Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Laporan Praktikum ke-3

Konservasi Tanah dan Air Kelas : LNK A Pratikum1


Hari/tanggal : Kamis/ 24 Oktober 2017
Dosen : Dr. Ir. Oteng Haridjaja,MSc.
Asisten : 1. Inna Hariani. SPt, M.Si
2. Mawar K, M.Si
3. Astrina Nur I.M,si

Latihan-Latihan Soal Praktikum Konservasi Tanah dan Air

Kelompok 8

Elisa Nababan (J3M116037)


Eka Ghita Nuramanah (J3M116034)
Fadlurrohmansyah Prianto (J3M116041)
Fiha Nurfatarani (J3M116046)
Ghaluh Dea (J3M1160
Iqma Riska.S (J3M116053)
Kenia Atma.P (J3M116057)
Linda Malini (J3M116060)
Marjan Rachmawati (J3M116063)

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN

A. Diketahui : Pengukurandaripetakkecilukuran 2 x 22 m2 sebagaiberikut :


a. Tanah basahhasilerosi 200 kg, kadar air 25% (persenbobot).
b. Jumlah air padabakpenampungansedimen 200 lt (dengan 9 lubangpengeluaran
air)
c. Jumlah air pada drum penampungan air pertama 150lt pada kondisi penuh
dengan jumlah lubang air 5buah.
d. Jumlah air pada drum penampungan air kedua 50 liter pada kondisi penuh

Pertanyaan :
a. Berapajumlahbahanpadatanerosidalamkeadaantanpa air (kering) per hektar.
b. Berapajumlahaliranpermukaan per hektar.
c. Jikacurahhujansaatitusetinggi 500 mm, berapajumlah air yang
terinfiltrasikankedalamtanahdanberapapersenaliranpermukaanjikadibandingk
andengancurahhujannya.
d. Jikadalam air itumengandung 15 ppm N dan 10 ppm K,
berapajumlahunsurtersebut yang terangkutmelalui air danberapajumlah urea
dan ZK yang terbuang?
e. Jikakandungan P total dalamsedimen 25 ppm, berapajumlah P yang
terangkutmelaluitanahdanberapakah SP36 yang terangkut. Urea : 45% N,
SP36 : 36% P, ZK : 60% K.

B. Diketahui :Kebutuhanpupuk urea untukproduksitanamansebanyak 150 kg urea, kadar


N dalam air yang merupakan run off sebanyak 50 ppm. Berapapupuk yang
harusdiberikanpadatanah yang adatanamantersebut?

C. Diketahui :JumlahCadalamsedimen 75 kg/500 kg tanahbasahdengankadar air 40%.


Luaspetakanlahan ha. Berapajumlaherosidalambobotkering per
hektarnyadanberapajumlahkapur yang terangkut per
hektarjikakandunganCadalamkapur 30%.
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PERHITUNGAN

A. a) jumlah bahan padatan erosi kering per hectare


Luas petak kecil = 44 m2
Tanah Basah = 200 Kg
Kadar air = 25 %
Padatan = 75 %
Jumlah padatan = 75/100 x 200
= 150 Kg
Jumlah padatan erosi dalam 1 HA = 10000/44 x 150
= 34090.5 kg

b) jumlah Run Off = 150 lt + 5 (50) lt


= 150 +250
= 400 lt / 44 m2
= 10000/44 x 400
= 90909.09 lt/ha
c) jumlah infiltrasi jika curah hujan 500 mm dan berapa % RO juka dibandingkan
dengan
curah hujannya :
500 mm = 0.5 m
CH = 0.5 m x 44 m2
= 22 m3
= 22000 dm3
= 10000/44 x 22000
= 5000000 lt/ha

I = CH RO
= 5000000 lt 90909.09 lt
= 4909090.91 lt

% RO/CH = 90909.09/5000000 x 100


= 1.8%
d) jumlah urea dan ZK yang terbuang jika run off mengandung 15 ppm N dan 10 ppm
K
15 ppm N = 15/1000000
= 0.000015 mg/L
N = konsentrasi x RO
= 0.000015 mg/L x 90909.09 L/ha
= 13.64 x 0.000001
= 0.0000014 kg/ha
Urea = 45% N
= 0.45 x 0.0000014
= 0.000031 kg/ha
10 ppm K = 10/100000
= 0.0001 mg/L
K = konsentrasi + RO
= 0.0001 mg/L x 90909.09 L/ha
= 0.0000091 kg/ha
25 ppm P = 25/100000
= 0.00025 mg/L
ZK = 60 % K
= 0.6 x 0.0000091
= 0.000015 kg/ha

E) P = konsentrasi x RO
= 0.00025 mg/L x 90909.09 L/ha
= 0.000022 kg/ha
SP36 = 36 % P
= 0.36 x 0.000022
= 0.000061 kg/ha
B. Kebutuhan pupuk = 150 kg
Kadar N run off = 50 ppm
50 ppm = 50/100000
= 0.00005 mg/L
N = konsentrasi x RO
= 0.00005 mg/L x 90909.09 L/ha
= 0.0000045 kg/ha
Urea di Run off = 0.00001 kg/ha
Pupuk yang dibutuhkan = 150 + 0.00001
= 150.00001 kg/ha
C. Jumlah CA dalam sedimen 73/500 kg tanah basah, kadar air 40 %,
Luas petakan lahan 0.25 ha = 2500 m
Jumlah erosi dalam bobot kering = 60/100 x 500

= 10000/2500 x 300
=1200 kg/ha

Kapur = 30 % Ca
= 100/30 x 75
= 250 kg/0.25
= 10000/25000 x 250
= 1000 kg/ha
Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah akan selalu mengalami perubahan-perubahan
yaitu perubahan segi fisik, kimia ataupun biologi (Dariah dkk., 2004). Perubahan-
perubahan ini terutama terjadi karena pengaruh berbagai unsur iklim, tetapi tidak
sedikit pula yang dipercepat oleh tindakan atau perlakuan manusia. Kerusakan tubuh
tanah mengakibatkan berlangsungnya perubahan-perubahan yang berlebihan misalnya
kerusakan dengan lenyapnya lapisan olah tanah yang dikenal dengan istilah erosi tanah
(Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002). Arsyad (1989) juga mengatakan bahwa hujan
merupakan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap erosi di Indonesia,
dalam hal ini besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan
kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan
kerusakan erosi. Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang besar perannya
terhadap kejadian longsor dan erosi (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Perhitungan-perhitungan diatas menunjukan hasil hitungan mengenai erosi serta
pengaruh yg akan terjadi jika terjadi terhadap erosi tanah. Dapat kita ketahui bahwa
jumlah padatan erosi dalam 1 HA yaitu 34090.5 kg. Nilai Run off yg didapat sangat
kecil yaitu 90909.09 lt/ha, jika dibandingkan dengan curah hujan seniai 5000000 (500
mm), namun tetap saja bisa terjadi erosi, namun tidak berpotensi banjir. Air hujan yang
menjadi air limpasan permukaan adalah unsur utama penyebab terjadinya erosi. Hujan
dengan curahan dan intensitas yang tinggi, misalnya 50 mm dalam waktu singkat (<1
jam), lebih berpotensi menyebabkan erosi dibanding hujan dengan curahan yang sama
namun dalam waktu yang lebih lama (>1 jam). Intensitas hujan menentukan besar
kecilnya erosi. Curah hujan tahunan >2000 mm terjadi pada sebagian besar wilayah
Indonesia. Kondisi ini berpeluang besar menimbulkan erosi, apalagi di wilayah
pegunungan yang lahannya didominasi oleh berbagai jenis tanah. Berdasarkan
penelitian Dariah, et al (2004) di Dusun Tepus dan Laksana, Kecamatan Sumberjaya,
Kabupaten Lampung Barat pada areal perkebunan kopi, menunjukkan bahwa curah
hujan berpengaruh pada ringkat erosi tanah di mana saat curah hujan tinggi tingkat erosi
yang terjadi juga tinggi

Lukman et al (2006) mencatat beberapa parameter hidrologi tentang kejadian hujan yang
menyebabkan banjir besar itu sebagaimana pada Tabel 1.

Dari tabel di atas nampak bahwa koefisien aliran permukaan, yaitu rasio antara
kedalaman / ketebalan aliran permukaan dan ketebalan / kedalaman hujan, berkisar
antara 0,72 0,81. Itu artinya sekitar 70 80 % hujan bertransformasi menjadi aliran
permukaan (run off) dan hanya sekitar 20 30 % yang terinfiltrasi ke dalam tanah
menjadi aliran permukaan (interflow) maupun mengalami perkolasi dan mengisi air
tanah (ground water). Dari data itu dapat juga diduga bahwa ketika musim kemarau
aliran dasarnya (base flow) akan rendah, karena sumber untuk aliran dasar itu (yang
berasal dari air yang terinfiltrasi) relatif rendah.

Erosi dapat mengurangi kesuburan tanah karena ketika terjadi erosi, air yang mengalir
dengan deras di permukaan tanah akan juga mengikis permukaan tanah yang banyak
mengandung nutrisi yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan
seperti unsur hara dan kandungan nitrogen. Kandungan-kandungan tersebutlah yang
menentukan tingkat kesuburan suatu lahan disamping juga kandungan airnya, tetapi
kandungan unsur hara dan nitrogen sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu
tumbuhan dan ketika kandungan-kandungan tersebut tidak ada, tumbuhan tidak akan
bisa hidup dengan normal walaupun banyak sekali persediaan air. Pada perhitungan air
hujan mengandung zat kimia seperti N & K, sehingga tanah dapat kehilangan mineral
dari pupuk urea & ZK. Pada perhitungan didapat bahwa tanah kehilangan urea
sebanyak 0.0000014 Kg/ha, ZK yg terbuang sebanyak 0.000015 kg/ha, dan nilai P yg
hilang sebanyak 0.000061 kg/ha, setra kehilangan kapur sebanyak 1000kg/ha dari erosi.
Untuk memenuhi kembali kadar N pada tanah setelah erosi, maka dibutuhkan kembali
pupuk sebanyak 150.00001 kg/ha.

Kesimpulan
Dapat di ambil dari praktikum kali ini, mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan
perhitungan2 mengenai erosi, seperti jumlah run off, jumlah infiltrasi, dan
sebagainya.mahasiswa juga dapat mengtahui cara pengambilan data & pengukuran volume
parit & nilai erosi, baik di laboratorium maupun di lapang.
Daftar Pustaka

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Dariah. A., F. Agus., S. Arsyad., Sudarsono., dan Maswar. 2004. Erosi dan Aliran Permukaan
pada Lahan Pertanian Berbasis Tanaman Kopi di Sumberjaya Lampung Barat. Jurnal
Agrivita. Vol 26. No. 1, p 54-61.

Kartasapoetra, A.G, dan M.M. Sutedjo. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta

Sutedjo, M.M., dan A.G Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Bineka Cipta.
Jakarta.

Lukman, Sulastri, D.S. Said, T. Tarigan, & T. Widianto. 2006. Prosiding Seminar Nasional
Limnologi 2006 Pengelolaan Sumberdaya Perairan Darat secara terpadu di
Indonesia. Pusat Penellitian Limnologi-LIPI. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai