Anda di halaman 1dari 2

Evaluasi Fisika

Organoleptis
Uji organoleptis ini termasuk uji yang sangat penting karena terkait dengan daya tarik konsumen
terhadap tampilan sediaan lotion . Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau
yang diamati secara visual.

Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan zat yang akan diuji pada sekeping kaca atau
bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen (Depkes RI, 1979).

Uji Daya Sebar


Sebanyak 0,5 gram krim diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi plastik
transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan luas daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung
kemudian tutup lagidengan plastik yang diberi beban tertentu masing-masing 1, 2, dan 5 g
dan dibiarkan selama 60 detik pertambahan luas yang diberikan oleh sediaandapat dihitung
(Voigt, 1994). Sediaan lotion yang memiliki nilai daya sebar yang baik berkisar antara7-16cm

Uji Daya Lekat


Sampel 0,25 gram diletakan diatas 2 object glass yang telah ditentukan. Kemudian ditekan
dengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu beban diangkat dari object glass kemudian
object glass dipasang pada alat uji. Alat uji diberi beban 80 gram dan kemudian dicatat waktu
pelepasannya krim dari object glass (Miranti, 2009). Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.

Pemisahan Fase
Formula yang telah dibuat dituang ke dalam wadah sebanyak 10 ml. Pemisahannya diamati
pada hari ke 0, 1, 3, 7 selama 4 minggu. Cara pengukuran persen pemisahan dapat dilihat
pada
F = Hu / Ho x 100%
Hu = tinggi endapan air
Ho = tinggi mula2
F = persen pemisahan

Uji Viskositas
Fenomena sediaan yang mengikuti sifat aliran pseudoplstik juga akan mengikuti sifat aliran
tiksotropik. Viskositas sediaan ini dapat diukur dengan menggunakan Viskosimeter
Brookfield karena viskometer ini dapat mengukur viskositas sediaan yang bersifat Non
Newton dan Newton. Prinsip kerjanya adalah dengan dengan menggunakan spindel dan
motor. Setelah motor dihidupkan maka spindel akan berputar dan diamati angka yang
ditunjukkan oleh jarum merah, dicatat. Untuk menghitung viskositasnya makaangka yang
ditunjukkan oleh jarum merah dikalikan dengan suatu faktor yang terdapat pada brosur alat.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan cara menempatkan sediaankrim yang akan diperiksa
dalam gelas bermulut lebar 100 mL, kemudian spindel yang sesuai (spindel No. 1)
dimasukkan ke dalam sediaan sampai terbenam. Klep pengunci dibuka dan rotor dinyalakan
hingga diperoleh angka yang stabil yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Pengukuran
viskositas dilakukan pada hari ke 1, 3, 7 selama 1 minggu (Gozali ,2009). Sediaan lotion
yang memiliki nilai viskositas yang baik berkisar antara 20-60 dpas serta pergeseran
viskositas tidak kurang dari 30%

Pengukuran pH
Pengukuran pH Kulit memilki pH fisiologis antara 4,5-6,5. Jika kadar pH terlalu rendah akan
menyebabkan iritasi kulit, sedangkan jika terlalu basa akan menyebabkan gatal-gatal dan kulit
menjadi besisik .Alat pH meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Satu
gram sediaan yang akan diperiksa diencerkan dengan air suling hingga 10 mL. Elektroda pH
meter dicelupkan ke dalam larutan yangdiperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai
menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum pH meter dicatat (Depkes RI, 1995)

Uji Stabilitas
Stabilitas lotion dapat dilihat dari perubahan viskositas yang terjadi selama penyimpanan 1 bulan.
Jika selama penyimpanan tidak terjadi perubahan viskositas, maka sediaan lotion ini dapat dikatakan
memiliki stabilitas yang baik

Dapus:

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes Ri. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Gazali, Dolih,dkk. 2009. Formulasi dan Uji Stabilitas Mikroemulsi Ketokonazole sebagai
Anti Jamur. Jatinangor: Fakulats Farmasi Universitas Padjadjaran.

Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galangae)


dengan Basis Salep Larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya Hambat Bakteri
Staphylococcus aureus secara In Vitro. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Muhamadiyah.

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai