Anda di halaman 1dari 17

RESUME

MANAJEMEN DISASTER

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Traumatologi

Oleh :

Resabela Putri Ramadhan

C1AA13076

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

Jalan Babakan Sirna No. 25 Sukabumi

TAHUN 2016/2017
A. JUDUL
Presfektif Keperawatan Traumatologi
B. TANGGAL
21 Februari 2017
C. NAMA FASILITATOR
Irawan Danismaya S.Kep., Ners., M.Kep
D. TUJUAN
1. Membedakan Keperawatan Gadar dengan Keperawatan Traumatologi
dalam kontek kurikulum S1 STIKESMI
2. Menjelaskan pengertian korban trauma
3. Mengidentifikasi kompetensi Ners untuk membantu korban trauma
4. Mengidentifikasi peran Ners dalam situasi bencana massal
E. DAFTAR KEYWORD YANG TELAH DIPAHAMI
Emergency Nursing (Kep. Gadar) vs Disaster Nursing (Kep.
Traumatologi, Injury, Trauma Triage, First Responder,
F. DAFTAR KEYWORD YANG BELUM DIPAHAMI
Care Provider for injury client, Planer for disaster management
G. KESIMPULAN
Perbedaan keperawatan gawat darurat dengan keperawatan
traumatology
Emergency nursing (keperawatan gadar) yaitu berada di dalam rumah sakit
sedangkan disaster nursing (keperawatan Tramatologi) yaitu berada di luar
rumah sakit.
Emergencynursing sasaranya yaitu individu dengan cedera akut atau
penyakit lain yang mengancam jiwa setting di UGD, URGENT CARE,
TRAUMA UNIT atau ICU/CCU. Sedangkan disaster nursing sasarannya
yaitu kelompok/komunitas/masyarakat korban bencana dengan jumlah
korban banyak dan kerusakan infrastruktur, setingging tempat bencana.
Keperawatan gawat darurat dan keperawatan traumatology memiliki
tujuan yang sama yaitu mengembalikan status fungsional dari aspek
fisiologis dan psikologis pasien yang berubah karena sakit akut atau
cidera.
Agen Injuri terdiri dari fisik (panas, dingin, gerak), biologis, kimia
(asam, basa), tajam-tumpul, bencana alam, bencana buatan manusia.
Trauma triage dibagi menjadi 2 yaitu cedera minor dan cedera major.
Cedera minor adalah cedera tunggal tanpa ancaman kehidupan/kecacatan
dan dapat diatasi dengan fasilitas gadar dasar sedangkan cedera major
adalah cedera multisystem yang membutuhkan intervensi segera untuk
mencegah kematian dan kecacatan. Urutannya sumbatan airway >
gangguan breathing > circulation > peningkatan massa intra cranial. Cara
menolongnya dengan menggunakan initial assessment. Atasi lebih dulu
situasi yang paling membahayakan jiwa, ketidakpastian diagnosis tidak
boleh menghalangi tindakan yang sudah jelas indikasinya, anamnesis
mendetail tidak diperlukan saat memulai penilaian penderita cedera akut.
Kompetensi yang harus dimiliki perawat diantaranya
1. First responder
a. Keterampilan penolong pertama di tempat kejadian
b. Meminta bantuan pertolongan
c. Menerapkan 3A
d. Inisial assessment
e. Mengelola rujukan ke RS
2. Triage Officer
a. Memahami prisip triage dalam bencana dalam korban masal
b. Memahami beragam jenis model triage
c. Terampil menerapkan model triage START
Peran perawat adalah ada pada setiap fase dalam SPGDT, rehabilitasi,
edukasi, dan riset.
A. MATERI
Disaster Management
B. TANGGAL
21 Februari 2017
C. NAMA FASILITATOR
Irawan Danismaya S.Kep., Ners., M.Kep
D. TUJUAN
1. Menjelaskan contoh-contoh bencana akibat alam dan manusia
2. Menjelaskan perbedaan setiap fase dalam kejadian bencana
3. Menjelaskan prinsip dari managemen bencana
4. Menjelaskan disaster plan preparedness
5. Mendiskusikan peran Ners dalam mengelola korban bencana
6. Membedakan reaksi dari korban anak dan dewasa
E. DAFTAR KEYWORD YANG TELAH DIPAHAMI
Bencana, Pre Hospital Service, Hospital Stage, Fase Kejadian Bencana
F. DAFTAR KEYWORD YANG BELUM DIPAHAMI
Aplikasi DPP, Aplikasi DMO, Aplikasi perbedaan fase bencana
G. KESIMPULAN
Bencana :
a. Mengenai sekelompok orang/komunitas
b. Situasi untuk dilayani
c. Bantuan luar dibutuhkan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh factor alam dana tau factor nonalam maupun factor
manusia sehingga mengakibatkan timbulkan korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU
RI no. 24 TAHUN 2007 ttg Penanggulangan Bencana).
Sebab bencana adalah alam (gunung meletus, angina putting beliung,
tanah longsor, tsunami, dll) dan manusia (huru-hara, banji, dll).
Pre Hospital Service. Prinsipnya mendekatkan fasilitas kesehatan ke
tempat kejadian cedera/bencana untuk memaksimalkan the golden hour,
bentuknya pelayanan ambulan gawat darurat 24 jam dan indicator
mutunya adalah respon time.
Hospital Stage. UGD berperan sebagai gerbang utama jalan masuknya
penderita gawat darurat, menggambarkan kemampuan suatu RS secara
keseluruhan, sebagai pusat rujukan korban dari Pre Hospital Stage.
Fase kejadian bencana
1. Non Disaster : periode antara satu bencana dengan bencana
berikutnya
2. Predisaster : bencana belum terjadi tapi info bencana sudah cukup.
early warning system sudah berfungsi
3. Impact : bencana sedang terjadi dan komunitas mengalami
dampaknya langsung
4. Emergency : terlihatnya respon komunitas terhadap bencana
5. Recontruction : Restorasi infrastruktur dan kembalinya motivasi
untuk meneruskan hidup
Prinsip dari disaster management : Pencegahan terjadinya bencana,
Meminimalkan cedera korban, Cara merescue korban, Pertolongan
pertama yang adekuat, Cara evakuasi, Pertolongan medik lanjutan,
Rekontruksi
Disaster Preparedness Plan adalah perencanaan kesiapsiagaan
bencana yang merupakan bagian dari proses managemen bencana di
satu daerah yang bertujuan untuk meminimalkan akibat dari
kehilangan harta benda, cedera, penderitaan dan kematian
berhubungan dengan terjadinya bencana. Digunakan sebagai panduan
bagi setiap personil yang terlibat langsung maupun tidak langsung
sehingga paham apa yang harus dilaksanakan ketika terjadi bencana.
Komponen dari disaster preparadness adalah disaster plan, disaster
supplies dan response training for staff.
Tugas Disaster medical operation diantaranya menerima informasi
adanya bencana, pengiriman tim surveyor, triage officer, tim stabilisasi
dan resusitasi, tim evakuasi, transportasi dan rujukan, evaluasi.
Reaksi individu terhadap bencana
a. Korban anak : level tumbang, reaksi keluarga, cemas akibat
perpisahan, berhenti sekolah, penanggung jawab
b. Korban lebih dewasa : umumnya mekanisme koping lebih baik,
mungkin berhubungan dengan sakit kronik/cedera, lebih
mandiri.

A. MATERI
Review ABC Management
B. TANGGAL
1 Maret 2017
C. NAMA FASILITATOR
Irawan Danismaya S.Kep., Ners., M.Kep
D. TUJUAN
Menjelaskan prinsip dasar pertolongan bagi penderita cedera dengan
kriteria gawat darurat menggunakan pendekatan ABC
E. DAFTAR KEYWORD YANG TELAH DIPAHAMI
Organ airway : hidung/rongga ,ulut-faring-laring-trakea-bronkus-
bronkeulus
Snoring : suara seperti ngorok
Gurgling : suara seperti berkumur
Stidor : suara seperti orang yang bersiul/melengking
Apneu : henti nafas
Sianosis : kebiruan didaerah perifer
Obstruksi total benda asing : sumbatan total
Resque breating
Terapi oksigen
Tanda syok
Control bleeding

F. KESIMPULAN
Organ airway (jalan napas). Keluar (ekspirasi) masuknya (inspirasi)
udara disebut ventilasi. Organ airway dibagi menjadi 2 yaitu jalan napas
atas dan jalan napas bawah
a. Jalan napas atas : hidung/mulut > faring (bisa dari nasofaring atau
orofaring) > laring (pita suara)
b. Jalan napas bawah : trakea > bronkus > bronkiolus > bronkiolus
terminalis
Pernapasan dibagi 2, yaitu :
a. Pernapasan intrasel : membrane sel > dipakai untuk metabolism
b. Pernapasan ekstrasel : alveolus > hanya tukar tempat O2 dan CO2.
Suara nafas abnormal
Suara Napas Bunyi Tempat Sebab
Snoring Mengorok Orofaring Pangkal lidah menutupi faring
Gurgling Berkumur Faring Tumpukan cairan/darah
Stridor Bersiul/melengking Faring, hidung, Penyempitan jalan napas bisa
lebih sering di karena anatomis atau adanya
laring benda asing.
No Sound Tidak ada suara Sumbatan total, tidak bernapas
Sianosis adalah keadaan dimana Hb berikatan dengan CO2 sehingga berwarna
kebiruan, biasanya di selaput lender dan daerah perifer.
Resque breathing adalah bantuan pernapasan yang diberikan pada pasien
apnea 10x/menit dalam 2 menit.
Terapi oksigen diberikan pada pasien sesuai dengan kondisi pernapasan
pasien
a. Nasal Canul : 2-6 LPM dengan jumlah oksigen yg masuk sebesar 24%
b. Simple mask/rebreathing mask : 6-10 LPM dengan jumlah oksigen yang
masuk sebesar 44%
c. Non rebreathing mask : 10-12 LPM dengan jumlah oksigen yang masuk
sebesar 90%.
Syok adalah kegagalan oksigenasi sel. Tanda dini syok diantaranya :
perubahan kesadaran, takikardi dan akral dingin. Control bleeding dilakukan
dengan direct pressure, balut tekan, elevasi, dan tekan nadi proksimal area
cidera pada pasien dengan luka terbuka, jika perdarahan internal maka
perbaiki volume darah dan siapkan bedah cyto. Jika terjadi syok maka pasng
infus RL yang dihangatkan dengan 2 jalur 1-2 liter diguyur, ambil sampel
darah dan pasang kateter untuk menilai keefektifan rehidrasi jika tidak ada
kontraindikasi. Normal urin dewasa 0,5 cc/kgBB/jam, anak 1 cc/kgBB/jam,
bayi 2 cc/kgBB/jam.

A. Materi
Initial Assesment
B. TANGGAL
21 Maret 2017
C. NAMA FASILITATOR
Irawan Danismaya S.Kep., Ners., M.Kep
D. TUJUAN
Menjelaskan prinsip dasar pertolongan bagi penderita cedera dengan
kriteria gawat darurat menggunakan pendekatan ABC
E. DAFTAR KEYWORD YANG TELAH DIPAHAMI
1. Apa yang dimaksud initial assessment?
2. Apa yang menjadi dasar pertimbangan untuk memutuskan urutan
langkah pemeriksaan fisik dan pertolongan pada korban?
3. Informasi apa yang harus diketahui pertama kali untuk
mengidentifikasi sebab pasien tidak sadar?
4. Bagaimana keputusan rujukan dapat diambil?
F. KESIMPULAN
Initial assessment adalah prosedur yang dilakukan oleh penolong
pada saat pertama kali pertemu pasien. Prinsipnya dilakukan secara
berurutan dan simultan. Tahapnya survey primer dan secondary survey.
Tujuannya mencari masalah yang mengancam jiwa dan mengatasi dengan
segera. Survey sekunder hanya bisa dilakukan jiwa survey primer sudah
teratasi dan tidak ada masalah yang mengancam nyawa. Survey sekunder
diantaranya pemeriksaan fisik head to toe every tube every finger in every
orifice, anamnesa AMPLE, rujukan ke UGD, atau ke ruangan. Rujukan
dapat dilakukan jika initial assessment sudah dilakukan, pasien stabil, dan
masalah yang mengancam jiwa sudah teratasi.
TABEL INITIAL ASSESMENT

3A
Airway and Proteksi Servikal
Periksa/kaji Implementasi Evaluasi
Look :
Sianosis atau tidak Pemberian O2 Evaluasi saturasi O2
Agitasi atau tidak Cek bladder Pasang kateter apabila
bladder penuh
Dyspnea atau tidak Periksa breathing Ada atau tidak dispne
Cek posisi trakea Dilihat, diraba Posisi trakea di kanan,
kiri atau tengah
Listen : Suara Nafas
Gurgling Suction Masih gurgling atau tidak
Snoring Manual Faringeal Masih snoring atau tidak
Stridor Labarkan/jalan pintas Masih stridor atau tidak
No Sound :
Sumbatan total Buka jalan nafas Ada sumbatan total atau
Pasien tidak bernafas Cek pasien bernafas/tidak tidak
Feel : Ada nafas atau tidak
Hembusan nafas Periksa hembusan nafas
Terasa atau tidak
Posisi trakes Dilihat, diraba hembusan nafas
Posisib trakea di kanan,
kiri, atau tengah
Breathing and Ventilation
Periksa/kaji implementasi Evaluasi
Look :
Kesimetrisan gerakan Lihat pergerakan dinding Simetris atau tidak
dinding dada dada
Ada tidaknya bendungan Ada tidaknya bendungan
vena jugularis Periksa vena jugularis
Jejas di dada Karakteristik jejas dan
Listen : Buka baju pasien bagian tempat
Vesikuker atas
No Sound : -
Tension Pneumotorak -
Hemotorak Cek ulang
Flail Chest Niddle Torako Cek ulang
Open Pneumotorak WSD Cek ulang
Feel : Rescue Breathing Cek ulang
Raba dinding dada Kasa 3 sisi
Perkusi : dullnes
Circulation
Periksa/kaji Implementasi Evaluasi
Ada tidak tanda dini syok Pasang infuse 2 jalur Pasang kateter
Ada tidak perdarahan :
Internal Rujuk ke OK Perdarahan internal
berhenti atau tidak
Eksternal Direct pressure, elevasi, Perdarahan eksternal
tekan nadi berhenti atau tidak
Disability
Periksa/kaji Implementasi Evaluasi
GCS Berikan rangsang suara Skor GCS
dan nyeri
Tanda Lateralisasi :
Reflex pupil Berikan rangsang cahaya Sama tidak reaksi
Kekuatan otot Angkat tangan , bila sadar pupilnya
ekstremitas ajak bersalaman + atau
LAKUKAN SESERING
MUNGKIN !!! Buat lembar observasi
Exposure
Periksa/kaji Implementasi Evaluasi
Hipotermi Ukur suhu tubuh , palpasi Ada atau tidak hipotermi
suhu kulit
Luka tersembunyi Telanjangi pasien Apakah ada atau tidak
masalah yang
mengancam ABC

A. Materi
Cedera Kepala, Cedera Thorak, Cedera Abdomen
B. TANGGAL
3 Maret 2017
C. NAMA FASILITATOR
Dr. H. Edy Yuswardi. SpB
D. DAFTAR KEYWORD YANG BELUM DIPAHAMI
Trauma Spinal, Trauma Abdomen, trauma kepala
E. KESIMPULAN
1. Cedera Kepala
Kerusakan otak akibat cedera dibagi menjadi kerusakan otak primer
dan kerusakan otak sekunder (edema otak, iskemia, infark otak). Yang
dapat menyebabkan kerusakan otak sekunder :
a. Hypovolemia > hipoksia > iskemia
b. Hiperkarbia > vasodilatasi > TIK meningkat
c. Hipoksia > iskemia
Tanda lateralisasi dari pupil dan kekuatan motoric.
Jenis perdarahan trauma kepala : ekstrakranial dan intracranial
(epidural, subdural, intra serebral)
Penanganan cederan kepala selalu ABC dulu untuk menghindari
kerusakan otak sekunder.
2. Cedera spinal
a. C1 : motoric (tetraparesis, sensorik (an-estesi seluruh tubuh
termasuk leher), otonom (pernapasan apnea, retensi urin,
neurogenic shock)
b. C6 : motoric (tetraparesis), sensorik (an-estesi seluruh tubuh
bagian lengan +), otonom (pernapasan abdominal, retensio urin,
neurogenic shock)
c. L1 : motoric (paraparesis inferior), sensorik (an-estesi tungkai),
otonom (pernafasan biasa, retensi urin
Penanganan cedera spinal : ABC dulu proteksi cervical, LSB.
3. Cedera Thorax
Bila cavum pelura tekanannya menjadi + : kolaps. Trauma thorax
yang mengancam jiwa antara lain
a. obstruksi airway, manifestasi : sesak, stridor, serak > intubasi
b. open pneumotoraks : udara pilih masuk lewat lubang (gangguan
ventilasi) > segera pasang pipa toraks WSD
c. tension pneumotoraks : deviasi trakea, vena leher distensi, syok >
dekompresi, nidle torakosintesis
d. flail chest + kontusio paru : ekspirasi paradoksal, yang lebih penting
kontusio parunya, harus monitor Airway breathing > jaga airway,
monitor PO2 dan PCO2, O2 10%, ventilasi tambahan jika
diperlukan
e. massif hematotoraks : bila 1500 cc pada initial dan bila > 200
cc/jam > chest tube, bila massive dengan torakotomi.
f. tamponade jantung : distensi vena leher, bunyi jantung jauh, nadi
kecil, cepat > pasang EKG, darah tidak beku.
4. Trauma Abdomen
Syok hemoragik > sumber perdarahan (toraks, abdomen, pelvis, femur,
retroperitoneal
Organ Abdomen : Solid dan Berongga
Trauma tajam : tembus, tusuk, tembak, High Velocity atau Low
Velocity.
Trauma Tumpul : benda keras, handle bar injury.
Organ intraperitoneal : solid dan berongga
Organ retroperitoneal : solid dan berongga
Cedera organ intraperitoneal :
- Solid : hepar
- Berongga : lambung, rectum, peritonitis umum : nyeri, defans,
nyeri tekan, nyeri lepas, pekat hepar.
A. JUDUL
Biomekanika Trauma
B. TANGGAL
7 Maret 2017
C. NAMA FASILITATOR
Irawan Danismaya S.Kep., Ners., M.Kep
D. KEYWORD YANG BELUM DIPAHAMI
Masih belum bisa membedakan cedera yang akan diderita pasien
bila mengalami tabrakan dari arah depan, samping, dan belakang
E. KESIMPULAN
Biomekanika trauma : bio (hidup), mekanik (energy), trauma (cedera).
Jadi pengertian biomekanika trauma adalah uraian mekanisme cedera yang
mengenai tubuh individu akibat suatu energy tertentu.
Bentuk dasar energy yang menimbulkan cedera adalah mekanik,
panas, kimia, elektrik, radiasi.
Trauma yang dialami oleh korban di pengaruhi oleh besarnya energy,
arah energy dan bagian yang terkena trauma. Trauma yang dialami oleh
pengendara mobil jika terjadi tabrakan depan adalah cedera karena tahanan
sabuk pengaman. Jika tidak menggunakan sabuk pengaman maka bisa
terjadi patah tulang paha, dislokasi sendi panggul karena benturan pada
dashboard. Jika terjadi tabrakan dari belakang, bisa menyebabkan
hipertekstensi leher. Jika terjadi dari samping akan menyebabkan fraktur
servikal, fraktur iga, trauma paru.
Kerusakan korban yang tersiram cairan kimia lebih berbahaya yang
bersifat basa, karena basa bisa menembus lapisan lemak sedangkan asam
tidak bisa menembus lapisan lemak.
A. Materi
Karakteristik Bencana dan Disaster Manajemen Basic Concept
B. NAMA FASILITATOR
Erna Safariyah, Skep., Ners., MKep
C. KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
populasi terbesar ke 4 di dunia. Indonesia merupakan negara yang menjadi
disaster treath yaitu menjadi ancaman bencana. Jenis bencana : alam, non
alam, sosial. Bahaya (hazard) : sauatu kondisi, secara alamiah maupun
karena ulah manusia yang menyebabkan bencana. Faktor kerentanan : fisik
, sosial, ekonomi. Kemampuan (capability) : kemampuan dan potensi yang
dimiliki oleh perorangan , keluarga, dan masyarakat yang membuat
mereka mampu mencegah, mengurangi, siap siaga, menanggapi dengan
cepat arau segera pulih dari suatu kedaruratan bencana. Dimana bencana
alam yang ada di Indonesia antara lain, gunung meletus, gempa bumi,
banjir, longsor, tsunami, dll. Dikatakan sebuah bencana apabila ada
manusia menjadi korban. Terjadinya bencana jika ada ancaman atau treath
dan kerentanan, bisa berupa struktur bangunan, sehingga bisa berisiko
bencana. Bahaya bisa berpotensi menimbulkan bencana. Peran perawat di
tiap karateristik bencana tentu saja berbeda karena jenis korban pada tiap
bencanapun berbeda.
Fase bencana
1. Non disaster : melakukan mitigasi berupa mitigasi regulasi/
larangan dan peraturan serta mitigasi structural seperti
membangun DAM.
2. Pra disaster : melakukan pelatihan kesiapsiagaan bencana, early
warning system, tetapkan titik berkumpul, alur evakuasi,
system rujukan
3. Impact : tim respon, transportasi dan evakuasi, SPGDT.
4. Tanggap Darurat : tim medis datang
5. Recovery : perbaikan infrastruktur.
A. Materi
Triage
B. NAMA FASILITATOR
Erna Safariyah, Skep., Ners., MKep
C. KESIMPULAN
Prinsip Triage :
1. Sarana mengelola kesehatan
2. Memprioritaskan korban dengan harapan hidup besar
3. Berkelanjutan
4. Dinamis
Perubahan paradigma :
1. Situasi harian normal : gunakan seluruh tenaga dan alat , focus untuk
menyelamatkan nyawa
2. Rencana dengan korban massal : jumlah dan kondisi korban melebihi
kemampuan normal sehari-hari, focus menyelamatkan.
S.T.A.R.T Triage System (Simple Triage And Rapid Treatment) sederhana
dan cepat dalam pemeriksaan.
1. Minor : sedikit atau tidak membutuhkan perawatan (warna hijau)]
2. Delayed : terluka namun dapat menunggu , tidak ada anacaman jiwa
(warna kuning)
3. Immediate : terancam nyawa, segera dibantu (warna merah)
4. Hitam : harapan hidup rendah
Prinsip dasar START :
1. Memisahkan korban yang bisa berjalan dengan korban lainnya
2. Memilah korban berdasarkan fungsi kehidupannya yaitu pernapasan ,
aliran darah, dan status mentalnya.

Simple Triage and rapid treatment adalah pemilihan yang sederhana


dengan tindakan yang cepat karna hanya 3 komponen yang diperiksa yaitu
RPM (Respiration, Perfution, and Mental Statut.
A. Materi
Simulasi START Model
B. TANGGAL
2 Juni 2017
C. NAMA FASILITATOR
Irawan Danismaya S.Kep., Ners., M.Kep
D. KESIMPULAN
ALGORITMA

Datang ke lokasi kejadian dan berteriak (siapapun


yang mendengar suara saya pergi ke bendera Hijau
hijau

Menyusuri Lokasi seperti obat nyamuk


bakar

Cek Respon

Tidak ada respon Ada Respon

Cek Pernafasan

Tidak Bernafas Bernafas

Buka Jalan Hitung


Nafas Frekuensi Nafas

Bernafas Tidak >30x/menit < 30x/menit


Bernafas
Merah Cek CRT
Merah Hitam

< 2 detik , tidak takikardi >2 detik, takikardi

Cek Status Mental (Beri


Hentikan Pendarahan
instruksi sederhana)
Tidak Bisa Bisa
Merah
Hitam Kuning

Anda mungkin juga menyukai