driven gear atau follower.
Biasanya untuk roda gigi penggerak di beri indeks (1), sedangkan untuk roda
gigi yang digerakkan diberi indeks (2).
Pada dua roda gigi yang berpasangan, roda gigi yang terkecil disebut dengan
istilah pinion. Sedangkan yang lebih besar disebut dengan istilah gear. Indeks
(1) biasanya diberikan untuk roda gigi pinion dan indeks (2) untuk gear.

Addendum Circle
Driver
Pitch Circle

Line of Action Base Circle


Dedendum Circle
Clearance

Pitch Point

Pressure Angle
Whole Depth
Dedendum
Addendum
Face

Top Land Face Width b

Botton Land

Circular Pitch

Tooth Thicknees

Driven Gear

Gambar IX-1
1. Modul, simbolnya (m)
Pada roda gigi,modul adalah besaran yang sangat penting karena semua
ukuran gigi didasarkan pada modul tersebut. Disamping itu modul juga
dijadikan acuan untuk standarisasi ukuran roda gigi. Pada roda gigi yang
berpasangan besarnya modul sama.
Pengertian modul diperoleh dari penurunan rumus berikut.
Pada roda gigi lurus, keliling lingkaran tusuknya adalah :

x d = t x Z . 9-1
dimana :
d = diameter lingkaran tusuk, mm
t = tusuk, mm
Z = jumlah gigi.
atau :
t
d= xZ 9-2

t
berdasarkan disebut dengan istilah modul, atau

t
m= ... 9-3

Sehingga persamaan 9-2 dapat ditulis :

d=mxZ .. .... 9-4

2. Diameter lingkaran tusuk atau lingkaran bagi atau pitch circle, simbolnya (d).
Merupakan lingkaran imajiner, dimana untuk pasangan roda gigi kedua
lingkaran tersebut saling persinggungan.
d1 = simbol untuk diameter tusuk roda gigi penggerak.
d2 = simbol untuk diameter tusuk roda gigi yang digerakan.
Mengacu pada persamaan 9-4 besarannya d1 dan d2 dirumuskan :

d1 = m x Z1 ..... 9-5

d2 = m x Z2 . 9-6

3. Diameter lingkaran atau dendendum circle, simbolnya (df)


Ilustrasinya dapat dilihatpada gambar IX-1, dimuka.
Harganya dapat dirumuskan :

df = d 2.Whole Depth = d 4.314 m . 9-7

4. Diameter lingkaran kepala atau addendum circle, simbolnya (dk)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
dk = d + 2.(addendum) = d + 2.m ... 9-8

5. Diameter lingkaran dasar atau Base Circle, simbolnya (db)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
db = d x cos .. 9-9

6. Kelonggaran atau Clearance, simbolnya (cl)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
cl = 0.157 m 9-1
7. Tusuk atau Circular Pitch, simbolnya (t)
Merupakan jarak antara puncak gigi dengan puncak gigi.
Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
D
t=m. = . 9-1
Z

8. Tinggi kepala gigi atau Addendum, simbolnya (hk)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
hk = m 9-1

9. Tinggi kaki gigi atau Dedendum, simbolnya (hf)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :

hf = 1.157 (m) ........ 9-13

10. Tinggi gigi atau Whole Depth,simbolnya (h)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
h = 2.157 (m) .. 9-14

11. Tebal gigi atau Tooth Thickness, simbolnya (c)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
t
c= 9-15
2
12. Lebar gigi atau Face Width, simbolnya (b)
Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :
b=k.t k 4 9-16

13. Jarak sumbu pasangan dua roda gigi, simbolnya (a)


Harganya dapat dirumuskan :
d1 + d 2
a= 9-17
2

14. Jumlah gigi, simbolnya (Z)


Harganya dapat dirumuskan :
D .D
Z= = 9-18
m t

15. Tebal pelek atau rim, simbolnya (p)


Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar IX-1, dimuka .
Harganya dapat dirumuskan :

p 1.6 (m) .. 9-19

16. Rasio transmisi atau angular velocity ratio, simbolnya (i)


Merupakan perbandingan kecepatan sudut atau perbandingan putaran antara
roda gigi penggerak dengan roda gigi yang digerakan. Untuk roda gigi
penggerak diberi indeks 1 dan untuk roda gigi yang digerakan diberi indeks 2.
Harga dapat dirumuskan :
n1 d 2 Z 2
i= = = . 9-20
n 2 d1 Z1
17. Garis aksi atau garis tekan atau kontak atau garis cengkraman atau line of
action
Merupakan garis kerja gaya, yang terjadi sewaktu permukaan roda gigi (face)
berkontak dengan pasangannya.

18. Sudut tekan atau pressure angle, simbolnya ()


Merupakan sudut antara garis aksi dengan garis singgung diameter tusuk
pasangan roda gigi.
Harga dapat dirumuskan
= 200 atau 14,50 .. 9-21

19. Titik kontak atau picth point


Merupakan titik singgung antara diameter tusuk roda gigi penggerk dengan
diameter tusuk roda gigi yang digerakan. Ilustrasinya dapat dilihat pada
Gambar IX-1, dimuka.

20. Involut atau Evolvent


Merupakan salah satu jenis profil gigi.jenis profil yang lain yaitu cycloid.
Teori bagaiman cara membuat profil involut atau cycloid dapat dilihat pada
gambar teknik.

21. Interferensi
Merupakan keadaaan dimana sewaktu permukaan (face) roda gigi
penggerak, berkontak dengan permukaan roda gigi yang digerakan, tidak
terjadi aksi konjugasi melainkan terjadi aksi pengungkitan. Hal tersebut
disebabkan karena profil gigi yang saling overlap akibat dari kemungkinan
jarak sumbu gigi yang lebih kecil dari hasil perhitungan.
Untuk menghindari terjadinya ineterferensi , jari-jari maksimum lingkaran
kepala masing-masing roda gigi yang berpasangan harus lebih kecil dari :

(jari-jari lingkaran)2 + (jarak sumbu)2 . (sin )2


C. Perhitungan Kekuatan Roda Gigi Terhadap Beban Bengkok
Pada perhitungan kekuatan roda gigi terhadap beban bengkok,
diasumsikan beban penuh dikenakan pada satu gigi.

Lihat Gambar IX-2 dibawah ini.

Wn
Wr

A A
c

Gambar IX-2

Sewaktu roda gigi bekerja memindahkan daya, terjadi pada ujung gigi
yang bekerja pada garis aksi (Wn). Gaya Wn tersebut menyebabkan timbulnya
gaya radial (Wr) dan gaya yang tegak lurus dengan sumbu profil roda gigi
(W).

Akibat gaya W pada penampang A-A akan terjadi tegangan bengkok.


Tegangan bengkok ijin dari bahan roda gigi dapat dirumuskan :
M .y
b = . 9-22
I
Dimana ; M=Wxh
c
Y=
2
b.c 3
I=
12
sehingga persamaan 9-22 menjadi :
6.M 6.W .h
b = = ... 9-23
b.c 2 b.c 2
harga yang bengkok (W) dapat ditulis :
c2
W = bxbx .. 9-24
6.h
t
Bila ruas kanan persamaan 9-24 dikalikan dengan ( ) maka nilainya tidak
t
berubah yakni :
c2
W = bxbx xt ... 9-25
6.h
Nilai faktor didalam kurung pada persamaan 9-25, merupakan besaran yang
c2
tak berdimensi yang dikenal dengan faktor bentuk (y) jadi : y = ;
6.h.t
sehingga persamaan 9-25 dapat dituliskan :

W = b x y x t .. 9-26
Gaya bengkok (W) , harganya mendekati gaya yang dipindahkan oleh roda
gigi (F), sehingga persamaan 9-26 dapat ditulis :

F = b x y x t . 9-27

Persamaan 9-27 tersebut terkenal dengan persamaan lewis.


M
dimana : F = gaya yang dipindahkan , F = , N
d /2
M = momen puntir , Nm
d = diameter tusuk , m

b = tegaangan bengkok ijin bahan, N/m2


b = lebar gigi , m
t = tusuk ; t = m . ; m
y = faktor bentuk, besarnya tergantung jumlah gigi (Z).
Nilai faktor bentuk dapat dirumuskan :

0.684
y = 0.124 , untuk profil involute penuh (full depth involute)
Z
dengan sudut tekan 14.50
0.912
y = 0.154 , untuk profil involute penuh (full depth involute)
Z
dengan sudut tekan 200
0.841
y = 0.175 , untuk profil involute tumpul ( stub ) dengan sudut
Z
tekan 200
Tabel IX-1
10
Number of 14 Full-Depth 200 Full-Depth 200 Stub
Teeth 2 Involute Involute
Involute or Composite
12 0.067 0.078 0.099
13 0.071 0.083 0.103
14 0.075 0.088 0.108
15 0.078 0.092 0.111
16 0.081 0.094 0.115
17 0.084 0.096 0.117
18 0.086 0.098 0.120
19 0.088 0.100 0.123
20 0.090 0.102 0.125
21 0.092 0.104 0.127
23 0.094 0.106 0.130
25 0.097 0.108 0.133
27 0.099 0.111 0.136
30 0.101 0.114 0.139
34 0.104 0.118 0.142
38 0.106 0.122 0.145
43 0.108 0.126 0.147
50 0.110 0.130 0.151
60 0.113 0.134 0.154
75 0.115 0.138 0.158
100 0.117 0.142 0.161
150 0.119 0.146 0.165
300 0.122 0.150 0.170
Rack 0.124 0.154 0.175
Bila persamaan 9-11 , 9-16 dimasukan kedalam persamaan 9-27 maka akan
diperoleh :

F = b x k x m2 x 2 . 9-28
Bila diameter tusuk diketahui maka akan diperoleh :
M .2 M .2
F= ; d=z.m sehingga ; F= 9-29
d z.m
Persamaan 9-29 dimasukan kedalam persamaan 9-28 diperoleh :
M .2
= b x k x m2 x 2 . 9-28
z.m
dengan menggunakan persamaan 9-28 harga modul dapat dihitung
sebagai berikut :
1
2.M 3
m = 2 9-30
.k . y.Z .b

Dimana : M = momen puntir atau torsi, Nm


k = 4 (harga maksimum)
m = momen gigi, m
y = faktor bentuk
Z = jumlah gigi

b = tegangan ijin bahan roda gigi, N/m2


Khusus tegangan ijin bahan roda gigi , nilainya tidak semata-mata
mengacu kekuatan tarik bahan dan angka keamanan , tetapi juga harus
diperhitungkan faktor kelelahan bahan dan konsentrasi tegangan. Untuk roda gigi
lurus besarnya tegangan yang diijinkan dapat dihitung dengan rumus Barts
sebagai berikut :
3
b = ( ) ; untuk V < 10 m/det . 9-31
3 +V
6
b = ( ) ; untuk V = (10 - 20) m/det . 9-32
6 +V
5.6
b = ( ) ; untuk V > 10 m/det . 9-33
5.6 + V
Dimana : V = kecepatan linier pasangan roda gigi, m/det
1 1
x kekuatan tarik bahan = x uts , N/m
3 3
Contoh : besi tuang = 55 MN/m2; perunggu = 83 MN/m2

Selanjutnya dalam perhitungan kekuatan suatu pasangan roda gigig lurus , nilai
perkalian ( . y) yang terkecil, dijadikan acuan untuk menentukan ukuran roda
gigi kedua pasangan.

Contoh soal :
1. suatu pasangan roda gigi mempunyai sudut tekan 14.50 (full-depth), modul
10 mm. Diameter tusuk roda gigi pinion 160 mm. Rasio transmisi 3 : 2 .
Hitunglah :
a. jumlah gigi masing-masing roda gigi, Z
b. tinggi kepala gigi, hk
c. tinggi gigi, h
d. kelonggaran, cl
e. diameter kepala gigi, dk
f. diameter kaki gigi, df
g. tinggi kaki gigi, hf
h. diameter dasar, db
i. jarak sumbu pasangan roda gigi, a
j. cek apakah terjadi interferensi
Jawab :
a. jumlah gigi tiap-tiap roda gigi dicari sebagai berikut.
n1 d 2 Z 2
i= = = ; indeks 1untuk pinion, 2 untuk gear
n 2 d1 Z1
3 d2
= d2 = 160 mm x 1.5 = 240 mm
2 160
Z1 = d1/m = 160/10 = 16 buah
Z2 = d2/m = 240/10 = 24 buah
b. tinggi kepala gigi, hk
hk = m = 10 mm

c. tinggi gigi, h
h = 2.157 (m) = 2.157 x 10 = 21.57 mm

d. kelonggaran, cl
cl = 0.157 (m ) = 0.157 x 10 = 1.57 mm

e. diameter kepala gigi, dk


dk1 = dk1 1 (h) = 160 + 2(10) = 180 mm
dk2 = dk2 1 (h) = 240 + 2(10) = 260 mm

f. diameter kaki gigi, df


df1= dk1 2 (h) = 180 2 x 21.57 = 136.86 mm
df2= dk2 2 (h) = 260 2 x 21.57 = 216.86 mm

g. tinggi kaki gigi, hf


hf = 1.157 (m) 1.157 x 10 = 11.57 mm

h. diameter dasar, db
db1 = d1 x cos 14.50 = 160 x 0.968 = 154.90 mm
db2 = d2 x cos 14.50 = 240 x 0.968 = 232.36 mm

i. jarak sumbu pasangan roda gigi, a


d1 + d 2 160 + 240
a= = = 200 mm
2 2
j. cek apakah terjadi interferensi
hitung dulu nilai berikut ini.
untuk gear :

(jari-jari lingkaran)2 + (jarak sumbu)2 . (sin )2

(116.18)2 + (200)2 . (sin 14.50)2 = 126.51 mm

Interferensi terjadi bila jari-jari lingkaran kepala dari salah


satu roda gigi lebih besar dari harga tersebut. Diperoleh (130 >
126.51), jadi terjadi interferensi. Agar tidak terjadi interferensi ,
maka perlu ada modifikasi misalnya modulnya diturunkan dari 10
mm menjadi 8 mm dan diameter tusuk dari roda gigi pinion
diperbesar dari 180 mm menjadi 192 mm.

2. Roda gigi pinion terbuat dari bahan perunggu (= 83 MN/m2) dengan


putaran 600 rpm, berpasangan dengan gear yang terbuat dari baja tuang (=
103 MN/m2) .Rasio transmisi 4 : 1. Pinion mempunyai 16 gigi bersudut
tekan 200 (Full depth involute) dan modulnya 8 mm. Lebar kedua
pasangan roda gigi tersebut 90 mm. Hitunglah daya yang dapat
ditranmisikan oleh pasangan roda gigi tersebut .

jawab :
1. Hitung jumlah gigi masing-masing roda gigi, Z1 dan Z2
n1 d 2 Z 2
i= = = ; indeks 1 untuk pinion, 2 untuk gear
n 2 d1 Z1
n1 Z2 4 Z2
= .. = Z2 = 16 x 4 = 64 gigi
n2 Z1 1 16

Z1 = 16 gigi
Z2 = 64 gigi
2. Hitung faktor bentuk, y1 dan y2
Dari tabel diperoleh :
y1 = 0.094
y2 = 0.135

3. Hitung dulu roda gigi mana yang lemah, pinion atau gear.
Untuk pinion :
nilai 1x. y1 = 83 MN/m2 x 0.094 = 7.802 MN/m2
untuk gear :
nilai 2 x. y 2 = 102 MN/m2 x 0.135 = 13.9 MN/m2
ternyata harga ( y) pinion lebih kecil dari pada gear, jadi pinion
lebih lemah. Perhitungan gaya selanjutnya didasarkan pada ukuran
roda gigi pinion.

4. Hitung kecepatan linier pasangan roda gigi ,V


V = x d1 x n1 = x Z1 . m x n1 = x 16 x 8 mm x 600 m/menit
V = 4.021 m/menit

5. hitung tegangan bentuk ijin, b


V < 10 m/detik ; gunakan rumus 9-31
3
b = ( ) ; V < 10 m/detik
3+V
3
b = 83 MN/m 2 x ( ) = 35.5 MN/m2
3 + 4.021

6. Hitunglah gaya yang dapat ditransmisikan, F


gunakan rumus lewis, (persamaan 9-27)

F = b x b x y x t
F = 35.5 MN/m2 x 0.09 m x 0.094 x (8 /1000) m
F = 7.54 kN
7. hitung daya , P
P=FxV
= 7.54 kN x 4.021 m/det
P = 30.3 kW

Soal-soal latihan :
1. Pasangan roda gigi lurus, mempunyai rasio transmisi 3. pinion mempunyai
24 gigi dan modal 4 mm. Hitunglah diameter kepala, diameter tusuk ,
diameter kaki , dan jarak sumbu roda gigi.
2. dua poros sejajar , terpasang pasangan roda gigi lurus. Jarak sumbu poros
162 mm. Rasio transmisi 2 dan jumlah roda gigi yang terkecil 8 buah.
Hitunglah jumlah gigi roda gigi pasangannya dan berapa modulnya.
3. Rasio transmisi pasangan roda gigi lurus 3.2. Roda gigi penggerak
mempunyai 25 gigi dan modulnya 6 mm serta lebarnya 10 mm. Hitung
ukuran kedua pasangan roda gigi untuk keperluan gambar kerja.
4. Roda gigi pinion terbuat dari baja ( = 200 MN/m ) menggerakan gear
yang terbuat dari baja juga ( = 140 MN/m). Diameter tusuk pinion 100
mm dan jarak sumbu 200 mm. Pinion memindahkan daya 5 kW pada 900
rpm. Sudut tekan 20 full depth. Hitunglah modul dan lebar gigi kedua
pasangan.
Jawab: m = 2 mm; b = 21.2 mm
5. Dua pasangan roda gigi lurus digunakan untuk menggerakan mesin
pemecah batu. Daya yang ditransmisikan 18 kW, putaran pinion 1200
rpm, rasio transmisi 3.5 : 1, profil gigi stub 20. Bahan untuk pinion ( = 70
MN/m). Hitung modul dan lebar gigi kedua pasangan.
Jawab : m = 5 mm; b = 57 mm.
6. Pasangan roda gigi lurus memindahkan daya 30 HP. Putaran pinion 300
rpm. Rasio transmisi 1 : 3. Bahan pinion ( = 1200 kg/cm) dan bahan gear
( = 1000 kg/cm). Pinion mempunyai 15 gigi dan lebarnya 14 kali modul.
Hitunglah modul, lebar gigi, dan diameter tusuk kedua pasangan.
Jawab : m = 6.5 mm ; b = 112 mm; d1 = 120 mm ; d2 = 360 mm.
RINGKASAN

1. Besaran t/ disebut dengan istilah modul


t
m=

2. Diameter lingkaran tusuk atau lingkaran bagi atau pitch circle
simbolnya (d ).
d=mxZ

3. Diameter lingkaran kaki atau dedentum circle, simbolnya ( df ).


Df = d 2.Whole Depth = d 4.314 m

4. Diameter lingkaran kepala atau addendum circle, simbolnya ( dk ).


Dk = d + 2.(addendum) = d + 2.m

5. Diameter lingkaran dasar atau Base Circle, simbolnya(db).


db = d x cos

6. Kelonggaran atau Clearence, simbolnya (cl).


cl = 0.157 m

7. Tusuk atau Circular pitch, simbolnya (t).


D
t=m. = .
Z
8. Tinggi kepala gigi atau Addendum, simbolnya (hk)
hk = m

9. Tinggi kaki gigi atau dedentum, simbolnya (hf).


hf = 1.157 (m)
10. Tinggi gigi atau Whole depth, simbolnya (h)
h = 2.157 (m)

11. Tebal gigi atau Tooth Thickness, simbolnya (c)


t
c=
2

12. Lebar gigi atau Face width, simbolnya (b)


b=k.t k4

13. Jarak sumbu pasangan dua roda gigi, simbolnya (a)


d1 + d 2
a=
2

14. Jumlah gigi, simbolnya (Z)


D .D
Z= =
m t

15. Tebal pelek atau rim, simbolnya (p)


p 1.6 (m)

16. Rasio Transmisi atau angular velocity ratio, simbolnya ( i )


n1 d 2 Z 2
i= = =
n 2 d1 Z1

17. Gaya yang dipindahkan roda gigi ( F ), dapat dirumuskan

F = b x b x y x t

18. Modul dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut


1
2.M 3
m= 2
.k . y.Z .b

Anda mungkin juga menyukai