DISUSUN OLEH :
Agung Prasetyo, S. Ked
I1011131069
PEMBIMBING :
dr. Eko Rustianto Suhardiman, M.Si. Med, Sp. B
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ulkus kaki diabetik adalah luka kronik pada daerah di bawah pergelangan
kaki, yang meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan mengurangi kualitas hidup
pasien. Ulkus kaki diabetik disebabkan oleh proses neuropati perifer, penyakit
arteri perifer (peripheral arterial disease), ataupun kombinasi keduanya.2
2.3 Patofisiologi
Terjadinya ulkus diabetik terjadi akibat adanya hiperglikemik pada
penderita DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh
darah. Neuropati dapat berupa neuropati sensorik, motorik dan autonomik.1
Neuropati sensorik menyebabkan mati rasa dan hilangnya perlindungan
terhadap trauma sehingga penderita mengalami cedera tanpa disadari. Neuropati
motorik menyebabkan paresis atau paralisis dan hipotrofi otot kecil intrinsik kaki
yang menyebabkan deformitas kaki. Deformitas kaki mengakibatkan pembebanan
abnormal pada kakisehingga terbentuk kalus pada tempat tersebut. Gangguan saraf
otonom menyebabkan kulit kering karena anhidrosis dan menghilangkan tonus
simpatik pada pembuluh darah kaki.6
3
Gangguan pembuluh darah juga memperparah ulkus diabetik. Angiopati
arteriol menyebabkan perfusi jaringan kaki kurang baik, sehingga mekanisme
radang menjadi tidak efektif. Selain itu, pintas arteri-vena di subkutis akan
terbuka, menyebabkan aliran nutrien akan memintas tempat infeksi di kulit.6
2.4 Klasifikasi
Menurut berat ringannya lesi, kelainan ulkus diabetik dapat dibagi dalam
enam derajat menurut wagner, yaitu:6
1. Derajat 0, kulit utuh tetapi ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati.
2. Derajat 1, terdapat ulkus superfisial.
3. Derajat 2, ulkus lebih dalam
4. Derajat 3, ulkus dalam disertai abses dengan kemungkinan selulitis dan/atau
osteomielitis.
5. Derajat 4, terjadi gangren jari dan sebagian kaki depan
6. Derajat 5, terjadi gangren di seluruh kaki.
4
Gambar 2.2 Klasifikasi ulkus kaki diabetik berdasarkan Wagner
5
Tabel 2.1 Klasifikasi PEDIS8
Grade
1 2 3 4
Perfusion No PAD PAD, No CLI CLI
Extent/size Kulit intak < 1 cm2 1 3 cm2 >3 cm2
Fasia, otot, Tulang atau
Depth Kulit intak Superfisial
tendon sendi
Terbatas di Abses,
Infection Tidak ada permukaan fascitis, septic SIRS
kulit arthritis
Sensation Intak LOPS
PAD, peripheral arterial disease; CLI, critical limb ischemia; LOPS, loss of protective
sensation; SIRS, systemic inflammatory response syndrome
2.5 Diagnosis
Setiap pasien dengan DM perlu dilakukan pemeriksaan fisik kaki secara
lengkap, minimal sekali setiap satu tahun.2 Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ekstremitas, penilaian resiko
insufisiensi vaskular dan penilaian resiko neuuropati perifer.1
1. Ekstremitas
Ulkus diabetes cenderung terjadi di daerah tumpuan beban terbesar
seperti tumit, area kaput metatarsal di telapak, ujung jari yang menonjol (jari
pertama dan kedua). Kelainan lain yang dapat ditemukan seperti kalus
hipertropik, kuku rapuh, kulit kering, hammer toes, dan fisura.1,9
2. Insufisiensi arteri perifer
Pemeriksaan fisik akan menemukan hilang atau menurunnya nadi
perifer. Penemuan lain yang berhubungan dengan aterosklerosis meliputi
bising (bruit) arteri iliaka dan femoralis, atrofi kulit, hilangnya rambut kaki,
sianosis jari kaki, ulserasi dan nekrosis iskemik serta capillary refill test lebih
dari 2 detik.10
Pemeriksaan vaskular non-invasif dapat dilakukan dengan ankle-
brachial index (ABI). ABI dilakukan dengan alat doppler. Cuff dipasang di
lengan atas dan dipompa sampai nadi brachialis tidak dapat terdeteksi
dopples. Cuff kemudian dilepas perlahan sampai doppler dapat mendeteksi
6
kembali nadi brachialis. Tindakan yang sama dilakukan pada tungkai, cuff
dipasang di bagian distal dan doppler dipasang di arteri dorsalis pedis atau
arteri tibialis posterior. ABI didapat dari tekanan sistolik ankle dibagi
tekanan sistolik brahialis.10
Gambar 2.3 Pengukuran tekanan darah sistolik di arteri dorsalis pedis pada
pemeriksaan ankle-brachial index10
7
3. Neuropati perifer
Tanda neuropati perifer meliputi hilangnya sensasi rasa getar dan
posisi, hilangnya refleks tendon dalam, foot drop, atrofi otot dan
pembentukan callus hipertropik. Status neurologis dapat diperiksa
menggunakan monofilamen Semmes-Weinsten untuk mendeteksi sensasi
protektif. Hasil abnormal jika penderita tidak merasakan sentuhan saat
ditekan sampai monofilamen bengkok. Pemeriksaan neuuropati sensorik juga
dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan garpu tala frekuensi 128 Hz,
tes refleks tumit dengan palu refleks, tes pinprick dengan jarum atau tes
ambang batas presepsi getaran dengan biotensiometer.2,9
4. Penilaian infeksi
Pada pasien DM dengan ulkus kaki diabetik, harus dipikirkan
kemungkinan terjadinya infeksi. Bukti terjadinya infeksi pada ulkus kaki
diabetik ditandai dengan adanya tanda-tanda inflamasi (kemerahan, hangat,
bengkak, nyeri) atau adanya sekret purulen. Beberapa sistem klasifikasi telah
dikempangkan untuk mengklasifikasi keparahan infeksi pada ulkus diabetik
seperti klasifikasi PEDIS atau IDSA (Infectious Diseases Society of
America).11
8
Tabel 2.3 IDSA dan klasifikasi PEDIS untuk infeksi ulkus kaki diabetik11
Manifestasi klinis PEDIS IDSA
Tidak ada tanda atau gejala infeksi
Infeksi pada ulkus diabetik ditandai dengan
adanya paling tidak 2 kondisi berikut.
1. Pembengkakan lokal atau indurasi Tidak
1
2. Eritema terinfeksi
3. Nyeri lokal
4. Hangat di sekitar luka
5. Sekret purulen
Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutan.
2 Ringan
Jika eritema, harus >0,5 cm dan < 2 cm
Infeksi lokal dengan eritema > 2 cm atau infeksi
mengenai jaringan yang lebih dalam daripada
3 Sedang
kulit dan subkutan (abses, osteomielitis, artritis
septik, fascitis) dan tidak ada tanda-tanda SIRS
Infeksi lokal dengan tanda SIRS, yang memiliki >
2 gejala sebagai berikut
1. Suhu > 38oC atau < 36oC
2. Denyut jantung > 90x/menit 4 Berat
3. Laju nafas > 20x/menit atau PaCO2 < 32
mmHg
4. Hitung leukosit > 12.000 atau < 4.000 sel/L
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ulkus kaki diabetik harus dilakukan sesegera mungkin.
Komponen penting dalam manajemen ulkus kaki diabetik adalah sebagai berikut.2,4
9
Gambar 2.4 Algoritma pencegahan dan penanganan ulkus kaki diabetik4
10
dapat menghambat kesembuhan luka sekiranya tidak diperhatikan dan tidak
diperbaiki.1
11
Antibiotik diberikan selama 1-2 minggu untuk infeksi ringan dan 2-3 minggu
untuk infeksi sedang-berat.11
Tabel 2.4 Regimen antibotik empirik untuk infeksi ulkus kaki diabetik yang
direkomendasikan oleh IDSA11
Keparahan infeksi Kemungkinan patogen Antibiotik
Staphylococcus Dicloxacillin, clindamycin,
Ringan (biasanya aureus (MSSA), cephalexin, levofloxacin,
diobati dengan Streptococcus spp amoxicillin-clavulanate
antibiotik oral) Methicillin-resistant Doxycycline, trimetthoprim /
S. Aureus (MRSA) sulfamethoxazole
Levofloxacin, cefoxitin,
MSSA; Streptococcus
ceftriaxone, ampicillin-
spp;
sulbactam, moxifloxacin,
Enterobacteriaceae;
Sedang (bisa diobati ertapenem, tigecycline,
anaerobe
dengan antibiotik imipenem-cilastatin
oral atau parenteral) Linezolid, daptomycin,
MRSA
atau berat (biasanya vancomycin
diobati dengan Pseudomonas
Piperacillin-tazobactam
antibiotik aeruginosa
parenteral) MRSA, Vancomycin, ceftazidime,
Enterobacteriacae, cefepime, piperacillin-
Pseudomonas, dan tazobactam, aztreonam, atau
anaerobe obligat carbapenem
12
Society for vascular surgery merekomendasikan debridemen tajam
pada semua ulkus diabetik yang terinfeksi dan intervensi bedah pada infeksi
dengan abses, gas atau necrotizing fasciitis. Evaluasi luka dilakukan dengan
interval 1 4 minggu untuk memantau proses penyembuhan luka. Penggunaan
pembalut (dressing) luka bertujuan untuk mempertahankan lingkungan luka
yang baik bagi penyembuhan luka yaitu lingkungan luka yang lembab.4
Pada ulkus yang tidak menunjukkan perbaikan (> 50% pengurangan
area luka) setelah minimal 4 minggu terapi luka, direkomendasikan untuk
terapi tambahan seperti negative pressure therapy, terapi biologis (PDGF,
living cellular therapy, extracelular matrix products) dan terapi hiperbarik
oksigen.4
13
6. Edukasi (education control)
Edukasi sangat penting untuk semua tahap pengelolaan kaki diabetes.
Seluruh pasien dengan DM perlu diberikan edukasi mengenai perawatan kaki
secara mandiri. Dengan edukasi yang baik, penyandang DM dan ulkus
diabetik maupun keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan
mendukung berbagai tindakan yang diperlukan untuuk kesembuhan luka yang
optimal.1,2
2.7 Edukasi
Edukasi yang dapat diberikan pada pasien DM yang beresiko terkena ulkus
kaki diabetik adalah sebagai berikut.6
1. Hentikan kebiasaan merokok
2. Periksa jari kaki dan celahnya setiap hari, apakah terdapat kalus, bula, luka
lecet
3. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, lalu keringkan dengan baik
4. Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas
5. Potonglah kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam
6. Pakailah kaos kaki yang pas bila kaki terasa dingin, ganti kaos kaki setiap hari
7. Jangan berjalan tanpa alas kaki
8. Pakailah sepatu dari kulit yang cocok untuk kaki
9. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, periksa adanya
benda asing
10. Hindari trauma yang berulang
11. Periksakan diri rutin ke dokter dan periksakan kaki anda setiap kali kontrol
walaupun ulkus telah sembuh.
14
BAB III
KESIMPULAN
1. Ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi diabetes yang sering terjadi dan
meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan mengurangi kualitas hidup pasien.
2. Ulkus kaki diabetik disebabkan oleh proses neuropati perifer, penyakit arteri
perifer, ataupun kombinasi keduanya.
3. Komponen penting dalam manajemen ulkus kaki diabetik adalah kendali
metabolik, kendali vaskular, kendali infeksi, kendali luka, kendali tekanan dan
edukasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
13. Fife CE, Carter MJ, Walker D, Thomson B, Eckert KA. Diabetic Foot Ulcer Off-
loading: The Gap Between Evidence and Practice. Data from the US Wound
Registry. Adv Skin Wound Care. 2014 Jul;27(7):3106.
17