Setelah dilantik menjadi Dokter Keluarga, dr. Dinda berniat melanjutkan prakteknya
sebagai keluarga. Setelah selesai memperpanjang STR dan mengajukan SIP di
Kabupaten tempat betugas, dr. Dinda mendapat kabar bahwa bulan depan akan datang
Tim untuk memeriksa kelayakan tempat prakteknya yang baru dipersiapkannya. Dr.
Dinda mempersiapkan tempat praktek sesuai dengan standar praktek dokter keluarga
yang diperolehnya sewaktu mengikuti pelatihan dokter keluarga.
Setelah terbit SIP, dr. Dinda langsung berpraktek sebagai dokter keluarga dan
memberikan pelayanan strata pertama. Dr. Dinda sadar masyarakat lingkungan dimana
dia bertugas sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang bersifat paripurna, tidak
terkotak-kotak, terpadui/integrasi, bersinambung. Kecuali kesehatan fisik, masyarakat
harus juga diperhatikan masalah mental, social, budaya, spiritual dan lingkungan lain
yang mempengaruhi tingkat kesehatannya.
Sebagai Dokter yang berpraktek Dokter Keluarga, dr. Dinda dituntut untuk menjadikan
prinsip-prinsip, karakteristik, Standar dan Kompetensi Kedokteran Keluarga (sesuai
denan WHO, WONCA), konsep dasar dan pendekatan kedokteran keluarga sebagai
landasan dalam bertugas sebagai Dokter Keluarga. Selain itu, dr. Dinda bertekat untuk
melakukan prakteknya dengan menggunakan sifat-sifat Dokter Keluarga dengan
pendekatan holistic yang dia dapatkan semasa pendidikan Kedokteran Keluarga sebelum
ini.
Setelah tiga tahun, dr. Dinda ingin melanjutkan profesinya sebagai Dokter Keluarga dan
berencana mendirikan Klinik Dokter Keluarga. Saat ini, dr. Dinda sedang mempelajari
tentang pendirian Klinik dan Manajemen Klinik Dokter Keluarga, dan dr. Dinda mohon
bantuan Anda semua untuk melaksanakan rencana tersebut.
1
I. Klarifikasi Istilah
Istilah Definisi
Dokter Keluarga Dokter yang mengutamakan penyediaaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari
pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh
provider lain bila diperlukan
STR Surat tanda registrasi, bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki
sertifikat kompetensi. STR berlaku selama 5 tahun dan
diperpanjang setelah 5 tahun
SIP Surat Izin Praktek, bukti tertulis yang diberikan
pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan
WHO World Health Organization adalah salah satu badan PBB
yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum
internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss.
WONCA Organisasi global professional nonprofit yang mewakili
dokter keluarga dan dokter umum
Klinik Dokter Keluarga Klinik yang menyelenggarakan sistem pelayanan dokter
keluarga (SPDK)
Pendekatan Holistik Pendekatan yang dilakukan secara menyeluruh
4
e) Surat pernyataan bermaterai akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi;
f) Pasfoto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 em sebanyak 4 (em pat) lembardan
ukuran 2 x 3 em sebanyak 2 (dua) lembar;
g) Bukti asli pembayaran biaya Registrasi;
2. Bagi yang telah menyelesaikan program internsip melampirkan
fotokopisertifikat tanda selesai internsip yang diterbitkan oleh lembaga
yangberwenang terkait dengan internsip;
b. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi
pendidikankedokteran / kedokteran gigi dalam negeri yang karena masa transisi
belummenerapkan kurikulum berbasis kompetensi harus mengajukan
permohonankepada KKI dengan melampirkan persyaratan sebagaimana
dimaksud padahuruf a angka 1 huruf a) sampai dengan huruf g);
c. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi
pendidikankedokteran / kedokteran gigi luar negeri harus mengajukan
permohonankepada KKI dengan melampirkan:
1. Surat keterangan telah selesai mengikuti program adaptasi;
2. Berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pad a huruf a angka 1 huruf
a)sampai dengan huruf g);
d. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia yang sebelumnya berstatuswarga
negara asing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigidalam
negeri harus mengajukan permohonan kepada KKI dengan ketentuan:
1. Bagi lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi
yangmenerapkan kurikulum berbasis kompetensi melampirkan
berkaspersyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a)
sampaidengan huruf g) atau huruf a angka 2 huruf b);
2. Bagi lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang
karenamasa transisi belum menerapkan kurikulum berbasis
kompetensimelampirkan berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada
huruf aangka 1 huruf a) sampai dengan huruf g); dan
3. Dokumen bukti pindah kewarganegaraan menjadi warga negara
Indonesiayang diterbitkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku;
5
e. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia yang sebelumnya berstatuswarga
negara asing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigiluar negeri
harus mengajukan permohonan kepada KKI dengan melampirkanberkas
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 1 dan angka 2serta huruf
d angka 3.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi diatur dengan Peraturan
KKI.
Paragraf 2
Registrasi Ulang
Pasal9
(1) Dokter dan Dokter Gigi yang masa berlaku STRnya akan berakhir
wajibmelakukan Registrasi Ulang.
(2) Registrasi Ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan mulai
dari6 (enam) bulan sebelum tanggal akhir berlakunya STR tersebut dan
wajibmemenuhi persyaratan Registrasi Ulang.
(3) Pelaksanaan Registrasi Ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlebihdahulu harus diikuti pula dengan pelaksanaan:
a. Pemeriksaan kesehatan ulang, untuk memenuhi persyaratan Surat
KeteranganSehat Fisik dan Mental; dan
b. Uji kompetensi ulang, untuk memenuhi persyaratan Sertifikat Kompetensi.
6
d. Pasfoto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 em sebanyak 4 (empat) lembar dan ukuran2
x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; dan
e. Bukti asli pembayaran biaya Registrasi.
Pasal 11
(1) Dalam melakukan Registrasi Ulang, Ketua KK dan Ketua KKG harus
mendengarpertimbangan ketua divisi registrasi dan ketua divisi pembinaan.
(2) Pertimbangan ketua divisi registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untukmemastikan keabsahan dan kelengkapan dokumen persyaratan Registrasi
Ulang.
(3) Pertimbangan ketua divisi pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untukmemastikan Dokter / Dokter Gigi tersebut tidak sedang menjalani sanksi
etik,disiplin, dan/atau hukum.
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata eara Registrasi Ulang diatur dengan
PeraturanKKI.
Paragraf 1
Evaluasi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Indonesia
Lulusan Institusi Pendidikan Kedokteran I Kedokteran Gigi Luar Negeri
Pasal4
(1) Untuk dapat mengajukan permohonan Registrasi dan izin praktik, Dokter I
DokterGigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran I
kedokterangigi luar negeri yang akan melakukan Praktik Kedokteran di Indonesia
harusmengajukan permohonan kepada KKI untuk mengikuti proses evaluasi
denganmelampirkan fotokopi ijazah dan transkrip akademik.
(2) Proses evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
evaluasiadministratif dan evaluasi kompetensi.
Pasal5
(1) Evaluasi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
dilakukanoleh Kolegium terkait berdasarkan permintaan dari KKI.
(2) Evaluasi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
meliputipenilaian:
7
a. Kesetaraan sistem pendidikan dan kompetensi di bidang kedokteran
Ikedokteran gigi di negara asal dengan sistem pendidikan dan kompetensi
dibidang kedokteran I kedokteran gigi yang berlaku di Indonesia;
b. Kesetaraan standar pelayanan medis dan standar profesi di negara asaldengan
standar pelayanan medis dan standar profesi yang berlaku diIndonesia;
c. Keabsahan fotokopi ijazah Dokter I Dokter Gigi dengan ketentuan:
1. Fotokopi ijazah tersebut telah dilegalisir oleh institusi pendidikan
kedokteranI kedokteran gigi yang menerbitkan ijazah tersebut dan institusi
pendidikankedokteran I kedokteran gigi tersebut diakui oleh Pemerintah
RepublikIndonesia;
2. Bagi ijazah yang menggunakan bahasa selain bahasa Inggris atau
bahasamelayu harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh
institusipendidikan kedokteran I kedokteran gigi yang menerbitkan ijazah
tersebut.
(3) Pelaksanaan evaluasi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal6
(1) Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
dilakukanuntuk menilai kemampuan Dokter I Dokter Gigi yang bersangkutan di
bidangkedokteran I kedokteran gigi.
(2) Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. Program adaptasi, dengan ketentuan:
1. program adaptasi dilakukan di institusi pendidikan kedokteran I
kedokterangigi yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundanganyang berlaku;
2. Bentuk pelaksanaan program adaptasi ditentukan oleh Kolegium
cabangilmu terkait berdasarkan hasil evaluasi administratif;
3. Dokter I Dokter Gigi yang telah mengikuti dan menyelesaikan
programadaptasi diberikan surat keterangan telah selesai mengikuti
programadaptasi;
b. Uji kompetensi, dengan ketentuan:
1. Uji kompetensi dilakukan oleh Kolegium terkait setelah selesai
mengikutiprogram adaptasi;
2. Bentuk pelaksanaan uji kompetensi ditentukan oleh Kolegium cabang
ilmuterkait berdasarkan hasil evaluasi administratif;
3. Dokter I Dokter Gigi yang dinyatakan lulus uji kompetensi
diberikanSertifikat Kompetensi.
Paragraf 2
Evaluasi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing
Lulusan Institusi Pendidikan Kedokteran I Kedokteran Gigi Luar Negeri
Pasal7
(1) Dokter / Dokter Gigi warga negara asing lulusan institusi pendidikan
kedokteran /kedokteran gigi luar negeri yang akan melakukan Praktik Kedokteran
di Indonesiaharus mengikuti proses evaluasi.
8
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi bagi Dokter / Dokter Gigi warga
Negaraasing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi luar negeri
diaturdengan Peraturan KKI.
10
practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara
berkelompok (group practice).
1. Peralatan
a. Peralatan medis
Peralatan yang dimaksud telah mencakup pula laboratorium klinis,
rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer,
otoskop, visual chart, tonometer dan ophtalmoskop.
b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan
peralatan non medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik
yang memiliki sekurang kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang
konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang
rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta kamar mandi,
yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter persegi.
2. Tenaga pelaksana
Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan
atas tiga macam, yaitu tenaga medis, tenaga paramedic dan tenaga non-
medis
2. Setelah terbit SIP, dr. Dinda langsung berpraktek sebagai dokter keluarga dan
memberikan pelayanan strata pertama. Dr. Dinda sadar masyarakat lingkungan
dimana dia bertugas sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang bersifat
paripurna, tidak terkotak-kotak, terpadui/integrasi, bersinambung. Kecuali
kesehatan fisik, masyarakat harus juga diperhatikan masalah mental, sosial,
budaya, spiritual dan lingkungan lain yang mempengaruhi tingkat kesehatannya.
a. Apakah perbedaan antara dokter umum dan dokter keluarga?
11
b. Apa saja tugas-tugas dokter keluarga?
5. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh
bidan atau dokter
d. Apa maksud dari pelayanan kesehatan yang bersifat paripurna, tidak terkotak-
kotak, terpadui/integrasi, bersinambung?
1. Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis
strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna
(comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive and specific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation), dan rehabilitasi setelah sakit
(rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai
dengan medico legal etika kedokteran.
2. Tidak terkotak-kotak (fragmented health services)
Pelayanan kedokteran yang tidak tergantung pada berbagai peralatan
kedokteran canggih serta tidak mengorganisir pelayanan kesehatan yang
13
lebih majemuk. Terpadu/integrasi (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain
merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses
penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan
berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal
maupun informal.
3. Bersinambung (standard of continuum care)
Melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif
dan terus menerus demi kesehatan pasien. Informasi dalam riwayat
kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk
memastikan bahwa penatalaksannan yang diterapkan telah sesuai untuk
pasien yang bersangkutan. Pelayanan dokter keluarga melaksanakan
pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
e. Apa saja contoh masalah mental, sosial, budaya, spiritual dan lingkungan lain
yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat?
Masalah mental, social, budaya, spiritual, dan lingkungan juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat. Contoh masalah mental
adalah kelainan jiwa atau yang berhubungan dengan mental seperti depresi
dan stress yang berlebihan. Masalah social dan budaya biasanya berkaitan
juga dengan masalah mental, di mana orang yang tidak sehat mentalnya dapat
mengalami gangguan social dan budaya seperti sulitnya berinteraksi dengan
orang lain akibat tertutupnya pribadi orang tersebut, yang menyebabkan tidak
lancarnya hubungan orang tersebut dengan orang lain maupun budaya di
sekitar tempat tersebut. Masalah spiritual berkaitan dengan kepercayaan yang
dianut orang tersebut, di mana kepercayaan dapat membuat suatu aturan
tersendiri yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat tersebut.
Kesehatan spiritual ini mirip dengan kesehatan budaya. Kesehatan lingkungan
sendiri merupakan factor luar yang dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat, seperti kebersihan, keamanan, dan ketertiban. Hal yang dapat
membahayakan dapat mengakibatkan dampak masalah kesehatan lingkungan.
14
f. Mengapa masalah mental, sosial, budaya, spiritual dan lingkungan lain yang
mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat?
Karena kesehatan tidak hanya dinilai dari fisik seseorang, dan bukan
hanya dilihat dari penyakit yang dideritanya. WHO mengatakan tentang
pengertian sehat yaitu Health is a state of complete physical, mental and
social well -being, and not merely the absence of disease or infirmity, artinya
kesehatan seseorang juga dipengaruhi masalah mental, social, budaya, spiritual
dan lingkungan lainnya. Jika masalah-masalah tersebut terjadi, kesehatan
seseorang dapat memburuk.
15
Sesungguhnyalah terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik dalam
praktek dokter keluarga merupakan suatu persyaratan yang bersifat mutlak.
Dengan baiknya hubungan dokter-pasien tersebut, bukan saja pelbagai
kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat diketahui, tetapi yang
terpenting lagi pelbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan
hidup serta pelbagai faktor lainnya lagi dari pasien yang bersangkutan dan
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien, yang kesemuanya dinilai
mempunyai peranan yang amat penting dalam menjamin keberhasilan
penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga. Tentu mudah dipahami
hubungan dokter-pasien yang dimaksudkan disini bukanlah hubungan antara
dokter dengan pasien sebagai individu, melainkan hubungan dokter dengan
pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta dengan seluruh anggota
keluarga secara keseluruhan.
b. Memahami pelbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyakat
(health resources)
Syarat kedua yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk
dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat
mengatur pemanfaatan pelbagai pelayanan kesehatan yang tidak mampu
dilakukan sendiri, adalah mengetahui pelbagai sumber kesehatan yang tersedia
di masyarakat. Apabila pengetahuan tentang pelbagai sumber kesehatan ini
dapat dimiliki, akan dapatlah dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien dengan
sebaik-baiknya. Pengaturan yang dimaksudkan disini, sebagaimana yang telah
dikemukakan, dapat dilakukan melalui dua mekanisme pokok. Pertama,
mekanisme konsultasi. Kedua, serta mekanisme rujukan.
c. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
Syarat ketiga yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti memiliki
kemampuan untuk menyelenggarakan pelbagai pelayanan kedokteran sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, adalah adanya minat yang
besar untuk mengikuti pelbagai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
16
Dengan adanya minat tersebut dapatlah diharapkan makin meningkatnya
kemampuan, yang apabila dapat dilakukan secara berkesinambungan, pada
gilirannya akan mempunyai peranan yang amat penting dalam menyelenggakan
pelbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.
Sesungguhnyalah terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh
sangat menentukan keberhasilan pelayanan dokter keluarga. Terutama apabila
pelayanan kedokteran keluarga tersebut dibiayai secara pra-upaya (pre-
payment system). Untuk mencegah timbulnya kerugian finansial pada
terselenggaraan pelayanan dokter keluarga dengan pembiayaan pra-upaya
tersebut, yang antara lain disebabkan oleh pemanfaatan pelayanan
penyembuhanpenyakit (curative services) oleh pasien secara berlebihan dan
berulang-ulang, setiap dokter keluarga harus dapat menyelenggarakan pelayanan
peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan atau pencegahan penyakit
(preventive services). Kedua jenis pelayanan kedokteran yang terakhir ini, jelas
merupakan bagian dari pelayanan kedokteran menyeluruh.
3. Sebagai Dokter yang berpraktek Dokter Keluarga, dr. Dinda dituntut untuk
menjadikan prinsip-prinsip, karakteristik, Standar dan Kompetensi Kedokteran
Keluarga (sesuai denan WHO, WONCA), konsep dasar dan pendekatan
kedokteran keluarga sebagai landasan dalam bertugas sebagai Dokter Keluarga.
Selain itu, dr. Dinda bertekat untuk melakukan prakteknya dengan menggunakan
sifat-sifat Dokter Keluarga dengan pendekatan holistik yang dia dapatkan semasa
pendidikan Kedokteran Keluarga sebelum ini.
a. Bagaimana prinsip kedokteran keluarga sesuai dengan WHO dan WONCA?
Prinsip prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti
anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip prinsip ini dalam
banyak terbitannya. Prinsip prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat
meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan
17
kedokteran. Prinsip prinsip pelayanan / pendekatan kedokteran keluarga
adalah memberikan / mewujudkan
a. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
b. Pelayanan yang kontinue
c. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
d. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
e. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
f. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
g. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hokum
h. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
i. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
4. Setelah tiga tahun, dr. Dinda ingin melanjutkan profesinya sebagai Dokter
Keluarga dan berencana mendirikan Klinik Dokter Keluarga. Saat ini, dr. Dinda
sedang mempelajari tentang pendirian Klinik dan Manajemen Klinik Dokter
20
Keluarga, dan dr. Dinda mohon bantuan Anda semua untuk melaksanakan rencana
tersebut.
a. Apa saja syarat-syarat mendirikan klinik dokter keluarga?
Persyaratan klinik dokter keluarga dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 028/Menkes/Per/I/2011 tentang klinik doga, yaitu:
1. Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan,
prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
A. LOKASI
- Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah
masing-masing.
- Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan
kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.
- Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana
dimaksud sebelumnya tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau
klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya melayani karyawan
perusahaan atau pegawai instansi pemerintah tersebut.
C. PERALATAN
a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
21
b. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar mutu,
keamanan, dan keselamatan serta harus memiliki izin edar sesuai
ketentuan peraturan
c. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi
secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau
institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. d. Peralatan
medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan
diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.
D. KETENAGAAN
a. Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik dan
merangkap sebagai pelaksana pelayanan.
b. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
c. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.
d. Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan lain
dan tenaga non kesehatan.
e. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua)
orang dokter dan/atau dokter gigi.
f. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang
dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis
pelayanan yang diberikan.
g. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi
sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis.
h. Dokter atau dokter gigi harus memiliki kompetensi setelah
mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan oleh klinik.
i. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang
diberikan oleh klinik.
j. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai
Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan.
22
k. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus
mempunyai Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
15
l. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar
pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien.
m. Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara
asing.
23
Sesuai dengan batasan yang dimiliki, sasaran yang dimaksudkan adalah
keluarga sebagai satu unit. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, pengertian
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, isteri atau
suami, isteri, dan anak, atau ayah dan anak atau ibu dan anak. Keluarga sebagai
unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalam pembangunan
kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga dan
sebaliknya. Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami, isteri, anak, dan
anggota keluarga lainnya (UU No.23 tahun 1992).
25
ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta,
melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu
jaminan.
2. Sistem paket (packet system)
Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka
yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan
kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang
dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak
ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan
oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang
dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan
biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan
nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group)
yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.
3. Sistem anggaran (budget system)
Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di
muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang
diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket,
pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran
yang telah disepakati.
DOKTER PRAKTEK
DOKTER KELUARGA
UMUM
26
Pelayanan
Menyeluruh, Paripurna,
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang
dikeluhkan
Promotif dan
Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
e. Apakah perbedaan antara praktek dokter keluarga dan klinik dokter keluarga?
Bentuk praktek dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas tiga macam
:
1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit
(hospital based)
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit.
Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal
27
dengan nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine),
semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui
bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan
spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family
clinic) Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut
dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya
klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri
(free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit
tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar
negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu
tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan rumah
sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik
mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik
dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan
rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat
sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter
keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau
bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik
dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga
yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2
sampai 3 orang dokter keluarga. Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini
diterapkan suatu sistem manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang
tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara bersama-sama
membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem
manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem
informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih,
akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :
28
a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang
dikelola secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat
saling tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di
samping itu, karena waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai
cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work)
disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain,
menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan
lebih bermutu.
b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau.
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang
dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai
peralatan medis dan non medis dapat dilakukan bersama-sama (cost
sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan dikelola bersama,
menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang
seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan
yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada
gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih
terjangkau.
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga
(family practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter
keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan
melalui klinik dokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan
praktek, menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan
kedokteran yang diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat
dibedaka pula atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang
29
diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek dokter keluarga yang
diselenggarakan secara berkelompok (group practice).
30
C. Dokter keluarga dan staffnya terbukti dapat menjelaskan kepada pasien
bagaimana pasien dapat menghubungi dokter keluarga pada saat-saat
penting.
D. Rekam medik dokter keluarga terbukti memiliki sistim yang
memungkinkan terlaksananya pelayanan kedokteran secara terus menerus.
E. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki sistim yang memuaskan
dalam perjanjian konsultasi dengan dokter.
F. Pelayanan dokter keluarga terbukti memiliki Pemandu Praktik Klinik
(Clinical Practice Guidelines) yang digunakan untuk memperoleh
pelayanan yang cost-effective.
Praktek sebagai
dr. Dinda dokter keluarga
Sumber Daya
Manajemen Alam
Menetapkan Syarat pendirian klinik dokter
prinsip dan klinik keluarga
Pembiayaan
konsep dokter 31
keluarga secara
sempurna Administratif
Bangunan dan
ruangan Prasarana klinik
V. Learning Issue
1. Dokter keluarga
A. PENDAHULUAN
32
kesehatan personal (personal health services) atau sering disebut pula
sebagai pelayanan kedokteran (medical services). Kedua, pelayanan
kesehatan lingkungan (environmental health services) atau sering
disebut pula sebagai pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services) (Hodgetts dan Cascio, 1983).
B. BATASAN
Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya.
Beberapa di antaranya yang dipandang cukup penting adalah :
1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan
pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan
kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila
diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang
menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran
tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit.
33
Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang
mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya,
dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk
menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan
memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan
psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas
berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung
bagi pasiennya (WONCA, 1991).
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada
keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang
sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya
menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita
atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta
pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua
anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan
berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak
mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli
yang sesuai (The American Board of Family Practice, 1969).
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai
kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan
kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total pasien dan
menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu
atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke
tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap menjaga
kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab
untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan,
34
serta bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima
tanggung jawab untuk perawatan total pasien termasuk konsultasi
sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni keluarga atau unit
sosial yang sebanding serta masyarakat (The American Academic of
General Practice, 1947).
5. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan
berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan keluarga,
komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada
(Singapore College of General Practitioners, 1987).
37
4. Ketrampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
38
h. Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilaku
39
n. Psikiatri
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
a. Menyusun dan menggerakkan tim
b. Pemecahan masalah konflik
c. Peningkatan kualitas
(Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
Indonesia, Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007).
42
2. Praktek dokter keluarga
KEDUDUKAN, PRAKTEK DOKTER KELUARGA NO PRAKTEK UMUM
SPESIALISASI TATA CARA PELAYANAN DR KELUARGA PRAKTEK
UMUM
a. Konsep Inggris (1972) Royal College -Telah diterapkan Amerika, Canada -
Gryman (1971) Biasanya pada negara sedang berkembang Belum ada
kesepakatan
b. Merupakan pelayanan tingkat pertama untuk personal dan keluarga Dokter
keluarga & setaraf dokter spesialis
Dokter keluarga fokus pelayanan : - Promotive - Preventive - Kurative
c. Perawatan di rumah Pendidikan tambahan selama 3 tahun Sepanjang
menerapkan tata cara pelayanan dokter keluarga 4. Arah pengobatan (fisik,
Psikologis, Sosial, Pendidikan Kesehatan dan pencegahan penyakit)
d. SYARAT PENDIRIAN PRAKTEK/KLINIK DOKTER KELUARGA :
Mudah dicapai dengan kendaraan umum (letak strategis)
Perfomance bangunan indah
Memiliki sarana komunikasi dan IT
Memiliki tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK dan memiliki STR
Tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus pelatihan khusus
pembantu KDK Bentuk praktek mandiri atau berkelompok
Memiliki izin praktek dari dinas setempat
Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu dan
bekesinambungan
Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur
Mempunyai sarana medis yg memadai sesuai dengan peringkat klinik yg
bersangkutan.
e. SYARAT IZIN KLINIK
Surat permohonan
Surat pernyataan Dokter penanggung jawab
Memiliki STR
Surat Izin Praktek (SIP)
43
Dokter penanggung jawab
Rekomendasi dari IDI/PDGI cabang masing masing
Fotokopi Ijazah Dokter, Paramedis dan Non Medis
Daftar peralatan medis, non medis dan obat obatan
Fotokopi izin gangguan/HO dan IMB
Pas foto ukuran 3x4 = 4 lembar
Fotokopi pemilik usaha
Denah klinik
Struktur Organisasi
Dokumen AMDAL atau UKL/UPL
Advis dari Tim teknis/Dinas Teknis
f. LOKASI BANGUNAN & RUANG Syarat Klinik Dokter Keluarga dalam
Permenkes RI no:028/menkes/per/i/2011 tg Klinik PRASARANA KLINIK
PERALATAN KETENAGAAN IZIN
LOKASI : Klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing- masing.
Pemda kab/kota mengatur persebaran klinik yang diselenggarakan masyarakat
di wilayahnya dg memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio
jumlah penduduk. Khusus mengenai lokasi dan persebaran klinik tidak
berlaku pada klinik perusahaan atau klinik instansi pemerintah tertentu yang
hanya melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi pemerintah
tersebut.
BANGUNAN & TATA LOKASI : Bangunan yang permanen dan tidak
tergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Memenuhi
persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan lansia. Bangunan terdiri dari :
Ruang Pendaftaran/tunggu, R.konsultansi dokter, R.Administrasi, R.Tindakan,
R.Farmasi, Toilet, Ruang lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
PRASARANA KLINIK : Dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan
baik, Instalasi air; Instalasi listrik; Instalasi sirkulasi udara; Sarana pengolahan
limbah; Pencegahan dan penanggulangan kebakaran; Ambulans,untuk klinik
yang menyediakan layanan rawat inap; Sarana lainnya sesuai kebutuhan.
44
PERALATAN : Dilengkapi dg peralatan medis dan nonmedis yang memadai
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis
memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan serta harus memiliki izin
edar sesuai ketentuan peraturan. Peralatan medis yang digunakan harus diuji
& di kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Kesehatan dan/atau
institusi penguji & pengkalibrasi yang berwenang. Penggunaan peralatan
medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus
berdasarkan indikasi medis. Memiliki tempat penyimpanan peralatan.
Memiliki alat sterilisasi.
KETENAGAAN : Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik
dan merangkap sebagai pelaksana pelayanan. Pimpinan Klinik Pratama adalah
seorang dokter atau dokter gigi. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter
spesialis atau, dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan
jenis kliniknya. Ketenagaan klinik terdiri dari : tenaga medis, tenaga
kesehatan lain dan tenaga non kesehatan. Tenaga medis pada klinik pratama
minimal terdiri dr 2 org dokter dan/atau dokter gigi. Tenaga medis pada Klinik
Utama minimal terdiri dari 1 orang dokter spesialis dari masing-masing
spesialisasi sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Klinik utama dapat
mempekerjakan dokter dan/ataudokter gigi sebagai tenaga pelaksana
pelayanan medis. Dokter atau dokter gigi harus memiliki kompetensi setelah
mengikuti pendidikan/pelatihan sesuai dg jenis pelayanan yg diberikan oleh
klinik. Jenis, kualifikasi & jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non
medis disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan klinik. Setiap tenaga
medis yang praktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi dan
Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dokter/dokter gigi yang ingin memperoleh SIP dapatmengajukan permohonan
kpd Dinas Kesehatan Kab/Kota tempat praktik kedokteran dilaksanakan.
Lampiran berkas yang dibutuhkan untuk permohonan SIP,terdiri dari : a.
Fotokopi surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi
yang masih berlaku dan diterbitkan dan dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI); b. Surat Pernyataan memiliki tempat praktik, atau surat
keterangan dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya; c.
45
Surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik; d. Pas Foto
berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar, dan 3x4 sebanyak 2 lembar.
g. IZIN KLINIK : Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan :a. Surat
Rekomendasi dari dinas kesehatan setempat; b. Fotokopi pendirian badan usaha
kecuali untuk kepemilikan perorangan; c. Identitas lengkap pemohon; d. Surat
keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat; e. Bukti hak
kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin pengguna bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama
5 tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan; f.
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL); g. Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur
organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan
serta pelayanan yang diberikan; h. Persyaratan administrasi lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama
untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan
proteksi khusus (preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit
(rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan
mediko legal etika kedokteran
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan
etik kedokteran
48
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan
pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya
49
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna
dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya
adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup
untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan
fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan
penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh
tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan,
konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan
pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara
puas dan terinformasi.
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban
dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga
kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional
dalam suasana kekeluargaan 2.2.2. Bekerja dalam tim
50
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan
pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri
dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen
yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan
51
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan/atau
bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha
untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian
kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan
dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan
pergaulan
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas
kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau
pelatihannya
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang
bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal
perilaku kesehatan
3.1.2. Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga
3.1.3. Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang
umum dan bersifat transparansi
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut
klinik dengan manajemen yang profesional
53
3.3.1. Pembagian kerja
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job
training) terlebih dahulu
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien,
pegawai dan dokter yang berpraktik
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh
organisasi profesi
54
4.2. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer)
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata
pertama
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata
pertama
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya
55
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan
limbah, baik limbah medis maupun limbah non medis agar ramah lingkungan dan
aman bagi masyarakat sekitar klinik
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah
sehingga aman digunakan
56
VI. Kesimpulan
Dr. Dinda ingin mendirikan klinik dokter keluarga dengan cara harus memenuhi
syarat pendirian klinik dokter keluarga dan menerapkan semua konsep dan prinsip ilmu
kedokteran keluarga secara sempurna.
http://ppid.tanahdatar.go.id/Download/77/persyaratan-dan-perizinan-di-dinkes, diakses 15
November 2016.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Registrasi Dokter dan
Dokter Gigi.
Siyoto, S., dkk. 2015. Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit ANDI.
57