SILABUS 1
PENGERTIAN, KONSEP DASAR DAN FUNGSI MANAJEMEN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "manus" yang berarti tangan, berarti menangani
sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan
menggunakan sumber daya yang ada.
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi:
perencanaan program sekolah, pelaksanaan program sekolah, kepemimpinaan kepala
sekolah, pengawas, dan sistem informasi sekolah.
Definisi manajemen dari beberapa ahli:
Manajemen menurut Parker (Stoner dan Freeman, 2000).
Manajemen ialah seni melaksanakn pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting
things done throught people).
Manajemen Pendidikan menurut Engkoswara (2001:2).
Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber
daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai
tujuan yang disepakati bersama.
Manajemen Pendidikan menurut Soebagio Atmodiwirio. (2000:23).
Manajemen
pendidikan
dapat
didefinisikan
sebagi
proses
perencanaan,
pendidikan
adalah
suatu
kegiatan
yang
mengimplementasikan
merupakan
bekerja
dengan
orang-orang
untuk
menentukan,
harus terdiri dari konsep konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan
meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan
penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi
persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang orang bekerjasama.
b.
untuk melaksanakan pekerjaan melelui orang-orang. (The art of getting things done
through people).
c. Managemen Merupakan Suatu Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu. Persyaratan
suatu profesi menghendaki berbagai kompetensisebagai dasar keahlian khusus, diakui
dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah, dan memiliki kode etik. Demikian
halnya dengan manajemen sebagai suatu profesi dituntut persyaratan tertentu.
Seorang
C. Fungsi Manajemen
Nama Ahli
Fungsi-Fungsi Manajemen
Louis A. Allen
Prajudi Atmosudirjo
John R. Beishline
Henry Fayol
Planning,
Controlling.
Organizing,
Commanding,
Coordinating,
Nama Ahli
Fungsi-Fungsi Manajemen
William H. Newman
Sondang P. Siagian
George R. Terry
Winardi
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Prof. Dr. Husaini Mpd. 2011. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
http://www.ensiklopedia1.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2013 pukul 13:00
http://ajengayuvindriatin.blogspot.com/2011/12/konsep-dasar-manajemenpendidikan.html
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2013 pukul 13:07
http://muhfathurrohman.wordpress.com/tag/tokoh-ahli-manajemen/
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2013 pukul 13:20
SILABUS 2
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN dan FUNGSI MANAJEMEN
A. Sejarah Manajemen
Manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di
Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu
telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapantahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di
tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat di seluruh dunia dari dulu
hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang
telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang
ribuan kilometer di Cina. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih
banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek
monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu
telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau
awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan
manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage
(1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara
tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi
dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris
orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses
produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan
matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan
Saefullah: 2005).
Dengan demikian bisa dikatakan Robert Owen dan Charles Babbage adalah
pionir dalam ilmu manajemen.
B. Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan
pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori Organisasi klasik dari Mayo. Teori
organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks
yang memfokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan
yang mendasari manajemen yang efektif. Manajemen yang baik menurut teori
neoklasik ini adalah manajemen yang memfokuskan diri pada pengelolaan staf secara
efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun
psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang
saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan
kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu
sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapi.
C. Tokoh-tokoh Manajemen dan Fungsi Manajemen
Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Actuating (pelaksanaan)
Controlling (pengawasan)
Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Commanding (pengaturan)
Coordinating (pengkoordinasian)
Controlling (pengawasan)
3. Harold Koontz dan Cyril O' Donnel terdapat 5 fungsi manajemen, yaitu:
Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Directing (pengarahan)
10
Controlling (pengawasan)
Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Directing (pengarahan)
Coordinating (pengkoordinasian)
Reporting (pelaporan)
Budgeting (penganggaran)
11
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Prenada Media Group.
Rohman, Muhammad, Sofan Amri. 2012. Manajemen Pendidikan: Analisis dan
Solusi Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang
Efektif. Jakarta: Prestasi Pustaka
12
SILABUS 3
DASAR-DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN
13
Fungsi perencanaan adalah (a) sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian, (b)
menghindari pemborosan sumber daya, (c) alat bagi pengembangan quality assurance
dan (d) upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan.
Dari ketiga pokok pikiran diatas, pendidikan menyangkut : pertama, adanya proses
atau ditekankan adanya pertama dari pihak individu yang memiliki potensi untuk
berkembang yang berbeda dengan insting pada binatang yang pada perkembangannya
tidak sepesat dan setinggi yang dialami manusia. Kedua, proses tersebut datang dari
dua belah pihak yaitu individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan dari
pihak luar individu yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perkembangan
individu secara interaktif. Ketiga, proses tersebut memiliki intensitas yang sama
kuatnya, baik yang datang dari individu (potensi) maupun yang datang dari luar
individu lingkungan (environment).
14
Beeby, C.E
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan
dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan
politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi
kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut
Definisi para ahli, dapatlah dipahami beberapa unsur penting yang terkandung dalam
perencanaan pendidikan itu;
15
tenaga
kerja,
hubungan
pengembangan
pendidikan
dengan
pertumbuhan ekonomi.
Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat (lokal, regional, nasional
dan internasional), artinya perencanaan pendidikan itu mencakup aspek
internal dan eksternal dari keorganisasian sistem pendidikan itu sendiri.
Dalam masalah persiapan perencanaan dalam definisi yang dikemukakan tersebut ada
beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu :
Suatu masalah kuncinya adalah bentuk dan isi Strategi dan hal ini yang
harus mendapatkan perhatian.
16
17
pada masa yang akan datang dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan
pendidikan.
Sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan pembangunan harus bisa melihat
jauh ke depan bersifat inovatif, kuantitatif dan kualitatif.
Perencanaan itu tidak dimulai dari nol tapi dari apa yang dimiliki
Perencanaan itu disusun dengand ata, perencanan tanpa data tidak memiilki
kekuatan yang dapat diandalkan.
18
Perencanaan pendidikan pada dasarnya berpusat pada tiga komponen utama, yaitu :
Bagaimanakah cara mencapai tujuan (visi, misi, dan sasaran) yang harus
dicapai itu?
19
pendidikan
terpadu
mencakup
seluruh
aspek
esensial
nasional.
o Perencanaan pendidikan komprehensif mengandung konsep keseluruhan yang
disusun secara sistematik dan sistematik.
DAFTAR PUSTAKA
Saud, Udin Syaefudin. 2007. Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
20
SILABUS 4
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
21
22
Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh
sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara /
teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih
dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus
didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
A.
23
Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baikburuknya keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman
tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang
lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang
lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut
secara sukarela ataukah secara terpaksa
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi
24
Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan
Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap
pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan
yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara
rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan
keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
1. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
2. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
25
3. Pengetahuan
alternatif:
seluruh
alternatif
diketahui
jenisnya
dan
konsekuensinya.
4. Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
5. Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis
yang maksimal.
B.
a. Posisi
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat
dalam hal berikut.
-
Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision
Tingkatan posisi dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan
Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal
dan mudah diidentifikasi.
26
Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih
baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam
hidup sehari-hari.
Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai
dalam hidup sehari-hari.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama
lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa
yang hendak kita perbuat.
d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan
daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya-sumber daya.
e. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan.
Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau
objective.
27
(1). Hal-hal yang berujud, tidak berujud, yang emasional maupun yg rasional.
(2). Tujuan organisasi
(3). Orientasi
(4). Alternatif-alternatif tandingan
(5). Tindakan
(6). Waktu
(7). Kepraktisan
(8). Pelembagaan
(9). Kegiatan berikutnya.
Pada dasarnya jenis pengambilan keputusan di bagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulangulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
28
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap
awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan,
devisi
keuangan
mengharuskan
Pak
Darwin
harus
cermat
dalam
menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan
penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum
melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak
merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk
menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat.
Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur yaitu keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat
atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
29
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu
bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya.
Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu
ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus
bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa
efek bisa selalu stabil.
Membuat Keputusan: Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas, dan Intuisi
Pengambilan keputusan manajerial diasumsikan bersifat rasional. Dengan asumsi itu
kita maksudkan bahwa para manajer membuat pilihan yang konsisten dan
memaksimalkan nilai, dengan kendala tertentu. Apakah yang mendasari berbagai
asumsi rasionalitas itu dan seberapa valid asumsi-asumsi itu?
Asumsi rasionalitas pengambil keputusan yang rasional secara sempurna akan
sepenuhnya bersikap objektif dan logis. Dia akan mendefinisikan masalah dengan
saksama dan akan memiliki sasaran yang jelas dan tertentu. Selain itu, membuat
keputusan dengan menggunakan rasionalitas secara konsisten akan menghasilkan
pemilihan alternative yang memaksimalkan kemungkinan pencapaian sasaran
tersebut.
Asumsi-asumsi rasionalitas
Pengambilan keputusan manajerial secara rasional itu mengasumsikan bahwa
keputusan itu dibuat demi kepentingan ekonomi terbaik organisasi tersebut. Artinya,
30
Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang
disederhanakan, yang dibatasi (dipagari) oleh kemampuan seseorang untuk
memproses informasi. Para manajer mengetahui bahwa pengambilan keputusan yang
baik
diandaikan
melakukan
hal-hal
tertentu:
mengidentifikasi
masalah,
Peranan Intuisi
Rod Aissa, wakil presiden untuk bidang pengembangan bakat dan casting di MTV
berbakat,suatu hari saya berada dirumah sedang menderita sakit tenggorokan dan
saya menyaksikan siaran ulangan MTV Cribs yang menampilkan rumah keluarga
31
b)
keabsahannya.
c)
Contoh :
32
Gaya pengambilan keputusan manajer dibedakan dengan dua dimensi. Yang pertama
adalah cara berpikir seseorang dan yang kedua dimensi toleransi seseorang terhadap
ambiguitas. Apabila kita membuat diagram dua dimensi tersebut, terbentuklah empat
gaya pengambilan keputusan:
1)
ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka efisien dan logis.
Contoh:
Manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya.
Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi.
Manajer harus bisa memainkan peran directive yang tinggi, memberi saran
bagaimana menyelesaikan tugas-tugas itu, dengan terus intens berhubungan sosial
dan komunikasi dengan bawahannya. Dengan cara pertama pemimpin harus mencari
tahu mengapa orang tersebut tidak termotivasi, kemudian mencari tahu dimana
keterbatasannya. Dengan demikian pemimpin harus memberi arahan dalam
penyelesaian tugas dengan terus menumbuhkan motivasi dan optimismenya.
33
3) Gaya konseptual: individu tersebut amat luas pandangan mereka dan akan melihat
banyak alternative. Mereka memusatkan perhatian jangka panjang dan sangat baik
dalam menemukan pemecahan kreatif atas sejumlah masalah.
Contoh:
Misalnya anda ingin memutuskan membeli barang , setiap barang dibungkus rapi
sehingga anda tidak tahu mana yang bagus, mana yang cacat/rusak.Tetapi seandainya
34
penjual barang tersebut jujur dan anda diberitahu barangnya ada 10 buah dan yang
rusak 9 buah. Kemudian anda harus memutuskan jadi membeli atau tidak.
4) Gaya perilaku: individu tersebut sangat baik dalam bekerja sama dengan orang
lain. Mereka menaruh perhatian pada prestasi anak buah dan sangat suka menerima
saran dari orang lain.
Contoh:
Dalam membuat suatu Project, Manajer harus bisa mendengarkan dan menerima
saran dari orang lain. Manajer harus memusyawarahkan dengan mengadakan rapat
dan agar terhindar dari konflik. Agar Project tersebut bisa berjalan dengan baik,
lancar, dan sukses.
35
DAFTAR PUSTAKA
Yamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
Usman, Prof. Dr. Husaini Mpd. 2011. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
http://rennyahmalinda.blogspot.com/2012/10/contoh-kasus-dalam-pengambilankeputusan.html
Diakses pada tanggal 21 September 2013 pukul 09:00
http://informatika.web.id/5-dasar-dalam-pengambilan-keputusan.htm
www.masjono.netne.net/tpk/pertemuan4.pptx
Diakses pada tanggal 21 September 2013 pukul 09:46
http://auliaaprianneputri.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-dasarpengambilan_6895.html
Diakses pada tanggal 21 September 2013 pukul 10:11
SILABUS 5
36
STRUKTUR ORGANISASI
37
Dokter Kimball bahwa organisasi adalah asebuah aktiva atau cara kerja
(mekanisme) dari manajemen. Tujuan mengadakan pengontrakan dan
persoanalianya serta menentukan fungsi masing-masing tata kerjanya.
Struktur Organisasi
38
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi.
Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai
daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga
kerja yang juga tidak sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki
struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi
pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana
suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
Lingkungan
39
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara
dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam
penentuan struktur organisasinya.
Kejelasan Kedudukan
Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
40
Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai, apakah profit
Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap
Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan
41
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer
ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
1. Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi
dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. Misalnya pada awal abad
ke- 20, Henry Ford menjadi kaya dan terkenal dengan membuat mobil
disebuah lini perakitan. Setiap pekerja Ford ditugasi untuk mengerjakan satu
pekerjaan yang spesifik dan repetitive (berulang). Ford mampu memproduksi
dengan kecepatan satu mobil 10 detik, padahal ia mempekerjakan karyawan
yang memiliki keterampilan yang relatif terbatas. Ford memperlihatkan bahwa
suatu pekerjaan dapat dikerjakan secara lebih efektif jika karyawan dibiarkan
untuk mengkhususkan diri.
42
43
Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungj awab,
maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai berikut :
1.
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini,
wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga
sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada
ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah
organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya
masih sederhana. Dalam struktur organisasi lini terdapat direktur.
Ciri-Ciri:
Kesatuan perintah terjamin
Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan
Organisasi tergantung pada satu pimpinan
44
Kebaikan
Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada di atas satu tangan
Keburukan
Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau orang
tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
2.
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari
konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan
mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas
lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
45
Kebaikan
Keburukan
46
Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of
duty.
Karyawan
lebih
mementingkan
bidangnya
sehingga
sukar
untuk
melaksanakan koordinasi.
3.
Dalam struktur organisasi garis dan staf terdapat direktur, staff, manajer produksi,
manajer pemasaran dan staff yang lainnya.
Kebaikan
Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas
organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
47
Perwujudan the right man in the right place lebih mudah terlaksana.
Keburukan
4.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Djati
Julitriarsa
dan
John
Suprihanto.
1988. Manajemen
Umum
Sebuah
SILABUS 6
KOORDINASI
A. Pengertian Koordinasi
50
Koordinasi atau dalam bahasa Inggris coordination, berasal dari bahasa latin, yakni
cum yang berarti berbeda-beda, dan ordinare yang berarti penyusunan atau
penempatan sesuatu pada keharusannya (westra, 1983. Dalam kamus besar Indonesia,
koordinasi diartikan sebagai perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga
peraturan dan tindakan yg akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang
siur
Hasibuan (2006:85) berpendapat bahwa :
Koordinasi
adalah
kegiatan
mengarahkan,
mengintegrasikan,
dan
51
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
terarah
pada
pencapaian
tujuan
yang
sama.
52
Sedikitnya terdapat lima pokok pikiran yang merupakan intisari koordinasi, yaitu :
1. Kesatuan tindakan atau kesatuan usaha
2. Penyesuaian antar bagian
3. Keseimbangan antar satuan
4. Keselarasan dan
5. Sinkronisasi.
Pengkoordinasian merupakan upaya untuk menyelaraskan satuan-satuan, pekerjaanpekerjaan, dan orang-orang agar dapat bekerja secara tertib dan seirama menuju
kearah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan (chaos), penyimpangan,
percekcokan dan kekosongan kerja (vaccum). Jadi, koordinasi dapat dimaknai
sebagai proses penyatupaduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit
lembaga untuk mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien.
Pengertian Koperasi
53
koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat
Indonesia tanpa terkecuali.
Berikut ini adalah landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di
Indonesia.
Koperasi adalah juga gerakan yang terorganisasi yang didorong oleh cita cita rakyat
mencapai masyarakat yang maju, adil dan makmur seperti yang diamanatkan oleh
UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa :
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dan
bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Karena dorongan cita
cita rakyat itu, undang undang tentang perkoperasian No. 25 Tahun 1992
menyatakan bahwa koperasi selain badan usaha juga adalah gerakan ekonomi rakyat.
Beberapa definisi koperasi yang didapatkan dari berbagai sumber, sebagai berikut :
Koperasi Menurut ILO ( International Labour Organization )
Definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak internasional diberikan oleh
ILO sebagai berikut :
54
Koperasi yang dibentuk adalah satu organisasi bisnis ( badan usaha ) yang
diawasi dan dikendalikan secara demokratis ( formation of a democratically
controlled business organization )
55
56
memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan saling membantu antara satu dengan
yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan
atas prinsip prinsip koperasi.
Pengertian Sinergi
pengetahuan
yang
berbeda,
dan
merupakan
suatu
proses
yang
57
Ada tiga jenis koordinasi, yakni koordinasi fungsional, koordinasi instansional dan
koordinasi
territorial.
1. Koordinasi Funsional, yaitu antara dua atau lebih instansi yang mempunyai
program
yang
berkaitan
erat.
tertentu
yang
bersangkutan.
3. Koordinasi territorial, yaitu terhadap dua atau lebih wilayah dengan program
tertentu.
58
1. Untuk
mewujudkan
KISS
(koordinasi,
integrasi,
sinkronisasi,
dan
59
D. PRINSIP-PRINSIP KOORDINASI
Prinsip-prinsip koordinasi disingkat KOORDINASI
1. Kesamaan : Sama dalam visi, misi, dan langkah-langkah untuk mencapai
tujuan bersama (sense of porpuse)
2. Orientasikan : titik pusatnya pada sekolah (sebagai koordinator) yang simpulsimpulnya stakeholders sekolah
3. Organisasikan : atur orang-orang yang berkoordinasi untuk membina sekolah,
yaitu harus berada dalam satu payung (taerorganisasi) sehingga sikap
egosektoral dapat dihindari
60
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Usman, Husaini.2011. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan jilid 3. Jakarta
: Bumi Aksara
http://ruslanramadhan.wordpress.com/2012/03/21/koordinasi/
Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013 pukul 11:44
http://isnatunnisa.wordpress.com/2012/11/02/04-a-pengertian-koordinasi/
Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013 pukul 12:30
SILABUS 7
MANAJEMEN PERUBAHAN
63
64
Karen Coffman dan Katie Lutes (Coffman and Lutes, 2007) menjelaskan
bahwa manajemen perubahan adalah sebuah pendekatan terstruktur untuk
membantu organisasi dan orang-orang untuk transisi secara perlahan tapi pasti
dari keadaan sekarang menuju ke keadaan yang diinginkan.
atau
kelompok
dapat
mengenal
kebutuhan
perubahan
dan
65
Teknologi,
seperti
teknologi
yang
dapat
menggantikan/mempercepat pekerjaan.
2. Kondisi-kondisi Ekonomi, fluktuasi suku bunga, tingkat tenaga kerja
internasional dan regulasi pemerintahan.
3. Kompetisi global, semakin majunya ekonomi negara-negara asia, unifikasi
Uni-Eropa
4. Perubahan-perubahan Sosial dan Demografik, perhatian yang meningkatkan
terhadap persoalan-persoalan lingkungan, tingkat edukasi yang meningkat,
serta kesenjangan taraf hidup
66
2.
3.
4.
Mengimplementasikan masalah.
5.
67
1. Teori Force Field: teori ini mengemukakan bahwa perubahan terjadi karena
munculnya tekanan- tekanan terhadap organisasi, individu ataupun kelompok,
dimana kekuatan tekanan (driving forces) berhadapan dengan keengganan
(resistances) untuk berubah sehingga agar terjadi perubahan maka harus
memperkuat driving forces dan memperlemah resistances.
2. Teori Motivasi: dalam teori ini perubahan akan terjadi kalau ada sejumlah
syarat tertentu yang menguntungka. Namun dengan memiliki motivasi untuk
berubah maka yang perlu dilakukan adalah fokus ke depan dengan cara
membuang sikap pesimis, menciptakan kepatuhan, serta mengurangi
ketidakpuasan.
3. Teori Alfa, Beta, Gamma: dalam teori ini perubahan Alfa adalah perubahan
tingkat kepercayaan yang terjadi, perubahan Beta adalah perubahan yang
terjadi dalam menilai kepercayaan, sementara perubahan Gamma adalah
perubahan yang terjadi karena kelompok melihat adanya faktor lain yang
lebih penting.
4. Teori Contingency: dalam teori ini yang diamati adalah tingkat keberhasilan
pengambilan keputusan yang ditentukan oleh gaya yang dianut dalam
mengelola perubahan serta sejumlah kemungkinan.
68
5. Teori Kerja Sama: teori kerja sama mempelajari bahwa perubahan tidak bisa
berjalan tanpa adanya kerja sama semua pihak.
6. Model Accounting-turnaround: teori ini melihat bahwa untuk dapat
diselamatkan sebuah korporat harus memiliki sejumlah syarat seperti
dukungan stakeholders, ada core business yang mampu mendatangkan
cashflow, tim manajemen yang solid, serta sumber- sumber pembiayaan
terutama untuk jangka panjang. Biasanya perusahaan yang melakukan
turnaround adalah perusahaan yang mengalami penurunan akibat kerugian
terus menerus atau salah manajemen.
F. Tujuan Perubahan
1. Mempertahankan keberlangsungan hidup organisasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
2. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan internal yang
meliputi perubahan strategi korporasi, tenaga kerja, teknologi dan peralatan
yang digunakan dan sikap- sikap karyawan, maupun lingkungan eksternal
organisasi seperti perubahan pasar konsumen, teknologi, peraturan dan hukum
pemerintah serta lingkup ekonomi global.
69
70
SILABUS 8
KNOWLEDGE MANAGEMENT
digunakan
oleh
organisasi
atau
perusahaan
untuk
mengidentifikasi,
Menurut Dr. Yogesh Malhotra (2003) president and founding chairman dari Brinnt
Institute menyatakan bahwa knowledge is the potential for action based upon data,
71
72
1. People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan
bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada
knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan
dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3.Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan,
dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan
menjalankan prosedur dan proses tertentu.
73
Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge adalah tacit versus
explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam organisasi explicit knowledge tidak
menjadi masalah karena mudah didokumentasikan, diarsipkan, dan diberi kode. Di
lain pihak, tacit knowledge merupakan suatu tantangan tersendiri karena pengetahuan
sering kali dirasakan sangat berharga untuk dibagikan dan digunakan dengan cara
yang tepat. Pemahaman akan perbedaan kedua jenis knowledge ini sangatlah penting,
dan yang perlu diperhatikan juga adalah aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk
memindahkan
jenis
knowledge
yang
berbeda.
1. Tacit Knowledge
74
Explicit
knowledge
bersifat
formal
dan
sistematis
yang
mudah
untuk
Implementasi
knowledge
management
atau
manajemen
pengetahuan
akan
memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung
75
76
DAFTAR PUSTAKA
http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/pengertian-knowledgemanagement.html
Diakses pada tanggal 3 November 2013 pukul 20:05
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2012/07/knowledge-management-definisiknowledge.html
Diakses pada tanggal 3 November 2013 pukul 20:45
http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/pengertian-knowledgemanagement.html
77
SILABUS 9
MOTIVASI
A. Definisi Motivasi
Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi
atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai
dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan
dan memperahankan kehidupan.
78
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang
pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal.
B. Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori
motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory)
79
1.
2.
Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman,
bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidp
3.
Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4.
Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh
orang lain
5.
Kebutuhan
untuk
mengaktualisasikan
diri,
yaitu
kebutuhan
untuk
Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang,
jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan
pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini
80
Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan
pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya
positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
1)
2)
berhasil
Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang
lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku
3)
sebaliknya.
Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar
pribadi yang ramah dan akrab.
81
C. Fungsi motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas
belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong
untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka
belajar.
o
D. Sifat motivasi
Dalam menumbuhkan motivasi belajar tidak hanya timbul dari dalam diri siswa tetapi
82
juga berasal dari luar siswa.Yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Dimyati
dan Mudjiono, 2002:90).
a.
Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya
pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa mempelajari sebuah buku
pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan beripa pengetahuan
yang ia dapatkan.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang
dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: Ia belajar
karena terdorong oleh orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam proses
belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat menimbulkan semangat belajar
yang tinggi. Motivasi ekstirnsik dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang
lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain
(Monks, dalam Dimyati, 2002:91).
83
E. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri :
84
DAFTAR PUSTAKA
Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba
Empat
http://bimosakti15.wordpress.com/2013/01/10/pengarahan-dan-pengembanganorganisasi-motivasi/
Diakses pada tanggal 9 November 2013 pukul 16:12
http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasi-menurut-para-ahlidefinisi-fungsi-jenis-sifat-teori-ciri/
Diakses pada tanggal 9 November 2013 pukul 16:20
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/definisi-motivasi-kerja/
Diakses pada tanggal 9 November 2013 pukul 17:00
85
SILABUS 10
KEPERCAYAAN
A. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan (trust) berarti keyakinan terhadap integritas, kemampuan, atau
karakter seseorang atau sesuatu. Kepercayaan, seperti dikemukakan oleh Jack Welch,
sang legenda General Electric(GE), adalah sebuah kekuatan yang sangat dahsyat.
Kepercayaan dapat membuat seseorang menjadi percaya diri, terbuka, jujur, bersedia
mengambil risiko, dan merasa lebih nyaman dalam menjalin hubungan dengan orang
lain. Kepercayaan juga dapat mengurangi resistensi terhadap perubahan, Sebaliknya,
ketidakpercayaan (distrust) akan menyebabkan seseorang menjadi bersifat tertutup,
tidak percaya diri, enggan mengambil risiko, dan tidak nyaman dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Akibat tidak adanya kepercayaan, produktivitas
86
Rousseau et al
Kepercayaan adalah bagian psikologis terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima
kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
Shaw
Kepercayaan adalah keyakinan bahwa orang lain tempat kita bergantung akan
memenuhi harapanharapan kita kepadanya.
Robinson
Kepercayaan adalah harapan seseorang, asumsiasumsi atau keyakinan akan
kemungkinan tindakan seseorang akan bermanfaat, menguntungkan atau setidaknya
tidak mengurangi keuntungan yang lainnya.
87
Kepercayaan yang diberikan bawahan kepada atasan yang didasarkan pada keyakinan
bahwa atasannya memang benar dan kapabel.
3.
88
Integritas (Integrity)
Integritas ialah sifat-sifat yang jujur dan bermoral (Robbins, 2000).
89
3. Konsistensi (concistency)
Konsistensi ialah sifat kokoh atau teguh (persistent) pada pendirian, meskipun
berbagai ancaman menghadang. Orang yang konsisten dapat diramalkan tingkah
lakunya, tidak mudah berubah-ubah perilakunya (sikap, pikiran dan perbuatannya),
ucapan dan janjinya dapat dipercaya serta cocok antara kata dan perbuatannya.
Ketidakkonsistenan anatara ucapan dan perbuatan, janji dan buktinya, dapat
mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan.
4. Kesetiaan (loyalty)
Kesetiaan ialah keinginan untuk selalu melindungi, menyelamatkan,
memenuhi atau taat pada apa yang disuruh atau dimintanya, dan penuh pengabdian.
90
Orang yang setia tidak aka berkhianat, serong atau selingkuh. Loyalitas mengacu
pada kesetiaan pada organisasi, kerelaan berkorban untuk organisasi, dan hal-hal lain
yang sifatnya herois. Loyalitas akan menggerakkan motor-motor organisasi untuk
tetap bekerja meski dalam kondisi yang tidak menguntungkan, kondisi kekurangan,
atau kondisi-kondisi buruk lainnya.
5. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan adalah keadaan dimana setiap orang yang terkait dengan
pendidikan dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan dan kebijakan
sekolah. Keterbukaan sama dengan polos, apa adanya, tidak bohong, tidak curang,
jujur, dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh sekolah. Hal-hal
yag dibuka, misalnya administrasi kedinasan, keuangaan sekolah, manajemen sekolah
dan kebijakan sekolah.
Cara untuk meningkatkan keterbukaan adalah (1) mendayagunakan berbagai
jalur komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung, (2) menyiapkan kebijakan
yang jelas tentang cara mendapatkan informasi, bentuk informasi dan prosedur
pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada publik, (3) mengupayakan
peraturan yang menjamin hak publik untuk memperoleh informasi.
D. Cara Membangun Kepercayaan
91
visi dan budaya, bersama-sama menciptakan nilai dan mencapai tujuan, menjadi
pendengar yang baik, mendemonstrasikan keterampilan profesional, komitmen
terhadap diri sendiri, kelompok, dan organisasi (Reinhartz & Beach, 2004).
2. Kepedulian
Kepedulian (caring) berkorelasi positif dengan kepercayaan. Pemimpin harus
bisa menjadi sandaran bagi para pengikutnya tatkala mereka merasa lelah, cemas,
frustrasi, dan kehilangan motivasi.
92
4. Komitmen
Pemimpin ialah keterpanggilan dan pengabdian dan tanggung jawab terhadap
diri sendiri, kelompok, organisasi untuk terlibat, terikat dan kebersamaan dengan
orang, konsumen, organisasi dan tugas. Setiap orang yang bekerja di suatu
perusahaan atau organisasi, harus mempunyai komitmen dalam bekerja karena
apabila suatu perusahaan karyawannya tidak mempunyai suatu komitmen dalam
bekerja, maka tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
93
SILABUS 11
KOMUNIKASI
A. Pengertian Komunikasi
kedua
pihak,
dalam
situasi
yang
tertentu
komunikasi
menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang
atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy,
2000 : 13).
2. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
94
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui
kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator
dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
Harapan
95
C. Manfaat Komunikasi
menurut Alo Liliweri (2007 ; 18), secara umum ada lima kategori fungsi utama
komunikasi dan Manfaat Komunikasi diantaranya :
1.
2.
(pendidikan / to educate)
3.
4.
5.
D. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam
beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal
yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan
apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
96
1.
Komunikasi searah
Komunikator mengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima oleh
komunikan. Sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan umpan balik
(feedback).
2.
Komunikasi berantai
97
F. Proses komunikasi
Unsur-unsur dalam proses kominikasi antara lain sebagai berikut.
Media
Pilihan media dipengaruhi isi pesan yang harus disampaikan, jumlah penerima pesan,
situasi, dan sebagainya.
98
Setelah pesan diterima melalui indra, maka si penerima pesan harus dapat
mengartikan bahasa isyarat sesuai dengan isi pesan yang dimaksud.
G. Karakteristik Komunikasi
1.
Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat
3.
4.
Pesan yang diterima tidak selalu diasumsikan sama antara penerima dan
pengirim
5.
6.
Pesan yang dikirim dan diterima dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
99
7.
komunikasi
8.
Komunikasi
dipengaruhi
oleh
perasaan
diri
sendiri,
subyek
yang
balik.
DAFTAR PUSTAKA
100
SILABUS 12
MONITORING
dalam
perjalanan kegiatan tersebut apakah ada hambatan dan bagaimana solusi menangani
hambatan tersebut. Dunn (2000) menjelaskan bahwa pemantauan atau monitoring
merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk memberikan informasi
tentang sebab akibat dari kebijakan.
B. Fungsi Monitoring (Pemantauan)
Pemantauan memiliki dua fungsi pokok, yaitu untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan program dengan rencana program dan untuk mengetahui seberapa
101
secara
bebas
atau
berstruktur
dengan
alat
pedoman
102
E. Perencanaan Pemantauan
Perencanaan pemantauan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Perumusan tujuan pemantauan, berisi informasi tentang apa yang diinginkan, untuk
siapa, untuk kepentingan apa.
2. Penetapan sasaran pemantauan, apa yang akan dijadikansebagai objek pemantauan.
Contoh : kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi matematika yang masih
dialami para siswa.
3. Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan, penjabaran dari sasaran. Contoh : guru
perlu dapat memilah kesalahan karena kecerobohan atau ketidaktelitian dengan
kesalahan karena kurang memahami makna dan cara penyelesaian soal.
4. Penyiapan metode / alat pemantau sesuai dengan sifat objek dengan sumber atau jenis
data.
5. Perancangan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada
tujuan pemantauan.
F. Proses Pengawasan
Proses dasar pengawasan melitputi tiga tahap yaitu: (1) menetapkan standar
pelaksanaan; (2) pengukuran pelaksanaan; (3) menentukan kesenjangan (deviasi)
antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
G. Prinsip Kerja Pelaksanaan Pengawasan
LAN RI (2005:117) merinci prinsip kerja pelaksanaan pengawasan dengan
poin-poin sebagai berikut:
103
Prinsip Organisasi; tugas manajemen ada pada setiap level organisasi dan
pengawasan merupakan tugas setiap pimpinan yang berada pada organisasi sesuai
dengan tugas pokok fungsinya masing-masing.
104
tidak
terpengaruh
secara
subjektif
oleh
pihak-pihak
yang
berkepentingan.
105
Prinsip Edukatif; kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan segera diperbaiki dan
dilakukan saran yang membangun kepercayaan diri agar tidak terulang kembali
kesalahan untuk kedua kalinya.
106
Fungsi ini berarti melalui pengawasan dapat dilakukan auditin terhadap penggunaan
sumberdaya dan tingkat output yang dicapai. Hal tersebut menjadi informasi yang
bermanfaat untuk melakukan perhitungan program lanjutan atau program baru yang
memiliki relevansi tinggi terhadap efektifitas program atau bahkan untuk
pengembangan program.
3. Fungsi Pemeriksaan
Fungsi ini menelaah kesesuaian pelaksanaan kerja nyata dengan rencana.
4. Fungsi Kepatuhan
Fungsi ini menilai sejauh mana para pelaksana taat dengan aturan sehingga dapat
diketahui tingkat disiplin kerja pegawai dinilai dari kepatuhan (compliance).
yang
diawasi merasa terbantu sehingga dapat mencapai visi dan misinya secara lebih
efektif dan efisien; (2) menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan
akuntabilitas; (3) menimbulkan suasana saling percaya dalam dan di di luar organiasi;
(4) meningkatkan akuntabilitas organisasi; (5) meningkatkan kelancaran operasi
organisasi; (6) mendorong terwujudnya good governance.
107
DAFTAR PUSTAKA
Prof Dr. H. Engkoswara, M. Ed., Dr. Hj. Aan Komariah, M. Pd. 2011. Administrasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
http://iisprasetyo.blogspot.com/2009/06/definisi-monitoring-dan-evaluasi.html
108
SILABUS 13
EVALUASI
A. Pengertian Evaluasi
109
Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalamdalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui
sebab-akibat
dan
hasil
belajar
siswa
yang
dapat
mendorong
dan
110
Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan
apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang
diharapkan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk
membuat
alternatif-alternatif
keputusan.
Dengan
demikian,
Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto,
2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000)
dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu
sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi.
Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan sempurnanya teknik evaluasi
111
merupakan
komponen
integral
dalam
program
112
113
C.
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu
proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan.
Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan
tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masingmasing :
114
D. Tujuan Evaluasi2
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua. Pertama,
untuk menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti
perkembangan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum evaluasi
dalam pendidikan yakni memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk
tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian berbagai tujuan
kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
Kedua, untuk mengetahui tingkat efektivitas dari berbagai metode
pembelajaran yang telah digunakan dalam proses pembelajaran. Tujuan kedua dari
evaluasi pendidikan ialah mengukur dan menilai efektivitas mengajar serta berbagai
metode mengajar serta berbagai metode mengajar yang telah diterapkan atau
dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta
dididk.
115
3
4
DAFTAR PUSTAKA
116
SILABUS 14
SUPERVISI
A. Pengertian Supervisi
117
2. Mc. Nerney dalam bukunya Educational Supervision yang dikutip oleh Subari,
mengemukakan
bahwa;
118
Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis
terhadap proses pengajaran.
3. P.
Adams
dan
F.
G.
Dickey
dalam
bukunya Basic
Principles
of Supervision sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi secara
sederhana merumuskan:
Supervision is planned program for the improvement of instruction."
Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
119
makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan.
2) Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat
dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin
pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam
arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat
dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
120
1) Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan, bukan
untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2) Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif dan
suportif, bukan otoriter.
3) Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya
dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
4) Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama
yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian
masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5) Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan tata cara
yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6) Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.
D. Pelaksana Supervisi
121
Menurut Bactiar dan Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
supervisi adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya
kelebihan tersebut tidak hanya aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan
dan keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi
maka untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik ada beberapa syarat atau
karasteristik yang harus dimilki oleh pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik
yang dimaksud adalah:
1) Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi. Atau
apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
2) Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang cukup
untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi artinya
memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4) Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5) Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu
berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan yang
disupervisi.
122
DAFTAR PUSTAKA