Menepati Janji
Menepati Janji
Hampir setiap hari kita mendengar nasehat dari sahabat dan teman, bila ada orang
yang mendapatkan mendapatkan musibah / bencana. Selalu dibisikan. Ayo kuat-
kuatkan iman, tawakal ya, ingat kepada Allah Kalau nasehat ini disampaikan hati ini
menjadi kuat dan sehat dan semangat timbul lagi. Nah, kali anda saya akan uraikan
tentang tawakal kepada Allah dengan harapan anda perlu menyampaikan kepada isteri,
anak-anak anda, teman atau jamaah tempat anda shalat, meskipun tidak lebih dari
sepuluh orang, cukup tujuh menit, biar sediki, asal paham
Terlebih dahulu jangan lupa sampaikan ! Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan
ilmu sebagai sifat kesempurnaan yang paling tinggi. Aku bersaksi tiada Tuhan yang
patut disembah selain Allah, yang tiada sekutu bagi Nya dan aku bersaksi Muhammad
saw adalah hamba dan utusan Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan
kita Rasulullah Saw, juga tercurahkan kepada keluarganya, dan para sahabatnya serta
orang-orang yang mengikutinya.
Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Mari kita merenung sejenak peristiwa hari-hari belakangan ini, negara kita terus ditimpa
dengan berbagai bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung,
banjr, longsor, penyakit dan berbagai bencana yang susul menyusul. Bencana-bencana
tersebut menimbulkan korban yang besar baik nyawa manusia serta harta benda dan
berbagai duka nestapa seakan-akan tidak tersembuhkan. Satu bencana belum dapat
diatasi bencana lain muncul lagi, seakan-akan tidak habis-habisnya. Jika ada manusia
yang kurang iman maka disinilah peluang setan membelokan keyakinan.
Menghadapi bencana ini bagi orang beriman harus dapat mengambil sikap, di dalam Al
Quran iman dan tawakal selalu disebutkan secara berpasangan, Allah Swt berfirman,
......kami beriman kepada-Nya dan kepadaNyalah kami bertawakkal. (Qs Al Mulk :
29). Artinya, bertawakal salah satu tanda bagi Muslim yang kuat dalam keimanannya.
Dia meyakini setiap peristiwa adalah kehendak Allah dan sekaligus memenuhi hak
Tuhan nya, dan berupaya mengatasi kesulitan hidupnya dan menyerahkan hasilnya
sebagaimana yang dikehendaki Allah. Sebab Allah Swt lebih mengetahui kebaikan dan
manfaatnya setiap peristiwa/ musibah yang ditimpakan.
Tawakal kepada Allah berdampak luas bagi kehidupan seorang Muslim. Ia akan
senantiasa diliputi ketenangan, keamanan dan kelapangan. Terbebas dari dampak ke-
hidupan sosial, seperti kegelisahan, ketergesaan. Alam pikirnya senantiasa tenang
serta roman mukanya memancarkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan bersandar
kepada Allah, ia memiliki keyakinan bahwa Dialah yang mencegah segala bencana dan
mara bahaya, karena dia menjadi Wakilnya. Allah Swt berfirman : Barangsiapa
bertawakal kepada Allah, maka dia akan mencukupinya (Qs Ath Thalaaq: 3)Kisah
para nabi dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa dengan tawakal yang benar Allah
akan menolongnya. Nabi Ibrahim ketika akan dibakar oleh kaumnya dia bertawakal
kepada Allah dengan ikhlas dan menyebut Cukuplah bagi kami Allah sebaik-baik
wakil, kemudian api menjadi dingin dan ia selamat. Hal demikian juga dialami oleh nabi
Muhammad Saw beserta orang-orang beriman saat mereka menghadapi ancaman
musuh, orang-orang musyrik dan menyebut. Cukuplah bagi kami Allah sebaik-baik
wakil, Peristiwa tersebut direkam dalam Al Quran, Allah Swt berfirman : (Yaitu) orang-
orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat
luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di
antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. Maka mereka kembali
dengan ni`mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat
bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai ;
karunia yang besar (Qs Ali Imran 173-174)
Arti bertawakal kepada Alah yaitu senantiasa memohon pertolongan Nya atas
penguatan iman untuk mendapatkan kemenangan dan kemuliaan. Dimana dia hanya
menyerahkan diri serta memohon kepada Allah. Tidak memohon kepada selainnya dan
hanya takut kepadaNya. Untuk pengawasan serta penjagaan dirinya, ia bersandar
hanya kepada Allah Swt, sebab Dia Yang Maha Kuasa. Iapun menyandarkan
keamanan serta keselamatan hanya kepada Nya. Bagaimanapun seseorang tidak akan
mendapat musibah kecuali sudah ditetapkan Allah. Iapun tidak dapat menggapai suatu
manfaat kecuali yang telah ditetapkanNya.
Jika seorang mukmin yang bertawakal maka ketika musibah datang dia meyakini
bahwa musibah adalah bagian dari takdir yang tidak dapat ditolak dan tak dapat
digapai. Rasulullah memberi tutunan tentang ketetapan Allah, beliau bersabda ,
Ingatlah Allah, maka engkau akan menemukan Dia di depanmu. Kenali Allah pada
waktu suka, niscaya Dia akan mengenalimu pada waktu engkau dalam kesulitan. Dan
ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas darimu itu tidak akan pernah mengenaimu,
dan sesuatu mengenaimu tidak akan terlepas darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan
itu bersama kesabaran dan bahwa kemudahan itu bersama kesulitan dan kerumitan
bersama kelapangan.Tawakal bukan berarti diam tanpa usaha, tawakal sejati adalah
jika seseorang melakukan upaya dengan penuh kesungguhan. Lantas menyerahkan
semua perkaranya kepada Allah Swt. Dalam suatu kisah, seorang lelaki datang kepada
Rasulullah Saw, dan hendak membiarkan untanya di depan pintu masjid tanpa
mengikatnya, lantas bertanya, Wahai Rasulullah, apakah saya mesti mengikatnya
lantas bertawakal ataukah membiarkannya dan bertawakal. Nabi Saw menjawab,
Ikatlah unta itu lantas bertawakal. (HR Tarmidzi).
Untuk keselamatan kita semua ikuti anjuran hadits ini. Dari Abu Darda, Nabi saw
bersabda, ia berkata. Barangsiapa berkata setiap hari ketika memasuki waktu pagi dan
waktu sore : Hasbiyallahu la ilahaa illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul
arsyil adzhiim. (Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku
bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang Agung). 7 X Allah akan
mencukupinya dalam hal-hal yang menyulitkan baik urusan dunia dan akhirat.Jika anda
seorang muslim inilah sikap anda hari ini dan esok.Tawakal adalah sikap hidup muslim
yang mempunyai dampak positip dalam kehidupannya sehari-hari ia tidak pernah takut
dan gentar menghadap situasi apapun dan dimananpun.
Itulah anda dan saya .
Semoga Allah selalu memberi kekuatan iman untuk menghadapi segala macam
tantangan kehidupan
Wallahu alam bis shawab.
Diposkan oleh Bahrul Ulum di 05.44 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Lima Ujian Keimanan