Termodinamika
Termodinamika
PEMBAHASAN
2.1. TERMODINAMIKA
2.1.1. Pengertian Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya
panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah suatu ilmu
yang menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang
disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya.
Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan
kespontanan proses.
2.1.2. Prinsip Termodinamika
Prinsip termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk
mekanisme yang bisa membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi
termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena adanya perkembangan ilmu
termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan
pendekatan makroskopik yakni perilaku umum partikel zat yang menjadi media
pembawa energi.
2.1.3. Sistem-Sistem Termodinamika
1. Sistem terbuka
Sistem yang menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan
benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang
melibatkan adanya suatu aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada
kompresor, turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar yaitu ruang
didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk
kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa
maupun energi bisa melintasi batas sistem yang sifatnya permeabel. Dengan
demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga
dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem yaitu :
Untuk panas (Q) bernilai positif jika diberikan kepada sistem dan bernilai
negatif bila keluar dari sistem
Untuk usaha (W) bernilai positif jika keluar dari sistem dan bernilai negatif
jika diberikan (masuk) kedalam sistem.
2. Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja)
tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas
suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak bisa melintasi lapis batas
sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work)
bisa melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, walaupun massa
tidak bisa berubah selama proses berlangsung, tapi volume bisa saja berubah
disebabkan adanya lapis batas yang bisa bergerak (moving boundary) pada salah
satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup yaitu suatu
balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi
volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, jika panas diberikan kepada
sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam
sistem. Pengembangan ini akan mengakibatkan piston akan terdorong ke atas
(terjadi Wout). Karena sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa
kedalam sistem (massa selalu konstan) maka sistem ini disebut dengan control
mass. Suatu sistem bisa mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya,
biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan
dinding diatermik. Dinding adiabatik yaitu dinding yang menyababkan kedua zat
mencapai suhu yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding
adiabatik sempurna tidak memungkinkan terjadinya suatu pertukaran kalor antara
dua zat. Sedangkan dinding diatermik yaitu dinding yang memungkinkan kedua
zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3. Sistem terisolasi
Sistem terisolasi ialah sistem yang menyebabkan tidak terjadinya pertukaran
panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam
termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak bisa
terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit
pencampuran, walaupun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam
analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang
keluar dari sistem. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut dengan
property (koordinat sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur
(T), volume (v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada
juga koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti,
berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem bisa berada pada
suatu kondisi yang tidak berubah, jika masing-masing jenis koordinat sistem
tersebut bisa diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi
tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem
memiliki nilai koordinat yang tetap. Jika koordinatnya berubah, maka keadaan
sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak
mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang
(equilibrium).
Q = U+W
Dengan ketentuan, jika:
Q(+) sistem menerima kalor
OR sistem melepas kalor
W(+) sistem melakukan usaha
W(-) sistem dikenai usaha
U(+) terjadi penambahan energi dalam
U(-) terjadi penurunan energi dalam
U = Q W
Keterangan :
U = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Proses-proses
Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap V/T = Konstan V1/T1 = V2/T2
Hukum Charles
Volume tetap P/T = Konstan P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap PV = Konstan P1V1 = P2V2
Adiabatis
P1V1 = P2V2
T1V1 1= T2V2 1
= perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap = Cp/Cv
Usaha
W = P(V) Isobaris
W = 0 Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) Isotermis
W = 3/2 nRT Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 103 m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Mesin Carnot
= ( 1 Tr / Tt ) x 100 %
= ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 Q2
Keterangan :
= efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam U = Q W.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan
Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika
yang bisa merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n). W
bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika
menerima usaha lingkungan. Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari
lingkungan dan negatif jika melepas kalor pada lingkungan. Perubahan energi dari
sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum
ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.
Reaksi yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau kalor. Reaksi
panas ditulis dengan tanda negatif. Contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) 26,78
Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi ini digambarkan sebagai berikut:
Contoh monoatomik : C(s), Fe(s), H+(aq), Ba(s), Ca(s), Mg(s), Na(s), Al(s), B(s),
Zn(s), P(s). Monoatomik termasuk golonga gas mulia dan logam lainnya.
Contoh poliatomik : O2(g), Cl2(g), P4(s), H2(g), Br2(l), N2(g), I2(g), F2(g).
Poliatomiktermasuk halogaen dan gas selain gas mulia.
Semua unsur-unsur yang sudah terdapat dialam ini nilai entalpi pembentukannya
nol. Misal:
Keterangan :
Ql = energi kalor pada larutan (J)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgC)
C = kapasitas kalor (J/C)
t = perubahan suhu (C)
Karena kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi, maka tidak ada energi
yang terbuang ke lingkungan, sehingga jumlah energi kalor reaksi dan perubahan
entalpi reaksi menjadi:
Contoh :
H2(g) + O2(g) H2O(l) H = -68,3 kkal/mol
H2O(l) H2(g) + O2(g) H = 68,3 kkal/mol
2. Hukum Hess
Hukum ini dikemukakan oleh German Hess (1840), yang berbunyi :
Jika suatu perubahan kimia bisa dibuat menjadi beberapa jalan/cara yang berbeda,
jumlah perubahan energi panas keselurahannya (total) yaitu tetap, tidak bergantung
pada jalan/cara yang ditempuh.
Menurut hukum Hess, suatu reaksi bisa terjadi melalui beberapa tahap
reaksi, dan bagaimanapun tahap atau jalan yang ditempuh tidak akan
mempengaruhi entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada
sebuah keadaan awal dan akhir sistem. Bukan tahap atau jalan yang ditempuh.
Perubahan entalpi ini juga merupakan penjumlahan entalpi reaksi dari setiap tahap.
Dengan demikian hukum Hess bisa dipakai untuk menghitung H reaksi
berdasarkan reaksi-reaksi lain yang H-nya sudah diketahui.
Keadaan berikutnya dijelaskan oleh Guy Lussac. Menurut Guy Lussac, pada gas
yang tekanannya tetap maka volumenya akan sebanding dengan suhunya. Jika ada
gas dalam ruang tertutup dengan P = tetap dipanaskan maka volumenya akan
berubah.
Persamaan yang dapat menggambarkan keadaan perubahan P, V dan T
(tidak ada yang tetap). Persamaan gabungan itulah yang dinamakan hukum Boyle-
Guy Lussac. Persamaannya dapat kalian lihat di bawah.
Contoh kedua adalah saat memompa ban dalam roda sepeda atau mobil.
Saat dipompa berarti jumlah partikelnya bertambah. Pertambahan itu dapat
memperbesar tekanan sedangkan volume dan suhu tetap. Dari penjelasan itu
Dengan :
P = tekanan gas (N/m2 atau Pa)
V = volume gas (m3)
T = suhu gas (K)
N = jumlah partikel
k = 1,38 . 10-23 J/K
untuk menentukan jumlah mol gas (n) sobat dapat menggunakan 2 alternatif rumus
berikut
atau
No = bilangan avogadro 6,02 x 1023
Mr = massa molekul relatif gas
M = masa partikel gas
Jika pada gas berlaku hukum Newton maka semua derajat kebebasan
gerak partikel akan menyumbang energi kinetik sebesar 1/2 kT.
Dengan :
3.1. Kesimpulan
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari tugas ini meliputi :
1. Ada dasar dasar fisika dan kimia yaitu Termodinamika, Termokimia, Gas
ideal, Perubahan Fase.
2. Termodinamika adalah suatu ilmu yang menggambarkan usaha untuk
mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu)
menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya.
3. Termokimia merupakan suatu cabang ilmu kimia yang mempelajari
tentang suatu perubahan kalor atau energi yang menyertai suatu reaksi
kimia, baik yang diserap maupun yang dilepaskan. Pertukaran energi ini
bisa berupa kalor atau bentuk energi lain. Adanya suatu pertukaran energi
tersebut menyebabkan terjadinya perubahan jumlah energi yang
terkandung dalam sistem
4. Gas Ideal Merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang
jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-
partikel itu selalu bergerak secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-
partikel gas ideal itu bertumbukan antar partikel atau dengan dinding akan
terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan
energi.
5. Bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan
yaitu wujud zat.
6. Perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas,
atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor).
3.2. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis yaitu semoga apa yang
telah kita pelajari pada pelajaran Ekstraksi Metalurgi ini dapat kita terapkan
dengan kemampuan kita masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Bates, R.L., 1960. Geology of The Industrial Rocks And Minerals, Harper And Raw
Publisher, New York.
Einstein, A. (1905), "ber die von der molekularkinetischen Theorie der Wrme
geforderte Bewegung von in ruhenden Flssigkeiten suspendierten
Teilchen", Annalen der Physik 17: 549560.
Smart and Moore Solid State Chemistry: An Introduction (Chapman and Hall)
ISBN 0-412-40040-5
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan Tugas Ekstraksi Metalurgi ini yang
berjudul Dasar Dasar Fisika dan Kimia Ekstraksi Metalurgi dengan baik.
Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini adalah sebagai syarat untuk
mengikuti mata kuliah Ekstraksi Metalurgi pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. DR. Hj. Rr. Harminuke Eko H., ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Sriwijaya
2. Ir. A. Taufik Arief, MS selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Ektraksi
Metalurgi
3. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penulisan tugas
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun
metode yang digunakan dalam penulisan tugas ini.
Untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan tugas ini. Akhirnya Penulis berharap semoga
penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Penulis
DASAR-DASAR FISIKA DAN KIMIA
EKSTRAKSI METALURGI
Disusun Oleh: