1. Perencanaan pendidikan
2. Perorganisasian pendidikan
3. Penggiatan pendidikan
4. Pengendalian atau pengawasan pendidikan.
Fungsi-fungsi manajemen yang harus dilakukan menurut Harold Koontz dan Cyrill ODonnell seperti
yang disebut suradinata (1996:29) adalah sebagai berikut : planning (perencanaan), organizing
(perorganisasian), staffing (pengisian jabatan), directing(pengarahan dan controlling (pengawasan).
Istilah perorganisasian sendiri adalah cara manajemen merancang struktur formal untuk
penggunaan yang paling efektif terhadap sumber daya keuangan fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
organisasi.
Dalam hal ini bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatannya, setiap pengelompokkan diikuti
penugasan untuk mengawasi anggota kelompok.
Dalam perorganisasian terdapat hubungan antara fungsi , jabatan, tugas karyawan, serta cara
manajer membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam departemendan mendelegasikan wewenang
untuk mengerjakan tugas tersebut (handoko, 2003)
Dengan demikian perorganisasia dalam konteks ini adalah sumber daya kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi. Ditambah dengan proses perencanaan dan pengembangan suatu
organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan seta penugasan tanggung
jawav tertentu. Perorganisasian juga memuat pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Usman (2006) menyatakan bahwa perilaku individu dan keompok membentuk perilaku organisasi.
Contohnya dalam organisasi terdapat individu-individu yang penuh inisiatif, inovatif, kreatif, rajin,
disiplin, dan berani mengambil resiko untuk mencapai tujuan individu dan organisasi secara efektif
dan efisien. Tapi ada pula individu-individu yang secara pasif, apatis menunggu instruksi , masa
bodoh, malas, masa bodoh, tidak disiplin, takut mengambil resiko. Juga ada individu-individu yang
agresif menyerang dan menentang hasil diskusi kelompok,mengemukakan hal-hal yang tidak relevan
dengan masalah dan merasa pintar sendiri sehingga dapat disimpulkan baha perilaku individu dalam
organisasi berorientasi pada tugas, pembinaan kelompok, dan diri sendiri. Ketiga perilaku tersebut
merupakan hal yang wajar dalam organisasi. Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian adalah
bagaimana mengembangkan perilaku yang berorientasi pada tugas dan pembinaan kelompok secara
maksimal agar tujuan individu dn organisasi terwujud secara efektif dan efisien.
Organisasi sekolah sebagai sistem terdiri atas konteks, input, proses output, dan outcome. Konteks
antara lain terdiri atas landasan hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah yang berlaku, tuntutan
pengembang diri dan peluang tamatan, tuntutan otonomi pendidikan/sekolah; tuntutan globlisasi;
nilai dan harapan masyarakat, dunia usaha dan industri; dukungan iptek dukungan pemerintah, serta
masyarakat (usman, 2006). Apabila digambarkan maka proses sistem manajemen tersebut tampak
sebagai berikut..
Dalam penekatan sistem, organisasi merupakan kesatuan yang terdiri atas subsistem yang saling
berinteraksi, berkolerasi dan berdependensi sebagai suatu keseluruhan untuk mencapai tujuan
secara sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya.