Pertemuan Ke 6 Industri Pembuatan Asam Sulfat
Pertemuan Ke 6 Industri Pembuatan Asam Sulfat
Pertemuan ke-6
INDUSTRI PEMBUATAN ASAM SULFAT (H2SO4)
1.1. PENDAHULUAN
Asam Sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4 , merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua kepekatan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk
dalam kebanyakan reaksi kimia dan proses pembuatan. Ia digunakan secara meluas sebagai
bahan kimia pengilangan. Kegunaan utama termasuk produksi baja, memproses bijih mineral,
sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan penapisan minyak.
Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada
asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan
sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan densitas kedua cairan. Air kurang
padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi terhasil boleh
dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti:
Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam.
Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat aktif, seperti asam
sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik
yang amat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan garam garam sulfat
dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering dipakai terutama karena merupakan asam anorganik
yang agak kuat dan agak murah. Bahan ini dipakai dalam berbagai industri, tetapi jarang
muncul dalam produk akhir. Asam sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah,
pengolahan minyak, dan dalam pewarna tekstil.
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
hasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an , kebanyakan fasilitas yang baru di bangun dengan
menggunakan proses kontak dengan katalis vanadium.
Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur angsur dan
menggunakan absorpsi ganda ( juga disebut katalis ganda ) , sehingga hasilnya lebih tinggi
dan emisi SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang . Baru baru ini ,
peraturan pemerintah Amerika Serikat telah menentukan batas emisi SO2 maksimum yang
diperbolehkan dari pabrik asam dan mengharuskan semua pabrik menggunakan proses
absorbsi ganda , atau kalau tidak dilengkapi dengan system pembasuhan gas cerobong ,
sehingga tingkat emisinya setingkat dengan hasil cara pertama.
Kalor pembakaran belerang dimanfaatkan di dalam ketel uap kalor limbah atau ketel
uap dan ekonomiser guna membangkitkan uap yang dipakai untuk melebur belerang serta
untuk keperluan tenaga disekitar pabrik . Uap merupakan salah satu hasil pabrik itu. Pabrik
pabrik yang modern membangkitkan uap pada tekanan 6 MPa , lebih tinggi dari tekanan 2
MPa yang diperoleh beberapa tahun yang lalu.
Reaksi SO2 menjadi SO3 adalah suatu reaksi eksotermik yang dapat balik . Tetapan
keseimbangan 19 untuk reaksi ini dihitung dari tekanan bagian sesuai dengan hokum aksi
massa dan dapat dinyatakan sebagai :
PSO3
Kp 1
PSO2 x PO2 2
Nilai Kp telah ditentukan dari percobaan dan nilai ini atas dasar P dalam atmosfer.
Proses proses pembuatan Asam Sulfat dilakukan dengan cara :
a. Pembakaran
b. Oksidasi
c. Menaikan Tekanan
d. Absorber
e. Penguapan
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
terbakar, ia mengeluarkan nyala berwarna biru.Pada suhu bilik, sulfur adalah satu
pepejal lembut berwarna kuning terang. Walaupun sulfur adalah terkenal dengan
baunya yang tidak menyenangkan - kerap dipadankan dengan telur-telur busuk - bau
tersebut adalah sebenarnya ciri bagi hidrogen sulfida (H2S); sulfur keunsuran adalah
tidak berbau. Ia terbakar dengan nyalaan biru dan mengeluarkan sulfur dioksida, yang
dikenali kerana bau peliknya yang menyesakkan. Sulfur adalah tak larut dalam air
tetapi larut dalam karbon disulfida dan pada kadar kelarutan yang kurang sedikit dalam
pelarut organik lain seperti benzena. Keadaan pengoksidaan sulfur yang biasa
termasuk 2, +2, +4 dan +6. Sulfur membentuk sebatian stabil bersama semua unsur
kecuali gas nadir.
Sulfur dalam keadaan pepejal biasanya wujud sebagai siklik berbentuk
mahkota yang terdiri daripada molekul-molekul S8. Sulfur mempunyai banyak alotrop
selain S8. Dengan membuang satu atom daripada mahkota akan menghasilkan S7, yang
yang berperanan dalam warna kuning sulfur yang unik. Terdapat banyak lagi bentuk
cincin lain yang disediakan, termasuk S12 dan S18. Secara bandingannya, jirannya
oksigen yang lebih ringan hanya wujud dalam dua keadaan yang mempunyai
kepentingan kimia: O2 dan O3. Selenium, analog sulfur yang lebih berat boleh
membentuk cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu rangkaian polimer.
Kristalografi sulfur adalah kompleks. Bergantung kepada keadaan-keadaan
yang tertentu, alotrop sulfur membentuk beberapa struktur hablur berbeza, antara yang
paling terkenal adalah rombus dan monoklinik S8.
Suatu sifat unik ialah kelikatan sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan
kebanyakan cecair lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan rangkaian-
rangkaian polimer. Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang tertentu, kelikatan
mula menurun kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk memecahkan
rantaian-rantaian.Sulfur amorfus atau "plastik" boleh dihasilkan melalui pendinginan
segera sulfur yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x menunjukkan bahawa
bentuk amorfus mungkin mempunyai satu struktur berlingkar dengan lapan atom setiap
pusingan. Bentuk ini adalah metastabil pada suhu bilik dan ia akan beransur-ansur
kembali semula kepada bentuk hablur. Proses ini berlaku dalam tempoh antara
beberapa jam sehinggalah beberapa hari dan boleh dipantaskan dengan menggunakan
mangkin.
Adapun sifat sifat kimia dan fisika dari asam sulfat sendiri adalah sebagai
berikut :
Sifat kimia :
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air,
yang berperan sebagai basa,
HA + H2O A- + H3O+
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada
jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka
untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA
dan A terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan;
-
asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida,
HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-
bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3,
H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.Larutan asam
lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.
Sifat fisika :
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
Pembakaran
Bahan baku biasanya adalah belerang dan berbagai bijih sulfid. Oleh karena belerang
cair biasanya lebih murni dan biaya transpornya lebih murah , belerang biasanya didatangkan
dan disimpan dalam keadaan cair . zat cair itu dipompakan dalam tangki penimbunan malalui
pipa pipa berpemanas dan disemprotkan ke dalam tanur dengan menggunakan pembakar
yang hampir serupa dengan yang biasanya dipakai untuk menyuling minyak bakar.
Pengolahan Gas Bakar
Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin mengandung karbon dioksida, nitrogen
dan berbagai ketakmurnian seperti klor , arsen , fluor , sedikit debu. Arsen dan fluor hanya ada
apabila bahan yang dibakar bukan belerang unsur. Guna mencegah terjadinya korosi oleh gas
dari pembakaran , biasanya udara untuk pembakaran belerang dan oksidasi SO2 itu
dikeringkan dulu sampai kandungan airnya kurang 3 mg/m3.
Penukaran Kalor dan Pendingin
Sebelum gas itu ditumpahkan kedalam konventer tahap pertama , biasanya suhunya
diatur agar mencapai suhu minimum yang diperlukan supaya katalis dapat meningkatkan
kecepatan reaksi dengan cepat , biasanya pada suhu 425C sampai 440C. Gas itu harus
didinginkan lagi diantara tahap tahap katalis agar menghasilkan konversi yang tinggi.
Konventer
Konversi Kimia sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida dirancang untuk menghasilkan
konversi maksimum dengan memperhatikan bahwa :
1. Keseimbangannya merupakan fungsi kebalikan suhu dan fungsi langsung rasio
oksigen terhadap sulfur dioksida.
2. Laju reaksi merupakan fungsi langsung suhu
3. Komposisi gas dan banyaknya katalis mempengaruhi laju konversi dan kinetika
reaksi
4. Penyingkiran sulfur trioksida yang terbentuk sehingga lebih banyak sulfur
dioksida dapat dikonversi
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
Sudah sejak lama diketahui bahwa asam sulfat dengan konsentrasi 98,5 persen 99
persen merupakan bahan yang paling efisien untuk digunakan sebagai penyerap sulfur
trioksida, mungkin karena asam dengan konsentrasi tersebut mempunyai tekanan uap yang
jauh lebih rendah dari kosentrasi konsentrasi lainnya. Asam dengan konsentrasi tersebut
digunakan pada absorber antara dan absorber akhir. Untuk menyerap SO3 secara hampir
sempurna, sebelum gas yang telah terkonversi sebagian itu masuk kembali ke dalam konvertor
dan gas limbah dibuang ke udara. Dalam hal ini, air tidak dapat digunakan karena kontak
langsung antara sulfur trioksida dan air akan menghasilkan kabut asam yang hampir tidak
mungkin diabsorbsi. Oleh karena asam penyerap itu terus menjadi lebih pekat, maka harus
disediakan fasilitas untuk menyerap bagian asam yang keluar dari absorber yang akan
diresirkulasikan. Asam resirkulasi ini diencerkan dengan menambahkan asam sulfat encer atau
air dalam jumlah yang diperlukan, sehingga mendinginkan asam penyerap, dan kelebihan
asam yang ada dikeluarkan dari system untuk kemudian dijual.
Blower
Blower digunakan untuk menghembuskan udara atau gas yang mengandung belerang
melalui peralatan pengolahan. Blower ini ditempatkan di dalam aliran sehingga dapat
menangani udara atau gas yang mengandung sulfur dioksida.
Pompa Asam
Pompa biasanya dibenamkan di dalam tangki pompa yang terbuat dari baja berlapis
bata yang terdapat di dalam daerah proses. Pompa ini dapat digerakkan dengan motor listrik
atau turbin uap.
Pompa Belerang
Digunakan untuk memompakan belerang dari sumur penimbunan ke dalam atomizer
dan pembakar belerang. Pompa ini mempunyai pipa pipa penyaluran luar bermantel uap,
sehingga belerang tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur belerang adalah 115
C.
Pendingin Asam
Asam yang disirkyulasikan pada menara absorbsi harus didinginkan untuk
mengeluarkan kalor absorbsi dan kalor sensible gas masuk. Asam yang disirkulasikan pada
menara pengering harus pula didinginkan untuk mengeluarkan kalor pengenceran dan kalor
kondensasi kelembapan yang terdapat di dalam gas atau udara masuk.
Pemurnian Gas
Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida yang tidak murni, misalnya gas yang
keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan bijih besi dan proses proses lain, biasanya
mempunyai ketel kalor limbah. Presipitator elektrostatik untuk pengumpulan debu, menara
pembasuh dan pencuci, dan akhirnya presipitator elektrostatik untuk pemisahan kabut asam
seerta sisa debu dan uap. Sesudah itu, gas siap untuk masuk ke dalam menara pengering.
Bahan Konstruksi
Dalam system pemurnian gas, baja digunakan untuk menangani gas sulfur dioksida
yang mempunyai suhu di atas titik embun asam. Untuk suhu di bawah titik embun dan untuk
zat cair, digunakan timbale, baja berlapis timbale, dengan lapisan bata atau tidak, baja paduan
dan bahan plastic untuk kondisi operasi tertentu. Pendinginan asam lemah dalam system
pemurnian gas tidak boleh dibuat dari besi cor atau baja karena bahan ini akan terkorosi
dengan cepat.
Pemulihan Asam Sulfat Bekas Pakai
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
Sebagian besar asam sulfat yang dipakai dipulihkan untuk didaur ulangkan.asam bekas
pakai biasanya disebut dengan asam limbah. Tetapi istilah ini salah kaprah. Kebanyakan
pemakai tidak mengkonsumsi asam itu, tetapi mengencerkan atau mengkontaminasinya.
Sebagian asam ini dapat dipulihkan dan digunakan kembali dengan biaya lebih murah dari
asam perawan. Sebagian asam ini terpaksa dipulihkan karena ketentuan lingkungan atau untuk
menghidari pengeluaran biaya untuk netralisasi.
Pencemaran Oleh Belerang
Masalah pengurangan pencemaran oleh belerang dan senyawanya sudah banyak diteliti
dengan harapan bahwa pada suatu waktu nanti semua belerang itu dapat dipulihkan dan
digunakan kembali. Desulfurisasi bahan bakar biasanya menghasilkan belerang dalam bentuk
dalam hydrogen sulfide. Sulfur dioksida dari peleburan non loganm non fero atau pembakaran
bahan bakar paling ekonomis bila dipulihkan sebagai asam sulfat dan kadang kadang juga
sebagai sulfur dioksida cair, belerang, atau garam garam sulfat. Asam sulfat sudah lama
dibuat dari gas berkadar tinggi dari pabrik peleburan mempunyai penyaluran ke pasaran.
4. Kesimpulan
1. Asam Sulfat ( H2SO4 ) merupakan asam mineral yang kuat dan larut dalam air pada
semua kepekatan.
2. Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat.
3. Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam.
4. Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips.
5. Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.
6. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini
dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam
Nordhausen
7. Bahan baku pembuatan Asam sulfat adalah Belerang dan udara
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT
Pertemuan ke-6 Makalah Proses Industri Kimia
Jurusan Teknik Kimia FT Unsri Inderalaya
DAFTAR PUSAKA
Dosen : Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, DEA & David Bahrin, ST., MT